• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berpikir pada pembelajaran (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Berpikir pada pembelajaran (2)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Paper:

“Berpikir”

Disusun Oleh :

Tosan Ahmad Garditama 20140530135 Dea Tiara Sandinia Amri 20140530139

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pengembangan pola pikir positif dikalangan mahasiswa sangat penting, karena dengan pola pikir positif mahasiswa akan melihat segala sesuatu selalu bernilai guna. Pola pikir positif juga menjadi modal dasar membentuk kepribadian baik dan menimbulkan daya kreativitas, meskipun setiap orang bukanlah orang yang pintar, tetapi setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat menggunakan strategi yang sama seperti yang digunakan oleh para ilmuan-ilmuan dunia seperti Plato, dan Phytagoras untuk memanfaatkan kreatifitas berpikir dan pola pikir positif untuk mengatur masa depan agar lebih baik. Strategi-strategi yang mendorong cara berpikir seseorang agar lebih produktif.

Sayangnya dengan adanya upaya pengembangan pola pikir positif juga diimbangi dengan merebaknya penyimpangan berpikir yang terjadi di lingkungan masyarakat. Perilaku agresif yang terjadi di kalangan masyarakat akhir-akhir ini menunjukkan gejala yang memprihatinkan, secara kualitas maupun kuantitas telah terjadi loncatan yang begitu tajam. Tindak agresif yang dilakukan bukan hanya terjadi secara musiman, melainkan sudah menjadi kebiasaan, bahkan terencana. Bentuk perilaku agresif amatlah beragam, mulai dari perkelahian, pengrusakan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan tindak kriminal lainnya. Berkowitz (1995) mengatakan agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun psikis. Untuk menjelaskan faktor dasar yang menjadi penyebab munculnya perlaku agresif dapat ditinjau dari beberapa pendekatan. Baron & Byrne (1997) mengelompokkan agresi menjadi tiga pendekatan, yaitu: pendekatan biologis, pendekatan eksternal, dan pendekatan belajar.

(3)

LSM, pendidik, ibu rumah tangga. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Penyimpangan Bepikir Itu? 2. Apakah Psikopat Itu?

3. Bagaimana Ciri-ciri Psikopat?

4. Faktor Apa Saja yang Menyebabkan Penyimpangan Berfikir? 5. Bagaimana Cara Meluruskan Penyimpangan Berpikir Tersebut?

C. TEORI

A. Berpikir

Menurut (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) Berpikir adalah Berkembangnya ide dan konsep yang berlangsung melalui proses yang saling berhubungan antara bagian-bagian informasi di dalam diri seseorang. Floyd L. Ruch (dalam jalaluddin Rakhmat, 2011:67) Berpikir merupakan manipulasi unsur lingkungan dengan menggunakan lambang sehingga tidak perlu melakukan kegiatan yang tampak. Taylor et al (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2011:67) Thinking is a inferring process. Berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117).

(4)

kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.

B. Proses Berpikir

Pada dasarnya proses berpikir ada tiga langkah, yaitu: 1. Pembentukan Pengertian

pengertian di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:

a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis dengan memperhatikan unsur-unsurnya satu demi satu. Misalnya pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya:

1) Manusia Indonesia, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang, berambut hitam dan sebagainya.

2) Manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka dan sebagainya.

3) Manusia Negro, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit htam, berambut hitam kriting, bermata hitam melotot dan sebagainya.

4) Manusia Cina, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit kuning, berambut hitam lurus, bermata hitam sipit dan sebagainya.

b. Membandingkan ciri-ciri yang sama atau yang tidak sama, mana yang selalu ada atau yang tidak selalu ada, mana yang hakiki atau yang tidak hakiki.

c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.

2. Pembentukan Pendapat

Membentuk pendapat adalah menghubungkan dua buah pengertian atau lebih. 3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemikiran untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.

C. Berpikir kreatif

(5)

berpikir kreatif, ada beberapa tingkatan sampai seseorang memperoleh sesuatu hal yang baru atau pemecahan masalah.

Tingkatan-tingkatan itu adalah: 1. Persiapan (preparation)

Yaitu tingkatan seseorang memformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru.

2. Tingkat inkubasi

Yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa sesorang, karena individu tidak sengaja memperoleh pemecahan masalah.

3. Tingkat pemecahan atau iluminasi

Yaitu tingkat mendapatkan pemecahan masalah, orang mengalami “Aha”, secara tiba-tiba memperoleh pemecahan tersebut.

4. Tingkat evaluasi

Yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak. Apabila tidak cocok lalu meningkat pada tingkat berikutnya.

5. Tingkat revisi

Yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan yang diperolehnya. Orang yang berpikir kreatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks

2. Mempunyai psikodinamika yang kompleks, dan mempunyai skope pribadi yang luas. 3. Dalam jugment-nya lebih mandiri.

4. Dominan dan lebih besar pertahanan diri (moreself-assertive). 5. Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol.

(6)

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar diperguruan tinggi berpikirlah secara nalar sehat. Menurut Kardimin (2013 : 96). Berpikir dengan nalar dan sehat dapat dilakukan dengan cara, menempuh hal-hal sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis. Sebuah keterangan yang belum pasti hendaknya jangan dipercayai begitu saja. Adakan checking terhadap pendapat sendiri.

2. Berpikir Sebelum bertindak untuk membuat pertimbangan manfaat dan madharatnya. 3. Pandangan harus luas dengan pikiran sendiri, waspada dengan prasangka-prasangka

sendiri. Jangan cepat menganggap benar apa yang anda sukai dan menolak yang dibenci. 4. Pikirkankan dua kali, jangan gegabah menarik kesimpulan atau mengemukakan pendapat

yang seakan-akan merupakan kebenaran mutlak.

5. Bersikap terbuka, mungkin suatu pendapat perlu dikoreksi atau ditinggalkan sama sekali atas dasar informasi baru.

6. Pikirkan sesuatu untuk jangka panjang.

7. Bersikap optimis, mencari segi positif dalam segal hal dan mendiskusikan dengan pola pikir sendiri, dan tampil simpatik pada orang lain.

8. Bersikap jujur, orang dapat belajar banyak hal dari kesalahan sendiri asal disadari dan diakui.

9. Bekerja dan berpikir secara teratur dan terencana.

Itulah gambaran tentang berpikir positif secara optimal dalam rangka membentuk kepribadian yang unggul.

E. Hambatan-hambatan dalam proses berpikir

Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berpikir diantaranya yaitu:

1. Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh

2. Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir.

3. Gangguan-gangguan dari lingkungan yang membuyarkan fokus pikiran. 4. Banyak pilihan kemungkinan

BAB II

(7)

A. Penyimpangan Berpikir

Penyimpangan berpikir adalah kekacauan pikiran dalam proses pembentukan pengertian, pembentukan pendapat atau pada penarikan kesimpulan pada saat proses berpikir. Hal ini disebabkan beberapa faktaor, termasuk faktor hambatan. pemikiran-pemikiran yang menyebabkan gangguan mental, tekanan bati, stres dan banyak lagi. Teori distorsi kognitif yang dikemukakan oleh Aaron Beck . Distortive thinking berarti penyimpangan berpikir yang menjerumuskan dalam banyak kondisi negatif.

Pertama, kita punya personalisasi, menganggap segala sesuatunya personal. Saat seorang menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan anda, anda tidak menganggapnya sebagai feedback untuk perbaikan pemikiran anda, namun malah menganggapnya “serangan pribadi”, dan mulai berpikir bahwa orang yang bertentangan itu membenci anda. Kemudian adalah mind-reading, atau menganggap anda bisa membaca pikiran. Dalam proses berpikir personal, sering kali anda takut mengemukakan pendapat karena begitu yakinnya orang lain tidak akan menyukai atau akan menanggapi pemikiran anda dengan negatif. dan sudah jelas hal ini menghambat proses kreatif dalam pikiran anda.

Berikutnya menarik kesimpulan. Menyimpulkan adalah sebuah skill yang sangat penting dalam berpikir, namun sebelum mengambil sebuah kesimpulan, anda wajib mendengarkan dengan teliti dan menganalisa setiap aspeknya. Menyimpulkan merupakan proses proses akhir dari berpikir (personal atau kelompok), sehingga jika anda menyimpulkan di awal, itu namanya sok tahu, terhesa-gesa, dan cari masalah tentu saja. Over generalisasi adalah cara berpikir lain yang sangat tidak sehat. Dalam bab berikutnya saya akan menyampaikan bagaimana menangkap ide dan pendapat yang berusaha orang lain sampaikan secara mendetail, arif dan jernih. Melakukan generalisasi bukanlah hal yang baik (setidaknya anda pastikan dulu batasan penyampaian orang lain). Sedangkan dalam proses berpikir personal, jika anda melakukan generalisasi, anda akan kehilangan detail yang dibutuhkan, dan banyak aspek serta komponen akan terbuang

(8)

negatif. Hal ini akan menurunkan kualitas pemikiran anda, mengurangi nilai analisis yang bisa anda lakukan, dan tentu saja akhirnya akan mengurangi hasil pemikiran anda. Gangguan berikutnya adalah panik berlebih, saat menerima informasi yang agaknya buruk, anda bersikap seolah dunia akan kiamat, panik dan ketakutan tidak jelas. Jika hal ini terjadi, maka dampaknya adalah, pikiran anda akan kehilangan kejernihanya, otak memproduksi gelombang bheta yang tinggi, sehingga kreatifitas anda dalam mencari solusi atau menemukan ide berupa pemecahan akan tersumbat (kreatifitas muncul jika otak memproduksi gelombang alpha atau gelombang di bawahnya, bukan bheta).

B. Psikopat

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Pengidapnya juga sering disebut sebagai Sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat adalah bentuk kekacauan mental yang ditandai tidak adanya integrasi pribadi, orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan hukum. karena sepanjang hayatnya dia hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut “orang gila tanpa gangguan mental”.

Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan karena, harus melalui proses panjang dan sulit. Diagnostik sahih mesti disimpulkan setelah usia orang yang dicurigai lebih dari 18 tahun,” papar dr. Suryantha Chandra, Sp.KJ, kepala Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta. Psikopat berbeda dengan orang normal dan berbeda dari pelaku kriminal yang ‘normal’. Tidak hanya berbeda karena tindakannya tetapi berbeda secara emosi, motivasi, dan proses berpikir. Pertama, perilaku mereka bukan sekedar perilaku impulsif, tetapi hampir tanpa motivasi atau dimotivasi oleh tujuan yang tidak dimengerti. Kedua, psikopat mempunyai emosi yang dangkal yang awalnya dikenali sebagai kenakalan remaja dan gangguan kepribadian antisosial (emosi dangkal, gampang meledak-ledak, tak bertanggungjawab, berpusat pada diri sendiri, serta kekurangan empati dan rasa sesal).

(9)

Ciri-ciri yang ditunjukan oleh pengidap penyimpangan berpikir adalah : 1. Sering berbohong, fasih, dan dangkal.

2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.

3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah.

4. Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.

5. Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat

6. Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada bedanya.

7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.

8. Sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan..

9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka

10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh.

11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.

12. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak-anak yang lain.

(10)

D. Faktor Penyebab Penyimpangan Berpikir

Sampai saat ini, banyak penelitian yang mendukung berbagai aspek penyebab penyimpangan berpikir, antara lain :

1. Kelainan di otak Hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural dan kelainan otak. (Pridmore, Chambers & McArthur 2005).

2. Lingkungan, Mereka yang berkepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. (Kirkman, 2002).

3. Kepribadian sendiri, Adanya korelasi antara perilaku orang-orang dengan sindrom psikopat, dengan skor yang

4. Adanya Hambatan Berpikir

E. Cara Meluruskan Penyimpangan Berpikir

Sebagai kelainan kepribadian atau penyimpangan pribadi, psikopat yang belum bisa dipastikan penyebabnya, Psikopat belum bisa dipastikan bisa disembuhkan atau tidak. Menurut Tieneke, perilaku psikopatik biasanya muncul dan berkembang pada masa dewasa, mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau sekitar usia 50 tahun-an lantas perlahan memudar.

(11)
(12)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berpikir merupakan hasil dari aktifitas kerja otak dengan melibatkan pribadi manusia seperti perasaan dan kehendak. Atau dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan masalah (finishing position) goal state. Pada hakikatnya bepikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan mahkluk lain. Berpikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Berpikir lebih luas dari sekedar bernalar.

Psikopat adalah salah satu bentuk penyimpangan berpikir, penyimpangan berpikir ini disebabkan kekacauan pada proses berpikir dalam tahap pembentukan pengertian, pendapat dan pada tahap penarikan kesimpulan. Tetapi pada kasus psikopat tersendiri disebabkan trauma mendalam karena kejadian- kejadian yang dialami dimasa lalu, yang menjerumuskan dalam banyak kondisi negatif

(13)

Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Atkinson, Rita L. dkk. 1991, Pengantar Psikologi, Jakarta, Erlangga

Kardimin, 2013, Maximize Your Learning Habit, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Munandar, Utami S C, 1992, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta, Gramedia

Rakhmat, Jalaluddin, 2011, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya Sujanto, Agus, 2004, Psikologi Umum, Jakarta, Bumi Aksara

Sumber Internet :

Aditya Eka Prawira 22 Juli 2013 Tulisan Tangan Terlalu Rapi, Bisa Jadi Psikopat! Liputan6.com.htmb Diakses pada tanggal 24 September 2014 Pukul 17:38 WIB

Aditya Revianur Senin, 9 Juli 2012 PK Ryan 'Jombang' Ditolak - Kompas.com.htm Diakses pada 24 September pukul 16.48 WIB

Muhammad Baitul Alim. 3 Agustus 2009 “Pengertian Ilmu Psikologi” http://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110. Diakses pada tanggal 20 September 2014 Pukul 16:20 WIB

Quick Cms Sekilas Tentang Psikopat - Psikoterapis.Com.htm Diakses pada 24 September pukul 16.40 WIB

(14)

Yogi Gustaman Kamis, 22 September Ryan Jagal Jombang 100 Persen Saya Psikopat -Tribunnews.com.htm Diakses pada 24 September pukul 16.42 WIB

1 October 2013DuniaFitnes.com Diakses pada 24 September pukul 16.34 WIB

PsikopatKamus Kesehatan _ Kamus Kesehatan.htm Diakses pada 24 September pukul 16.45 WIB

Jum'at, 26 April 2013 Mengapa Manusia Bisa Menjadi Psikopat _ -teknologi- _ Tempo.co.htm Diakses pada 24 September pukul 16.51 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini dengan banyaknya kafe-kafe yang bermunculan dan menawarkan hal-hal yang menarik konsumen membuat Espresso harus mampu mempertahankan keunikan dan nilai

Penelitian ini menggunakan analisa Indeks Williamson (IW) dan analisa tipologi daerah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) dengan analisa IW di Kabupaten Gresik

Pada Blok ini mahasiswa akan mempelajari tentang health, holism and the individual, nursing, healing, caring, siklus kehidupan manusia, prefessional, acountability and

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas menunjukkan bahwa Nilai Fsebesar 72,811 dengan tingkat probabalitas signifikan sebesar 0,00 dan nilai

Pada sistem penimbangan tandan buah segar (TBS) yang akan di timbang dapat di lakukan dengan mengangkut tandan buah segar (TBS) dari kebun dengan menggunakan truk ataupun traktor

Gambar 4.6 Perbandingan kemampuan kinerja siswa pada self assessment, penilaian observer, dan peer assessment dalam tahapan persiapan praktikum .... 60 Gambar 4.7

Multimedia pembelajaran berbasis macromedia flash terbutkti efektif digunakan sebagai sumber belajar mandiri oleh peserta didik dan memiliki

Penelitian ini membahas tentang karakteristik pengguna sepeda; karakteristik jalan berupa fungsi jalan,,lebar jalan,jumlah lajur,lebar bahu jalan; serta karakteristik