• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kapasitas Tingkat Pelayanan Kin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kapasitas Tingkat Pelayanan Kin"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN

Adhi Muhtadi

ABSTRAK

Pada saat ini kemacetan sering kali timbul di kota-kota besar di negara kita karena semakin banyaknya jumlah kendaraan yang lewat sehingga mempengaruhi dari kapasitas jalan yang direncanakan sebelumnya. Kota Jombang merupakan kota pesantren yang cukup besar. Sehingga menimbulkan daya tarik bagi orang islam untuk melakukan perjalanan ke daerah tersebut. Salah satunya di Jalan Raya Peterongan jombang, yang semakin lama kinerja ruas jalan dari jalan tersebut akan semakin tidak stabil.

Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kinerja ruas jalan tersebut. Pada kondisi Existing Jalan Raya Peterongan lebar efektif jalur lalu lintas 7,50 m terdiri dari 2 lajur 2 jalur dan tidak menggunakan median jalan kemudian diadakan pelebaran sehingga lebar efektif jalur lalu lintas yang baru menjadi 10 m terdiri dari 4 lajur 2 jalur dan menggunakan median jalan.

Dari hasil Penelitian pada Jalan Raya Peterongan tersebut mengalami kenaikan dari segi kapasitas jalan yang semula 3144 smp/jam menjadi 6224 smp/jam, tingkat pelayanan jalan yang semula termasuk dalam kategori pelayanan C menjadi kategori pelayanan A, kinerja ruas jalan yang semula tidak stabil menjadi stabil dan jalan peterongan yang ada mediannya lebih rendah kepadatan arus lalu lintasnya daripada yang tidak ada mediannya.

Kata kunci: kapasitas, tingkat pelayanan, kinerja, median

PENDAHULUAN

Jalan Raya Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang adalah jalan utama yang menghubungkan kota besar seperti Mojokerto, Surabaya dengan kota-kota bagian timur propinsi Jawa Timur. Dari kondisi tersebut akan terjadi pergerakan orang, barang dan jasa yang tinggi di Jalan Raya Peterongan, sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas pada waktu-waktu tertentu. Mengingat tingginya tingkat perjalanan yang terjadi seringkali menimbulkan permasalahan lalu lintas pada ruas jalan ini, yang sebelumnya hanya terdiri dua lajur lalu lintas saja.

Sebagai jalan penghubung utama, Jalan Raya Peterongan dituntut untuk melakukan perbaikan dan pembangunan prasarananya. Berdasarkan kondisi tersebut Jalan Raya Peterongan telah mengalami perbaikan dan pembangunan, antara lain: pelebaran jalur lalu lintas (menjadi empat jalur), pembangunan fasilitas bagi pejalan kaki dan pembangunan median sebagai pemisah bagi dua arus lalu lintas yang berlawanan arah.

(2)

Permasalahan

1. Bagaimana kapasitas jalan tersebut sebelum dan setelah pelebaran serta pembangunan median?

2. Bagaimanakah tingkat pelayanan jalan tersebut pada waktu puncak kepadatan lalu lintas sebelum dan setelah pelebaran serta pembangunan median ?

3. Bagaimana kinerja Jalan Peterongan sebelum dan sesudah pelebaran dan pembangunan median jalan

4. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya median terhadap kinerja ruas jalan tersebut?

TINJAUAN PUSTAKA Kapasitas Jalan

Dalam pengendalian arus lalu lintas, salah satu aspek yang penting adalah kapasitas jalan serta hubungannya dengan kecepatan dan kepadatan. Kapasitas didefinisikan sebagai tingkat arus maksimum dimana kendaraan dapat diharapkan untuk melalui suatu potongan jalan pada periode waktu tertentu untuk kondisi lajur/jalan, pengendalian lalu lintas dan kondisi cuaca yang berlaku.

Nilai kapasitas dihasilkan dari pengumpulan data arus lalu lintas dan ndata geometrik jalan yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Untuk jalan dua lajur – dua arah penentuan kapasitas berdasarkan arus lalu lintas total, sedangkan untuk jalan dengan banyak lajur perhitungan dipisahkan secara per lajur.

Persamaan untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut:

Dimana :

C : Kapasitas (smp/jam)

CO : Kapasitas dasar (smp/jam)

Fcw : Faktor penyesuaian lebar jalan

FCsp : Faktor penyesuaian pemisah arah

FCsf : Faktor penyesuaian hambatansamping dan bahu jalans

Adapun nilai variabel-variabel yang termasuk dalam kapasitas, antara lain: 1) Faktor kapasitas dasar (Co) ditunjukkan dalam tabel 2.6 berikut ini :

Tabel 1.Kapasitas Dasar jalan Antar Kota Tipe Jalan/

Tipe Alinyemen

Kapasita Dasar (smp/jam)

Keterangan

4 lajur terbagi

 Datar

 Berbukit

 Pegunungan 4 lajur tak terbagi

 Datar

 Berbukit

 Pegunungan 2 lajur tak terbagi

 Datar

 Berbukit

 Pegunungan

1900 1850 1800 1700 1650 1600 3100 3000 2900

Per lajur

Per lajur

(3)

Sumber: MKJI (1997)

2) Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisah arah (FCSP) tercantum pada tabel 2.7 berikut ini :

Tabel 2.Penyesuaian Kapasitas akibat pemisah Arah

Pemisah arah SP % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 – 35 70 - 30

Dua – lajur (2/2) 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88

Empat – lajur (4/2) 1,00 0,975 0,95 0,925 0,90 Sumber : MKJI (1997)

3) Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas (FCw) ditunjukkan dalam tabel 2.8 dibawah ini :

Tabel 3.Penyesuaian Kapasitas akibat Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas

Tipe Jalan Lebar Efektif Jalan FCw

Empat - lajur Terbagi Enam - lajur Terbagi

Per lajur Empat – lajur tak terbagi Per lajur

3,00 Dua – lajur Tak terbagi Total kedua arah

5 Sumber : MKJI (1997)

4) Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping

Tipe jalan Kelas hambatan jalan

Faktor penyesuaian akibat hambatan samping (FCSF)

Lebar bahu efektif (Ws)

≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0

(4)

DS = Q/C Kinerja Ruas Jalan

Kinerja ruas jalan digunakan untuk mengevaluasi permasalahanm lalu lintas pada suatu jalan. Kinerja jalan digambarkan berdasarkan kondisi kestabilan jala, waktu tempuh bagi kendaraan untuk melewati segmen jalan tersebut, tingkat kejenuhan lalu lintas pada segmen jalan dan kecepatan bebas setiap kendaraan dalam melalui segmen. Beberapa kinerja ruas jalan diterangkan sebagai berikut:

1. Nisbah Volume dan Kapasitas

Tabel 5. Nilai NVK

NVK Keterangan

< 0,8 0,8 – 1,0

> 1,0

Kondisi stabil Kondisi tidak stabil

Kondisi kritis Sumber: Tamin & Nahdalina (1998)

2. Kecepatan Perjalanan Rata-rata 3. Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan merupakan indikator yang mencakup gabungan dua parameter yaitu tingkat kejenuhan dan kecepatan arus bebas.

 Derajat Kejenuhan

Dimana ; DS = Derajat Kejenuhan Q = Volume Lalu lintas C = Kapasitas

 Kecepatan Arus Bebas

Besarnya kecepatan arus bebas dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

FV : Kecepatan arus bebas (km/jam)

FVo : Kecepatan arus bebas dasar (km/jam)

FVw : Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas

FFVSF : Faktor penyesuaian akibat hambatan samping

FFVRC : Faktor penyesuaian akibat tata guna lahan

Berdasarkan parameter tersebut tingkat pelayanan jalan dapat diketahui kategori pelayanan segmen jalan itu. Secara umum tingkat pelayanan dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Indeks Tingkat Pelayanan A b. Indeks Tingkat Pelayanan B c. Indeks Tingkat Pelayanan C d. Indeks Tingkat Pelayanan D e. Indeks Tingkat Pelayanan E

f. Indeks Tingkat Pelayanan F

Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan kategori tingkat pelayanan ruas jalan.

(5)

Tabel 6. Indeks Pelayanan Berdasarkan Kecepatan Rata-rata

Kelas Arteri I II III

Kecepatan (km/jam) 72 – 56 56 – 48 56 - 40

ITP Kecepatan perjalan rata-rata (km/jam)

A B C D E F

≥ 56 ≥ 45 ≥ 35 ≥ 28 ≥ 21 < 21

≥ 48 ≥ 38 ≥ 29 ≥ 23 ≥ 16 < 16

≥ 40 ≥ 31 ≥ 21 ≥ 15 ≥ 11 < 11 Sumber: Tamin & Nahdalina (1998)

Tabel 7. Indeks Pelayanan Berdasarkan Kecepatan arus Bebas Dan Tingkat kejenuhan Lalu Lintas

Tingkat pelayanan % dari kecepatan bebas Tingkat kejenuhan A

B C D E F

≥ 90 ≥ 70 ≥ 50 ≥ 40 ≥ 33

< 33

≥ 0,35 ≥ 0,54 ≥ 0,77 ≥ 0,93 ≥ 1,0

< 1,0

Sumber: Tamin & Nahdalina (1998) METODE PENELITIAN

Permasalahan

Pengumpulan Data Studi Literatur

Geometrik Jalan Kapasitas Jalan

Jenis Hambatan Samping Tingkat Pelayanan

Volume Lalu Lintas Kinerja Jalan

Jenis Kendaraan

Analisa Pembahasan

Geometrik Jalan, Volume Arus Lalu Lintas, Komposisi Kendaraan, Hambatan Samping, Kapasitas Jalan, Tingkat Pelayanan, Kinerja Jalan,

dan Pengaruh Pembuatan Media Jalan

Kesimpulan dan Saran

(6)

Bahu jalan

Bahu jalan Lebar efektif jalur lalu lintas

3,75

7,50 3,75

3,50 2,50

Lokasi Dan Waktu Survei

Lokasi survei berada ditengah-tengah segmen jalan yang diamati, tepatnya pada ruas jalan, kelurahan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Survei volume lalu lintas dilaksanakan selama tiga hari, diambil pada kondisi yang mewakili hari biasa dan yang mewakili hari sibuk, yaitu Minggu, Senin, dan Selasa. Waktu survei dimulai pada pukul 06.00 WIB, selama 24 jam.

Survei Geometrik Jalan

Survei Geometrik jalan merupakan bagian dari survei jalan yang dititik beratkan pada fisik jalan. Elemen dari survei geometrik jalan adalah:

 Alinyemen jalan

 Penampang melintang jalan

Menentukan Volume Jam Puncak

Survei volume lalu lintas merupakan pencatatan jumlah kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut per 15 menit, selama tiga hari. Kemudian dari data survei lalu lintas tersebut dilakukan perhitungan rata-rata arus lalu lintas dari tiga hari pengamatan. Selanjutnya untuk menentukan volume lalu lintas maksimum di jalan Peterongan, dibuat gambar jumlah arus lalu lintas pada waktu yang ditinjau berdasarkan data arus lalu lintas rata-rata.

ANALISA DAN PEMBAHASAN Data Geometrik Jalan

Segmen Jalan Raya Peterongan adalah jalan yang menghubungkan Jombang dengan Mojokerto. Dari penelitian yang telah kami lakukan didapatkan data sebagai berikut: Kondisi Jalan Peterongan sebelum pelebaran dan perbaikan (kondisi existing). Jalan dua lajur dua arah (tipe 2/2 UD) dengan lebar efektif jalur lalu lintas 7,50 m. Bahu jalan tanpa perkerasan, dengan aktifitas samping jalan yang padat. Untuk lebar bahu bagian utara 3,50 m, sedangkan bagian selatan sebesar 2,50 m (data geometrik ruas jalan tersebut dapat dilihat pada gambar 1).

(7)

1,30 Data geometrik Jalan Peterongan kondisi baru-1 dapat dilihat pada gambar 2.

trotoar median trotoar jalur lalu lintas jalur lalu lintas

2,50 2,50 0,70 2,50 2,50

1,30 5,00 0,70 5,00

Gambar 3. Penampang Melintang Ruas Jalan Kondisi Baru (tipe 4/2 D)

Data survey geometrik Jalan Peterongan baru diperoleh langsung dari lokasi penelitian, sedangkan kondisi existing (tipe 2/2 UD) diperoleh dari pengukuran di jalan Raya Mojoagung. Hal ini dilakukan karena jalan tersebut merupakan jalan penghubung yang sebagian masih belum mengalami pelebaran dan perbaikan. Adapun data geometrik dari masing-masing tipe ruas jalan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8 Data Geometrik Jalan

No. Kondisi

Ruas Jalan

Tipe Jalan

Perkerasan Jalan

Lebar Jalur Efektif Wc (m)

Lebar Lajur Lalu Lintas

Efektif Ws (m)

Lebar Bahu Efektif Ws (m) 1.

2.

Existing

Baru-1

2/2 UD

4/2 D

Lentur

Lentur

7,50

10,00

3,75

2,50

3,00

1,00

Sumber : Hasil pengamatan

Data Volume Arus Lalu Lintas

Dari hasil pengamatan kemudian diketahui jumlah kendaraan per 60 menitan dan rata-rata per satu harinya dari setiap hari. Kemudian hasil pengamatan selama 3 hari (72 jam) dijumlahkan berdasarkan arah dan jenis kendaraan, sehingga didapatkan volume lalu lintas harian dan volume lalu lintas rata-rata harian. Dibawah ini merupakan volume lalu lintas rata-rata harian untuk dua kondisi jalan pada jam puncak, antara lain:

Kondisi existing (tipe 2/2 UD) : 2407 smp/jam

 Kondisi baru-1 (tipe 4/2 D) : 2591 smp/jam

Komposisi Kendaraan

(8)

0

06.00-07.00-08.00 -09.00-10.00- 11.00-12.00- 13.00- 14.00-15.00- 16.00-17.00- 18.00- 19.00-20.00- 21.00- 22.00-23.00- 24.00-01.00- 02.00-03.00- 04.00- 05.00- 06.00

Waktu

Keterangan :

Jalan baru

Jalan Existing

Gambar 4. Volume Lalu Lintas Rata-Rata Harian

Tabel 9. Komposisi Kendaraan dan Prosentase Arus Lalu Lintas Jalan Peterongan Pada Jam Puncak

No Jenis Arus Lalu lintas

Komposisi Lalu lintas (%)

Jombang - Surabaya Surabaya - Jombang Total 1.

Jumlah Total 49 51 100

(9)

Kend. Ringan

(LV)

Kend. Sedang (MHV)

Truck Besar (LT)

Bus Besar

(LB)

Sepeda Motor

(MC)

Gambar 5. Prosentase Arus Lalu Lintas

Kelas Hambatan Samping

Hasil perhitungan tersebut ditampilkan pada tabel 10 di bawah ini: Tabel 10.Frekuensi Hambatan Samping

Tipe Kejadian Hambatan Samping

Faktor

Bobot Frekwensi kejadian

Frekuensi Berbobot Pejalan Kaki

Parkir, kendaraan berhenti Kendaraan lambat

Kendaraan masuk & keluar

0,6 0,8 0,4 1,0

127/jam/200m 151/jam/200m

118/jam 158/jam/200m

76 120

47 158

603 401

Sumber: Hasil Pengamatan

Total frekwensi berbobot diatas adalah 401. Frekwensi berbobot kejadian di jalan Peterongan tersebuat termasuk dalam kategori tingkat hambatan samping sangat tinggi (VH) dengan kondisi dekat perkotaan dan kegiatan pasar/perniagaan.

Kapasitas Ruas Jalan

Kapasitas Ruas Jalan Peterongan Kondisi Existing

Kapasitas pada segmen jalan tersebut pada jam puncak adalah 2998 smp/jam, dengan volume arus lalu lintas pada jam puncak sebesar 2407 smp/jam. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa daya tampung segmen Jalan Raya Peterongan terhadap volume arus lalu lintas dalam tingkat membahayakan atau rawan terjadi kemacetan,

0 10 20 30 40 50

(10)

sehingga menimbulkan permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius bagi pihak terkait.

Hal ini terjadi akibat lebar efektif jalur lalu lintasnya hanya 7,50 m atau lebih kecil dari kondisi baru dan terdiri dari 2 lajur yang berlawanan arah, maka besarnya nilai – nilai faktor penyesuaian dipengaruhi oleh perbedaan- perbedaan yang terjadi.

Nilai-nilai hasil analisa kapasitas pada segmen Jalan Peterongan kondisi existing dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11. Kapasitas Ruas Jalan Peterongan Kondisi Existing Tipe 2/2 UD Pada Jam Puncak

No. Parameter

Nilai

1. 2. 3. 4.

Kapasitas Dasar (smp/jam) Koreksi akibat lebar jalur efektif Koreksi akibat hambatan samping Koreksi akibat pembagi arah

3100 1,04 0,93 1,00 2998 Sumber: Data olahan

Kapasitas Ruas Jalan Raya Peterongan Kondisi Baru

Segmen jalan Peterongan kondisi baru merupakan jalan 4 lajur, maka perhitungan kapasitas dilakukan secara per lajur. Lihat tabel berikut ini.

Tabel 12. Kapasitas Ruas Jalan Peterongan Kondisi Baru Tipe 4/2 D Pada Jam Puncak

No. Parameter

Nilai

1. 2. 3. 4.

Kapasitas Dasar (smp/jam) Koreksi akibat lebar jalur efektif Koreksi akibat hambatan samping Koreksi akibat pembagi arah

1900 0,91 0,90 1,00 1556 Sumber: Data olahan

Kapasitas total yang dapat ditampung oleh jalan Peterongan pada jam puncak untuk dua kondisi, sebagai berikut:

 Kondisi Existing Tipe 2/2 UD = 2407 smp/jam

 Kondisi baru Tipe 4/2 D = 2591 smp/jam

Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan (Fv)

Nilai Kecepatan arus bebas kendaraan ringan yang terjadi di segmen Jalan Peterongan sebagai berikut :

 Kondisi Existing (2/2 UD) = 58 km/jam

(11)

Nilai Derajat Kejenuhan (DS)

Dari perbandingan volume arus lalu lintas dan kapasitas diketahui nilai derajat kejenuhan untuk tiga kondisi di ruas Jalan Peterongan sebagai berikut :

 Kondisi existing (2/2 UD) = 0,81

 Kondisi Baru (4/2 D) = 0,42

Tingkat Pelayanan Jalan

Dari hasil analisa dapat diketahui indeks tingkat pelayanan berdasarkan nilai-nilai yang tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 13. Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Pada Ruas Jalan Raya Peterongan

Kondisi Jalan Volume

Lalu lintas (smp/jam)

Kapasitas (smp/jam)

Kecepatan (km/jam)

Indeks Pelayanan Jalan

Existing (2/2 UD) Baru (4/2 D)

2407 2591

2998 6224

40 60

C A Sumber: Data olahan

Pengaruh Median Terhadap Kinerja Ruas Jalan

Jalan Peterongan merupukan jalur lalu lintas utama yang menghubungkan kota Jombang dengan Surabaya. Dari kondisi ruas jalan yang padat lalu lintas tersebut maka pemisahan arah menuju Jombang dan Surabaya diterapkan guna meningkatkan kapasitas & kinerja ruas jalan itu. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terjadi perubahan kinerja dari masing-masing kondisi Jalan Peterongan yang diakibatkan oleh ada atau tidaknya median.

Hasil analisa untuk Jalan Peterongan kondisi existing atau jalan tanpa median didapatkan data kejenuhan 0,80, dimana nilai tersebut melebihi batas kejenuhan yang dijinkan menurut MKJI 1997 yaitu 0,75. Sehingga kondisi ruas jalan Peterongan dengan nilai DS tersebut, berarti bahwa kondisi arus lalu lintasnya tidak stabil dengan kepadatan yang tinggi. Berbeda dengan jalan Peterongan kondisi baru, karena adanya median yang membatasi dua arah yang berlawanan, menimbulkan rendahnya kepadatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut. Berdasarkan analisa pada Jalan Peterongan kondisi baru diperoleh derajat kejenuhan sebesar 0,42.

Dari segi tingkat pelayanan terhadap lalu lintas, adanya perubahan geometrik dan pembangunan median pada jalan Peterongan berdampak pada peningkatan indeks tingkat pelayanannya. Hal ini dapat dilihat bahwa indeks tingkat pelayanan untuk kondisi baru lebih baik dibandingkan dengan kondisi existing. Indeks tingkat pelayanan dapat disimak pada table

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Kapasitan Jalan untuk tiga kondisi ruas jalan Peterongan sebagai berikut:

 Kondisi existing = 3144 smp/jam

(12)

2. Tingkat pelayanan pada jalan Peterongan mengalami peningkatan akibat perubahan geometrik dan perbaikan jalan tersebut. Tingkat pelayanan yang terjadi pada dua kondisi ruas jalan Peterongan antara lain :

 Kondisi existing dengan kategori pelayanan C

 Kondisi baru dengan kategori pelayanan A

3. Kinerja jalan pada ruas jalan Peterongan pada dua kondisi adalah :

 Kondisi existing keadaan lalu lintas hampir tidak stabil dengan NVK = 0,80

 Kondisi baru keadaan lalu lintas stabil dengan NVK = 0,42

4. Jalan Peterongan yang ada mediannya lebih rendah kepadatan arus lalu lintasnya dan dari segi pelayanan lebih baik.

Saran

1. Guna menghindari kemacetan di simpang pasar Peterongan, maka perlu dipasang rambu

2. Perlu pemasangan lampu penerangan jalan (LPJ) untuk menghindari kecelakaan lalu lintas pada malam hari akibat tidak terlihatnya median oleh pengemudi.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota (1999), Pedoman Perencanaan

dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Jakarta.

Direktoret Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota (1997), Manual Kapasitas

Jalan Indonesia, Jakarta.

Hobbs F.D (1979), Traffic Planning and Engineering, Headington Hill Hall, Oxford,

England.

Sukirman, Silvia (2004), Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung.

Tamin, Ofyar (2008), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Institut Teknologi

Gambar

Tabel 1. Kapasitas Dasar jalan Antar Kota
Tabel 2. Penyesuaian Kapasitas akibat pemisah Arah
Tabel 5. Nilai NVK
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan meningkatkan titik didih cairan pendingin maka mesin akan bekerja pada temperatur yang lebih tinggi dengan menggunakan thermostat yang akan menjaga temperatur kerja yang

Penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan Akhmad Fajrin Shidiq, dengan Judul Analisis Pendapat Yusuf Qardhawi Tentang Masuknya Tunawisma Sebagai

Berdasarkan hasil pemodelan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedalaman batuan yang berada di sekitar jalur sesar, sehingga menguatkan asumsi bahwa jalur

MAJU JAYA, konsumen tidak harus datang langsung ke tempat peternakan sapi perah untuk melihat kualitas susu dan harga susu per liter, dengan mengakseslink-link yang

Proporsi tertinggi udang matang gonad terjadi pada bulan Maret sehingga diduga merupakan puncak pemijahan udang putih.Ukuran pertama kali tertangkap udang (Lc = 28,1 mmCL) lebih

Makna yang dikonstruksi pelaku bisnis keluarga tersebut, dapat dinetralisir dengan berbagai cara seperti melakukan obrolan ringan yang sangat bermanfaat untuk mencairkan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada Akademi Kebidanan Mutiara Mahakam dengan dirancangnya sistem penunjang pendidikan

pengelolaan yang menyebutkan bahwa Pasar Boja dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Kendal dengan sifat pengelolaan yang permisif tanpa ada kerja sama