• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi Niat dalam Pengembangan Teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Posisi Niat dalam Pengembangan Teknologi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Posisi Niat dalam Pengembangan Teknologi

Makalah Agama III (Al-Quran)

Oleh Kelompok 6 :

Arief Wijaya Kusuma

(11351102898)

Zulkifli AZ

(11351105857)

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pekanbaru

(2)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas di Mata Kuliah Agama III (Al-Quran) dengan judul “Posisi Niat dalam Pengembangan Teknologi”

Atas selesainya tugas makalah ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya masih seberapa dan masih perlu belajar dalam penulisan makalah, da nisi dari makalah ini yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Pekanbaru, Desember 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mejalani hidup, manusia memerlukan agama sebagai pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya agar selalu berada di jalan yang benar. Agama tidak sekedar dijadikan sebagai identitas belaka, melainkan benar-benar difungsikan dalam kehidupan sehari-hari agar kehidupan manusia terbimbing dan terarah. Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna sangat ementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di orientasikan sebagai sarana ibadah pengabdian muslim kepada ALLAH SWT dan melaksanakan amanat khalifatullah dimuka bumi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.

Di sinilah, peran agama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu niat?

(4)

1.3 Tujuan dan Manfaat

Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta memberikan manfaat-manfaat tentang posisi niat dalam pengembangan teknologi.

Secara terperinci tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui apa itu niat.

2. Mengetahui posisi niat dalam pengebangan teknologi.

3. Mengetahui ayat Al-Qur’an yang mendasari pengembangan teknologi. 4. Mengetahui pentingnya niat dalam pengembangan teknologi.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian

Kata Niat dalam bahasa Arab berarti mengingini sesuatu dan bertekad hati untuk mendapatkannya. Al-Azhari mengatakan bahwa kalimat ( Nawaakallahu ) artinya adalah ’semoga Allah menjagamu,` Orang Arab juga sering berkata (Nawaakallahu) dengan maksud ’semoga Allah menemanimu dalam perjalanan dan menjagamu.’ Dengan kata lain ( Niyyatu ) berarti kehendak atau ( Alqosdu ), yaitu yakinhya hati untuk melakukan sesuatu dan kuatnya kehendak untuk melakukannya tanpa ada keraguan. Sehingga ( Niyyatu ) dan menginginkan sesuatu ( Iroodatulfi`li ) adalah sinonim. Kedua kata tersebut sama-sama digunakan untuk menunjukkan pekerjaan yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi.

Sebagian pakar bahasa membedakan arti antara kata ( Niyyatu ) dengan kata ( ajmu ) Kata ( Niyyatu ) digunakan untuk menunjukkan keinginan yang berhubungan dengan perbuatan yang sedang dilakukan, sedangkan kata ( ajmu ) digunakan untuk menunjukkan keinginan yang berhubungan dengan perbuatan yang akan dilakukan. Tetapi, pembedaan makna ini ditentang oleh para ulama, karena dalam kitab-kitab yang membahas bahasa (kutub al- lughah) kata ( Niyyatu ) seringkah hanya diartikan dengan ( ajmu ).

Adapun menurut istilah syara’ (Niyyatu) adalah tekad hati untuk melakukan amalan fardhu atau yang lain. Niat juga dapat diartikan dengan keinginan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Atas dasar ini, maka setiap perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berakal, dalam keadaan sadar dan atas inisiatif sendiri, pasti disertai engan niat baik perbuatan tersebut berkenaan dengan ibadah maupun adat kebiasaan. Perbuatan yang dilakukan oleh orang mukal- iaf tersebut merupakan objek yang menjadi sasaran hukum-iiukum syara’ seperti wajib, r.aram, nadb/sunnah, makruh, dan mubah.

(6)

2.2 Posisi Niat dalam Pengembangan Teknologi

“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HSR. Bukhary-Muslim dari ‘Umar bin Khoththob radhiallahu ‘anhu)”

Hadis diatas merupakan dasar dari niat dalam pengembangan teknologi dimana setiap amalan manusia bergantung pada niat orang tersebut dan mendapatkan apa yang dia niatkan. Dalam segala amalan atau memulai pekerjaan Islam mengajarkan selalu dengan basmallah (dengan nama Allah), karena dalam Islam segala amal perbuatan (manusia muslim) senantiasa dikaitkan dengan menuntut ridha Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang sudah baku dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk dikembangkan dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan. Motivasi yang menjadi pijakan seorang mukmin dalam melakukan sesuatu itu disebut niat.

Hasil suatu perbuatan sangat ditentukan oleh niat. Maka dalam rangka ini Al Qur’an memberikan arahan, jika seseorang ingin pahala di akhirat, niscaya akan ditambah pahalanya, tapi kalau ia hanya ingin balasan di dunia ini saja, maka akan diberikan di sini, hanya di akhirat nanti ia tidak memperoleh bagian apapun. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi begitu banyak segi kehidupan manusia yang di permudah.

Mengharap Ridho Allah

(7)

Ridho berarti suka, rela, senang, yang berhubungan dengan takdir dari Allah. Ridho adalah mempercayai sesungguh-sungguhnya bahwa apa yang menimpa kepada kita, baik suka maupun duka adalah terbaik menurut Allah. Dan apapun yang digariskan oleh Allah kepada hamba-Nya pastilah akan berdampak baik pula bagi hamba-Nya. Orang yang mengharap ridho Allah tidak akan membenci kejadian yang terjadi pada dirinya, ia akan percaya apa yang menimpanya adalah yang terbaik bagi dirinya. Orang yang mencari ridho orang lain yang membawa kemurkaan Allah akan dimurkai Allah, tapi yang mencari ridho Allah walaupun awalnya dicela orang lain, bila mau bersabar akhirnya orang lain juga akan ridho padanya.

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(al-qashash:77)”

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Qarun oleh kaumnya, namun begitu nasihat dan petunjuk tersebut harus diamalkan pula oleh kita sebagai pengikut Rasulullah s.a.w. karena Al-Quran adalah petunjuk yang sempurna untuk ummat beliau s.a.w. Barangsiapa mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

Nasihat dan petunjuk tersebut adalah:

(8)

jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan di akhirat.

2. Janganlah seseorang itu meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah, karena baik untuk Tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya itu mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakan.

3. Seseorang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, membantu orang-orang yang berkeperluan, pembangunan mesjid. madrasah, pembinaan rumah yatim piatu, panti asuhan dengan harta yang dianugerahkan Allah kepadanya dan dengan kewibawaan yang ada padanya, memberikan senyuman yang ramah tamah di dalam perjumpaannya dan lain sebagainya.

4. Janganlah seseorang itu berbuat kerusakan di atas bumi, berbuat jahat kepada sesama makhluk Allah, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Allah tidak akan menghormati mereka, bahkan Allah tidak akan memberikan ridha dan rahmat-Nya.

(9)

Artinya :

“Barang siapa yang menghendaki pahala di dunia saja(maka ia meruggi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”

Jika kamu meminta dari yang ini atau yang itu, niscaya Dia memberimu dan mencukupkanmu, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Maka diantara manusia ada yang berdo’a, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka’. “ Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan”. (al-Baqoroh : 200-202). Maka harapan itu jangan hanya tertuju pada upaya untuk memperoleh dunia saja, namun cita-citanya itu harus menjulang ke peraihan tujuan-tujuan yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat, sebab semuanya itu berpulang kepada Dzat yang dalam kekeuasaan-Nyalah kerugian maupun keuntungan, yaitu Allah Yang Maha Suci, tiada Tuhan melainkanDia.

Ibnu Jarir berkata : “Yang dimaksud orang-orang yang menginginkan pahala didunia adalah orang-orang munafik yang menampakan keimanan (padahal hatinya ingkar)”. Sedangkan Allah Maha Melihat dan Mendengar (isi hati). Menurut Wahbah az-Zuhaili, ayat diatas mengandung pelajaran sebagai berikut :

1. Milik Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi, Dia sebagai Penguas, Pencipta, Pembolak-balik dan pemilik segala kekuasaan.Perintah untuk bertaqwa yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, kepada seluruh umat, baik yang telah lalu ataupu sekarang.

2. Segala keinkaran hamba serta kemaksiatannya tidak akan berakibat buruk pada Allah sedikitpun, begitupun tidak bermanfaat sedikitpun iman dan keta’atan hamba pada-Nya. 3. Allah memiliki kemauan yang mutlak dan kehendak yang sempurna untuk mengusir

orang-orang musyrik dan munafik juga setiap pelaku maksiat. Serta berkuasa menggantikannya dengan umat lain yang ta’at pada Allah.

(10)

 QS Assyura ayat 20

Artinya:

“Sesiapa yang menghendaki (dengan amal usahanya) mendapat faedah di akhirat, Kami akan memberinya mendapat tambahan pada faedah yang dikehendakinya dan sesiapa yang menghendaki (dengan amal usahanya) kebaikan di dunia semata-mata, Kami beri kepadanya dari

kebaikan dunia itu (sekadar yang Kami tentukan), dan ia tidak akan beroleh sesuatu bahagian pun di akhirat kelak.”

Isi kandungan:

Sebagaimana diungkapkan Al Qusyairi, ayat ini adalah sebuah peringatan bagi setiap manusia agar tidak terbujuk oleh kehidupan dunia seperti yang telah terjadi pada orang orang kafir. Imam Qatadah menyampaikan pemahaman menarik mengenai ayat ini. Beliau mengatakan, pada hakekatnya Allah akan tetap selalu memberikan apapun yang manusia inginkan dari kepentingan dunia selama orientasi hidupnya tetap dalam bingkai kepentingan akhirat. Dan sebaliknya, manusia hanya akan mendapatkan jatah duniawi belaka tatkala orientasi hidupnya hanyalah untuk urusan dunia. Allah telah berjanji, selama seorang hamba masih teguh memperjuangkan amal-amal akhirat, Dia akan selalu menambahkan pahala demi pahala, sekaligus menjamin porsi rizki yang tertulis untuknya. Sedangkan bagi mereka yang melalaikan akhirat, sibuk memakmurkan dunia, maka hanya penantian siksa yang akan menjadi jatahnya kelak dan ia pun tidak kuasa mendapatkan lebih kecuali atas porsi rizki dunianya.

(11)

diancamkan Alloh akan menanti. Sebagaimana ancaman Allah terhadap orang orang kafir Makkah yang telah menuruti tuntunan dan bisikan teman sekutunya (syaitan).

Nabi bersabda : “Sesungguhnya segala amalan itu hendaklah dengan niat (HR. Bukhari Muslim). Yang dimaksud dengan niat menurut syara’, yaitu kehendak atau sengaja melakukan pekerjaan atau amal karena tunduk kepada hukum Allah SWT. Dinyatakan dalam QS. 98 (Al-Bayinah) : 5

Terjemahan :

“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatan

kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat

dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus “ ( Q.S. Al-Bayyinah :5 ).

Dalam segala amalan atau memulai pekerjaan Islam mengajarkan selalu dengan basmallah (dengan nama Allah), karena dalam Islam segala amal perbuatan (manusia muslim) senantiasa dikaitkan dengan menuntutnridha Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang sudah baku dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk dikembangkan dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan. Motivasi yang menjadi pijakan seorang mukmin dalam melakukan sesuatu itu disebut niat.

(12)

sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi begitu banyak segi kehidupan manusia yang di permudah.

Pengembangan Niat dalam Sains dan Teknologi

Ilmuwan atau Saintis merupakan sosok manusia yang diberi kelebihan oleh Tuhan dalam menguasai sebuah ilmu pengetahuan. Dari kelebihannya ini maka Tuhan mengangkat harkat dan martabat ilmuan tersebut di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara sehingga mereka disanjung dan dihormati serta menjadi sumber solusi dari situasi dan kondisi lingkungan hidup manusia.

Dua fungsi utama manusia di dunia :

1. Sebagai Abdun (hamba Allah) yaitu Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah.

2. Sebagai Khalifah Allah (wakil Allah), yaitu Tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

Arah Pengembangan Teknologi

Yang dimaksud dengan niat menurut syara’, yaitu kehendak atau sengaja melakukan pekerjaan atau amal karena tunduk kepada hukum Allah SWT. Dalam segala amalan atau memulai pekerjaan Islam mengajarkan selalu dengan basmallah (dengan nama Allah), karena dalam Islam segala amal perbuatan (manusia muslim) senantiasa dikaitkan dengan menuntut ridha Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang sudah baku dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk dikembangkan dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan. Motivasi yang menjadi pijakan seorang mukmin dalam melakukan sesuatu itu disebut niat.

(13)

Berpijak kepada dasar dan motif alam pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagi umat muslim tak lain kecuali untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah. Sehingga dapat dicapai kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat kelak.

Pendapat para ahli tentang Sains dan Teknologi

 Pendapat tentang Maurice Bucaile

Seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap Alquran dan Bibel dari sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:

“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang ringkas. Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat menemukan catatan yang membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.

 Pendapat tentang Osman Bakar

Osman Bakar mengungkapkan bahwa dalam Islam, kesadaran religius terhadap tauhid merupakan sumber dari semangat Ilmiah dalam seluruh wilayah pengetahuan. Oleh karena itu, tradisi intelektual Islam tidak menerima gagasan bahwa hanya ilmu alam yang ilmiah atau lebih ilmiah dari ilmu-ilmu lainnya. Demikian pula, gagasan objektivitas dalam kegiatan ilmiah menurutnya tidak dapat dipisahkan dari kesadaran religius dan spiritual.

Kesimpulan dua pendapat :

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hasil suatu perbuatan sangat ditentukan oleh niat. Maka dalam rangka ini Al Qur’an memberikan arahan, jika seseorang ingin pahala di akhirat, niscaya akan ditambah pahalanya, tapi kalau ia hanya ingin balasan di dunia ini saja, maka akan diberikan di sini, hanya di akhirat nanti ia tidak memperoleh bagian apapun. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi begitu banyak segi kehidupan manusia yang di permudah.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://amaliasugianto.blogspot.com/2012/01/penggunaan-teknologi-informatika.html

https://prezi.com/yioph8-exsnp/sains-dan-teknologi-dalam-pandangan-islam/

http://riasyafa-selamanya.blogspot.com/2013/03/islam-dan-perkembangan-ilmu-pengetahuan.html

(16)

 Q.S As-Syuro Ayat 20

Artinya :

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (20)”

Sebagaimana diungkapkan Al Qusyairi, ayat ini adalah sebuah peringatan bagi setiap manusia agar tidak terbujuk oleh kehidupan dunia seperti yang telah terjadi pada orang orang kafir.

Imam Qatadah menyampaikan pemahaman menarik mengenai ayat ini. Beliau mengatakan, pada hakekatnya Allah akan tetap selalu memberikan apapun yang manusia inginkan dari kepentingan dunia selama orientasi hidupnya tetap dalam bingkai kepentingan akhirat. Dan sebaliknya, manusia hanya akan mendapatkan jatah duniawi belaka tatkala orientasi hidupnya hanyalah untuk urusan dunia. Allah telah berjanji, selama seorang hamba masih teguh memperjuangkan amal-amal akhirat, Dia akan selalu menambahkan pahala demi pahala, sekaligus menjamin porsi rizki yang tertulis untuknya. Sedangkan bagi mereka yang melalaikan akhirat, sibuk memakmurkan dunia, maka hanya penantian siksa yang akan menjadi jatahnya kelak dan ia pun tidak kuasa mendapatkan lebih kecuali atas porsi rizki dunianya.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.21 Sequence diagram Melihat informasi agen laundry

Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak.. mengalir ke

Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa tegangan akan semakin tinggi bila jarak antara valve 2 dengan air di dalam generator semakin jauh karena semakin jauh jaraknya,

Terdapat sekali repetisi sajak muththarraf yang diwakili oleh vokal a panjang yang diikuti oleh huruf dal yang diwaqafkan.. Adapun repetisi rima akhir berupa

Dalam banyak kasus visualisasi dan pencitraan wanita dalam karya seni rupa ternyata sejalan dengan perspektif/teori gender yang memposisikan wanita/ perempuan sebagai

pelabuhan laut dan jetti Pelabuhan Perikanan Idi Rayeuk itu, ikan dari pantai Aceh.. Timur, akan bisa menyentuh langsung pasar Internasional, sehingga

Pekanbaru, 15 – 16 Juni 2016 ; Rumah Sakit Prof.. )ause , Effect Diagra%.. 'a#aimana %ro$e$ baru ter$ebut da%at ditera%kan. imana %ro$e$ baru ter$ebut akan ditera%kan. Pen#u!ian

Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian nilai- nilai karakter yang lain, selain yang sudah diteliti dalam “Antologi Puisi Indonesia