• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN PADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CARA MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN PADI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

CARA MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN PADI

DENGAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

00.04 HAMAM ABI ANDRIKA L.

Salam Pertanian!! Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi tanaman padi telah dilakukan oleh petani-petani kita, baik dengan penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat, pengairan yang cukup, pengendalian hama penyakit dan lain sebagainya. Kali ini kita akan sedikit membahas tentang cara meningkatkan produksi tanaman padi dengan sistem tanam legowo.

Legowo menurut bahasa jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Menurut beberapa informasi yang saya peroleh cara tanam ini pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Legowo kepala dinas pertanian kabupaten Banjar Negara.

Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.

Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:

1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.

2. Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.

3. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.

(2)

Untuk menghitung peningkatan populasi dengan sitem tanam jajar legowo bisa menggunakan rumus : 100% X 1 : ( 1 + jumlah legowo).

contoh:

 untuk legowo 2:1 peningkatan populasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 2) = 30%

 untuk legowo 3:1 peningkatan populasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 3) = 25%

 Untuk legowo 4:1 peningkatan popuasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 4) = 20%

 Untuk legowo 5:1 peningkatan popuasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 5) = 16,6%

Adapun manfaat sistem tanam jajar legowo adalah:

1. Menambah jumlah tanaman padi seperti perhitungan diatas

2. Otomatis juga akan meningkatkan produksi tanaman padi

3. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir

4. Mengurangi serangan penyakit

5. Mengurangi tingkat serangan hama

6. Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida

7. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman

(3)

1. Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam yang lebih lama pula

2. Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin banyaknya populasi.

3. Biasanya pada legowonya akan lebih banyak ditumbuhi rumput

http://kerajaantani.blogspot.com/2011/11/cara-meningkatkan-produksi-tanaman-padi.html

tanam padi sistem jajar legowo

Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi

Beras Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan

Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk

diaplikasikan oleh petani.

Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan sistem tanam jajar legowo.

Dalam melaksanakan usaha tanam padi ada bebarapa hal yang menjadi tantangan salah satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.

Istilah jajar legowo diambil dari bahasa jawa yang secara harfiah tersusun dari kata “lego (lega)” dan “dowo (panjang)” yang secara kebetulan sama dengan nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo diperkenalkan pertama kali oleh seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Negara Provinsi Jawa Tengah yang bernama Bapak Legowo yang kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen Pertanian melalui pengkajian dan penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi.

(4)

Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).

Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah sebagai berikut :

1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.

2. Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.

3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.

4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan.

5. Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil.

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

(5)

Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1), (5 : 1), (6 : 1) dan tipe lainnya yang sudah ada serta telah diaplikasikan oleh sebagian masyarakat petani di Indonesia. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian diketahui jika tipe sistem tanam jajar legowo terbaik dalam memberikan hasil produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih.

Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20 cm (antar barisan) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong).

Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Penerapan sistem jajar legowo (2 : 1) dapat meningkatkan produksi padi dengan gabah kualitas benih dimana sistem jajar legowo seperti ini sering dijumpai pada pertanaman untuk tujuan penangkaran atau produksi benih. Untuk lebih jelasnya tentang cara tanam jajar legowo (2 : 1) dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.

sistem tanam jajar legowo (2 : 1)

(6)

dilakukan pada baris tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.

Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (3 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong) yang lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.

sistem tanam jajar legowo (3 : 1)

Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.

(7)

sistem tanam jajar legowo (4 : 1)

Seperti telah diuraikan di atas bahwa prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam. Adapun jumlah peningkatan populasi tanaman dengan penerapan sistem tanam jajar legowo ini dapat kita ketahui dengan rumus : 100 % X 1 / (1 + jumlah legowo).

Dengan demikian untuk masing-masing tipe sistem tanam jajar legowo dapat kita hitung penambahan/peningkatan populasinya sebagai berikut ;

Jajar legowo (2 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1(1 + 2) = 30 % Jajar legowo (3 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25 % Jajar legowo (4 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20 % Jajar legowo (5 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) = 16,6 % Jajar legowo (6 : 1) peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) = 14,29 %

Tipe sistem tanam jajar legowo (4 : 1) dipilih sebagai anjuran kepada petani untuk diterapkan dalam rangka peningkatan produksi padi karena berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan dengan melihat serta mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektifitas biaya produksi dalam penggunaan pupuk dan benih serta pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman padi.

(8)

mendapatkan hasil produksi yang lebih tinggi” dibanding disebut sebagai “kelemahan atau kekurangan” dari sistem tanam jajar legowo. Beberapa hal ini diantaranya adalah ;

1. Sistem tanam jajar legowo akan membutuhkan tenaga dan waktu tanam yang lebih banyak.

2. Sistem tanam jajar legowo juga akan membutuhkan benih dan bibit lebih banyak karena adanya penambahan populasi.

3. Pada baris kosong jajar legowo biasanya akan ditumbuhi lebih banyak rumput/gulma.

4. Sistem tanam jajar legowo yang diterapkan pada lahan yang kurang subur akan meningkatkan jumlah penggunaan pupuk tetapi masih dalam tingkat signifikasi yang rendah.

5. Dengan membutuhkan waktu, tenaga dan kebutuhan benih yang lebih banyak maka membutuhkan biaya yang lebih banyak juga dibandingkan dengan budi daya tanpa menggunakan sistem tanam jajar legowo.

Dengan budi daya padi sesuai rekomendasi atau anjuran yang tepat dalam hal ini pengelolaan tanaman terpadu (PTT) maka semua hal diatas dapat tertutupi dari hasil produksi yang didapatkan sehingga ditinjau dari faktor penambahan tenaga kerja dan biaya produksi tidak akan berpengaruh dan tetap lebih menguntungkan dibandingkan tanpa menerapkan sistem tanam jajar legowo.

Sebagai tambahan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.

Demikian sedikit yang bisa diuraikan tentang sistem tanam jajar legowo semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan tulisan ini sehingga didapatkan daya manfaat yang lebih besar.

http://sekarmadjapahit.wordpress.com/2012/01/30/tanam-padi-sistem-jajar-legowo/

Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka Copyright © 2012. All Rights Reserved.

(9)

Sistem Tanam Jajar Legowo

Uploaded by

Niko Amroe

Adapun keuntungan menggunakan sistem jajar legowo adalah

Pertama

, adanyaruang terbuka yang lebih lebar di antara dua kelompok barisan

tanaman akan memperbanyak cahaya matahari yang masuk ke setiap

rumpun tanaman padi. Kondisi ini akan meningkatkanaktivitas fotosintesis

dan berdampak meningkatkan produktivitas tanaman.

Kedua

,

sistem jajar legowo memudahkan petani dalam pemupukan susulan, penyian

gan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit, serta lebih mudah dala

m mengendalikan hama tikus.

Ketiga

, peningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set

legowo, berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat penin

gkatan produksi.

Keempat

, petani dapat mengembangkan sistem produksi padi-ikan (mina padi)

ataukombinasi padi, ikan, dan bebek.

(10)

, mampu meningkatkan produktivitas padi hingga10-15%.

2.

Proses Pengubahan

Sistem tanam ini diteliti sejak tahun 2000 oleh Dr. Sarlan Abdulrachman.

Beliauadalah peneliti utama Budidaya Tanaman , Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi , BadanLitbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Pertama kali

diterapkan di Kecamatan Maro Sebo,Provinsi Jambi dan berhasil diadopsi di

beberapa daerah seperti di Kabupaten Cianjur (JawaBarat) meliputi

Kecamatan Naringgul, Sindangbarang dan Cidaun. Selain itu sistem

jajar legowo juga diterapkan di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas

(Jawa Tengah).Rusli, seorang petugas penyuluh pertanian di Kecamatan Maro

Sebo menjadi aktor penyebaran sistem tanam ini. Pada umumnya,

petani belum yakin terhadap teknologi sistemtanam legowo dan mau

melakukan kalau sudah terbukti ada hasilnya. Kendala lainnya,kurangnya

modal, terbatasnya alat mesin pertanian, dan kurangnya tenaga ahli atau

terampiluntuk sistem tanam legowo.Untuk mengubah pola pikir tersebut,

Rusli tidak langsung menerapkan jajar legowo2:1. Tahap pertama, dicoba

dulu jajar legowo 6:1. Yang penting petani mau

melaksanakan jajar legowo dulu. Baru setelah mereka mau mengikuti, pada

penanaman berikutnya kitaarahkan jajar legowo 2:1.Sebagai tahap

perintisan, Rusli memberikan arahan kepada Pak Syari Hasyim,Anggota

kelompok Tani Makmur, Desa Setiris, Kecamatan Maro Sebo, Provinsi Jambi.

Hasilyang tidak mengecewakan, demplot tiga varietas unggul benih (VUB)

padi (Inpari 13, Inpari12, dan Inpara 3) dengan menggunakan sistem tanam

jajar legowo terbukti membuahkanhasil memuaskan. Hasil panen ketiga

varietas tersebut di atas rata-rata nasional. Inpari 13

4

mampu menghasilkan 7,3 ton per ha, Inpari 12 (6,08 ton per ha), dan Inpara

3 (5,2 ton per ha).Pak Suyanto, petani penangkar padi dari Kelompok Tani

Usaha Sepakat, DesaPudak, Kec Kumpe Ulu, Kab Muaro Jambi, juga

(11)

cukup bagus, 6 ton per hektar. Poduksi sebesar itu dihasilkan pada

saatmusim yang kurang bagus atau musim kering. Kemudian pada musim

tanam berikutnya,

dia beralih untuk mencoba sistem jajar legowo 2:1. Ia optimis, jika kondisi m

usimnya bagus, produksinya dapat mencapai lebih dari 6 ton per ha. Hasil pa

nen ini jelas berbeda jauhdengan beberapa petani lainnya yang tidak

menerapkan sistem tanam jajar legowo. Tanpa SiJarwo, mereka itu hanya

mampu panen 3-4 ton per ha. Menurut Suyanto, Si Jarwo jugaterbukti ampuh

mengendalikan serangan tikus. Ruang kosong dan terbuka pada sistem

jajar legowo inilah yang tampaknya ditakuti

tikus.Kisah sukses kedua petani tersebut menggugah petani di sekitarnya

untuk melaksanakan sistem tanam jajar legowo. Sesuai dengan karakteristik

petani yaitu maumelakukan jika sudah terbukti menghasilkan.

3.

Penutup

Sistem tanam jajar legowo (Si Jarwo) merupakan bentuk inovasi dalam

bidang pertanian. Selain mampu meningkatkan hasil produksi, sistem tanam

ini juga menghemat biaya operasional . Namun, proses pengenalan metode

baru terhadap masyarakat tidaklahmudah. Karakteristik petani yang mau

mencoba kalau sudah terbukti hasilnya, menjaditantangan tersendiri bagi

para penyuluh dalam memperkenalkan dan membimbing mereka.Dalam

kasus ini, terdapat dua model pendekatan.

Pertama

, penamaan Si Jarwoyang terkesan ringan dan sederhana, merupakan bentuk

memudahkan masyarakat untuk mengingatnya. Sehingga, mereka tidak

dibayangi rasa takut dengan istilah-istilah asing yangsusah dimengerti.

Kedua

, mencari model penanaman pada salah satu petani di komunitastersebut.

Keberhasilan pada satu petani, akan menarik petani lain untuk

mengikutinya.Jika melihat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan

sistem konvensional,maka inovasi ini sangat membantu program pemerintah

dalam mewujudkan swasembada 10 juta ton beras di tahun 2014.

(12)

produksi padi hanya 1 ton per ha, maka target pemerintah tersebut dapat

tercapaidengan menggunakan Si Jarwo.

5

Daftar Pustaka

Ishaq, Iskandar dkk. 2013. Adopsi Jarwo telah sampai ke Lahan Sawah

Cianjur Selatan.http://www.jabar.litbang.deptan.go.id(diakses tanggal 27 Mei

2013)Berkat Si Jarwo, Panen Padi Berlimpah Ruah. [Berita]. Majalah Sains

Indonesia, Edisi 12,Desember 2012, h. 39-45.Berlatih Menanam Sistem

Jarwo. [Berita]. Kedaulatan

Rakyat.http://www.krjogja.com/read/154615/berlatih-menanam-sistem-jarwo.kr (diaksestanggal 27 Mei 2013)Jarwo Komponen Teknologi Penciri PTT

Penunjang Peningkatan Hasil Padi Sawah. [Berita].Sinar Tani, Edisi 19-25

Desember 2012, h. 6-9.

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 1 juga dapat diketahui tingkat keuntungan atau rente optimal yang dapat diperoleh sebesar Rp 107.074,11 juta per tahun pada kondisi pengelolaan sole owner atau maximum

Dalam praktek peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui kenyataan sebagai berikut (Kussriyanto, 1993) : Produk meningkat dengan sumber daya yang sama (1)

Pengadaan material perlu dikaji untuk memilih metode mana yang menghasilkan nilai pengadaan material yang paling rendah, guna menekan biaya operasional.Studi kasus dilakukan

Secara positif, internet menjadi media baru dakwah Islam yang dapat mentransmisikan pesan ajaran Islam secara efektif, terbuka, mudah diakses, dan dengan daya jangkau yang luas

Untuk menambah data klik kanan pada menu data ortu siswa pilih “Baru” lalu akan muncul form input data wali siswa kemudian mengisikan data pada textbox yang tersedia, lalu klik

Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber belajar Nilai budaya dan Karakter 1.1.Mendeskripsika n kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kot a dan propinsi serta

DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM SISTEM ..... DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH TRUST IN