• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kontekstual Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kontekstual Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB V"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

96

Bab V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan

mengenai evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen berbasis kontekstual di SMA Kristen Satya

Wacana Salatiga, dapat disimpulkan dua hal,

5.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen di SMA Kristen SAtya Wacana

Jalannya proses pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen berbasis kontekstual di SMA Kristen Satya

Wacana Salatiga berdasarkan fokus evaluasi studi kasus

adalah sebagai berikut:

5.1.1.1 Relevansi terhadap Konteks

Hasil penelitian menyatakan bahwa program

pembelajaran berbasis kontekstualisasi pada bidang

Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana

relevan dengan konteks. Konteks yang dimaksud adalah

konteks siswa sebagai remaja dan naradidik yang

memiliki latar belakang berbeda. Di samping itu konteks

(2)

97

Kristen yang ingin mewujudkan profil siswa strong in Christian character.

Pada persiapan pembelajaran, guru telah

memperhatikan latar belakang sosial, ekonomi dan

budaya siswa, serta berusaha mengenal siswa melalui

kesaksian atau cerita pengalaman siswa. Berawal dari

tindakan ini, guru lebih mampu merancang pembelajaran

yang tepat guna untuk membantu siswa lebih memahami

materi tidak hanya secara teoritis tetapi juga praktis.

Guru juga memperhatikan visi misi sekolah dan profil

siswa yang diharapkan, sehingga materi juga memuat

analogi kehidupan sehari-hari dan pembelajaran budi

pekerti bagi siswa.

5.1.1.2 Manfaat Program

Program pembelajaran berbasis kontekstual ini

telah mencapai manfaat teoritis maupun praktis yang

diharapkan. Hal ini ditunjukkan tidak hanya dengan

pemahaman siswa akan materi, tetapi kemampuan siswa

mengaplikasikan materi bagi kehidupan sehari-hari.

Siswa mampu mengambil sikap dan solusi dari masalah

yang ia hadapi berdasarkan pembelajaran PAK di kelas.

Selain itu pembentukan perilaku siswa yang lebih positif

dirasakan sebagai manfaat dari program ini. Kepala

(3)

98

siswa yang berujung pada perkelahian sudah tidak lagi

terjadi.

Manfaat lain yang muncul dari program ini adalah

bantuan guru PAK untuk menyelesaikan masalah siswa

melalui proses pendampingan pastoral. Pendekatan

pribadi yang dilakukan guru untuk menggali

permasalahan siswa dirasa membuat siswa nyaman

untuk menceritakan masalah yang ia hadapi. Dari sinilah

guru mampu mengetahui akar permasalahan yang terjadi

sehingga guru juga mampu mengarahkan siswa untuk

menemukan jalan keluar atau memberi penguatan

kepada siswa.

5.1.1.3 Input

Hasil penelitian mengenai aspek masukan guru,

siswa dan sarana menunjukkan bahwa tiga hal ini

menjadi faktor pendukung yang baik dalam program

pembelajaran berbasis kontekstual pada bidang studi PAK

di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Ada beberapa hal

yang harus ditingkat oleh guru, misalnya perancangan

metode dan penyampaian materi dengan memberikan

perhatian kepada semua siswa agar hasil yang

diharapkan merata. Kemampuan guru untuk menarik

perhatian ini akan berdampak pada kemerataan manfaat.

Jika pembelajaran tidak diterima merata, maka siswa

(4)

99

Dalam hal sarana prasarana, SMA Kristen Satya

Wacana Salatiga telah memberikan fasilitas yang lengkap

dan dalam kondisi yang baik. Fasilitas yang disediakan

antara lain ruang kelas, laboratorium, gedung olah raga,

taman dan teater terbuka, wifi, loker, ruang IT, perpustakaan, dokumen silabus, perangkat penilaian, dan

media pembelajaran. Evaluasi diberikan kepada

perawatan bagi ruang PAK, agar lebih sering meningkatan

dalam menjaga kebersihan alas sehingga tidak

mengganggun jalannya proses pembelajaran.

5.1.1.4 Pelaksanaan Program

Secara umum program pembelajaran berbasis

kontekstual pada bidang studi PAK di SMA Kristen Satya

Wacana Salatiga telah berjalan dengan baik. Guru

melewati tiga tahapan yaitu pra-pembelajaran, proses

pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Pada tahap

pra-pembelajaran guru mempersiapkan materi berdasarkan

silabus (RPP) dengan memperhatikan konteks siswa dan

visi misi sekolah. Pada proses pembelajaran, guru

menggunakan empat asas pembelajaran kontekstual yang

penulis pilih, ditambah dengan proses pendampingan

pastoral untuk memperkuat manfaat pembelajaran. Pada

evaluasi hasil belajar, guru tidak melakukan penilaian

(5)

100

Temuan baru pada penelitian ini adalah

penggunaan pendampingan pastoral untuk memperkuat

manfaat program. Pendampingan pastoral adalah usaha

penyembuhan dan penyelesaian masalah secara individu

maupun berkelompok dengan aras pastoral. Aras pastoral

maksudnya adalah penyelesaian masalah dengan basis

Kekristenan. Asas ini dirasakan oleh siswa mampu

menarik perhatian dan membantu mereka untuk

memahami materi secara praktis serta menemukan solusi

dari masalah yang sedang mereka hadapi. Dengan

demikian manfaat praktis yang diharapkan dari program

ini telah tercapai.

5.1.1.5 Perilaku yang Diharapkan dan Tak Diharapkan

Muncul dua jenis perilaku dari pelaksanaan

program ini, yaitu perilaku yang diharapkan dan tak

diharapkan. Perilaku yang diharapkan adalah siswa

mampu bersikap dan menyelesaikan masalah yang

mereka hadapi setelah memahami materi dan teks Alkitab

yang berhasil dimaknai. Sedangkan perilaku yang tak

diharapkan adalah lunturnya batasan antara siswa dan

guru. Komunikasi verbal yang dibangun oleh guru

cenderung membuat siswa terlalu nyaman sehingga tidak

bisa membedakan cara bersikap kepada teman dan guru.

Untuk menghadapi perilaku yang tak diharapkan

(6)

101

menegur siswa. Jika hal ini tidak dilakukan maka penulis

mengindikasi kegagalan manfaat pembelajaran yang

diharapkan. Siswa yang tidak lagi menghargai guru,

cenderung meremehkan pembelajaran di kelas sehingga

mereka tidak memberi perhatian saat guru sedang

mengajar. Hasilnya akan berbeda dengan siswa yang

memperhatikan, yaitu selain nilai yang tuntas melebihi

KKM, siswa yang memperhatikan tidak hanya terhenti

pada hafalan materi, tetapi mampu mengaplikasikan

materi dengan kehidupan sehari-hari.

5.1.1.6 Analisa Hasil Program

Hasil program menyatakan indikasi keberhasilan

yang baik. Program berhasil mencapai manfaat yang

diharapkan, yaitu pemahaman teoritis dan praktis. Hanya

saja guru masih memiliki tugas untuk menemukan cara

menarik perhatian penuh semua siswa sehingga manfaat

program dirasakan merata. Guru juga masih perlu

membangun kerjasama dengan orang tua siswa untuk

turut mengawasi dan membantu dalam menyelesaikan

permasalahan siswa. Pengawasan diperlukan untuk

membangun disiplin spiritual siswa, sehingga proses ini

tidak hanya terhenti di sekolah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah

menunjukkan dukungannya lewat pendanaan dan

(7)

102

buku pujian dan kidung jemaat menjadi bentuk nyata

dukungan sekolah. Program sekolah yang juga

mendukung proses pembelajaran berbasis kontekstual

pada bidang studi PAK adalah perayaan hari raya

Kristiani, re-treat, ibadah awal dan akhir pekan. Dukungan Kepala Sekolah juga ditunjukkan dengan

memberikan pengarahan kepada guru setiap bulannya

dan mengingatkan guru untuk tetap membantu siswa

dalam membangun profil strong in Christian character. Kepala Sekolah selalu mengingatkan untuk menjadi

teladan Kekristenan yang baik bagi siswa, yaitu melalui

sikap yang ramah, tutur kata, lamban marah, dan mudah

memberi bantuan.

5.1.2 Relevansi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

Berbasis Kontekstual di SMA Kristen Satya Wacana

Salatiga

Hasil penelitian menyatakan pembelajaran

Pendidikan Agama Kristen berbasis kontekstual di SMA

Kristen Satya Wacana telah relevan berdasarkan konteks

sekolah dan siswa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

afiliasi agama Kristen berusaha mewujudkan karakter

Kristen (strong in Christian charater) melalui program-program seperti renungan rutin setiap hari, renungan

akhir pecan, perayaan hari besar Kristiani, retreat, bakti

(8)

103

guru merancang pembelajaran berdasarkan konteks

siswa, yaitu siswa yang memiliki latar belakang berbeda.

Usaha ini ditambah dengan adanya proses pendampingan

pastoral yang membuat siswa bersikap terbuka kepada

guru dan menemukan jalan keluar atas bantuan guru

agama.

5.2 Implikasi

5.2.1 Implikasi Teoritis

Penelitian ini memiliki kesimpulan teoritis bahwa

pembelajaran berbasis kontekstual, khususnya pada

bidang studi Pendidikan Agama Kristen akan berjalan

maksimal dengan menerapkan lima asas CTL yaitu

konstrukstivisme, pemodelan, refleksi, penilaian nyata

dan pendampingan pastoral. Pendampingan pastoral

memiliki perbedaan dengan konseling umum yang

dilakukan oleh guru BK. Pendampingan pastoral

menggunakan asas Kekristenan untuk menyembuhkan

luka batin dan penyelesaian masalah. Peran

pendampingan pastoral dalam pembelajaran berbasis

kontekstual pada bidang studi PAK tidak melebihi peran

guru BK. Bahkan sangat memungkinkan terjadinya kerja

sama antara guru agama dan guru BK untuk menolong

siswa menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dan

(9)

104

Berdasarkan hal di atas, maka penulis

menyimpulkan bahwa seorang guru PAK akan lebih

mampu memaksimalkan kinerjanya jika memiliki bekal

kemampuan pendampingan pastoral. Pendampingan

pastoral membantu siswa memahami doktrin agama dan

menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan

nilai-nilai Kristiani.

5.2.2 Implikasi Praktis

Berdasarkan evaluasi dari masing-masing aspek

dalam evaluasi studi kasus, ada beberapa saran yang

penulis berikan kepada pihak guru atau sekolah sebagai

berikut:

a. Bagi guru agama, untuk lebih meningkatkan

perhatian kepada siswa secara menyeluruh agar

hasil yang diharapkan merata. Hasil pembelajaran

yang tidak merata akan membuat manfaat program

tidak dirasakan oleh semua siswa. Manfaat praktis

memang telah dirasakan oleh beberapa siswa,

namun demikian sebagian siswa juga bersikap pasif

pada pembelajaran ini. Sikap pasif ini yang

membuat siswa hanya menghafal materi atau

terhenti pada pemahaman teoritis.

b. Bagi guru agama, untuk dapat mengembangkan

bantuan pendampingan pastoral yang telah

(10)

105

dengan bekerja sama dengan gereja tempat para

siswa berjemaat. Pendampingan pastoral dilakukan

sejauh masalah ini membuat siswa mengalami

penurunan prestasi atau siswa sendiri yang

merasakan bantuan. Pendampingan pastoral juga

dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan guru

BK.

c. Bagi guru agama, perlunya menjaga kewibawaan

sebagai guru. Komunikasi yang baik bersama siswa

memang harus dibangun, namun batasan antara

guru dan teman tetap harus ada. Penghargaan

siswa kepada guru akan menolong guru dalam

menyampaikan materi. Siswa yang tidak bisa

membedakan batasan antara teman dan guru akan

cenderung meremehkan pembelajaran di kelas

sehingga manfaat program tidak akan tercapai.

d. Bagi kepala sekolah, perlunya mengikutsertakan

atau menguatkan guru dalam hal pendampingan

pastoral sehingga saat guru melakukan

pendampingan pastoral, dapat memahami alur dan

tata cara yang tepat. Pembekalan pendampingan

pastoral telah banyak diselenggarakan secara

terbuka tidak hanya bagi pendeta namun juga

pendidik PAK. Pengembangan kemampuan guru di

bidang pendampingan pastoral tidak hanya

(11)

106

tetapi juga meningkatkan penyelesaian masalah

siswa di samping guru BK.

e. Bagi sekolah, dalam hal sarana prasarana SMA

Kristen Satya Wacana memang telah memenuhi

fasilitas yang dibutuhkan dengan sangat baik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,

penulis melihat adanya perawatan ruang PAK yang

kurang. Beberapa siswa mengeluhkan tentang

kebersihan ruang PAK terutama alas lantai. Ruang

PAK yang telah didesain sedemikian rupa perlu

mendapatkan perhatian lebih dalam hal

kebersihannya.

5.3 Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian Lanjutan

Penelitian ini menggunakan evaluasi studi kasus

yang masih berfokus pada pelaksanaan pembelajaran dan

manfaat yang muncul. Penelitian ini juga menemukan

adanya aspek tambahan di luar tujuh asas pembelajaran

berbasis CTL, yaitu pendampingan pastoral. Peneliti

selanjutnya dapat menguji keefektivan pendampingan

pastoral pada pembelajaran berbasis kontekstual. Hasil

yang diharapkan bisa dianalisis untuk melengkapi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The following thirteen thematic extension modules were introduced by version 2.0 of the CityGML standard: Appearance, Bridge, Building, CityFurniture,

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudar a, per ihal Penawar an Peker jaan Pembangunan Pagar.. kecamatan Sebuku, maka dengan ini kami mengundang

KUDUS-PURWODADI NO.93 MENGUMUMKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN TAHUN 2013, SEPERTI TERSEBUT DIBAWAH INI. NON LELANG/

Pengetahuan fisis adalah suatu pengetahuan yang menunjukkan karakteristik fisik (ukuran, bentuk, warna, tekstur dsb) dari suatu objek/benda dan interaksi maupun

Apabila Saudara membutuhkan keterangan dan penjelasan lebih lanjut, dapat menghubungi kami sesuai alamat tersebut di atas sampai dengan batas akhir pemasukan Dokumen

Operasi NAND merupakan kombinasi dua buah operasi logika dasar AND dan NOT. Masukan terdiri dari dua atau lebih variabel mulai dari A, B, … dan satu variabel keluaran Q.

Catatan : Klarifikasi dihadiri oleh Direktur/Kuasa Direktur dengan membawa kelengkapan dokumen perusahaan serta referensi