• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ajaran Tuhan Sri Kapiladeva Kepada Srimati Devahuti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Ajaran Tuhan Sri Kapiladeva Kepada Srimati Devahuti"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Ajaran Tuhan Sri Kapiladeva

Kepada

Srimati Devahuti

Dari Srimad Bhagavatam

Skanda Ketiga-bagian Keempat

(2)

BAB TIGA PULUH

URAIAN TUHAN KAPILADEVA TENTANG KARMAPHALA YANG MERUGIKAN

Sloka 1

kapila

tasyaitasya jano vedoru-vikramam

iva

Terjemahan

Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Seperti sekumpulan awan, tidak mengetahui kekuatan pengaruh angin, orang yang sibuk dalam kesadaran material tidak mengetahui hebatnya faktor waktu, yang menyeret dirinya.

Penjelasan

Tokoh politik besar-pandita bernama Canakya mengatakan bahwa sedetik pun waktu tidak bisa

dikembalikan lagi walupun ada orang yang sanggup membayar jutaan dollar untuk itu. Seseorang tidak bisa menghitung besarnya kerugian yang diakibatkan menyiayiakan waktu yang sangat berharga. Apakah itu material atau spiritual, seseorang harus siap sedia memanfaatkan setiap waktu untuk menyelesaikan setiap urusan. Setiap mahluk yang hidup dalam wujud badan tertentu, dalam kurun waktu tertentu pula, dianjurkan di dalam kitab suci bahwa dalam ukuran waktu yang sangat singkat dia harus menamatkan Kesadaran Krishna-nya dan dengan demikian mencapai pembebasan dari pengaruh waktu. Tetapi, sayang sekali, orang yang tidak dalam Kesadaran Krishna diseret oleh kekuatan waktu tanpa mereka memiliki pengetahuan, seperti awan didorong oleh angin.

Sloka 2

yam yam artham duhkhena sukha-hetave

tam tam dhunoti ñ chocati yat-krte

Terjemahan

Apapun yang dihasilkan seorang materialis dengan penuh duka dan usaha keras untuk apa yang disebut kebahagian, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, sebagai faktor waktu, menghancurkannya, dan dengan alasan ini pula mahluk itu bersedih.

Penjelasan

(3)

Tetapi tetap saja orang-orang bodoh materialistik tidak mau mengerti bahwa mereka hanya membuang-buang waktu dalam memproduksi kebutuhan material, yang dipastikan lenyap pada waktunya. Pemborosan energi ini berhubungan dengan kebodohan manusia, yang tidak mengetahui bahwa sebenarnya dia itu kekal yang mempunyai kesibukan kekal pula. Mereka tidak tahu bahwa rentang kehidupan dalam jenis badan ini hanya sekejap dalam perjalanan yang abadi. Dengan tidak mengetahui kenyataan itu, mereka menganggap kehidupan waktu yang sekejap itu sebagai segala-galanya dan membuang-buang waktu untuk memajukan keadaan ekonomi.

Sloka 3

yad adhruvasya dehasya durmatih

i manyate grha-ksetra- ca

Terjemahan

Orang materialis yang salah arah tidak mengetahui bahwa badannya ini tidak kekal dan keterikatan terhadap rumah, tanah dan kekayaan yang dihubungkan dengan badan tersebut, juga sementara. Hanya karena kebodohan, dia menganggap bahwa segala sesuatu itu kekal.

Penjelasan

Orang materialis berpikir bahwa orang yang sibuk dalam kesadaran Krishna adalah orang gila yang membuang waktunya dengan mengucapkan Hare Krishna, tetapi sebenarnya dia tidak tahu bahwa dirinya sendirilah yang berada dalam wilayah yang paling gelap dari kegilaan karena menerima badan ini sebagai suatu yang kekal. Dan sehubungan dengan badannya pula, dia menerima rumah, negeri, masyarakat dan semua perlengkapan lainnya sebagai suatu yang kekal. Paham materialistik mengenai keabadian dari rumah, tanah, dan

sebagainya ini disebut ilusi atau maya. Hal itu sangat jelas disebutkan disini. Mohad

grha-ksetra-vasuni: hanya karena ilusi orang-orang materialis menganggap rumah, tanah dan uangnya sebagai suatu yang kekal. Karena khayalan ini, kehidupan keluarga, kehidupan kebangsaan dan perkembangan ekonomi, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam peradaban modern, telah tumbuh. Orang yang sadar Krishna mengetahui bahwa perkembangan ekonomi umat manusia hanyalah ilusi sementara.

Di bagian lain dari Srimad-Bhagavatam, anggapan badan itu sebagai diri, anggapan yang

lain seperti hubungan darah, tanah kelahiran sebagai suatu yang keramat dan patut dipuja, dinyatakan sebagai hasil peradaban binatang. Bagaimanapun juga, kalau seseorang berada dalam kesadaran Krishna, dia bisa mempergunakan hal ini untuk pengabdian kepada Tuhan. Itulah proposisi yang sangat tepat. Segala sesuatu memiliki suatu hubungan dengan Krishna. Ketika semua perkembangan ekonomi dan kemajuan material dipergunakan untuk kemajuan perkembangan kesadaran Kishna, suatu langkah baru dari kehidupan yang progresif dimulai.

Sloka 4

jantur vai bhava etasmin yonim anuvrajet

m sa labhate nirvrtim na virajyate

(4)

Mahluk hidup, dalam keadaan jenis kehidupan apapun dia dilahirkan, mempunyai jenis kepuasan tertentu dalam kehidupannya, dan dia tidak pernah menolak berada dalam situasi dan kondisi seperti itu.

Penjelasan

Kepuasan mahluk hidup dalam jenis badan tertentu, bahkan dalam keadaan yang sangat buruk, disebut ilusi. Seorang manusia yang berada dalam posisi yang lebih tinggi mungkin merasa tidak enak dari standar kehidupan manusia yang lebih rendah, akan tetapi orang yang berada dari tingkatan rendah itu tetap merasakan juga adannya kepuasan dalam

kedudukan itu, karena pengaruh maya, eksternal energi. Maya mempunyai dua tingkat

kegiatan, yang pertama disebut praksepatmika, dan yang kedua avaranatmika. Avaranatmika

artinya “menutupi” dan praksepatmika artinya “tertarik kebawah.” Di setiap kehidupan, orang

materialistik atau binatang akan puas karena pengetahunnya ditutupi oleh pengaruh maya.

Dalam tingkat kehidupan yang lebih rendah, perkembangan kesadaran demikian rendahnya sehingga seseorang tidak mengerti apakah dia itu bahagia atau bersedih. Inilah yang disebut

avaranatmika. Bahkan babi pun yang hidupnya dari makan kotoran. Merasakan dirinya bahagia, walaupun seorang yang berada dalam sifat yang lebih tinggi melihat babi itu memakan kotoran. Alangkah buruknya kehidupan seperti itu.

Sloka 5

naraka-stho 'pi deham vai na s tyaktum icchati

nirvrtau deva- -vimohitah

Terjemahan

Mahluk hidup yang terbatas merasa puas dalam tingkatan hidupnya yang tertentu; dengan dibingungkan oleh pengaruh energi yang menutupinya, dia merasakan kecenderungan yang sangat kecil untuk melepaskan bentuk badannya, walaupun dia berada di neraka, karena dia juga merasa senang.

Penjelasan

Dikatakan, bahwa pada suatu hari, Dewa Indra raja surga, dikutuk oleh Brhaspati, guru spiritualnya, karena kelakuannya yang tidak baik, menjadi babi di dunia kita ini. Sesudah beberapa waktu, dewa Brahma ingin memanggil kembali dewa Indra ke surga. Indra dalam wujudnya sebagai seekor babi, lupa terhadap keadaan sebelumnya dan dia menolak untuk

kembali ke surga. inilah pengaruh maya. Bahkan dewa Indra pun lupa kepada keadaan hidup

sebelumnya dan merasa puas dengan tingkatan kehidupan sebagai babi. Karena pengaruh maya

jiwa yang terbatas.

Kasihan terhadap bentuk tubuhnya yang khusus, dan seandainya dia diminta, “Buanglah badan ini dan segeralah kembali ke wujud seorang raja,” maka dia tetap menolak. Ikatan ini sangat kuat pengaruhnya terhadap semua mahluk. Krishna secara pribadi mengatakan, “Tinggalkan segala sesuatu di dunia material ini. Datanglah kepada-Ku, dan Aku melindungi dirimu dari segala acaman bahaya,” tetapi kita tetap tidak setuju. Mengapa kami harus

menyerahkan diri kepada Krishna dan kembali ke kerajaan-Nya? Inilah pengaruh maya. Setiap

(5)

Sloka 6

- - - -dravina-bandhusu

ha- -hrdaya bahu manyate

Terjemahan

Kepuasan seperti itu menancap dalam – dalam keterikatan akan badan, istri, rumah, anak-anak, ternak, kekayaan dan teman-taman. Dalam hubungan seperti itu, mahluk yang terbatas menganggap dirinya cukup sempurna.

Penjelasan

Apa yang disebut kesempurnaan kehidupan manusia seperti itu, adalah pikiran yang kacau balau. Karena itu dikatakan, bahwa orang yang materialistik betapapun pandainya tetap tidak baik karena masih dalam kehidupan material yang sementara. Orang yang berbuat dalam tingkatan mental, tidak bisa naik ke tingkatan spiritual. Orang-orang seperti itu pasti meluncur lagi ke kehidupan material. Apa yang disebut hubungan kemasyarakatan, persahabatan dan cinta, orang yang terbatas kemampuannya nampaknya merasa puas sepenuhnya.

Sloka 7

- es

karoty aviratam ho

Terjemahan

Walaupun dia selalu terbakar oleh kekhawatiran, orang-orang bodoh seperti itu selalu melakukan kegiatan-kgiatan yang serba jahat, yang tidak pernah bebas dari harapan, untuk mempertahankan apa yang disebut kehidupan keluarga dan masyarakat.

Penjelasan

Dikatakan bahwa lebih mudah mempertahankan sebuah kerajaan besar daripada mempertahankan keluarga kecil, terutama dewasa ini pada saat pengaruh Kali-yuga demikian kuatnya mengoda setiap orang dan yang penuh dengan kekawatiran karena menganggap

pengaruh maya itu sebagai kenyataan. Keluarga yang kita pertahankan di ciptakan oleh maya;

hal itu adalah gambaran yang salah dari keluarga yang sebenarnya yang ada di Krishnaloka. Di Krishnaloka juga ada keluarga, teman-teman, masyarakat, ayah, ibu; segala sesuatu ada di sana dan kekal. Di sini seperti juga badan kita selalu berubah, hubungan keluarga pun berubah. Kadang-kadang kita ada dalam keluarga manusia, kadang-kadang dalam keluarga para dewa, kadang-kadang ada dalam keluarga kucing, anjing dan sebagainya. Keluarga, masyarakat dan hubungan-hubungan teman-teman adalah muncul dan tengelam, dan karena itulah disebut

asat. Dikatakan bahwa selama kita terpaku kepada asat yang sementara itu, kita selalu

dirundung oleh kekawatiran. Orang-orang materialis tidak tahu bahwa keluarga, masyarakat dan kekerabatan di dunia material ini hanyalah bayangan, dan dengan demikian mereka terpikat. Sebenarnya hatinya hangus terbakar, tetapi dari kesemua ketidakyamanan itu, mereka tetap juga bekerja untuk mempertahankan keluarga yang palsu itu karena mereka tidak mempunyai informasi yang benar tentang hubungan keluarga dengan Krishna.

(6)

Terjemahan

Dia memberikan hati dan perasaannya kepada wanita, yang kecantikannya palsu karena maya.

Dia menikmati rayuan dan pelukan wanita di tempat sepi, dan dia pun terpikat oleh kata-kata manis dari anak-anaknya yang kecil-kecil.

Penjelasan

Kehidupan keluarga di dalam wilayah maya adalah penjara bagi mahluk hidup yang abadi. Di

penjara seorang tahanan di belenggu dengan rantai baja dan terali besi. Sama saja, seorang mahluk hidup terbelenggu oleh kecantikan wanita, dengan pelukkannya yang mesra dan kata-kata manisnya di tempat yang sepi dari apa yang disebut cinta, dan juga oleh ucapan-ucapan lucu dan manis dari anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Demikianlah dia lupa terhadap identitas dirinya yang sejati.

Di dalam sloka ini kata strinam asatinam mengacu bahwa cinta kasih wanita hanyalah untuk

menggoncangkan hati laki-laki. Sebenarnya di dunia material ini tidak ada cinta. Tetapi yang ada ialah baik yang laki-laki maupun perempuan keduanya senang memuaskan indera-inderanya sendiri-sendiri. Dengan alasan kepuasan indera seorang wanita menciptakan cinta yang ilusi dan lelaki pun menjadi terpukau sehingga lupa kepada identitasnya yang sejati. Kalau sudah ada anak-anak sebagai akibat dari hubungan seperti itu, maka ikatan berikutnya ialah anak. Cinta kepada wanita yang di rumah dan pembicaraan dengan anak merupakan sebuah penjara yang aman, karena itu dia tidak bisa meninggalkan rumahnya. Orang yang

seperti itu, di istilahkan menurut Veda sebagai seorang grhamedi, yang artinya “orang yang

pusat perhatiannya adalah rumah.” Grhasta mengacu kepada orang yang hidup dengan

keluarga, istri dan anak-anaknya, tetapi tujuan sebenarnya ialah mengembangkan kesadaran

Krishna. Karena itu seseorang di nasehatkan untuk menjadi grhasta dan tidak menjadi

grhamedi. Mengenai kesadaran dari seorang grhasta untuk keluar dari kehidupan keluaarga yang diciptakan oleh ilusi dan masuk ke keluarga yang sejati dengan Krishna, mengingat urusan dari

grhamedi secara berulang-ulang di belenggu oleh apa yang disebut kehidupan keluarga dari satu

kehidupan ke kehidupan berikutnya dan terus menerus berada dalam kegelapan maya.

Sloka 9

Terjemahan

Kepala keluarga yang terikat sekali dalam kehidupan keluarga tetap tinggal dalam keluarganya, yang penuh dengan urusan politik dan diplomasi. Selalu menyebarkan penderitaan dan dikendalikan oleh perbuatan-perbuatan untuk memuaskan indera-indera, demikianlah dia berbuat hanya untuk mengimbangi reaksi dari semua penderitaannya, dan jika sukses menggimbangi penderitaannya itu, dia menganggap dirinya berbahagia.

Penjelasan

Di dalam Bhagavad-gita Personalitas Tuhan Yang Maha Esa Sendiri yang menyatakan bahwa

(7)

cerdasnya berdiplomasi, maka hidupnya akan gagal. Jangankan masyarakat manusia, bahkan dalam kehidupan yang lebih rendah pun seperti binatang, burung dan lebah, sangat pandai mengatur keperluan hidupnya seperti makan, tidur dan berketurunan. Masyarakat manusia berlomba-lomba secara nasional atau sendiri-sendiri, dan di dalam seluruh usahanya untuk mencapai sukses itu seluruh masyarakat manusia diwarnai oleh diplomasi. Kita harus selalu ingat bahwa di samping semua diplomasi dan semua kecerdasan dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup itu, segala sesuatu akan berakhir dalam sekejap saja sesuai dengan kehendak dari yang agung. Karena itu, semua usaha kita untuk bahagia di dunia material ini

hanyalah sebuah khayalan yang disuguhkan oleh maya.

Sloka 10

Terjemahan

Dia menyelamatkan uangnya dengan cara kekerasan di sini dan di sana, dan walaupun dia bekerja mengabdi kepada keluarganya, tetap saja yang dia makan hanya sedikit dari hasil yang dia kejar, dan untuk semua usahanya yang kejam itu dia pergi ke neraka.

Penjelasan

Ada sebuah pepatah dalam bahasa Bengali, “Pemilik rumah tempatku mencuri, menuduhku sebagai maling.” Anggota keluarga yang dihidupi penuh kejahatan, tidak pernah merasa puas. Orang uang mengabdi dalam keluarga seperti itu, dipastikan oleh takdir untuk masuk dalam kehidupan yang penuh neraka. Misalnya, seorang maling mencuri sesuatu untuk mempertahankan keluarganya, lalu tertangkap dan masuk penjara. Inilah jumlah akhir dari eksistensi material dan ikatan terhadap masyarakat material, kekerabatan dan cinta. Walupun seorang kepala keluarga selalu sibuk mencari uang dengan cara apapun untuk kelangsungan hidup keluarganya, maka dia tidak dapat menikmati lebih dari apa yang patut dinikmati orang, dengan tanpa tindak kejahatan. Orang yang mempunyai tanggungan banyak, besar penghasilannya, akan tetapi yang dia makan dan yang dia pakai tetap saja hanya cukup untuk dirinya sendiri, bahkan mungkin saja dia menerima sisa-sisa yang ditinggalkan oleh

keluarganya. Itulah makna dari diselimuti oleh maya.

Proses maya berlangsung sama, di manapun juga. Prinsipnya juga sama bagi seorang

pemimpin besar. Orang-orang yang berjuang keras untuk mengabdi kepada masyarakat dan negaranya sering dibunuh oleh orang-orangnya sendiri karena salah pengabdian. Dengan kata

lain, orang tidak bisa puas kalau menggantungkan pengabdiannya kepada maya, walaupun

sebenarnya dia tidak bisa lepas dari pengabdian karena memang pengabdian adalah kedudukan dasarnya yang konstitusional. Mahluk hidup secara konstitusional adalah bagian tunggal dari Mahluk Utama, akan tetapi dia telah lupa akan pengabdiannya kepada Mahluk Utama itu dan

mengalihkan perhatiannya untuk mengabdi kepada yang lain: inilah yang disebut maya. Yang

lain itulah yang dia anggap tuannya, padahal tuannya yang asli ialah Tuhan Yang Maha Esa. Kepala keluarga menganggap dirinya sebagai penguasa dari keluarga atau memimpin sebuah negara menganggap dirinya sebagai penguasa yang tertinggi, padahal dia sebenarnya dia itu

mengabdi, dan dengan mengarahkan pengabdiannya kepada maya maka dia pasti menuju

(8)

Sloka 11

Terjemahan

Kalau dia menderita karena pekerjaannya, maka dia akan mencoba dan mencoba lagi memajukan dirinya sendiri, akan tetapi kalau gagal dalam usahanya itu dan hancur, dia menerima uang dari orang lain karena sangat rakus.

Sloka 12

Terjemahan

Demikianlah orang yang malang, gagal memelihara keluarganya, buruk segala prilaku baiknya. Dia selalu memikirkan kegagalannya, dan sangat berkeluh kesah secara mendalam.

Sloka 13

Terjemahan

Dengan melihat dia sudah tidak sanggup lagi menghidupi dirinya, istri dan yang lain-lainnya tidak lagi memperlakukan dia sehormat seperti sebelumnya, seperti seorang petani miskin yang tidak lagi memperlihatkan perhatiannya kepada lembu tua yang sakit-sakitan.

Penjelasan

Tidak hanya sekarang ini, akan tetapi sudah sejak dahulu kala, tak seorang pun suka akan orang tua yang tidak sanggup membiayai keluarganya. Bahkan di zaman modern pun di beberapa masyarakat di beberapa negara, orang-orang tua diberikan racun sehingga mati dalam waktu secepat mungkin. Pada masyarakat yang kanibalistik (buas) kakek yang sudah tua dibunuh dengan sengaja, sambil mengadakan pesta dengan hidangan daging si kakek itu sendiri. Contoh yang diberikan adalah seorang petani yang tidak menyukai lembu jantan yang sudah tua karena tidak lagi bisa bekerja. Begitu pula seorang kepala keluarga yang sudah tua dan tidak sanggup lagi mencari nafkah, maka dia tidak lagi disukai oleh istrinya, anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain dan Karena itu dia diabaikan (apalagi diberikan penghormatan). Karena itu adalah bijaksana, untuk menolak keterikatan kepada keluarga sebelum dia begitu tua dan berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dapat memperhatikan dirinya dan karena itu dia tidak akan di abaikan oleh apa yang disebut keluarga.

Sloka 14

Terjemahan

Seorang kepala keluarga yang bodoh tidaklah menjadi enggan dalam kehidupan keluarga serta dipelihara oleh mereka yang dulunya di pelihara. Perubahan bentuk karena pengaruh usia tua, maka dia mempersiapkan dirinya untuk menerima kematian yang pasti.

(9)

Ikatan pada keluarga demikian kuat sehingga walaupun seseorang itu dilalaikan oleh anggota keluarganya karena usia tuanya, tetap saja dia tidak sanggup menolak kasih sayang keluarga sehingga tetap tinggal di rumah seperti seekor anjing. Di dalam kehidupan menurut Veda, seseorang harus meninggalkan kehidupan keluarga semasih badannya cukup kuat. Di nasehatkan bahwa sebelum usia tuanya itu terjadi dan belum jatuh sakit, seseorang harus meninggalkan kehidupan keluarga dan sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam sisa-sisa hidupnya. Karena itu kitab suci menyarankan bahwa begitu seseorang mencapai usia 55 tahun, maka dia harus meninggalkan keluarganya dan hidup di

dalam hutan. Sesudah mempersiapkan dirinya sepenuh hati, lalu menjadi sannyasi dan

menyebarkan ilmu pengetahuan spiritual kepada setiap orang di setiap rumah.

Sloka 15

Terjemahan

Demikianlah dia bertahan tinggal di rumah seperti seekor anjing dengan memakan apa saja yang diberikan kepadanya dengan tidak peduli. Digoda oleh banyak penyakit seperti ganguan pencernaan dan hilangnya nafsu makan, dia makan sesuap saja dan menjadi cacat serta tidak sanggup lagi bekerja

Penjelasan

Sebelum mati seseorang tentu sakit dan cacat, sehingga kalau dia dilalaikan oleh anggota keluarganya, maka hidupnya tidak lebih dari seekor anjing karena terlibat dalam keadaan yang begitu menyulitkan. Literatur Veda menengaskan bahwa sebelum kondisi seperti itu tiba, seseorang hendaknya pergi dari rumah dan mati tanpa sepengetahuan anggota keluarganya. Jika seseorang bisa berbuat seperti itu, keluar dari rumah dan meninggal tanpa sepengetahuan anggota keluarganya, maka hal itu dianggap kematian yang agung. Akan tetapi orang yang terpikat kepada kehidupan keluarga ingin agar kalau sudah meninggal diarak dalam upacara besar, walupun dia sendiri tidak menyaksikan upacara seperti itu, tetap saja masih menginginkan badan kasarnya diperlakukan dengan penuh kemewahan. Begitulah dia merasa bahagia tanpa mengetahui ke mana dia akan pergi sesudah meninggalkan badannya untuk menuju kekehidupan berikutnya.

Sloka 16

Terjemahan

Dalam kondisi sakit seperti itu, matanya menonjol keluar karena tekanan angin dari dalam dan kelenjarnya padat karena lendir. Sulit bernafas, dan kalau dia bernafas maka keluarlah suara “ghura-ghura” dari tengorokkannya yang seperti berderak-derak

Sloka 17

Terjemahan

(10)

Penjelasan

Untuk sekedar basa-basi, kalau seseorang sedang terbaring di ranjang kematian, teman-temannya datang kepadanya, kadang-kadang menangis dengan keras memanggil yang sudah mati, “Oh temanku” Oh suamiku.” Dalam keadaan yang sangat menyedihkan seperti itu orang yang sedang sekarat ingin bicara kepada keluarganya mengutarakan keinginnannya, akan tetapi karena dia sudah sepenuhnya berada di bawah kawalan waktu – kematian – dia tidak dapat mengatakan hal itu dan hal ini menyebabkan sakit yang tak terkira. Sedangkan dia sendiri sudah berada dalam kesakitan, kelenjar-kelenjar dan tenggorokkannya tersumbat lendir. Dia sudah ada dalam posisi yang amat sulit. Dan pada saat seperti itu disapa lagi oleh kerabat dan kenalan, hal itu menambah lagi sakitnya yang sudah amat sangat dan gawat itu.

Sloka 18

Terjemahan

Demikianlah orang yang sibuk dengan pikirannya yang tidak terkendalikan untuk memelihara keluarganya, mati dalam kesedihan yang sangat besar seraya menyaksikan teman-temanya menangis. Di amati dalam keadaan sangat menyedihkan, rasa sakit yang hebat dan tanpa kesadaran.

Penjelasan

Di dalam Bhagavad-gita dikatakan bahwa pada waktu kematian tiba, seseorang akan terserap

pikirannya terhadap hal-hal yang dia lakukan selama hidupnya. Orang yang tidak memiliki gagasan lain kecuali mempertahankan keluarganya, tentu hal itu saja yang diinginkannya pada waktu menjelang ajal. Itulah hal yang wajar dari orang kebayakkan. Mereka sama sekali tidak tahu takdir hidupnya; dia hanya sibuk memikirkan kecantikan istrinya, menyelamatkan urusan keluaarganya, pada saat terakhir, tak seorang pun puas bagaimana dia harus memajukan kondisi ekonomi keluarganya; setiap orang berpikir bahwa dia tidak sanggup menyediakan jatah untuk kepentingan keluarganya itu. Karena kasih sayang yang sangat dalam terhadap keluarganya, di lupa terhadap tugas pokoknya mengendalikan pikiran dan perasaanya serta mengembangkan kehidupan spiritual. Kadang-kadang orang yang sekarat menguasakan urusan keluarganya kepada anaknya atau beberapa temanya seperti berikut, “Aku akan pergi, tolonglah perlihara keluargaku.” Dia sama sekali tidak tahu ke mana dia akan pergi, tetap saja dalam saat yang kritis seperti itu dia masih khawatir akan kehidupan keluaganya. Kadang-kadang orang yang sedang sekarat memohon kepada dokter untuk memperpanjang usianya beberap atahun lagi untuk merencanakan menjaga keluargnya supaya tuntas. Inilah penyakit

material dari jivatma yang terbelenggu. Dia sama sekali lupa pada tugas utama dan pertama

sadar akan Krishna. Tetapi selalu serius merencanakan kesejahteraan keluarganya walupun dia selalu berganti keluarga, dari keluarga yang satu ke keluarga yang lain.

Sloka 19

(11)

Pada saat kematian, dia melihat utusan dewa maut datang di depannya, matanya penuh kemarahan, dan dengan ketakutan yang sangat besar dia diseret melalui kotoran dan air kencing.

Penjelasan

Ada dua jenis perpindahan jivatma sesudah meninggalkan badan kasar ini. Satu diantaranya

pergi menuju Yamaraja, pengawas tindakan kejahatan dan dosa, dan yang lain pergi ke planet yang lebih tinggi , sampai pada yang tertinggi yaitu Vaikuntha. Disini Kapila menguraikan bagaimana orang-orang yang sibuk dalam kehidupanya hanya untuk kepuasan indera-indera mempertahankan keluarga diperlakukan oleh utusan Yamaraja, yang disebut Yamaduta. Pada saat kematian, Yamaduta datang sebagai utusan untuk mengambil tindakan kepada mereka yang semasa hidupnya sangat senang memuaskan indera-inderanya. Mereka menangkap

jivatma orang yang sudah mati itu dan menyeretnya ke planet Yamaraja. Keadaan di planet tersebut diuraikan dalam sloka berikutnya.

Sloka 20

Terjemahan

Sebagai seorang penjahat yang tertangkap untuk menjalani hukuman dari aparat negara, demikianlah orang yang sibuk dalam kegiatan memuaskan indera-indera ditangkap oleh Yamaduta, lalu mengikat lehernya dengan tali yang kuat serta membungkus badan halusnya sehingga dengan demikian dia bisa menerima hukuman yang keras dan intensif.

Penjelasan

Setiap mahluk hidup mempunyai badan kasar dan badan halus. Badan halus ditutupi oleh pikiran, ego kecerdasan dan kesadaran. Dikatakan di dalam kitab suci bahwa para utusan Yamaraja membungkus badan halus si pelaku kejahatan dan membawanya ke wilayah Yamaraja untuk dihukum sedemikian rupa sesuai dengan perbuatannya. Dia tidak mati dalam mengalami hukuman itu, sebab kalau dia mati maka siapa yang akan menerima hukumannya? Bukanlah tugas dari utusan Yamaraja untuk membunuh seseorang. Sebab kenyataanya tidak

mungkin membunuh jivatma karena kekal, dia hanya merasakan penderitaannya sehubungan

dengan aktivitas semasa hidupnya yang memuaskan indera-inderanya saja.

Proses penghukuman tersebut dijelaskan di dalam Caitanya-caritramrta. Mula-mula utusan

Yamaraja menangkap pelaku dan membawa si pelaku kejahatan ke sebuah perahu di tengah sungai. Di sana dia dicelupkan ke dalam air dengan menjambak rambut di kepalanya dan membiarkan beberapa saat di bawah air sepenunya sampai lemas. Sesudah itu utusan itu mengangkatnya lagi ke atas air memberi kesempatan untuk bernafas beberapa saat, dan selanjutnya dicelupkan kembali ke dalam air seperti tadi hingga lemas. Jenis hukuman seperti ini dilakukan kepada orang-orang yang lupa kepada dirinya yang sejati, oleh Yamaraja, seperti yang diuraikan di dalam sloka berikutnya.

Sloka 21

(12)

Sambil diseret oleh utusan Yamaraja, dia merasa sesak dan menggigil. Dalam perjalannya itu dia digigit terus oleh anjing dan karena itu dia teringat lagi akan dosa-dosa di waktu hidupnya. Dengan demikian dia sangat hebat menderita kesakitan.

Penjelasan

Dari sloka ini bahwa perjalanan menuju planet Yamaraja, si pelaku kejahatan yang ditangkap oleh utusan Yamaraja melewati banyak anjing yang menyalak dan mengigitnya dengan garang sekali yang mengingatkan dia akan semua kesalahan semasa hidupnya, yang hanya

memuaskan nafsu inderanya. Juga dikatakan di dalam Bhagavad-gita bahwa orang bisa menjadi

buta dan buruk semua pemikirannya jika telah terkena pengaruh dari keinginan untuk

memuaskan nafsu. Intinya lupa daratan. Kamai tais tair hrta-jnanah. Semua kecerdasan

seseorang akan hancur berantakan jika terlalu memuaskan indera, termasuk lupa terhadap akibat kepuasan tersebut berupa penderitaan. Dalam hal ini kesempatan untuk mengingat kembali semua kejahatan selama hidupnya yang memuaskan nafsu inderanya belaka, diberikan dengan adanya suara gongongan dan gigitan anjing yang diatur oleh Yamaraja. Selama kita hidup di dunia yang sementara ini, aktivitas pemuasan nafsu indera tersebut, malah di propagandakan di zaman modern ini dengan aturan-aturan resmi. Di setiap negara di seluruh dunia, aktivitas seperti itu didorong oleh peraturan pemerintah dalam bentuk keluarga berencana. Para wanita diberi pil anti hamil, bahkan dilayani di dalam klinik khusus untuk

melakukan aborsi yang disebut dengan MR (Mentruation Regulation). Ini terjadi tidak lain

karena memenuhi keinginan indera belaka. Sebenarnya, kehidupan seksual adalah untuk mendapatkan anak yang baik. Tetapi karena rakyat tidak mampu mengekang indera dan pikiran (karena tidak ada lembaga yang mengajarkan pengendalian diri), maka rakyat yang lugu itu berjatuhan menjadi korban kejahatan dari pemuasan nafsu indera, dan semuaya

dihukum sesudah mati seperti yang diuraikan di dalam buku Srimad-Bhagavatam.

Sloka 22

Terjemahan

Di bawah sengatan matahari, si pelaku kejahatan harus melewati jalan yang terbuat dari pasir yang panas dengan pelindung pohon hutan api di kanan kiri jalan. Punggungnya dipecuti oleh utusan Yamaraja.

Sloka 23

Terjemahan

Sambil melewati jalan yang menuju ke tempat tinggal Yamaraja, dia jatuh pingsan dan sering tak sadarkan diri, akan tetapi dia dipaksa untuk berdiri kembali. Demikianlah keadaanya sehingga dia dengan cepat dibawa ketempat Yamaraja.

Sloka 24

Terjemahan

Demikianlah dia harus melewati 99.000 yojana dalam 2 atau 3 detik, dan segera dia sibuk

(13)

Penjelasan

Satu yojana dihitung sekitar 8 mil, dan dia harus melewati jalan sepanjang 792.000 mil dalam

waktu hanya beberapa saat saja. Badan halus yang dibungkus oleh utusan Yamaduta itu untuk dapat menempuh jarak sepanjang itu dengan cepat dan pada saat yang sama harus tahan terhadap penderitaan. Penutup atau atau pembungkus ini walupun masih bersifat material, terdiri dari bahan yang sangat halus dan bagus, yang tidak diketahui oleh sarjana dunia, dari unsur apa bahan itu dibuat. Melewati 792.000 mil dalam beberapa waktu nampaknya sangat hebat menurut perhitungan penjelajah ruang angkasa modern. Mereka itu para penjelajah ruang angkasa paling banyak bisa menempuh 18.000 mil per jam, tetapi di sini kita baca bahwa roh orang yang jahat menempuh 792.000 mil dalam 2 atau 3 menit saja, padahal itu masih dalam tingkat material, tidak spiritual.

Sloka 25

Terjemahan

Dia ditepatkan di tengah-tengah tumpukan kayu yang sedang terbakar, dan anggota badannya ditaruh di atas api. Dalam hal-hal tertentu dia dipaksa untuk memakan dagingnya sendiri atau dimakan oleh yang lain.

Penjelasan

Dari sloka ini sampai sloka berikutnya uraian tentang hukuman akan disampaikan. Uraian yang pertama ialah bahwa si pelaku kejahatan diharuskan memakan dagingnya sendiri, dibakar dengan api, atau orang-orang lain yang ada di sana diperbolehkan untuk memakannya. Dalam perang besar yang terakhir, rakyat yang ada dalam kamp konsentrasi sering memakan kotoran mereka sendiri, sehingga tidak mengherankan kalau di Yamasadana, tempat Yamaraja, orang yang semasa hidupnya senang memakan orang lain harus memakan dagingnya sendiri.

Sloka 26

Terjemahan

Isi perutnya ditarik keluar oleh anjing-anjing dan burung ganas dari neraka walupun dia masih tetap hidup untuk menyaksikan hal itu dengan matanya sendiri, dan dia pun menjadi korban dari gigitan nyamuk, ular, kalajengking dan serangga lainnya yang menggigitnya.

Sloka 27

Terjemahan

Selanjutnya anggota badannya dipotong-potong dan diremukkan oleh gajah. Dia juga digelindingkan dari puncak bukit, dan selanjutnya ditangkap untuk dicelupkan di dalam air atau dimasukan ke dalam gua.

Sloka 28

(14)

Laki-laki dan perempuan yang hidupnya dibina dengan hubungan seksual yang tak menurut aturan/sah dijebloskan ke dalam bermacam-macam kawah yang sangat mengerikan

kondisinya yang disebut kawah Tamisra, Andha-tamisra dan Raurava

Penjelasan

Kehidupan materialistik di dasarkan pada kehidupan seksual. Semua orang, yang mengalami ganguan dan godaan yang keras dan intensif dalam hidupnya di dunia ini, juga berdasarkan kepada hubungan seksual. Karena itu di dalam peradaban Veda kehidupan seksual hanya diperkenalkan dalam bata-batas tertentu; yaitu bagi pasangan suami istri dan itupun hanya untuk mendapatkan keturunan. Akan tetapi kalau hubungan seksual iti menjurus kepada pemuasan hawa nafsu dan sembunyi-sembunyi, yang laki maupun yang permpuan menunggu hukuman yang keras baik di dunia ini maupan setelah mati. Hukuman di dunia berupa penyakit virus seperti sipilis dan GO, dan dalam kehidupan yang akan datang, seperti yang kita

lihat di dalam halaman-halaman Srimad-Bhagavatam, mereka dijebloskan di dalam kawah

dengan keadaan derita yang beraneka ragam. Di dalam Bhagavad-gita, Bab pertama, hubungan

seksual yang tidak sah, juga amat dikutuk, dan dikatakan bahwa orang yang melahirkan anak karena hubungan seksual yang tak sah akan di kirim ke neraka. Hal itu di perjelas lagi di sini di

dalam Bhagavatam bahwa pelaku dari kegiatan seperti itu diletakan di kawah yang disebut

Tamisra, Andha-tamisra dan Raurava.

Sloka 29

Terjemahan

Kapiladeva melanjutkan: Ibuku yang terkasih, sering dikatakan bahwa kita mengalami surga dan neraka di planet ini, karena hukuman yang bersifat neraka sering dapat dilihat juga di planet bumi ini.

Penjelasan

Orang-orang yang tidak percaya sering tidak menerima pernyataan-pernyataan kitab suci tentang adanya neraka. Mereka menolak uraian yang sah dan otoritas seperti itu. Oleh karena itu Kapiladeva menekankan kepada mereka dengan mengatakan bahwa kondisi dari neraka-neraka tersebut juga bisa dilihat di dunia ini. Jadi neraka-neraka itu tidak hanya ada di planet Yamaraja. Di planet Yamaraja, orang-orang yang penuh dosa diberikan kesempatan untuk melatih diri di neraka agar tidak lagi mengulangi hal itu dalam hidupnya yang akan datang, dan selanjutnya dia diberikan kesempatan untuk lahir di planet yang lain untuk meneruskan kehidupannya yang buruk itu. Misalnya jika seseorang dihukum untuk tetap di neraka dengan makan kotoran dan air kencing, maka dia melatih kebiasaan seperti itu di planet Yamaraja, sesudah itu dia diberikan badan khusus untuk itu seperti babi atau anjing sehingga dengan demikian dapat dengan enak makan kotoran dan air kencing untuk kenikmatan hidupnya. Seperti telah di nyatakan sebelumnya bahwa di setiap kondisi neraka, setiap roh merasakan dirinya enak dan bahagia. Kalau tidak tentu dia tidak kebal untuk merasakan penderitaan itu.

Sloka 30

(15)

Sesudah meninggalkan badannya ini, orang yang memelihara dirinya sendiri dan keluarganya dengan cara-cara yang penuh kejahatan dan dosa, menderita neraka termasuk anggota keluarganya itu juga terkena akibatnya.

Penjelasan

Kekeliruan dalam peradaban dunia modern ialah bahwa orang tidak percaya akan adanya kehidupan sesudah kematian. Tetapi apakah dia itu percaya atau tidak percaya, kehidupan sesudah kematian tetap ada, dan seseorang harus menjalaninya kalau dia itu menyimpang dari

perintah kitab suci yang sah dan berwibawa seperti Veda dan Purana. Jenis kehidupan yang

lebih rendah dari manusia tdak bertanggung jawab terhadap semua perbuatannya karena dia memang bertindak sedemikian rupa yang tidak menyimpang dari hukum alam, tetapi dalam kehidupan sebagai manusia yang kesadarannya sudah berkembang, jika seseorang tidak bertanggung jawab terhadap perbuatannya, maka tentu akan menerima hukuman di neraka seperti yang diuraikan di sini.

Sloka 31

Terjemahan

Dia pergi sendiri ke daerah yang paling gelap dari neraka sesudah melepaskan badan kasarnya ini, dan uang yang dia peroleh dengan melukai orang lain adalah jalan yang dilalui pada waktu meninggalkan dunia ini.

Penjelasan

Kalau seseorang mendapat uang dengan cara yang tidak halal dan mempertahankan keluarganya dengan uang tersebut, dan uang itu dinikmati oleh semua anggota keluarga, tetapi dia sendiri yang pergi ke neraka. Orang yang menikamti hidupnya dengan uang atau dengan irihati terhadap kehidupan orang lain, dan menikmatinya dengan keluarga atau teman-temannya, akibat dosanya itu akan dia tanggung sendiri yang ditimbulkan oleh kejahatan seperti itu dan hubungan seksual yang tidak sesuai aturan. Misalnya, jjika seseorang mendapat uang dengan membunuh orang lain dan dengan uang tersebut dia memelihara keluarganya, mereka yang menikmati uang tersebut ikut serta untuk menerima hasilnya dan dikirim ke neraka, tetapi yang benar-benar otak kejahatan itu medapatkan hukuman khusus. Akibat kenimatan material hanyalah akibat dosanya yang dia terima, bukan uangnya saja. Sebenarnya uang itu dia tinggalkan di dunia ini, sehingga hanya akibatnya yang dia bawa ke neraka.

Begitu juga di dunia ini, jika seseorang mendapat uang dengan cara membunuh misalnya, maka hanya dia yang dihukum gantung, walupun anggota keluarganya ikut terkena dosa. Dan orang yang melakukan pembunuhan itu dan memelihara keluarganya, namun hanya si pelaku itu sendiri yang dihukum sebagai pembunuh. Si pembunuh adalah lebih bertanggung jawab terhadap kejahatan tersebut. Seseorang sarjana terkemuka Canakya Pandita mengatakan, bahwa apapun yang dimiliki oleh seseorang lebih baik dipergunakan untuk pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena itulah hak milik yang kekal. Kekacauan itu datang dan pergi, meloncat-loncat seperti katak. Kadang-kadang kita yang ditinggalkan, kadang-kadang kita yang meninggalkan, pokoknya selalu akan berpisah. Cara terbaik untuk mempergunakan uang ialah untuk menuju ke kesadaran Krishna.

Sloka 32

(16)

Demikianlah dengan rencana Tuhan Yang Maha Esa, orang yang gigih sekali mempertahankan untuk menjaga keluarganya dijebloskan ke dalam neraka untuk menikmati hukuman atas kejahatannya, seperti orang yang telah kehilangan harta kekayaannya.

Penjelasan

Contoh yang dipergunakan disini ialah orang yang menderita akibat perbuatannya yang penuh dosa, diumpamakan seperti orang yang kehilangan kekayaannya. Bentuk penjelmaan dalam wujud badan manusia dicapai setelah melalui banyak proses kelahiran, merupakan modal yang sangat berharga. Daripada menemuhi tujuan untuk mencapai pembebasan, kalau seseorang mempergunakan kehidupan ini hanya untuk memelihara apa yang disebut keluarga dan karena itu banyak melakukan kejahatan dan hal-hal yang terlarang, maka dia dibandingkan dengan orang yang kehilangan seluruh harta kekayaan yang selalu bersedih. Kalau harta benda itu hilang, tentu saja tidak usah berkeluh kesah. Tetapi kalau kekayaan itu masih ada, lebih baik dimanfaatkan dengan sepantasnya dan karena itu mendapat keuntungan yang abadi. Mungkin ada alasan, kalau seseorang meninggalkan hasil kejahatannya, maka dosanya pun ikut bersama uang tersebut. Tetapi secara khusus disebutkan di sini bahwa dengan rencana

Tuhan Yang Maha Esa (daivemasaditam), walaupun uang hasil kejahatannya sudah dibuang,

tetapi akibat dari kejahatannya itu harus tetap diterima. Jika seseorang mencuri uang, lalu tertangkap dan uangnya dikembalikan, dia tetap saja tidak bebas dari hukuman atas kejahatannya. Menurut peraturan dan undang-undang negara, walaupun dia sudah mengembalikan uang itu, dia harus menjalani hukuman. Sama saja, uang yang dia peroleh dengan cara yang tidak benar mungkin saja ditinggalkan karena pelakunya meninggal dunia, tetapi rencana dari yang lebih tinggi menyeret dia karena perbuatannya, sehingga dia harus masuk neraka.

Sloka 33

Terjemahan

Karena itu orang yang sangat keras mempertahankan keluarganya hanya dengan cara-cara yang tidak benar tentu saja pergi ke kawasan yang paling gelap di neraka, ynag dikenal dengan

istilah Andha-tamisra.

Penjelasan

Tiga suku kata yang sangat penting di dalam sloka ini. Kevalena artinya “hanya dengan

cara-cara yang berdosa” adharmena artinya “tidak benar” atau “bertentangan dengan agama” dan

kutumba-bharana artinya “pemelihara keluarga.” Mempertahankan anggota keluarga tentu adalah kewajiban seorang kepala keluarga, akan tetapi seseorang harus mendapat

penghasilannya dengan cara-cara yang telah ditentukan di dalam agama. Di dalam

Bhagavad-gita diuraikan bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah membagi sistem masyarakat menjadi empat

kelas menurut kualitas dan pekerjaannya. Terlepas dari Bhagavad-gita, di setiap masyarakat

manusia, seseorang dikenal dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya dan juga sesuai dengan kualitas pribadi orang tersebut. Mislanya, kalau seseorang membuat peralatan rumah tangga dari kayu, dia disebut tukang kayu, seseorang yang bekerja sebagai tukang besi, disebut tukang besi. Sama saja, orang yang sibuk dalam dunia pengobatan atau lapangan teknik mempunyai tugas dan pola khusus dan tersendiri. Semua jenis kegiatan manusia tersebut telah dibagi oleh

(17)

dalam Bhagavad-gita dan litertur Veda yang lain, tugas dan kewajiban seorang brahmana, ksatrya, vaisya dan sudra sudah ditentukan.

Orang harus bekerja dengan jujur sesuai dengan kualifikasinya. Tidak boleh bertindak dengan

curang, yang memang bukan kualifikasinya. Jika seorang brahmana yang bekerja sebagai

seoran pendeta sehingga dengan demikian memberikan penerangan kesadaran moralitas kepada para pengikutnnya, tetapi tidak cakap dalam bidangnya itu, maka dia sebenarnya menipu masyarakat umum. Janganlah bertindak yang tidak jujur seperti itu. Hal yang sama

juga berlaku terhadap ksatrya dan vaisya. Secara khusus disebutkan bahwa cara-cara hidup

mereka yang mecoba mengembangkan kesadaran Krishna yang mendapatkan uangnya dengan

cara yang tidak jujur (kevalam) maka dia akan dikirim ke kawasan neraka yang paling gelap.

Sebaliknya, jika seseorang berusaha dengan sejujur-jujurnya untuk memelihara kehidupan

keluarganya sesuai dengan yang ada di sastra maka sama sekali tidak ada hambatan dalam

mengurus keluarganya itu.

Sloka 34

Terjemahan

Setelah melalui semua penderitaan, keadaan yang bersifat neraka dan telah pula melalui tingkat kertertiban yang teratur yaitu bentuk yang paling rendah dari kehidupan binatang sebelum menjadi manusia dan sesudah disucikan dari segala dosanya, dia akan lahir kembali sebagai manusia di dunia ini.

Penjelasan

Seperti seorang narapidana, yang telah menjalani kehidupan yang penuh derita di dalam penjara. Dia akan dibebaskan lagi/ orang yang selalu sibuk dalam aktivitas yang jahat dan tidak sabar, dijebloskan ke dalam neraka, dan kalau dia sudah menjalani hukuman itu seperti misalnya lahir sebagai anjing, kucing atau babi, melalui proses evolusi yang bertahap, pada

akhirnya dia kembali lahi lahir sebagai manusia. Didalam Bhagavad-gita dinyatakan bahwa

walaupun seseorang yang sibuk mempraktekan sistem yoga tidak menyelesaikan hal itu dengan sempurna, kemudian jatuh karena satu dan lain hal, kehidupannya yang akan datang sebagai manusia dijamin sepenuhnya. Dinyatakan bahwa orang yang seperti itu yang telah jatuh dari proses yoga, diberikan kesempatan dalam hidupnya uang amat jujur dan saleh. Diperkirakan bahwa “keluarga kaya” mengacu pada saudagar kaya karena orang pada umumnya yang sibuk dalam dunia bisnis adalah sangat kaya. Orang yang sibuk dalam proses keinsyafan diri atau menghubungkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi jatuh lalu diberi kesempatan untuk lahir dalam keluarga yang sangat kaya seperti itu. Atau dia diberi kesempatan untuk lahir

dalam keluarga brahmana yang sangat saleh; dengan kata lain, dia dijamin untuk tetap lahir

dalam bentuk manusia, dalam kehidupan yang akan datang. Dapat di simpulkan bahwa jika

seseorang tidak ingin jatuh ke dalam neraka seperti Tamisra atau Andha-tamisra, maka dia harus

(18)

Demikianlah akhir dari penjelasan Bhaktivedanta Skanda ketiga, Bab ketiga puluh tiga dari Srimad-Bhagavatam, dengan judul “Uraian dari Tuhan Kapiladeva tentang Karmaphala Yang Merugikan.”

BAB TIGA PULUH SATU

Perintah Kapiladeva Tentang Siklus Mahluk Hidup

Sloka 1

Terjemahan

Personalitas Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, dan sesuai dengan akbat dari perbuatannya, mahluk hidup, jiwa, dimasukan ke dalam rahim seorang wanita melalui sperma lelaki untuk menerima jenis badan tertentu.

Penjelasan

Seperti dinyatakan di dalam Bab terakhir, yaitu sesudah menderita berbagai macam kehidupan sengsara di neraka, seorang manusia kembali lahir dalam bentuk badan manusia. Hal yang sama masih dilanjutkan dalam bab ini. Agar bisa menerima jenis badan tertentu dari bentuk manusia seseorang yang telah selesai menjalani hukuman dalam neraka, jiwanya di pindahkan ke sperma laki-laki yang cocok untuk menjadi ayahnya. Selama dalam hubungan seksual antara ayah dengan istrinya, jiva itu dipindahkan ke rahim ibu melalui sperma ayah pada waktu melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan. Bentuk tubuh yang khusu.proses ini berlaku untuk semua jiwa yang memiliki badan, tetapi secara khusus disebutkan bagi orang

yang sudah mengalami siksaan di neraka Andha-tamisra. Sesudah menderita di sana, dalam

bentuk badan yang sangat buruk dari siksaan neraka seperti badan anjing, kucing atau babi, maka jiwa itu dikirim lagi ke dalam bentuk manusia, yang merupakan kesempatan untuk kembali lagi ke dalam bentuk manusia, sesudah usai mengalami derita di kawasan neraka. Segala sesuatu dalam pengawasanan Tuhan Yang Maha Esa. Alam material yang menutupi

(19)

hidup mengembara di dunia material ini dengan sebuah kendaran alam material. Tuhan Yang maha Esa, sebagai Jiwa Agung, selalu hadir mendampingi jiwa yang individual. Dia pengatur

alam material untuk melengkapi jenis badan tertentu dari setiap jivatma sesuai dengan akibat

perbuatannya (karmaphala) dan alam material itu pun memenuhi perintah Tuhan tersebut. Di

sini, satu kata, retah-kanasrayah sangat jelas karena itu menunjukkan bahwa bukannya sperma

laki-laki yang menciptakan kehidupan di dalam rahim wanita, bahkan mahluk hidup yaitu

jivatma yang ada didalam sperma laki-laki yang dipindahkan ke dalam rahim wanita pada saat melakukan hubungan suami istri. Kemudian baru badan itu tumbuh dan berkembang. Sama

sekali tidak mungin untuk membuat kehidupan tanpa hadirnya jivatma di dalam sel sperma

laki-laki. Teori materialistikmengatakan bahwa tidak ada jivatma, dan anak itu lahir karena

adanya hubungan seksual antara suami dan istri yang menyatukan sperma dan ovum di dalam rahim. Teori ini tidak bisa diterima sama sekali.

Sloka 2

Terjemahan

Pada malam pertama, sperma dan ovum bercampur, dan pada malam yang kelima ragi campuran itu berubah menjadi gelembung. Pada malam ke 10, gelembung itu berkembang menjadi pudding (bubur) dan sesudah itu berangsur-angsur menjadi gumpalan daging atau telur, sebagaimana mestinya.

Penjelasan

Badan dari jivatma berkembang dalam empat cara sesuai dengan sumbernya. Jenis pepohonan,

langsung tumbuh dari tanah; jenis kedua tumbuh dari pernafasan/keringat seperti hama dan kuman tertentu; jenis ketiga lahir dari telur dan yang keempat lahir dari embrio. Sloka ini menguraikan bahwa sesudah emulsi gabungan dari sperma dan ovum, berangsur-angsur badan berkembang menjadi gumpalan daging atau berbentuk elor, sebagimana semestinya. Kala burung, berkembang menjadi telor, dan dalam hal binatang dan manusia tumbuh menjadi gumpalan daging.

Sloka 3

Terjemahan

Dalam waktu satu bulan, kepala terbentuk, akhirnya bulan ke-2 tangan, kaki dan anggota badan yang lain terbentuk. Akhir bulan ke-3, kuku, jari-jemari, tumit, bulu di sekujur tubuh, tulang dan kulit terbentuk, seperti juga organ kelamin dan lubang-lubang yang lain dari tubuh seperti mata, telinga, hidung, mulut dan anus.

Sloka 4

Terjemahan

Dalam waktu empat bulan sejak tanggal pertemuan, tujuh unsur ramuan penting dari baan

muncul seperti sumsum, darah, daging, lemak, tulang, sperma dan ohyle (cairan seperti susu).

Pada akhir bulan kelima, lapar dan haus terasa, akhir bulan kesembilan janin yang terbungkus

(20)

Penjelasan

Anak yang ada di dalam kandungan kalau seluruh badannya sudah sempurna terbentuk pada bulan yang keenam (akhir bulan), jika dia itu laki-laki mulai bergerak ke sisi kanan. Jika perempuan, dia bergerak ke sisi kiri ibu.

Sloka 5

Terjemahan

Dengan mendapatkan nutrisi dari makanan dan minuman yang dimakan oleh ibunya, janin tumbuh dan tinggal dalam wilayah yang sangat buruk bersama kotoran dan kencing, yang juga merupakan tempat hidupnya semua jenis cacing.

Penjelasan

Di dalam Markandeya Purana dikatakan bahwa di dalam kalenjar tali pusar ibu yang disebut

apyayani, menghubungkan ibu dengan perut bayi dan melalui saluran inilah si jabang bayi di dalam rahim ibu menerima asimilasi bahan makanan. Dengan cara seperti itulah janin itu di berikan makan oleh ibunya di dalam rahim dan berkembang dari hari kehari. Pernyataan dari

Markendeya Purana tentang situasi janin di dalam rahim ibu dengan tepat dibenarkan oleh ilmu

pengobatan modern dan dengan demikian otoritas purana tidak dapat disangkal, seperti sering

diusahakan untuk disangkal oleh para filosof Mayavadi.

Karena anak tergantung sepenuhnya kepada asimilasi makanan ibunya, selama masa kehamilan ada pantangan-pantangan makanan yang boleh dimakan oleh ibu. Terlalu banyak garam, cabai, bawang merah dan bawang putih dan sejenis makanan terlarang untuk ibu yang sedang hamil karena badan bayi terlalu lunak dan sama sekali baru baginya untuk rangsangan makanan pedas seperti itu. Pantangan dan kehati-hatian seorang ibu yang sedang hamil, seperti

disebutkan di dalam smrti kitab suci Veda, sangat bermanfaat. Dari literatur Veda kita dapat

mengerti bagaimana hati-hati dan seksama untuk mendapatkan anak yang baik. Upacara yang

disebut garbhadhana sebelum hubungan badan sangat penting dan harus dilakukan di kalangan

kelas utama, dan hal itu sangat ilmiah. Tatacara lain yang dianjurkan di dalam literatur Veda

selama hamil sangat penting. Memelihara anak adalah tugas utama orang tua, karena kalau hal itu dilalaikan maka masyarakat akan penuh dengan orang-orang yang tidak terdidik. Kalau penduduk sudah banyak yang seperti itu, bagaimana bisa menjaga perdamaian dan kemakmuran dalam masyarakat, negara dan umat manusia?

Sloka 6

Terjemahan

Digigit berulangkali sekujur tubuhnya oleh cacing yang kelaparan dalam perut itu sendiri, janin itu sangat menderita kesakitan yang sangat hebat karena kelembutannya. Dengan demikian dia pingsan dari waktu ke waktu karena tidak tahan terhadap kondisi yang menyakitkan seperti itu.

Penjelassan

(21)

bermula sejak jivatma kontak dengan badan material. Tetapi sayang sekali, kita lupa terhadap pengalaman itu dan oleh karena demikian tidak memperhatikan dengan serius terhadap

kesedihan dan mencekamnya keadaan pada waktu lahir. Karena itu di dalam Bhagavad-gita

secara khusus disebutkan bahwa orang harus tabah dan siap dalam memahami kesulitan khusus dari adanya kelahiran dan kematian. Juga selama proses pertumbuhan badan di dalam kandungan ibu, badan ini mengami demikian banyak kesulitan dan penderitaan, pada waktu kematian juga terdapat sedemikian banyak kondisi penderitaan yang sangat sulit. Seperti

diuraikan dalam bab terdahulu, jivatma harus pindah dari satubadan ke badan yang lain, dan

perpindahan ke badan anjing, kucing atau babi demikianlah sengsaranya. Tetapi walaupun

demikian keadaan itu menyakitkan, karena pengaruh maya, yang sebenarnya tidak lebih dan

tidak kurang adalah pengimbangan dari kedudukan.

Sloka 7

Terjemahan

Dengan ikut merasakan makanan yang dimakan ibu, makanan yang pahit, makanan yang asam, terlalu asing atau pedas, badan bayi dalam kandungan tak putus-putusnya menderita hampir tidak tertahankan.

Penjelasan

Semua uraian tentang situasi badan bayi di dalam kandungan ibu di luar konsepsi atau pikiran kita. Adalah sangat sulit tinggal dalam keadaan seperti itu, akan tetapi tetap saja si bayi bertahan juga di dalam rahim. Oleh karena kesadarannya belum begitu berkembang, bayi itu toleran terhadap kondisi seperti itu, kalau tidak tentunya dia mati. Di sinilah pentingnya

peranan maya dengan hadiah kesabaran pada orang yang berada dalam kondisi yang

menyakitkan.

Sloka 8

Terjemahan

Ditempatkan di dalam pembungkus janin dan ditutupi oleh kelenjar-kelenjar di bagian luarnya, si bayi tinggal di salah satu bagian dalam perut, kepalanya tertekuk kearah perutnya, punggung dan lehernya tertekuk seperti busur.

Penjelasan

Jika seorang manusia yang sudah dewasa dalam kodisi seperti itu di dalam perut, dalam segala hal tergantung pada situasi, maka tentu dalam dua tiga menit di sudah mati. Sayang sekali, kita sengaja telah melupakan penderitaan getir seperti itu dan mencoba untuk berbahagia di dunia

ini, dengan tidak memperhatikan pembebasan jivatma dari semua ikatan penderitaan kelahiran

dan kematian. Hal itu adalah bagian dari peradaban yang sangat disayangkan, karena hal yang penting ini tidak secara mendalam didiskudikan untuk menyadarkan manusia dan rakyat pada umumnya terhadap kondisi gawat dari eksistensi material.

(22)

Terjemahan

Demikianlah bayi itu tinggal di dalam rahim seperti burung dalam sangkar, tanpa kebebaan untuk bergerak. Pada waktu itu, jika anak itu beruntung, dia dapat mengingat semua kejadian buruk dalam hidupnya terdahulu sebanyak 100 kali kelahiran, dan dia tertekan oleh derita ingatan yang sangat pahit. Mungkinkah memiliki kedamaian hati dalam keadaan seperti itu

Penjelasan

Sesudah lahir anak itu lupa pada semua kesulitannya dimasa lalu, tetapi kalau sudah dewasa kita dapat mengerti alangkah sengsaranya keadaan lahir dan keadaan mati itu dengan

membaca kitab-kitab suci yang otoritas seperti Srimad-Bhagavatam. Jika kita tidak percaya,

tentu kita siap sedia sepenuh hati untuk mendapatkan pembebasan dalam kehidupan mendatang, dan hal itu memang mungkin dalam kehidupan sebagai manusia sekarang ini. Orang yang tidak menaruh perhatian terhadap petunjuk penderitaan manusia, sebenarnya dikatakan seperti melakukan usaha bunuh diri tanpa ragu-ragu. Dikatakan bahwa hidup

sebagai manusia adalah kesempatan untuk menyeberangi lautan kebodohana dari maya, atau

eksistensi materilal. Kita memiliki perahu yang sangat efesien dalam bentuk badan manusia dengan nahkoda kapal yang sangat berani yaitu guru spiritual; perintah-perintah kitab suci adalah seperti angin buritan yang sangat menguntungkan. Jika kita tidak bisa menyeberangi lautan kebodohan ini dengan memakai semua kemudah-kemudahan tadi, maka tentu saja kita dengan sengaja dan terang-terangan melakukan usaha bunuh diri.

Sloka 10

Terjemahan

Dengan karunia kesadaaran yang sudah berkembang sejak bulan ke-7 dari pembenihan, bayi itupun didorong kebawah oleh udara yang menekan janin selama minggu-minggu sebelum kelahiran. Seperti cacing-cacing yang juga lahir dari lubang perut yang sangat kotor, maka diapun tidak bisa tetap berada pada satu tempat.

Penjelasan

Pada akhir bulan ke-7 janin itu digerakkan oleh udara (prana) dari badan ibunya sehingga tidak

tetap dalam posisi yang sama, karena seluruh kalenjar menjadi kendor menjelang kelahiran.

Cacing di sini diuraikan sebagai sodara. Sodara artinya “lahir dari ibu yang sama.” Karena bayi

lahir dari ibu dan cacing pun juga lahir dari peragian rahim ibu yang sama, dalam keadaan tertentu maka sebenarnya bayi dan cacing adalah bersaudara. Kita sangat khawatir untuk membina persaudaraan universal manusia, tetapi hendaknya kita sadar bahwa cacing pun sebenarnya adalah saudara kita, apalagi mahluk yng lain. Karena itu kita harus sadar terhadap semua mahluk hidup.

Sloka 11

(23)

Mahluk hidup dalam kondisi yang sangat menakutkan ini, dibungkus oleh tujuh (7) lapisan material, berdoa dengan cakupan tangan, memohon kepada Tuhan, yang menempatkan dia dalam kondisi seperti itu.

Penjelasan

Dikatakan bahwa kalau seorang wanita sedang mengalami kesakitan dia berjanji bahwa tidak akan hamil lagi untuk tidak lai mengalami derita melahirkan yang sangat menyakitkan itu. Begitu pula pasien yang operasi bedah, dia berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang menyebabkan operasi itu berulangkali, atau begitu pula kalau seseorang sedang bangkrut, diapun berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang serupa. Begitu pula mahluk hidup, kalau sedang ditimpa malapetaka, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa dia tidak akan lagi melakukan dosa sehingga tidak lagi ditempatkan di dalam rahim ibunya untuk mengulangi kelahiran dan kematian yang berulangkali tidak ada hentinya. Di dalam kondisi neraka, di dalam kandungan, mahluk hidup sangat takut untuk lahir lagi di waktu yang akan datang, akan tetapi kalau dia sudah ada di luar kandungan alias lahir, lebih-lebih kalau dia sehat dan sejahtera, dia lupa daratan sehingga lagi melakukan dosa sehingga rantai lingkaran setan itupun berulang kembali.

Sloka 12

Terjemahan

Jivatma berkata: Hamba berlindung kepada kaki padma Tuhan Yang Maha Esa, yang muncul dalam wujud kekal-Nya yang beraneka macam dan yang turun ke muka bumi ini. Hamba berlindung hanya kepada-Nya, karena Dia dapat memberikan obat yang menghilangkan segala ketakutan dan dari Dia-lah hamba menerima kehidupan yang sengsara seperti ini, yang hanya sesuai bagi mereka yang penuh dosa.

Penjelasan

Kata calao-caranaravindam mengacu kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang benar-benar turun

dan muncul di seluruh dunia. Misalnya, Tuhan Ramacandra sebenarnya muncul di bumi, begitu pula Krishna juga muncul di bumi seperti orang pada umumnya. Karena itu doa ditujukkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang turun ke dunia atau di salah satu bagian dunia, untuk melindungi yang sabar dan saleh dan mengancurkan yang jahat. Ditegaskan di

dalam Bhagavad-gita bahwa kalau ada peningkatan kejahatan dan ketidaksesuaian muncul

dalam aktivitas keagamaan, Tuhan Yang Maha Esa turun untuk melindungi yang saleh dan membunuh yang jahat sloka ini menunjuk kepada Krishna.

Segi lain yang sangat jelas dalam sloka ini ialah bahwa Tuhan datang, ichaya, dengan

kemauan-Nya Sendiri. Seperti yang dinyatakan oleh Sri Krishna di dalam Bhagavad-gita,

sambhavamy-atma-mayaya: “Aku muncul atas kehendak-Ku Sendiri dengan potensi tenaga dalam-Ku.” Dia

tidak dipaksa untuk datang, oleh siapapun. Dikatakan di sini, icchaya: Dia tidak menyamar

untuk datang seperti yang dikira oleh impersonalist, karena Dia datang atas kehendak-Nya Sendiri dan wujud yang Dia perlihatkan ialah wujud-Nya yang kekal. Karena Tuhan yang

mengatur jivatma dalam kondisi yang sengsara, maka Dia pun sanggup membebaskan jivatma,

dan karena itu seseorang harus berlindung kepada kaki padma Krishna. Krishna meminta, “Serahkan seluruh yang engkau miliki dan berlindunglah kepada-Ku.” Dan juga dikatakan di

(24)

ke dunia material ini dalam wujud jasmani yang sementara, tetapi dia kembali kepada Tuhan, dan tidak perlu lagi kembali kedunia ini

Sloka 13

Terjemahan

Hamba, jivatma yang murni, nampaknya kini terbelenggu oleh aktivitasku, kini terbaring di

dalam rahim ibuku dengan rencana maya. Hamba bersujud kehadapan Paduka yang di sini

bersama hamba tetapi tidak terpengaruh dan kekal. Paduka tidak terbatas, tetapi dirasakan dalam hati yang penuh penyesalan. Kepada-Nya-lah hamba menghaturkan sembah sujuh.

Penjelasan

Seperti dinyatakan dalam sloka sebelumnya, jiwa berkata, “Hamba berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa.” Karena itu, secara dasar jiwa memang adalah bawahan dan pelayan dari

Tuhan. Baik jiva maupun paramatma (Jiwa yang agung) berada dalam badan yang sama, seperti

dinyatakan dalam Upanisad. Berdampingan seperti dua sahabat, tetapi yang satu menderita

(jiva) dan yang satu lagi (paramatma) bebas dari derita.

Di dalam sloka ini dikatakan, visuddham avikaram akhanda-bodham: paramatma selalu duduk

terpisah dari seluruh pertentangan. Jivatma dipengaruhi oleh pertentangan dan menderita

karena badan materialnya, dan hal itu tidaklah berarti karena paramatma bersama abikaram,

tanpa perubahan, paramatma selalu sama dengan Yang Agung, akan tetapi sayang sekali para

filosofi Mayavadi karena hatinya tidak murni, tidak dapat mengerti Paramatma berbeda dengan

Jivatma. Dikatakan di sini, atapyamana-hrdaye’vasitam: Paramatma selalu ada di dalam hari

setiap orang, yang hanya dapat disadari oleh orang yang bertaubat. Jivatma yang bertaubat dan

menyesal karena dia lupa terhadap kedudukan dasarnya, yang ingin bersatu dengan Jiwa Yang agung dan juga ingin menguasai alam material. Karena gagal, kemudian dia menyesal dan

taubat. Pada waktu itu hubungan jivatma dengan paramatma, disadari. Seperti ditekankan di

dalam Bhagavad-gita, sesudah mengalami banyak sekali kelahiran, barulah pengetahuan itu

diketahui bahwa Vasudeva adalah besar, berkuasa dan Tuhan Yang Maha Esa. Jivatma adalah

pengabdi atau pelayan dan karena itu dia berserah diri kepada-Nya. Kalau hubungan itu sudah

dipahami, lalu dia menjadi mahatma, jiwa yang besar. Karena itu sangat beruntunglah bagi

mereka yang sudah mengetahui pengertian ini, walaupun masih di dalam rahim ibunya, pembebasan menyakinkan.

Sloka 14

Terjemahan

Aku terpisah dari Tuhan Yang Maha Esa karena aku berada dalam badan material ini, yang

terbuat dari lima unsur besar (panca-bhuta) dan karena itu sifat dan perasaanku pun salah arah,

walaupun secara hakekat aku adalah spiritual. Karena Tuhan Yang Maha Esa mengatasi alam material dan mahluk hidup, dan karena Dia tidak berbadan material, dan karena Dia selalu agung dan mulia dalam sifat spiritual, akupun bersujud kepada-Nya.

Penjelasan

(25)

mengatasi alam material termasuk mahluk hidup. Kalau mahluk hidup ditempatkan di dunia material ini, maka perasaan dan sifat-sifatnya pun kotor atau ditetapkan. Tidak ada kemungkin sama sekali bagi Tuhan Yang Maha Esa utuk tunduk terhadap sifat material, karena dia mengatasi pengaruh alam material dan tidak bisa ditempatkan dalam kegelapan kebodohan seperti mahluk hidup itu sendiri. Karena Tuhan penuh pengetahuan, maka Dia tidak bisa diperngaruhi oleh alam material. Dunia material ini selalu dibawah kendali-Nya dan Karena itu adalah tidak mungkin dunia material ini dapat mengendalikan Tuhan Yang Maha Esa. Karena identitas mahluk hidup adalah sangat kecil, dia cenderung tunduk terhadap alam material, akan tetapi kalau dia bebas dari badan material ini yang sementara, diapun menjadi sama yaitu spiritual seperti Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu itu, atau dalam keadaan yang

seperti itu, sama sekali tidak ada perbedaan sifat antara atma dan Tuhan Yang Maha Esa, akan

tetapi secara kuantitas tidak sama dengan Tuhan, maka dia terpengaaruh oleh sifat alam material, maka secara kuantitatif atma berbeda dengan Tuhan.

Seluruh proses dari pengabdian adalah penyucian diri sendiri dari pertentangan alam material kemudian meningkatkan dirinya ke tingkatan spiritual, yang secara kualitatif sama dengan

Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam Veda hal itu dijelaskan bahwa mahluk hidup selalu bebas.

Asango hy ayam purusah. Mahluk hidup itu selalu bebas. Pertentangan materialnya hanya bersifat sementara, dan kedudukan yang sebenarnya ialah bahwa dia itu bebas. Pembebasan ini dicapai melalui Kesadaran Krishna, yang bermula dengan berserah diri. Karena itu di sini dikatakan, “Hamba bersujud kepada Tuhan Yang Maha Esa.”

Sloka 15

Terjemahan

Jivatma berdoa lebih lanjut: Mahluk hidup ditempatkan dalam cengkeraman pengaruh alam material dan berulang-ulang berjuang keras untuk eksistensinya di jalan kelahiran dan kematian yang terus berputar. Keadaan kehidupan yang seperti ini adalah karena dia lupa kepada hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, tanpa karunia Dia, bagaimana mungkin seseorang mendapatkan kembali pengabdian pelayanan cinta kasih rohani kepada Tuhan Yang Maha Esa?

Penjelasan

Filosof Mayavadi berkata bahwa hanya dengan menanamkan ilmu pengetahuan spekulasi mental saja seseorang sanggup bebas dari belitan alam material. Tetapi di sini dikatakan bahwa jiwa menjadi bebas bukan karena pengetahuan, tetapi karena karunia Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan yang didapat oleh jiwa dengan sepekulasi mental, bagaimanapun hebatnya, selalu tidak sempurna untuk mendekati Kebenaran Yang Mutlak. Dikatakan bahwa Dia yang sebenarnya, sifat-Nya dan nama-Nya. Bagi mereka yang tidak terlibat dalam pengabdian suci terus-menerus bersepekulasi beribu-ribu kelahiran, tetapi tetap tidak sanggup mengerti alam Tuhan Yang Maha Esa atau Kebenaran Mutlak.

Seseorang dapat dibebaskan dalam pengetahuan tentang Kebenaran Mutlak hanya karena karunia Tuhan Yang Maha Esa. Jelas dikatakan disini bahwa ingatan kita hilang Karena tertutup oleh tenaga material dari Tuhan. Alasan bisa saja diajukan bahwa mengapa kita ditempatkann di dalam pengaruh tenaga alam material ini oleh kehendak Tuhan Yang Maha

Esa. Hal ini dijelaskan di dalam Bhagavad-gita, dimana Tuhan bersabda, “Aku berada di dalam

hati setiap orang dan adalah karena Aku orang ingat atau lupa terhadap pengetahuan.” Adanya sifat lupa di dalam diri mahluk hidup juga karena petunjuk Tuhan Yang Maha Esa. Manusia menyalahgunakan kebebasan yang kecil itu karena dia ingin menguasai dunia

(26)

dpergunakn dengan baik dan bisa juga dipergunakan secara salah. Kemerdekaan itu tidak statis, tetapi dinamis. Karena itu kebebasan yang salah arah adalah sebab mengapa kita

dipengaruhi maya.

Maya begitu kuat sehingga Tuhan mengatakan adalah sulit untuk mengatasi. Tetapi seseorang

dapat mengatur maya itu sedemikian rupa, kalau “dia menyerahkan diri kepada-Ku.” “Mam eva

yo prapadyante: seseorang yang berserah diri kepada-Nya dapat mengatasi pengaruh yang kuat dari hukum alam material. Sangat jelas dikatakan di sini bahwa mahluk hidup ditempatkan

dalam pengaruh maya atas kemauan-Nya, dan jika seseorang ingin keluar dari belenggu ini,

hanya karena karunia Dia saja.

Aktivitas dari jivatma yang dibawah pengaruh alam material dijelaskan di sini. Setiap jivatma

sibuk dalam berbagai jenids kerja yang beranekaragam sifatnya dan semua kerja itu adalah dibawah pengaruh alam material. Kita dapat menyaksikan bahwa di dunia ini manusia begitu gigihnya mengejar kemajuan peradaban material, yang pada intinya semua itu hanyalah pemuasan indera belaka. Padahal kedudukan dasar yang patut diketahui ialah pelayanan yang kekal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kalau kita benar-benar ada dalam pengetahuan yang sempurna, kita harus mengetahui bahwa Tuhan adalah tujuan tertinggi yang patut dipuja dan kita sebagai mahluk hidup adalah pelayan abadi-Nya. Tanpa pengetahuan ini, kalau kita sibuk dalam aktivitas material belaka, maka kita disebut bodoh.

Sloka 16

Terjemahan

Tak seorang pun, kecuali Tuhan Yang Maha Esa, sebagai paramatma bagian dari Tuhan yang berada di semua objek, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, Dia hadir dalam 3

dimensi waktu – masa lalu, kini dan yang akan daatang. Karena itu, jivatma yang sibuk dalam

berbagai aktivitas karena petunjuknya, dan agar bebas dari tiga jenis penderitaan hidup, kita harus menyerahkan dirikepada-Nya. Hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Penjelasan

Kalau jivatma serius ingin lepas dari cengkraman pengaruh dunia material, Tuhan Yang Maha

Esa yang berada di dalam hatinya sendiri sebagai paramatma, memberikan dia pengetahuan ini:

“Serahkan dirimu kepada-Ku.” Seperti yang dinyatakan dalam Bhagavad-gita, “Singkirkan

semua jenis kesibukan. Hanya berserah diri kepada-Ku.” Harus diakui bahea sumber

pengetahuan adalah Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini juga dijelaskan di dalam Bhagavad-gita.

Mattah smrtir jnanam apohanam ca. Tuhan bersabda, “Melalui Aku seseorang mendapat pengetahuan yang sebenarnya dan ingatan, begitu juga orang pun luppa karena Aku.” Orang uang ingin puas secara material atau yag ingin menguasai dunia material ini, Tuhan memberikan kesempatan untuk melupakan pengabdiannya kepada Tuhan dan sibuk hanya dalam aktivitas kebahagian material saja. Begitu pula, kalau seseorang kecewa akibat gagal menguasai dunia ini dan selanjutnya serius ingin lepas dari belitan hokum duniawi ini, Tuhan pun, dari dalam, memberikan pengetahuan bahwa dia harus berserah diri kepada-Nya; kemudian diapun akan mendapat pembebasan itu.

Referensi

Dokumen terkait

Sinar Niaga Sejahtera merencanakan pengadaan barang dengan menggunakan data historis permintaan dari outlet ke distributor sebagai data historis untuk melakukan

Hal tersebut relative error and mega cikini station and land prices in puri mega kuningan hotel bintang jatuh.. Ministry of incorporation new york city department of york county

Pemberian 6% sukrosa pada media pengumbian mikro nyata menghasilkan jumlah dan panjang akar, tinggi tunas, jumlah daun, jumlah dan bobot stolon, serta jumlah umbi mikro yang

a) Dalam penulisan ini penulis menyarankan, bahwa perlu mempercepat terbitnya Peraturan Walikota (PERWALI) mengenai pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Artinya kita ingin melihat sebuah nilai yang sama dari Cell B1 yaitu NIS dengan muncul sebuah nama (kata) di Cell B3 yaitu Jenis Kelamin (dalam hal ini Jenis Kelamin dari

Data berupa proses bisnis peminjaman buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pengembalian buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pelayanan informasi

KPU Kabupaten menetapkan jadwal penayangan Iklan Kampanye untuk setiap Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 9 setelah berkoordinasi dengan media massa cetak

“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Indeks Pembangungan Manusia dengan Belanja Modal sebagai Variabel Intervening (Studi