• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUAL SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA 25 juli 2016 fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANUAL SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA 25 juli 2016 fix"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 1

KETERAMPILAN KOMUNIKASI 1

SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA

Ar sita Eka Pr asetyaw ati*, Eti Poncor ini Pamungkasar i* Ver onika Ika Budiastuti**, Budiyanti Wibow or ini***

A. LATAR BELAKANG

Seor ang dokter masa depan, di samping har us mampu mengikuti

per kembangan ilmu dan teknologi kedokter an yang sedemikian cepat, juga

har us mempunyai kemampuan menjalin hubungan inter per sonal yang efektif

dan komunikasi yang baik. Saat ini, har apan pasien adalah dapat menjalin

hubungan saling penger tian yang baik dengan dokter nya, didasar i r asa

keper cayaan, kesetar aan, dan dapat diajak untuk ber tukar infor masi. Seor ang

dokter juga mempunyai per an penting dalam mengubah per ilaku masyar akat

yang kur ang baik bagi kesehatan. Hal ini akan lebih mudah bila dokter juga

memahami latar belakang budaya di lingkungan pasien. Apabila hubungan

dokter dan pasien ini telah ter bina dengan baik, akan mudah bagi dokter untuk

mendapatkan infor masi yang dapat menunjang penegakan diagnosis yang

akur at dan penatalaksanaan medis yang kompr ehensif. Dengan komunikasi

yang baik, pasien juga akan melaksanakan ter api dengan yakin dan benar ,

sehingga menunjang kesembuhan dan peningkatan kesehatan pasien.

Sebuah kejadian nyata, di sebuah tempat pelayanan kesehatan minim

komunikasi, seor ang nenek yang sakit diber i 3 macam obat tanpa penjelasan

lebih lanjut. Dokter tidak mer asa per lu untuk member i penjelasan tentang

atur an minum obat secar a lisan kar ena sudah ter tulis di bungkus

masing-masing obat diminum 3 x 1. Tiga har i kemudian pasien ter sebut kembali ke

klinik dan mengatakan penyakitnya sama sekali tidak ber kur ang. Setelah

ditanya lebih lanjut, ter nyata per sepsi nenek ter sebut dengan 3 x 1 adalah obat

A diminum pagi, obat B diminum siang dan obat C diminum malam tanpa

menghitung ber apa lama jar ak w aktu minum obat. Melihat ilustr asi ini dapat

kita lihat, komunikasi dokter -pasien yang kur ang bisa ber akibat tidak baik.

(2)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 2 B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan pembelajar an ini, dihar apkan mahasiswa

mampu membina sambung r asa dan menstr uktur wawancar a dengan pasien

atau keluar ganya. Adapun tujuan pembelajar an yang dihar apkan adalah

mahasiswa :

1. Mampu mener apkan sambung r asa pada pasien atau keluar ganya secar a

benar

2. Mampu melakukan wawancar a yang ter str uktur dengan empat dasar dan

tujuh butir mutiar a anamnesis

C. TEORI DASAR KOMUNIKASI SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR

WAWANCARA

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi ber asal dar i kata “communicar e” yang ber ar ti

ber par tisipasi atau member itahukan dan “communis” yang ber ar ti milik

ber sama. Ter dapat beber apa penger tian komunikasi, yaitu:

a. Per tukar an pikir an atau keter angan dalam r angka menciptakan r asa

saling menger ti ser ta saling per caya demi ter wujudnya hubungan yang

baik antar a seseor ang dengan or ang lainnya.

b. Per tukar an fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua or ang atau lebih.

c. Suatu hubungan yang dilakukan melalui sur at, kata-kata, simbol atau

pesan yang ber tujuan agar tiap manusia yang ter libat dalam pr oses

dapat saling tukar menukar ar ti dan penger tian ter hadap sesuatu.

2. Tujuan Komunikasi

Tujuan utama komunikasi adalah menimbulkan saling penger tian,

bukan per setujuan. Dalam suatu komunikasi, seseor ang bisa saja tidak

menyetujui pesan yang disampaikan. Akan tetapi, apabila or ang ter sebut

dapat memahami pesan yang disampaikan maka dikatakan komunikasi telah

ber jalan dengan baik.

(3)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 3 3. Kategori Komunikasi

Komunikasi dokter -pasien ter dir i atas isi, pr oses, dan kemampuan

per sepsi.

a. Isi

Isi adalah apa yang dokter bicar akan, seper ti isi per tanyaan yang

diajukan oleh dokter , infor masi yang diber ikan, daftar difer ensial

diagnosis. Komponen ini didasar i oleh pengetahuan medis yang dimiliki

dokter

b. Pr oses

Pr oses adalah bagaimana car a dokter ber bicar a, seper ti bagaimana

car a mengajukan per tanyaan, seber apa baik dalam hal mendengar kan

pasien, bagaimana car a member ikan penjelasan dan car a menyusun

r encana dengan pasien, bagaimana membangun sambung r asa dengan

pasien, dan bagaimana car a menstr uktur wawancar a.

Jadi, bisa dikatakan bahwa pr oses memer lukan keter ampilan komunikasi

ser ta keter ampilan hubungan antar pr ibadi atau int er per sonal skill,

sementar a isi sangat ter gantung pada pengetahuan klinis dan kemampuan

r easoning

c. Kemampuan per sepsi

Kemampuan ini mendasar i pikir an ser ta emosi dokter sepanjang

pr oses pemikir an dan pemecahan masalah klinis (clinical r easoning).

Kemampuan per sepsi ini dipengar uhi oleh per asaan dan pandangan

dokter ter hadap pasien, juga pandangan ter hadap ber bagai macam

penyakit. Kemampuan per sepsi ini juga dipengar uhi oleh r asa per caya

dir i dokter , penyimpangan sikap (bila ada), ser ta att it ude dokter .

4. Struktur Komunikasi Dokter – Pasien

Str uktur Komunikasi Dokter – Pasien dapat dilihat dar i gambar

(4)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 4

(Silvermann, Kur tz & Draper, 1997)

Dar i diagr am di atas bisa dilihat bahw a tahap – tahap komunikasi

dokter -pasien meliputi :

1) Memulai w aw ancar a (init iat ing t he session)

2) Mengumpulkan infor masi (gat her ing infor mat ion)

3) Penjelasan dan Per encanaan (explanat ion and planning)

4) Menutup w aw ancar a (closing t he session)

5. Tahap – Tahap Komunikasi

Pada saat melaksanakan tahap – tahap komunikasi dokter pasien, ada

dua hal yang har us selalu diper hatikan, yaitu:

 Kemampuan menjalin hubungan/ sambung r asa dengan pasien (building

t he r elat ionship)

 Kemampuan menstr uktur waw ancar a (str uctur ing the consult at ion)

Kemampuan sambung r asa dan menstr uktur w aw ancar a har us selalu

digunakan (secar a tepat) pada tiap tahap komunikasi dokter – pasien

a. Memulai Wawancara (I nitiating the session)

Ada 5 tujuan pada tahap ini, yaitu:

1) Membentuk/ menyiapkan suatu lingkungan yang mendukung

(5)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 5 3) Mengidentifikasi dengan lengkap semua per masalahan yang

membuat pasien datang ke dokter

4) Membuat per setujuan ter hadap agenda atau r encana konsultasi

5) Membuat pasien ter libat dalam suatu pr oses kolabor atif

Pada tahap inilah, sambung r asa akan dimulai. Sambung r asa

mer upakan tahap dalam komunikasi yang har us diciptakan, supaya

hal-hal yang dapat menghambat kelancar an pr oses komunikasi dapat

dihindar i. Apabila situasi yang menyenangkan kedua belah pihak sudah

ter cipta, dihar apkan infor masi yang dibutuhkan akan diper oleh dengan

memuaskan. Untuk menciptakan sambung r asa, disamping per lu

menumbuhkan r asa saling per caya, maka per lu ber komunikasi dengan

jelas. Dalam sambung r asa yang dilakukan, per lu diingat bahwa pihak

per tama sebaiknya tidak seper ti menginter ogasi pihak kedua. Sikap

yang hangat namun tidak ber lebihan, akan memper mudah pihak kedua

untuk member ikan infor masi yang dibutuhkan. Hal per tama yang dapat

dilakukan untuk memulai sambung r asa dengan pasien adalah menjabat

tangannya (sesuai dengan budaya dan kebiasaan setempat). Untuk itu

ada 3 hal yang har us diper hatikan :

1) Ber bicar a dengan jelas :

Sangat penting dalam ber komunikasi untuk ber bicar a,

menulis atau menyajikan pesan dengan seder hana dan jelas. Bahasa

yang dipakai hendaknya dapat dimenger ti. Kalimat yang diucapkan

hendaknya tidak ber belit-belit, Bila per lu dapat ditunjang alat

bantu seper ti gambar , poster dan sebagainya.

2) Mendengar aktif dan member i per hatian :

Mendengar adalah salah satu car a menyatakan per hatian.

Dengar kan baik-baik apa yang dikatakan or ang pada Anda. Dor ong

agar or ang ter sebut mau ber bicar a dengan bebas, namun demikian

tetap har us diar ahkan supaya tidak keluar dar i alur topik yang

dibicar akan. Jangan menghentikan atau menyela pembicar aan dan

mendebat mer eka, kar ena hal ter sebut akan memutus komunikasi,

(6)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 6 mendengar kan or ang ber bicar a, jangan melihat hal lain atau

menyibukkan dir i dengan peker jaan lain. Bila hal ini ter jadi or ang

akan menganggap anda tidak member i per hatian pada mer eka.

3) Mendiskusikan dan menjelaskan :

Keter ampilan yang dibutuhkan pada tahap memulai w aw ancar a:

1) Per siapan

a) Mengesampingkan per asaan dan emosi pr ibadi

b) Buatlah dir i Anda (dokter ) mer asa nyaman

c) Baca infor masi dan bahan yang r elevan ter lebih dahulu.

2) Membangun hubungan baik dengan pasien

a) Sapa pasien saat per tama ber temu (ucapkan selamat pagi,

selamat sor e, halo, atau yang lainnya; sapa dengan

menggunakan nama pasien, jabat tangannya, tunjukkan sikap

yang r amah).

b) Per silahkan pasien untuk duduk (gunakan bahasa ver bal dan

non ver bal yang jelas).

c) Ber ikanlah per hatian yang utuh/ penuh pada pasien. Jangan

melihat atau menyibukkan dir i dengan hal lainnya.

d) Klar ifikasi identitas pasien

e) Per kenalkan dir i Anda dan per an Anda (misalnya : ...“Saya

Sandr a dokt er muda yang ber tugas menjadi asist en dokt er

Sir egar . Saya di sini ber tugas unt uk mengumpulkan infor masi

mengenai keluhan dan penyakit ibu sebelum ibu diper iksa oleh

dokt er Sir egar “....).

f) Bila dianggap per lu, sebutkan waktu yang ter sedia.

g) Sebutkan juga bahwa Anda akan mencatat keter angan–

(7)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 7

melakukan inter upsi atau mengar ahkan pasien (kecuali untuk

kasus-kasus khusus)

c) Gunakan bahasa non ver bal seper ti anggukan, senyuman atau

bisa juga menggunakan bahasa ver bal yang ”netr al“ seper ti :

ya, he-em, , t er us…, oh..ya” dengan tujuan agar pasien bisa

ter bantu untuk ter us melanjutkan per nyataan atau cer ita

mengenai alasan utama mer eka datang ber kunjung.

d) Ringkaslah cer ita atau infor masi dar i pasien, lalu

konfir masikan ke pasien apakah per sepsi Anda itu sudah

benar . Selanjutnya tanyakan apakah ada gejala atau hal lain

yang menjadi keluhan (scr eening)

Contoh : “Jadi masalah ut ama Bapak adalah nyer i dada dan

sesak nafas ? Apakah masih ada yang lain?”

4) Menyusun agenda wawancar a

a) Jelaskan pada pasien tahap – tahap pemer iksaan yang akan

dilakukan.

b) Negosiasikan dengan pasien mengenai w aktu yang

dibutuhkan untuk pemer iksaan, agenda pemer iksaan, dll.

b. Mengumpulkan Informasi ( Gather ing Information)

Tahap ini ser ing disebut dengan tahap ANAMNESIS. Pada tahap ini,

ter dapat empat tujuan utama, yaitu:

1) Mendapatkan data biofisik atau sejar ah penyakit dengan lengkap

dan akur at, supaya dapat mengenali pola yang bisa diasosiasikan

dengan suatu penyakit ter tentu.

2) Mengeksplor asi dan memahami per spektif pasien, agar dokter bisa

(8)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 8 3) Menyusun wawancar a antar a dokter -dan pasien sedemikian r upa

sehingga mendukung pr oses diagnost ic r easoning, dalam waktu

seefisien dan seefektif mungkin.

4) Melibatkan par tisipasi pasien dalam suatu pr oses inter aktif, dengan

car a selalu memelihar a sambung r asa dengan pasien, dan

member ikan r espon ser ta dukungan pada keter libatan mer eka.

Untuk mendapatkan data biofisik atau sejar ah penyakit dengan

lengkap dan akur at, har us mengacu pada per tanyaan yang sistematis,

yaitu ber pedoman pada empat pokok pikir an (The Fundament al Four)

dan tujuh butir mutiar a anamnesis (The Sacr ed Seven). Yang dimaksud

dengan empat pokok pikir an, adalah melakukan anamnesis dengan car a

mencar i data:

1) Riwayat Penyakit Sekar ang (RPS), meliputi keluhan utama dan

anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah keluhan yang membuat

seseor ang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencar i

per tolongan, misalnya deman, sesak napas, dll. Kemudian, setelah

utama dilanjutkan dengan anamnesis secar a sistematis dengan

menggunakan tujuh butir mutiar a anamnesis.

2) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), menanyakan tentang apakah

pender ita per nah mender ita sakit sebelumnya yang r elevan dengan

keadaan sekar ang dan penyakit kr onik seper ti tekanan dar ah tinggi,

sakit gula, dan sebagainya

3) Riwayat Kesehatan Keluar ga, untuk menelur usi apakah ada penyakit

yang ditur unkan dan ditular kan di lingkungan keluar ganya.

4) Riwayat Sosial dan Ekonomi, untuk mengetahui status sosial pasien

yang meliputi pendidikan, peker jaan, per nikahan, dan kebiasaan

yang ser ing dilakukan.

Sedangkan yang dimaksud dengan tujuh butir mutiar a anamnesis, yaitu:

1) Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)

2) Onset / awitan dan kr onologis (kapan ter jadinya? ber apa lama?

3) Kuantitas keluhan (seber apa banyak? Seber apa ser ing?)

(9)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 9 5) Faktor -faktor yang memper ber at ?

6) Faktor -faktor yang memper ingan ?

7) Analisis sistem yang menyer tai keluhan utama.

c. Penjelasan dan Perencanaan ( Explanation And Planning)

Pada tahap ini ada 3 hal yang penting, yaitu:

1) Member ikan infor masi dalam jumlah ser ta jenis yang tepat.

2) Mencapai pemahaman ber sama antar a dokter dan pasien : ter utama

dalam hal ker angka penyakit pasien.

3) Per encanaan : membuat keputusan ber sama antar a dokter dengan

pasien.

Tujuan tahap ini adalah :

1) Member ikan infor masi yang tepat dan menyelur uh dengan

memper hatikan kebutuhan masing – masing pasien ter hadap

infor masi

2) Menyediakan penjelasan yang ber kaitan dengan per spektif pasien

ter hadap masalah

3) Menemukan per asaan dan pemikir an pasien sehubungan dengan

infor masi yang diber ikan

4) Mendor ong adanya inter aksi/ hubungan timbal balik (bukan

hubungan sear ah)

5) Membuat pasien menjadi paham tentang pr oses pengambilan

keputusan

6) Melibatkan pasien dalam mengambil keputusan (sampai dengan

tingkat/ level yang diinginkan pasien)

7) Meningkatkan komitmen pasien ter hadap r encana yang telah tepat

Tahap mengumpulkan informasi ( gather ing infor mation) selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada modul Komunikasi 2 : HISTORY TAKING

( ANAMNESI S), dan akan dilatihkan di semester lain.

Tahap penjelasan dan perencanaan ( explanation and planning) akan dibahas lebih lanjut pada modul Komunikasi 3 : KONSELING dan TELLING BAD NEWS

(10)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 10 d. Menutup Wawancara ( Closing The Session)

Tujuan:

1) Mengkonfir masi r encana per awatan.

2) Mengklar ifikasi langkah selanjutnya yang akan ditempuh oleh dokter

maupun pasien.

3) Menetapkan r encana yang akan ditempuh bila ada situasi “dar ur at“.

4) Memaksimalkan kepatuhan pasien dan outcome perawatan ter hadap

pasien.

5) Penggunaan waktu konsultasi yang efisien.

6) Menjaga agar pasien tetap mer asa sebagai bagian dar i pr oses

kolabor atif, ser ta membangun hubungan dokter -pasien yang baik

untuk masa selanjutnya.

Keter ampilan yang diper lukan pada tahap ini adalah:

1) Kemampuan untuk membuat r ingkasan (end summar y)

Yang dimaksud dengan r ingkasan di sini adalah r ingkasan akhir .

Jadi yang dilakukan adalah membuat r ingkasan dar i sesi w aw ancar a

yang telah dilakukan dan tentang r encana tindak lanjut dalam

penatalaksanaan pasien

2) Membuat kesepakatan (cont r act ing)

Tahap ini meliputi per setujuan atau kesepakatan mengenai

langkah yang akan ditempuh selanjutnya, juga mengenai tanggung

jawab masing – masing pihak (pihak dokter maupun pasien). Contoh:

a) Member itahu dan meminta kesediaan pasien bahw a setelah

anamnesis selesai, akan dilakukan pemer iksaan fisik dan

pemer iksaan penunjang yang diper lukan

b) Meminta pasien untuk menghubungi Anda (dokter ) bila hasil

pemer iksaan r ontgen sudah ada.

c) Meminta pasien untuk meminum sampai habis sesuai atur an

minum obat yang telah dir esepkan, dan sesudah itu seger a

menghubungi Anda (dokter ) kembali.

d) Member itahu pasien bahwa Anda (dokter ) akan menghubungi

(11)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 11 e) Member itahukan pada pasien bahw a Anda (dokter ) akan

memer iksa kembali kondisi pasien besok pagi.

f) dll.

3) Pengamanan ter hadap hal yang tidak dihar apkan (safet y-net t ing)

Tahap ini mer upakan tahap pember itahuan pada pasien

apabila ter jadi per istiwa atau ter dapat per kembangan yang tidak

dihar apkan. Tidak ada jaminan bahwa segala hal yang sudah

dir encanakan dengan baik bisa ber jalan sesuai dengan har apan.

Untuk itu sejak awal hal ter sebut per lu dibicar akan dengan pasien,

ter masuk bagaimana mengatasinya. Adapun hal-hal yang per lu

diber itahukan kepada pasien adalah sebagai ber ikut :

a) Jelaskan ulang apa saja yang dihar apkan akan ter jadi.

b) Bagaimana car a mengenali bila muncul hal – hal yang tidak

dikehendaki.

c) Bagaimana car a pasien mencar i bantuan bila muncul hal – hal

yang tidak dihar apkan.

d) Per ubahan yang mungkin ter jadi ter hadap r encana yang telah

disepakati ber sama, ataupun per ubahan ter hadap hasil diagnosis.

Contoh : ” Bu, anak Ibu dihar apkan akan seger a membaik dalam 24

4) Pengecekan ter akhir (final checking)

Har us ada pengecekan ter akhir , apakah pasien menger ti dan

mer asa senang/ nyaman baik dengan r encana yang telah dibuat,

pr osedur apa saja yang har us diikuti, maupun ter hadap segala hal

yang har us dilakukan bila muncul hal – hal yang tidak dihar apkan.

6. Kemampuan Menstr uktur Wawancara

Kemampuan menstr uktur w aw ancar a dibutuhkan untuk

(12)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 12 tidak ber jalan ke segala ar ah tanpa memiliki suatu tujuan yang pasti. Ada

beber apa ketr ampilan pokok yang ter masuk dalam kemampuan

menstr uktur wawancar a, yaitu:

a. Penyar ingan (scr eening)

Penyar ingan mer upakan suatu car a untuk memer iksa kembali

ber sama dengan pasien, apakah ada gejala atau tanda-tanda lain atau

per sepsi lain yang belum disebutkan oleh pasien

b. Negosiasi (negot iat ion)

Negosiasi mer upakan suatu car a untuk mencapai suatu

kesepakatan ber sama, dalam hal ini antar a dokter dan pasien.

c. Penentuan Agenda (agenda set t ing)

Penentuan agenda ber manfaat untuk mengur angi ketidakpastian

antar a dokter dan pasien, w aktu yang digunakan menjadi lebih efektif

dan efisien, pasien mendapat kesempatan untuk lebih concer n pada

hal-hal yang paling penting atau yang paling ingin dibahas dengan dokter ,

ser ta mendor ong adanya negosiasi dan hubungan timbal-balik yang

positif. Str ategi untuk melakukan penentuan agenda antar a lain:

1) Dokter mendengar kan masalah yang per tama muncul, dan

membiar kan pasien mencer itakan masalahnya ter sebut. Jika dokter

ter lalu aw al melakukan inter upsi, maka pasien akan “kembali lagi”

pada masalah aw al tadi.

2) Dokter mer ingkas masalah–masalah yang ada, dan memer iksa semua

yang didengar , dan menger ti dengan sungguh–sungguh yang didengar

dar i pasien

3) Dokter mengenali masalah–masalah yang disampaikan pasien dan

menunjukkan per hatian, baik secar a ver bal maupun non ver bal.

4) Dokter menanyakan apakah ada masalah lainnya. Ini untuk

menghindar kan pasien ter lambat mengeluhkan masalah lain.

5) Dokter membuat pr ior itas masalah dan menegosiasikan mana

masalah yang akan dieksplor asi pada kesempatan ter sebut

Contoh kalimat-kalimat yang ser ing digunakan dalam agenda set t ing

antar a lain:

(13)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 13 2) “Hal manakah yang paling mengganggu Ibu?”

3) “Masalah manakah yang akan kit a bahas t er lebih dahulu?”

4) Bagaimana kalau kit a mulai dengan masalah gangguan haid ini lebih

dahulu?”

5) “Baiklah, kit a mulai dulu dengan keluhan Bapak mengenai sesak napas

ini, bila nant i wakt unya mencukupi, kit a bicar akan juga mengenai

kesulit an t idur yang juga Bapak alami”

Apabila waktu yang ter sedia hanya sedikit, contoh kalimat yang ser ing

digunakan antar a lain:

1) “Mohon maaf, Ibu, sebent ar lagi saya ada acar a....” (dalam nada yang

net r al) kemudian dokt er dapat menegosiasikan apa yang bisa

dilakukan dalam sisa wakt u yang ada

2) “Kit a akan mencoba unt uk menyelesaikan sebanyak mungkin masalah

yang ada, namun hal t er sebut t er gant ung pada wakt u yang t er sedia...”

3) “Kit a mencoba unt uk member ikan kesempat an yang sama bagi

semuanya, jadi...: (negosiasikan apa yang akan dilakukan pada

kesempat an/ wakt u yang ada)

4) “Saya ingin membahasa set iap masalah yang ada dengan lebih

mendalam sehingga per lu wakt u yang cukup. Unt uk itu, kit a

r encanakan....”

d. Pengar ahan (signpost ing)

Yang dimaksud dengan pengar ahan disini adalah per nyataan

tr ansisi yang digunakan oleh dokter untuk member ikan isyar at adanya

per ubahan ar ah pembicar aan atau adanya per pindahan dar i tahap

w aw ancar a satu ke tahap yang lain. Selain itu, signpost ing juga ber isi

penjelasan mengenai tahap ber ikutnya. Manfaat sign post ing antar a lain:

1) Pasien menjadi tahu dokter hendak ke ar ah mana dan mengapa.

2) Dokter bisa ber bagi pemikir annya maupun r encananya dengan

pasien.

3) Untuk meminta izin pada pasien ---- membangun hubungan baik.

4) Menjadikan konsultasi menjadi lebih ter buka baik bagi dokter

(14)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 14 5) Mengur angi ketidakpastian.

6) Meningkatkan ker jasama dokter dan pasien.

7) Landasan ker jasama antar a dokter dan pasien menjadi lebih baik.

Sign post ing dapat digunakan untuk:

1) Ber pindah dar i tahap per mulaan w aw ancar a ke tahap pengambilan/

pengumpulan infor masi.

2) Mengganti per tanyaan ter buka menjadi per tanyaan ter tutup.

3) Mengawali per tanyaan yang membutuhkan jaw aban spesifik, misalnya

yang menyangkut masalah ide, per hatian utama pasien,maupun

har apan pasien.

4) Ber pindah ke tahap pemer iksaan fisik dan ke tahap pemer iksaan

penunjang yang diper lukan

5) Ber pindah ke tahap penjelasan dan per encanaan.

Contoh sign post ing :

1) “Baiklah Bu, unt uk menget ahui lebih past i mengenai nyer i dada yang Ibu

keluhkan, saya akan melakukan beber apa pemer iksaan fisik. Silahkan

Ibu menuju r uang per iksa...“

2) “Ada beber apa hal pent ing yang per lu Bapak ket ahui mengenai

hiper t ensi. Saya per t ama-t ama akan menjelaskan apa it u hiper t ensi dan

beber apa penyebabnya. Selanjutnya, saya ingin juga mener angkan efek

hiper t ensi t er hadap Bapak, dan mengapa kit a har us menjaga t ekanan

dar ah Bapak. Apakah Bapak set uju ?“

e. Mer ingkas (int er nal summar ising)

Ringkasan dalam pr oses wawancar a dokter -pasien ini ada dua

macam, yaitu :

1) Ringkasan pada akhir w aw ancar a (end summar y)

2) Ringkasan dalam pr oses w aw ancar a (Int er nal summar y).

Ringkasan dalam pr oses w aw ancar a (int er nal summar y) adalah

suatu pr oses dimana dokter mengatakan kembali topik utama yang

telah disampaikan oleh pasien sebelumnya. Tujuan utama adalah

untuk memer iksa apakah dokter sudah sepenuhnya memahami

(15)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 15 Ringkasan/ ikhtisar yang baik sehar usnya memenuhi beber apa

per syar atan ber ikut :

1) Har us benar -benar mencer minkan isi pembicar aan pasien.

2) Har us benar -benar r ingkas.

3) Jangan hanya mengulang kata-kata pasien (secar a har fiah), tetapi

sebaiknya menggunakan kata-kata dokter sendir i.

4) Sebaiknya r ingkasan mer upakan ver ifikasi ter hadap per nyataan

pasien. Untuk itu, bisa dengan menanyakan secar a langsung kepada

pasien, atau diucapkan dengan menggunakan nada ber tanya.

f. Per untunan (sequencing)

Dokter har us bisa membawa wawancar a dalam suatu ur utan/

tahap-tahap yang logis, yaitu mulai dar i explor asi maksud kedatangan

pasien, penggalian infor masi, pemer iksaan fisik, penjelasan diagnosis

dan per encanaan tindak lanjut.

g. Membina hubungan dengan pasien (sambung r asa)

D. PROSEDUR PELAKSANAAN SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR

WAWANCARA

Lakukan sambung r asa dan menstr uktur w aw ancar a dengan pr osedur ber ikut

ini :

1. Mengawali per temuan :

a. Menyapa pasien, mengucapkan salam dan memper kenalkan dir i.

b. Menanyakan identitas pasien (nama lengkap, tempat tanggal lahir ,

alamat lengkap, dan peker jaan). Dapat ditambahkan dengan data-data

identitas lain sesuai dengan for mat r ekam medis yang ada

c. Menanyakan maksud kedatangan pasien.

d. Member i situasi yang nyaman bagi pasien.

e. Menunjukkan sikap empati dan dapat diper caya.

f. Membuat dan menegosiasikan agenda per temuan

2. Mendengar kan aktif

a. Ber konsentr asi pada pembicar aan

b. Melakukan kontak mata

(16)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 16 d. Memer lihatkan sikap tubuh sesuai pembicar aan

e. Mendor ong lawan bicar a mengungkapkan isi pikir annya

f. Menanyakan kejelasan

g. Menanyakan secar a detail

h. Meninggalkan asosiasi dan opini

i. Menjaga emosi

j. Tidak ter bur u-bur u

k. member i jeda bila diper lukan

3. Melakukan waw ancar a ter str uktur untuk menggali infor masi

menggunakan 4 dasar dan 7 butir mutiar a anamnesis (seper ti yang

ter jabar di teor i komunikasi di atas)

4. Menutup per temuan :

a. Membuat r ingkasan dan menyimpulkan kembali masalah pasien,

kekhawatir an dan har apannya.

b. Melakukan signposting untuk tahap pemer iksaan fisik selanjutnya

c. Memelihar a dan menjaga har ga dir i pasien, hal-hal yang ber sifat

pr ibadi dan ker ahasiaan pasien sepanjang waktu.

d. Memper lakukan pasien sebagai mitr a sejajar dan minta

per setujuannya dalam memutuskan suatu hal.

E. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Sebelum mengikuti kegiatan sambung r asa dan menstr uktur wawancar a,

pelajar i teor i dasar -dasar komunikasi dar i r efer ensi yang dianjur kan.

2. Untuk ber latih sambung r asa dan menstr uktur w awancar a, setelah

instr uktur member i contoh, cobalah ber latih ber pasangan dengan teman,

satu or ang sebagai dokter , satu or ang sebagai pasien. Gunakan pr osedur

pelaksanaan sebagai acuan. Lakukan ber gantian, bila satu pasang

mahasiswa sedang ber latih, teman dalam kelompok menyaksikan dan

setelah itu member i masukan.

3. Pada latihan ter bimbing, waktu tiap pasang mahasiswa maksimal 7 menit

untuk sambung r asa dan menstr uktur wawancar a, masukan dar i anggota

(17)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 17 4. Sisa waktu pada latihan ter bimbing digunakan instr uktur untuk member i

feedback. Untuk latihan mandir i w aktu latihan disesuaikan waktu yang ada.

5. Lakukan sambung r asa dan menstr uktur waw ancar a dengan situasi sesuai

skenar io yang dipilih. Antar pasangan sebaiknya ber latih skenar io yang

ber beda. Kar ena w aktu ter batas, mahasiswa disar ankan ber latih sendir i

dengan skenar io yang belum sempat dicobanya di luar waktu per temuan

(18)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 18 SKENARIO 1

Bapak Andi usia 65 tahun adalah penduduk desa Bar okah yang mempunyai sifat

pemar ah. Dia sangat kaya, namun kadang ar ogan, memandang r endah or ang lain

kar ena menganggap dir inya paling ter kenal dan disegani di desa itu. Dia adalah

pender ita hiper tensi. Apabila sakit dia selalu memer iksakan dir i ke dokter spesialis

di Rumah Sakit Swasta di kota dengan alasan tidak mau antr i lama dan tidak per caya

dengan obat-obat Puskesmas yang har ganya mur ah. Suatu ketika, penyakit pak

Sur yo kambuh, dia mer asakan sakit kepala dan kuduknya kaku. Sopir pr ibadinya

tidak masuk sehingga tidak ada yang mengantar ke kota. Ter paksa pak Sur yo

mendatangi Puskesmas. Puskesmas saat itu penuh dengan pasien. Pak Sur yo tidak

sabar dan ter lihat gelisah, ber ulangkali dia mar ah-mar ah pada petuga loket. Setelah

1 jam menunggu, tiba gilir an Pak Andi masuk r uang dokter dengan wajah emosi.

Sebagai dokter di Puskesmas ter sebut, apa yang akan Anda lakukan?

Feedback

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

(19)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 19 SKENARIO 2

Bu Sani, 44 tahun adalah ister i seor ang bur uh bangunan, ibu r umah tangga yang

ber asal dar i desa dan tidak per nah mengenyam pendidikan for mal. Sudah setahun

ini Bu Sani tinggal di kota kabupaten. Bu Sani yang pada dasar nya sangat pendiam

dan r endah dir i, jadi makin sulit ber gaul dengan or ang lain. Apabila ber bicar a

ter gagap-gagap, sulit mer angkai kalimat dengan benar dan ber bicar a dengan suar a

sangat pelan. Selama ini setiap kali ke Puskesmas, Bu Sani selalu diantar suaminya.

Suaminya yang akan mengur us administr asi dan menyampaikan keluhan pada

dokter . Suatu ketika, Bu Sani mer asa ulu hatinya sangat per ih diser tai pusing dan

mual-mual. Suaminya tidak diper bolehkan ijin oleh mandor bangunan. Kar ena

sudah tidak bisa menahan sakit, Bu Sani per gi sendir i ke Puskesmas. Dengan

takut-takut, Bu Sani member anikan dir i mendaftar di loket, kemudian duduk menunggu

antr ian. Saat namanya dipanggil masuk ke r uang dokter , ter lihat wajahnya semakin

pucat.

Feedback

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

(20)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 20 SKENARIO 3

Bapak Joni, seor ang supir tr uk, usia 38 tahun, sudah ber keluar ga dengan 2 or ang

anak. Kar ena peker jaannya, Bapak Joni ser ing per gi keluar kota ber har i-har i, dan

mempunyai kebiasaan “jajan” di kota-kota yang disinggahinya. Suatu ketika,

badannya mer asa mer iang dan dar i alat kelamin keluar nanah. Bapak Joni mer asa

cemas dan memutuskan per iksa ke dokter Nana. Bapak Joni mer asa malu untuk

mengemukakan kebiasaannya ber kencan dengan PSK apalagi kepada dokter w anita,

sehingga Bapak Joni memutuskan untuk tidak akan mengatakan hal yang

sebenar nya.

Feedback

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

(21)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 21 SKENARIO 4

Ibu Intan, 25 tahun datang ke pr aktek dokter dengan keluhan nyer i per ut. Bu Intan

masuk ke r uang per iksa dengan wajah yang pucat dan nampak kesakitan sambil

ter us memegangi per utnya. Nyer i ter utama dir asakan saat ibu ter sebut ter lambat

makan, atau makan makanan yang ter lalu asam atau pedas

Feedback

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

(22)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 22 SKENARIO 5

Bapak Salim usia 27 tahun datang ke pr aktek dokter dengan keluhan sakit panas

diser tai batuk dan pilek. Saat menyampaikan keluhannya, Pak Salim selalu ter

batuk-batuk dan ber sin-ber sin. Badannya nampak lemah dan menggigil.

Feedback

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

(23)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 23 SKENARIO 6

Nn. Widya, umur 17 tahun, seor ang mahasisw i bar u datang ke medical center di

kampusnya dengan keluhan selur uh badan ter asa gatal. Saat mencer itakan

keluhannya kepada dokter , Nn. Widya menangis ter sedu kar ena mer asa sedih tidak

ada keluar ganya yang bisa menemaninya saat sakit kar ena sekar ang ini kos jauh

dar i r umah or ang tuanya. Sebelumnya, Nn. Widya tidak per nah jauh dar i ibunya. Nn.

Widya mengatakan bahw a dulu per nah sakit yang sama dan setelah per iksa ke

(24)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 24 CHECK LIST PENILAIAN

KETERAMPILAN SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA

No Aspek Keter ampilan yang Dinilai Skor

0 1 2

MEMBUKA WAWANCARA 1 Menyapa pasien

2 Memperkenalkan diri pada pasien 3 Menanyakan identitas pasien

4 Menunjukkan sikap hormat dan respek pada pasien 5 Member ikan situasi yang nyaman pada pasien

6 Mengidentifikasi dan mengkonfir masi permasalahan pasien 7 Menegosiasikan agenda konsultasi

MEMBANGUN SAMBUNG RASA 8 Melakukan kontak mata dengan pasien

9 Menunjukkan tingkah laku (non verbal) yang sesuai

10 Bila melakukan kegiatan lain (misal melihat catatan atau menulis) tidak sampai mengganggu pr oses w awancara dengan pasien

11 Tidak menghakimi 12 Bisa menjaga emosi

13 Member i empati dan dukungan pada pasien 14 Menjaga harga dir i dan rahasia pasien 15 Tidak tampak ter bur u – bur u

Menanyakan faktor – faktor yang memperber at keluhan utama Menanyakan faktor-faktor yang meringankan keluhan utama Menanyakan gejala penyer ta

18 Menanyakan riw ayat penyakit dahulu Menanyakan riw ayat kesehatan keluarga Menanyakan riw ayat sosial ekonomi Menanyakan kebiasaan pribadi

19 Penggunaan bahasa yang mudah dipahami pasien 20 Menggunakan pertanyaan terbuka secara tepat 21 Menggunakan pertanyaan tertutup secar a tepat

MENSTRUKTUR WAWANCARA

22 Menggunakan scr eening, negosiasi, agenda set t ing, signpost ing, membuat r ingkasan (int er nal summar y) dengan tepat

23 Menjalankan w awancara dengan ur utan yang logis / tepat 24 Memperhatikan waktu

MENUTUP WAWANCARA

25 Menanyakan pada pasien apakah ada yang ter lewat

26 Menutup waw ancara dengan membuat suatu ringkasan (end summar y) 27 Membuat kesepakatan dengan pasien

JUMLAH SKOR

Penjelasan :

0 Tidak dilakukan mahasisw a, atau dilakukan tetapi salah 1 Dilakukan, tapi belum sempur na

2 Dilakukan dengan sempur na, atau bila aspek ter sebut tidak dilakukan mahasisw a kar ena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diper lukan dalam skenar io yang sedang dilaksanakan).

Nilai mahasisw a =

(25)

TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 25 DAFTAR PUSTAKA

Azwar , A. 1996. Pengant ar Administ r asi Kesehat an. Binar upa Aksar a. Jakar ta

Clar amita M, Utar ini A, Soebono H, Van Dalen J, Van der Vieuten. 2011. Doctor

Patient Communication in A Southeast Asian Setting: The Conflict Betw een

Ideal and Reality. Adv in Healt h Sci Educ; volume 16: 69 – 80

Effendy, OU. 2002. Hubungan Masyar akat Suat u St udi Komunologis. PT Remaja

Rosdakar ya. Bandung.

Fong Ha J, Anat DS, Longnecker . 2010. Doctor – Patient Communication: A

Review . The Ochsner Jour nal ; volume 10:38 – 43.

http:/ / w ww .ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/ ar ticles/ PMC3096184/ pdf/

i1524-5012-10-1-38.pdf. Diunduh pada tanggal 23 Juli 2016

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehat an Masyar akat Pr insip-pr insip Dasar. PT Rineka

Cipta.Jakar ta.

Pr abandar i, Y.S. 2007. Dasar -dasar Komunikasi, Makalah disampaikan pada Inhouse

Tr aining Komunikasi di FK UNS.

Sub-Unit of the Medical Skills Pr ogr am Univer sity of Calgar y. 2014. Communicat ion.

http:/ / w ww .ucalgar y.ca/ mdpr ogr am/ files/ mdpr ogr am/

mdcn-320-420medical-skills-communications-unit-year -1-2.pdf

. Diunduh pada tanggal

23 Juli 2016.

WHO. 1992. Pendidikan Kesehat an. Pener bit ber sama ITB dan Univer sitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian yang explorative yang mempergunakan data primer dan sekunder yang pengambilan datanya dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan

Kemudian secara analogi semua anggota satu marga mengikuti kedudukan suhut di dalam dalihan na tolu (misalnya, menjadi hula-hula atau boru) dalam hubungannya

Hasil perhitungan aspek finansial meliputi perhitungan nilai operating profit (OP) sebesar Rp.60.435.500, dapat digunakan untuk biaya produksi berikutnya, net profit

1. Guru BK menyampaikan tujuan layanan yang akan di capai. Guru BK menggunakan berbagai media untuk mempermudah siswa dalam meningkatkan self control siswa. Guru BK

On Computational Methods for Fluid-Structure Interaction, (Kvamsdal et al. and Coakley, T.J., “Turbulence Modeling Validation, Testing and Development,” NASA Technical

Pengolahan teh pottret sendiri menggunakan teh kering yang sudah jadi, dengan bahan utama teh potrtet yang akan diproses yaitu bunga culan dan teh hijau yang telang

Suatu perusahaan mungkin tidak mampu untuk memotivasi beberapa karyawannya, tidak perduli seberapa besar usaha yang dilakukan atau metode apa pun yang telah digunakan untuk

Mohon kehadiran anggota Komisi TPG dan Presbiter sektor Pelayanan Nazaret dan Getsemani untuk pertemuan dengan Ketua Majelis Jemaat pada hari Kamis, tanggal 28