• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan dan arah pembangunaan nasional sebagaimana ditetapkan dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Program Pembangunan Nasional

(Propenas) Periode 2005-2025 yakni, berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil

dan makmur, di mana masyarakat yang adil dan makmur itu akan diwujudkan

melalui pembangunan di berbagai bidang, di antaranya bidang ekonomi.

Pembangunan ekonomi identik dengan pembangunan sektor-sektor ekonomi yang

terdapat di Negara kita ini, seperti; sektor pertanian, kehutanan, perikanan,

petternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain.

Pelaksanaan pembangunan memerlukan modal dalam jumlah yang cukup

besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat disediakan oleh

pemerintah atau masyarakat luas, khususnya dunia usaha swasta. Keadaan yang

ideal, dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan modal tersebut

sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam negeri sendiri,

apakah itu oleh pemerintah dan atau duniaa usaha swasta dalam negeri. 1

Jika dicermati secara seksama apa yang dicita-citakan oleh para pendiri

republik ini sungguh menakjubkan yakni bagaimana menyejahterakan

masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

(UUD) 1945. Namun patut disadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidak

1

(2)

segampang membalik telapak tangan, namun memerlukan kerja keras semua

pihak. Sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut yakni melalui pranata

pembangunan.2

Mencermati peranan penanaman modal cukup signifikan dalam

membangun perekonomian, tidak mengherankan jika di berbagai negara di dunia ,

baik negara-negara maju maupun negara-negara berkembang berusaha secara

optimal agar negaranya dapat menjadi tujuan penanaman modal asing. Di lain

pihak, dari sudut pandang pihak penanam modal adanya keterbukaan pasar di era

globalisasi membuka peluang untuk melakukan kegiatan penanaman modal di

berbagai negara. Tujuannya sudah jelas yakni bagaimana mencari untung,

sedangkan negara penerima modal berharap ada partisipasi penanam modal atau

investor dalam pembangunan nasionalnya

Untuk melaksanakan pembangunan tersebut tidak dapat

dipungkiri membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bila hanya mengandalkan

modal dari sumber dana pemerintah, hampir dapat dipastikan akan sulit mencapai

tujuan yang dicita-citakan oleh para pendiri republik ini. Untuk itu perlu dicari

sumber dana lain. Salah satu sumber modal yang dapat dimaanfaatkan adalah

melalui pranata hukum penanaman modal. Lewat pranata hukum penanaman

modal diharapkan ada payung hukum yang jelas bagi pihak penanam modal jika

ingin menanamkan modalnya.

3

Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dana

yang besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang

besar tersebut diperlukan untuk membangun kembali perekonomian Indonesia

2

Lili rasjidi dan Putra Wyasa , Hukum Sebagai Suatu Sistem (Bandung:Mandar Maju,2003), hlm.25.

3

(3)

yang ada di kawasan regional maupun kawasan global. Adapun salah satu sumber

dana utama guna memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar dalam

melaksanakan pembangunan nasional tersebut diperoleh melalui kegiatan

penanaman modal atau investasi. Dengan adanya kegiatan penanaman atau

invesatasi Indonesia dapat mengolah segala potensi ekonomi yang ada menjadi

kekuatan riil.

Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal dalam

negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Negara Republik Indonesia.4

Pihak penanam modal semakin leluasa dalam melakukan kegiatan

penanaman modal di era liberalisasi perdagangan yang ditandai dengan

megacompetition. Untuk itu penerima modal harus menyiapkan berbagai sarana

dalam menarik investor. Sebagaimana dikatahui, pada era tahun tujuh puluhan,

motivasi investor asing untuk berinvestasi di berbagai kawasan adalah

memperoleh sumber daya alam dan memproduksi dari lokasi yang lebih murah.

Namun, pada era tahun delapan puluhan, motivasi relokasi menjadi lebih penting.

Hal ini disebabkan, karena biaya produksi semakin tinggi. Lebih penting lagi

adalah perusahaan-perusahaan transnasional telah mengglobal, lalu mereka mulai

menciptakan jaringan produksi antar berbagai lokasi berdasarkan sumber daya Penanaman Modal berperan penting dalam

perekonomian Negara. Penanaman modal memberi lapangan kerja bagi penduduk

setempat, membantu menggerakkan perekonomian dalam negeri, menyumbang

skill dan terutama modal ke dalam negeri penerima modal.

4

(4)

alam dan tenaga kerja serta kapabilitas teknologi, proses produksi yang dapat

dibagi antarlokasi yang berbeda. Jaringan produksi dibentuk, umumnya produk

kahir diekspor ke negara lain. Pola tersebut telah menciptakan kaitan antara

perdagangan dan investasi di berbagai kawasan dan merupakan tuntutan proses

integrasi yang didorong oleh tuntutan pasar.5

Penanaman modal didorong oleh suatu proses pengembangan ekonomi di

suatu wilayah tertentu. Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah

tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk

menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan

dikembangkan kawasan ekonomi khusus.6 Kawasan Ekonomi Khusus, yang

selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu daam wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk

menyelenggarakan fungsi perekonomian dn memperoleh fasilitas tertentu.7

5

Sentosa Sembiring, Hukum Investasi (Bandung:NUANSA AULIA,2010), hlm. 59. 6

Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal 7

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus

Pada

dasarnya, Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, dibentuk

untuk membuat lingkungan kondusif bagi aktivitas investasi, ekspor, dan

perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis

reformasi ekonomi. Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK,

diselenggarakan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh

fasilitas tertentu yang ditujukan untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi

nasional, serta memberikan dampak yang besar pada peningkatan lapangan kerja

(5)

Perkembangan ekonomi global Indonesia perlu memfokuskan pada

peningkatan ekspor dan investasi pada beberapa kawasan khusus yang memang

mendapatkan fasilitas perpajakan dan kepabeanan. Beberapa keunggulan

Indonesia dapat menjadi peluang dalam menarik investasi, diantaranya, letak

geografis Indonesia yang sangat ideal bagi pengembangan pusat logistik dan

distribusi karena dilewati oleh jalur maritim internasional dan posisi Indonesia

terletak di tengah pasar yang sangat besar, yaitu pasar ASEAN. Sementara itu,

pengembangan kawasan ekonomi di Indonesia bukanlah hal yang asing. Pasalnya

pada tahun 1970 Indonesia berhasil mengembangkan Kawasan Perdagangan

Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui UU NO. /1970, dilanjutkan pada tahun 1972

dikebangkan pula Kawasan Berikat (Bounded Warehouse) Kemudian tahun 1989

dikembangkan Kawasan Industri, setelah itu pada tahun 1996 dikembangkan

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), dan terakhir

pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus pada tahun 2009.8

Pada dasarnya KEK dibentuk untuk menjadikan lingkungan kondusif bagi

akitivitas penanaman modal, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju

pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Untuk ide ini

diinspirasi dari keberhasilan beberapa negara yang lebih dulu mengadopsinya,

seperti Cina dan India. Bahkan data-data empiris melukiskan bahwa KEK di

negara tersebut mampu menarik para investor, terutama investor asing untuk

berinvestasi dan menciptakan lapangan kerja. Hal itu tak lain karena kemudahan

yang didapat para investor, kemudahan itu berbentuk kemudahan di bidang fiskal,

8

(6)

perpajakan dan kepabeanan. Bahkan ada juga di bidang non-fiskal, seperti

kemudahan birokrasi, pengaturan khusus di bidang ketenagakerjaan dan

keimigrasian, serta pelayanan yang efisien dan ketertiban di dalam kawasan.9

Untuk meningkatkan penanaman modal pada KEK, yang dapat menunjang

pengembangan ekonomi nasional dan pengembangan ekonomi di wilayah tertentu

serta untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, perlu memberikan fasilitas

dan kemudahan di KEK. Pada dasarnya investor, baik investor domestik maupun

investor asing yang menanamkan modal di Indonesia diberikan berbagai

kemudahan. Pemberian kemudahan ini adalah dimaksudkan agar investor

domestik maupun investor asing mau menanamkan investasinya di Indonesia.

Investasi itu sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mempercepat

proses pembangunan.10

Pemasukan barang impor ke KEK, belum diberlakukan ketentuan

pembatasan di bidang impor kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pengeluaran barang impor untuk dipakai dari

KEK, ke tempat lain dalam daerah pabean berlaku ketentuan pembatasan di

bidang impor, kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya. Barang yang

terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikan pengecualian

dan/atau kemudahan.

Fasilitas dan kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah

Indonesia salah satunya berupa fasilitas dan kemudahan Lalu Lintas Barang.

11

Salim H dan Sutrisno Budi, Hukum Investasi di Indonesia (Jakarta:Raja Grafindo Persada ,2014), hlm. 269.

11

(7)

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, selanjutnya dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaturan penanaman modal berdasarakan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal?

2. Bagaimanakah pengadaan kawasan ekonomi khusus beradasarkan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus?

3. Bagaimanakah pengaturan pemberian fasilitas dan kemudahan lalu lintas

barang di kawasan ekonomi khusus berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan KemudahanKawasan Ekonomi Khusus?

C. Tujuan Dan Maanfaat Penulisan

Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaturan Penanaman Modal menurut Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

2. Untuk mengetahui pengadaan Kawasan Ekonomi Khusus menurut

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus

3. Untuk mengetahui pemberian fasilitas dan kemudahan lalu lintas barang di

wilayah Kawasan Ekonomi Khusus sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan

Ekonomi Khusus

Sedangkan yang menjadi manfaat penelitian dalam hal ini adalah :

1. Secara teoritis untuk memberikan gambaran dan uraian yang komprehensif

(8)

khususnya pemberian fasilitas dan kemudahan lalu lintas barang di Kawasan

Ekonomi Khusus.

2. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

tambahan materi bagi para pembacanya baik umum maupun para akademisi

ataupun sebagai bahan referensi bagi para mahasiswa yang ingin membahas

tentang pemberian Fasilitas dan Kemudahan di wilayah Kawasan Ekonomi

Khusus.

D. Keaslian Penulisan

Pembahasan skripsi ini berjudul “Kajian yuridis terhadap fasilitas dan

kemudahan lalu lintas barang di wilayah kawasan ekonomi khusus sebagai upaya

peningkatan penanaman modal di Indonesia”. Penulis telah melakukan

pemeriksaan pada Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

sehubungan dengan keaslian judul skripsi ini belum pernah ada yang

membahasnya atau meneliti. Berdasarkan penelusuran (checking) di Perpustakaan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ditemukan beberapa judul penelitian

yang membahas seputar Penanaman Modal dan Kawasan Ekonomi Khusus, yaitu:

1. Ronal Sirait, 040200123, Kewajiban dan Tanggung Jawab Penanam Modal

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal.

2. Dwi Susilawati, 100200031, dengan judul Analisis Hukum Pengelolaan

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2

Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.

(9)

Keseimbangan Kemajuan Dalam Penanaman Modal Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus Beserta

Peraturan Pelaksananya .

Meskipun demikian, substansi permasalahan dan penyajian dari penelitian

ini berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut diatas. Penelitian ini dapat

dipertanggungjawabkan keasliannya. Penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

apabila dikemudian hari ada bukti bahwa penelitian ini plagiat atau duplikasi.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Penanaman Modal

Penanaman Modal menurut Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan penanaman modal atau modal dalam suatu perusahaan/proyek untuk

tujuan memperoleh keuntungan. Pengertian penanaman modal atau investasi

menurut Kamus Hukum Ekonomi adalah penanaman modal yang biasanya

dilakukan untuk jangka panjang misalnya berupa pengadaan aktiva tetap

perusahaan/member sekuritas dengan maksud untuk mencapai keuntungan.12

12

A.F.Elly Erawaty dan J.S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi(Jakarta: Proyek ELIPS, 1996), hlm. 14.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya

disebut UUPM) Pasal 1 angka 1 mendefinisikan penanaman modal adalah segala

bentuk kegiatan menanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Idonesia. Investasi memiliki

pengertian yang lebih luas karena dapat mencakup baik investasi langsung (direct

investment) maupun investasi tidak langsung (portofolio investment), sedangkan

(10)

2. Kawasan Ekonomi Khusus

Pasal 31 Angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 merumuskan

untuk mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat

strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan

kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi

khusus. Pasal 1 Angka 1 Undang Undang Nomor 39 Tahun 2009 merumuskan

Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK, adalah Kawasan

dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh

fasilitas tertentu.

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki

keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung

kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai

ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona :

1. Pengolahan ekspor;

2. Logistik;

3. Industri;

4. Pengembangan teknologi;

5. Pariwisata;

(11)

7. Ekonomi lain.13

KEK membutuhkan Badan Usaha yang berfungsi badan pengelola KEK

tersebut. Dalam Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal menyatakan bahwa Badan Usaha adalah perusahaan berbadan

hukum yang berupa Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,

koperasi, swasta, dan usaha patungan untuk menyelenggarakan kegiatan usaha

KEK. Berbeda hal nya dengan Pelaku Usaha di dalam KEK yang merupakan

perusahaan yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha orang

perseorangan yang melakukan kegiatan usaha di KEK.

3. Fasilitas dan Kemudahan di KEK

Dalam rangka meningkatkan penanaman modal pada KEK yang dapat

menunjang pengembangan ekonomi nasional dan pengembangan ekonomi di

wilayah tertentu serta untuk meningkatkan penyerapam tenaga kerja, perlu

memberikan fasilitas dan kemudahan di KEK berupa perpajakan, kepabeanan dan

cukai, lalu lintas barang, ketenagakerjaan, keimigrasian, pertanahan, serta

perizinan dan nonperizinan.14

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan

untuk mengetahui dan memahami segala kehidupan, atau lebih jelasnya penelitian

merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, menguji,

13

Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus

14

(12)

serta mengembangkan ilmu pengetahuan15

1. Spesifikasi Penelitian.

. Untuk melengkapi penulisan skripsi

ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah, maka metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif.

Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka

yang lebih dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau

bahan rujukan bidang hukum.16

2. Data Penulisan

Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data

sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan

perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Undang-Undang

Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan

Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa

15

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia (UI) Pers, 1986), hlm. 250.

16

(13)

buku-buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain

yang berkaitan dengan materi penelitian.

c. Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan

hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus

hukum, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.

Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research).Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian kepustakaan (library research).

Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan

atau di sebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih di kenal dengan

nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.

Metode library research adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan

tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa rujukan

beberapa buku, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para sarjana ekonomi

dan hukum yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, koran dan majalah.

4. Analisa data

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe

(14)

untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan di bahas. Analisa data

dilakukan dengan :17

Bab I merupakan Pendahuluan. Dalam Bab ini mengemukakan apa

yang menjadi latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan sebagai

topik yang akan dibahas secara mendalam, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian

penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan serta sistematika

penulisan skripsi.

a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti.

b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian.

c. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau doktrin.

d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin

yang ada.

e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif,

yaitu diawalidengan mengemukakan yang bersifat umum kemudian diakhiri

dengan kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Penelitian

Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis, agar memberikan

kemudahan bagi pembacanya dalam memahami makna dan memperoleh

manfaatnya. Keseluruhan sistematika ini merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan satu dengan yang lain. Adapun sistematika penulisan ini dibuat

dalam bentuk uraian:

17

(15)

Bab II Pengaturan penanaman modal berdasarkan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Bab ini akan membahas

mengenai bagaimana pengaturan penanaman modal berdasarkan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, pengertian dan jenis-jenis

penanaman modal, tujuan penyelenggaraan penanaman modal, kebijakan dasar

penanaman modal, syarat-syarat dalam penanaman modal, fasilitas penanaman

modal, dan penyelesaian sengketa penanaman modal.

Bab III Pengadaan kawasan ekonomi khusus berdasarkan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. Bab ini akan

membahas mengenai, pengertian dan sejarah lahirnya kawasan ekonomi khusus,

fungsi, bentuk dan kriteria kawasan ekonomi khusus, proses pembentukan

kawasan ekonomi khusus, dan badan usaha pengelola kawasan ekonomi khusus.

Bab IV Pengaturan pemberian fasilitas dan kemudahan lalu lintas barang

di kawasan ekonomi khusus berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun

2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. Bab ini

akan membahas mengenai, tujuan pemberian fasilitas dan kemudahan di kawasan

ekonomi khusus, prosedur pemberian fasilitas dan kemudahan di kawasan

ekonomi khusus, dan fasilitas dan kemudahan lalu lintas barang di kawasan

ekonomi khusus sebagai upaya peningkatan penanaman modal di Indonesia.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab terakhir ini akan dikemukakan

kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang

mungkin berguna bagi lembaga Penanaman Modal dan orang-orang yang

Referensi

Dokumen terkait

Kelebihan MIDP versi 2.0 ialah dengan ditambahkannya utility game dan suara, sehingga game terlihat lebih menarik Pembuatan game ini bertujuan supaya user maupun penulis

[r]

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membandingkan bahasa D dengan bahasa C, karena sintaks dan bentuk umum penulisan yang digunakan pada bahasa D memiliki kemiripan dengan bahasa

[r]

Selain itu, dengan adanya account-account email yang seragam membuat manajemen dan pendataan alamat email tiap-tiap anak kos menjadi lebih baik dan lebih mudah untuk

[r]

Dalam pengembangan aplikasi website ini menggunakan pengumpulan data materi-materi kimia yang sesuai dengan standar kurikulum SMP, dari data materi yang dikumpulkan

[r]