• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN DAN PENILAIAN PARAMETER KUALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENALAN DAN PENILAIAN PARAMETER KUALI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN DAN PENILAIAN PARAMETER

KUALITAS FISIK, KIMIA DAN BIOLOGI UDARA

Dosen : Zainal Abidin, MSc

Di susun oleh : Bella Thalita Rahma (155190149)

Robo Marliana (175059054)

Suryani Handayani (155100073)

Ulva Indah K (175059104)

Yahya Abdullah Halim (175059031)

Zalita Azwalika Octaviani (155100079)

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA KESEHATAN MASYARAKAT

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Udara adalah salah satu komponen yang terpenting bagi kehidupan manusia. Pencemaran udara akan terus meningkat dan meluas dengan makin cepatnya proses industrialisasi dan makin banyaknya kendaraan bermotor.

Biaya yang ditimbulkan oleh pencemaran tidaklah mudah untuk dihitung. Biaya itu sebagian akan berupa penyakit, pengobatan, dan mengurangi kemampuan kerja, dan sebagian lagi menjadi kotornya lingkungan. Udara yang dibutuhkan adalah udara yang bersih, minim partikulat materi-materi yang berbahaya namun kaya akan oksigen. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

(3)

Partikel debu atau Total Suspended Particulate (TSP) merupakan salah satu komponen yang menurunkan kualitas udara ambien. Akibat terpapar oleh partikel debu maka kesehatan masyarakat akan mengalami gangguan dan secara lambat laun dapat pula menimbulkan gangguan fungsi paru. Gangguan fungsi paru ini sudah terjadi sebelum timbulnya penyakit saluran nafas yang nyata, seperti yang ditemui pada penyakit- penyakit paru pada umumnya.

Kualitas Udara Ambien merupakan salah satu elemen dalam lingkungan industri yang wajib di monitor. Rentang waktu pengukurannya biasanya mengacu kepada AMDAL yang dipegang suatu industri. biasanya per 3 bulan sekali kualitas udara ambien harus diukur guna mengetahui adanya perubahan atau tingkat pencemaran udara baik oleh gas-gas tertentu serta total suspen particulate (TSP)/debu diudara. Gas-gas yang yang dipantau adalah SO2, NO2, NH3, H2S, HCHO, CO, CO2 dan O3.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana cara menentukan titik sampling pada udara ? 1.2.2 Apa saja sampel dan tujuan pengukuran sampel udara ? 1.2.7 Apa saja parameter kualitas fisik, kimia, dan biologi udara ? 1.2.5 Apa saja Indeks Standar Pencemaran Udara ?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknik Sampling Udara

Teknk sampling kualitas udara dilihat dari lokasi pemantauannya terbagi dalam 2 katagori yaitu teknik sampling udara emisi dan teknik sampling udara ambien. Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti cerobong pabrik dan pada saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan udara/emisi udara.

Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik pengambilan sample kualitas udara ambien saat ini tebagi dalam 2 kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif. Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara terdiri dari gas dan partikulat.

Gambar 1: klasifikasi sampling kualitas udara

Pemantauan parameter partikulat secara konvensional (aktif sampling) dan metoda passive sampling dapat dijelaskan sebagai berikut:

metode sampling kuaalitas

udara

udara emisi udara ambien

metode aktif metode pas

parameter gas: CO2,SOX,NO

X,dsb

(5)

1. Aktif Sampling / Secara Konvensional

Aktif sampling adalah pengambilan sampel udara dengan menggunakan peralatan mekanik, misalnya pompa untuk mengalirkan udara kedalam media sampling. Pada sampling aktif, terdapat 3 elemen utama, yaitu

Calibrator, digunakan untuk menunjukan berapa banyak udara yang telah di dorong atau diisap, dengan kalibrator pompa dapat dikalibrasi sehingga volume udara yang terisap dapat ditentukan secara akurat.

Sampling pump, pompa yang digunakan untuk mendorong atau mengisap udara

Sampling media, media yang digunakan untuk mengumpulkan kontaminan udara

Air Sampler Impinger

Untuk menetapkan kadar gas-gas berbahaya secara konvensional, digunakan alat yang disebut air sampler impinger.

Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :

 Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer

 Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.

 Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk melindungi pompa dari korosi.

 Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bubble flow.

(6)

Sampling udara dengan impinger pada hakikatnya terdiri dari beberapa langkah yaitu:

 Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap.

 Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.

 Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa dan hasil pengukuran.

LOKASI SAMPLING

Dalam penentuan lokasi pengambilan contoh uji, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Titik pemantauan kualitas udara ambien ditetapkan dengan mempertimbangkan :  Faktor meteorologi (arah dan kecepatan angin),

 Faktor geografi seperti topografi, dan tata guna lahan.

Kriteria berikut ini dapat dipakai dalam penentuan suatu lokasi pemantauan kualitas udara ambien:

1. Area dengan konsentrasi pencemar tinggi. Daerah yang didahulukan untuk dipantau hendaknya daerah-daerah dengan konsentrasi pencemar yang tinggi. Satu atau lebih stasiun pemantau mungkin dibutuhkan di sekitar daerah yang emisinya besar.

2. Area dengan kepadatan penduduk tinggi. Daerah-daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terutama ketika terjadi pencemaran yang berat.

3. Di daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan untuk kawasan studi maka stasiun pengambil contoh uji perlu ditempatkan di sekeliling daerah/kawasan.

(7)

5. Mewakili seluruh wilayah studi. Informasi kualitas udara di seluruh wilayah studi harus diperoleh agar kualitas udara diseluruh wilayah dapat dipantau (dievaluasi).

Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh uji adalah:

1. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan).

2. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat mengukur ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang dapat mengotori pada saat mengukur gas-gas asam.

3. Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi

4. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling berjauhan.

5. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang.

2. Secara Passive Sampling

Pasif sampling adalah pengambilan sampel udara tanpa menggunakan peralatan pompa, namun melalui proses perpindahan aliran udara secara fisik, yaitu difusi secara alami ke lapisan udara statik, atau media sampling ataupun secara proses permeasi melalui membran.

(8)

b. Pengukuran yang digunakan untuk mengukur debu SPM, ada 3 jenis antara lain:

a. HVS (High Volume Sampler)

Cara ini dikembangkan sejak tahun 1948 menggunakan filter berbentuk segi empat seukuran kertas A4 yang mempunyai porositas 0,3-0,45 µm dengan kecepatan pompa 1000-1500 lpm. Pengukuran berdasar metoda ini untuk penentuan sebagai TSP (Total Suspended Partikulate). Alat ini dapat digunakan selama 24 jam setiap pengambilan contoh udara ambien. Bentuk alat HVS dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2 : alat HVS

b. MVS (Midlle Volume Sampler)

Cara ini menggunakan filter berbentuk bulat dengan porositas 0,3-0,45µm, kecepatan pompa yang dipakai untuk pengangkatan suspensi Partikulate Matter ini dalah 50-500lpm

Gambar 3 : alat MVS

(9)

Cara ini menggunakan filter berbentuk lingkaran bulat dengan porositas 0,3-0,45 µm dengan kecepatan pompa yang dipakai untuk penangakapan suspensi SPM 10-30 lpm

Gambar 4: alat LVS

2.2 Macam-macam Sampling Udara dan Tujuan Pengukuran

Di tinjau dari tujuan dan lokasinya, sampling atau pengambilan contoh udara dapat dibedakan menjadi sampling ambien dan sampling emisi sumber.

 Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%).

 Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik. Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atau tidak mencemari udara ambien.

Sampling ambien bertujuan untuk :

o Memenuhi dan mematuhi baku mutu udara embien,

o Menyediakan data untuk evaluasi kualitas udara di industri, o Observasi terhadap kecendrungan adanya pencemaran,

o Menentukan prosedur pencegahan dan penanganan pencemaran, o Memantau sumber pencemar spesifik dari proses industri. Sampling emisi sumber bertujuan untuk :

o Mengetahui besaran emisi pencemar untuk dibandingkan dengan baku emisi,

(10)

Konsentrasi zat pencemar diudara ambien berkaitan erat dengan waktu dan tempat sehingga penentuan periode danfrekuensi sampling harus memperhatikan jenis dan jumlah sampel sesuai dengan tujuan sampling.

Berdasarkan periode dan frekuensi sampling, sampling udara dapat dibedakan menjadi :

o Sampling kontinyu, yaitu pengukuran secara konstan selama periode pengambilan sehingga dapat fluktuasi data selama pengukuran,

o Sampling itermitten, yaitu pengukuran dengan mengambil beberapa titik pengukuran dengan interval waktu pengukuran yang konstan,

o Sampling sesaat (grab), yaitu pengukuran yang hanya dilakukan satu atau dua kali saja, tidak secara kontinyu dan periodik.

Teknik sampling yang dikenal dalam aplikasi pengukuran dan analisis udara secara garis besar dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu teknik tangkapan dan teknik pemekatan.

o Teknik tangkapan

Teknik sampling dengan menggunakan sejumlah volume contoh udara yang ditarik kedalam kontainer khusus, contoh udara kemudian di analisis di laboratorium dengan instrumen analisis.

o Teknik pemekatan

Sampling dengan memekatkan sejumlah volume contoh udara yang ditarik kedalam media tertentu (cairan, reagen kimia, filter), untuk dianalisis di laboratorium. Dengan adanya pemekatan maka konsentrasi sampel dapat dinaikkan tanpa mengubah konsentrasi relatifnya sehingga cocok untuk sampling udar ambien yang konsentrasinya cukup rendah.

2.3 Parameter Kualitas dan Pencemaran Udara (Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1077/MENKES/PER/V/2011)

2.3.1. Parameter Kualitas Udara 1. Kualitas Fisik

a) Bebas debu b) Bebas bau

c) Bebas dari kelembaban yang tinggi Over humidity

d) Temperatur dan kelembaban sesuai dengan kondisi kenyamanan tubuh dapat digunakan

(11)

f) Bebas suara yang mengganggu g) Kecepatan aliran udara

2. Kualitas Kimia

a) Bebas partikulat kimia b) Bebas uap

c) Bebas gas kimia beracun dan berbahaya

Indeks standard pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan konsentrasi rata-rata berbagai polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara lain karbonmonoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon (03),material partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan indicator bagi tingkat polusi udara.

Karbon Dioksida (CO2), Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.

Khloro Fluoro Karbon (CFC) ,Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.

(12)

mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.

Timbal (Pb), Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

Hidrokarbon (HC), Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.

Partikulat (asap atau jelaga), Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam partikel, yaitu :

Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara

Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara

Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang berhamburan di udara

Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara

Nitrogen dioksida (NO2), Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

Karbon monoksida (CO), Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.

(13)

1. Bebas patogen yang berupa virus, bakteri, tungau debu, serangga penghasil benang atau sejenisnya

2. Bebas patogen 3. Bebas serangga

Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara dapat dijadikan indikator biologi. Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara dalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. Lumut kerak Usnea sp. Dan Evernia sp. Tidak akan dapat bertahan hidup karena konsentrasi sulfur dioksida di udara terlalu tinggi

2.3.2. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kondisi udara yang tercemar dengan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan dengan manusia.

a) Jenis-jenis pencemaran udara, yaitu

- menurut bentuk (gas, partikel ) dan

- menurut tempat (ruangan /indoor dan udara bebas /outdoor) . b) Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis .

c) Menurut asal : primer, sekunder. Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel

Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :

- Golongan belerang terdiri dari sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S) dan sulfat aerosol.

- Golongan nitrogen terdiri dari nitrogen oksida (N2O), nitrogen monoksida (NO), amoniak (NH3) dan nitrogen dioksida (NO2).

(14)

- Golongan gas yang berbahaya terdiri dari benzen, vinyl klorida, air raksa uap.

Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :

• Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah. • Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen. • Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya ada dua macam : • Pencemaran udara bebas (Out door air pollution)

sumber pencemaran udara bebas: alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll. Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan, dll.

• Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan ke dalam : • Pencemar primer.

Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain : CO, CO2, hidrokarbon, SO, nitrogen oksida, ozon serta berbagai partikel.

• Pencemar sekunder.

(15)

Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara serta terjaganya mutu udara, maka pemerintah menetapkan Baku Mutu Udara Ambien Nasional yang terlampir dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, sebagai berikut:

Tabel 1 : Baku Mutu Udara Ambien No Parameter Waktu

(16)

11 Flour Catatan: (*) PM 2,5 mulai berlaku tahun 2002

Nomor 11 s/d 13 hanya diberlakukan untuk daerah/kawasan Industri Kimia Dasar (Contoh: Industri Petrokimia, Industri Pembuatan Asam Sulfat)

Tabel 2 : Parameter pencemar udara dan sumber utamanya

Polutan Sumber utama Komentar/ WHO petunjuk

Karbon monoksida Sulfur dioksida Fasilitas pembangkit panasdan tenaga listrik yang

mempergunakan minyak atau batubara mengandung sulfur belerang : pabrik

partikulat (TSP) Knalpotbermotor, proses industri,kendaraan

isinerasi sampah,

pembangkit panas dan tenaga listrik, reaksi gas-gas pencemar dalam atmosfer

Petunjuk kesehatan

70 µm/m3 lewat 24 jam, terdiri dari karbon, nitrat, sulfat, dan banyak logam.

Timah hitam (Pb) Knalpot kendaraan bermotor, unit peleburan timah hitam, pabrik baterai

Petunjuk kesehatan

(17)

Nitrogen dioksida Knalpot kendaraan bermotor, pembangkit panas dan tenaga listrik, asam nitrit, eksplosif, pabrik pupuk

 150-200 µm/m3 lewat 1 jam

 100-120 µm/m3 lewat 3 jam

Emisi kendaraan bermotor, penguapan larutan, proses industri, pembuangan limbah padat, pembakaran bahan bakar

Petunjuk kesehatan: tanggapi dengan nitrogen dioksida dan sinar matahari untuk membentuk oksidadi fotokimia

Karbon dioksida Segala sumber pembakaran Mungkin merusak kesehatan pada konsentrasi lebih besar dari 5000ppm lewat 2-8 jam, level atmosfer telah naik 280 ppmseabad yang lalu hingga lewat 350 pm sekarang.tren ini menyumbang pada efek rumah kaca

1. Partikulat

a. Sumber –sumber Partikulat : Partikulat dapat berbentuk cair, padat dan gas. (partikulat sebagai bahan yang terdispersi, cair atau padat, yang berdiameter antara 0,002 um – 500 um).Partikulat dapat diklasifikasikan secara fisik, kimia dan biologi. Karakteristik fisik Ukuran : berukuran antara 0,01 –  100 m( 10000 m).

(18)

i. Dust : partikel padat, berukuran 1 – 10000 um, terjadi dari proses pemotongan batuan, gerinda atau proses penanganan batubara, semen atau tepung.

ii. Smoke : partikel padat halus, berukuran 0,5 – 1 um, terjadi dari pembakaran tidak sempurna bahan organik seperti tembakau, batubara dan kayu. Sebagian besar dari bahan karbon dan yang mudah terbakar.

iii. Fumes : partikel padat halus, berukuran 0,03 – 0,3 um, seringkali merupakan oksida logam, seperti seng dan timah hitam, terbentuk dari kondensasi uap bahan padatan.

iv. fly ash : halus, merupakan bahan yang tidak terbakar dari hasil pembakaran batu bara. Fly ash, seperti dust karena berukuran 1 = 10000 um, seperti smoke karena dari hasil pembakaran dan seperti fumes karena mengandung logam atau mineral yang tidak ikut terbakar.

v. Mist : partikel cair yang terjadi karena kondensasi uap, dispersi cairan atau reaksi kimia, seperti terjadinya kabut asam sulfur. Berukuran lebih kecil dari 10 um. Jika konsentrasi mist cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata, maka disebut sebagai fog.

vi. Spray : partikel cair yang terbentuk dari pengatoman cairan, seperti pestisida atau herbisida. Berukuran 10 – 1000 um.

(19)

Kualitas Optikal : reduksi jarak pandang merupakan salah satu kerugian yang disebabkan partikulat.

d. Karakteristik Kimiawi

i. Bahan organic yang ada di udara : fenol, asam organic dan alcohol.

ii. Bahan inorganic yang ada di udara : besi, timah hitam, mangan, seng dan vanadium.

e. Karakteristik biologi

Bahan biologi yang ada di udara : bakteri, virus, spora, pollen dan lain sebagainya

2. Karbon Monoksida

CO merupakan gas yang tak berbau, tak berwarna dan tak berasa. Gas ini tinggal di udara sampai 2,5 bulan. Sumber gas ini berasal dari pembakaran sampah, kebakaran hutan, sisa pembakaran batubara dan pembakaran sisa pertanian.

(20)

CO dapat dihilangkan dari atmosfer melalui: Reaksi dengan hidroksil radikal. Dioksidasi dalam lapisan atmosfer oleh oksigen atom guna menghasilkan CO2. CO akan lenyap dalam waktu kira-kira 3 tahun.

3. Carbon dioksida (CO2)

Gas ini adalah hasil dari proses oksidasi lengkap, seperti pembakaran bahan bakar. Gas ini dikeluarkan oleh hewan selama bernafas, selama pembusukan aerobik dari semua bahan organik karbon dan dari oksidasi mineral. Misalnya, batu kapur yangdipanaskan pada suhu tinggi memancarkan karbon dioksidayang menyisakan kapur mentah.

Konsentrasi karbon dioksida dalam atmosfer diperkirakan telah meningkat dari 275 ppm sekitar tahun 1850 menjadi 345 ppm di tahun 1985 dan memberikan sumbangan terhadap pemanasan global sebagai konsekuensi dari “efek rumahkaca”.

Secara global, Indonesia menduduki peringkat kesembilan di antara 50 negara yang menghasilkan gas-gas rumah kaca tertinggi pada tahun 1987. Namun, bila diperhitungkan dengan jumlah penduduknya, Indonesia tidak termasuk di antara 50 negara peringkat puncak, di mana emisi per kapita tahunan dari gas-gas rumah kaca adalah 1,5 ton.

CO2 dapat dihilangkan dari atmosfer melalui:Konsumsi dalam fotosintesis dan Reaksi lambat dengan batu silikat batu kapur dan dolomit.

4. Oksida Sulfur

(21)

SO2 merupakan gas tak berwarna, tak mudah meledak dan tak mudah terbakar dengan bau belerang, berasa pada konsentrasi 0,3 ppm dan berbau pada konsentrasi 0,5 ppm. Sangat larut dalam air dan diperkirakan diudara 2 – 4 hari dan dapat menyebar sampai jarak 1000 km. Relatif stabil di udara, SO2 bereaksi sebagai reduktor maupun oksidator, sehingga dapat menghasilkan SO3 , H2SO4 dan garam-garam sulfur. Pembakaran sampah dan bahan bakar fosil menimbulkan > 80% emisi SO2.

5. Sulfur dioksida

Jumlah emisi dunia sekitar 100 juta ton/tahun. Sulfur dioksida adalah hasil pokok dari pembakaran sulfur (belerang) dalam bahan bakar dan secara langsung hampir proporsional dengan jumlah yang ada dalam bahan bakar. Beberapa bagian dari sulfur dioksida ini, diperkirakan 20% mengandung bahan bakar sulfur rendah tetapi tidak lebih dari 5% dengan bahan bakar sulfur tinggi, dikonversi bentuknya menjadi sulfur trioksida, yang pada gilirannya digabungkan dengan uap air dalam gas cerobong asap, membentuk asam belerang.

SO2 dihilangkan dari atmosfer dalam waktu sekitar 43 hari. penghilangan SO2 sebagai berikut:

 SO2 + O2  SO3 + H2O  H2SO4 + NH3, Lime  amonia sulfat, kalsium sulfat

 SO2 + NH3, langsung kalsit kapur Oksidasi sulfit sulfat (presipitat)

6. Oksida Nitrogen

(22)

penting dalam pencemaran udara. Lebih berat dari udara dan larut di dalam air membentuk asam-asam nitrit dan oksida nitrogen. Sumber antara lain pembakaran bahan bakar minyak dan pembakaran sampah.

Nitrogen oksida dibentuk dalam konsentrasi 200–600 ppm dalam cerobong asap dari hampir semua proses pembakaran. Ini merupakan susunan yang sama dengan sulfur oksida dalam bahan bakar sulfur yang lebih rendah. Mereka melakukan pelanggaran yang lebih sedikit walaupun mungkin tidak kurang berbahayanya daripada sulfur dioksida, karena oksida dari nitrogen merupakan penyumbang utama asbut fotokimia.

Oksida dari nitrogen adalah polutan gas utama dari gas yang dibakar unit pembangkit tenaga.

Pembersihan NOx: Asam nitrik bila terbentuk bereaksi dengan amonia atau kapur à amonia nitrat atau kalsium nitrat.

7. Hidrokarbon a. Metan.

Metan dianggap sebagai gas yang secara relatif tidak berbahaya, sering ditemukan di pertambangan dan dipancarkan dari penguraian anaerobik bahan organik, seperti pupuk. Dalam konsentrasi tinggi ia akan berlaku sebagai suatu asphyant, sedangkan jika bercampur dengan udara menjadi eksplosif. Metan dianggap menjadi penyumbang besar terhadap pemanasan global dan meningkat dari 0,7 ppm sekitar tahun 1850 menjadi 1,7 ppm pada tahun 1985

b. Hidrokarbon non metan.

(23)

karena tidak seperti halnya metan, yang secara relatif stabil, dapat diserang oleh oksidan dalam atmosfer danakan ikut serta dalam reaksi-reaksi fotokimia.

Hidrokarbon dihilangkan melalui serangkaian reaksi fotokimia.

8. CFC

CFC adalah gas yang sangat stabil yang digunakan secara luas di seluruh dunia sebagai refrigeran (pendingin) dan hingga akhir-akhir ini, sebagai pressure pack propellant, tiupan busa (foam blowing), cuci kering (drycleaning) dan di industri elektronik. Suatu kelompok bahan kimia sejenis yang disebut “halon” digunakan dalam alat pemadam kebakaran. Tidak ada reaktan yang dikenal untuk CFC dalam troposfir, oleh karena itu CFC tinggal di dalam troposfir selama 50–100 tahun, lambat-laun naik ke stratosfir dimana, dengan fotolisis, mereka gagal melepaskan atom khlorin yang sangat reaktif. CFC dianggap bertanggungjawab atas penipisan ozon di dalam stratosfir.

(24)

Melalui tindakan seperti pemulihan dan pendauran ulang CFC spesifik, hasilnya sudah sangat cepat, dengan tingkat target CFC yang secara dramatis berkurang sejak dilaksanakannya sidang ini.

9. Pb (Timah Hitam)

Pb telah lama digunakan sebagai zat tambahan berupa TEL (Tetra ethyl Lead) dengan rumus kimianya (C2H5)4Pb, untuk meningkatkan kadar oktan bensin. Dengan demikian Pb hanya ditemukan pada sisa pembakaran bahan bakar bensin. TEL merupakan senyawa garam metalorganik yang tercampur dalam bensin dan ikut terbakar. Pada saat pembakaran, TEL tersebut mengalami dekomposisi secara termis membentuk oksida Pb dengan mekanisme sebagai berikut: PbO + OH-PbO(OH)  OH-PbO(OH) + OH- PbO2 + H2

Bahan bakar bensin mengandung 2,5 sampai ml Pb setiap gallonnya. Pb yang tersebar diudara bila terhisap hidung, 70% diantaranya akan bersarang dalam jaringan tubuh. Serbuk Pb yang halus itu (penampangnya kuranglebih 1 mikron), bila terhirup keadalam paru-paru akan menyebar keseluruh jaringan tubuh melalui pembuluh darah. Sedangkan yang masuk tubuh melalui makanan dan minuman paling banyak 25% yang tertinggal.

Di Jakarta, pencemaran logam berat Pb makin serius dan di beberapa tempat sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan. Pada tahun 1988 emisi Pb di Jakarta mencapai 1,6 ton per hari. Sedangkan konsentrasi Pb di Jakarta mencapai 2 µg/m³ (dengan baku mutu 0,06 µg/m³). Jumlah ini akan diperkirakan meningkat terus sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang berkisar antara 4–10% per tahun.

(25)

anak-anak kecil. Dampak tingkat Pb yang tinggi terhadap tumbuh-tumbuhan dan binatang belum diteleti secara seksama, dan belum ada pengertian yang baik mengenai ini.

2.3.3 SUMBER PENCEMARAN UDARA

Sumber pencemran udara di bagi menjadi 2 bagian, yaitu dari kegiatan manusia dan faktor alam

 Kegiatan manusia o Transportasi o Rokok o Industri

o Penggunaan zat – zat kimia yang di semprotkan ke udara o Kegiatan rumah tangga

 Faktor alam

o Debu akibat letusan gunung berapi o Semburan gas CO2

o Proses pembusukkan sampah organik

2.4 Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

(26)

Indeks Standar Pencemar Udara ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi. Rentang Indeks Standar Pencemar Udara dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3 : Rentang Indeks Pencemaran Udara

Katagori Rentang Penjelasan

Baik 0-50 Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, atau nilai estetika.

Sedang 51-100 Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika

Tidak sehat 101-199 tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia atau kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika

Sangat tdk sehat 200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar

Berbahaya 300- lebih Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius Data Indeks Standar Pencemar Udara diperoleh dari pengoperasian Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien Otomatis. Sedangkan Parameter Indeks Standar Pencemar Udara meliputi :

(27)

Perhitungan dan pelaporan serta informasi Indeks Standar Pencemar Udara ditetapkan oleh Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, yaitu Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107 Tahun 1997 Tanggal 21 November 1997.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, memuat diantaranya adalah : 1. Parameter-Parameter Dasar Untuk Indeks Standar Pencemar Udara (Ispu) Dan Periode Waktu Pengukuran, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 4. Parameter-Parameter Dasar Untuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Dan Periode Waktu Pengukuran

N

o Parameter Waktu pengukuran

1 Partikulat 24 jam (pengukuran periode rata-rata)

2 Sulfur dioksida 24 jam (pengukuran periode rata-rata)

3 Karbon monoksida

8 jam (pengukuran periode rata-rata)

(28)

BAB III

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Teknk sampling kualitas udara dilihat dari lokasi pemantauannya terbagi dalam 2 katagori yaitu teknik sampling udara emisi dan teknik sampling udara ambien. Di tinjau dari tujuan dan lokasinya, sampling atau pengambilan contoh udara dapat dibedakan menjadi sampling ambien dan sampling emisi sumber. Pengambilan titik sampling udara berbeda – beda sesuai dengan bentuk wadah atau daerah udara yang akan disampling.

(29)

Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. 4.2. Saran

Setelah mempelajari makalah ini, semoga wawasan pengetahuan lebih menambah dalam memahami pengertian udara emisi dan ambien, berbagai macam pencemaran udara serta mengetahui cara pengambilan titik samplingnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://imansyahrul.blogspot.co.id/2014/06/penentuan-titik-sampling-dan-pencemaran.html

https://mu171.wordpress.com/2010/09/08/pengukuran-kualitas-udara-ambien/

http://imansyahrul.blogspot.co.id/2014/06/penentuan-titik-sampling-dan-pencemaran.html?m=

(30)

https://adhasanitarian.wordpress.com/2014/12/02/proses-pencemaran-udara-oleh-faktor-kimia-fisik-dan-biologi/

http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2013/12/kualitas-udara-dalam-ruang.html

Lodge James P 1989,“ Methods of Air Sampling and Analysis , Third Edition, Lewis Publisher Inc., Michigan”

Gambar

Gambar 1: klasifikasi sampling kualitas udara
Gambar 3 : alat MVS
Gambar 4: alat LVS
Tabel 1 : Baku Mutu Udara Ambien
+4

Referensi

Dokumen terkait

Modul Penerapan Mengidentifikasi struktur dan bagian-bagian kapal ini Modul Penerapan Mengidentifikasi struktur dan bagian-bagian kapal ini sebagai bagian dari

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan Kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, baik berupa efek vaksin ataupun efek simpang, toksisitas,

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian adalah: Bagaimana hubungan jarak dan kondisi fisik sumber pencemar terhadap

Terdapat kolom struktur bangunan yang membuat irama A-B-A, dengan skala natural pada sisi kerb terminal bandara, dapat menciptakan bangunan yang tidak megah namun tidak

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dan melibatkan 2 subjek laki-laki yang menjalani pola hidup vegetarian murni atau

Untuk menghitung besarnya curah hujan rancangan pada suatu daerah, Gumbel telah merumuskan suatu metode untuk menghitung curah hujan tersebut

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 200 ekor ayam pedaging yang didistribusikan kedalam 10 kelompok perlakuan; kontrol obat, kontrol

Dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya pelayanan perizinan, maka Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Majalengka