• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Universitas Airlangga ULP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Universitas Airlangga ULP"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan

Kelembagaan dan SDM

dalam Rangka

Memantapkan Pengadaan

Nasional yang Kredibel

Menuju Indonesia Hebat

Reifeldi-Direktur Pengembangan Profesi dalam

(2)

1. Menjelaskan arah reformasi PBJ, khususnya

melalui konsep pembentukan ULP dan

implementasi Jabatan Fungsional PPBJ, menuju

terbentuknya

Kelembagaan

dan

SDM

Pengadaan

yang kompeten dan profesional;

2. Melaporkan

status pembentukan ULP

di Daerah,

beserta

issue

yang dihadapinya.

(3)

Regulasi

Kelembagaan & SDM

Integrity

Market

Practice

Empat

Pilar* Reformasi PB/J Pemerintah

Perpres 54/2010 – Perpres 70/2012

(basis UU

terkait Keuangan Negara)

Berbagai PerKa LKPP (SBD, WBS, SiRUP dsb)

RUU ttg “Pengadaan Publik”

1

2

3

4

LKPP

ULP

/Pejabat Pengadaan

LPSE

(E-Procurement)

Sertifikasi Ahli Pengadaan

Jabfung PB/J

(Professionalizing the Field)

Sistem

Pengadaan

Publik

Kewenangan Pengadaan Langsung

E-Procurement (terdiri dari e-Tenderingdan e-Purchasing)

(4)
(5)

ULP

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 jo. 70 Tahun 2012

Pasal 1 huruf 8 berbunyi

”Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP

adalah

unit organisasi Kementerian/Lembaga/

Pemerintah Daerah/Institus

i yang berfungsi

melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat

permanen

, dapat

berdiri sendiri

atau

melekat pada unit

yang sudah ada

”.

Definisi

PERMANEN

Nomenklatur, tugas dan fungsi satuan organisasi

yang dibentuk untuk melaksanakan Pengadaan

(6)

PERMANEN

Definisi

BERDIRI

SENDIRI

Bentuk organisasi permanen yang

secara struktur berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada

Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala

Daerah/Pimpinan Institusi melalui

Sekretaris Pimpinan

organisasi permanen yang tidak berdiri

sendiri untuk melaksanakan tugas dan

fungsi pengadaan yang kedudukannya

diletakkan di bawah unsur Sekretaris

Pimpinan

Melekat pada unit yang

sudah ada

Termasuk kategori berdiri sendiri:

Kantor, Badan, Pusat,

Termasuk kategori berdiri melekat:

Biro/bagian/subbagian di

(7)

7 KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ULP

Manfaat implementasi ULP

mengurangi adanya intervensi dalam proses pemilihan

penyedia barang/jasa;

mempermudah pembinaan baik terhadap ahli pengadaan

maupun manajemen pengadaan barang/jasa.

Adanya pengelolaan dokumen pengadaan secara terpusat

sehingga semua data dan dokumen pengadaan terpelihara

dengan baik;

Menjamin

persamaan

pelayanan

bagi

penyedia

barang/jasa;

(8)

Status Pembentukan ULP

Jumlah ULP yang Sudah Terbentuk di Seluruh Indonesia*

Pusat

Jumlah

%

Jumlah Seluruh K/L/I

165

100

Jumlah ULP yg Sudah Terbentuk

79

47.9

Daerah

Jumlah

%

Jumlah Prov/Kab/Kota

542

100

Jumlah ULP yg Sudah Terbentuk

425

77

Jumlah ULP Provinsi

32

94

Jumlah ULP Kabupaten

310

75,6

Jumlah ULP Kota

83

84,7

Total (Seluruh Indonesia)

Jumlah

%

Jumlah Seluruh K/L/Pemda/I

707

100

Jumlah ULP Terbentuk

504

71,3

Catatan :

• Data per 27 Oktober 2014

• Berdasarkan kuesioner yg kembali ke LKPP ditambah hasil konsultasi K/L/Pemda/I di LKPP

• 425 ULP di Pemerintah Daerah tersebar di 34 Provinsi, 410 Kabupaten, 98 Kota)

(9)

Status Kelembagaan ULP...(seluruh Indonesia)

Jumlah

%

Jumlah Seluruh K/L/Pemda/I

707

100

Jumlah ULP yg Sudah Terbentuk

504

71,3

ULP

Adhoc (ex-Officio)

461

91,5

ULP Permanen (melekat)

26

5,2

ULP Permanen (berdiri sendiri)

17

3,4

Jadi, dari 504 ULP yang sudah terbentuk hampir semuanya (91.5%) masih bersifat

Adhoc (ex-officio).

Hal ini terjadi karena sulitnya membentuk kelembagaan “baru” yang “permanen” termasuk merekrut

anggota Pokja ULP-nya.

461

26 17

ULP berbentuk adhoc/ex-officio ULP Permanen (Melekat)

(10)

Status Kelembagaan ULP

(

di Kementerian/Lembaga/Institusi

)

Jumlah

%

Jumlah K/L/I

165

100

ULP Terbentuk

79

47,9

ULP

Adhoc (ex-Officio)

70

88,6

ULP Permanen (melekat)

9

11

ULP Permanen (berdiri sendiri)

0

0

70

9

0

ULP berbentuk adhoc/ex-officio ULP Permanen Melekat

(11)

Status Kelembagaan ULP...(di Daerah)

Jumlah

%

Jumlah Pemda

542

100

ULP Terbentuk

425

78,2

ULP

Adhoc (ex-Officio)

391

72,0

ULP Permanen (melekat)

17

4,0

ULP Permanen (berdiri sendiri)

17

4,0

391

17

17

ULP berbentuk adhoc/ex-officio ULP Permanen Melekat

(12)

Pemda yg sudah membentuk ULP Permanen (Melekat atau Berdiri Sendiri)

Permanen, Berdiri Sendiri

1 Provinsi Kepulauan Riau Badan Layanan Pengadaan 2 Kabupaten Lampung Barat Kantor Layanan Pengadaan 3 Kabupaten Natuna Kantor

4 Kabupaten Bogor Kantor Layanan Pengadaan 5 Kabupaten Cianjur Badan Layanan Pengadaan 6 Kabupaten Musi Banyuasin Kantor Layanan Pengadaan 7 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Kantor Layanan Pengadaan 8 Kabupaten Serang Kantor

9 Kabupaten Kutai Timur Kantor Layanan Pengadaan 10 Kabupaten Mamuju Utara Kantor ULP

11 Kabupaten Padang Lawas Utara Kantor Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa 12 Kabupaten Kampar Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa 13 Kabupaten Jayawijaya Kantor Layanan Pengadaan

14 Kabupaten Bone Bolango Kantor Unit Layanan Pengadaan 15 Kota Banjar Kantor Layanan Pengadaan

(13)

Pemda yg sudah membentuk ULP Permanen (Melekat atau Berdiri Sendiri)

Permanen, Melekat

1 Provinsi NTB Biro Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan 2 Provinsi Sumatera Selatan Bagian Layanan Pengadaan

3 Provinsi Sulawesi Tenggara Biro Layanan Pengadaan

4 Kabupaten Muko-muko Bagian Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan

5 Kabupaten Lombok Tengah Bagian Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang/Jasa 6 Kabupaten Dharmasraya Bidang Pengadaan Barang/Jasa (Badan Perizinan Penanaman Modal) 7 Kabupaten Banyuasin Bagian Layanan Pengadaan (Setda)

8 Kabupaten Kepulauan Sangihe Bagian Layanan Pengadaan 9 Kabupaten Mandailing Natal Bagian Layanan Pengadaan 10 Kabupaten Barito Kuala Bagian Layanan Pengadaan 11 Kabupaten Wakatobi Bagian Layanan Pengadaan 12 Kabupaten Buton Bagian Layanan Pengadaan

13 Kabupaten Sumbawa Sub Bagian Program dan Kesekretariatan Layanan Pengadaan 14 Kabupaten Kolaka Utara Bagian Layanan Pengadaan

15 Kota Tangerang Bagian Pengadaan Barang/Jasa 16 Kota Cimahi Sub Bagian Layanan Pengadaan

(14)

Kementerian/lembaga/Institusi yg sudah membentuk ULP Permanen

(Melekat atau Berdiri Sendiri)

Permanen Melekat

1 Kementerian Perdagangan

Bagian Layanan Pengadaan

2 Komisi Pemberantasan Korupsi

Bagian Pengadaan

3 Kemenakertrans

Bagian Perlengkapan

4 LKPP

Sub Bagian Layanan Pengadaan

5 BATAN

Sub Bagian Layanan Pengadaan

6 Mahkamah Konstitusi

Bagian Pengadaan dan Fasilitas Persidangan.

Arsip, dan Ekspedisi

7 LAN

Bagian Layanan Pengadaan

8 Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak

Sub Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (Bag

Rumah Tangga, Biro Umum)

(15)

Sebagian besar (hampir semua) Pemerintah Daerah telah membentuk

ULP

, dengan corak yang cukup beragam. Di Daerah semuanya berbentuk “

satu

ULP (Di K/L umumnya punya “

beberapa

” ULP). Sebagian besar berbentuk

adhoc/ex-offico.

Perlu upaya pembentukan ULP yg permanen secara

struktural

(berdiri sendiri/melekat).

Pembentukan ULP di Pemerintah Daerah mengacu pada Peraturan Menteri dalam

negeri Nomor 82 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembentukan ULP di Lingkungan

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

(16)

Di

K

/

L

/

I

Pusat, ULP “struktural” dapat dibentuk tanpa menambah jumlah

organisasi apabila Pimpinan bersedia melakukan penataan, “slot organisasi”

untuk ULP dapat berbentuk Badan/Pusat/Biro/Bagian/Subbagian.

Perlu

political

will

Pimpinan K/L/I; dan perlu mendapat persetujuan MenPAN&RB.

LKPP sudah mempersiapkan

Jabatan Fungsional

Pengelola PBJ. Ke

depan, kombinasi antara kelembagaan

ULP

dan

Jabfung

akan memberi

insentif

dan

jenjang karier

yang jelas.

Keppres ttg Tunjangan Jabfung “terhenti” karena

UU 5/2014 ttg ASN.

ULP dapat berbentuk menjadi

“Badan/Pusat/Biro/Bagian/Subbagian”

(yg

mempunyai fungsi luas termasuk riset, pengembangan SDM, keilmuan

PBJ, dsb).

(17)

1. K/L/I diharapkan dapat membentuk 1 (satu) ULP yang melayani

seluruh unit kerja dalam K/L/I, yang ditetapkan oleh

Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi;

2. Bagi K/L/I yang memiliki kantor perwakilan/unit pelaksana

teknis, maka pemilihan penyedia barang/jasa kantor

perwakilan/unit pelaksana teknis tersebut dapat

menggunakan ULP yang terdekat dengan wilayah kerjanya;

3. Pada Tahun Anggaran 2015 diharapkan Pimpinan K/L/I mulai

menempatkan Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan

pada Kelompok Kerja (Pokja) ULP.

(18)

JABATAN FUNGSIONAL

(19)

LAPORAN PELAKSANAAN INPASSING

JABFUNG PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

hingga November 2014

No Kementerian/Lembaga/Institusi Jumlah

1 Kementerian Kesehatan 33 2 Kementerian ESDM 16 3 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 2

4 BKN 8

5 BMKG 4

63

No Provinsi/Kabupaten/Kota Jumlah

1 PROVINSI KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG 1 2 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2 3 PROVINSI JAWA TIMUR 1

4 PROVINSI NTB 13

5 KABUPATEN BEKASI 19 6 KABUPATEN SUKABUMI 17 7 KABUPATEN SOPPENG 1 8 KABUPATEN BANJAR 2 9 KABUPATEN BADUNG 38

10 KOTA METRO 2

11 KOTA MEDAN 12

108

Jumlah Pejabat Fungsional Pengelola

Pengadaan Barang/Jasa : 171 orang

LEVEL JUMLAH

PERTAMA 102

MUDA 62

MADYA 7

(20)

Membina tenaga pengelola pengadaan barang/jasa

pemerintah agar menjadi tenaga profesional sehingga

pelaksanaan pengadaan dapat berjalan sesuai dengan

prinsip pengadaan

(efektif, efisien, terbuka, bersaing, transparan, tidak

diskriminatif, dan akuntabel )

Tujuan Pembentukan Jabatan Fungsional Pengelola PBJ

(21)

Peraturan – Peraturan Jabatan Fungsional

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

1. Permen PAN-RB No. 77/2012

tentang Jabatan Fungsional

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dan Angka Kreditnya

2. Peraturan Bersama Kepala LKPP dan Kepala BKN No. 1/2013

dan No. 14/2013

tentang Ketentuan Pelaksanaan Permen PAN-RB

No.77/2012

3. Perka LKPP No. 14/2013

tentang Pedoman Penyusunan Formasi

Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

4. Perka LKPP No. 15/2013

tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan

Dalam Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

Melalui Mekanisme Penyesuaian (

Inpassing

)

5. Perka LKPP No. 7/2014

tentang Tata Kerja Tim Penilai dan Tata

Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengelola

pengadaan Barang/Jasa

(22)

Manfaat/

Keuntungan

Jabatan

Fungsional

Pengelola PBJ

Bagi Organisasi Pemerintah:

- Meningkatkan kualitas barang dan jasa yang diperoleh sekaligus

menekan biaya pengadaan (value for money)

- Memudahkan pembinaan karier SDM pengadaan

Bagi Pejabat Fungsional Pengelola PBJ:

- Hanya fokus pada tusi pengadaan

- Adanya jenjang karir dan insentif yang jelas

dapat meningkatkan profesionalisme

Bagi Penyedia Barang/Jasa:

Proses lebih jelas dan transparan karena

berhadapan dengan profesional pengadaan

Bagi Masyarakat:

Meningkatkan kualitas barang dan jasa yang

diperoleh untuk kepentingan publik (value for money)

(23)

N

O MEKANISME PERSYARATAN PENGANGKATAN

1 Inpassing (Pasal 36) a. berijasah paling rendah Sajana S1/ Diploma IV

b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a

c. memiliki pengalaman di bidang PBJP minimal 1 (satu) tahun, yang dibuktikan dengan surat penugasan

d. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 atau Penilaian Prestasi Kerja, paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terahir

e. Memiliki Sertifikat Ahli Pengadaan Nasional tingkat pertama

2 Pengangkatan Pertama (Pasal 27 ayat 1) a. berijazah paling rendah Sarjana Strata Satu (S1)/Diploma IV sesuai kualifikasi yang ditetapkan oleh Kepala LKPP;

b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; c. memiliki sertifikat ahli pengadaan nasional tingkat pertama;

d. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3), paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

3 Perpindahan(Pasal 28) a. Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1); b. memiliki pengalaman di bidang Pengadaan Barang/Jasa paling sedikit 2

(dua) tahun;

c. telah mengikuti dan lulus diklat ahli pengadaan barang/jasa tingkat pertama; d. usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;

e. tersedianya formasi untuk jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; dan

f. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3), paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Pengangkatan Dalam Jabatan Fungsional Pengelola PBJ

(24)

LAMPIRAN V:

PERATURAN MENTERI PAN-RB NO.77 TAHUN 2012 ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL

PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA NO

GOL/

IJAZAH/STTB YANG SETINGKAT

ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN

RUANG

< 1 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN/ LEBIH

1 III/a Sarjana/DIV 100 112 124 136 148 2 III/b Sarjana/DIV 150 162 174 186 197 Magister (S2) 150 163 177 188 199 3 III/c

Sarjana/DIV 200 225 247 271 294 Magister (S2) 200 226 249 273 296 Doktor (S3) 200 227 251 275 298 4 III/d

Sarjana/DIV 300 325 345 368 391 Magister (S2) 300 326 347 370 393 Doktor (S3) 300 327 349 372 395 5 IV/a

Sarjana/DIV 400 437 468 502 536 Magister (S2) 400 438 471 505 539 Doktor (S3) 400 440 474 508 542 6 IV/b

Sarjana/DIV 550 587 618 652 686 Magister (S2) 550 588 621 655 689 Doktor (S3) 550 590 624 658 692 7 IV/c

Sarjana/DIV s.d.

(25)

Periode Penyesuaian/

Inpassing

terhitung

sejak tanggal

1 Januari 2014

dan harus sudah selesai

ditetapkan paling lambat pada

31 Desember 2014

(26)

LKPP

SME Tower – Lantai 7

Jln. Jend Gatot Subroto Kav.94 – Jakarta Selatan 12780

Tel/Fax 021-7989517

Website:

www.lkpp.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Bahan Bangunan Menggunakan Metode SMART ( Simple Multi Attribute Rating

Tingkat konsistensi antara perencanaan dan penganggaran bidang pendidikan di Kota Surakarta tahun 2011-2012 dalam kategori baik.. Keterkaitan pencapaian SPM Pendidikan

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MEMBAYAR BIAYA PENDIDIKAN CALON MAHASISWA BARU JALUR SELEKSI MANDIRI UPI (SM UPI)..

Kongres syah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya separuh lebih dari satu dari jumlah cabang yang syah.. Menetapkan/ merubah

Budidaya lanjutan tanaman obat kamandrah untuk memperoleh biji kamandrah dengan produktivitas, rendemen dan aktivitasnya sebagai larvasida yang tinggi (Kalimantan

(4) Penyelenggaraan kewenangan operasional pengelolaan Investasi Pemerintah oleh Badan Investasi Pemerintah berbentuk badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Dalam proses penyelesaian konflik pembangunan bandara NYIA yang terjadi di Temon Kulon Progo, pemerintah, korporasi, dan masyarakat membutuhkan penyelesaian konflik dengan

Oleh karena itu, k emampuan literasi para pengelola perpustakaan dan pustakawan BBPSDMP perlu ditingkatkan dalam hal kemampuan mengenal sumber-sumber informasi,