• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Bahan Beracun dan Berbahaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengenalan Bahan Beracun dan Berbahaya"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Kelompok

Pengenalan Bahan Berbahaya dan Beracun di Industri

Disusun Oleh :

Nurul Muchlisa K11113067

Firmita Dwiseli K11113318 Chandra Arma B. K11113344

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan perkenan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Analisis Bahan Beracun dan Berabahaya di Industri yang berjudul “Pengenalan Bahan Berbahaya dan Beracun di Industri” dengan baik.

Dalam pembuatan tugas ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing mata kuliah Bahan Beracun dan Berabahaya di Industri

2. Teristimewa kedua orangtua penulis yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil dan doa tulus kepada penulis. 3. Teman - teman yang memberikan saran dan semangatnya juga

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penyajian materi yang di paparkan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk memperbaiki kualitas makalah ini.

Makassar, 5 Februari 2016

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. LATAR BELAKANG...1

B. RUMUSAN MASALAH...3

C. TUJUAN PENULISAN...3

BAB II PEMBAHASAN...4

A. PENGERTIAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN...4

B. KARAKTERISTIK LIMBAH B3...5

C. UJI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN...9

D. IDENTIFIKASI LIMBAH B3...11

BAB III PENUTUP...13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanpa disadari oleh manusia, pemenuhan kebutuhan melalui berbagai macam kegiatan ini telah menimbulkan kerugian yang harus ditanggung bukan saja oleh manusia namun oleh seluruh mahluk hidup yang bersentuhan langsung dengan kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan, kegiatan pemenuhan kebutuhan ini menyebabkan munculnya sisa-sisa hasil kegiatan yang tidak digunakan atau dibuang oleh manusia dan memberikan dampak negatif bagi lingkungan, yaitu limbah dan sampah.

(5)

Kasus-kasus tersebut merupakan sebagian kecil contoh kasus pelanggaran mengenai lingkungan hidup dari aspek pencemaran limbah B3. Bahan berbahaya dan beracun menjadi sebuah ancaman bagi kelestarian lingkungan yang memerlukan keseimbangan dalam lingkaran rantai ekosistem.

Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3.

Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah, dan udara. Limbah cair, yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air. Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber air tanah.

Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa kimia berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2 dan NOx diudara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem perairan, lahan pertanian dan hutan.

(6)

yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia (Dinkesjatim,10 April 2011,URL)

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1) Apakah yang dimaksud dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)?

2) Bagaimana karakteristik limbah B3?

3) Bagaimanakah proses uji karakteristik limbah B3? 4) Apa saja kah jenis limbah B3 di industri

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penullisan dari makalah ini yaitu :

1) Untuk mengetahui pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun Industri

2) Untuk mengetahui karakteristik limbah Bahan Berbahaya dan Beracun industri

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Menurut PP No. 101 Tahun 2014 Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

(8)

dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain

Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Contoh limbah B3 adalah logam berat, spt Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pd, Mn, Hg, danZn serta zat kimia, seperti pestisida, sianida, sulfide dan

fenol. Cddihasilkan dari lumpur dan limbah industry kimia tertentu. Hg dihasilkan dari industry klor-alkali, industry cat, kegiatan pertambangan, industry kertas, dan pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam

berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber, uji karakteristik, dan uji toksikologi.

B. KARAKTERISTIK LIMBAH B3

(9)

content), volume padatan, dan karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, dan sifat kimia serta kandungan senyawa kimia).

Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 Bahan Kimia B3 memiliki karakteristik berdasarkan klasifikasi B3 (Pasal 5 ayat 1 Pemerintah) sebagai berikut:

1) Mudah meledak (explosive).

Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25oC, 760mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi dengan cepat dapat merusak lingkungan.

2) Mudah menyala atau terbakar

Limbah yang mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :

a) Limbah yang berupa cairan

(10)

1. Mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan mempunyai titik nyala kurang dari 60oC

2. Terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760mmHg

b) Limbah berupa padatan

Limbah pada termperatur dan terkanan standar (25oC, 760mmHg) mudah menyebabkan kebakaran, seperti melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan. Limbah padat apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam waktu lama. Apabila nilai titik nyala limbah < 40oC, berarti karakteristik mudah terbakar

c) Limbah yang bertekanan mudah terbakar d) Limbah pengoksidasi

(11)

Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi

4) Infeksius

Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi

5) Korosif (corrosive).

Limbah korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat berikut:

a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit

(12)

c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa

6) Beracun (mederately toxic).

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemaran dan bersifat beracun bagi manusia atau lingkungan. Limbah B3 dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan, kulit, maupun mulut.

C. UJI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Untuk mendeteksi kandungan B3 dalam limbah dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif adalah Screening test atauFingerprint test. Uji kualitatif ini untuk mengetahui

karakteristik suatu limbah dengan maksud untuk mengantisipasi langkah-langkah dan penanganan limbah tersebut serta untuk membedakan/mengidentifikasi suatu jenis limbah dengan limbah

lainnya. Uraian beberapa parameter

dalam Screening test / Fingerprint test yang dapat dijadikan indikasi awal karakteristik limbah B3 dijelaskan sebagai berikut.

(13)

Hasil pengukuran pH jika pH kurang lebih sama dengan 5 atau pH kurang lebih sama dengan 12,5, maka limbah tersebut dapat dinyatakan sebagai golongan limbah B3 karena bersifat korosif.

b) Reaktifitas Air

Reaktifitas air ini merupakan suatu parameter untuk menguji reaktifitas menggunakan air. Suatu limbah dapat dinyatakan bersifat reaktif apabila dalam pengujiannya terjadi gejala-gejala seperti adanya pelepasan gas, terbentuknya emulsi, perubahan temperatur dan lain-lain.

c) Pengoksidasi

Dalam pengujian pengoksidasi ini apabila suatu limbah menunjukan adanya kandungan senyawa oksidan (oksidan positif), maka dapat diambil kesimpulan bahwa limbah tersebut mempunyai indikasi sebagai limbah B3. Karena apabila senyawa oksidan bercampur dengan senyawa organik dapat bereaksi secara spontan menghasilkan panas, gas atau bahkan menimbulkan ledakan.

(14)

Seperti kita ketahui bahwa salah satu karakteristik bahan kimia B3 adalah mudah meledak atau mudah terbakar. Sehingga ketika suatu limbah didekatkan pada suatu nyala api , apabila sampel langsung terbakar maka dapat diindintikasi limbah tersebut memiliki karakteristik mudah terbakar.

e) Kandungan Amonia

Dalam hal ini gas amonia pelu diuji karena termasuk gas yang beracun. Apabila suatu limbah mengandung gas amonia, dapat dinyatakan bahwa limbah tersebut kemungkinan termasuk kedalam limbah B3, karena apabila bercampur dengan suatu basa maka akan bersifat reaktif.

f) Kandungan Sianida

Sama halnya dengan amonia, gas sianida ini merupakan gas yang beracun dan mematikan. Apabila suatu limbah mengandung sianida positif, maka dapat dinyatakan bahwa limbah tersebut kemungkinan termasuk kedalam limbah B3, karena apabila bercampur dengan suatu asam maka akan bersifat reaktif.

D. IDENTIFIKASI LIMBAH B3

Berdasarkan jenis, sumber dan karakteristiknya limbah B3 dpat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Jenisnya

(15)

a) Limbah B3 Jenis Padatan b) Limbah B3 Jenis Cairan c) Limbah B3 Jenis Gas

d) Limbah B3 Jenis Partikel yang tidak terdefinisi 2. Berdasarkan sumbernya

Menurut sumbernya limbah B3 dikelompokkan sebagai berikut :

a) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik yaitu limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarutan kerak, pengemasan dan lain-lain.

b) Limbah B3 dari sumber spesifik yaitu sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.

c) Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

3. Limbah B3 berdasarkan Kategorinya menurut PP No. 101 Tahun 2014

(16)

b) Limbah B3 Kategori 2 ,yaitu limbah yang risikonya dapat berdampak secara langsung terhadap kesehatan manusia juga dapat berdampak terhadap lingkungan.

c) Limbah non B3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Sifat dari limbah B3 yaitu : 1. Beracun

(17)

3. Mudah meledak 4. Korosif

5. Reaktif 6. Infeksius

Menurut kategori B3 dikelompokkan menjadi : a) Limbah B3 kategori 1

b) Limbah B3 kategori 2 c) Limbah Non B3

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri,Enri. 2010. Diktat Pengelolaan Bahan Berbahaya dan

Beracun. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Bandung

PP NO.101 TAHUN 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan wqIbsGVJlyqlBg. Diakses pada tanggal 4 Februari 2016.

http://googleweblight.com/?

(18)

https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah. Diakses pada tanggal 5 Februari 2016

http://blog.ub.ac.id/yusriadiblog/2012/10/11/limbah-b3-bahan-berbahaya-beracun-makalah/. Diakses pada tanggal 5 Februari 2016.

http://syams-share.blogspot.co.id/2013/07/makalah-limbah-b3-bahan-berbahaya.html. Diakses pada tanggal 5 Februari 2016.

https://candraning.wordpress.com/2013/09/28/makalah-limbah-b3/

Diakses pada tanggal 5 Februari 2016.

http://ohanhandiyantomatematika.blogspot.co.id/2013/01/makalah-plh-bahan-berbahaya-dan-beracun.html Diakses pada tanggal 6Februari 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, terkhusus pada pembelajaran yang bukan ahli menyebabkan katinggalan teknologi, sehingga para dosen berpikir proses belajar

Gambar 4.2 Kapasitas Produksi per Skenario Gambar 4.3 menunjukkan kerugian utilisasi pada stasiun shearing dan stasiun galvanizing Dari Gambar 4.3 ini dapat diketahui bahwa model

Sesuai dengan arahan PP.19 Tahun 2008 sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa Peranan camat dalam pemberdayaan masyarakat meliputi : (1) peranan mendorong

PT LinkNet Tbk didirikan pada tahun 1996, dan menjalankan kegiatan usahanya saat ini dibidang penyedia jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, jasa akses internet,

Pada penelitian ini, akan dilakukan studi jenis koloni/genus dari mikroba yang secara alamiah terdapat pada area penambangan, kolam bekas tambang (cair) serta limbah

LKP menyusun proposal yang berisi praktik baik ( best practice ) lembaga tentang inovasi di bidang manajemen kemitraan, pemasaran, pengembangan SDM, dan penggunaan