• Tidak ada hasil yang ditemukan

05 BAB II up date_ok D_ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "05 BAB II up date_ok D_ok"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.

15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

a. Koperasi

Koperasi di Minahasa Selatan ada 799 koperasi yang tersebar di   semua   kecamatan,dan   koperasi   yang   paling   banyak   adalah koperasi serba usaha dengan jumlah 193 koperasi, dari total jumlah koperasi   yang   ada   masih   aktif     sekitar   20%,   sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2.136.

Tabel 2.136

Data Koperasi Berdasarkan Jenis/Identitas N

o Jenis Koperasi        Jumlah 1. Koperasi Simpan Pinjam 6

2. Koperasi Produsen :

a.  KUD 45

b.  Produsen 194

c.  Pertanian 28

d.  Tani 154

e.  Peternakan 37

f.   Perkebunan 28

g.  Nelayan 18

h.  Perikanan 4

i.   Petani Buah 7

j.   Produksi 1

3. Koperasi Konsumen 19

4. Koperasi Wanita 22

5. Koperasi Pemasaran ­

6. Koperasi Serba Usaha 193

7. Koperasi Jasa 1

8. Koperasi Lainnya 44

T o t a l 799

Sumber : Data November 2010, Dinas Koperasi, UKM, Pasar, Perindustrian  dan Perdagangan Kab. Minahasa Selatan

Tabel 2.137

Persentase Koperasi Aktif Tahun 2010

(2)

[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.

NO Uraian 2006 2007 2008  2009 2010

1 Jumlah koperasi aktif

(unit) 226 314 319 150 159

2 Jumlah   koperasi

(unit) 755 761 766 794 779

3 Persentase   koperasi

aktif 30 41 45 19 20

. KECAMATAN

JUMLAH

1. MODOINDING 63 32

2. TOMPASOBARU 98 19

3. RANOYAPO 54 8

4. MOTOLING 49 10

5. SINONSAYANG 32 6

6. TENGA 21 4

7. AMURANG 7 2

8. TUMPAAN 22 4

9. TARERAN 66 8

10. KUMELEMBUAI 82 12

11. MAESAAN 57 11

12. AMURANG BARAT

70 14

13. AMURANG TIMUR

48 10

14. TATAPAAN 37 7

15. MOTOLING BARAT 

20 4

16. MOTOLING TIMUR

31 6

17. SULUUN TARERAN

22 2

JUMLAH 779 159

   Sumber : Data Dinas Koperasi, UKM, Pasar, Perindustrian  dan  Perdagangan Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

b. UKM Non BPR / LKMUKM

(3)

[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.

Data   populasi  usaha  mikro,   usaha   kecil   dan   menengah   di Kabupaten Minahasa Selatan,  didominasi oleh usaha perdagangan sebesar 1.416 usaha.

Data   Populasi   Usaha  Mikro,   Usaha   Kecil   dan   Usaha   Menengah  di Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan pada tabel 2.102

Tabel 2.139

Data Populasi Usaha mikro, Usaha Kecil, Usaha Menegah 

No Jenis Usaha Jumlah

1. Usaha Mikro :­ Perdagangan 1.416

­ Industri Non Pertanian 117

­ Industri Pertanian 766

­ Aneka Jasa 403

2. Usaha Kecil :

­ Perdagangan 381

­ Industri Non Pertanian 102

­ Industri Pertanian      226

­ Aneka Jasa 435

3. Usaha Menengah :

­ Perdagangan 109

­ Industri Non Pertanian 57

­ Industri Pertanian 196

­ Aneka Jasa 27

T o t a l 4.235

 Sumber : Data Dinas Koperasi, UKM, Pasar, Perindustrian  dan  Perdagangan Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

16. Penanaman Modal

a. Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA) : 

Jumlah   industri   pengelolaan   di   Minahasa   Selatan   terdapat hampir   10.000   perusahaan   yang   terdiri   dari   12   (dua   belas) perusahaan   yang   tergolong   besar   selebihnya   merupakan perusahaan kecil.

Tabel 2.140

Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2010

Tahun Uraian PMDN PMA Total

(1) (2) (3) (4) (5=3+4)

2008 Jumlah Investor 19 2 21

(4)

[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.

2009 Jumlah Investor 19 2 21

2010 Jumlah Investor 19 2 21

Sumber : Data Kantor Penanaman Modal Kab. Minahasa Selatan Tahun  2010

b. Jumlah Nilai Investasi berskala Nasional (PMDN/PMA)

Untuk investasi dalam negeri berskala nasional di Kabupaten Minahasa   Selatan   sampai   dengan   tahun   2010   terdapat   7   (tujuh) perusahaan   dengan   nilai  total  investasi   kurang   lebih   sebesar  Rp. 177,524,579,241  dan nilai   investasi modal asing kurang lebih Rp. 817,088,000,000 dengan total investor 7 (tujuh) perusahaan. 

Tabel 2.141

Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2010

Tahu n

Persetujuan Realisasi

JumlahProy

ek Nilai Investasi

JumlahProy

ek Nilai Investasi

2008 21 Rp.162,093,670,0

00

21 Rp.162,093,670,0 00

2009 21 Rp.162,093,670,0

00

21 Rp.162,093,670,0 00

2010 21 Rp.162,093,670,0

00

21 Rp.162,093,670,0 00

Sumber : Data Kantor Penanaman Modal Kab. Minahasa Selatan Tahun  2010

c. Rasio daya serap tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja yang terserap dengan 10.000 perusahaan tersebut berjumlah hampir 25.000 tenaga kerja. Untuk perusahan besar sampai dengan tahun 2010 tenaga kerja terserap sebanyak kurang   lebih   1.000   orang   sedangkan   untuk   perusahaan   kecil sebanyak  kurang lebih 23.000 tenaga kerja.

Untuk perusahaan kecil rata­rata jumlah tenaga kerja bervariasi antara 2­ 3 orang. Perusahaan kecil yang berkembang di Minahasa Selatan antara   lain   industri     minuman   seperti,   pembuatan   minuman beralkohol  dari pohon aren dan juga tidak kalah potensinya adalah industri kopra karena sebagian besar lahan pertaniannya ditanami tanaman kelapa.

(5)

[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.

Untuk   perusahaan   berskala   besar   dimaksud   dengan   orientasi   kegiatan bergerak di industri pengelolaan kelapa, pertambangan  dan energi.

Tabel 2.142

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2008 s.d 2010

NO. Uraian 2008  2009 2010

1 Jumlah   tenaga   kerja     yang berkerja   pada   perusahaan PMA/PMDN

2559 3085 3339

2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 21 21 21

3 Rasio daya serap tenaga kerja  121 146 159

Kabupaten   Minahasa   Selatan   memiliki   beragam   potensi sumberdaya   alam   yang   dapat   dijadikan   sebagai   bahan   baku   suatu industri. Selain memiliki areal perkebunan dan pertanian yang luas, juga   memiliki   wilayah   perairan   laut   yang   luas   untuk   penangkapan ikan.     Dengan   tersedianya   buah   kelapa   dalam   jumlah   besar   yang diolah menjadi kopra, telah membuka peluang  PT. Cargill Indonesia menanamkan   investasinya   untuk   pengolahan   kelapa   dengan menghasilkan minyak makan nabati dan bungkil.   Selain itu, buah kelapa   juga   banyak   digunakan   oleh   industri   menengah   untuk pembuatan   tepung   kelapa.     Hasil   olahan   dari   buah   kelapa   berupa sabut   dan   tempurung   kelapa   telah   dimanfaatkan   oleh   industri menengah untuk menghasilkan sabut kelapa dan arang tempurung. Potensi perikanan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan telah juga memberikan peluang berdirinya industri­industri perikanan.   Dengan tersedianya beragam tanaman kayu yang potensial, banyak digunakan oleh industri kecil dan menengah dalam pembuatan perabot rumah tangga dan meubel.  Namun demikian, masih banyak lagi sumberdaya alam yang dapat dijadikan sebagai bahan baku industri yang belum dimanfaatkan   sehingga   membuka   peluang   bagi   investor   untuk berinvestasi   di   Kabupaten   Minahasa   Selatan.     Saat   ini,   ada   12 perusahaan   yang   berinvestasi   di   Kabupaten   Minahasa   Selatan sebagaimana tercantum pada Tabel 2.143.

(6)

Tabel 2.143

Perusahaan­Perusahaan Yang Berinvestasi

No. Nama

Perusahaan Alamat Jenis Usaha Bahan Baku

Produk

1. PT. Cargill Indonesia Kawangko an

Eropa 52

2. PT. Tropica Coco  Prima

Lelema Tepung  Kelapa

Kelapa Tepung 

Kelapa

2 Miliar Eropa    34

3. PT. Putra  Karangetang

Popontole n

Tepung  Kelapa

Kelapa  Tepung 

Kelapa

1 Miliar Eropa 50

4. PT. Anugrah Coco  Mandiri

Matani Sabut Kelapa Sabut Kelapa Sabut Kelapa 5 Miliar Dalam  Negeri

27

5. CV. Sakura Ria Tumpaan  Ikan Beku Ikan Laut Ikan Beku 2 Miliar Jawa,

 

Austral ia

66

6. PT. Nichindo Manado  Suisan

Pondang  Ikan Kayu Ikan Laut  Ikan Kayu 3 Miliar Jepang , 

China

30

7. PT. Tri Mustika Coco  Minaesa 

Teep  Tepung 

Kelapa

Kelapa Tepung 

Kelapa

2,88  Miliar

Eropa  225

8. PT. Carbontech  Indonesia

Teep  Industri Arang Tempurung  Kelapa

Arang  Tempurung

3 Miliar China,  Korea

(7)

9. PT. Bunaken Jaya  Abadi

Tawaang  Sabut Kelapa Sabut Kelapa Sabut Kelapa 1 Miliar Suraba ya

25

10. CV. Murni Jaya Teep  Industri  Minyak 

Kelapa Minyak 

Mentah

3  Milliar

36

11. UD. Nirwana Lopana  Es  Air Es Balok 500 

Juta

Lokal 21

12. UD. Jati Jaya Lopana Meubel Kayu Jati Meubel 55 Juta Lokal 20

(8)
(9)
(10)

Tabel 2.144

Industri­Industri Kecil di Kabupaten Minahasa Selatan

N0

. KBLI Bidang Usaha

Jumlah

Produksi ProduksiNilai (Rp) Jumlah Satuan

1. 15494 Industri Tahu 10 40 17.944.000 811.200 Biji 234.000.000

2. 22210 Industri Percetakan 12 27 67.500.000 4.695 Rim 240.900.000

3. 18101 Industri Menjahit 98 237 70.300.000 24.320 Psg 1.209.000.0

00

4. 50200 Industri Reparasi Mobil 41 115 99.000.000 17.568 Unit 636.600.000

5. 50403 Industri Reparasi Spd  Motor

41 101 8.450.000 14.848 Unit 53.492.000

6. 15410 Industri R.T Pembuatan  Kue

180 473 119.120.000 1.381.8

55

Biji/Do s

2.617.200.0 00

7. 21090 Foto Copy 12 38 120.000.000 4.880 Rim 219.600.000

8. 15492 Industri Es 25 35 54.000.000 15.900 Buah 31.800.000

9. 36101 Industri Mebel 117 366 149.600.000 17.088 Unit 7.712.400.0

00

10. 24294 Industri Minyak 1 21 1.000.000 36.000 Botol 180.000.000

11. 28932 Pandai Besi 21 58 2.490.000 5.376 Buah 671.000.000

12. 26322 Industri Batu  Bata/Batako

52 182 688.765.000 1.343.8

00

Buah 1.495.200.0 00

13. 26319 Industri Keramik 3 9 1.050.000 1.488 Buah 80.400.000

14. 29142 Industri Pembuatan Oven 1 3 100.000 240 Buah 18.000.000

15. 15422 Industri Gula Aren 15 17 895.000 49.200 Biji 246.000.000

16. 17232 Industri Sapu/Tali 12 18 255.000 14.844 Buah 74.220.000

17. 15440 Industri Mie 15 49 6.600.000 51.360 Kg 256.800.000

18. 15510 Industri Minuman Cap  Tikus

52 52 10.400.000 299.520 Liter 2.995.200.0

00

(11)

20. 17299 Industri Bordir 17 17 17.000.000 5.304 Psg 265.200.000

21. 25206 Reparasi Elektronik 2 4 1.000.000 624 Unit  31.200.000

22. 15141 VCO 6 38 6.450.000 34.800 Liter 4.176.000.0

00 23. 28932 Industri Anyaman 

Bambu/Rotan

1 2 40.000 180 Unit 25.000.000

(12)

17. Kebudayaan

- Penyelenggaraan   festifal   seni   dan   budaya   untuk   Kabupaten Minahasa   Selatan   yang   diselenggarakan   masih   sangat   minim karena masalah biaya (dana).

- Sarana penyelenggaraan seni dan budaya belum dimiliki.

- Benda situs dan kawasan cagar budaya yang perlu dilestarikan  adalah antara lain :

1. Benteng Portugis (Amurang) 2. Batu Menhir Lelema (Tumpaan) 3. Waruga Kaneyan (Tareran) 4. Lesung Batu (Tareran)

5. Batu Tumotow (Suluun Tareran) 6. Batu Tumotow (Kumelembuai)

Tabel 2.145

1. Nederlan

d 5 7 14 23 57 5 Tahun 2009kunjungan 

(13)

Tabel 2.146

Tahun Keteranga

n 2005 200

6

2007 2008 2009 2010

1. Jakarta 163 195 177 182 221 235

2. Medan  25 23 50 47 68 197

3. Balikpapa

n  17 12 10 15 39 62

4. Makassar  49 38 50 48 52 57

5. Palu  96 87 110 109 128 96

6. Gorontalo  67 56 15 61 94 85

7. Manado  2.681 1.47

3 3.850 2.681 2.698 2.798 8. Minahasa  3.257 3.48

7 4.685 4.762 2.676 2.669 9. Airmadidi  1.691 1.78

2 2.495 2.541 2.367 2.983 10

. Tomohon  1.642 969 2.160 874 1.194 871

11

. Ratahan  210 181 733 489 532 567

12

. Bolaang Mongondo w

1.56 132 445 289 369 467

13

. Bitung  1.127 981 1.675 853 817 610

J u m l a h 11.18 1

18. Kepemudaan dan Olahraga

a. Jumlah Organisasi Pemuda

(14)

UUD 1945, dibentuknya Organisasi Kepemudaan (OKP), seperti diperlihatkan pada Tabel 2.147.

Tabel 2.147

Daftar Nama Organisasi Kepemudaan (OKP)

No Nama Organisasi Pengurus  Alamat

1. Karang Taruna Merry M. Togas, SE Amurang

2. Angkatan Muda Pembaharuan

Golkar (AMPG) Ibrahim Gani, SPd Amurang

3. Kosgoro Kab. Minsel Wem Mononimbar  Amurang 4. Gerakan Pemuda Ansor Kab. 

Minsel Sharil Bahrudin, SE Ranoiapo/Amurang

5. Pemuda Muslim Indonesia 

(PMI) Kab. Minsel Artli Kountur, S.Sos Amurang 6. Gerakan Angkatan Muda 

Kristen Indonesia (GAMKI)  Kab. Minsel

Rivay Rompas Amurang

7. Forum Komunikasi Putra­

Putri Indonesia Kab. Minsel Drs. Ferry Mohede Amurang 8. Komite Nasional Pemuda 

Indonesia (KNPI) Kab. Minsel Ir. Petrus Ulaan Amurang 9. Forum Solidaritas Pemuda 

Kristen Kab. Minsel Drs. Art Bago Tumpaan

10

. Keluarga Besar Putra­Putri Polri  Robby Simbar, SH Amurang 11

. Ikatan Putra­Putri Kepemudaan Minahasa  Selatan

Jhoni Taroreh, SPd Bitung/Amurang

12

. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kab. Minsel Ibrahim Gani, SPd Amurang 13

. Pemuda Panca Marga Kab. Minsel Dr. Tommy Kawengian Amurang 14

. Barisan Muda Demokrat Kab. Minsel Richard Ottay, ST Amurang 15

. Angkatan Muda PembaharuanIndonesia (AMPI) Kab. Minsel Robby Sangkoy, MPd Amurang 16

. FKPPI Kab. Minsel Drs. H. Runtunuwu Amurang 17

. Pemuda Pancasila Kab. Minsel F.G. Rumokoy Uwuran Satu / Amurang 18

. Talented Youth Devada Kab. Minsel Michael Frans Uwuran Dua/Amurang 19

. Himpunan Mahasiswa Minahasa Selatan Peduli  Pembangunan (HMMSPP)

(15)

20

. Pemuda Tani HKTI (Petani HKTI) Maryoh Sangkoy, SE Ritey/Amurang Timur 21

. Forum Komunikasi Mahasiswa Minsel (FKM­ Minsel)

Kristy Alfons 

Sumual Tambelang/Maesaan

22

. Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indoensia)  Kab. Minsel

Dewa Putu Oka

    Sumber : Data November 2010,  Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan  Perlindungan Masyarakat Kab. Minahasa Selatan

Tabel 2.148

Sarana Olahraga di Kabupaten Minahasa Selatan

No Sarana Olahraga Jumlah

1. Lapangan Sepak Bola 17

2. Lapangan Bola Volly 10

3. Lapangan Bulutangkis 8

4. Lapangan Tenis 2

5. Lapangan Basket 3

6. Lapangan Sepak Takraw 17

7. Gedung Olahraga 1

8. Tenis Meja 15

J u m l a h 73

Sumber : Data November 2010,  Dinas Pendidilkan Pemuda &  Olahraga Kab. Minahasa Selatan

19. Kesatuan Bangsa, Linmas dan Politik Dalam Negeri

Tabel 2.149

Jumlah Pembinaan Terhadap LSM, ORMAS dan OKP

No. Uraian 2008 2009 2010

1. Pembinaan LSM 2 3 1

2. Pembinaan ORKEMAS 2 2 2

3. Pembinaan Organisasi Kepemudaan (OKP) 4 5 4

Jumlah 8 10 7

Sumber : Data November 2010,  Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan  Perlindungan Masyarakat Kab. Minahasa Selatan

Tabel 2.150

Jumlah Pembinaan Politik Daerah

No. Uraian 2008 2009 2010

(16)

2. Sosialisasi UU No. 12 Tahun 2008 Tentang  Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

1 1 0

3. Pendaftaran Partai Politi Baru untuk memperoleh Badan Hukum

0 0 0

Jumlah 2 1 0

Sumber : Data November 2010,  Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan  Perlindungan Masyarakat Kab. Minahasa Selatan

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Pearangkat Daerah Kepegawaian dan Persediaan

a. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk

Jumlah   Polisi Pamong Praja yang berstatus PNS 18 orang namun di tunjang oleh tenaga kontrak ± 100 orang

Tabel 2.151

Rasio Polisi Pamong Praja Tahun 2006 s.d 2010

N

O Uraian 2006 2007 2008  2009 2010

1. Jumlah   polisi

pamong praja 100 125 125 125 150

2. Jumlah penduduk 304.91 1

Rasio   jumlah   polisi pamong   praja   per 10.000 penduduk

Sumber : Data November 2010,   Kantor Polisi Pamong Praja Kab. Minahasa Selatan

b. Rasio Jumlah LINMAS Praja per 10.000 penduduk Linmas tersebar di 170 Desa/Kelurahan

Tabel 2.152

Rasio Jumlah Linmas Tahun 2006 s.d 2010

N

O Uraian 2006 2007 2008  2009 2010

1. Jumlah Linmas 398 300 306 908 908

(17)

10.000 penduduk

Sumber : Data November 2010,   Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas Kab. Minahasa Selatan

c. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan

(18)

Tabel 2.153

Rasio Jumlah Pos Kamling Per Kecamatan Tahun 2007 s.d 2010

NO. Kecamatan

2007 2008 2009 2010

Jumlah

Rasio SiskamliJumlah ng

Rasio SiskamliJumlah ng

Jum ­lah Des a

(19)

15. Tareran 18 9 2 18 9 2 66 12 5.5 66 10 6.6

16. Suluun Tareran 14 7 2 14 7 2 40 8 5 40 12 3.33

17. Tatapaan 22 11 2 22 11 2 11 3.45 38 8 4.75

J u m l a h

(20)

Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan 6,41%. Keadaan ini dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar   6,32%   menunjukan   pertumbuhan   ekonomi   mengalami kenaikan walaupun relative kecil. Selanjutnya apabila dilihat dari struktur ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2009 masih   di   dominasi   oleh   sektor  pertanian   sebesar   29,55%,  diikuti oleh sektor bangunan sebesar 17,81%. Sektor pengangkutan dan komunikasi   sebesar   11,35%,   sektor   industri   pengolahan   sebesar 10,91%   dan   factor­faktor   jasa   11,00%.   Sedangkan   sektor­sektor lain memiliki kontribusi lebih dari 10% dan kontribusi paling kecil dibandingkan oleh sektor listrik, gas dan air yang hanya 0,68%.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan, di tahun 2008 telah mencapai 6,32%.   Apabila dibandingkan dengan tahun 2007   sebesar   5,24%,   menunjukan   pertumbuhan   ekonomi   yang semakin  pesat.     Jika dilihat dari  kelompok  sektor primer,  sektor sekunder dan sektor tersier, tahun 2007 ke tahun 2008 masing­ masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,69%, 7,14% dan 4,81%. Hal ini mengindikasikan adanya perkembangan perekonomian yang seimbang   dan   mengarah   kepada   perekonomian   moderen. Pertumbuhan   ekonomi   beserta   dengan   kelompok   sektor   ekonomi Kabupaten   Minahasa   Selatan   dari   tahun   2001­2008   ditunjukkan pada Tabel 2.154.

.Tabel 2.154

Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi

Tahun PertumbuhanEkonomi (%) Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi(%) Primer Sekunder Tersier

2001 3,90 4,94 4,06 1,86

2002 3,71 4,11 3,51 3,21

2003 3,87 2,62 4,42 5,55

2004 5,08 5,69 4,33 4,80

2005 4,33 3,37 4,00 6,43

2006 4,83 4,16 4,96 5,85

2007 5,24 4,77 5,56 5,73

(21)

2009 6,41

Sumber : Data Juli 2010, Badan Pusat Statistik Kab. Minahasa  Selatan

a. Kemiskinan

Kemiskinan   adalah   kondisi   di   mana   seseorang   atau sekolompok   orang,   laki­laki   dan   perempuan,   tidak   terpenuhi kebutuhan   dasarnya   untuk   mempertahankan   dan mengembangkan kehidupan yang bermatabat. Kemiskinan juga diartikan sebagai kondisi di mana rumah tangga atau individu yang   miskin   tidak   memiliki   kemampuan   untuk   menjalankan fungsi   dalam   kehidupan   bermasyarakat   dengan   maksimal. Kemiskinan bukan hanya menjadi permasalanhan nasional tetapi merupakan   permasahan   dunia.   Hal   ini   dapat   dilihal   hasil kesepakatan   pada   bulan   September   2000   oleh   189   negara anggota PBB, termasuk Indonesia dalam deklarasi milenium yang dikenal   dengan   tujuan   pembangunan   milenium   (Millenium Development Goals (MDGs)). Dari delapan tujuan MDGs, salah satu tujuannya adalah menanggulagi kemiskinan dan kelaparan yang harus dicapai pada tahun 2015.

(22)

Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa Selatan masih lebih tinggi, namun tingkat kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan masih lebih rendah dengan tingkat kemiskinan nasional.

Tabel 2.155

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan,  Provinsi Sulawesi Utara dan Nasional Tahun 2006­2010

No. Tingkat Kemiskinan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Minahasa Selatan

17,72% 16,55% 14,73% 12,90% 12%

2 Sulawesi Utara 10,76% 11,42% 10,10% 9,79% 9,10%

3 Nasional 17,80% 16,60% 15,40% 14,20% 13,30%

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. 2010

Penurunan tingkat kemiskinan yang signifikan terjadi pada tahun 2008 dan 2009, yaitu menurun 1,82% dan 1,83%. Tahun 2007   mengalami   penurunan   1,17%   dan   tahun   2010   hanya mengalami   penurunan   0,9%.   Menurunnya   tingkat   kemiskinan Kabupaten   Minahasa   Selatan   dari   tahun   ke   tahun,   selain disebabkan   oleh   pelaksanaan   program   penanggulangan kemiskinan,   juga   disebabkan   karena   semakin   meningkatnya pembangunan   perekonomian.       Umumnya   penduduk   miskin Kabupaten Minahasa Selatan terkonsentrasi di wilayah­wilayah pedesaan   terutama   yang   memiliki   keterbatasan   aksesbilitas. Salah   satu   permasalahan   yang   dihadapi   oleh   penduduk   di Kabupaten Minahasa Selatan yang umumnya bekerja di sektor pertanian dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat adalah harga jual komoditas pertanian yang masih rendah dan tidak menentu, serta peningkatan produksi yang rendah karena berbagai kendala .

(23)

0,95.   Indeks   Keparahan   Kemiskinan   (P2)   juga   mengalami penurunan,   yaitu  tahun   2008   mencapai   0,86   dan   tahun   2009 mencapai   0,15.   Terjadinya   penurunan   Indeks   Kedalaman Kemiskinan   selama   tahun   2008   sampai   dengan   tahun   2009 mengindikasikan bahwa rata­rata jarak kedalaman kemampuan konsumsi   penduduk   sangat   miskin   semakin   bergerak   naik mendekati   ke   garis   kemiskinan.   Begitu   juga   terjadinya penurunan Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan bahwa variasi pengeluaran konsumsi penduduk miskin semakin merata dan   semakin   kecil   ketimpangannya.   Untuk   Garis   Kemiskinan tahun   2008   sampai   dengan   tahun   2009   mengalami   kenaikan sebesar Rp. 3.816,  yaitu tahun 2008  sebesar         Rp. 206.890 perkapita   per   bulan   dan   tahun   2009   sebesar   Rp.   210.706 perkapita   per   bulan.   Hal   ini   mengindikasikan   bahwa   tingkat pendapatan penduduk miskin mengalami peningkatan.

21. Ketahanan Pangan

a. Regulasi Ketahanan Pangan

Peraturang Bupati Minahasa Selatan Nomor 64a Tahun 2008 tentang Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Selatan tanggal 1 April 2008.

Peraturang Bupati Minahasa Selatan Tahun 2008 Nomor 64b Tahun 2008   tentang   Penetapan   Kelompok   Kerja   Dewan   Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Selatan Tanggal 1 April 2008

(24)

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Rata­rata   jumlah   kelompok   Binaan   Lembaga   Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Rata­rata jumlah kelompok binaan PKK. Lembaga   Pemberdayaan   Masyarakat   (LPM)   dan   jumlah   kelompok

(25)

Tabel 2.156

Kelompok Binaan LPM Tahun 2007 s.d 2010

NO

. Kecamatan

2007 2008 2009 2010

(26)

17. Tatapaan 11 6 0,5 11 6 0,5 11 7 0,6 11 8 0,7

J u m l a h 40 73 150 73 156 107 170 124

Sumber : Data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

Tabel 2.157

Kelompok Binaan PKK Tahun 2007 s.d 2010

NO. Kecamatan

2007 2008  2009 2010

(27)

11. Amurang Barat 8 12 1,5 8 16 2,0 8 16 2 10 18 1,8

12. Amurang Timur 8 11 1,4 8 16 2,0 8 16 2 9 17 1,9

13. Amurang 8 12 1,5 8 16 2,0 8 16 2 8 16 2,0

14. Tumpaan 10 18 1,8 10 20 2,0 10 20 2 10 20 2,0

15. Tareran 9 18 2,0 9 18 2,0 9 18 2 12 21 1,8

16. Suluun Tareran 7 10 1,4 7 12 1,7 7 14 2 8 15 1,9

17. Tatapaan 11 16 1,5 11 22 2,0 11 22 2 11 22 2,0

J u m l a h 150 248 150 303 156 312 34 170 235

(28)

b. Jumlah LSM

Kehidupan   masyarakat   di   Kabupaten   Minahasa   Selatan masih   kental   dengan   budaya   ”mapalus”   (gotong­royong)   dan sangat   kritis   serta   pekerja   keras.       Selain   itu,   masyarakat mempunyai     kesadaran   berpartisipasi   dalam   pembangunan. Dalam  upaya  menyalurkan  pendapat dan   pikiran  bagi  anggota masyarakat serta berperan dalam pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD   1945,   dibentuknya   Lembaga   Swadaya   Masyarakat   (LSM) seperti diperlihatkan pada Tabel 2.158.

Tabel 2.158

Daftar Nama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

No. Nama Organisasi Pengurus (Ketua) Alamat

1 2 3 4

1. Samua Basudara Herly Kaiende, SE Tumpaan

2. Peduli Pendidikan Ibrahim Gani, S.Pd Amurang

3. Suara Amurang Frans Kumaseh Buyungon/ 

Amurang  4. Persatuan Sopir 

Amurang Joni Lumowa Amurang

5. Yayasan Gema Mandiri Dolfi Tutu Malenos 

Baru/Amur ang Timur 6. Yayasan Formasi 

Bangun Minsel Joice Mintje Amurang

7. Yayasan Karya Muda 

Pembaharu Kab. Minsel Foni Singkana Ranoyapo/ Amurang 8. Gerbang Maju Sulawesi 

Utara Billy Regar Amurang

9. Komite Pelestarian  Sumber Daya Alam &  Lingkungan Hidup Kab.  Minsel

Ir. Petrus Ulaan Buyungon/ 

Amurang

10. Barisan Muda Teguh 

Bersinar Wilem Mononimbar Uwuran Dua/Amurang

11. Dewan Reformasi  Pembangunan Kab.  Minsel

Jimmy Endey Lopana/Amuran

g Timur

12. Dotu Manguni Minsel Bernard Lonteng, Amd Amurang

(29)

Peduli Pembangunan  dan Pendidikan

14. LSM Cakrawala Maikel Suoth, SE Tumpaan

15. LSM Pelangi Kasih Robby Keintjem Sapa/Tenga

16. Komite Pelestarian  Sumber Daya Alam dan  Lingkungan Hidup

Joppy Karundeng Kaneyan/Tarera

n

17. Solidaritas Korban  Hak Asasi Manusia (SKP­HAM) Kab.  Minsel

Berty Pongantung Lopana/Amuran

g Timur

18. LSM Makasiow Fentje Pusung Amurang

19. LSM Eureka Jhonly V. Kesek Rumoong 

Bawah/  Amurang  Barat 20. LSM Rondoren Banua 

Minsel Semuel Tumbol Lewet/Amurang

21. LSM Aliansi Pemuda 

dan Masyarakat Sapa Saldi Monigi Sapa/Tenga

22. LSM Gerbang Minsel Hengky Rumengan Uwuran 

Satu/Amurang 23. Yayasan Perisai 

Persatuan Perwakilan  Kab. Minsel

Karel Lakoy Ranoiapo/ 

Amurang

24. Gerakan Solidaritas  Anti Narkoba dan Obat  Terlarang (Gersang)  Kab. Minsel

Rocky Sariowan Buyungon/ 

Amurang

25. LSM Yayasan Satya 

Graha Esa A. Sandag Tawaang/Tenga

26. Yayasan Siloam ”45” Josep G. 

Kalengkongan Teep/Amurang Barat 27. LSM Waraney Minsel Sonny G. Sariowan Buyungon/ 

Amurang

28. LSM Reformasi Drs. Abraham 

Pongkorung, MSc Kaneyan/Tareran

29. LSM Apostolos Jeferson Karundeng Lopana/Amuran

g Timur 30. Yayasan Usaha Mandiri George E. Manengkey Tumpaan 

Satu/Tumpaan 31. Yayasan Matuari Waya Ernest H. Karundeng Maliku/Amurang

Timur 32. Aliansi Guru Indonesia 

Sulut (AGIS) Cabang  Minsel

Edwin F.Lonteng,S.Pd  Lopana/Amuran g Timur

(30)

Timur 34. LSM Minahasa Selatan 

Coruption Watch  (MSCW)

Ir. Yulius Pesik  Sulu/Tatapaan 

35. LSM Generasi 

Profesional Mandiri Arie Robert Lonteng  Ritey/Amurang Timur 36. LSM Generasi Bela 

Pancasila Jhon Mawira Picuan/Motoling Timur

37. LSM Komunitas  Tumbuh Bersama  Minsel

Lans B. Sangkoy

38. LSM Purna Paskibraka  Indonesia Minsel

39. LSM Lentera Masa 

Cabang Minsel Drs. Rudolf Marentek

Sumber   :   Data   Badan   Kesatuan   Bangsa,   Politik   dan   Perlindungan Masyarakat  Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

c. Program   Nasional   Pemberdayaan   Masyarakat   Mandiri   (PNPM Mandiri)

(31)

diperluas   dengan   melibatkan   Program   Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).   PNPM Mandiri, untuk sementara dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian   Sosial,   Kementerian   Pertambangan,   Kementerian Pekerjaan   Umum,   Kementerian   Kelautan   dan   Perikanan, Kementerian   Energi   Sumberdaya   Mineral,   Kementerian   Negara Pemberdayaan   Perempuan   dan   Badan   Koordinasi   Keluarga Berencana Nasional.   Di tahun 2007, PNPM Mandiri mencakup 2.993 kecamatan dan 28.000 desa dengan alokasi dana setiap kecamatan Rp. 750.000.000 sampai dengan Rp. 1.500.000.000. Sedangkan   di   tahun   2008,   PNPM   Mandiri   mencakup   3.999 kecamatan   dan   36.417   desa   dengan   alokasi   dana   setiap kecamatan Rp. 1.500.000.000 sampai dengan Rp. 3.000.000.000. Untuk Kabupaten Minahasa Selatan, sejak tahun 2007 mendapat bantuan PNPM Mandiri  pada  5  kecamatan  dan  tahun  2008 mendapat       bantuan     pada   6   kecamatan.     Di   tahun   2009 mendapat bantuan pada 15 kecamatan dan hanya 2 kecamatan yang   belum   mendapat   PNPM   Mandiri,   yakni   Kecamatan Sinonsayang   dan   Kecamatan   Kumelembuai   karena   sementara melaksanakan   Program   Pembangunan   Infrastruktur  Perdesaan (PPIP).   Tahun   2010   mendapat   bantuan   di   semua   kecamatan dengan total anggaran  Rp. 19.000.000.000, yang   terdiri   dari pos     APBN       Rp.   15.200.000.000       dan       pos     APBD   Rp. 3.800.000.000.

23. Kearsipan

a. Pengelolaan Arsip Secara Baku

(32)

sangat   penting   dilakukan   untuk   menjaga   dan   menyimpan dokumen­dokumen   tersebut   sehingga   apabila   dibutuhkan dengan   cepat   dapat   diperoleh,   selain   itu   penataan   kearsipan dilakukan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik.

24. Komunikasi dan Informatika

Untuk   jaringan   komunikasi   semua   kecamatan   di   Kabupaten Minahasa   Selatan   telah   tersentuh   dengan   jaringan   telepon   dan telah  terjangkau  dengan  jaringan  seluler   (Handphone).  Walaupun ada   beberapa   desa   atau   daerah   tertentu   yang   belum   dapat dimasuki   dengan   jaringan   telepon   dan   belum   dapat   terjangkau dengan signal jaringan selular.   Saat ini, di Kabupaten Minahasa Selatan   terdapat  7  perusahaan   jaringan   selular   yang   mendirikan tower selular, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.159.

Tabel 2.159

Jumlah Tower Selular di Kabupaten Minahasa Selatan

No. Kecamatan

Perusahaan PT.

Telkom Telkomsel Indosat ProXL Flexi Fren Tri

1. Modoinding ­ 1 2 2 ­ 2 3

2. Maesaan ­ 1 ­ ­ ­ ­ 1

3. Tompaso  Baru

­ 1 1 ­ ­ 1 ­

4. Ranoyapo ­ ­ ­ ­ ­ ­ 2

5. Motoling ­ 1 1 1 ­ ­ 1

6. Motoling  Barat

1 ­ 1 ­ ­ 1 ­

7. Motoling  Timur

­ 1 ­ ­ ­ ­ 2

8. Kumelembua i

­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

9. Sinonsayang ­ 1 ­ 1 ­ ­ ­

10. Tenga ­ 3 ­ ­ ­ ­ ­

11. Amurang  Barat

­ 2 ­ ­ ­ 1 4

12. Amurang 1 1 1 ­ ­ ­ ­

(33)

Timur

14. Tumpaan 1 1 ­ ­ ­ 1 3

15. Tatapaan ­ ­ 1 ­ 1 ­ 1

16. Tareran ­ 1 1 ­ ­ ­ 2

17. Suluun  Tareran

No Kecamatan

(34)

.

Sumber   :   Data   Dinas   Perhubungan,   Komunikasi   dan   Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

Tabel 2.161

Jaringan Komunikasi Tahun 2006 dan 2010

NO Uraian 2006 2010

1 Jumlah jaringan telepon 

genggam 4 6

2 Jumlah jaringan telepon 

stasioner 1 1

3 Total  jaringan Komunikasi (1+2) 5 7

Sumber  :   Data  Dinas   Perhubungan,   Komunikasi   dan   Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

Tabel 2.162

Rasio Wartel/Warnet Per 1000 Penduduk Tahun 2010

N

O Kecamatan

(35)

Sinonsayang

11 Kec. Amurang Barat 14,293        

12 Kec. Amurang 16,322        

13 Kec. Amurang Timur  13,054        

14 Kec. Tumpaan 16,518        

15 Kec. Tareran 14,766        

16 Kec. Suluun Tareran 8,337        

17 Kec. Tatapaan 9,676        

  Jumlah 206,049 30 170 0.146 0.825

Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

Tabel 2.163

Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2010

NO Uraian 2010

1 Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional ­ 2 Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal 11

3 Total jenis surat kabar (1+2) 11

Sumber  :   Data  Dinas   Perhubungan,   Komunikasi   dan   Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

Tabel 2.164

Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal Tahun 2010

NO Uraian 2010

1 Jumlah penyiaran radio lokal 4

2 Jumlah penyiaran radio nasional ­

3 Jumlah penyiaran TV lokal ­

4 Jumlah penyiaran TV nasional ­

5 Total penyiaran radio/TV lokal (1+2+3+4) 4

(36)

Tabel 2.165

Saran Komunikasi dan Informatika

No. Jenis Jumla

h Keterangan

1. Website Milik Pemerintah 1 url www.minselkab.go.i

d

2. Jumlah Pameran/ expo 

pertahun 1 kali  

Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

Tabel 2.166

Presentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan HP/Telepon Tahun 2006 s.d 2010

No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1. Penduduk yang memiliki HP 36,391 63,706 72,917 91,409 113,327 2. Penduduk yang memiliki 

telepon PSTN 4,641 4,381 3,916 3,300 3,300

3. Total Jumlah penduduk yang

memiliki HP/Telepon (1) + (2) 41,032 68,087 76,833 94,709 116,627 4.

Jumlah penduduk (jiwa)

181,95

7 182,017 182,292

182,81

8 206,049

5.

Persentase   penduduk   yang menggunakan   HP/Telepon (3)/(4) (%)

23 37 42 52 57

Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010

(37)

teknologi  saat  ini  dapat  menjangkau  sampai  di   pelosok   wilayah Kabupaten Minahasa Selatan.  Sedangkan untuk sarana informasi yang   berakses   di   wilayah   Kabupaten   Minahasa   Selatan,   berupa media   massa   harian,   tabloid   mingguan,   bulanan,   dan   warnet. Jumlah   sarana   telekomunikasi   dan   sarana   informasi   yang berakses di wilayah Kabupaten Minahasa dapat dilihat pada Tabel 2.130.

Tabel 2.167

Sarana Telekomunikasi dan Informasi Yang Berakses

No Jenis Jumlah

1. Kantor Telekomunikasi 1 Unit

2. Wartel 30 Unit

3. Warnet 170 Unit

4. Kantor Pos 8 Unit

5. Media Massa Harian  10 Unit

6. Tabloid Mingguan 9 Unit

7. Tabloid Bulanan 5 Unit

8. Media Elektronik TV 4 Unit

9. Media Elektronik Radio 5 Unit

Sumber : Data November 2010, Bagian Humas dan Protokol  Setdakab Minahasa Selatan

25. Perpustakaan

a. Jumlah Perpustakaan

(38)

Tabel 2.168

1. Modoinding 2 682

­ Sinisir 1 482

­ Makaaruyen 1 200

2. Tompaso Baru 1 482

­ Tompaso Baru 1 482

3. Ranoyapo 1 482

­ Ranoyapo 1 482

4. Motoling 2 964

­ Picuan Baru 1 482

­ Picuan Lama 1 482

5. Motoling Timur 2 964

­ Wanga 1 482

­ Wanga Amongena 1 482

6. Motoling Barat 1 482

­ Raanan Baru 1 482

7. Tenga 2 964

­ Tawaang 1 482

­ Pakuweru 1 482

8. Sinonsayang 1 482

­ Ongkaw 1 482

9. Amurang 3 1.446

­ Kilometer Tiga 1 482

­ Kel. Lewet 1 482

­ Kel. Ranoiapo 1 482

1

0. Tareran 2 964

­ Rumoong Atas 1 482

­ Kaneyan 1 482

1

1. Suluun Tareran 1 482

­ Suluun 1 482

1

2. Tumpaan 2 964

­ Tumpaan 1 482

­ Munte 1 482

1

3. Kumelembuai 2 964

­ Kumelembuai 1 482

(39)

1

4. Amurang Timur 5 2.410

­ Kel. Ranomea 1 482

­ Kel. Pondang 1 482

­ Lopana 1 482

­ Ritey 1 482

­ Malenos 1 482

1

5. Amurang Barat 1 482

­ Kel. Kawangkoan  

Bawah 1 482

1

6. Tatapaan 1 482

­ Paslaten 1 482

1

7. Maesaan 2 964

­ Tumani 1 482

­ Temboan 1 482

Jumlah 31 14.660

      Sumber : Data November 2010, Kantor Perpustakaan dan  Arsip Daerah Kab. Minahasa Selatan

b. Jumlah Pengunjung perpustakaan per tahun

Jumlah masyarakat pengunjung perpustakaan per tahun di semua   kecamatan   kabupaten   minahasa   selatan   dapat   dilihat pada tabel 2.169.

2008 2009 2010

1. Modoinding 2 450 555 365

­ Sinisir 1 450 555 250

­ Makaaruyen 1 115

2. Tompaso Baru 1 445 575 220

­ Tompaso Baru 1 445 575 220

3. Ranoyapo 1 443 580 219

­ Ranoyapo 1 443 580 219

4. Motoling 2 877 1.173 494

(40)

­ Picuan Lama 1 437 587 217

5. Motoling Timur 2 435 588 333

­ Wanga 1 435 588 223

­ Wanga Amongena 1 110

6. Motoling Barat 1 430 590 275

­ Raanan Baru 1 430 590 275

7. Tenga 2 862 1.192 495

­ Tawaang 1 432 595 270

­ Pakuweru 1 430 597 225

8. Sinonsayang 1 440 597 230

­ Ongkaw 1 440 597 230

9. Amurang 3 1.316 1.754 668

­ Kilometer Tiga 1 437 599 233

­ Kel. Lewet 1 439 598 210

­ Kel. Ranoiapo 1 440 557 225

1 0.

Tareran 2 889 1.239 457

­ Rumoong Atas 1 447 659 227

­ Kaneyan 1 442 580 230

1 1.

Suluun Tareran 1 400 575 235

­ Suluun 1 400 575 235

1 2.

Tumpaan 2 895 1.159 477

­ Tumpaan 1 450 579 237

­ Munte 1 445 580 240

1 3.

Kumelembuai 2 845 1.095 435

­ Kumelembuai 1 425 555 220

­ Makasili 1 420 540 215

1 4.

Amurang Timur 5 2.309 2.859 1.194

­ Kel. Ranomea 1 460 575 230

­ Kel. Pondang 1 475 573 232

­ Lopana 1 467 570 240

­ Ritey 1 457 572 245

­ Malenos 1 450 569 247

1 5.

Amurang Barat 1 500 540 241

­ Kel. Kawangkoan  Bawah

1 500 540 241

1 6.

Tatapaan   1 470 547 243

­ Paslaten 1 470 547 243

(41)

7.

­ Tumani 1 455 549 245

­ Temboan 1 450 547 213

Jumlah 31 12.911 16.714 7.039

      Sumber : Data Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah  Kab. Minahasa Selatan tahun 2010

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan 1. Pertanian dan Peternakan

Sektor ini mencakup komoditi­komoditi hasil pertanian tanaman bahan   makanan   berupa   padi/palawija,   sayur­sayuran   dan   buah­ buahan, hasil pertanian tanaman perkebunan baik itu perkebunan besar maupun rakyat beserta dengan hasil­hasil produksi ikutannya. Selanjutnya dalam sektor ini dicakup juga mengenai produksi hasil­ hasil   peternakan,   baik   itu   ternak   besar   seperti   sapi,   babi   dan kambing serta unggas berupa ayam, bebek termasuk produksi telur dan hasil ikutan lainnya. Untuk sub sektor kehutanan yang dicakup mengenai produksi hasil kehutanan baik itu kayu gelondongan, kayu bakar, arang bambu, rotan dan sebagainya. Sedangkan untuk sub sektor perikanan yang dihitung adalah semua produksi hasil­hasil perikanan baik itu perikanan darat maupun perikanan di perairan umum  berupa  laut,   sungai   dan   danau  termasuk   di   sini   budidaya rumput laut. 

Nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor ini tercermin dari nilai PDRBnya sampai dengan tahun 2009 sebesar 664,30 milyar rupiah menurut harga berlaku dan 424,41 milyar rupiah atas dasar harga konstan. Sedangkan untuk pertumbuhan sektor ini pada tahun 2009 sebesar   4,96%.   Peranan   sektor   pertanian   terhadap   perekonomian Minahasa Selatan untuk tahun 2009 sebesar 29,55%.

(42)

Minahasa Selatan, yaitu sebesar 31,01 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,31 persen

Umumnya   komoditi   tanaman   pangan   yang   diusahakan   oleh penduduk adalah padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar.   Untuk tahun 2010, capaian produksi tanaman pangan di Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan  pada Tabel 2.170. 

Tabel 2.170

  Produksi Tanaman Pangan

No. Komoditi TanamLuas (Ha)

Luas Panen

(Ha)

Provitas (Ton/Ha

)

Produksi (Ton)

1. Padi Sawah 13.748 13.661 4.902 66.966

2. Padi Ladang 1.712 1.700 2.581 4.387,4

3. Jagung 22.081 21.395 3.851 82.390,9

4. Kacang 

Tanah 605 601 1.605 964,8

5. Kedelai 202 197 1.854 365,2

6. Kacang Hijau 53 53 1.304 69,1

7. Ubi Kayu 249 248 13.237 3.282,7

8. Ubi Jalar 189 185 9.727 1.799,5

      Sumber :  Data November 2010, Dinas Pertanian dan  Peternakan Kab. Minahasa Selatan

 

(43)

Selanjutnya,   komoditi   jagung   memiliki   produksi   terbesar dibandingkan dengan komoditi lainnya.   Hal ini disebabkan karena masyarakat   telah   menerapkan   teknologi   pertanian   berupa penggunaan benih unggul dan pemakaian pupuk yang berimbang. Sedangkan   pengelolaan   tanah   dilakukan   dengan  cara   mekanisasi, sebagai masih menggunakan tenaga manusia.  

Tanaman   hortikultura   (komoditi  sayur­sayuran   semusim)   di Kabupaten   Minahasa   Selatan   mempunyai   potensi   yang   besar   dan kualitas  yang  baik.      Umumnya  tanaman   hortikultura  bertumbuh dan berkembang dengan baik di  Kecamatan Modoinding  yang telah ditetapkan  sebagai   kawasan   pengembangan   agropolitan.     Berbagai komoditi hortikultura telah dipasarkan di tingkat regional, nasional maupun internasional, sehingga kontribusinya sangat besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekaligus memberikan dampak positif bagi upaya meningkatkan pendapatan daerah.   Dari   tahun   ke   tahun   produksi   tanaman   hortikultura mengalami   peningkatan.   Untuk   tahun   2010,   capaian   produksi tanaman hortikultura di Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.171.

Tabel 2.171

Produksi Tanaman Hortikultura

No. Komoditi TanamLuas (Ha)

Luas Panen

(Ha) (Ton/Ha)Provitas Produksi(Ton)

1. Bawang 

Merah ­ ­ ­ ­

2. Bawang Daun 2.148 2.118 18 38.124

3. Kentang 3.685 3.681 20 73.620

4. Kubis 450 449 35 15.715

5. Petsay/Sawi 414 413 15 6.195

6. Wortel 501 500 18 9.000

7. Kacang 

Merah 269 280 2 560

8. Kacang 

Panjang 20 15 2 30

9. Cabe Besar 34 77 3 231

10. Cabe Rawit 124 299 3 897

(44)

12. Terung 15 15 ­ ­

13. Buncis 59 59 15 885

14. Ketimun 80 80 20 1.600

15. Labu Siam 53 52 20 1.040

16. Kangkung 49 80 14 1.120

17. Bayam 9 8 2 16

18. Labu Kuning 309 300 20 6.000

19. Semangka ­ ­ ­ ­

Sumber :  Data November 2010, Dinas Pertanian dan Peternakan  Kab. Minahasa Selatan

Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi peternakan yang dapat   dikembangkan   dan   meningkatkan   pendapatan   ekonomi masyarakat.  Selain memiliki lahan yang luas, juga didukung dengan ketersediaan   pakan   dari   hasil   pertanian,   seperti   jagung,   karena sebagian   besar   penduduk   Kabupaten   Minahasa   Selatan   adalah petani.   Umumnya peternakan yang diusahakan adalah sapi, kuda, babi, kambing, ayam buras, ayam ras, itik dan anjing.  Untuk ternak sapi, babi, ayam buras, itik dan anjing tersebar di semua kecamatan. Khusus ternak sapi dan kuda dimanfaatkan oleh penduduk sebagai angkutan   tradisional,   roda   sapi   dan   bendi.     Produksi   daging   dan telur   (ayam,   itik,   puyuh)   dapat   memenuhi   kebutuhan   konsumsi penduduk   Kabupaten   Minahasa   Selatan,   bahkan   banyak   yang dipasarkan ke daerah lain.  Untuk tahun 2009, populasi ternak dan produksi daging serta produksi telur di Kabupaten Minahasa Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.172, Tabel 2.173 berikut ini.

(45)

Tabel 2.172 Potensi Peternakan

No Kecamatan

Sapi Kuda Kambing Babi Anjing

Popula

Amurang 130 2.923 39 1.130 140 963 1.876 80.575 1.554 ­

2.

Amurang Barat 838 18.840 38 1.106 121 835 1.874 80.503 2.975 ­

3.

Amurang Timur 294 6.610 25 709 129 886 1.838 78.951 2.636 ­

4.

Tareran 251 5.643 23 662 ­ ­ 1.749 75.128 990 ­

5.

Tenga 1.568 35.253 ­ ­ 155 1.065 2.069 88.874 3.709 ­

6.

Sinonsayang 1.205 27.091 ­ ­ 432 2.976 1.650 70.869 2.617 ­

7.

Tumpaan 399 8.971 58 1.656 192 1.319 872 37.457 1.100 ­

8.

Tatapaan 473 10.634 ­ ­ 210 1.447 706 30.312 2.360 ­

9.

Motoling 391 8.791 ­ ­ ­ ­ 948 40.721 1.066 ­

10.

Kumelembuai 597 13.422 ­ ­ ­ ­ 1.720 73.864 1.481 ­

11.

Ranoyapo 683 15.356 23 652 ­ ­ 2.069 88.874 2.617 ­

12.

Tompaso Baru 478 10.747 28 819 289 1.992 568 24.393 2.340 ­

13.

Maesaan 516 11.601 28 795 190 1.307 570 24.467 2.116 ­

14.

Modoinding 254 5.711 ­ ­ ­ ­ 618 26.560 1.173 ­

15.

Motoling Timur 492 11.061 ­ ­ ­ ­ 1.874 80.503 1.073 ­

16.

Motoling Barat 459 10.319 ­ ­ ­ ­ 850 36.512 1.059 ­

17.

Suluun Tareran 367 8.251 22 634 ­ ­ 1.621 69.630 976 ­

J u m l a h 9.359 211.223 2838.163 1.856 12.790 23.471 1.008.19

3 31.842 ­

(46)

Tabel 2.173

  Potensi Peternakan Unggas

No. Kecamatan

 Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur Itik   Populasi

(Ekor)   

  Daging (Kg)

Populasi (Ekor)

Daging (Kg) 

Populasi (Ekor)

Daging  (Kg)

Populasi (Ekor) 

  Daging (Kg)

1.Amurang 10.272 12.656 ­ ­ ­ ­ 381 196

2.Amurang Barat 12.749 15.707 ­ ­ ­ ­ 430 221

3.Amurang Timur 10.726 13.214 ­ ­ ­ ­ 225 116

4.Tareran 10.631 13.097 ­ ­ ­ ­ 143 74

5.Tenga 11.475 14.137 587 704 666 402 378 195

6.Sinonsayang 11.636 14.336 ­ ­ 1.737 1.049 536 276

7.Tumpaan 8.703 10.722 ­ ­ ­ ­ 341 176

8.Tatapaan 5.790 7.134 ­ ­ ­ ­ 159 82

9.Motoling 8.197 10.099 ­ ­ ­ ­ 154 79

10.Kumelembuai 3.902 4.807 267 320 3.012 1.819 214 110

11.Ranoyapo 17.244 21.244 267 320 2.247 1.357 667 343

12.Tompaso Baru 23.921 29.471 267 320 7.603 4.591 338 174

13.Maesaan 22.436 27.641 265 318 ­ ­ 306 157

14.Modoinding 15.871 19.553 ­ ­ ­ ­ 170 87

15.Motoling Timur 6.362 7.838 ­ ­ ­ ­ 155 80

16.Motoling Barat 7.436 9.161 ­ ­ ­ 153 79

17.Suluun Tareran 9.933 12.237 ­ ­ ­ ­ 141 73

J u m l a h 197.284 243.054 1.653 1.984 15.265 9.219 4.890 2.517

(47)

Tabel. 2.174

Presentase Luas wilayah Produktif Tahun 2006 s/d 2010

No

Uraian 2006(Ha) 2007(Ha) 2008(Ha) 2009(Ha) 2010(Ha)

1 Luas Wilayah  Produktif 26,042 2,863 29,135 33,606 36,674 2 Luas   Seluruh   Wilayah

Budidaya 47,940 47,940 47,940 47,940 47,940

3 Rasio (1/2) 54,32 5,97 60,77 70,10 76,50

Sumber : Data November 2010, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.  Minahasa Selatan

Tabel. 2.175

Presentase Luas wilayah Produktif Tahun 2010 Menurut Kecamatan

No Kecamatan

Luas

Budidaya Rasio

­1 ­2 ­3 ­4 ­5

1 Tareran  2,378 Ha 3,347 Ha 71.05

2 Suluun

Tareran 2,195 Ha 2,630 Ha  83.64

3 Tumpaan 2,049 Ha 2,678 Ha 76.51

4 Tatapaan 861 Ha 1,126 Ha  76.47

5 Amurang

Timur 1,187 Ha 1,551 Ha 76.53

6 Amurang 2,674 Ha  3,495 Ha 76.51

7 Amurang

Barat 2,997 Ha 3,918 Ha  76.49

8 Tenga 6,484 Ha 8,476 Ha 76.50

9 Sinonsayang 3,228 Ha  4,220 Ha 76.49

10 Kumelembuai 1,149 Ha 1,503 Ha 76.45

11 Motoling 502 Ha 645 Ha  77.83

12 Motoling

Barat 487 Ha  662 Ha 73.56

13 Motoling

Timur 513 Ha 657 Ha 78.08

14 Ranoyapo 3,279 Ha 4,286 Ha 76.50

15 Tompason

Baru 1,485 Ha  1,941 Ha 76.51

16 Maesaan 1,024 Ha 1,338 Ha 76.53

(48)

Jumlah  36,671 Ha 47,936 Ha 76.60

Sumber   :   Data   November   2010,   Dinas   Pertanian   dan   Peternakan   Kab. Minahasa Selatan

2. Perkebunan

Tabel 2.176

Perkembangan Penyakit Busuk Pucuk Kelapa

No. Tahun

Jumlah Pohon Terseran

Upaya Pengendalian Sumber Dana

1. 2006 15.700 Fungsida Agrifos APBD I

2.

2007

9.370

- Penggantian Tanaman - Fungsida Agrifos - Musuh Alami 

Metarhizium sp. - Tebang Bakar

APBN – TP Kabupate n

3. 2008 30.220 ­­­­­­ ­­­­­­

4.

2009

30.456

- Penggantian Tanaman - Fungsida Agrifos - Musuh Alami 

Metarhizium sp. - Pemupukan

5. 2010 2.180 ­­­­­­ ­­­­­­

Sumber : Data November 2010, Dinas Perkebunan, Komunikasi dan Informatika

Untuk Pengendalian Busuk Pucuk sudah dilakukan pada tahun 2006,   demikian   pula   bahwa   Penanaman   Kelapa   Hibryda   tidak dilaksanakan lagi di Kabupaten Minahasa Selatan.

(49)

Selanjutnya   untuk   wilayah   Agropolita   Tenga   –   Sinonsayang   yang merupakan sentra produksi tanaman kelapa maka akan dilakukan pengembangan Agrobisnis Perkebunan.

Salah satu upaya yang akan dilakukan pada tahun 2012 di wilayah Agropolitan   tersebut   akan   dikembangkan   Pilot   Project     Cluster Kelapa,   yang   akan   didanai   oleh   Kementerian   Pertanian   Republik Indonesia Direktorat Jendral Perkebunan.

Dalam   kegiatan   tersebut   akan   ditumbuh   kembangkan   Agrobisnis perkelapaan dari hulu sampai hilir dengan melibatkan instansi atau stakeholder dari berbagai pihak yang terkait. 

Dengan   demikian   maka   potensi   tanaman   perkebunan,   khususnya tanaman   kelapa   di   Kabupaten   Minahasa   Selatan   khususnya   di wilayah   Agropolitan   Tenga   –   Sinonsayang   akan   meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani perkebunan.

3. Kehutanan

Pada   dasarnya   penataan   ruang   suatu   wilayah   adalah pengaturan   penggunaan   lahan   yang   ada   di   wilayah   tersebut. Sehubungan dengan itu, penggunaan lahan yang ada (existing land use)   harus   juga   menjadi   pertimbangan   dalam   penataan   ruang selanjutnya.  

(50)

menyebabkan  terjadinya   kesenjangan   antara   pasokan   dan kebutuhan bahan baku industri.  Sementara itu, potensi hasil hutan bukan   kayu   belum   berkembang   secara   optimal.     Hal   ini   terkait dengan   masih   rendahnya   pendapatan   dan   kualitas   hidup masyarakat   di   dan   sekitar   kawasan   hutan   yang   umumnya mengusahakan   hasil   hutan   bukan   kayu   secara   tradisional   dan terbatas.

Potensi  hutan  di   wilayah   Kabupaten   Minahasa   Selatan merupakan   sumberdaya   yang   cukup   besar,   baik   dalam   rangka menjaga stabilitas ekosistem alam maupun untuk dikelola menjadi hutan   produksi.   Hutan   produksi   yaitu   hutan   yang   dapat dimanfaatkan   material   (kayu   maupun   hasil   lainnya)   dengan   tetap memperhatikan   fungsi   konservasinya   juga   terdapat   di   semua Kecamatan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan.   Berdasarkan data luas hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan cenderung mengalami pengurangan/penyempitan dari tahun ke tahun.  Hal ini karena   antara   lain   adanya   penebangan   dan   perambahan   hutan untuk   dijadikan   lahan   pertanian   oleh   masyarakat.   Untuk menanggulangi fenomena tersebut telah diupayakan menggalakkan kegiatan penghijauan dan reboisasi. Luas hutan menurut fungsinya di   wilayah   Kabupaten   Minahasa   Selatan   dapat   dilihat   pada   Tabel 2.177 dan 2.178.

Tabel 2.177

Luas hutan di Kabupaten Minahasa Selatan

NO. URAIAN

TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

Luas Hutan dan Lahan Kritis yang di Rehabilitasi

345 1,005 ­ ­ 120

Luas   Total   Hutan   dan   Lahan Kristis

31,036 30,691 29,686 29,686 29,566

Luas Kerusakan Kawasan Hutan *) *) *) *) *)

Luas Kawasan Hutan 53,208,60 53,208,60 53,208,60 53,208,60 53,208,60

(51)

Tabel 2.178

Luas Hutan Menurut Fungsinya

No Fungsi Hutan Luas Hutan (Ha)

1. Lindung 13.974,82

2. Produksi Terbatas 14.576,65

3. Suaka Marga Satwa 3.414,00

4. Cagar Alam 3.862,00

5. Bakau 784,13

6. Produksi 16.597,00

J u m l a h 53.208,60

  Sumber : Data November 2010, Dinas Kehutanan Kab.  Minahasa Selatan

Saat   ini,   di   wilayah   Kabupaten   Minahasa   Selatan,   baik   pemerintah maupun   masyarakat   sedang   giat­giatnya   melakukan   penanaman pohon.   Selain   penanaman   pohon   di   hutan,   juga   dilaksanakan penanaman pohon di wilayah pesisir,  berupa  mangrove.     Untuk jenis  dan  luasnya, diperlihatkan  pada Tabel 2.179.

Tabel 2.179

Jenis dan Luas Tanaman Kayu

N

o Kegiatan

Luas (Ha)

Jumlah Tanaman

(Pohon)

Jenis Tanaman

1. Hutan Rakyat 1.325 530.000 Mahoni, Nantu,  Cempaka, Kayu  Manis, Durian,  Nangka

2. Reboisasi 3.170 2.889.000 Mahoni, Nantu, 

Cempaka, Kayu  Manis, Durian,  Nangka

3. Rehabilitasi  Mangrove

155 511.500 Rhizophora, 

Avicenia, Soneratia 4. Swadaya 

Masyarakat

(52)

J u m l a h 4.835, 1

4.088.405

  Sumber : Data November 2010, Dinas Kehutanan Kab. Minahasa  selatan

Wilayah   Kabupaten   Minahasa   Selatan   memiliki   lahan   kurang kritis,   kritis   dan   sangat     kritis   dengan   luas   dan   jumlahnya sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.180.

Tabel 2.180   Luas Lahan Kritis

N o

Tingkat Kekritisan

Luas

Jumlah (Ha) Dlm Kaw.

Hutan (Ha)

Luar Kaw. Hutan

(Ha)

1. Kurang  Kritis 

15.869 31.614 47.483

2. Kritis 10.840 13.961 24.804

3. Sangat  Kritis

2.977 48 3.025

J u m l a h 29.686 45.623 75.312

Sumber : Data November 2010, Dinas Kehutanan Kab.  Minahasa selatan

4. Energi dan Sumberdaya Mineral

(53)
(54)

Tabel 2.181

  Potensi Pertambangan

N o

Jenis Bahan Galian

Lokasi Cadangan Luas

(Ha) Penyelidik

Kecamatan Tempat Jenis Total

1. Emas Motoling 

Barat Toyopon Indikasi 2.000  

DPE Sulut

Ranoyapo Picuan Lama Indika

si 2.000  

PT NMR

Motoling 

Timur Tokin Indikasi 2.500  

PT NMR

Karimbow Indika

si 1.000  

PT NMR

Amurang 

Barat Tewasen Indikasi 1.500  

PT NMR

Tompaso 

Baru Liandok Indikasi 2.000  

DPE Sulut

Karowa Indika

si 1.500  

PT NMR

Tatapaan Sulu Indika

si  750  DPE Sulut

Paslaten Indika

si  700  PT NMR

2. Belerang Amurang 

Timur G. Soputan Terukur 185.136 Ton Dit. Geologi (1974)

3 Batu dan

Sirtu Sinonsayang  Poigar Indikasi 225  DPE Minsel

Tenga Radey Indika

si 250 

(55)

si

Tatapaan Sulu, Paslaten Indika

si 4. Pasir Besi Sinonsayan

g Poigar Terukur 1.326,5 Badan Geologi Pusat SDG 

Bandung (2006) Tenga Sapa, Molinou, Sidate, Moinit 

5.

Batu, Sirtu dan Pasir

Ranoyapo Pontak, Poopo, Ranoyapo Indika

si 1.800 DPE Minsel

Maesaan Torout

Amurang 

Barat Rumoong Bawah

Amurang Buyungon

Amurang S. Ranowangko, Kilometer 3, 

Uwuran 2, Lewet Indikasi 200 DPE Minsel

Amurang 

Timur S. Pentu­Lopana 50

6. Lempung Tenga Radey Indika

si 250  DPE Minsel

Motoling 

Timur Tokin, Karimbow Terukur 3.714.375  M3 50  PT Adco Morino (1993)

7. Tras Tumpaan Tangkuney Indika

si 50  DPE Minsel

8. Batu 

Kapur Sinonsayang Blongko Indikasi 50  DPE Minsel

9. Kaolin Tompaso 

Baru Batukulo Indikasi DPE Sulut (1996)

(56)

Sektor   Pertambangan   di   Kabupaten   Minahasa   Selatan   hanya dibentuk oleh sub sektor pertambangan tanpa minyak dan gas serta sub sektor penggalian. Dari sektor tersebut didapatlah nilai tambah untuk   sektor   pertambangan   dan   penggalian   pada   tahun   2012 sebesar  lebih  dari  234,76  milyar  rupiah  atas  dasar  harga  berlaku dan sebesar 145,95 milyar rupiah atas dasar harga konstan serta nilai   pertumbuhan     sebesar   4,96   persen.   Nilai   tambah   sektor pertambangan   tersebut   memberikan   andil   sebesar   7,08   persen terhadap perekonomian Kabupaten Minahasa Selatan

Dari   berbagai  potensi  pertambangan   yang   ada   di   Kabupaten Minahasa   Selatan,   belum   dikelola   secara   optimal.     Selain membutuhkan   dana   yang   besar   dan   teknologi,   juga   harus memperhatikan lingkungan sekitarnya.  Namun untuk bahan galian golongan   C   berupa   pasir,   banyak   dimanfaatkan   oleh   masyarakat yang   ada   di   sekitar   sungai   sebagai   mata   pencaharian.   Sedangkan bahan   galian   golongan   B   berupa   mineral   logam   dikelolah   oleh  5 perusahaan sebagaimana tercantum pada Tabel 2.182.

Tabel 2.182

  Perusahaan/Pemegang Ijin Usaha Pertambangan

No Nama Perusahaan Luas(Ha) Lokasi PertambangaJenis  n

1. PT. Sumber Energi 

Jaya 1.959 Kec. Motoling Timur  Mineral Logam 2. PT. Anak Indonesia 

Mining 1.923 Kec. Motoling Timur Mineral Logam 3. PT. For El Shadai 1.994 Kec. Maesaan Mineral Logam 4. PT. Forel Mega 

Mineral 1.998 Kec. Ranoyapo Mineral Logam

5. PT. Anak Indonesia 

Mining 1.914 Kec. Tompaso Baru Mineral Logam

(57)

Kegiatan  pertambangan  perlu   mendapat   perhatian   khusus karena   meskipun   dari   segi   sosial   ekonomi   dapat   meningkatkan kesejahteraan   masyarakat,   tetapi   dari   aspek   lingkungan   dapat menimbulkan   dampak   negatif   terhadap   lahan   maupun   makhluk hidup.   Kegiatan   pertambangan   seringkali   menyebabkan ketidakteraturan   topografi   (lubang­lubang   bekas   galian),   hilangnya lapisan humus, hilangnya vegetasi penutup yang menyebabkan erosi dan lahan sukar diolah kembali.  Oleh karena itu, upaya­upaya yang ditempuh   dalam   rangka   meminimalkan   berbagai   dampak   negatif yang   kemungkinan   akan  muncul   dikaji   melalui   Analisa   Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Selain potensi  pertambangan, di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan   juga   terdapat   potensi   sumber   energi   primer   untuk pembangkit tenaga listrik.  Potensi energi kelistrikan dan prediksi PT.

Tenaga Lokasi

Kapasit as (MW)

Sumber

Energi Keterangan

1. PLTA Poigar 2

Desa 

2 x 16 Sungai Poigar

­ Tahap 

2. PLTU Mobongo

Kel. 

Kawangkoan  Bawah Kec.  Amurang  Barat

2 x 55 Batubara

Statis. Rencana  kegiatan akan  dikonfirmasikan  dengan pihak  PLTU Amurang  3. PLTHm 

Wulurmaatu

Poigar Sedang Beroperasi

(58)

Ranoketang Ranoketang Tua Kec. Amurang

Kalewaha

5. PLTD Lopana Desa LopanaKec. Amurang

Timur 2 x 5 Genset

Sedang  Beroperasi

6. PLTHm Sendowan

Desa Malenos

Sendowan Potensi Daerah (Hasil F. Study  Fatek UNSRAT  Manado 2007)

7. PLTU Tawaang Moinit Desa Tawaang

Kec. Tenga 2 x 25 Batubara

Tahap Konstruksi  (pekerjaan sipil,  mesin, listrik)

8. PLTHm Woran Kel. Buyungon

Kec. Amurang 0,55

Sungai  Ranowang

ko Potensi Daerah

9. PLTHm Tangkuney

Desa  Tangkuney Kec. 

Tumpaan

10 Kw Sungai Maruasey

Tahap Konstruksi 

5. Pariwisata

Wilayah Kabupaten  Minahasa  Selatan terdapat sejumlah benda cagar   budaya     yang   mempunyai   nilai   sejarah,   baik   peninggalan sejarah   maupun   purbakala,   seperti   Benteng   Portugis,   Kuburan Belanda, Waruga dan Batu­batuan.   Benda­benda cagar budaya di Kabupaten  Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.184.

(59)

1. Benteng 

Portugis Kel. Uwuran I Kec. Amurang Benteng Peninggalan  Portugis

Rekreasi Buatan/Belu m

Dikenal 2. Gereja 

Belanda Desa RumoongAtas Kec.  Tareran

3. Waruga Desa Kaneyan 

Kec. Tareran Batu Besar Yang  Berbentuk  Rumah

Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

4. Batu 

Menhir Desa Lelema Kec. Tumpaan Batu Menhir Rekreasi Alam / Belum Dikenal 5. Batu 

Tumotowa Desa TumpaanKec. Tumpaan Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum Dikenal Desa Suluun 

Kec. Suluun  Tareran

Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

Desa 

Kumelembuai  Kec. 

Kumelembuai

Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

Kel. Rumoong  Bawah Kec.  Amurang  Barat

Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

6. Batu 

Konimpis Desa Wiau Lapi  Kec. Tareran

Batu Yang  Mempunyai  Bekas Tangan Raksasa

Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

7. Lesung 

Batu Desa Kaneyan Kec. Tareran Batu Yang Berbentuk  Lesung

Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

8. Batu 

Kumapey Desa Motoling I Kec. Motoling Batu Kecil Tapi Sangat  Unik

Rekreasi Alam / Belum  Dikenal

(60)

Bentang alam wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, dari pesisir pantai   sampai   pada   daerah   berbukit/pegunungan   mempunyai panorama   yang   indah   dan   mempesona   serta   mempunyai   bentuk yang unik.  Selain itu, dengan adanya sungai yang besar, air terjun, danau dan terdapatnya benda­benda cagar budaya, dapat dijadikan obyek­obyek wisata, baik obyek wisata alam maupun obyek wisata budaya.     Begitu juga dengan adanya hamparan tanah yang subur untuk   tanaman   dapat   menjadi   salah   satu   obyek   wisata   buatan.

. Nama ObyekWisata Lokasi Daya Tarik Kegiatan Keterangan

1 2 3 4 5 6

1. Taman  Nasional 

2. Daerah  Perlindunga

Menyelam Alam / BelumDikenal

3. Pantai Moinit Desa Teep  Kec. 

Mandi Alam / Dikenal

4. Sungai 

Maruasey Desa Tangkuney  Kec. 

Tumpaan

Arus Sungai  Arung 

(61)

5. Batu 

Dinding Desa Kilo Meter 3  Kec. 

Tebing Alam / Dikenal

6. Bukit Doa 

Pinaling Desa Pinaling  Kec. 

7. Pantai Alar  Kel. Pondang Kec. 

Rekreasi Alam /  Dikenal

8. Pantai 

Popareng Desa Popareng Kec.  Tatapaan

Pemandangan

 Alam Rekreasi Alam / BelumDikenal

9. Air Terjun 

Popontolen Desa Popontolen Kec. 

Mandi Alam / BelumDikenal

10. Pantai 

Tandusang Desa LopanaKec.  Amurang  Timur

Pemandangan 

Alam Rekreasi Alam / BelumDikenal

11. Air Mujizat 

Lalumpe  Desa Lalumpe Kec. 

12. Agro 

Modoinding  & Bukit Doa  Kuntung  Ramoy

Kecamatan 

Modoinding  Hamparan Tanaman  Hortikultura

13. Air Terjun 

Lopana Desa LopanaKec.  Amurang  Timur

Pemandangan  Alam Air  Terjun

Rekreasi Alam / Belum Dikenal

14. Air Terjun / 

Tekaan Ever Desa Tumpaan II  Kec. 

/ Mandi Buatan/Belum Dikenal

15. Hutan 

Bakau  Desa Tawaang  Kec. Tenga

Hutan Bakau Rekreasi Buatan/Belu m Dikenal

16. Batu Kapal Desa Sapa 

Kec. Tenga Batu Yang Menyerupai  Kapal

Gambar

Tabel 2.144
Tabel 2.145Tingkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Tabel 2.147
Tabel 2.152Rasio Jumlah Linmas Tahun 2006 s.d 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan semua itu, kita haruslah waspada dengan harta yang bisa jadi sangat menipu dan palsu. Jangan sampai karena harta menyebabkan kita lalai dan berbuat maksiat kepada Allah

Dalam penelitian ini kesenjangan kepuasan yang dimaksud adalah kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan nyata yang diperoleh responden dari

penjualan organ tubuh berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana peqiualan organ tubuh

Diharapkan dengan menggunakan pendekatan socio legal mampu memposisikan hukum tidak hanya dikonsepkan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan dalam

Secara keseluruhannya pihak berkepentingan telah menilai kecukupan struktur kawal selia, kecukupan penilaian dan pengurusan risiko, pengambilkiraan prinsip penting dalam

Berdasarkan sifat istimewa yang ditawarkan superkonduktor, yaitu dapat menghantarkan arus tanpa kehilangan daya sedikitpun dan tidak adanya energi yang terbuang menjadi

risiko-risiko yang dihadapi bagi mahasiswa yang tidak mengerti fiqih muamalah adalah (1) ilmu akuntansi syariah hanya dapat digunakan nanti setelah lulus, itupun

Hasil keluaran data dari sistem ini berupa pengelompokan lahan hijau yang difokuskan pada hutan di wilayah Provinsi Riau yang terdiri atas 4 kelompok yang dapat