[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.
15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
a. Koperasi
Koperasi di Minahasa Selatan ada 799 koperasi yang tersebar di semua kecamatan,dan koperasi yang paling banyak adalah koperasi serba usaha dengan jumlah 193 koperasi, dari total jumlah koperasi yang ada masih aktif sekitar 20%, sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2.136.
Tabel 2.136
Data Koperasi Berdasarkan Jenis/Identitas N
o Jenis Koperasi Jumlah 1. Koperasi Simpan Pinjam 6
2. Koperasi Produsen :
a. KUD 45
b. Produsen 194
c. Pertanian 28
d. Tani 154
e. Peternakan 37
f. Perkebunan 28
g. Nelayan 18
h. Perikanan 4
i. Petani Buah 7
j. Produksi 1
3. Koperasi Konsumen 19
4. Koperasi Wanita 22
5. Koperasi Pemasaran
6. Koperasi Serba Usaha 193
7. Koperasi Jasa 1
8. Koperasi Lainnya 44
T o t a l 799
Sumber : Data November 2010, Dinas Koperasi, UKM, Pasar, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Minahasa Selatan
Tabel 2.137
Persentase Koperasi Aktif Tahun 2010
[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.
NO Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 Jumlah koperasi aktif
(unit) 226 314 319 150 159
2 Jumlah koperasi
(unit) 755 761 766 794 779
3 Persentase koperasi
aktif 30 41 45 19 20
. KECAMATAN
JUMLAH
1. MODOINDING 63 32
2. TOMPASOBARU 98 19
3. RANOYAPO 54 8
4. MOTOLING 49 10
5. SINONSAYANG 32 6
6. TENGA 21 4
7. AMURANG 7 2
8. TUMPAAN 22 4
9. TARERAN 66 8
10. KUMELEMBUAI 82 12
11. MAESAAN 57 11
12. AMURANG BARAT
70 14
13. AMURANG TIMUR
48 10
14. TATAPAAN 37 7
15. MOTOLING BARAT
20 4
16. MOTOLING TIMUR
31 6
17. SULUUN TARERAN
22 2
JUMLAH 779 159
Sumber : Data Dinas Koperasi, UKM, Pasar, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
b. UKM Non BPR / LKMUKM
[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.
Data populasi usaha mikro, usaha kecil dan menengah di Kabupaten Minahasa Selatan, didominasi oleh usaha perdagangan sebesar 1.416 usaha.
Data Populasi Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah di Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan pada tabel 2.102
Tabel 2.139
Data Populasi Usaha mikro, Usaha Kecil, Usaha Menegah
No Jenis Usaha Jumlah
1. Usaha Mikro : Perdagangan 1.416
Industri Non Pertanian 117
Industri Pertanian 766
Aneka Jasa 403
2. Usaha Kecil :
Perdagangan 381
Industri Non Pertanian 102
Industri Pertanian 226
Aneka Jasa 435
3. Usaha Menengah :
Perdagangan 109
Industri Non Pertanian 57
Industri Pertanian 196
Aneka Jasa 27
T o t a l 4.235
Sumber : Data Dinas Koperasi, UKM, Pasar, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
16. Penanaman Modal
a. Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA) :
Jumlah industri pengelolaan di Minahasa Selatan terdapat hampir 10.000 perusahaan yang terdiri dari 12 (dua belas) perusahaan yang tergolong besar selebihnya merupakan perusahaan kecil.
Tabel 2.140
Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2010
Tahun Uraian PMDN PMA Total
(1) (2) (3) (4) (5=3+4)
2008 Jumlah Investor 19 2 21
[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.
2009 Jumlah Investor 19 2 21
2010 Jumlah Investor 19 2 21
Sumber : Data Kantor Penanaman Modal Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
b. Jumlah Nilai Investasi berskala Nasional (PMDN/PMA)
Untuk investasi dalam negeri berskala nasional di Kabupaten Minahasa Selatan sampai dengan tahun 2010 terdapat 7 (tujuh) perusahaan dengan nilai total investasi kurang lebih sebesar Rp. 177,524,579,241 dan nilai investasi modal asing kurang lebih Rp. 817,088,000,000 dengan total investor 7 (tujuh) perusahaan.
Tabel 2.141
Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2010
Tahu n
Persetujuan Realisasi
JumlahProy
ek Nilai Investasi
JumlahProy
ek Nilai Investasi
2008 21 Rp.162,093,670,0
00
21 Rp.162,093,670,0 00
2009 21 Rp.162,093,670,0
00
21 Rp.162,093,670,0 00
2010 21 Rp.162,093,670,0
00
21 Rp.162,093,670,0 00
Sumber : Data Kantor Penanaman Modal Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
c. Rasio daya serap tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang terserap dengan 10.000 perusahaan tersebut berjumlah hampir 25.000 tenaga kerja. Untuk perusahan besar sampai dengan tahun 2010 tenaga kerja terserap sebanyak kurang lebih 1.000 orang sedangkan untuk perusahaan kecil sebanyak kurang lebih 23.000 tenaga kerja.
Untuk perusahaan kecil ratarata jumlah tenaga kerja bervariasi antara 2 3 orang. Perusahaan kecil yang berkembang di Minahasa Selatan antara lain industri minuman seperti, pembuatan minuman beralkohol dari pohon aren dan juga tidak kalah potensinya adalah industri kopra karena sebagian besar lahan pertaniannya ditanami tanaman kelapa.
[PERUBAHAN PERPJMD 2010 – 2015 Kab.
Untuk perusahaan berskala besar dimaksud dengan orientasi kegiatan bergerak di industri pengelolaan kelapa, pertambangan dan energi.
Tabel 2.142
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2008 s.d 2010
NO. Uraian 2008 2009 2010
1 Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN
2559 3085 3339
2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 21 21 21
3 Rasio daya serap tenaga kerja 121 146 159
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki beragam potensi sumberdaya alam yang dapat dijadikan sebagai bahan baku suatu industri. Selain memiliki areal perkebunan dan pertanian yang luas, juga memiliki wilayah perairan laut yang luas untuk penangkapan ikan. Dengan tersedianya buah kelapa dalam jumlah besar yang diolah menjadi kopra, telah membuka peluang PT. Cargill Indonesia menanamkan investasinya untuk pengolahan kelapa dengan menghasilkan minyak makan nabati dan bungkil. Selain itu, buah kelapa juga banyak digunakan oleh industri menengah untuk pembuatan tepung kelapa. Hasil olahan dari buah kelapa berupa sabut dan tempurung kelapa telah dimanfaatkan oleh industri menengah untuk menghasilkan sabut kelapa dan arang tempurung. Potensi perikanan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan telah juga memberikan peluang berdirinya industriindustri perikanan. Dengan tersedianya beragam tanaman kayu yang potensial, banyak digunakan oleh industri kecil dan menengah dalam pembuatan perabot rumah tangga dan meubel. Namun demikian, masih banyak lagi sumberdaya alam yang dapat dijadikan sebagai bahan baku industri yang belum dimanfaatkan sehingga membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi di Kabupaten Minahasa Selatan. Saat ini, ada 12 perusahaan yang berinvestasi di Kabupaten Minahasa Selatan sebagaimana tercantum pada Tabel 2.143.
Tabel 2.143
PerusahaanPerusahaan Yang Berinvestasi
No. Nama
Perusahaan Alamat Jenis Usaha Bahan Baku
Produk
1. PT. Cargill Indonesia Kawangko an
Eropa 52
2. PT. Tropica Coco Prima
Lelema Tepung Kelapa
Kelapa Tepung
Kelapa
2 Miliar Eropa 34
3. PT. Putra Karangetang
Popontole n
Tepung Kelapa
Kelapa Tepung
Kelapa
1 Miliar Eropa 50
4. PT. Anugrah Coco Mandiri
Matani Sabut Kelapa Sabut Kelapa Sabut Kelapa 5 Miliar Dalam Negeri
27
5. CV. Sakura Ria Tumpaan Ikan Beku Ikan Laut Ikan Beku 2 Miliar Jawa,
Austral ia
66
6. PT. Nichindo Manado Suisan
Pondang Ikan Kayu Ikan Laut Ikan Kayu 3 Miliar Jepang ,
China
30
7. PT. Tri Mustika Coco Minaesa
Teep Tepung
Kelapa
Kelapa Tepung
Kelapa
2,88 Miliar
Eropa 225
8. PT. Carbontech Indonesia
Teep Industri Arang Tempurung Kelapa
Arang Tempurung
3 Miliar China, Korea
9. PT. Bunaken Jaya Abadi
Tawaang Sabut Kelapa Sabut Kelapa Sabut Kelapa 1 Miliar Suraba ya
25
10. CV. Murni Jaya Teep Industri Minyak
Kelapa Minyak
Mentah
3 Milliar
36
11. UD. Nirwana Lopana Es Air Es Balok 500
Juta
Lokal 21
12. UD. Jati Jaya Lopana Meubel Kayu Jati Meubel 55 Juta Lokal 20
Tabel 2.144
IndustriIndustri Kecil di Kabupaten Minahasa Selatan
N0
. KBLI Bidang Usaha
Jumlah
Produksi ProduksiNilai (Rp) Jumlah Satuan
1. 15494 Industri Tahu 10 40 17.944.000 811.200 Biji 234.000.000
2. 22210 Industri Percetakan 12 27 67.500.000 4.695 Rim 240.900.000
3. 18101 Industri Menjahit 98 237 70.300.000 24.320 Psg 1.209.000.0
00
4. 50200 Industri Reparasi Mobil 41 115 99.000.000 17.568 Unit 636.600.000
5. 50403 Industri Reparasi Spd Motor
41 101 8.450.000 14.848 Unit 53.492.000
6. 15410 Industri R.T Pembuatan Kue
180 473 119.120.000 1.381.8
55
Biji/Do s
2.617.200.0 00
7. 21090 Foto Copy 12 38 120.000.000 4.880 Rim 219.600.000
8. 15492 Industri Es 25 35 54.000.000 15.900 Buah 31.800.000
9. 36101 Industri Mebel 117 366 149.600.000 17.088 Unit 7.712.400.0
00
10. 24294 Industri Minyak 1 21 1.000.000 36.000 Botol 180.000.000
11. 28932 Pandai Besi 21 58 2.490.000 5.376 Buah 671.000.000
12. 26322 Industri Batu Bata/Batako
52 182 688.765.000 1.343.8
00
Buah 1.495.200.0 00
13. 26319 Industri Keramik 3 9 1.050.000 1.488 Buah 80.400.000
14. 29142 Industri Pembuatan Oven 1 3 100.000 240 Buah 18.000.000
15. 15422 Industri Gula Aren 15 17 895.000 49.200 Biji 246.000.000
16. 17232 Industri Sapu/Tali 12 18 255.000 14.844 Buah 74.220.000
17. 15440 Industri Mie 15 49 6.600.000 51.360 Kg 256.800.000
18. 15510 Industri Minuman Cap Tikus
52 52 10.400.000 299.520 Liter 2.995.200.0
00
20. 17299 Industri Bordir 17 17 17.000.000 5.304 Psg 265.200.000
21. 25206 Reparasi Elektronik 2 4 1.000.000 624 Unit 31.200.000
22. 15141 VCO 6 38 6.450.000 34.800 Liter 4.176.000.0
00 23. 28932 Industri Anyaman
Bambu/Rotan
1 2 40.000 180 Unit 25.000.000
17. Kebudayaan
- Penyelenggaraan festifal seni dan budaya untuk Kabupaten Minahasa Selatan yang diselenggarakan masih sangat minim karena masalah biaya (dana).
- Sarana penyelenggaraan seni dan budaya belum dimiliki.
- Benda situs dan kawasan cagar budaya yang perlu dilestarikan adalah antara lain :
1. Benteng Portugis (Amurang) 2. Batu Menhir Lelema (Tumpaan) 3. Waruga Kaneyan (Tareran) 4. Lesung Batu (Tareran)
5. Batu Tumotow (Suluun Tareran) 6. Batu Tumotow (Kumelembuai)
Tabel 2.145
1. Nederlan
d 5 7 14 23 57 5 Tahun 2009kunjungan
Tabel 2.146
Tahun Keteranga
n 2005 200
6
2007 2008 2009 2010
1. Jakarta 163 195 177 182 221 235
2. Medan 25 23 50 47 68 197
3. Balikpapa
n 17 12 10 15 39 62
4. Makassar 49 38 50 48 52 57
5. Palu 96 87 110 109 128 96
6. Gorontalo 67 56 15 61 94 85
7. Manado 2.681 1.47
3 3.850 2.681 2.698 2.798 8. Minahasa 3.257 3.48
7 4.685 4.762 2.676 2.669 9. Airmadidi 1.691 1.78
2 2.495 2.541 2.367 2.983 10
. Tomohon 1.642 969 2.160 874 1.194 871
11
. Ratahan 210 181 733 489 532 567
12
. Bolaang Mongondo w
1.56 132 445 289 369 467
13
. Bitung 1.127 981 1.675 853 817 610
J u m l a h 11.18 1
18. Kepemudaan dan Olahraga
a. Jumlah Organisasi Pemuda
UUD 1945, dibentuknya Organisasi Kepemudaan (OKP), seperti diperlihatkan pada Tabel 2.147.
Tabel 2.147
Daftar Nama Organisasi Kepemudaan (OKP)
No Nama Organisasi Pengurus Alamat
1. Karang Taruna Merry M. Togas, SE Amurang
2. Angkatan Muda Pembaharuan
Golkar (AMPG) Ibrahim Gani, SPd Amurang
3. Kosgoro Kab. Minsel Wem Mononimbar Amurang 4. Gerakan Pemuda Ansor Kab.
Minsel Sharil Bahrudin, SE Ranoiapo/Amurang
5. Pemuda Muslim Indonesia
(PMI) Kab. Minsel Artli Kountur, S.Sos Amurang 6. Gerakan Angkatan Muda
Kristen Indonesia (GAMKI) Kab. Minsel
Rivay Rompas Amurang
7. Forum Komunikasi Putra
Putri Indonesia Kab. Minsel Drs. Ferry Mohede Amurang 8. Komite Nasional Pemuda
Indonesia (KNPI) Kab. Minsel Ir. Petrus Ulaan Amurang 9. Forum Solidaritas Pemuda
Kristen Kab. Minsel Drs. Art Bago Tumpaan
10
. Keluarga Besar PutraPutri Polri Robby Simbar, SH Amurang 11
. Ikatan PutraPutri Kepemudaan Minahasa Selatan
Jhoni Taroreh, SPd Bitung/Amurang
12
. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kab. Minsel Ibrahim Gani, SPd Amurang 13
. Pemuda Panca Marga Kab. Minsel Dr. Tommy Kawengian Amurang 14
. Barisan Muda Demokrat Kab. Minsel Richard Ottay, ST Amurang 15
. Angkatan Muda PembaharuanIndonesia (AMPI) Kab. Minsel Robby Sangkoy, MPd Amurang 16
. FKPPI Kab. Minsel Drs. H. Runtunuwu Amurang 17
. Pemuda Pancasila Kab. Minsel F.G. Rumokoy Uwuran Satu / Amurang 18
. Talented Youth Devada Kab. Minsel Michael Frans Uwuran Dua/Amurang 19
. Himpunan Mahasiswa Minahasa Selatan Peduli Pembangunan (HMMSPP)
20
. Pemuda Tani HKTI (Petani HKTI) Maryoh Sangkoy, SE Ritey/Amurang Timur 21
. Forum Komunikasi Mahasiswa Minsel (FKM Minsel)
Kristy Alfons
Sumual Tambelang/Maesaan
22
. Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indoensia) Kab. Minsel
Dewa Putu Oka
Sumber : Data November 2010, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kab. Minahasa Selatan
Tabel 2.148
Sarana Olahraga di Kabupaten Minahasa Selatan
No Sarana Olahraga Jumlah
1. Lapangan Sepak Bola 17
2. Lapangan Bola Volly 10
3. Lapangan Bulutangkis 8
4. Lapangan Tenis 2
5. Lapangan Basket 3
6. Lapangan Sepak Takraw 17
7. Gedung Olahraga 1
8. Tenis Meja 15
J u m l a h 73
Sumber : Data November 2010, Dinas Pendidilkan Pemuda & Olahraga Kab. Minahasa Selatan
19. Kesatuan Bangsa, Linmas dan Politik Dalam Negeri
Tabel 2.149
Jumlah Pembinaan Terhadap LSM, ORMAS dan OKP
No. Uraian 2008 2009 2010
1. Pembinaan LSM 2 3 1
2. Pembinaan ORKEMAS 2 2 2
3. Pembinaan Organisasi Kepemudaan (OKP) 4 5 4
Jumlah 8 10 7
Sumber : Data November 2010, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kab. Minahasa Selatan
Tabel 2.150
Jumlah Pembinaan Politik Daerah
No. Uraian 2008 2009 2010
2. Sosialisasi UU No. 12 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
1 1 0
3. Pendaftaran Partai Politi Baru untuk memperoleh Badan Hukum
0 0 0
Jumlah 2 1 0
Sumber : Data November 2010, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kab. Minahasa Selatan
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Pearangkat Daerah Kepegawaian dan Persediaan
a. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Jumlah Polisi Pamong Praja yang berstatus PNS 18 orang namun di tunjang oleh tenaga kontrak ± 100 orang
Tabel 2.151
Rasio Polisi Pamong Praja Tahun 2006 s.d 2010
N
O Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1. Jumlah polisi
pamong praja 100 125 125 125 150
2. Jumlah penduduk 304.91 1
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
Sumber : Data November 2010, Kantor Polisi Pamong Praja Kab. Minahasa Selatan
b. Rasio Jumlah LINMAS Praja per 10.000 penduduk Linmas tersebar di 170 Desa/Kelurahan
Tabel 2.152
Rasio Jumlah Linmas Tahun 2006 s.d 2010
N
O Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1. Jumlah Linmas 398 300 306 908 908
10.000 penduduk
Sumber : Data November 2010, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas Kab. Minahasa Selatan
c. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
Tabel 2.153
Rasio Jumlah Pos Kamling Per Kecamatan Tahun 2007 s.d 2010
NO. Kecamatan
2007 2008 2009 2010
Jumlah
Rasio SiskamliJumlah ng
Rasio SiskamliJumlah ng
Jum lah Des a
15. Tareran 18 9 2 18 9 2 66 12 5.5 66 10 6.6
16. Suluun Tareran 14 7 2 14 7 2 40 8 5 40 12 3.33
17. Tatapaan 22 11 2 22 11 2 11 3.45 38 8 4.75
J u m l a h
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan 6,41%. Keadaan ini dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 6,32% menunjukan pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan walaupun relative kecil. Selanjutnya apabila dilihat dari struktur ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2009 masih di dominasi oleh sektor pertanian sebesar 29,55%, diikuti oleh sektor bangunan sebesar 17,81%. Sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 11,35%, sektor industri pengolahan sebesar 10,91% dan factorfaktor jasa 11,00%. Sedangkan sektorsektor lain memiliki kontribusi lebih dari 10% dan kontribusi paling kecil dibandingkan oleh sektor listrik, gas dan air yang hanya 0,68%.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan, di tahun 2008 telah mencapai 6,32%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 5,24%, menunjukan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat. Jika dilihat dari kelompok sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier, tahun 2007 ke tahun 2008 masing masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,69%, 7,14% dan 4,81%. Hal ini mengindikasikan adanya perkembangan perekonomian yang seimbang dan mengarah kepada perekonomian moderen. Pertumbuhan ekonomi beserta dengan kelompok sektor ekonomi Kabupaten Minahasa Selatan dari tahun 20012008 ditunjukkan pada Tabel 2.154.
.Tabel 2.154
Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi
Tahun PertumbuhanEkonomi (%) Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi(%) Primer Sekunder Tersier
2001 3,90 4,94 4,06 1,86
2002 3,71 4,11 3,51 3,21
2003 3,87 2,62 4,42 5,55
2004 5,08 5,69 4,33 4,80
2005 4,33 3,37 4,00 6,43
2006 4,83 4,16 4,96 5,85
2007 5,24 4,77 5,56 5,73
2009 6,41
Sumber : Data Juli 2010, Badan Pusat Statistik Kab. Minahasa Selatan
a. Kemiskinan
Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekolompok orang, lakilaki dan perempuan, tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermatabat. Kemiskinan juga diartikan sebagai kondisi di mana rumah tangga atau individu yang miskin tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dengan maksimal. Kemiskinan bukan hanya menjadi permasalanhan nasional tetapi merupakan permasahan dunia. Hal ini dapat dilihal hasil kesepakatan pada bulan September 2000 oleh 189 negara anggota PBB, termasuk Indonesia dalam deklarasi milenium yang dikenal dengan tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals (MDGs)). Dari delapan tujuan MDGs, salah satu tujuannya adalah menanggulagi kemiskinan dan kelaparan yang harus dicapai pada tahun 2015.
Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa Selatan masih lebih tinggi, namun tingkat kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan masih lebih rendah dengan tingkat kemiskinan nasional.
Tabel 2.155
Tingkat Kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara dan Nasional Tahun 20062010
No. Tingkat Kemiskinan
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Minahasa Selatan
17,72% 16,55% 14,73% 12,90% 12%
2 Sulawesi Utara 10,76% 11,42% 10,10% 9,79% 9,10%
3 Nasional 17,80% 16,60% 15,40% 14,20% 13,30%
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. 2010
Penurunan tingkat kemiskinan yang signifikan terjadi pada tahun 2008 dan 2009, yaitu menurun 1,82% dan 1,83%. Tahun 2007 mengalami penurunan 1,17% dan tahun 2010 hanya mengalami penurunan 0,9%. Menurunnya tingkat kemiskinan Kabupaten Minahasa Selatan dari tahun ke tahun, selain disebabkan oleh pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, juga disebabkan karena semakin meningkatnya pembangunan perekonomian. Umumnya penduduk miskin Kabupaten Minahasa Selatan terkonsentrasi di wilayahwilayah pedesaan terutama yang memiliki keterbatasan aksesbilitas. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh penduduk di Kabupaten Minahasa Selatan yang umumnya bekerja di sektor pertanian dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat adalah harga jual komoditas pertanian yang masih rendah dan tidak menentu, serta peningkatan produksi yang rendah karena berbagai kendala .
0,95. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan, yaitu tahun 2008 mencapai 0,86 dan tahun 2009 mencapai 0,15. Terjadinya penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 mengindikasikan bahwa ratarata jarak kedalaman kemampuan konsumsi penduduk sangat miskin semakin bergerak naik mendekati ke garis kemiskinan. Begitu juga terjadinya penurunan Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan bahwa variasi pengeluaran konsumsi penduduk miskin semakin merata dan semakin kecil ketimpangannya. Untuk Garis Kemiskinan tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp. 3.816, yaitu tahun 2008 sebesar Rp. 206.890 perkapita per bulan dan tahun 2009 sebesar Rp. 210.706 perkapita per bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan penduduk miskin mengalami peningkatan.
21. Ketahanan Pangan
a. Regulasi Ketahanan Pangan
Peraturang Bupati Minahasa Selatan Nomor 64a Tahun 2008 tentang Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Selatan tanggal 1 April 2008.
Peraturang Bupati Minahasa Selatan Tahun 2008 Nomor 64b Tahun 2008 tentang Penetapan Kelompok Kerja Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Selatan Tanggal 1 April 2008
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Ratarata jumlah kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Ratarata jumlah kelompok binaan PKK. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan jumlah kelompok
Tabel 2.156
Kelompok Binaan LPM Tahun 2007 s.d 2010
NO
. Kecamatan
2007 2008 2009 2010
17. Tatapaan 11 6 0,5 11 6 0,5 11 7 0,6 11 8 0,7
J u m l a h 40 73 150 73 156 107 170 124
Sumber : Data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
Tabel 2.157
Kelompok Binaan PKK Tahun 2007 s.d 2010
NO. Kecamatan
2007 2008 2009 2010
11. Amurang Barat 8 12 1,5 8 16 2,0 8 16 2 10 18 1,8
12. Amurang Timur 8 11 1,4 8 16 2,0 8 16 2 9 17 1,9
13. Amurang 8 12 1,5 8 16 2,0 8 16 2 8 16 2,0
14. Tumpaan 10 18 1,8 10 20 2,0 10 20 2 10 20 2,0
15. Tareran 9 18 2,0 9 18 2,0 9 18 2 12 21 1,8
16. Suluun Tareran 7 10 1,4 7 12 1,7 7 14 2 8 15 1,9
17. Tatapaan 11 16 1,5 11 22 2,0 11 22 2 11 22 2,0
J u m l a h 150 248 150 303 156 312 34 170 235
b. Jumlah LSM
Kehidupan masyarakat di Kabupaten Minahasa Selatan masih kental dengan budaya ”mapalus” (gotongroyong) dan sangat kritis serta pekerja keras. Selain itu, masyarakat mempunyai kesadaran berpartisipasi dalam pembangunan. Dalam upaya menyalurkan pendapat dan pikiran bagi anggota masyarakat serta berperan dalam pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dibentuknya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti diperlihatkan pada Tabel 2.158.
Tabel 2.158
Daftar Nama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
No. Nama Organisasi Pengurus (Ketua) Alamat
1 2 3 4
1. Samua Basudara Herly Kaiende, SE Tumpaan
2. Peduli Pendidikan Ibrahim Gani, S.Pd Amurang
3. Suara Amurang Frans Kumaseh Buyungon/
Amurang 4. Persatuan Sopir
Amurang Joni Lumowa Amurang
5. Yayasan Gema Mandiri Dolfi Tutu Malenos
Baru/Amur ang Timur 6. Yayasan Formasi
Bangun Minsel Joice Mintje Amurang
7. Yayasan Karya Muda
Pembaharu Kab. Minsel Foni Singkana Ranoyapo/ Amurang 8. Gerbang Maju Sulawesi
Utara Billy Regar Amurang
9. Komite Pelestarian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kab. Minsel
Ir. Petrus Ulaan Buyungon/
Amurang
10. Barisan Muda Teguh
Bersinar Wilem Mononimbar Uwuran Dua/Amurang
11. Dewan Reformasi Pembangunan Kab. Minsel
Jimmy Endey Lopana/Amuran
g Timur
12. Dotu Manguni Minsel Bernard Lonteng, Amd Amurang
Peduli Pembangunan dan Pendidikan
14. LSM Cakrawala Maikel Suoth, SE Tumpaan
15. LSM Pelangi Kasih Robby Keintjem Sapa/Tenga
16. Komite Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Joppy Karundeng Kaneyan/Tarera
n
17. Solidaritas Korban Hak Asasi Manusia (SKPHAM) Kab. Minsel
Berty Pongantung Lopana/Amuran
g Timur
18. LSM Makasiow Fentje Pusung Amurang
19. LSM Eureka Jhonly V. Kesek Rumoong
Bawah/ Amurang Barat 20. LSM Rondoren Banua
Minsel Semuel Tumbol Lewet/Amurang
21. LSM Aliansi Pemuda
dan Masyarakat Sapa Saldi Monigi Sapa/Tenga
22. LSM Gerbang Minsel Hengky Rumengan Uwuran
Satu/Amurang 23. Yayasan Perisai
Persatuan Perwakilan Kab. Minsel
Karel Lakoy Ranoiapo/
Amurang
24. Gerakan Solidaritas Anti Narkoba dan Obat Terlarang (Gersang) Kab. Minsel
Rocky Sariowan Buyungon/
Amurang
25. LSM Yayasan Satya
Graha Esa A. Sandag Tawaang/Tenga
26. Yayasan Siloam ”45” Josep G.
Kalengkongan Teep/Amurang Barat 27. LSM Waraney Minsel Sonny G. Sariowan Buyungon/
Amurang
28. LSM Reformasi Drs. Abraham
Pongkorung, MSc Kaneyan/Tareran
29. LSM Apostolos Jeferson Karundeng Lopana/Amuran
g Timur 30. Yayasan Usaha Mandiri George E. Manengkey Tumpaan
Satu/Tumpaan 31. Yayasan Matuari Waya Ernest H. Karundeng Maliku/Amurang
Timur 32. Aliansi Guru Indonesia
Sulut (AGIS) Cabang Minsel
Edwin F.Lonteng,S.Pd Lopana/Amuran g Timur
Timur 34. LSM Minahasa Selatan
Coruption Watch (MSCW)
Ir. Yulius Pesik Sulu/Tatapaan
35. LSM Generasi
Profesional Mandiri Arie Robert Lonteng Ritey/Amurang Timur 36. LSM Generasi Bela
Pancasila Jhon Mawira Picuan/Motoling Timur
37. LSM Komunitas Tumbuh Bersama Minsel
Lans B. Sangkoy
38. LSM Purna Paskibraka Indonesia Minsel
39. LSM Lentera Masa
Cabang Minsel Drs. Rudolf Marentek
Sumber : Data Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
c. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)
diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). PNPM Mandiri, untuk sementara dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Pertambangan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi Sumberdaya Mineral, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Di tahun 2007, PNPM Mandiri mencakup 2.993 kecamatan dan 28.000 desa dengan alokasi dana setiap kecamatan Rp. 750.000.000 sampai dengan Rp. 1.500.000.000. Sedangkan di tahun 2008, PNPM Mandiri mencakup 3.999 kecamatan dan 36.417 desa dengan alokasi dana setiap kecamatan Rp. 1.500.000.000 sampai dengan Rp. 3.000.000.000. Untuk Kabupaten Minahasa Selatan, sejak tahun 2007 mendapat bantuan PNPM Mandiri pada 5 kecamatan dan tahun 2008 mendapat bantuan pada 6 kecamatan. Di tahun 2009 mendapat bantuan pada 15 kecamatan dan hanya 2 kecamatan yang belum mendapat PNPM Mandiri, yakni Kecamatan Sinonsayang dan Kecamatan Kumelembuai karena sementara melaksanakan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP). Tahun 2010 mendapat bantuan di semua kecamatan dengan total anggaran Rp. 19.000.000.000, yang terdiri dari pos APBN Rp. 15.200.000.000 dan pos APBD Rp. 3.800.000.000.
23. Kearsipan
a. Pengelolaan Arsip Secara Baku
sangat penting dilakukan untuk menjaga dan menyimpan dokumendokumen tersebut sehingga apabila dibutuhkan dengan cepat dapat diperoleh, selain itu penataan kearsipan dilakukan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik.
24. Komunikasi dan Informatika
Untuk jaringan komunikasi semua kecamatan di Kabupaten Minahasa Selatan telah tersentuh dengan jaringan telepon dan telah terjangkau dengan jaringan seluler (Handphone). Walaupun ada beberapa desa atau daerah tertentu yang belum dapat dimasuki dengan jaringan telepon dan belum dapat terjangkau dengan signal jaringan selular. Saat ini, di Kabupaten Minahasa Selatan terdapat 7 perusahaan jaringan selular yang mendirikan tower selular, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.159.
Tabel 2.159
Jumlah Tower Selular di Kabupaten Minahasa Selatan
No. Kecamatan
Perusahaan PT.
Telkom Telkomsel Indosat ProXL Flexi Fren Tri
1. Modoinding 1 2 2 2 3
2. Maesaan 1 1
3. Tompaso Baru
1 1 1
4. Ranoyapo 2
5. Motoling 1 1 1 1
6. Motoling Barat
1 1 1
7. Motoling Timur
1 2
8. Kumelembua i
9. Sinonsayang 1 1
10. Tenga 3
11. Amurang Barat
2 1 4
12. Amurang 1 1 1
Timur
14. Tumpaan 1 1 1 3
15. Tatapaan 1 1 1
16. Tareran 1 1 2
17. Suluun Tareran
No Kecamatan
.
Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
Tabel 2.161
Jaringan Komunikasi Tahun 2006 dan 2010
NO Uraian 2006 2010
1 Jumlah jaringan telepon
genggam 4 6
2 Jumlah jaringan telepon
stasioner 1 1
3 Total jaringan Komunikasi (1+2) 5 7
Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
Tabel 2.162
Rasio Wartel/Warnet Per 1000 Penduduk Tahun 2010
N
O Kecamatan
Sinonsayang
11 Kec. Amurang Barat 14,293
12 Kec. Amurang 16,322
13 Kec. Amurang Timur 13,054
14 Kec. Tumpaan 16,518
15 Kec. Tareran 14,766
16 Kec. Suluun Tareran 8,337
17 Kec. Tatapaan 9,676
Jumlah 206,049 30 170 0.146 0.825
Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
Tabel 2.163
Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2010
NO Uraian 2010
1 Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional 2 Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal 11
3 Total jenis surat kabar (1+2) 11
Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
Tabel 2.164
Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal Tahun 2010
NO Uraian 2010
1 Jumlah penyiaran radio lokal 4
2 Jumlah penyiaran radio nasional
3 Jumlah penyiaran TV lokal
4 Jumlah penyiaran TV nasional
5 Total penyiaran radio/TV lokal (1+2+3+4) 4
Tabel 2.165
Saran Komunikasi dan Informatika
No. Jenis Jumla
h Keterangan
1. Website Milik Pemerintah 1 url www.minselkab.go.i
d
2. Jumlah Pameran/ expo
pertahun 1 kali
Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
Tabel 2.166
Presentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan HP/Telepon Tahun 2006 s.d 2010
No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1. Penduduk yang memiliki HP 36,391 63,706 72,917 91,409 113,327 2. Penduduk yang memiliki
telepon PSTN 4,641 4,381 3,916 3,300 3,300
3. Total Jumlah penduduk yang
memiliki HP/Telepon (1) + (2) 41,032 68,087 76,833 94,709 116,627 4.
Jumlah penduduk (jiwa)
181,95
7 182,017 182,292
182,81
8 206,049
5.
Persentase penduduk yang menggunakan HP/Telepon (3)/(4) (%)
23 37 42 52 57
Sumber : Data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan Tahun 2010
teknologi saat ini dapat menjangkau sampai di pelosok wilayah Kabupaten Minahasa Selatan. Sedangkan untuk sarana informasi yang berakses di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, berupa media massa harian, tabloid mingguan, bulanan, dan warnet. Jumlah sarana telekomunikasi dan sarana informasi yang berakses di wilayah Kabupaten Minahasa dapat dilihat pada Tabel 2.130.
Tabel 2.167
Sarana Telekomunikasi dan Informasi Yang Berakses
No Jenis Jumlah
1. Kantor Telekomunikasi 1 Unit
2. Wartel 30 Unit
3. Warnet 170 Unit
4. Kantor Pos 8 Unit
5. Media Massa Harian 10 Unit
6. Tabloid Mingguan 9 Unit
7. Tabloid Bulanan 5 Unit
8. Media Elektronik TV 4 Unit
9. Media Elektronik Radio 5 Unit
Sumber : Data November 2010, Bagian Humas dan Protokol Setdakab Minahasa Selatan
25. Perpustakaan
a. Jumlah Perpustakaan
Tabel 2.168
1. Modoinding 2 682
Sinisir 1 482
Makaaruyen 1 200
2. Tompaso Baru 1 482
Tompaso Baru 1 482
3. Ranoyapo 1 482
Ranoyapo 1 482
4. Motoling 2 964
Picuan Baru 1 482
Picuan Lama 1 482
5. Motoling Timur 2 964
Wanga 1 482
Wanga Amongena 1 482
6. Motoling Barat 1 482
Raanan Baru 1 482
7. Tenga 2 964
Tawaang 1 482
Pakuweru 1 482
8. Sinonsayang 1 482
Ongkaw 1 482
9. Amurang 3 1.446
Kilometer Tiga 1 482
Kel. Lewet 1 482
Kel. Ranoiapo 1 482
1
0. Tareran 2 964
Rumoong Atas 1 482
Kaneyan 1 482
1
1. Suluun Tareran 1 482
Suluun 1 482
1
2. Tumpaan 2 964
Tumpaan 1 482
Munte 1 482
1
3. Kumelembuai 2 964
Kumelembuai 1 482
1
4. Amurang Timur 5 2.410
Kel. Ranomea 1 482
Kel. Pondang 1 482
Lopana 1 482
Ritey 1 482
Malenos 1 482
1
5. Amurang Barat 1 482
Kel. Kawangkoan
Bawah 1 482
1
6. Tatapaan 1 482
Paslaten 1 482
1
7. Maesaan 2 964
Tumani 1 482
Temboan 1 482
Jumlah 31 14.660
Sumber : Data November 2010, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Minahasa Selatan
b. Jumlah Pengunjung perpustakaan per tahun
Jumlah masyarakat pengunjung perpustakaan per tahun di semua kecamatan kabupaten minahasa selatan dapat dilihat pada tabel 2.169.
2008 2009 2010
1. Modoinding 2 450 555 365
Sinisir 1 450 555 250
Makaaruyen 1 115
2. Tompaso Baru 1 445 575 220
Tompaso Baru 1 445 575 220
3. Ranoyapo 1 443 580 219
Ranoyapo 1 443 580 219
4. Motoling 2 877 1.173 494
Picuan Lama 1 437 587 217
5. Motoling Timur 2 435 588 333
Wanga 1 435 588 223
Wanga Amongena 1 110
6. Motoling Barat 1 430 590 275
Raanan Baru 1 430 590 275
7. Tenga 2 862 1.192 495
Tawaang 1 432 595 270
Pakuweru 1 430 597 225
8. Sinonsayang 1 440 597 230
Ongkaw 1 440 597 230
9. Amurang 3 1.316 1.754 668
Kilometer Tiga 1 437 599 233
Kel. Lewet 1 439 598 210
Kel. Ranoiapo 1 440 557 225
1 0.
Tareran 2 889 1.239 457
Rumoong Atas 1 447 659 227
Kaneyan 1 442 580 230
1 1.
Suluun Tareran 1 400 575 235
Suluun 1 400 575 235
1 2.
Tumpaan 2 895 1.159 477
Tumpaan 1 450 579 237
Munte 1 445 580 240
1 3.
Kumelembuai 2 845 1.095 435
Kumelembuai 1 425 555 220
Makasili 1 420 540 215
1 4.
Amurang Timur 5 2.309 2.859 1.194
Kel. Ranomea 1 460 575 230
Kel. Pondang 1 475 573 232
Lopana 1 467 570 240
Ritey 1 457 572 245
Malenos 1 450 569 247
1 5.
Amurang Barat 1 500 540 241
Kel. Kawangkoan Bawah
1 500 540 241
1 6.
Tatapaan 1 470 547 243
Paslaten 1 470 547 243
7.
Tumani 1 455 549 245
Temboan 1 450 547 213
Jumlah 31 12.911 16.714 7.039
Sumber : Data Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Minahasa Selatan tahun 2010
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan 1. Pertanian dan Peternakan
Sektor ini mencakup komoditikomoditi hasil pertanian tanaman bahan makanan berupa padi/palawija, sayursayuran dan buah buahan, hasil pertanian tanaman perkebunan baik itu perkebunan besar maupun rakyat beserta dengan hasilhasil produksi ikutannya. Selanjutnya dalam sektor ini dicakup juga mengenai produksi hasil hasil peternakan, baik itu ternak besar seperti sapi, babi dan kambing serta unggas berupa ayam, bebek termasuk produksi telur dan hasil ikutan lainnya. Untuk sub sektor kehutanan yang dicakup mengenai produksi hasil kehutanan baik itu kayu gelondongan, kayu bakar, arang bambu, rotan dan sebagainya. Sedangkan untuk sub sektor perikanan yang dihitung adalah semua produksi hasilhasil perikanan baik itu perikanan darat maupun perikanan di perairan umum berupa laut, sungai dan danau termasuk di sini budidaya rumput laut.
Nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor ini tercermin dari nilai PDRBnya sampai dengan tahun 2009 sebesar 664,30 milyar rupiah menurut harga berlaku dan 424,41 milyar rupiah atas dasar harga konstan. Sedangkan untuk pertumbuhan sektor ini pada tahun 2009 sebesar 4,96%. Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Minahasa Selatan untuk tahun 2009 sebesar 29,55%.
Minahasa Selatan, yaitu sebesar 31,01 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,31 persen
Umumnya komoditi tanaman pangan yang diusahakan oleh penduduk adalah padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar. Untuk tahun 2010, capaian produksi tanaman pangan di Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan pada Tabel 2.170.
Tabel 2.170
Produksi Tanaman Pangan
No. Komoditi TanamLuas (Ha)
Luas Panen
(Ha)
Provitas (Ton/Ha
)
Produksi (Ton)
1. Padi Sawah 13.748 13.661 4.902 66.966
2. Padi Ladang 1.712 1.700 2.581 4.387,4
3. Jagung 22.081 21.395 3.851 82.390,9
4. Kacang
Tanah 605 601 1.605 964,8
5. Kedelai 202 197 1.854 365,2
6. Kacang Hijau 53 53 1.304 69,1
7. Ubi Kayu 249 248 13.237 3.282,7
8. Ubi Jalar 189 185 9.727 1.799,5
Sumber : Data November 2010, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Minahasa Selatan
Selanjutnya, komoditi jagung memiliki produksi terbesar dibandingkan dengan komoditi lainnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah menerapkan teknologi pertanian berupa penggunaan benih unggul dan pemakaian pupuk yang berimbang. Sedangkan pengelolaan tanah dilakukan dengan cara mekanisasi, sebagai masih menggunakan tenaga manusia.
Tanaman hortikultura (komoditi sayursayuran semusim) di Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai potensi yang besar dan kualitas yang baik. Umumnya tanaman hortikultura bertumbuh dan berkembang dengan baik di Kecamatan Modoinding yang telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan agropolitan. Berbagai komoditi hortikultura telah dipasarkan di tingkat regional, nasional maupun internasional, sehingga kontribusinya sangat besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekaligus memberikan dampak positif bagi upaya meningkatkan pendapatan daerah. Dari tahun ke tahun produksi tanaman hortikultura mengalami peningkatan. Untuk tahun 2010, capaian produksi tanaman hortikultura di Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.171.
Tabel 2.171
Produksi Tanaman Hortikultura
No. Komoditi TanamLuas (Ha)
Luas Panen
(Ha) (Ton/Ha)Provitas Produksi(Ton)
1. Bawang
Merah
2. Bawang Daun 2.148 2.118 18 38.124
3. Kentang 3.685 3.681 20 73.620
4. Kubis 450 449 35 15.715
5. Petsay/Sawi 414 413 15 6.195
6. Wortel 501 500 18 9.000
7. Kacang
Merah 269 280 2 560
8. Kacang
Panjang 20 15 2 30
9. Cabe Besar 34 77 3 231
10. Cabe Rawit 124 299 3 897
12. Terung 15 15
13. Buncis 59 59 15 885
14. Ketimun 80 80 20 1.600
15. Labu Siam 53 52 20 1.040
16. Kangkung 49 80 14 1.120
17. Bayam 9 8 2 16
18. Labu Kuning 309 300 20 6.000
19. Semangka
Sumber : Data November 2010, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Minahasa Selatan
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi peternakan yang dapat dikembangkan dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Selain memiliki lahan yang luas, juga didukung dengan ketersediaan pakan dari hasil pertanian, seperti jagung, karena sebagian besar penduduk Kabupaten Minahasa Selatan adalah petani. Umumnya peternakan yang diusahakan adalah sapi, kuda, babi, kambing, ayam buras, ayam ras, itik dan anjing. Untuk ternak sapi, babi, ayam buras, itik dan anjing tersebar di semua kecamatan. Khusus ternak sapi dan kuda dimanfaatkan oleh penduduk sebagai angkutan tradisional, roda sapi dan bendi. Produksi daging dan telur (ayam, itik, puyuh) dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Minahasa Selatan, bahkan banyak yang dipasarkan ke daerah lain. Untuk tahun 2009, populasi ternak dan produksi daging serta produksi telur di Kabupaten Minahasa Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.172, Tabel 2.173 berikut ini.
Tabel 2.172 Potensi Peternakan
No Kecamatan
Sapi Kuda Kambing Babi Anjing
Popula
Amurang 130 2.923 39 1.130 140 963 1.876 80.575 1.554
2.
Amurang Barat 838 18.840 38 1.106 121 835 1.874 80.503 2.975
3.
Amurang Timur 294 6.610 25 709 129 886 1.838 78.951 2.636
4.
Tareran 251 5.643 23 662 1.749 75.128 990
5.
Tenga 1.568 35.253 155 1.065 2.069 88.874 3.709
6.
Sinonsayang 1.205 27.091 432 2.976 1.650 70.869 2.617
7.
Tumpaan 399 8.971 58 1.656 192 1.319 872 37.457 1.100
8.
Tatapaan 473 10.634 210 1.447 706 30.312 2.360
9.
Motoling 391 8.791 948 40.721 1.066
10.
Kumelembuai 597 13.422 1.720 73.864 1.481
11.
Ranoyapo 683 15.356 23 652 2.069 88.874 2.617
12.
Tompaso Baru 478 10.747 28 819 289 1.992 568 24.393 2.340
13.
Maesaan 516 11.601 28 795 190 1.307 570 24.467 2.116
14.
Modoinding 254 5.711 618 26.560 1.173
15.
Motoling Timur 492 11.061 1.874 80.503 1.073
16.
Motoling Barat 459 10.319 850 36.512 1.059
17.
Suluun Tareran 367 8.251 22 634 1.621 69.630 976
J u m l a h 9.359 211.223 2838.163 1.856 12.790 23.471 1.008.19
3 31.842
Tabel 2.173
Potensi Peternakan Unggas
No. Kecamatan
Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur Itik Populasi
(Ekor)
Daging (Kg)
Populasi (Ekor)
Daging (Kg)
Populasi (Ekor)
Daging (Kg)
Populasi (Ekor)
Daging (Kg)
1.Amurang 10.272 12.656 381 196
2.Amurang Barat 12.749 15.707 430 221
3.Amurang Timur 10.726 13.214 225 116
4.Tareran 10.631 13.097 143 74
5.Tenga 11.475 14.137 587 704 666 402 378 195
6.Sinonsayang 11.636 14.336 1.737 1.049 536 276
7.Tumpaan 8.703 10.722 341 176
8.Tatapaan 5.790 7.134 159 82
9.Motoling 8.197 10.099 154 79
10.Kumelembuai 3.902 4.807 267 320 3.012 1.819 214 110
11.Ranoyapo 17.244 21.244 267 320 2.247 1.357 667 343
12.Tompaso Baru 23.921 29.471 267 320 7.603 4.591 338 174
13.Maesaan 22.436 27.641 265 318 306 157
14.Modoinding 15.871 19.553 170 87
15.Motoling Timur 6.362 7.838 155 80
16.Motoling Barat 7.436 9.161 153 79
17.Suluun Tareran 9.933 12.237 141 73
J u m l a h 197.284 243.054 1.653 1.984 15.265 9.219 4.890 2.517
Tabel. 2.174
Presentase Luas wilayah Produktif Tahun 2006 s/d 2010
No
. Uraian 2006(Ha) 2007(Ha) 2008(Ha) 2009(Ha) 2010(Ha)
1 Luas Wilayah Produktif 26,042 2,863 29,135 33,606 36,674 2 Luas Seluruh Wilayah
Budidaya 47,940 47,940 47,940 47,940 47,940
3 Rasio (1/2) 54,32 5,97 60,77 70,10 76,50
Sumber : Data November 2010, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Minahasa Selatan
Tabel. 2.175
Presentase Luas wilayah Produktif Tahun 2010 Menurut Kecamatan
No Kecamatan
Luas
Budidaya Rasio
1 2 3 4 5
1 Tareran 2,378 Ha 3,347 Ha 71.05
2 Suluun
Tareran 2,195 Ha 2,630 Ha 83.64
3 Tumpaan 2,049 Ha 2,678 Ha 76.51
4 Tatapaan 861 Ha 1,126 Ha 76.47
5 Amurang
Timur 1,187 Ha 1,551 Ha 76.53
6 Amurang 2,674 Ha 3,495 Ha 76.51
7 Amurang
Barat 2,997 Ha 3,918 Ha 76.49
8 Tenga 6,484 Ha 8,476 Ha 76.50
9 Sinonsayang 3,228 Ha 4,220 Ha 76.49
10 Kumelembuai 1,149 Ha 1,503 Ha 76.45
11 Motoling 502 Ha 645 Ha 77.83
12 Motoling
Barat 487 Ha 662 Ha 73.56
13 Motoling
Timur 513 Ha 657 Ha 78.08
14 Ranoyapo 3,279 Ha 4,286 Ha 76.50
15 Tompason
Baru 1,485 Ha 1,941 Ha 76.51
16 Maesaan 1,024 Ha 1,338 Ha 76.53
Jumlah 36,671 Ha 47,936 Ha 76.60
Sumber : Data November 2010, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Minahasa Selatan
2. Perkebunan
Tabel 2.176
Perkembangan Penyakit Busuk Pucuk Kelapa
No. Tahun
Jumlah Pohon Terseran
Upaya Pengendalian Sumber Dana
1. 2006 15.700 Fungsida Agrifos APBD I
2.
2007
9.370
- Penggantian Tanaman - Fungsida Agrifos - Musuh Alami
Metarhizium sp. - Tebang Bakar
APBN – TP Kabupate n
3. 2008 30.220
4.
2009
30.456
- Penggantian Tanaman - Fungsida Agrifos - Musuh Alami
Metarhizium sp. - Pemupukan
5. 2010 2.180
Sumber : Data November 2010, Dinas Perkebunan, Komunikasi dan Informatika
Untuk Pengendalian Busuk Pucuk sudah dilakukan pada tahun 2006, demikian pula bahwa Penanaman Kelapa Hibryda tidak dilaksanakan lagi di Kabupaten Minahasa Selatan.
Selanjutnya untuk wilayah Agropolita Tenga – Sinonsayang yang merupakan sentra produksi tanaman kelapa maka akan dilakukan pengembangan Agrobisnis Perkebunan.
Salah satu upaya yang akan dilakukan pada tahun 2012 di wilayah Agropolitan tersebut akan dikembangkan Pilot Project Cluster Kelapa, yang akan didanai oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Jendral Perkebunan.
Dalam kegiatan tersebut akan ditumbuh kembangkan Agrobisnis perkelapaan dari hulu sampai hilir dengan melibatkan instansi atau stakeholder dari berbagai pihak yang terkait.
Dengan demikian maka potensi tanaman perkebunan, khususnya tanaman kelapa di Kabupaten Minahasa Selatan khususnya di wilayah Agropolitan Tenga – Sinonsayang akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani perkebunan.
3. Kehutanan
Pada dasarnya penataan ruang suatu wilayah adalah pengaturan penggunaan lahan yang ada di wilayah tersebut. Sehubungan dengan itu, penggunaan lahan yang ada (existing land use) harus juga menjadi pertimbangan dalam penataan ruang selanjutnya.
menyebabkan terjadinya kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan bahan baku industri. Sementara itu, potensi hasil hutan bukan kayu belum berkembang secara optimal. Hal ini terkait dengan masih rendahnya pendapatan dan kualitas hidup masyarakat di dan sekitar kawasan hutan yang umumnya mengusahakan hasil hutan bukan kayu secara tradisional dan terbatas.
Potensi hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan merupakan sumberdaya yang cukup besar, baik dalam rangka menjaga stabilitas ekosistem alam maupun untuk dikelola menjadi hutan produksi. Hutan produksi yaitu hutan yang dapat dimanfaatkan material (kayu maupun hasil lainnya) dengan tetap memperhatikan fungsi konservasinya juga terdapat di semua Kecamatan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan. Berdasarkan data luas hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan cenderung mengalami pengurangan/penyempitan dari tahun ke tahun. Hal ini karena antara lain adanya penebangan dan perambahan hutan untuk dijadikan lahan pertanian oleh masyarakat. Untuk menanggulangi fenomena tersebut telah diupayakan menggalakkan kegiatan penghijauan dan reboisasi. Luas hutan menurut fungsinya di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.177 dan 2.178.
Tabel 2.177
Luas hutan di Kabupaten Minahasa Selatan
NO. URAIAN
TAHUN
2006 2007 2008 2009 2010
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
Luas Hutan dan Lahan Kritis yang di Rehabilitasi
345 1,005 120
Luas Total Hutan dan Lahan Kristis
31,036 30,691 29,686 29,686 29,566
Luas Kerusakan Kawasan Hutan *) *) *) *) *)
Luas Kawasan Hutan 53,208,60 53,208,60 53,208,60 53,208,60 53,208,60
Tabel 2.178
Luas Hutan Menurut Fungsinya
No Fungsi Hutan Luas Hutan (Ha)
1. Lindung 13.974,82
2. Produksi Terbatas 14.576,65
3. Suaka Marga Satwa 3.414,00
4. Cagar Alam 3.862,00
5. Bakau 784,13
6. Produksi 16.597,00
J u m l a h 53.208,60
Sumber : Data November 2010, Dinas Kehutanan Kab. Minahasa Selatan
Saat ini, di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, baik pemerintah maupun masyarakat sedang giatgiatnya melakukan penanaman pohon. Selain penanaman pohon di hutan, juga dilaksanakan penanaman pohon di wilayah pesisir, berupa mangrove. Untuk jenis dan luasnya, diperlihatkan pada Tabel 2.179.
Tabel 2.179
Jenis dan Luas Tanaman Kayu
N
o Kegiatan
Luas (Ha)
Jumlah Tanaman
(Pohon)
Jenis Tanaman
1. Hutan Rakyat 1.325 530.000 Mahoni, Nantu, Cempaka, Kayu Manis, Durian, Nangka
2. Reboisasi 3.170 2.889.000 Mahoni, Nantu,
Cempaka, Kayu Manis, Durian, Nangka
3. Rehabilitasi Mangrove
155 511.500 Rhizophora,
Avicenia, Soneratia 4. Swadaya
Masyarakat
J u m l a h 4.835, 1
4.088.405
Sumber : Data November 2010, Dinas Kehutanan Kab. Minahasa selatan
Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan memiliki lahan kurang kritis, kritis dan sangat kritis dengan luas dan jumlahnya sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.180.
Tabel 2.180 Luas Lahan Kritis
N o
Tingkat Kekritisan
Luas
Jumlah (Ha) Dlm Kaw.
Hutan (Ha)
Luar Kaw. Hutan
(Ha)
1. Kurang Kritis
15.869 31.614 47.483
2. Kritis 10.840 13.961 24.804
3. Sangat Kritis
2.977 48 3.025
J u m l a h 29.686 45.623 75.312
Sumber : Data November 2010, Dinas Kehutanan Kab. Minahasa selatan
4. Energi dan Sumberdaya Mineral
Tabel 2.181
Potensi Pertambangan
N o
Jenis Bahan Galian
Lokasi Cadangan Luas
(Ha) Penyelidik
Kecamatan Tempat Jenis Total
1. Emas Motoling
Barat Toyopon Indikasi 2.000
DPE Sulut
Ranoyapo Picuan Lama Indika
si 2.000
PT NMR
Motoling
Timur Tokin Indikasi 2.500
PT NMR
Karimbow Indika
si 1.000
PT NMR
Amurang
Barat Tewasen Indikasi 1.500
PT NMR
Tompaso
Baru Liandok Indikasi 2.000
DPE Sulut
Karowa Indika
si 1.500
PT NMR
Tatapaan Sulu Indika
si 750 DPE Sulut
Paslaten Indika
si 700 PT NMR
2. Belerang Amurang
Timur G. Soputan Terukur 185.136 Ton Dit. Geologi (1974)
3 Batu dan
Sirtu Sinonsayang Poigar Indikasi 225 DPE Minsel
Tenga Radey Indika
si 250
si
Tatapaan Sulu, Paslaten Indika
si 4. Pasir Besi Sinonsayan
g Poigar Terukur 1.326,5 Badan Geologi Pusat SDG
Bandung (2006) Tenga Sapa, Molinou, Sidate, Moinit
5.
Batu, Sirtu dan Pasir
Ranoyapo Pontak, Poopo, Ranoyapo Indika
si 1.800 DPE Minsel
Maesaan Torout
Amurang
Barat Rumoong Bawah
Amurang Buyungon
Amurang S. Ranowangko, Kilometer 3,
Uwuran 2, Lewet Indikasi 200 DPE Minsel
Amurang
Timur S. PentuLopana 50
6. Lempung Tenga Radey Indika
si 250 DPE Minsel
Motoling
Timur Tokin, Karimbow Terukur 3.714.375 M3 50 PT Adco Morino (1993)
7. Tras Tumpaan Tangkuney Indika
si 50 DPE Minsel
8. Batu
Kapur Sinonsayang Blongko Indikasi 50 DPE Minsel
9. Kaolin Tompaso
Baru Batukulo Indikasi DPE Sulut (1996)
Sektor Pertambangan di Kabupaten Minahasa Selatan hanya dibentuk oleh sub sektor pertambangan tanpa minyak dan gas serta sub sektor penggalian. Dari sektor tersebut didapatlah nilai tambah untuk sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2012 sebesar lebih dari 234,76 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan sebesar 145,95 milyar rupiah atas dasar harga konstan serta nilai pertumbuhan sebesar 4,96 persen. Nilai tambah sektor pertambangan tersebut memberikan andil sebesar 7,08 persen terhadap perekonomian Kabupaten Minahasa Selatan
Dari berbagai potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan, belum dikelola secara optimal. Selain membutuhkan dana yang besar dan teknologi, juga harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Namun untuk bahan galian golongan C berupa pasir, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di sekitar sungai sebagai mata pencaharian. Sedangkan bahan galian golongan B berupa mineral logam dikelolah oleh 5 perusahaan sebagaimana tercantum pada Tabel 2.182.
Tabel 2.182
Perusahaan/Pemegang Ijin Usaha Pertambangan
No Nama Perusahaan Luas(Ha) Lokasi PertambangaJenis n
1. PT. Sumber Energi
Jaya 1.959 Kec. Motoling Timur Mineral Logam 2. PT. Anak Indonesia
Mining 1.923 Kec. Motoling Timur Mineral Logam 3. PT. For El Shadai 1.994 Kec. Maesaan Mineral Logam 4. PT. Forel Mega
Mineral 1.998 Kec. Ranoyapo Mineral Logam
5. PT. Anak Indonesia
Mining 1.914 Kec. Tompaso Baru Mineral Logam
Kegiatan pertambangan perlu mendapat perhatian khusus karena meskipun dari segi sosial ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi dari aspek lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lahan maupun makhluk hidup. Kegiatan pertambangan seringkali menyebabkan ketidakteraturan topografi (lubanglubang bekas galian), hilangnya lapisan humus, hilangnya vegetasi penutup yang menyebabkan erosi dan lahan sukar diolah kembali. Oleh karena itu, upayaupaya yang ditempuh dalam rangka meminimalkan berbagai dampak negatif yang kemungkinan akan muncul dikaji melalui Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Selain potensi pertambangan, di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan juga terdapat potensi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik. Potensi energi kelistrikan dan prediksi PT.
Tenaga Lokasi
Kapasit as (MW)
Sumber
Energi Keterangan
1. PLTA Poigar 2
Desa
2 x 16 Sungai Poigar
Tahap
2. PLTU Mobongo
Kel.
Kawangkoan Bawah Kec. Amurang Barat
2 x 55 Batubara
Statis. Rencana kegiatan akan dikonfirmasikan dengan pihak PLTU Amurang 3. PLTHm
Wulurmaatu
Poigar Sedang Beroperasi
Ranoketang Ranoketang Tua Kec. Amurang
Kalewaha
5. PLTD Lopana Desa LopanaKec. Amurang
Timur 2 x 5 Genset
Sedang Beroperasi
6. PLTHm Sendowan
Desa Malenos
Sendowan Potensi Daerah (Hasil F. Study Fatek UNSRAT Manado 2007)
7. PLTU Tawaang Moinit Desa Tawaang
Kec. Tenga 2 x 25 Batubara
Tahap Konstruksi (pekerjaan sipil, mesin, listrik)
8. PLTHm Woran Kel. Buyungon
Kec. Amurang 0,55
Sungai Ranowang
ko Potensi Daerah
9. PLTHm Tangkuney
Desa Tangkuney Kec.
Tumpaan
10 Kw Sungai Maruasey
Tahap Konstruksi
5. Pariwisata
Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan terdapat sejumlah benda cagar budaya yang mempunyai nilai sejarah, baik peninggalan sejarah maupun purbakala, seperti Benteng Portugis, Kuburan Belanda, Waruga dan Batubatuan. Bendabenda cagar budaya di Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.184.
1. Benteng
Portugis Kel. Uwuran I Kec. Amurang Benteng Peninggalan Portugis
Rekreasi Buatan/Belu m
Dikenal 2. Gereja
Belanda Desa RumoongAtas Kec. Tareran
3. Waruga Desa Kaneyan
Kec. Tareran Batu Besar Yang Berbentuk Rumah
Rekreasi Alam / Belum Dikenal
4. Batu
Menhir Desa Lelema Kec. Tumpaan Batu Menhir Rekreasi Alam / Belum Dikenal 5. Batu
Tumotowa Desa TumpaanKec. Tumpaan Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum Dikenal Desa Suluun
Kec. Suluun Tareran
Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum Dikenal
Desa
Kumelembuai Kec.
Kumelembuai
Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum Dikenal
Kel. Rumoong Bawah Kec. Amurang Barat
Batu Hidup Rekreasi Alam / Belum Dikenal
6. Batu
Konimpis Desa Wiau Lapi Kec. Tareran
Batu Yang Mempunyai Bekas Tangan Raksasa
Rekreasi Alam / Belum Dikenal
Rekreasi Alam / Belum Dikenal
7. Lesung
Batu Desa Kaneyan Kec. Tareran Batu Yang Berbentuk Lesung
Rekreasi Alam / Belum Dikenal
Rekreasi Alam / Belum Dikenal
8. Batu
Kumapey Desa Motoling I Kec. Motoling Batu Kecil Tapi Sangat Unik
Rekreasi Alam / Belum Dikenal
Bentang alam wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, dari pesisir pantai sampai pada daerah berbukit/pegunungan mempunyai panorama yang indah dan mempesona serta mempunyai bentuk yang unik. Selain itu, dengan adanya sungai yang besar, air terjun, danau dan terdapatnya bendabenda cagar budaya, dapat dijadikan obyekobyek wisata, baik obyek wisata alam maupun obyek wisata budaya. Begitu juga dengan adanya hamparan tanah yang subur untuk tanaman dapat menjadi salah satu obyek wisata buatan.
. Nama ObyekWisata Lokasi Daya Tarik Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6
1. Taman Nasional
2. Daerah Perlindunga
Menyelam Alam / BelumDikenal
3. Pantai Moinit Desa Teep Kec.
Mandi Alam / Dikenal
4. Sungai
Maruasey Desa Tangkuney Kec.
Tumpaan
Arus Sungai Arung
5. Batu
Dinding Desa Kilo Meter 3 Kec.
Tebing Alam / Dikenal
6. Bukit Doa
Pinaling Desa Pinaling Kec.
7. Pantai Alar Kel. Pondang Kec.
Rekreasi Alam / Dikenal
8. Pantai
Popareng Desa Popareng Kec. Tatapaan
Pemandangan
Alam Rekreasi Alam / BelumDikenal
9. Air Terjun
Popontolen Desa Popontolen Kec.
Mandi Alam / BelumDikenal
10. Pantai
Tandusang Desa LopanaKec. Amurang Timur
Pemandangan
Alam Rekreasi Alam / BelumDikenal
11. Air Mujizat
Lalumpe Desa Lalumpe Kec.
12. Agro
Modoinding & Bukit Doa Kuntung Ramoy
Kecamatan
Modoinding Hamparan Tanaman Hortikultura
13. Air Terjun
Lopana Desa LopanaKec. Amurang Timur
Pemandangan Alam Air Terjun
Rekreasi Alam / Belum Dikenal
14. Air Terjun /
Tekaan Ever Desa Tumpaan II Kec.
/ Mandi Buatan/Belum Dikenal
15. Hutan
Bakau Desa Tawaang Kec. Tenga
Hutan Bakau Rekreasi Buatan/Belu m Dikenal
16. Batu Kapal Desa Sapa
Kec. Tenga Batu Yang Menyerupai Kapal