• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Genangan Banjir Sungai Salu Uro Kabupaten Luwu Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Genangan Banjir Sungai Salu Uro Kabupaten Luwu Utara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GENANGAN BANJIR SUNGAI SALU URO

KABUPATEN LUWU UTARA

Fadlan, Alimuddin Hamzah, Paharuddin

Program Studi Geofisika, Jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

fadlanf77@gmail.com

ABSTRAK Air sebagai sumber kehidupan masyarakat secara alami keberadaanya bersifat dinamis mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpa mengenal batas wilayah administrasi. Sumber daya air yang berharga bisa menjadi bahaya bagi manusia, hal ini terjadi bila air yang mengalir berlebihan dan akan mengakibatkan banjir. Sungai Salu Uro merupakan salah satu sungai yang ada di kabupaten luwu utara yang mempengaruhi terjadinya banjir di Luwu Utara maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis luas daerah genangan akibat debit banjir kala ulang di Sungai Salu Uro, Kabupaten Luwu Utara. Analisis ini menggunakan persamaan massa dan persamaan momentum pada software HEC-RAS dengan pemodelan 2 dimensi. Data yang digunakan adalah data raster dan data debit kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100 dan 200 tahun. Data raster kemudian diolah sehingga diperoleh data terrain. Data terrain kemudian diproses untuk membuat pemodelan 2 dimensi dengan skenario aliran yang digunakan adalah aliran tak permanen. Waktu simulasi yang dilakukan sekitar 83 jam dari tanggal 1 januari 2016 pukul 01:00 sampai tanggal 4 januari 2016 pukul 11:00. Hasil running menunjukkan wilayah yang tergenang untuk semua periode kala ulang berada di Kecamatan Limbong (Desa Limbong dan Desa Marampa) dan Kecamatan Seko (Desa Beroppa dan Desa Malimongan) Kabupaten Luwu Utara. Dari hasil perhitungan luas genangan dapat disimpulkan bahwa genangan terluas berada di kecamatan Limbong Kabupaten Luwu Utara.

Kata Kunci: Aliran tak permanen, Genangan, HEC-RAS dan Sungai Salu Uro PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air sebagai sumber kehidupan masyarakat secara alami keberadaannya bersifat dinamis mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpa mengenal batas wilayah administrasi. Keberadaan air mengikuti siklus hidrologi yang erat hubungannya dengan kondisi cuaca pada suatu daerah sehingga menyebabkan ketersediaan air tidak merata dalam setiap waktu dan setiap wilayah.

Pengaliran di dalam sungai disebabkan terutama oleh hujan. Jatuhnya hujan di Indonesia, baik menurut waktu maupun menurut pembagian geografisnya tidak tetap, melainkan berubah-ubah. Indonesia dikenal ada dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Sehingga pada saat tertentu akan diperoleh curah hujan yang cukup besar dan kadang pula curah hujan terjadi sangat kecil pada musim kemarau.

Sumber daya air yang berharga biasa menjadi bahaya bagi manusia. Hal ini terjadi bila air yang mengalir berlebihan akan mengakibatkan banjir yang dapat menimbulkan ancaman kerusakan bangunan atau daerah-daerah sekitarnya. Begitupun sebaliknya bila terjadi kekurangan air, maka dapat menyebabkan kondisi/keadaan alam yang kurang menguntungkan dan bangunan menjadi tidak ekonomis.

Sejalan dengan perkembangan penduduk dan meningkatnya kegiatan masyarakat mengakibatkan perubahan fungsi lingkungan yang berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya air dan meningkatnya daya rusak air. Hal tersebut menuntut pengelolaan sumber daya air yang utuh dari hulu sampai ke hilir dengan berbasis wilayah sungai dalam satu pengelolaan sumber daya air tanpa dipengaruhi oleh batas-batas wilayah administrasi yang dilaluinya

(2)

Sungai Salu Uro merupakan salah satu sungai yang ada di kabupaten luwu utara yang mempengaruhi terjadinya banjir di Luwu Utara. Pada daerah ini telah dilakukan penelitian oleh Reski Rafidah (2016) mengenai analisis peningkatan genangan yang ditimbulkan oleh pembangunan PLTA dengan simulasi aliran permanen (steady flow). Mengingat wilayah sungai salu uro merupakan salah satu daerah yang berpengaruh di Kabupaten Luwu Utara maka dilakukan penelitian untuk mengetahui genangan banjir akibat kenaikan debit dengan simulasi aliran tak permanen (unsteady flow) sebagai data pendukung.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membuat peta zona genangan banjir Sungai Salu Uro, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Analisis menggunakan simulasi aliran tak permanen (Unsteady Flow) data yang diolah menggunakan Software HEC-RAS untuk menghasilkan simulasi pemodelan genangan salu uro.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis luas daerah genangan akibat debit banjir kala ulang di Sungai Salu Uro, Kabupaten Luwu Utara.

TINJAUAN PUSTAKA HEC-RAS

HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River Analysis System (RAS) yang dibuat oleh Hydrologic

Engineering Center (HEC) yang merupakan

satuan kerja di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC RAS yang digunakan adalah HECRAS 5.0.1. Pada versi terbaru ini HEC telah menambahkan kemampuan untuk melakukan dua dimensi (2D) dalam bagian analisis aliran tak permanen dari HEC-RAS. Kemampuan permodelan HEC RAS 2D menggunakan sebuah skema solusi finite volume.

Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Persamaan massa

Persamaan massa adalah sebagai berikut:

𝜕𝐻

𝜕𝑡+ ∇ ∙ ℎ𝑉 + 𝑞 = 0 (1)

Dimana V(u,v) vektor kecepatan, H adalah tinggi muka air, h adalah kedalaman, q adalah debit dan ∇= (𝜕 𝜕𝑥, 𝜕 𝜕𝑦)⁄ ⁄ , atau dalam uraian komponen vektor ditulis sebagai berikut

𝜕𝐻 𝜕𝑡+ 𝜕(ℎ𝑢) 𝜕𝑥 + 𝜕(ℎ𝑣) 𝜕𝑦 + 𝑞 = 0 (2)

Dimana t adalah waktu, u dan v adalah komponen kecepatan terhadap x dan y. Persamaan Momentum

𝜕𝑉

𝜕𝑡+ 𝑉 ∙ 𝛻𝑉 = −g𝛻𝐻 + 𝑣𝑡 𝛻 2V − 𝑐

𝑓 V + 𝑓 × V (3) Atau dalam uraian komponen vektor dituliskan sebagai berikut: 𝜕𝑢 𝜕𝑡+ 𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑥+ v 𝜕𝑢 𝜕𝑦= −g 𝜕𝐻 𝜕𝑦+ 𝑣𝑡 ( 𝜕2𝑢 𝜕𝑥2+ 𝜕2𝑢 𝜕𝑦2) − 𝑐𝑓 𝑢 + 𝑓𝑣 𝜕𝑣 𝜕𝑡+ 𝑢 𝜕𝑣 𝜕𝑥+ v 𝜕𝑉 𝜕𝑦= −g 𝜕𝐻 𝜕𝑦+ 𝑣𝑡 ( 𝜕2𝑣 𝜕𝑥2+ 𝜕2𝑣 𝜕𝑦2) − 𝑐𝑓 𝑣 + 𝑓𝑢 Dimana 𝑔 adalah gravitasi, 𝑣𝑡 adalah eddy

viscosity, 𝑐𝑓 adalah gesekan dasar dan 𝑓 adalah

efek koriolis. Dengan 𝑉̅ = 𝑣(𝑢, 𝑣) Boundary Condition

Diskritisasi kondisi batas aliran:

1. Kondisi batas elevasi permukaan air langsung ditetapkan sebagai Hn+1 = H

b.

2. Kondisi gradien permukaan air di hilir dilakukan dengan sederhana pada keterbatasan perkiraan volume dari persamaan ∇𝐻 ∙ 𝑛 = 𝑆𝑏 (4)

3. Kondisi batas aliran di hulu dapat diterapkan dengan langsung menggunakan persamaan 𝑉𝑏∙ 𝑛𝑏𝐴𝑏(𝐻) = 𝑄𝑏 (5) Dimana Q adalah nilai debit, sehingga kondisi batas menggunakan hidrograf aliran.

(3)

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian

Daerah yang menjadi lokasi penelitian meliputi wilayah sungai Salu Uro, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian Alat

Beberapa perangkat lunak (software) pendukung seperti, Global Mapper 16, HEC-RAS 5.0.1, Arcgis 10.2.2 yang digunakan untuk mengolah data.

Bahan

1. SRTM 30 daerah Luwu Utara Sumber data Earthexplorer.usgs.gov

2. Peta penggunaan lahan citra satelit bing maps 3. Data debit banjir rencana kala ulang 2, 5, 10,

25, 50, 100 dan 200 tahun sumber Rafidah, 2016

METODE PENELITIAN Menyiapkan Data

Data terrain yang digunakan diperoleh dari data SRTM 30 Luwu Utara yang di konversi menjadi data kontur dengan interval 0,5 m yang kemudian

dibuat data TIN dengan tujuan data terrain akan lebih detail.

Membuat Pemodelan Aliran 2D Langkah – langkah pemodelan aliran 2D: 1. Penyiapan data terrain di Ras Mapper.

Tujuannya untuk membuat image dan proyeksi dengan memasukkan data terrain di ras mapper, adapun yang dihasilkan adalah image yang sudah terproyeksi dengan daerah penelitian.

2. Penyiapan area aliran 2 dimensi. Tujuannya untuk membuat mesh dengan mendigitasi disekitar sungai membentuk poligon tertutup. Untuk menentukan ukuran Mesh di generate computation point on regular interval with all breakline, apabila terjadi eror hapus point yang eror tersebut dengan remove point.

Yang dihasilkan dari proses ini adalah mesh dengan jumlah cell bergantung dari ukuran grid yang akan dimasukkan.

3. Penyiapan boundary condition. Tujuannya untuk membuat batasan di hulu dan di hilir dalam simulasidengan menggunakan SA/2D area BC line yang dihasilkan dari proses ini adalah up Strean dan down stream

4. Pemilihan skenario aliran. Tujuannya untuk menentukan skeneraio yang akan digunak untuk simulasi. Terdapat 2 skenario aliran yang digunakan pada Softwere HECRAS yaitu Steady flow dan aliran unsteady flow. Pada penelitian ini digunakan skenario

unsteady flow (aliran tak permanen).

5. Pemasukan data unsteady berupa data debit banjir kala ulang

6. Proses running tujuannya untuk melakukan simulasi, adapun yang dihasilkan ada model genangan yang akan terjadi

7. Perhitungan luas genangan dilakukan di arcgis dengan melakukan digitasi karena hec-ras untuk pemodelan 2d belum dapat melakukan perhitungan luas genangan.

(4)

Flowchart Penelitian

Gambar 2 Flowchart Penelitian HASIL DAN DISKUSI

Hasil Pengolahan Data Terrain

Dalam HEC-RAS data yang digunakan untuk diolah yaitu data Terrain (.hdf). Data ini diperoleh dari data raster dalam bentuk .tiff yang sudah di sesuaikan dengan daerah penelitian yang kemudian di input masuk ke Ras Mapper. Adapun data terrain dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 3 Data Terrain Hasil Pemodelan 2D Flow Area

Pemodelan aliran pada software HEC-RAS 5.0.1 ada dua yaitu pemodelan dengan 1 dimensi dan 2 dimensi. Pada penelitian ini menggunakan pemodelan aliran 2D sebagai data pembanding pada penelitian sebelumnya. Daerah Aliran 2D mendefinisikan batas perhitungan 2D yang akan terjadi. Ukuran sel/grid nominal yang digunakan pada poligon daerah aliran 2D yaitu 200x200 m, sehingga ukuran sel yang dihasilkan dalam poligon yaitu 200x200 m, kecuali di sekitar batas luar poligon. Dari ukuran sel tersebut menghasilkan mesh komputasi dengan jumlah cell 1881.

Data Unsteady

Data yang digunakan dalam melakukan simulasi adalah data debit banjir rencana kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100 dan 200 tahun. Data ini dihasilkan dari data curah hujan di pos hujan Limbung selama 37 tahun yang dihitung dengan Metode Log Person Tipe III dan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu. Hasil grafik Hidrograf Aliran setiap kala ulang dapat dilihat pada gambar 4.

Create LandCover

Data Land Cover x NilaiManning Post-Prosesing di ArcGis ETOPO Luwu Utara PengumpulanData Mulai Peta Penggunaan Lahan Create Terrain Data Raster Create Raster Create DataDomain DataTerrain Data Raster Penyiapan SyaratBatas Pemetaan Analisis Genangan Selesai Data Debit Hydrograf Aliran

(5)

Gambar 4 Hidrograf Aliran

Analisis Genangan Berdasarkan Waktu Simulasi Unsteady

Dalam proses running digunakan simulasi

unsteady yaitu simulasi aliran yang berubah terhadap waktu. Simulasi unsteady dimulai pada tanggal 01 Januari 2016 pukul 01:00 sampai tanggal 04 Januari 2016 pukul 11.00. Output dari proses running di hec ras hanya sampai pemodelan, jadi untuk menghitung luas genangan harus diolah di Arcgis. Dari hasil running didapatkan perubahan genangan setiap berubahnya waktu simulasi yang digunakan. Dalam pembahasan sub bab ini yang dibahas adalah hasil genangan kala ulang 200 tahun untuk beberapa waktu simulasi seperti yang terlihat pada gambar 5. Gambar 5 merupakan grafik antara waktu simulasi dan grafik luasan, dari

grafik dibawah dapat dilihat bahwa setiap bertambahnya waktu simulasi luas genangan juga bertambah dan akan perlahan turun setelah mencapai puncak genangan.

Gambar 5 Grafik Luas Genangan Kala Ulang 200 Tahun

Analisis Genangan Berdasarkan Debit Kala Ulang Maksimum

Dari hasil simulasi pada kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, dan 200 tahun didapatkan perbedaan luas genangan, semakin banyak (tahun) simulasi yang dilakukan maka luas genangan akan semakin tinggi dikarenakan debit air yang akan semakin meningkat. Hasil analisis debit kala ulang maksimum dan luas genangannya dibeberapa kecamatan secara detail disajikan dalam tabel dan gambar berikut :

Tabel 1 Luas Daerah Genangan di Bantaran Sungai Salu Uro

Daerah Genangan

Luas Genangan (Ha)

Q2 Q5 Q10 Q25 Q50 Q100 Q200 Kecamatan Limbong: a. Desa Limbong b. Desa Marampa 354.98 323.19 1.789 404.93 371.85 33.08 448.22 413.62 34.59 485.52 449.82 35.69 526.77 489.18 37.59 580.68 535.85 44.82 636.49 586.41 50.07 Kecamatan Seko: a. Desa Beroppa b. Desa Malimongan c. Desa Tirobali 21.92 16.90 5.02 - 27.50 20.96 5.46 1.06 30.56 23.32 5.95 1.29 32.99 24.97 6.19 1.81 36.85 28.02 6.45 2.36 40.56 30.49 7.36 2.70 45.61 33.93 8.06 3.60

(6)

Gambar 6

Peta Analisis Genangan Debit Maksimum

Analisis Genangan Ditinjau Dari Penggunaa Lahan

Pada analisis genangan ini didapatkan beberapa penggunaan lahan yang terendam, seperti hutan

rimba dan semak selukar / alang-alang. Hasil ini di peroleh berdasarkan overlay genangan dengan peta penggunaan lahan yang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Luas Genangan Penggunaan Lahan Pada Semua Kala Ulang

Kecamtan Land Use

Luas Genangan (Ha)

Q2 Q5 Q10 Q25 Q50 Q100 Q200

Limbong Hutan Rimba

Semak belukar / Alang-alang 318.82 36.15 365.15 39.78 405.58 42.63 440.80 44.72 480.18 46.59 532.48 48.19 586.21 50.28

(7)

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada setiap periode kala ulang untuk kelas penggunaan lahan hutan rimba dan semak belukar mengalami kenaikan luas genangan di setiap daerah. Kecuali di Kecamatan Seko penggunaan lahan yang tergenang hanya hutan rimba.

KESIMPULAN

Dari hasil simulasi pada debit rencana kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, dan 200 tahun didapatkan perbedaan luas genangan, semakin banyak (tahun) simulasi yang dilakukan maka luas genangan akan semakin tinggi dikarenakan debit air yang semakin meningkat. Daerah yang tergenang berada di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Limbong dan Kecamatan Seko. Pada Kecamatan Limbong genangan berada di Desa Marampa dan Desa Limbong sedangkan di Kecamatan Seko genangan berada di Desa Beroppa, Desa Malimongan dan Desa Tirobali. Sedangkan penggunaan lahan terluas yang tergenang adalah hutan rimba seluas 340,74 Ha dan semak belukar seluas 36,15 Ha.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Allah SWT, Orang Tua dan semua pihak yang telah membantu dalam terwujudnya paper ini.

REFERENSI

Anonim. 2013. Pra feasibity Study

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Salu Uro di Kecamatan Seko Kabupaten Luwu Utara. PT. Tirta Energi Cemerlang. Jakarta

Arif, Samsu. 2016. Model Geospasial Sistem Penunjang Keputusan (Geospatial Decision Support System) Manajemen Lahan Pangan. Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin. Makassar

Army Corps of Engineers USA, 1998. Manual

HEC-RAS Version 4. Hydrologic

Engineering Center

Army Corps of Engineers US. 2015. 2D Modeling User’s Manual. Hydrologic Engineering Center

Army Corps of Engineers US. 2016. Hydraulic Reference Manual Version 5.0. Hydrologic Engineering Center

Bafdal, Nurpilihan dkk. 2011. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung

Gary W. Brunner. 2014. Combined 1D and 2D Modeling with HEC

RAS.

ISD Country of San Bernardino. 2016. Geoographic Information System

Prahasta, Eddy 2009. Sistim Informasi Goegrafis konsep-konsep dasar. Bandung:

Informatika Bandung.

Purnama, Asep. 2008. Pemetaan Kawasan Rawan Banjir di Daerah Aliran Sungai Cisadane menggunakan Sistem Informasi

Geografis. Bogor: Fakultas Kehutanan,

Institut Pertanian Bogor.

Rafidah, Reski. 2016. Analisis Genangan Permukaan Akibat Pembangunan PLTA

Sungai Salu Uro. Fakultas MIPA.

Universitas Hasanuddin. Makassar.

Rudiyanto. 2015. Identifikasi zona genangan banjir kota Makassar berbasis SIG. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Makassar. Sainul, Himawan. 2014. Identifikasi Daerah

Rawan Banjir di Kota Makassar (studi kasus: Kecamatan Biringkanaya). Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Makassar

Suwardi. 1999. Identifikasi dan Pemetaan Kawasan Rawan Banjir di Sebagian Kotamadya Semarang dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis [tesis]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Widya, K. Haris dan Wijaya, V. Kris Andi. 2008.

Evaluasi Kapasitas Penanmpang Sungai Wulan dengan menggunakan Program HEC-RAS 4.0 pada Kondisi Unsteady. Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

Gambar

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian  Alat
Gambar 2 Flowchart Penelitian  HASIL DAN DISKUSI
Gambar 5 Grafik Luas Genangan Kala Ulang  200 Tahun
Gambar 6 Peta Analisis Genangan Debit Maksimum  Analisis  Genangan  Ditinjau  Dari  Penggunaa

Referensi

Dokumen terkait

Profil muka air banjir yang telah disimulasikan selanjutnya diimpor ke dalam HEC- GeoRAS 10.1, sehingga dapat dilakukan delineasi genangan banjir berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk pemodelan tiga dimensi (3D) genangan banjir dengan hujan satelit GPM3IMERGHH pada lokasi Sungai Code Daerah Istimewa Yogyakarta.. Selama

Foto Banjir Akibat Luapan Sungai Belawan. Universitas

Untuk mengamankan wilayah permukian disepanjang sempadan sungai Sokong bagian hilir dari luapan banjir, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui besaran

Analisis pola genangan digunakan untuk mengetahui luas genangan serta sebaran banjir yang terjadi pada area sekitar Sungai Welang dengan input data debit banjir

Peta genangan banjir pasang di Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang dibuat untuk banjir pasang yang terjadi saat ini di tahun 2016 .Peta genangan banjir pasang dibuat

Luas genangan banjir akibat luapan Sungai Deli untuk debit banjir kala ulang 25 tahun sebesar 3.69 Ha dimana berdampak pada 7 Kecamatan, yaitu Kecamatan Medan

Wilayah Kota Pekanbaru berdasarkan parameter parameter daerah rawan banjir genangan (parameter bentuk lahan, lereng kanan – kiri sungai, pembedungan oleh percabangan