• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KOMODITAS CABAI MERAH BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KOMODITAS CABAI MERAH BESAR"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KOMODITAS

CABAI MERAH BESAR

(2)

Daftar Isi

1. Profil Cabai Merah Besar ... 4

1.1 Klasifikasi Cabai Merah ... 4

1.1.1 Nama umum ... 4

1.1.2 Klasifikasi ... 4

1.1.3 Kerabat Dekat ... 5

1.1.4 Pohon Industri ... 5

1.2 Spesies Cabai Merah ... 5

1.3 Jenis/Varietas Cabai Merah ... 7

1.3.1 Varietas Non Hibrida ... 7

1.3.2 Varietas Hibrida ... 7

2. Syarat Pertumbuhan ... 9

3. Pedoman Budidaya ... 10

3.1 Pengolahan Media Tanam ... 10

3.1.1 Pembibitan ... 10 3.1.2 Persemaian ... 13 3.1.3 Penyiapan Lahan ... 14 3.1.4 Penanaman ... 14 3.1.5 Pemulsaan ... 15 3.1.6 Pengapuran ... 15 3.1.7 Pemupukan ... 16 3.1.8 Pengairan ... 16

4. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Merah ... 17

4.1 Hama ... 17

4.1.1 Thrips (Thrips parvispinus) ... 17

4.1.2 Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) ... 17

4.2 Penyakit... 18

4.2.1 Penyakit virus kuning... 18

4.2.2 Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp) ... 20

5. Panen dan Pasca Panen ... 21

5.1 Panen ... 21

5.2 Pasca Panen ... 21

5.2.1 Pengeringan ... 21

(3)

5.2.3 Rantai Pemasaran ... 23

6. Sentra Produksi Cabai Merah Besar ... 24

7. Klasifikasi Cabai ... 26

8. Struktur Pengusahaan Cabai Merah ... 27

9. Standar Mutu ... 29

9.1 Standar Mutu SNI Cabai Merah Segar (SNI-01-4480-1998) ... 29

10. Kandungan Gizi ... 29

10.1 Cabai merah, mentah ... 29

(4)

1. Profil Cabai Merah Besar

Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.

Cabai merah atau lombok gede (Jawa), atau cabe (Sunda) adalah jenis buah yang dihasilkan dari pohon yang disebut pohon cabai. Cabai merah termasuk ke dalam jenis terung-terungan (solanaceae) dengan tinggi pohon sekitar 50 cm. Batang pohon cabai merah merupakan jenis batang yang banyak bercabang. Daun cabai merah berwarna hijau, bunga berberwarna putih berbentuk terompet. Buah cabai merah berwarna hijau tua jika masih muda dan berwarna merah jika sudah masak. Ukuran cabai merah sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan cabai rawit. Cabai merah berukuran panjang sekitar 6-10 cm.

1.1 Klasifikasi Cabai Merah

1.1.1 Nama umum

Indonesia: Cabai, cabe merah, lombok gede (Jawa), cabe (Sunda) Inggris: chili pepper

Filipina: Siling Haba Cina: la jiao

1.1.2 Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae (suku terung-terungan) Genus: Capsicum

(5)

1.1.3 Kerabat Dekat Paprika, Cabai Rawit 1.1.4 Pohon Industri

Gambar 1.1.4 Pohon Industri Cabai Merah Besar

1.2 Spesies Cabai Merah

Genus Capsicum terdiri atas 30 spesies lima di antaranya telah dibudidayakan, yaitu C. annuum, C. frutescens, C. pubescence, C. baccatum, dan C. chinense (Greenleaf 1986 ; Pickersgill 1989). Di antara lima spesies tersebut, yang paling banyak diusahakan di Indonesia adalah C. annuum (cabai merah besar dan keriting), kemudian diikuti oleh C. frutescens (cabai rawit).

1. Capsicum annuum

Capsicum annuum, dikenal sebagai cabai merah, terdiri atas cabai merah besar, cabai keriting, dan paprika (C. annuum var. grossum)

(6)

a. Cabai besar

Bunga cabai berwarna putih dan pada setiap buku terdapat satu kuntum bunga. Permukaan buah cabai rata dan halus, dengan diameter sedang sampai besar dan kulit daging buah tebal. Kadar kapsaisin buah cabai besar umumnya rendah. Buah cabai besar umumnya dipanen setelah berwarna merah, tetapi kadang – kadang juga dipanen ketika buah masih berwarna hijau. Cabai besar berumur genjah dan dapat tumbuh di berbagai ketinggian, baik di lahan darat, lahan sawah maupun pantai.

b. Cabai keriting

Bunga cabai keriting berwarna putih atau ungu. Buah muda berwarna hijau atau ungu, permukaan buah bergelombang, diameternya lebih kecil dibandingkan dengan diameter buah cabai besar, sedangkan kulit daging buahnya lebih tipis. Umur panen cabai keriting lebih dalam dan buahnya lebih tahan disimpan. Cabai keriting dapat tumbuh di berbagai ketinggian, baik dilahan darat, maupun lahan sawah.

c. Cabai paprika

Buah paprika yang muda memiliki warna yang bervariasi, yaitu kuning,

hijau muda, hijau, dan ungu. Buah berbentuk kotak atau lonceng dengan diameter yang besar permukaannya rata. Kulit daging buah tebal, dan rasanya manis (tidak

pedas). Biasanya buah dipanen saat masih muda, yaitu ketika masih berwarna hijau atau kuning. Paprika cocok tumbuh di dataran tinggi. 2. Capsicum frutescens (cabai rawit)

Buah cabai rawit yang masih muda berwarna putih, kuning, atau hijau. Bunganya berwarna putih kehijauan. Pada umumnya, dalam satu ruas terdapat satu kuntum bunga, tetapi kadang – kadang lebih dari satu. Tangkai bunga tegak saat anthesis, tetapi bunganya merunduk,

sedangkan tangkai daun pendek. Daging buah umumnya lunak, dengan kapsaisin yang kadarnya

tinggi, sehingga rasa buah pedas.

(7)

1.3 Jenis/Varietas Cabai Merah

Sampai saat ini banyak varietas cabai yang sudah dilepas di pasaran, baik yang hibrida maupun yang non hibrida.

1.3.1 Varietas Non Hibrida

Tabel 1.3.1 Varietas Non Hibrida No Nama Varietas Potensi Hasil (ton/Ha) Panjang Diameter Buah (Cm/Cm) Ketahanan Terhadap Penyakit Ketahanan Terhadap Hama Adaptasi 1 Tombak -1(K)

19-22 13/1,5 Antraknos Lalat Buah DT-DR 2 Tombak

-2(K)

11 9,8/1,3 Antraknos Lalat Buah DT-DR 3 Cemeti -1(K) 8,5 12/0,8 Antraknos Lalat Buah DT-DR 4 Tampar -1(K) 14,3 15,6/0,7 Layu+Antr - - 5 Tampar -2(K) 15,5 13,2/1,3 Layu+Antr - - 6 Keriting Bkt Tinggi 30 18/0,1 Busuk Daun+Antr - - 7 Laris (B) 12 14,9/0,9 Busuk Daun+Antr - DR-DT 8 Tanjung -1(K) 18,5 10,9/1,2 - Tungau DR-DT 9 Tanjung -2(K) 19,9 11,2/1,3 Antraknos - DR-DT 10 Lembang-1(K) 19 11,8/0,7 Antraknos - DR-DT 1.3.2 Varietas Hibrida

Tabel 1.3.2 Varietas Hibrida

No Nama Varietas Potensi Hasil (ton/Ha) Panjang Diameter Buah (Cm/Cm) Ketahanan Terhadap Penyakit Ketahanan Terhadap Hama Adaptasi 1 Nanggala -1(K)

30 12/12,5 Antraknos Lalat Buah DT-DR 2 Prabu 30 17/1,3 PVY, CMV, BW - DR-DM 3 Maraton (B) 20 13/1,3 PVY, CMV, BW - DR-DM 4 Gada (B) 30 17/1,5 PVY, BD - DR-DM 5 Kresna (B) 30 17/1,5 Antr, BD - DR-DM

(8)

6 Salero (B) 20 14/1 CMV, BD, Antr - - 7 Taro (K) 20 15/0,7 CMV, BD, Antr - DR-DT 8 Papirus 30 - Antraknos Thrips - 9 Tanjung

-2(K)

19,9 - Antraknos Thrips - 10 Arimbi 24,5 - Antraknos Thrips - 11 CTH-01(K) 16 - Antraknos Thrips -

Cabai merah besar yang dibudidayakan biasa diberi nama sesuai dengan nama tempat dan daerah pembudidayaannya, misalnya Capsicum annuum, L. Dari Brastagi, Semarang, Indragiri, atau Pamanukan. Cabai hibrida yang termasuk golongan cabai besar yang telah banyak beredar antara lain OR-Korin, CTH, TM-999, Hero, Long Chilli, Hot beauty, dan Paprika.

Cabai merah varietas CTH-01 merupakan salah satu cabai hibrid yang mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya adalah produksi tinggi (7,5 – 15 ton/ha), buah mulai masak pada umur 85 hst, bentuk buah keriting, dan dapat ditanam dengan populasi hingga 23.000/ha (Prajnanta, 2003). CTH-01.

Cabai keriting hibrida ini mempunyai bentuk buah yang benar-benar keriting. Cabai ini mulai banyak ditanam petani, meskipun selama ini pengembangannya masih bertumpu pada daerah dataran rendah, namun cabai CTH-01 pun sebenarnya mampu berproduksi dan tumbuh dengan baik di dataran menengah hingga tinggi. Cabai ini cocok untuk konsumsi segar maupun dikeringkan.

Cabai merah hibrid lainnya adalah OR-Twist, varietas ini sangat kuat, akarnya berkembang dengan cepat, tahan terhadap kekurangan kalsium dan serangan penyakit. Rasa cabai ini sangat pedas.

(9)

Cabai merah hibrida dari varietas TM-999 tergolong tanaman yang tumbuh kuat dan tinggi, tanaman ini terus-menerus berbunga, sehingga waktu panennya lama. Umur panennya 90 hst (di dataran rendah) sampai 105 hst (di dataran tinggi). Benihnya diproduksi oleh Hung Nong Seed, Korea. Cabai merah lokal Laris mempunyai pertumbuhan yang kompak, seragam, berbuah langsing dan mengkilat.

Buahnya bewarna merah cerah, besar, dan pedas (Prajnanta, 1991). Pembungaannya berlangsung terusmenerus sehingga dapat dipanen dalam jangka waktu yang panjang. Ukuran buahnya 12.5 cm x 0.8 cm dengan berat buah 5-6 g. Rasanya sangat pedas, cocok untuk digiling dan dikeringkan.

2. Syarat Pertumbuhan

Cabai merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah yang berstruktur remah atau gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, pH tanah antara 6-7.

Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air . Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada resiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabai (300-500 gr biji).

(10)

3. Pedoman Budidaya

3.1 Pengolahan Media Tanam

3.1.1 Pembibitan

Salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman adalah faktor benih. Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya tanaman. Secara umum komponen mutu benih di bedakan menjadi empat komponen yaitu mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik, dan mutu kesehatan.

A. Mutu Genetik

Tanaman cabai diklasifikasikan sebagai tanaman menyerbuk sendiri, tetapi morfologi bunganya tidak mendukung untuk terjadinya penyerbukan sendiri 100%. Hal ini disebabkan tepung sarinya ringan dan stigmanya terbuka, sehingga serangga atau angin dapat menyebabkan terjadinya persilangan antar tanaman. Derajat persilangan pada cabai cukup tinggi, yaitu mencapai 70%. Untuk menghindari terjadinya persilangan antar varietas di lapangan perlu perlakuan khusus(isolasi). Selain itu juga perlu dilakukan penyeleksian.

Isolasi

Beberapa bentuk isolasi untuk pertanaman benih cabai adalah isolasi jarak, waktu tanam, tempat, dan perantara.

a. Isolasi jarak. Lahan pertanaman cabai untuk benih penjenis harus mempunyai jarak antar varietas + 500 m (Howthorn dan Pollard 1954). Untuk kelas benih di bawah benih penjenis, jarak

penanaman antar varietas dapat lebih pendek yaitu + 200 meter.

b. Isolasi waktu tanam. Jika dua atau lebih varietas yang berbeda ditanam dalam petak yang berdampingan, maka waktu tanam diatur sedemikian rupa sehingga saat berbunga tidak bersamaan, minimal dengan selisih 75 hari. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi persilangan bebas di lapangan.

c. Isolasi tempat. Setiap varietas ditanam tersendiri di dalam ruangan – ruangan khusus. d. Perantara. Tanaman seperti jagung, sorgum, rumput tinggi atau tebu juga efektif untuk mengisolasi pertanaman cabai yang ditujukan untuk produksi benih (Poulos 1993).

(11)

Seleksi

Untuk memperoleh kemurnian benih dilakukan penyeleksian terhadap tanaman sumber benih,

baik pada fase vegetatif maupun pada fase generatif. Pertanaman cabai di lapangan sebaiknya diseleksi dan dibersihkan dari tanaman yang pertumbuhannya menyimpang. Kegiatan seleksi minimal dilakukan 2 atau 3 kali selama pertanaman (Poulos 1993). Seleksi tanaman dilakukan

ketika tanaman masih berada di persemaian maupun ketika sudah berada di lapangan.

• Persemaian harus dibersihkan dari rerumputan dan diadakan seleksi dengan membuang semaian yang sakit, tipe simpang dan varietas lain. Seleksi dilakukan dengan mengamati warna

hipokotil.

• Pembersihan dan seleksi untuk membuang tipe simpang harus pula dilakukan setelah pertanaman dipindahkan ke lapangan.

1) Pada fase pertumbuhan vegetatif (30 – 40 hari setelah tanam) dilakukan pengamatan terhadap sifat tipe percabangan, tingggi tanaman, dan bentuk daun.

2) Pada fase berbunga, (45 – 60 hari setelah tanam), dilakukan pengamatan terhadap warna bunga, kedudukan bunga, jumlah bunga per ruas, dan umur berbunga.

3) Pada fase berbuah (70 – 90 hari setelah tanam), dilakukan pengamatan terhadap warna buah muda dan warna buah matang, kedudukan buah, sifat pembuahan (tunggal atau majemuk), dan bentuk buah.

Untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian dan mutu yang tinggi, maka seleksi juga

dilakukan terhadap tanaman dengan kriteria tanaman sumber benih harus benar sehat, berbuah lebat, serta bebas hama, dan penyakit. Untuk menjaga mutu benih, maka setelah panen dilakukan

(12)

juga seleksi dengan membuang buah yang bentuknya tidak normal, berukuran kecil, dan buah yang

sakit atau busuk karena serangan hama atau penyakit.

B.Mutu Fisiologis

Mutu fisiologi berkaitan dengan waktu panen benih. Panen yang dilakukan sebelum buah mengalami masak fisiologis akan menghasilkan benih yang kurang bermutu. Dengan demikian

waktu panen buah yang tepat sangat berpengaruh untuk memperoleh mutu benih awal yang tinggi

dan umur simpan benih yang lebih panjang.

C.Mutu Fisik

Secara fisik, benih bermutu adalah benih yang tampak bersih dan bebas dari kotoran (kulit buah yang menempel di kulit, biji – bijian lain, kerikil, dll), tidak tercampur dengan benih varietas

lain, tidak rusak, sehat, bernas, tidak keriput, dan berukuran normal.

D. Mutu Kesehatan

Mutu kesehatan benih sangat berhubungan dengan ada tidaknya serangan penyakit pada benih

dan apakah ada penyakit yang terbawa oleh benih (penyakit tular benih). Dalam memproduksi benih

ada standar mutu yang diacu pada setiap kelas benih. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

laboratorium untuk menunjang hasil pemeriksaan di lapangan, agar mutu benih benar – benar dapat dicapai dan dipertahankan.

Dari standar pengujian laboratorium tersebut dapat dikatakan bahwa benih bermutu tinggi adalah benih yang mempunyai daya kecambah lebih dari 80% dan kadar air 7 – 10 %. Mutu benih

(13)

perlu dijaga untuk memaksimumkan daya tumbuh (vigor) awal dan daya tumbuh maksimum benih

tersebut selama penyimpanan sampai benih siap untuk ditanam. Selain kualitas benih, faktor lain yang harus diperhatikan dalam usaha produksi benih adalah cara pembudidayaan tanaman

induk, seperti pemupukan, pemeliharaan, pencegahan serangan hama dan penyakit yang tepat,

serta pembersihan gulma secara intensif untuk mencegah kompetisi dan tercampurnya benih yang

diusahakan dengan benih tanaman lain.

3.1.2 Persemaian

Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian biji/benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam dilapangan.

- Tempat persemaian berupa bedengan berukuran lebar 1 m, diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke timur.

- Media persemaian terdiri dari campuran tanah halus dan pupuk kandang steril (1:1) - Sebelum disemai bibit direndam dalam air hangat (50oC) atau larutan Previcur N (1 cc)

selama 1 jam, untuk mempercepat perkecambahan dan menghilangkan hama/penyakit yang terbawa benih.

- Benih disebar rata pada bedengan dan ditutupi tipis tanah halus, lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah

- Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.

- Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit dipindahkan ke dalam bumbungan dengan media yang sama (campuran tanah dan pupuk kandang). Bumbungan dapat mengurangi kerusakan akar bila dipindahkan ke lapangan.

- Inokulasi cendawan mikoriza sebanyak 10 gr/pohon sangat bermanfaat, karena dapat mempercepat laju pertumbuhan dan kesehatan tanaman di persemaian, juga dapat meningkatkan daya hidup dan pertumbuhan tanaman di lapangan.

- Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering. - Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh. - Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.

(14)

- Sebelum dipindah ke lapangan dilakukan penguatan bibit dengan jalan membuka atap persemaian supaya bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.

- Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu dalam bumbungan. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

3.1.3 Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma.

Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan,pembersihan gulma, perataan permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.

Untuk lahan kering/tegalan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitangaritan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).

Untuk lahan sawah: lahan dibuat bedengan dengan lebar 1,5 m. Antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur.

3.1.4 Penanaman

Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.

Sebaiknya cabai ditanam pada bulan agak kering, tetapi air tanah masih cukup tersedia. Waktu tanam yang baik juga tergantung jenis lahan, pada lahan kering pada awal musim hujan, pada lahan sawah pada akhir musim hujan sedangkan pada lahan beririgasi teknis akhir musim hujan (Maret-April) dan awal musim kemarau (Mei-Juni)

Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan.

Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.

(15)

Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek). Dipasang mulsa plastik hitam perak dan dibuat lubang tanam. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.

3.1.5 Pemulsaan

Penggunaan mulsa pada budidaya cabai merupakan salah satu usaha untuk memberikan kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik.

Mulsa dapat memelihara struktur tanah tetap gembur, memelihara kelembaban dan suhu tanah. Juga akan mengurangi pencucian hara, menekan gulma dan mengurangi erosi tanah. Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk penanaman cabai, dipasang sebelum tanam cabai.

Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil cabai, mengura kerusakan tanaman karena hama trips dan tungau, dan menunda insiden virus.

Penggunaan mulsa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) juga dapat meningkatkan hasil cabai, tetapi mulsa jerami sebaiknya digunakan pada musim kemarau, dipasang 2 minggu setelah tanam.

3.1.6 Pengapuran

Kemasaman (pH) tanah mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. Pada pH netral (6,5-7,5) unsur-unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak (optimal). Pada pH < 6,0 ketersediaan hara P, K, Ca, S, Mg, dan Mo menurun dengan cepat. Pada pH > 8 ketersediaan hara N, Fe, Mn, Bo, Cu, dan Zn relatif sedikit.

Cabai mempunyai toleransi yang sedang terhadap kemasaman tanah, dapat tumbuh baik pada kisaran pH tanah antara 5,5- 6,8.

Pada tanah masam (pH < 5,5) perlu dilakukan pengapuran dengan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton/ha.

(16)

Pengapuran dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam, dengan cara kapur disebar rata pada permukaan tanah kemudian diaduk dengan tanah.

Pada tanah masam disarankan tidak menggunakan terlalu banyak pupuk yang bersifat asam seperti ZA dan Urea. Pupuk N paling baik untuk tanah masam adalah Calcium

Amonium Nitrat (CAN).

3.1.7 Pemupukan

Untuk penanaman cabai pada lahan kering di dataran tinggi/medium (jenis Andosol/Latosol) adalah sebagai berikut:

Pemupukan dasar terdiri dari pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) atau pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) dan Pupuk SP-36 (300-400 kg/ha) dilakukan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan terdiri dari pupuk urea (200- 300 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (250-300 kg/ha), diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam masing-masing 1/3 dosis, dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah.

Pupuk dasar terdiri atas pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) dan NPK 16-16-16 (700-1000 kg/ha), diberikan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan adalah NPK 16-16-16 (300- 500 kg/ha) diberikan dengan cara pupuk dilarutkan dalam air (2 gr/lt) kemudian disiramkan pada lubang tanam atau sekitar tanaman (100-200 ml/tanaman), setiap 10-14 hari, dimulai satu bulan sesudah tanam.

Untuk penanaman cabai pada lahan sawah di dataran rendah (jenis aluvial) pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) atau kompos (5-10 ton/ha) dan SP-36 (300-400 kg/ha) diberikan sebagai pupuk dasar satu minggu sebelum tanam.

Pupuk susulan terdiri dari urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha) atau pupuk NPK 16-16-16 (1 ton/ha), diberikan 3 kali pada umur 0, 1 dan 2 bulan setelah tanam masing-masing 1/3 dosis.

3.1.8 Pengairan

Cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Air diperlukan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan atau kurang. Kelembaban tanah yang ideal 60-80% kapasitas lapang.

(17)

Masa kritis yaitu saat pertumbuhan vegetatif cepat, pembungaan dan pembuahan. Jumlah kebutuhan air per tanaman selama pertumbuhan vegetatif 250 ml tiap 2 hari, dan meningkat jadi 450 ml tiap 2 hari pada masa pembungaan dan pembuahan.

Sistem irigasi tetes pada lahan kering dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan hasil cabai atau pengairan sistem digenang (leb) selama 15-30 menit kemudian airnya dikeluarkan dari petakan.

4. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Merah

4.1 Hama

4.1.1 Thrips (Thrips parvispinus)

Warna tubuh nimfa kuning pucat, dewasa berwarna kuning sampai coklat kehitaman. Terdapat 105 jenis tanaman yang dapat menjadi inangnya antara lain tembakau, kopi, ubi jalar, klotalaria dan kacang-kacangan. Thrips menyerang tanaman cabai sepanjang tahun, serangan hebat umumnya terjadi pada musim kemarau.

Gejala :

Permukaan bawah daun yang terserang berwarna keperak-perakan dan daun mengeriting atau berkerut. Intensitas serangan dapat mencapai 87%.

Pengendalian :

Pemantauan dilakukan pada 10-20 tanaman cabai secara berkala (5 hari sekali) Bila ditemukan populasi 5-10 Thrips/daun muda perlu dikendalikan dengan pestisida seperti pegasus, mesural sesuai dosis anjuran. Memasang perangkap kuning di pertanaman cabai sebanyak 40 buah/ha.

4.1.2 Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

Tanaman yang seringkali diserang oleh larva lalat buah diantaranya adalah belimbing, mangga, nangka, rambutan, melon, dan semangka, cabai, jeruk, jambu, pisang susu dan pisang raja sere.

(18)

Gejala serangan pada buah yang terinfestasi lalat buah ditandai dengan adanya noda-noda kecil bekas tusukan ovipositornya. Rata-rata tingkat serangan lalat buah pada cabai berkisar antara 20-25%.

Pengendalian :

Memasang perangkap methil eugenol (ME) sebanyak 50-100 buah/ha, pada saat tanaman berbunga. Lalat buah yang tertangkap kemudian dimusnahkan.

4.2 Penyakit

4.2.1 Penyakit virus kuning

Gejala :

1. Dari jauh hamparan pertanaman cabai berubah dari warna hijau menjadi menguning. Warna kuning hampir mirip penyakit bulai pada jagung sehingga sebagian petani menyebutnya penyakit ”Bulai Amerika”.

2. Pengamatan lapang menunjukkan pertanaman cabai merah yang 100% terserang tidak menghasilkan buahsama sekali.

3. Penyebab penyakit adalah anggota kelompok virus gemini yang juga banyak menyerang tanaman tembakau, tomat.

4. Variasi gejala yang mungkin timbul pada cabai adalah sbb:

- Tipe -1. Gejala diawali dengan pucuk mengkerut cekung berwarna mosaik hijau pucat, pertumbuhan terhambat, daun mengkerut dan menebal disertai tonjolan berwarna hijau tua.

- Tipe-2. Gejala diawali dengan mosaik kuning pada pucuk dan daun muda, gejala berlanjut pada hampir seluruh daun menjadi bulai.

- Tipe-3. Gejala awal urat daun pucuk atau daun muda berwarna pucat atau kuning sehingga tampak seperti jala, gejala berlanjut menjadi belang kuning, sedangkan bentuk daun tidak banyak berubah.

- Tipe-4. Gejala awal daun muda/pucuk cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan, gejala berlanjut dengan seluruh daun berwarna kuning cerah, bentuk daun berkerut dan cekung dengan ukuran lebih kecil, serta pertumbuhan terhambat.

(19)

Penularan dan Penyebab :

1. Penyakit yang disebabkan oleh virus gemini tidak ditularkan karena tanaman bersinggungan atau terbawa benih. Di lapangan virus ditularkan oleh kutu kebul Bemisia tabaci atau Bemisia argentifolia. Kutu kebul dewasa yang mengandung virus dapat menularkan virus selama hidupnya pada waktu dia makan pada tanaman sehat. Satu kutu kebul cukup untuk menularkan virus. Efisiensi penularan meningkat dengan bertambahnya jumlah serangga per tanaman.

2. Sifat kutu kebul yang mampu makan pada banyak jenis tanaman (polifagus) menyebabkan virus ini menyebar dan menular lebih luas berbagai jenis tanaman.

3. Virus gemini memiliki tanaman inang yang luas dari berbagai tanaman seperti: ageratum, kacang buncis, kedelai, tomat, tembakau, dll

Kepompong berbentuk oval, agak pipih, berwarna hijau ke putih-putihan sampai kekuning-kuningan. Pupa terdapat pada permukaan bawah daun. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena pada bagian permukaan bawah daun ditutup lapisan lilin yang bertepung.

Seukuran tubuhnya berkisar 1-1.5 mm dan siklus hidupnya antara 7-21 hari. Serangga dewasa biasanya berkelompok dalam jumlah yang banyak. Bila tanaman tersentuh, serangga tersebut akan beterbangan seperti kabut.

Pengendalian :

1. Mengolah lahan dengan baik serta memberikan pupuk berimbang untuk cabai yaitu pupuk kandang 20-30 ton /ha, Urea 100-150 kg, 300-400 kg ZA, 150-200 kg TSP dan KCl 150-200 kg/ha, serta pemakaian plastik mulsa putih perak.

2. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik yang telah dilubangi. Dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m.

3. Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanaman muda (sampai 30 hari) yang terserang segera dimusnahkan, dan disulam/diganti dengan tanaman yang sehat.

4. Pada daerah-daerah yang telah terserang berat, tanaman muda yang terserang tidak dimusnahkan, tetapi dibuang bagian daun yang menunjukkan gejala kuning keriting dan kemudian disemprotkan pupuk daun.

(20)

6. Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha

7. Penanaman tagetes (bunga tai ayam) terutama dipinggir pertanaman cabai

8. Pelepasan predator Menochillus sexmaculatus, mampu memangsa sebanyak 200-400 ekor B. tabaci per hari, 12 ekor thrips per hari, 200 ekor aphids per hari, Siklus hidup 18-24 hari, satu ekor betina menghasilkan telur sekitar3.000 butirau kebul putih.

4.2.2 Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp)

Gejala serangan:

1. Gejala pada buah membuat buah busuk. Penyakit dapat menginfeksi buah matang maupun buah muda.

2. Gejala awal adalah bercak kecil seperti tersiram air, luka ini berkembang dengan cepat sampai ada yang bergaris tengah 3-4 cm. Perluasan bercak yang maksimal membentuk lekukan dengan warna merah tua coklat muda, dengan berbagai bentuk konsentrik dari jaringan stromatik cendawan yang berwarna gelap.

Pengendalian :

1. Pemantauan dilakukan secara berkala

2. Bila terdapat daun/buah tanaman sakit, bagian tanaman yang sakit dimusnahkan. 3. Pertanaman disemprot dengan fungisida seperti Antrakol dengan dosis sesuai anjuran. 4. Mengatur waktu tanam yaitu dengan tidak menanam cabai merah pada musim hujan

dengan curah hujan tinggi.

5. Mengurangi kerapatan tanaman dengan cara mengatur jarak tanam 6. Memperbaiki drainase lahan.

7. Menggunakan fungisida yang cocok untuk cendawan antara lain fungisida sistemik Acelalamine, Dimethomorp, Propamocarb, Oxadisil, dan pemakaian fungisida kontak Klorotalonil.

(21)

5. Panen dan Pasca Panen

5.1 Panen

Budidaya cabai dilakukan secara monokultur atau tumpang sari dengan tanaman lainnya. Tanaman cabai pertama kali dipanen pada umur 80 – 90 hari tergantung jenisnya. Dalam satu periode tanam, cabai dapat dipanen beberapa kali; bila musim dan perawatannya baik dapat dipanen 15‐17 kali, namun umumnya sebanyak 10‐12 kali.

1. Cabai merah dapat di panen pertama kali pada umur 70- 75 hari setelah tanam untuk dataran rendah.dan pada umur 4-5 bulan untuk dataran tinggi, dengan interval panen 3-7 hari.

2. Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknose segera dimusnahkan.

3. Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau.

4. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.

5. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk normal dan baik.

6. Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala. 7. Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.

5.2 Pasca Panen

5.2.1 Pengeringan

Secara garis besar pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami dapat dilakukan dengan penyinaran matahari langsung misalnya dengan penyinaran atau pemanfaatan energi panas. Beberapa cara pengeringan sebagai berikut:

Cara petani:

Pengeringan yang umumnya digunakan oleh petani adalah dengan menggunakan lantai semen atau pasangan batu bata yang diplester. Selain cara tersebut pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan rak-rak yang dibuat dari kayu atau anyaman bambu. Pengeringan cara petani mempunyai keuntungan tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya pengeringan murah, memperluas kesempatan kerja dan sinar matahari mampu menembus ke dalam jaringan sel bahan. Sedangkan kerugiannya antara lain: suhu

(22)

pengeringan dan kelembaban tidak dapat dikontrol, hanyaberlangsung bila ada sinar matahari.

Pengeringan buatan:

Pengeringan buatan dengan energi matahari pada prinsipnya sinar matahari digunakan sebagai pengganti sumber panas dari bahan bakar pada saat pengeringan. Pengeringan buatan berbentuk seperti lemari dengan dinding terbuat dari plastik dan rangka terbuat dari kayu. Jumlah rak disesuaikan dengan besar dan ukuran alat pengering. Rancangan alat pengering terdiri dari tiga bagian yaitu cerobong, ruang pengering, dan kolektor. Kolektor terdiri dari isolator yang terbuat dari seng bergelombang, yang berfungsi sebagai pengubah sinar matahari menjadi sumber panas.

Keuntungan pengeringan buatan adalah:

(1) tidak perlu dijaga dari gangguan hujan dan gangguan hewan peliharaan, (2) tidak perlu diangkat (dibongkar) sebelum kering.

Pengeringan dengan oven

Alat ini mengunakan sumber panas dari tenaga listrik. Cabai merah dapat dikeringkan dalam bentuk utuh atau dibelah. Cabai merah yang dibelah pengeringannya lebih cepat dibandingkan dengan cabai yang dikeringkan utuh. Pengeringan dengan oven dapat dilakukan pada suhu 60o C

selama 20-25 jam.

Untuk menjaga agar warna cabai merah tetap baik, setelah dibelah cabai segera dikeringkan. Cara lain adalah direndam dalam larutan bisulfit (Natrium Sulfit/ Natrium Metabisulfit) 0,2 % selama 5-10 menit.

(23)

5.2.2 Pengolahan

1. Saus Cabai Merah

- Pilih cabai merah yang warna merahnya seragam. Cabai yang berwarna hijau atau merah kehijauan tidak dianjurkan digunakan dalam pembuatan saus cabai, karena akan menyebabkan saus cabai menjadi kecoklat-coklatan.

- Setelah dibuang tangkainya, cabai merah dicuci bersih lalu dikukus sampai matang. Lama pemanasan tergantung pada banyaknya cabai merah yang dikukus. Setelah matang cabai merah digiling bersama bumbu-bumbu yang terdiri dari: bawang merah 1%, bawang putih 1%, berdasarkan berat bahan kedua bumbu tersebut ditambahkan bersama cabai pada saat cabai dihancurkan sampai diperoleh bubur cabai.

- Selanjutnya bubur cabai dipanaskan dan ditambahkan gula 6%, garam 2%, dan cuka 0,25% (berdasarkan berat bahan), semua bahan dipanaskan. Saus cabai yang telah dimasak dimasukan dalam botol, lalu dilakukan pasteurisasi selama 30 menit.

2. Tepung Cabai

- Pilih cabai yang sehat dan berwarna merah yang seragam.

- Dilakukan pemanasan awal (blansing) 7-10 menit lalu dikeringkan menggunakan oven atau alat pengering dengan energi surya.

- Setelah kering diangkat dan digiling sampai halus.

- Dikemas dengan pengemasan yang ideal seperti dengan botol kaca atau polyethylene yang tidak mudah menyerap uap air. Simpan ditempat yang kering.

- Sebagai tambahan: cabai kering yang telah dibuat tepung dapat dicampur dengan rempah-rempah lainnya dan dapat digunakan sebagai bumbu siap pakai.

5.2.3 Rantai Pemasaran

Rantai pemasaran cabai di 4 lokasi penelitian hampir sama. Petani menjual cabai ke pedagang pengumpul di sekitar tempat tinggal petani. Pedagang pengumpul menjualnya langsung ke pedagang eceran atau lewat pedagang besar. Cabai yang diperoleh pedagang besar selanjutnya dijual langsung ke pedagang eceran atau melalui distributor/ pedagang grosir. Dari tangan pedagang eceran, cabai sampai ke tangan konsumen.

(24)

Gambar 5.2.3 Rantai Pemasaran Cabai

6. Sentra Produksi Cabai Merah Besar

Tanaman Cabai Merah dijumpai hampir diseluruh Indonesia,namun daerah produksi utama cabai merah adalah Jawa Timur,Jawa Tengah,Jawa Barat,Sumut dan SulSel.peningkatan luas panen cabai merah diikuti dengan peningkatan produksi yang cukup besar.

Sentra produksi utama cabe besar antara lain Jawa Barat (231,1 ribu ton); (Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Cianjur, Bandung); Jawa Tengah (159,8 ribu ton); (Magelang,Temanggung); Jawa Timur (175,2 ribu ton);(Malang, Banyuwangi), DIY (12,3 ribu ton), Bali (20,9 ribu ton), NTB (35,4 ribu ton), NAD (52,2 ribu ton), Sumut (161 ribu ton), Sumbar (37,9 ribu ton), Jambi (14,4 ribu ton), Bengkulu (51,9 ribu ton), Sumsel (27,9 ribu ton), Lampung (28,9 ribu ton), Kaltim (11,9 ribu ton), Sulsel (22,8 ribu ton), Gorontalo (14,1 ribu ton). Sentra utama cabe kriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Karo, Banyuasin; Sentra utama cabe rawit adalah Lombok Timur, Kediri, Jember, Boyolali, Sampang, Banyuwangi, Blitar, dan Lumajang (Laporan ditjen

(25)

holtikultura, 2008). Negara-negara pengekspor cabai yang utama adalah India, Pakistan, Bangladesh, Cina, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa cabai mempunyai potensi pemasaran baik untuk tujuan domestik maupun tujuan ekspor.

Tanaman Cabai Merah sebagian besar belum dibudidayakan dalam skala komersial yang besar.rataan luas pemilikan lahan untuk tanaman Cabai Merah di sentra produksi berkisar antara 1600 m2 sampai 2 ha.

Cabai Merah digolongkan dalam 3 tipe yaitu: Cabai Merah,Cabai Keriting,Cabai Paprika.Cabai Merah mempunyai buah berbentuk rata,agak gemuk kulit buah tebal,kurang tahan simpan,dan tidak begitu pedas. Tipe ini ada di Jawa Tengah,Jawa Timur,Bali dan Sulawesi.Cabai Keriting mempunyai buah bergelombang,ramping,kulit buah tipis,lebih tahan simpan,dan rasanya pedas.Tipe ini ada di Jabar dan Sumatra. Sedangkan Cabai Paprika buah berbentuk segi empat,dan di panen saat buah berwarna matang hijau.

(26)

Gambar 6.2 Data Produksi Cabai Merah Besar 2010

7. Klasifikasi Cabai

Tabel 7.1 Tabel Klsifikasi Komoditas Cabai

0 50000 100000 150000 200000 250000 Pr o d u ksi (To n ) Provinsi

(27)

8. Struktur Pengusahaan Cabai Merah

Selama ini impor benih cabe (Capsicum annuum) berasal dari Taiwan, Thailand, dan Korea Selatan. Beberapa produk cabe impor yang terkenal adalah hot beauty. Perbandingannya, harga benih cabe impor sekitar Rp 80.000 per 10 gram, sedangkan cabe lokal sekitar Rp 11.500 dengan berat yang sama. Keunggulan benih impor harus diakui memiliki ketahanan simpan yang lebih lama dan produktivitas yang tinggi.

BPS juga mencatat impor cabai segar-dingin, terbesar dilakukan dari negara Vietnam sebanyak 65 ton dengan nilai USS 51,320 ribu dan India sebesar 50 ton dengan nilai US$ 34 ribu. Total sepanjang Juni, impor cabai sebanyak 117,673 ribu ton dengan nilai US$ 93,548 ribu. sepanjang semester I-2011, impor cabai mencapai 6,794 ribu ton dengan nilai US$ 6,192 juta.

(28)
(29)

9. Standar Mutu

9.1 Standar Mutu SNI Cabai Merah Segar (SNI-01-4480-1998)

10. Kandungan Gizi

10.1 Cabai merah, mentah

Nutrisi, Nilai per 100 gram porsi makanan

Air, 92.19 g ; Energi, 27 kcal ; Energi, 113 kj ; Protein, 0.89 g ; Total Lemak, 0.19 g ; Karbohidrat, 6.43g ; Serat, 2 g ; Ampas, 0.3 g .

Mineral

Kalsium, Ca, 9 mg ; Besi, Fe, 0.46 mg ; Magnesium, Mg, 10 mg ; Phospor, P, 19 mg ; Potassium, K, 177 mg ; Sodium, Na, 2 mg ; Seng, Zn, 0.12 mg ; Tembaga, Cu, 0.065 mg ; Mangan, Mn, 0.116 mg Selenium, Se, 0.3 mcg

(30)

Vitamin

Vitamin C, asam ascorbic, 190 mg ; Thiamin, 0.066 mg ; Riboflavin, 0.03 mg ; Niacin, 0.509 mg

Asam Pantothenic, 0.08 mg ; Vitamin B-6, 0.248 mg ; Folate, 22 mcg ; Vitamin B-12, 0 mcg Vitamin A, 5700 IU ; Vitamin A, RE, 570 mcg_RE ; Vitamin E, 0.69 mg_ATE

Lemak

Asam Lemak Jenuh, saturated, 0.028 g 4:0, 0 g 6:0, 0 g 8:0, 0 g 10:0, 0 g 12:0, 0 g 14:0, 0 g 16:0, 0.021 g 18:0, 0.007 g

Asam Lemak Tak Jenuh, monounsaturated, 0.013 g 16:1, 0.001 g

18:1, 0.011 g 20:1, 0 g 22:1, 0 g

Asam Lemak Tak Jenuh, polyunsaturated, 0.102 g 18:2, 0.093 g

(31)

18:3, 0.009 g 18:4, 0 g 20:4, 0 g 20:5, 0 g 22:5, 0 g 22:6, 0 g Kolesterol, 0 mg ; Phytosterols, 9 mg Asam Amino

Tryptophan, 0.011 g ; Threonine, 0.033 g ; Isoleucine, 0.029 g ; Leucine, 0.046 g ; Lysine, 0.039 g

Methionine, 0.011 g ; Cystine, 0.017 g ; Phenylalanine, 0.027 g ; Tyrosine, 0.018 g ; Valine, 0.037 g

Arginine, 0.043 g ; Histidine, 0.018 g ; Alanine, 0.036 g ; Asam Aspartic, 0.127 g ; Asam Glutamic, 0.117 g ; Glycine, 0.033 g ; Proline, 0.039 g ; Serine, 0.036 g

10.2 Khasiat cabai

Di dalam cabai terdapat kandungan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A dan C, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan mineral. Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh cabai merah memiliki manfaat untuk membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi dan tangan lemah, influenza, serta meningkatkan nafsu makan.

Penyembuh luka

Jika jari kamu secara tak sengaja teriris pada saat memasak, alternatif meredakan rasa nyeri dan pendarahan adalah dengan cabai merah. Caranya, adalah cabai merah dikeringkan kemudian ditumbuk sampai halus. Setelah itu ditaburkan pada luka. Bubuk cabai tersebut tidak akan membuat perih luka, justru sebaliknya, cabai akan menghentikan dengan cepat

(32)

nyeri dan pendarahan yang ada. Hal tersebut disebabkan karena adanya zat capsaicin pada cabai merah yang dapat menghilangkan rasa sakit.

Pereda demam tinggi

Dibandingkan dengan pengobatan konvensional, mengatasi demam tinggi dengan cabai merupakan solusi alternatif yang mudah, murah dan cepat. Tapi yang digunakan bukan cabainya melainkan daunnya.

Caranya, pertama ambil segenggam daun cabai rawit, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1 sendok minyak selada dan campurkan kedua bahan ini sampai rata. Setelah itu tempelkan ramuan pada ubun-ubun atau dibalurkan pada seluruh badan.

Selimuti badan penderita dengan selimut yang tebal. Tak berapa lama, badan akan mengeluarkan keringat, sehingga panas badan akan menurun dengan cepat.

Khasiat lainnya pada cabai

1. Cabai dapat meredakan pilek dan hidung tersumbat karena capsaicin dapat mengencerkan lendir. Sehingga, lendir yang tersumbat dalam rongga hidung akan menjadi encer dan keluar. Akibatnya, hidung menjadi tidak tersumbat lagi. Ini berlaku pada sinusitis dan juga batuk berdahak.

2. Cabai dapat memperkecil risiko terserang stroke, penyumbatan pembuluh darah, impotensi, dan jantung koroner. Karena, dengan mengkonsumsi capsaicin secara rutin darah akan tetap encer dan kerak lemak pada pembuluh darah tidak akan terbentuk. Sehingga, darah akan mengalir dengan lancar. Jadi, cabai juga berkhasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosis).

3. Sebagai antibiotik alami.

4. Cabai dapat meringankan keluhan sakit kepala dan nyeri sendi. Karena, rasa pedas dan panas yang ditimbulkan capsaicin akan menghadang pengiriman sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf ke otak. Sehingga, rasa sakit tersebut akan berkurang, bahkan hilang. 5. Cabai dapat meningkatkan nafsu makan pengkonsumsinya. Karena, capsaicin dapat

merangsang produksi hormon endorphin, hormon yang mampu membangkitkan rasa nikmat dan kebahagiaan. Sehingga, nafsu makan menjadi bertambah.

6. Menurunkan kadar kolesterol

7. Kandungan antioksidannya dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan

(33)

8. Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida Albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit

9. Menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas 10. Meredakan migraine

11. Mengobati rematik dan frostbite (jari nyeri karena kedinginan)

12. Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut. 13. Mengobati perut kembung

14. Membantu pembakaran kalori hingga 25%. 15. Memberikan kalsium dan fosfor bagi tubuh

16. Cabai menghasilkan vitamin C (lebih banyak daripada jeruk) dan provitamin A (lebih banyak daripada wortel) yang sangat diperlukan bagi tubuh.

17. kaya akan kalsium dan fosfor yang mengungguli ikan segar.

18. Cabai dapat menghilangkan rasa dingin pada tubuh dengan cara mengoleskannya pada bagian yang terasa dingin.

Gambar

Gambar 1.1.4 Pohon Industri Cabai Merah Besar
Tabel 1.3.1 Varietas Non Hibrida
Gambar 5.2.3 Rantai Pemasaran Cabai
Gambar 6.1 Sentra Produksi Cabai Merah Besar di Indonesia
+3

Referensi

Dokumen terkait