• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN BAHASA INGGRIS BAGI POKDARWIS HUTAN RAYA DESA SELAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN BAHASA INGGRIS BAGI POKDARWIS HUTAN RAYA DESA SELAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 635 Luh Diah Surya Adnyani1, Made Hery Santosa2

ABSTRACT

Selat Village, Sukasada Subdistrict, has a potential forest area. Nowadays, selfie spots in Hutan Raya Selat Village, trekking, and waterfalls have begun to develop. However, there is still a great need for skills training, especially English, for Pokdarwis who handles tourism in Selat Village. For this reason, the purpose of this program is carrying out English language training for Pandan Harum Pokdarwis, Selat Village, so that they are ready and able to support the development of forest tourism in the village. The training is carried out by emphasizing the practice of communicating English. During the training, participants participated actively. All participants experienced improvement in their English language skills from only being able to say yes and no, to now being able to ask simple questions and respond to them. Evaluation of this activity starts from the planning stage, preparation, implementation, to feedback.

Keywords: English language training, Pokdarwis, Hutan Raya Selat

ABSTRAK

Desa Selat kecamatan Sukasada memiliki kawasan hutan yang potensial untuk dikembangkan menjadi tempat wisata. Sekarang ini telah mulai dikembangkan wisata selfi hutan raya Desa Selat, wisata treking, dan air terjun di hutan tersebut. Namun masih sangat perlu adanya berbagai pelatihan teknis dan keterampilan bagi Pokdarwis yang menangani pariwisata di Desa Selat. Pelatihan teknis akan mengikuti program yang dicanangkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, sementara pelatihan keterampilan, khususnya bahasa Inggris, masih belum ada. Untuk itu, tujuan kegiatan ini adalah diadakannya pelatihan bahasa Inggris bagi anggota Pokdarwis Pandan Harum Desa Selat agar mereka siap dan dapat mendukung pengembangan pariwisata hutan raya di desa itu. Pelatihan dilaksanakan dengan menekankan pada praktik berkomunikasi bahasa Inggris. Selama pelatihan, peserta berpartisipasi aktif. Seluruh peserta mengalami peningkatan keterampilan berbahasa Inggris dari hanya bisa yes dan no, kini bisa memberikan pertanyaan sederhana dan meresponnya. Evaluasi kegiatan ini dimulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, sampai umpan balik.

PENDAHULUAN

Desa Selat Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng memiliki hutan desa yang merupakan hutan lindung. Warga setempat mulai menata hutan lindung yang luasnya 10 hektar itu setelah pemerintah pusat memberikan izin hak pengelolaan hutan desa (HPHD) kepada desa Selat melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Selat. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna, M.M., setelah melakukan pembinaan legalitas lahan, pihaknya akan terus melakukan pembinaan dalam hal pengelolaan hutan desa sehingga

menjadi objek pariwisata yang memenuhi standar. Rencana ke depan, hutan lindung dengan luas 5kilometer tersebut akan ditata menyerupai kebun raya Bedugul yang ada di Kabupaten Tabanan. Sutrisna menambahkan, secara fisik hutan desa selat memenuhi syarat untuk dikelola menjadi salah satu objek wisata, akan tetapi beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, di antaranya areal parkir yang masih sangat sempit, penambahan jenis tanaman hutan, dan kesiapan masyarakat terkait sumber daya manusia berupa keterampilan

PELATIHAN BAHASA INGGRIS BAGI POKDARWIS

HUTAN RAYA DESA SELAT

1Jurusan Bahasa Asing FBS Undiksha;2 Jurusan Bahasa Asing FBS Undiksha email: surya.adnyani@undiksha.ac.id

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 636 berbahasa dan pengelolaan pariwisata

(Buleleng, 2018)

Pengelolaan hutan desa di desa Selat yang berada pada ketinggian 200-900 meter dpl. Tersebut sudah diserahkan kepada BUMDes Pandan Harum Desa Selat dengan hak kelola selama 15 tahun berdasarkan Keputusan Gubernur Bali No 2017/03-L/HK/2015 (Metera, 2018). Hutan desa ini dikelola swadaya oleh masyarakat dengan membentuk tim yang bernama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandan Harum yang bekerja sama pula dengan petugas keamanan adat (pecalang) Jagawana.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, memaparkan hutan Desa Selat memiliki berbagai potensi yaitu suhu udara yang sejuk dan masih sangat alami sehingga nantinya bisa dikembangkan jalur pejalan kaki dan wahana hiburan (outbond). Hutan Desa Selat memiliki air terjun dan pemandangan laut yang sangat indah serta tanaman yang spesifik. Beliau yakin dengan potensi ini nantinya hutan raya Desa Selat bisa dikembangkan seperti Kebun Raya Bedugul (Tribunnews, 2016)

Berdasarkan wawancara dengan ketua Pokdarwis Pandan Harum, I Made Mudita, terdapat beberapa jenis wisata andalan di area pariwisata hutan Desa Selat yang masih sangat perlu dikembangkan. Yang pertama adalah Hutan Raya Desa Selat, yang menjadi tempat wisata selfie. Di tempat ini dibangun rumah pohon dan jembatan dari bambu. Wisatawan bisa berfoto selfie dan menikmati pemandangan laut Bali utara. Tiket masuk orang dewasa adalah Rp. 10.000,- dan anak-anak Rp. 5.000,- . Jenis wisata yang kedua adalah jalur trekking. Terdapat dua jalur trekking di hutan tersebut, yaitu jalur panjang dan jalur pendek yang memiliki jalan dan suasana hutan yang masih sangat alami. Terdapat pula tempat outbond dan wantilan sebagai tempat melakukan peristirahatan. Diperlukan pemandu wisata dari tim Pokdarwis yang memiliki stamina baik dan keterampilan berbahasa Inggris yang lancar. Jenis wisata ketiga adalah terdapat beberapa air terjun di Desa Selat. Terdapat tiga air terjun di

Tukad Basak dan satu Air terjun di Sipok Labuh. Air terjun Sipok Labuh akan dikembangkan menjadi areal wisata spiritual karena diyakini berada di tempat yang memiliki kekuatan mistis. Pernah dua kali di waktu yang berbeda, wisatawan mancanegara yang dalam keadaan haid masuk ke area air terjun Sipok Labuh, dan mereka tidak bisa keluar dari tempat itu. Ada yang tiba-tiba mengalami kegelapan dan ada yang melihat ular dan ulat yang sangat banyak sehingga tidak bisa melihat jalan pulang. Setelah dilakukan upacara spiritual, akhirnya para wisatawan tersebut muncul dan bisa kembali. Untuk itu, besar harapan ketua Pokdarwis agar timnya memiliki keterampilan berbahasa Inggris sehingga dapat mencegah peristiwa tersebut terulang kembali.

Terdapat beberapa permasalahan yang dimiliki oleh mitra pengabdian ini. Terkait bangunan fisik, perlu dilakukan peremajaan jembatan di wisata selfi Hutan Raya Selat. Perlu pula dibangun rumah pohon di hutan, yang bisa dikomersilkan menjadi tempat menginap wisatawan. Wisatawan bisa merasakan tinggal di hutan yang masih alami. Masalah mengenai air juga perlu mendapat perhatian. Di musim kemarau jika sumber mata air kering, tidak ada air pula di air terjun sehingga dapat mempengaruhi program pariwisata ke air terjun. Masalah-masalah tersebut sudah dilaporkan dan dikoordinasikan ke pemerintah daerah, ke dinas-dinas terkait.

Sementara, masalah pokdarwis yang bisa dibantu sesuai dengan dengan bidang keahlian tim pengabdian masyarakat ini adalah keterampilan Bahasa Inggris Pokdarwis Pandan Harum. Dari 24 anggota, hanya 2 orang saja yang mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dengan lancar, sehingga, selama ini, jika ada tamu mancanegara yang datang, mereka hanya dilayani oleh kedua orang tersebut. Hal ini kerap menimbulkan masalah disaat ada tamu datang, namun kedua orang tersebut tidak bisa bertugas sebagai Pokdarwis karena harus bekerja. Dengan demikian, keterampilan Bahasa Inggris bagi seluruh anggota Pokdarwis ini sangatlah penting. Sementara ini belum

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 637 pernah ada pelatihan Bahasa Inggris yang

diikuti oleh mereka. Keterampilan Bahasa Inggris sangat diperlukan agar dapat mendukung rencana pemerintah daerah untuk mengembangkan hutan raya desa Selat menjadi objek pariwisata setara dengan kebun raya Bedugul.

Ketua Pokdarwis dan Sekretaris desa Selat menyatakan, di tahun 2020 dan berikutnya Pokdarwis akan mengikuti sejumlah pelatihan teknis pengelolaan obyek pariwisata yang akan digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng. Pelatihan yang akan diikuti meliputi Pelatihan pemandu wisata trekking, Pelatihan pemandu wisata sejarah dan budaya, Pelatihan pemandu wisata balawista, pelatihan tata kelola destinasi wisata, Pelatihan homestay, Pembinaan kelompok sadar wisata, Pembinaan sertifikasi usaha pariwisata, Pembinaan dan pengawasan standarisasi usaha jasa pariwisata, dan Pembinaan dan pengawasan di bidang produk wisata, atraksi wisata, dan ekonomi kreatif. Dengan berbekal pelatihan teknis dari dinas dan pelatihan keterampilan Bahasa Inggris dari Undiksha, pariwisata di hutan raya Desa Selat akan dapat berkembang kearah yang lebih baik. Dengan demikian, pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bahasa Inggris Pokdarwis hutan raya desa Selat.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya keterampilan Bahasa Inggris anggota pokdarwis Pandan Harum desa Selat Kecamatan Sukasada, solusi yang ditawarkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dan sekaligus menjadi tujuan kegiatan adalah pemberian pelatihan Bahasa Inggris kepada anggota pokdarwis yang bergelut di bidang pariwisata. Desa Selat memiliki beberapa obyek pariwisata, dan dicanangkan akan berkembang menjadi desa wisata nantinya. Keterampilan berbahasa Inggris yang komunikatif oleh anggota pokdarwis tersebut dapat menunjang promosi pariwisata (Buchari dalam Indasari & Yanto, 2019).

Dalam pengabdian ini, pelatihan yang akan dilaksanakan berfokus pada bahasa pariwisata, yaitu bagaimana Pokdarwis mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan melayani wisatawan yang datang ke hutan Desa Selat. Karena target utama pelatihan ini adalah peserta mampu berkomunikasi, maka pelatihan akan dilakukan dengan metode yang komunikatif, atau yang disebut dengan

Communicative Language Teaching (Richards,

2006).

Dengan menggunakan metode ini, peserta pelatihan diharapkan mampu:

1. Mengetahui dan mampu menggunakan Bahasa Inggris untuk tujuan dan fungsi

tertentu, misalnya menyapa,

memperkenalkan diri, meminta maaf, menawarkan bantuan, dan lainnya

2. Mampu berkomunikasi dengan

menyesuaikan tempat, waktu, dan berbicara kepada siapa. Misalnya sedang berada di air terjun, di tempat foto selfi, di tempat outbond, dll.

3. Mampu mendeskripsikan tempat-tempat wisata, baik itu presentasi menjelaskan maupun bermain peran sebagai pemandu dan wisatawan.

4. Mampu berkomunikasi dengan baik, percaya diri dan tetap menjaga percakapan agar tetap menarik walaupun masih memiliki keterbatasan berbahasa Inggris. Target lain sebagai luaran dari Pengabdian ini adalah artikel yang diseminarkan dalam seminar nasional senadimas.

METODE

Masalah yang diprioritaskan dalam pengabdian masyarakat ini adalah perlunya keterampilan Bahasa Inggris yang dimiliki oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandan Harum Desa Selat. Pokdarwis ini memiliki 24 anggota, namun hanya 2 orang yang memiliki keterampilan berbahasa Inggris. Untuk itu, solusi yang telah ditawarkan adalah mengadakan pelatihan Bahasa Inggris bagi Pokdarwis desa Selat.

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 638 Partisipasi aktif dari 24 peserta sangat dihargai

dalam kegiatan ini karena pelatihan Bahasa Inggris yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk menyiapkan peserta dalam berkomunikasi dengan tamu mancanegara yang datang ke hutan raya Desa Selat. Dengan mengikuti pelatihan keterampilan Bahasa Inggris yang akan diberikan oleh pihak Undiksha dan pelatihan keterampilan teknis yang akan dilatihkan oleh Dinas Pariwisata kabupaten Buleleng di tahun 2020-dan seterusnya, niscaya Pokdarwis Pandan Harum Desa Selat siap dalam pengembangan pariwisata hutan raya desa Selat menjadi seperti kebun raya Bedugul.

Kegiatan pengabdian di hutan raya Desa Selat ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan di bulan Agustus tahun 2020. Pelaksanaan pelatihan Bahasa Inggris bagi Pokdarwis desa Selat akan dilaksanakan pada hari Minggu, selama 4 kali pertemuan. Setelah kegiatan pelatihan, pengusul melakukan penyusunan laporan dan artikel, serta mengikuti seminar nasional untuk mensosialisasikan hasil kegiatan pengabdian ini.

Rencana Pelaksanaan dijabarkan secara terperinci sebagai berikut.

1. Melakukan koordinasi dengan ketua Pokdarwis Pandan Harum Desa Selat tentang rencana pelatihan bahasa Inggris. 2. Mengadakan 4 kali pelatihan Bahasa

Inggris

3. Mengakhiri program pengabdian dengan

harapan peserta menggunakan

keterampilan bahasa Inggris yang telah dimiliki dengan percaya diri saat menemani tamu mancanegara.

Berdasarkan hasil diskusi dengan ketua Pokdarwis desa Selat, berikut adalah rencana materi kegiatan pelatihan Bahasa Inggris bagi Pokdarwis Hutan Raya Desa Selat. Pertemuan pertama materinya adalah Greeting and introduction, Saying thank you, Saying Sorry,

Offering help. Pada pertemuan kedua,

materinya adalah Asking someone to do

something, Direction, Describing place. Pada pertemuan ketiga, materi yang diberikan adalah

Promoting something, Handling complain,

Explaining rules. Para pertemuan terakhir,

materinya adalah Describing place (waterfall), Describing place (Selfie spot), Desribing place

(Tracking), Describing place (Camping

ground).

Tolak ukur keberhasilan dari pelatihan ini adalah sebagai berikut. Setelah mengikuti pelatihan bahasa Inggris, anggota Pokdarwis Pandan Harum Desa Selat memiliki keterampilan bahasa Inggris dan siap bertugas menjadi pemandu wisata di hutan raya Desa Selat. Sesuai dengan rencana kegiatan, pelatihan bahasa Inggris dievaluasi pada tiap akhir pertemuan yaitu dengan melakukan penilaian keterampilan berbicara dengan role play.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat empat tahap indikator keberhasilan program pengabdian kepada masyarakat ini yang dilaksanakan di Desa Selat kecamatan Sukasada. Yang pertama adalah perencanaan, yang kedua adalah persiapan, yang ketiga adalah pelaksanaan pelatihan, dan yang keempat adalah akhir kegiatan.

Pada tahap pertama, perancanaan kegiatan diawali dengan pertemuan ketua pengabdi dengan ketua pokdarwis Pandan Harum Desa Selat di hutan raya Desa Selat, khususnya di tempat wisata selfie. Dari hasil wawancara dengan ketua pokdarwis, ditarik kesimpulan bahwa sangat perlu dilakukan kegiatan pelatihan bahasa Inggris bagi anggota pokdarwis Pandan harum Desa Selat. Hasil

pertemuan tersebut selanjutnya

dikomunikasikan dengan Kepala Desa Selat yang menyambut baik rencana pengabdian tersebut. Kepala Desa dan Sekertaris Desa Selat siap memfasilitasi kegiatan pelatihan dengan menyediakan tempat di aula kantor kepala desa Selat. Aula kantor Kepala Desa tersebut cukup luas, mampu menampung lebih dari 30 peserta. Namun karena masih dalam situasi new normal,

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 639 protokol kesehatan tetap dijalankan, dengan

membatasi jumlah peserta dan mengatur jarak tempat duduk. Disepakati bersama jumlah peserta antara 10 sampai maksimal 15 peserta saja. Untuk waktu kegiatan, pelaksanaan pelatihan yang semula dicanangkan akan dilakukan pada bulan Juli, mundur manjadi bulan Agustus karena pada bulan Juli ada beberapa program desa yang harus dilaksanakan. Demi kelancaran acara, dipilihlah bulan Agustus untuk kegiatan pelatihan. Koordinasi menjelang kegiatan pelatihan kembali dilakukan oleh tim pengabdi pada awal Agustus untuk memantapkan rencara terkait jumlah peserta yang akan mengikuti pelatihan, waktu pelaksanaan, dan situasi dan kondisi terkini di Desa Selat. Dari hasil perbincangan dengan kepala desa dan sekretaris desa, serta ketua pokdarwis, kegiatan dilaksanakan sebanyak 4 x di Bulan Agustus dengan jumlah peserta 15 orang. Kegiatan pertama dilaksanakan di aula kantor kepala desa Selat, dan kegiatan kedua sampai keempat di wantilan hutan raya desa Selat. Pemilihan 2 tempat berbeda ini bertujuan untuk memberikan suasana yang berbeda kepada instruktur dan peserta pelatihan, sekaligus memberi ruang kepada para peserta untuk merasakan langsung berbicara bahasa Inggris di lingkungan tempat wisata.

Sebelum kegiatan pelatihan dimulai, tim pengabdi dibantu oleh 2 orang mahasiswa menyusun materi ajar, kuesioner awal, dan rubrik penilaian. Materi ajar digandakan sejumlah peserta. Selain itu, tim juga menyiapkan spanduk, alat tulis berupa buku dan pulpen, masker, hand sanitizer, konsumsi, dan sarana upacara. Kuesioner diserahkan kepada petugas desa pada saat pengabdi datang ke Desa Selat untuk berkoordinasi dengan kepala desa. Dari 15 kuesioner yang diberikan kepada para peserta, hanya 10 kuesioner yang diterima kembali pada saat pertemuan pertama. Dari hasil kuesioner, diketahui bahwa dari 10 orang, hanya 1 orang yang menyukai Bahasa Inggris. Ini menjadi tantangan besar bagi pengabdi dalam melaksanakan pelatihan karena hampir

samua tidak suka belajar bahasa Inggris. Namun, hal yang menjadi harapan kegiatan pelatihan akan berjalan dengan baik adalah 9 orang meyakini belajar bahasa Inggris itu penting dan 7 orang diantaranya siap mengikuti pelatihan dengan baik sampai akhir program nanti. Dari 10 orang, hanya 2 orang yang percaya diri mampu memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Sebagian peserta menyatakan mampu menyapa orang lain, mengucapkan terima kasih, dan mengucapkan maaf, dalam bahasa Inggris. Hal ini telah terkonfirmasi saat pertemuan pertama, peserta mengetahui ucapan “Hello”, “Thank you”,

dan“Sorry” saja. Seluruh peserta mengaku

tidak mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dalam hal menawarkan bantuan, meminta orang lain melakukan sesuatu, menjelaskan petunjuk dalam bahasa Inggris,

menyampaikan uang dan harga,

mempromosikan sesuatu, menangani keluhan, menjelaskan peraturan dalam bahasa Inggris. Begitu juga mendeskripsikan berbagai tempat wisata di desa Selat, seperti mendeskripsikan air terjun, tempat wisata selfie, tempat pendakian, dan tempat kemah dalam bahasa Inggris. Hasil kuesioner tersebut mengindikasikan pelatihan bahasa Inggris memang sangat diperlukan bagi peserta, yaitu anggota pokdarwis Pandan Harum Desa Selat.

Pelatihan hari pertama dilaksanakan pada Hari Minggu tanggal 2 Agustus 2020, di aula kantor kepala Desa Selat pukul 13.00 siang. Jadwal yang semula pukul 10.00 dimundurkan menjadi pukul 13.00 siang karena aula kantor desa dipergunakan untuk kegiatan desa. Pukul 13.00 panitia yaitu dosen pengabdi dan 2 mahasiswa sudah siap di depan kantor desa. Panitia dan peserta yang datang mematuhi protokol kesehatan, yaitu dengan mencuci tangan dengan hand sanitizer, diberikan masker, dan menjaga jarak. Peserta diberikan buku tulis dan pulpen serta materi yang akan dipelajari. Dari 10 peserta yang terdaftar, hanya 5 peserta yang hadir pada pelatihan hari pertama. Kuesioner yang telah terkumpul diserahkan kembali oleh ketua pokdarwis kepada tim pengabdi.

(6)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 640 Pelatihan dimulai dengan pengarahan dari

Bapak Kepala Desa Selat dan dilanjutkan dengan perkenalan. Perkenalan dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris. Instruktur memberikan contoh terlebih dahulu dan kemudian peserta mencoba dengan disesuaikan dengan identitas diri. Hal yang disampaikan adalah nama, tempat tinggal, pekerjaan, hobby, benda-benda yang disuka. Sebagai bahan evaluasi, satu persatu peserta memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris. Sesuai dengan hasil kuesioner, kemampuan bahasa Inggris para peserta memang harus lebih diasah lagi. Dari 5 orang peserta yang hadir, hanya 1 orang saja yang agak lancar memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Tim pengabdi yang juga merupakan instruktur pelatihan sangat memaklumi dan berusaha membimbing para peserta yang lain untuk berani berdiri dan berbicara dalam bahasa Inggris.

Menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian untuk mengucapkan bahasa Inggris memerlukan cukup waktu dan juga dukungan motivasi. Instruktur memotivasi dengan mengingatkan peserta bahwa rencana ke depan pemerintah Desa Selat adalah memajukan pariwisata di Desa Selat. Untuk menjadi desa wisata, para warga desa, khususnya anggota kelompok sadar wisata harus memiliki bekal keterampilan berbahasa Inggris. Dasar-dasar yang harus dikuasai akan dilatihkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Sangat diharapkan peran serta dan tekad dari para warga desa khususnya yang memang menjadi anggota pokdarwis untuk mau belajar bahasa Inggris. Mau dan berani saja merupakan modal yang bagus, ditambah keterampilan yang baik, akan berbuah maksimal. Kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan umum tentang kuesioner dan menyimpulkan bahwa pelatihan bahasa Inggris ini memang sangat penting dan diperlukan oleh peserta untuk kemajuan Desa Selat.

Setelah berlatih beberapa kali, setiap peserta tampil memperkenalkan diri dengan bahasa

Inggris. Secara umum, peserta

memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris

dengan ragu-ragu dan sering terhenti karena keterbatasan bahasa. Pengucapan masih belum lancar. Peserta sering mengucapkan bahasa Indonesia yang kemudian dibantu menterjemahkannya dalam bahasa Inggris. Berkenaan dengan tata bahasa, peserta masih sangat perlu mempelajari berbagai contoh dan membuat kalimat sesuai dengan identitas dirinya sendiri. Setelah semua peserta melakukan presentasi, kegiatan pelatihan diakhiri pada pukul 15.00 sore dan berjanji akan bertemu kembali di pertemuan berikutnya di wantilan hutan raya.

Pelatihan yang kedua dilaksanakan hari Minggu tanggal 9 Agustus 2020 di wantilan wisata selfie

hutan raya Desa Selat. Peserta yang datang 10 orang. Kegiatan diawali dengan perkenalan kembali instruktur kepada peserta dan perkenalan singkat dari peserta yang belum hadir pada pertemuan sebelumnya. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua adalah salam dan perkenalan (Greeting and introduction), mengucapkan terima kasih (saying thank you), mengucapkan maaf (saying sorry), dan menawarkan bantuan (offering help). Materi dibahas dalam 2 kelompok kecil, dengan menekankan pada ekspresi bahasa, pengucapan kalimat dialog, makna yang kontekstual dan pembuatan dialog secara berpasangan. Tujuan dari kegiatan pada hari tersebut adalah peserta mampu menampilkan dialog dalam Bahasa Inggris bersama pasangannya. Seluruh peserta menampilkan dialognya yang mengandung keempat materi yang dipelajari. Para peserta bebas menentukan tempat mereka melakukan dialog, masih di sekitar wantian hutan raya terebut. Ada beberapa peserta yang sudah bagus, mampu menampilkan percakapan dengan lancar dan percaya diri, namun banyak yang meminta berdialog dengan membawa teks. Pelafalan kata masih banyak yang kurang tepat, begitu juga tata bahasa dan kosakata masih sangat perlu mendapat perhatian. Kegiatan diakhiri setelah seluruh peserta menampilkan dialognya.

Pelatihan ketiga dan keempat seharusnya dilakukan pada hari minggu ketiga dan keempat

(7)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 641 bulan Agustus 2020, namun, pelatihan tidak

dilaksanakan sesuai rencana karena ada hal penting yang harus dilakukan oleh kedua instruktur demi kesehatan semua orang. Hal ini didukung oleh keputusan pimpinan Undiksha untuk melakukan program Belajar Dari Rumah (BDR) sampai awal bulan September 2020. Keputusan ini sudah dikomunikasikan dengan baik dengan pihak Pokdarwis Desa Selat.

Pengabdi menyampaikan ke pihak desa bahwa salah satu rekan dosen kami dinyatakan positive covid dan meninggal beberapa hari kemudian. Diambil kesepakatan bersama untuk mencukupkan pelatihan bahasa Inggris tersebut. Kedepannya diharapkan kegiatan pelatihan bahasa Inggris dapat dilaksanakan lagi dengan cakupan materi dan waktu yang lebih banyak.

SIMPULAN

Pemerintah Desa Selat berencana menjadi desa wisata karena memiliki potensi pariwisata seperti kawasan hutan raya, tempat wisata selfie, air terjun, dan jalur trekking. Untuk mendukung rencana ini, sumber daya manusia harus ditingkatkan kualitasnya. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas warga desa, khususnya mereka yang menjadi anggota kelompok sadar wisata atau Pokdarwis Desa Selat adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan kepariwisataan dan keterampilan berbahasa Inggris. Melalui program pengabdian kepada masyarakat, kedua pengabdi yang merupakan dosen pendidikan Bahasa Inggris Undiksha, pada tahun 2020 ini mengadakan P2M Pelatihan Bahasa Inggris bagi Pokdarwis Desa Selat. Tahap kegiatan pelatihan telah dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil penilaian kinerja pada kedua pertemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa para peserta, yaitu anggota Pokdarwis Pandan Harum Desa Selat harus mendapatkan pelatihan Bahasa Inggris yang lebih banyak untuk melatih keterampilan berbicara bahasa Inggris agar nantinya siap menjadi sumber daya yang mendukung program desa Selat menjadi desa wisata. Karena keterbatasan program pengabdian pada tahun 2020 ini, sangat diharapkan untuk tahun-tahun kedepan, kegiatan pelatihan seperti ini dilakukan lagi dengan materi dan waktu pelatihan yang lebih banyak. Sangat perlu juga dilakukan penekanan pada motivasi belajar para peserta untuk menyukseskan program Pokdarwis itu sendiri.

Berdasarkan kegiatan yang terlaksana pada pelatihan tahun 2020 ini, dimana dari rencana empat pertemuan menjadi dua pertemuan saja, dan melihat kemampuan dasar para peserta pelatihan, maka disarankan kepada pihak akademisi, dalam hal ini dosen bahasa Inggris, untuk melakukan pelatihan bahasa Inggris yang lebih intensif dengan cakupan materi dan waktu pelatihan yang lebih lama. Selain itu disarankan pula kepada pihak desa untuk mendorong lebih banyak warga, baik anggota Pokdarwis maupun warga biasa, untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris dengan penuh semangat. Dengan demikian, kerjasama antara akademisi dan masyarakat dapat tetap terjaga dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN

Buleleng, D. P. P. K. (2018). Hutan Raya Selat.

Retrieved from

https://dispar.bulelengkab.go.id/pariwisata /wisata-alam/hutan-raya-selat-50

Indasari, F., & Yanto. (2019). Pengaruh Promosi Pariwisata terhadap Preferensi Wisatawan Mancanegara di Kota Bengkulu. Kaganga.

Retrieved from

https://www.academia.edu/38585474/Pen garuh_Promosi_Pariwisata_Terhadap_Pre ferensi_Wisatawan_Mancanegara_Di_Kot a_Bengkulu

Metera, M. (2018, November 3). Kebun Raya Desa Selat, Buleleng: Mungkinkah Dibangun? #Kolom Made Metera. Tatkala.

Retrieved from

(8)

http://www.tatkala.co/2018/11/03/kebun-Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 642

raya-desa-selat-buleleng-mungkinkah-dibangun-kolom-made-metera/

Richards, J. C. (2006). Communicative

Language Teaching Paradigm. Cambridge

University Press (Vol. 1). Retrieved from https://www.professorjackrichards.com/w

p-content/uploads/Richards-Communicative-Language.pdf

Sahara, S. F. (2017). Pelaksanaan Promosi Melalui Media Cetak Brosur pada Obyek Wisata Balai Kerapatan Tinggi Kabupaten Siak. JOM FISIP, 4(2).

Tribunnews. (2016). Kalahkan Bedugul, Hutan Selat Buleleng Diusul Jadi Kebun Raya.

Retrieved from

https://bali.tribunnews.com/2016/03/11/k alahkan-bedugul-hutan-selat-buleleng-diusulkan-jadi-kebun-raya

Referensi

Dokumen terkait