• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran guru pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter kerja keras siswa Di Sekolah Menengah Pertama Ma’arif Nu 01 Jatinegara Tegal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran guru pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter kerja keras siswa Di Sekolah Menengah Pertama Ma’arif Nu 01 Jatinegara Tegal"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER KERJA KERAS SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MA‟ARIF NU 01 JATINEGARA TEGAL SKRIPSI. oleh: Nur Indah Rahmawati NIM.15110156. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG September, 2019. i.

(2) PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER KERJA KERAS SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MA‟ARIF NU 01 JATINEGARA TEGAL. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd). Oleh: Nur Indah Rahmawati NIM. 15110156. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG September, 2019. ii.

(3) iii.

(4) iv.

(5) MOTTO. ََ َ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ّ َ ُ َّ َ ْ َ َ ُ ّ َ ُ َ َ َّ ‫هللا ِبق ْى ٍم ُس ْى ًءا فَل ُم َر َّد‬ ‫ ِان هللا َل يغ ِير ما ِبقى ٍم حتى يغ ِير ما ِبأهف ِس ِهم ۗ وِاذا أراد‬...” َ َ . ‫ل ُه َو َما ل ُه ْم ِّم ْن ُدو ِه ِه ِم ْن َو ٍال‬ “...Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah mengehendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Qs. Ar-Ra‟d: 11). v.

(6) vi.

(7) vii.

(8) KATA PENGANTAR. ‫ميحرلا نمحرلا هللا مسب‬ Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Guru PAI dalam Membentuk Karakter Kerja Keras Siswa di Sekolah Menengah Pertama Ma’arif NU 01 Jatinegara Tegal” dengan baik. Hal ini merupakan kewajiban sebagai salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia menuju jalan kebenaran. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan informasi dan inspirasi, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada: 1. Kedua orang tua penulis, Bapak Slamet Fahrudin dan Ibu Nur Hidayah yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, do’a, semangat dan motivasi kepada penulis 2. Bapak Prof. Abdul Haris, M.Ag, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dan para pembantu Rektor atas segala layanan dan fasilitas yang diberikan selama peneliti menempuh studi.. viii.

(9) 3. Bapak Dr. H. Agus Maimun, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan ikhlas kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Dr. Marno, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan dalam pelayanan penulisan skripsi 5. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan pelayanan dengan baik 6. Bapak Seful Aziz, S.Pd.I, kepala sekolah SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara Tegal 7. Bapak Ahmad Zuhron, S.Pd selaku guru PAI SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara Tegal yang telah memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan selama penelitian berlangsung 8. Siswa-siswi SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara Tegal turut berpartisipasi membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini 9. Teman-teman seperjuangan PAI D 2015 (Rafika, Nabila, Dina, Vio Nadiyya, Debi dan Zakiyya) 10. Teman-teman Pondok Pesantren Roudhotul Jannah yang senantiasa memberikan dukungan, dorongan dan semangat kepada penulis. ix.

(10) 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kepada semua pihak yang telah disebut diatas, semoga Allah SWT memberikan balasan yang sepadan dan pahala yang berlipat ganda, amiin. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.. Malang, 20 Agustus 2019. Penulis. x.

(11) HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Bapak Slamet Fahrudin dan Ibu Nur Hidayah yang senantiasa memberikan dorongan, dukungan, semangat dan do‟a kepada penulis, semoga senantiasa dalam perlindungan-Nya, diberikan rezeki, rahmat, serta kebahagiaan dunia dan akhirat oleh Allah SWT.. xi.

(12) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulis transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987/ yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: A. Huruf ‫ا‬. =. a. ‫ز‬. =. z. ‫ق‬. =. q. ‫ب‬. =. b. ‫س‬. =. s. ‫ك‬. =. k. ‫ت‬. =. t. ‫ش‬. =. sy. ‫ل‬. =. l. ‫ث‬. =. ts. ‫ص‬. =. sh. ‫م‬. =. m. ‫ج‬. =. j. ‫ض‬. =. dl. ‫ن‬. =. n. ‫ح‬. =. h. ‫ط‬. =. th. ‫و‬. =. w. ‫خ‬. =. kh. ‫ظ‬. =. zh. ‫ه‬. =. h. ‫د‬. =. d. ‫ع‬. =. „. ‫ء‬. =. ‟. ‫ذ‬. =. dz. ‫غ‬. =. gh. ‫ي‬. =. y. ‫ر‬. =. r. ‫ف‬. =. f. B. Vokal Panjang. C. Vokal Diftong. Vokal (a) panjang =. â. ْ‫ = اَو‬aw. Vokal (i) panjang =. î. ْ‫ = اَي‬ay. vokal (u) panjang =. û. ْ‫ = اِي‬î ‫ = ا ُ ْو‬û. xii.

(13) DAFTAR TABEL. 1.1 Originalitas Penelitian ............................................................................. 9 2.1 Konsep Pendidikan Karakter Menurut Para Tokoh ................................. 25 2.2 Klasifikasi Pengertian Karakter Kerja Keras ........................................... 31 4.1 Tabel Prestasi Siswa ................................................................................ 84 5.1 Strategi Pembentukan Karakter Kerja Keras Siswa ................................. 95 5.2 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Kerja Keras ........... 98. xiii.

(14) DAFTAR GAMBAR. 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 50. xiv.

(15) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran I. Surat Izin Penelitian. Lampiran II. Surat Bukti Penelitian. Lampiran III. Bukti Konsultasi. Lampiran IV. Transkip Wawancara dan Observasi. Lampiran V. Dokumentasi. Lampiran VI. Biodata Mahasiswa. xv.

(16) DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .....................................................................................i HALAMAN JUDUL ........................................................................................ii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iv MOTTO .............................................................................................................v NOTA DINAS ....................................................................................................vi SURAT PERNYATAAN ..................................................................................vii KATA PENGANTAR .......................................................................................viii HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................x PENDOMAN TRANSLITERASI....................................................................xi DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xv DAFTAR ISI .....................................................................................................xvi ABSTRAK ..................................................................................................... xviii ABSTRACT .......................................................................................................xix ‫ املستخلص‬........................................................................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. C. D. E. F.. Fokus Penelitian .......................................................................................... 5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6 Originalitas Penelitian ................................................................................. 7 Definisi Operasional .................................................................................... 11. xvi.

(17) G. Sistematika Pembahasan.............................................................................. 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ........................................................................................... 14 1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ..................................................... 14 2. Pendidikan Karakter................................................................................ 22 3. Karakter Kerja Keras .............................................................................. 30 4. Peran Guru PAI dalam Membentuk Karakter Kerja Keras Siswa .......... 43 B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................. 51 B. Kehadiran Peneliti ....................................................................................... 52 C. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 53 D. Data dan Sumber Data ................................................................................ 54 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 55 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 58 G. Pengecekan Keabsahan Data ...................................................................... 61 H. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 62 BAB IVPAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data ................................................................................................ 65 B. Hasil Penelitian ............................................................................................ 67 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Kerja Keras Siswa................................................................... 67 2. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Kerja Keras ......... 79 3. Hasil Pembentukan Karakter Kerja Keras Siswa .................................. 82 BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk Karakter Kerja Keras Siswa .....................................................................................88 B. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Kerja Keras Siswa ..95 C. Hasil Pembentukan Karakter Kerja Keras Siswa ......................................98 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................101 B. Saran ..........................................................................................................102 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................104 LAMPIRAN-LAMPIRAN. xvii.

(18) ABSTRAK Rahmawati, Nur Indah. 2019. Peran Guru PAI dalam Membentuk Karakter Kerja Keras Siswa di Sekolah Menengah Pertama Ma‟arif NU 01 Jatinegara Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: Dr. H. Agus Maimun, M.Pd. Kerja keras merupakan salah satu nilai karakter yang dikembangkan dalam program pendidikan karakter di Indonesia. Kerja keras menjadi hal penting yang paling mendasar bagi peserta didik, karena melalui karakter kerja keras maka akan tumbuh pula karakter-karakter terpuji yang lainnya. Pendidikan di daerah pedesaan yang jauh berbeda kualitasnya dengan daerah perkotaan menuntut adanya perbedaan strategi dan peran guru dalam menumbuhkan karakter kerja keras bagi siswa dalam meraih prestasi guna meningkatkan kualitas pendidikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh guru PAI dalam membentuk karakter kerja keras siswa, (2) Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter kerja keras siswa, (3) Mendeskripsikan hasil pembentukan karakter kerja keras siswa. Adapun metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara mengumpulkan, mereduksi, menyajikan kemudian menarik kesimpulan. Data diuji keabsahannya menggunakan teknik triangulasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) strategi guru PAI dalam pembentukan karakter kerja keras dibagi menjadi dua yaitu melalui pembelajaran di dalam kelas yang berupa mencantumkan nilai karakter kerja keras dalam Silabus dan RPP, keteladanan, pembiasaan, kerja kelompok, serta teguran dan penghargaan. Sedangkan melalui program pengembangan diri terdapat kegiatan rutinan dan kegiatan ekstrakurikuler. (2) faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter kerja keras diantaranya factor keluarga, guru, lingkungan dan kecanggihan teknologi. (3) hasil pembentukan karakter kerja keras adalah meningkatnya semangat dan prestasi belajar siswa serta tumbuhnya karakter disiplin dan tanggung jawab siswa. Kata Kunci: Strategi, Guru PAI, Karakter Kerja Keras. xviii.

(19) ABSTRACT Rahmawati, Nur Indah. 2019. The Role of Islamic Education‟s Teacher in students building hard work character in Junior High School of Ma‟arif NU 01 JatinegaraTegal. Thesis.Departement of Islamic Education Teacher, Faculty of Education and Teaching, State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang. Advisor: Dr. H. AgusMaimun, M.Pd Hard work is one of the character values developed in character education programs in Indonesia. Hard work becomes the most important thing for students, because through the character of hard work there will also grow other commendable characters. Education in rural areas that are much different in quality from urban areas requires different strategies and the role of the teacher in fostering the character of hard work for students in achieving achievements in order to improve the quality of their education. The purpose of this study is to: (1) Describe the strategies undertaken by Islamic education’s teachers in shaping the character of students' hard work, (2) Describe the factors that influence the formation of students' character of hard work, (3) Describe the results of forming the character of students' hard work. The research method used to achieve these objectives is to use a qualitative descriptive approach to data collection techniques through interviews, observation and documentation. Data were analyzed by collecting, reducing, presenting then drawing conclusions. Data was tested for validity using triangulation techniques. The results of this study are (1) Islamic education’s teacher strategy in shaping the character of hard work divided into two namely strategies in learning in the form of including the value of the character of hard work in the syllabus and lesson plans, role models, habituation, group work, and reprimands and rewards. While through self-development programs there are routine activities and extracurricular activities. (2) the factors that influence the formation of the character of hard work include family, teacher, environment and technological sophistication. (3) the results of the formation of the character of hard work are increased student achievementand the growth of the character of discipline and student responsibility. Keywords: Strategy, Islamic Education‟s Teacher, Hard Work Character. xix.

(20) ‫املستخلص‬ ‫رمحوايت‪ ،‬نور عنده‪ . 9102 .‬دور مدرس الرتبية اإلسالمية فيتشكيل شخصية االعمل اجلادللطلبة ادلدرسة الثانوية‬ ‫“معارف هنضة العلماء ‪ ”0‬جاتينيكارى تيكال‪ .‬البحث العلمي‪ ،‬شعبة الرتبية اإلسالمية ‪ ،‬كلية العلوم‬ ‫الرتبية والتعليم‪ ،‬جامعة موالان مالك إبراهيم اإلسالمية احلكومية ماالنج‪ .‬ادلشرف ‪ :‬الدكتور احلاج أكوس‬ ‫ميمون ادلاجستري‬ ‫العمل اجلاد هو من أحد القيم الشخصية ادلتقدمة يف برامج تعليم الشخصيات يف إندونيسيا‪ .‬فأصبح‬ ‫العمل اجلاد أهم شيء ابلنسبة للطالب ‪ ،‬ألن من خالل شخصية العمل اجلاد سينموشخصيات أخرى تستحق‬ ‫الثناء وادلدح‪ .‬التعليم يف ادلناطق الريفية اليت ختتلف بعيدا جودهتا عن ادلناطق احلضرية ‪،‬حيث يتطلب اختالف‬ ‫اسرتاتيجيات ودور ادلدرس يف تشكيل العمل اجلاد للحصول على اإلجنازات لرتقية جودة التعليم‪.‬‬ ‫أما اذلدف من هذا البحث أال وهو ‪ )0( :‬شرح اسرتاتيجيات اليت طبقها ادلدرس الرتبية اإلسالمية يف‬ ‫تشكيل شخصية العمل اجلاد للطلبة‪ )9( ،‬شرح العناصر اليت تؤثر تشكيل العمل اجلاد للطلبة‪ )3( ،‬شرح نتيجة‬ ‫تشكيل العمل اجلاد للطلبة‪.‬‬ ‫فطريقة البحث ادلستخدمة للوصول إىل اذلدف بوسيلة الوصفية النوعية عرب تقنية مجع ادلعطيات عرب‬ ‫ادلكادلة وادلراقبة والتوثيق‪ ،‬وحتليل ادلعطيات ابجلمع وتقليل مث العرض واخلالصة‪ .‬مث اخترب ادلعطيات صحتها بتقنية‬ ‫التثليث‪.‬‬ ‫نتائج هذا البحث هي (‪ )0‬إسرتاتيجيةمدرس الرتبية اإلسالمية يف تشكيل شخصيةالعمل اجلادمقسمةإىل‬ ‫اسرتاتيجيني مهاالتعلم يف شكل تضمني قيمةشخصيةالعمل اجلاديف ادلناهج الدراسيةوخطط الدروس ومناذجاألدوار‪،‬‬ ‫التعود ‪،‬العمل اجلماعي‪ ،‬والتوبيخ وادلكافآت‪ .‬بينمامن خالل برامج التطويرالذايت هناك أنشطة روتينية واألنشطة‬ ‫ادلنهجية‪ )9( .‬العوامال ليت تؤثرعلى تكوين شخصيةالعمل اجلادتشمل األسرة وادلعلم والبيئة والتطورالتكنولوجي‪.‬‬ ‫(‪ )3‬نتائج تكوين شخصيةالعمل اجلاد تزداد حتصيل الطالبون وشخصية االنضباط ومسؤوليةالطالب‪.‬‬ ‫الكلمة املفتاحية ‪ :‬اسرتاتيجية‪ ,‬مدرس الرتبية اإلسالمية‪ ,‬العمل اجلاد‬. ‫‪xx‬‬.

(21) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhirakhir ini, hal ini berkaitan dengan adanya fenomena dekadensi moral yang terjadi ditengah-tengah masyarakat maupun dikalangan pemerintah yang semakin meningkat dan semakin beragam. Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang hanya bisa dicatat dan dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu yang pendek, tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang teraplikasi dalam semua kegiatan siswa baik di sekolah, lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, melalui pembiasaan, keteladanan dan dilakukan secara berkesinambungan. Pada intinya pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat.1 Karakter merupakan nilai-nilai yang identik dengan akhlak sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.2. 1. Nur Ainiyah,“Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Al-Ulum, Vol. 13, No. 1, Juni 2013, hlm. 25-38. 2 Marzuki, M. Murdiono, Samsuri. “Pembinaan Karakter Siswa Berbasis Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Kependidikan, Vol. 41, No. 1, Mei 2011, hlm. 46.. 1.

(22) 2. Tujuan dari pembinaan karakter sendiri adalah untuk mengembangkan sikap yang baik yang akan memungkinkan mereka untuk berkembang secara intelektual, pribadi dan sosial. “As a dangerous as little knowledge is even more dangerous is much knowledge without a strong principled character” (Sebahayabahayanya orang yang sedikit pengetahuan, lebih berbahaya orang yang banyak pengetauan namun karakternya tidak baik)3 Dalam memperkuat pelaksanaan pembinaan dan pendidikan karakter, Kemendiknas mengidentifikasikan 18 nilai karakter yang bersumber dari agama, pancasila dan budaya yang diantara lain adalah: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif), (14) cinta damai, (15) gemar membaca), (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. 4 Berdasarkan uraian mengenai beberapa karakter yang perlu ditanamkan pada siswa tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai karakter kerja keras. Kerja keras menjadi hal yang sangat mendasar bagi kehidupan seseorang, mengapa demikian? Setiap orang di dunia ini pasti memiliki kemauan dan sangat mustahil bila kemauan tersebut dapat diraih dengan cuma-cuma tanpa adanya usaha yang keras. Seorang pengusaha tidak akan pernah meraih kesuksesan tanpa adanya kerja keras. Seorang guru tidak akan pernah. 3. Ikhwanudin. “Implementasi Pendidikan Karakter Kerja Keras dan Kerja Sama dalam perkuliahan” Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 2, No. 2, Juni 2012, hlm. 156. 4 Septiana Sulastri,“Nilai Pendidikan Karakter Kerja Keras dalam Novel 2 Karya Dony Dhirgantoro”. Jurnal Pendidikan Bahasa, No. 2 Vol. 6 Desember 2017.

(23) 3. berhasil mencetak siswa yang pandai tanpa adanya kerja keras. Begitu pula dengan seorang siswa tidak akan pernah bisa meraih prestasi tanpa kerja keras dengan cara belajar giat dan bersungguh-sungguh. Senada dengan pernyataan yang dilansir oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD), menyebutkan bahwa “The Fact that large proportions of students in most countries consistently believe that student achievement is mainly a product of hard work, rather than inherrited intellegence...” Bahwa hal terpenting dan kunci utama prestasi siswa adalah karena adanya kerja keras dan kemauan tinggi. Kerja keras dan kemauan yang tinggi dalam diri siswa menggeser kecerdasan yang didapat secara bawaan atau keturunan siswa dalam meraih prestasi.5 Karakter kerja keras perlu ditumbuhkan agar siswa terbiasa bersungguhsungguh dalam melakukan sesuatu untuk mencapai segala yang diinginkan. Karakter kerja keras dalam konteks pendidikan pada umumnya menitik beratkan pada bagaimana kerja keras siswa dalam berlomba-lomba meraih prestasi, lebih dari itu dimulai dari karakter kerja keras maka akan muncul karakter-karakter yang lain. Misalnya, dengan kerja keras siswa untuk selalu tidak datang terlambat ke sekolah maka akan melahirkan karakter disiplin dan menghargai waktu pada diri siswa. Dengan kerja keras siswa melawan rasa malas untuk selalu mengerjakan tugas rumah maka akan melahirkan karakter tanggung jawab pada diri siswa dan lain sebagainya. 5. Ayu Fatma Azwar Pratiwi,”Peningkatan Sikap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Masalah Sosial Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD N Besuki”Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyyah Purwokerto, 2016,hlm. 9..

(24) 4. Pembentukan karakter kerja keras di sekolah tidak mutlak hanya menjadi tanggung jawab guru saja akan tetapi semua komponen sekolah. Semuanya memiliki peran penting dalam pembentukan karakter siswa. Sebagaimana yang kita ketahui, sosok pertama yang menjadi teladan dalam membentuk karakter siswa adalah keluarga. Mudahnya, jika dibuat perbandingan keluarga memiliki 70% waktu dan kesempatan dalam membentuk dan mendidik karakter anak. Kendati demikian, bukan berarti peran guru dalam pembentukan karakter ini tidak berarti apa-apa, di sekolah wewenang dan tanggung jawab guru terhadap siswa sama besarnya dengan wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki keluarga terhadap anak. Dalam konsep pendidikan islam, tanggung jawab guru terhadap siswanya bukan hanya dalam proses pembelajaran saja tetapi juga berlangsung hingga proses pembelajaran berakhir bahkan sampai di akhirat. Dalam hal ini terlihat bahwa guru memgang kunci keselamatan ruhani pada masyarakat.6 Pendidikan bukan hanya mencetak peserta didik yang pandai, pintar, dan cerdas tetapi juga berorientasi membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur, berpribadi dan bersusila.7 SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara merupakan sebuah lembaga sekolah yang terletak di sebuah desa kecil dengan mayoritas masyarakat yang belum paham betul dengan pendidikan sehingga memiliki pengaruh besar terhadap semangat siswa dalam belajar. Kendati demikian, sekolah ini tercatat mampu meraih. 6. Barnawi dan M. Arifin, ”Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012), hlm. 91 7 Agus Wibowo, “Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 106..

(25) 5. beberapa prestasi baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari strategi yang dilakukan oleh sekolah termasuk didalamnya juga terdapat peran dari guru PAI. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai karakter kerja keras di SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara. Pembentukan karakter kerja keras ini dilakukan bukan hanya dalam proses pembalajaran dalam kelas saja akan tetapi juga dilakukan di luar kelas. Pada umumnya sekolah ini tidak berbeda dengan sekolah swasta lainnya, akan tetapi dengan letak geografis sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki serta kultur yang dibawa masing-masing siswa membuat peneliti tertarik untuk menjadikan sekolah tersebut sebagai objek penelitian. Pada akhirnya, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembentukan karakter kerja keras maka peneliti ingin mengkaji dan mengadakan penelitian tentang “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Kerja Keras Siswa di Sekolah Menengah Pertama Ma‟arif NU 01 Jatinegara Tegal”. B. Fokus Penelitian 1.. Bagaimana strategi guru PAI dalam membentuk karakter kerja keras siswa SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara?. 2.. Apa faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam membentuk karakter kerja keras siswa?.

(26) 6. 3.. Bagaimana hasil pembentukan karakter yang dilakukan oleh guru PAI terhadap perilaku siswa SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara?. C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan strategi yang dilakukan guru PAI dalam membentuk karakter kerja keras di SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara Tegal 2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pembentukan karakter kerja keras siswa SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara Tegal 3. Mendeskripsikan hasil pembentukan karakter yang dilakukan oleh guru PAI terhadap perilaku siswa SMP Ma’arif NU 01 Jatinegara Tegal D. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah disebutkan, maka diharapkan penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi lembaga sekolah Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap lembaga pendidikan tersebut juga lembaga pendidikan yang lainserta memberikan informasi terkait pentingnya penanaman karakter kerja keras pada siswa yang harus dipertahankan dan dikembangkan oleh seluruh warga sekolah. 2. Bagi Peneliti Menambah wawasan keilmuan, pengetahuan,serta pengalaman untuk kemudian dijadikan pedoman di masa yang akan mendatang dalam membentuk, membina serta mengembangkan karakter kerja keras siswa. 3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan:.

(27) 7. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan yang berkaitan dengan karakter kerja keras serta diharapakan mampu menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan peran dan strategi guru pendidikan agama islam dalam membentuk karakter kerja keras siswa. 4. Bagi jurusan Pendidikan Agama Islam Penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya tentang peranan dan strategi guru pendidikan agama islam dalam membentuk karakter kerja keras terhadap siswa.. E. Originalitas Penelitian Guna mengetahui sisi mana yang telah diungkapkan dan belum terungkap dari penelitian diperlukan adanya kajian terdahulu. Ada beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Penelitian pertama yang relevan adalah “Pembentukan Karakter Kerja Keras pada Siswa SMP (Studi Kasus di SMP Muhammadiyyah 8 Surakarta Kelas VII Tahun Pelajaran 2013/2014)” yang disusun oleh Muhammad Didik Bagus Efendi pada tahun 2014. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa guru dalam pembentukan karakter kerja keras siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Surakarta dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) Guru menciptakan suasana kompetensi yang sehat, 2) Guru menciptakan etos kerja yang pantang menyerah kepada siswa, 3) Guru menciptakan suasana belajar yang menantang kepada siswa, 4) Guru memerintahkan siswa untuk membuat pajangan slogan/motto tentang giat bekerja/belajar. Terdapat beberapa kendala dan solusi dalam pembentukan.

(28) 8. karakter tersebut, diantaranya adalah: 1) Rendahnya rasa percaya diri siswa yang kemudian oleh guru diberikan motivasi secara terus menerus. 2) Rendahnya semangat siswa dalam belajar yang kemudian secara rutin diberikan bimbingan oleh guru dalam belajar. Dari beberapa hlm yang dilakukan oleh guru tersebut, maka menghasilkan karakter kerja keras pada siswa. Penelitian kedua yang relevan adalah “Penanaman Karakter Kerja Keras dan Tanggung Jawab pada Anak Keluarga Nelayan” yang disusun oleh Tomi Dwinata Hadi pada tahun 2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Profil karakter kerja keras dan tanggung jawab anak nelayan di Dusun Tawang Kulon Pacitan ini adalah sikap anak yang selalu membantu kedua orang tua, semangat mengerjakan tugas sekolah, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, 2) Penanaman karakter kerja keras dan tanggung jawab oleh orang tua adalah melalui memberi arahan kepada anak, melatih untuk mandiri, memberikan motivasi, mengingatkan untuk selalu semangat dan tidak mudah putus asa, 3) Selalu memberi bimbingan dan ancaman yang bersifat mendidik serta tidak lupa untuk senantiasa memberi semnagat dan motivasi. Penelitian Ketiga yang relevan adalah “Penanaman Karakter Kerja Keras dan Menghargai Prestasi Pada Siswa (Studi Kasus di Jurusan Tari SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017) yang disusun oleh Siti Nurjannah pada tahun 2017. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa penanaman karakter siswa jurusan tari diwujudkan dengan cara peserta didik harus mampu mengerjakan tugas dengan tuntas, mengelola waktu melalui motto mengenai giat bekerja, mampu menciptakan kompetensi yang sehat, dan dapat memberi solusi.

(29) 9. atas permasalahan yang muncul. Dalam penelitian ini, peneliti menunjukkan bahwa terdapat kendala dalam penanaman karakter kerja keras diantaranya adalah kurang tanggung jawab untuk belajar, kurang semangat, kurang kompetitif, tidak memiliki prinsip untuk belajar, kurang peduli terhadap motto giat belajar, rasa iri dan kurang percaya diri. Solusinya guru memberikan bimbingan, motivasi serta semangat dalam belajar kepada siswa serta menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa dan mengarahkan siswa untuk belajar secara tuntas dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian N No Nama Peneliti dan Persamaan. Perbedaan. Orisinalitas. Judul Penelitian. Peneliti. 1. Muhammad Didik Meneliti Bagus. Efendi tentangkarakte. “Pembentukan Karakter. -. r kerja keras. Strategi. Penelitian. dilakukan. memfokuskan. oleh. Kerja. guru kepada. peran. PKn. guru. Fokus. dalam. SMP (Studi Kasus. penelitian. membentuk. di. ini. Keras pada Siswa. SMP. -. adalah karakter kerja. Muhammadiyyah 8. tentang. Surakarta. penanaman. VII. Kelas Tahun. PAI. atau. Pelajaran. internalisasi. 2013/2014)”. nilai. keras siswa.

(30) 10. Skripsi. Universitas. karakter. Muhammadiyyah. kerja keras. Surakarta. 2014 2.. Tomi. Dwinata Meneliti. Hadi. “Penanaman tentang Karakter. Penelitian. Penelitian. memfokuskan. hanya. Kerja karakter kerja pada dua aspek pada. Keras. dan keras. Tanggung. Jawab. pada. yaitu karakter aspek. fokus satu yaitu. kerja keras dan pembentukan. Anak. Keluarga Nelayan”. tanggung. karakter kerja. jawab. keras. Skripsi. Universitas Muhammadiyyah Surakarta. 2015 3 3.. Siti. Nurjannah. Meneliti. “Penanaman Karakter. tentang. Penelitian. memfokuskan. Kerja karakter kerja tentang. Keras. dan keras. K Sasaran penelitian adalah. peran. internalisasi. guru. Menghargai. nilai-nilai. dalam. Prestasi Pada Siswa. karakter kerja pembentukan. (Studi. keras. Kasus. di. Jurusan Tari SMK Negeri 8 Surakarta Tahun. Pelajaran. PAI. karakter kerja keras.

(31) 11. 2016/2017)” Skripsi. Universitas Muhammadiyyah Surakarta. 2017. F. Definisi Operasional Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan mudah tentang arah penelitian ini, alangkah baiknya peneliti menjabarkan beberapa kata kunci yang terdapat dalam penelitian ini: 1. Strategi Strategi merupakan suatu cara atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai sesuatu yang telah direncanakan. 2. Guru Pendidikan Agama Islam Guru atau pendidik, adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Orang yang dibebani tanggung jawab terhadap perkembangan anak didik, baik afektif, kognitif maupun psikomotorik.8 Guru pendidikan agam islam merupakan seseorang yang dibebani tanggung jawab dan amanah untuk mendidik anak dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan agar mencetak anak didik yang shlmih. 3. Internalisasi. 8. Moh. Haitami Salim, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2017),hlm. 49..

(32) 12. Internalisasi merupakan sebuah penghayatan terhadap suatu nilai yang menjadi keyakinan yang kemudian diwujudkan dalam sikap, perilaku serta tindakan. 4. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam mengajarkan, menanamkan kebiasaan baik agar siswa paham, merasakan, dan mau melakukannya di kehidupan sehari-hari. 5. Kerja Keras Kerja keras merupakan suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan tugasnya sampai tuntas. 6. Dampak Dampak adalah imbas atau pengaruh baik buruk yang terjadi dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. G. Sistematika Pembahasan BAB I:. Pendahuluan, yang memuat latar belakang, fokus penelitian, manfaat penulisan, originalitas penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.. BAB II:. Kajian Pustaka, yang didalamnya memuat kajian teori yang membahas. tentang peran guru Pendidikan Agama. Islam,. Pendidikan Karakter, Pendidikan Karakter Kerja Keras, serta indikator keberhasilan karakter kerja keras, serta kerangka berfikir..

(33) 13. BAB III:. Metode Penelitian, merupakan bab yang didalamnya memaparkan tentang pendekatan dan jenis penelitian. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan juga data data penelitian seperti kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian.. BAB IV:. Paparan Data dan Hasil Penelitian, bab ini berisi tentang data yang diperoleh dari hasil penelitian. BAB V:. Pembahasan, bab ini berisi tentang analisa dan interpretasi data.. BAB VI:. Penutup, bab ini berisi kesimpulan serta saran-saran yang bersifat konstributif..

(34) BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Guru atau pendidik, adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Orang yang dibebani tanggung jawab terhadap perkembangan anak didik, baik afektif, kognitif maupun psikomotorik.9 Guru disebut dengan guru PAI karena tugas utamanya terletak pada kemampuan membelajarkan bagaimana agama islam bisa dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik secara cepat dan proporsional. Dari segi bahasa pendidik diartikan sebagai orang yang mendidik. Dalam arti luas pendidik adalah orang yang memberikan pengaruh terhadap pembinaan orang. lain. agar. tumbuh. dan. berkembang. potensinya. menuju. kesempurnaan.10 Munculnya kata pendidik tentunya tidak lepas dari kata pendidikan.Pendidik dituntut mampu untuk memainkan peranan dan fungsinya dalam menjalankan tugas kependidikannya. Hal ini untuk menghindari adanya benturan fungsi dan peranannya, sehingga pendidik dapat menempatkan kepentingan sebagai individu, masyarakat, warga negara dan pendidik itu sendiri. 9. Moh. Haitami Salim, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2017),hlm. 49. A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 68.. 10. 14.

(35) 15. Pendidikan agama islam diartikan sebagai usaha dan tindakan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama. Berangkat dari pengertian tersebut maka pengertian. guru. pendidikan agama islam adalah seseorang yang mendidik, mengajar, memberi contoh dan keteladanan pada peserta didik untuk berbuat kebaikan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam agama islam. Guru pendidikan agama islam merupakan seseorang yang dibebani tanggung jawab dan amanah untuk mendidik anak dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan agar mencetak anak didik yang shalih. Seorang pendidik bukanlah bertugas sebagai transfer of knowledge saja, lebih dari itu fungsi dan tugas pendidik setidaknya mencakup tiga hlm: (1) Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan penilaian. (2) sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan anak didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakannya. (3) sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin mengendalikan diri sendiri, anak didik dan masyarakat terkait yang menyangkut upaya pengarahan,.

(36) 16. pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program yang dilakukan.11 b. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Kata pendidik dalam bahasa indonesia jika dicarikan sinonim dalam literature bahasa arab maka akan ditemukan beberapa istilah yang bisa disepadankan dengan istilah pendidik. Apabila istilah pendidikan disepadankan dengan ta’lim maka sebutan untuk seorang pendidik adalah mu’allim.Apabila istilah pendidikan disamakan dengan tarbiyyah maka sebutan untuk pendidik dalam hlm ini adalah murabbi.Tergantung pada konteks pemaknaan pendidikan terlebih dahulu kemudian baru pada pemaknaan pendidik itu sendiri. Berkaitan dengan beberapa istilah diatas, maka dapat diambil kesimpulan tentang tugas seorang pendidik yang diantaranya adalah: 1) Sebagai Mu’allim, artinya bahwa seorang pendidik itu adalah orang yang berilmu (memiliki ilmu) pengetahuan yang luas, dan mampu menjelaskan/ mengajarkan/ mentransfer ilmu kepada peserta didik dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan 2) Sebagai. Mu’addib,. artinya. bahwa. seorang. pendidik. wajib. mendisiplinkan dan menanamkan sopan santun kepada peserta didik. Untuk melakukan hlm demikian, tentunya seorang mu’addib sendiri. 11. Imam Musbikin, Guru yang Menakjubkan, (Jogjakarta: BukuBiru, 2010), hlm. 52..

(37) 17. adalah orang yang sangat disiplin serta dilandasi etika dan moral yang baik agar nantinya menjadi teladan yang baik pula bagi peserta didik. 3) Sebagai. Mudarris,. artinya. seorang. pendidik. harus. memiliki. kecerdasan intelektual lebih dan berusaha untuk menghilangkan kebodohan dan ketidaktahuan peserta didik dengan cara mengasah intelektualnya melalui proses pembelajaran. 4) Seorang Mursyid, artinya orang yang memiliki kedalaman spiritual atau memiliki tingkat penghayatan yang dalam terhadap nilai-nilai keagamaan. Memiliki ketaatan dalam hlm peribadatan yang tentunya nanti akan berpengaruh terhadap sikap religius siswa untuk mengikuti jejak kepribadian tersebut melalui pendidikan. Guru sebagai selain pendidik memiliki tugas juga memiliki tanggung jawab yang sangat penting bukan hanya sebagai pengajar. Diantara peran penting tersebut adalah:12 1) Guru sebagai korektor, sebagai seorang korektor guru harus cerdas dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang mana. nilai-nilai. yang. baik. harus. terus. dipertahankan. dan. dikembangkan, sedangkan nilai-nilai yang buruk harus disingkirkan. Hal ini senada dengan firman Allah Qs. Al-Baqarah: 53. ُ َّ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ََٰ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ ‫ان ل َعلك ْم َت ْه َت ُدو َن‬ ‫و ِإذ ءاتينا مىس ى ٱل ِكتب وٱلفرق‬. 12. Imam Musbikin, Guru yang Menakjubkan, (Jogjakarta: Buku Biru, 2010), hlm. 55.

(38) 18. “Dan ingatlah, ketika kami berikan kepadamu Musa al-kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah agar kamu mendapatkan petunjuk” 2) Guru sebagai Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik. Guru harus memberikan petunjuk dan pengarahan bagaimana cara belajar yang baik. Firman Allah dalam surat Al-Mu’min ayat 38:. َ َ َّ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ ‫ال َّال ذ ي‬ َ ‫َو َق‬ ‫الرش ِاد‬ ‫آم َن َي ا ق ْو ِم ات ِب ُع و ِن أ ه ِد ك م س ِب يل‬ ِ “Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.. 3) Guru sebagai Informator,Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diluar pengajaran yang sudah ditentukan dalam kurikulum 4) Guru sebagai organisator, sebagai seorang organisator guru dituntut untuk mampu mengelola kegiatan akademik (pembelajaran) peserta didik. 5) Guru sebagai motivator, yaitu pendidik harus mampu untuk mendorong peserta didik untuk bergairah dan aktif dalam belajar. 6) Inisiator, artinya guru harus mampu menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pengajaran dan pendidikan..

(39) 19. 7) Guru sebagai fasilitator, sebagai seorang fasilitator guru hendaknya meyediakan fasilitas yangmemudahkan proses pembelajaran. Baik fasilitas materi yang mumpuni ataupun sarana prasarana sekolah yang memadai. 8) Sebagai mediator, pendidik bertanggung jawab sebagai mediator artinya harus mampu menjadi media yang berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi edukatif. 9) Guru sebagai Supervisor, tugas guru sebaagai seorang supervisor adalah guru harus dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara khusus dan kritis terhadap suatu mata pelajaran. Oleh karena itu jelaslah bahwa kata pendidik dalam perspektif islam yang selama ini berkembang dikalangan masyarakat adalah memiliki makna yang sangat luas dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik agar peserta didik tumbuh dan berkembang kea rah yang lebih baik dan sempurna. Dalam kata lain, mendidik merupakan suatu kegiatan yang didalamnya bukan hanya terdapat pengajaran, lebih dari itu mendidik adalah sebuah keteladanan, membimbing, melatih, mengatur serta memfasilitasi berbagai hlm kepada peserta didik agar dapat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. c. Guru Sebagai Pendidik Karakter Menjadi seorang pendidik karakter tentu bukan hal yang mudah bagi semua orang. Diperlukan beberapa sikap-sikap dasar yang memang.

(40) 20. menjadi syarat bagi seseorang menjadi pendidik karakter, diantaranya adalah:13 1. Anti adultisme Adultisme merupakan sebuah keyakinan yang percaya bahwa anak merupakan sosok yang belum dewasa dan karena itu mereka layak diperlakukan seperti anak-anak.Segala bentuk pendapat dan aspirasinya dianggap tidak layak untuk dijadikan bahan pertimbangan ketika. memutuskan. sesuatu.. Dengan. kata. lain,. adultisme. menunjukkan sikap ketidakpercayaan seseorang terhadap kedewasaan orang lain. Kaitannya dalam dunia pendidikan, maka guru dan sekolah tidak mempercayai atas kedewasaan peserta didik jika mereka mampu menghayati dan memaknai kebebasannya. Sikap adultisme dalam pembentukan karakter ini memang harus dihilangkan. Dengan adanya adultisme maka rasa empati satu sama lain akan berkurang. Guru selalu menang dengan egoismenya dan melupakan rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain, sedangkan murid selalu malas mengerjakan apa yang diperintahkan oleh gurunya karena merasa segala apa yang menjadi hasil karya pikirnya tidak dianggap bahkan diapresiasi oleh guru. 2. Mengejar Kesempurnaan Menjadi pendidik karakter berarti menjadi sosok yang siap berubah dan berkembang menjadi individu yang lebih baik. Mengejar 13. Doni Koesoema, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), hlm. 154..

(41) 21. kesempurnaan merupakan hlm yang tepat dilakukan oleh seorang pendidik ketika dalam proses pembentukan karakter siswa maupun dalam proses pembelajaran sebagaimana biasanya. Dengan hlm tersebut, pendidik tidak akan merasa cepat puas atas pencapaian yang diperolehnya, ia akan terus menerus melakukan suatu hlm hingga meraih kata sempurna. Misalkan dalam pembentukan karakter religius siswa pendidik tidakakan merasa puas sebelum peserta didiknya memiliki karakter religius yang mana nilai-nilai islam yang telah diajarkan mampu difahami, di amalkan bahkan dan menjadi kepribadian yang melekat pada diri peserta didik tersebut. 3. Penghayatan nilai secara otentik Pendidikan karakter bisa terjadi karena adanya keyakinan bahwa. setiap. orang. bisa. menghayati. nilai-nilai. moral. dan. kemanusiaan yang diyakininya benar dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.Disinilah guru harus mampu menunjukkan bahwa yang dilakukan adalah penghayatan nilai, bukan karena tekanan dari luar melainkan karena usaha aktif dalam memahami perubahan dalam dirinya.Untuk mitu, menjadi seorang pendidik karakter pertama-tama merupakan sebuah tindakan menuju perubahan diri. Mulai dari dirinya sendiri sebelum ia mewartakannya terhadap orang lain..

(42) 22. 4. Praksis tanggung jawab pribadi Misi guru dalam pembentukan karakter adalah menumbuhkan rasa identitas diri pada peserta didik. Guru menanamkan bahwa setiap orang bebas menentukan pilihan dan jalan hidup serta bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambilnya. Karena ketika peserta didik mampu menentukan jalan apa yang dia pilih, maka dia harus siap dengan segala konsekuensi baik buruk yang akan dia terima atas pilihannya. 5. Pengembangan tanggung jawab sosial Pengembangan tanggung jawab sosial diartikan sebagai usaha individu untuk mengubah dan mengelola keadaan sekumpulan individu yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan akan tetapi tiap individu tetap mampu menghayati nilai dan kebebasannya. Dalam pendidikan, pengembangan ini tampak dari bagaimana strategi guru dalam mengelola kelas membangun tim belajar kelas dan menciptakan suasana pembelajaran yang saling mendukung antara satu sama lain. 2. Pendidikan Karakter a. Pengertian Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.Secara etimologis kata karakter berasal dari bahasa Yunani, yaitu Charassein yang berarti to engrave.

(43) 23. yang bisa diartikan mengukir, menerjemahkan, memahatkan dan menggoreskan.14 Pencetus pendidikan pertama yaitu pedagogi Jerman yang bernama F.W Foerster mengatakan bahwa karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang, misalnya kerja keras, sederhana, pantang menyerah, jujur dan lain sebagainya. Dan dengan karakter tersebutlah kualitas seseorang akan diukur. Hermawan Kertajaya mengemukakan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana manusia bertindak, bersikap, berujar, dan merespons sesuatu. Cirri khas ini pun akan diingat oleh orang lain dan kemudian menjadikan suka atau tidaknya seseorang terhadap individu tersebut. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah kualitas mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi penggerak atau pendorong, serta yang membedakan individu dengan yang lainnya. 15 b. Pengertian Pendidikan Karakter Frye menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah gerakan nasional untuk menciptakan sekolah yang dapat membina anak14 15. Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 19 M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), hlm. 13.

(44) 24. anak muda beretika, bertanggung jawab dan peduli melalui keteladanan dan pengajaran karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai yang disepakati bersama.Jelasnya, Thomas Lickona menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai etika yang baik. Secara ringkas, Lickona menyebutkan terdapat tiga unsure pendidikan karakter yaitu: mengetahui kebaikan (Knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good)16 T. Ramli mengungkapkan bahwa pendidikan karakter disejajarkan maknanya dengan pendidikan moral yang mana memiliki tujuan untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi warga yang baik, jika disekolah menjadi peseta didik yang baik serta dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik. Menurut Kemendiknas pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai dirinya, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara yang religuius, nasionalis, produktif dan kreatif. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan pendidikan karakter adalah keadaan jiwa yang menyebabkan seseorang. 16. Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 22..

(45) 25. bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu (Ibnu Miskawih), hal atau kondisi jiwa yang bersifat bathiniah (Al-Ghazali), sesuatu yang mengualifikasi seseorang (Foerster), dan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas seseorang untuk hidup dan bekerja sama dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat dan warga negara (Suyanto). Secara ringkas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur pada peserta didik sehingga mereka dpat memiliki karakter tersebut, dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.17 Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk, menanamkan, memfasilitasi, dan mengembangkan nilai-nilai positif pada anak sehingga menjadi pribadi yang unggul dan bermartabat. Tabel 2.1 Konsep Pendidikan Karakter Menurut Para Tokoh No 1. Nama Tokoh Thomas Lickona. Gagasan Pendidikan karakter adalah suatu usaha. yang. seseorang. dilakukan. untuk. oleh. memahami,. memperhatikan dan melakukan nilai-nilai etika yang baik.. 17. Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi membangun Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 36..

(46) 26. 2. T. Ramli. Pendidikan. karakter. adalah. pendidikan yang bertujuan untuk membentuk. anak. memiliki. kepribadian yang baik. 3. Frye. Pendidikan. karakter. adalah. sebuah gerakan nasional untuk menciptakan sekolah yang dapat membina. etika,. karakter. dan. moral anak.. c. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Terdapat 18 karakter yang dibahas dalam pendidikan karakter, yang mana karakter tersebut semuanya memiliki hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya. Karakter-karakter tersebut antara lain:18 1. Religius Merupakan sebuah perilaku yang mencerminkan kepatuhan dalam melaksanakan ajaran agama yamg dianut, memiliki rasa toleran terhadap agama lain serta hidup rukun berdampingan bersama. 2. Jujur Merupakan sebuah perilaku yang mencerminkan dirinya sebagai orang yang senantiasa dapat dipercaya dalam segala hal.. 18. Ibid, hlm. 100..

(47) 27. 3. Toleransi Merupakan. sebuah. perilaku. yang. menunjukkan. menghargai. perbedaan, baik agama, ras, etnis, pendapat serta berbagai hal. 4. Disiplin Merupakan sebuah perilaku yang menunjukkan tindakan tertib dan patuh pada peraturan. 5. Kerja Keras Merupakan sebuah perilaku yang menunjukkan kesungguhan dalam menghadapi hambatan belajar dan senantiasa berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif Merupakan. tindakan. berpikir. untuk melakukan. sesuatu. dan. menghasilkan sesuatu dengan cara yang baru. 7. Mandiri Merupakan sebuah sikap yang tidak ingin bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab. 8. Demokratis Merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai bahwa semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. 9. Rasa Ingin Tahu Merupakan sebuah sikap dan tindakan selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendalam atas segala sesuatu yang dipelajari, didengar, maupun dilihat..

(48) 28. 10. Semangat Kebangsaan Merupakan sebuah cara berpikir dan bertindak yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi maupun kelompok. 11. Cinta Tanah Air Merupakan sebuah sikap yang menunjukkan kesetiaan serta kepedulian terhadap tanah air. 12. Menghargai Prestasi Merupakan sebuah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, menghargai serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Komunikatif Merupakan sebuah tindakan yang menunjukkan sikap dan rasa senang bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Merupakan sebuah sikap, tindakan dan perkataan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya. 15. Gemar Membaca Merupakan sebuah kebiasaan untuk menyediakan waktu untuk membaca bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya dan orang lain. 16. Peduli Lingkungan.

(49) 29. Merupakan sebuah sikap dan tindakan untuk selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan berupaya memperbaiki kembali kerusakan alam yang ada. 17. Peduli Sosial Merupakan sebuah sikap dan tindakan selalu ingin memberikan bantuan pada orang yang membutuhkan. 18. Tanggung Jawab Merupakan sebuah sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan tepat. d. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter bertujuan untuk membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif berakhlakul karimah, berjiwa luhur dan bertanggung jawab.Dalam konteks pendidikan, pendidikan karakter adlah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi yang positif dalam berakhlakul karimah sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.19 Secara substantive tujuan pendidikan karakter adalah untuk membimbing dan memfasilitasi anak didik agar memiliki karakter positif (baik). Menurut Kemendiknas, tujuan pendidikan karakter antara lain:20. 19. Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human Characters: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 22. 20 Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta: Puskur, 2010), hlm. 7..

(50) 30. 1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). 3. Karakter Kerja Keras a. Pengertian Karakter Kerja Keras Kerja keras merupakan satu dari 18 karakter yang perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam lingkup pendidikan di Indonesia. Bekerja keras diartikan sebagai suatu tindakan atau perilaku semangat dalam bekerja dan belajar serta tidak bermalas-malasan. Makna kerja keras yaitu kita harus lebih banyak bekerja dari orang lain, lebih produktif dan menghasilkan lebih banyak dari orang lain. Dalam dunia pendidikan, pelajar yang sukses adalah pelajar yang menjalani proses pembelajaran secara serius dan penuh kerja keras..

(51) 31. Dharma Kesuma dkk menjelaskan bahwa kerja keras adalah suatu upaya yang dilakukan secara terus menerus dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah menjadi tugasnya dan tidak pernah menyerah sampai tugas tersebut itu selesai. Kerja keras bukan berarti bekerja maksimal dan kemudian berhenti setelah apa yang diinginkan tercapai, titik utama makna kerja keras adalah pada usaha yang dilakukan secara terus menerus.21 Kerja. keras. merupakan. perilaku. sungguh-sungguh. dalam. mengatasi hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.22 Menurut Kementrian Pendidikan Nasional kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menghadapi dan mengatasi berbagai hambatan belajar tugas atau yang lainnya dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah.23 Tabel 2.2 Klasifikasi Pengertian Karakter Kerja Keras No. Nama tokoh. 1 Dharma Kesuma. Pendapat yang dikemukakan Upaya. pantang. menyerah. dalam. menyelesaikan suatu pekerjaan. 2 Elfendri, dkk. Kerja keras merupakan suatu tindakan seseorang yang tidak mudah putus asa. 21. Ismail Marzuki, Lukmanul Hakim, Strategi Pembelajaran Karakter Kerja Keras, Jurnal Pendidikan, No. 1, Vol. 15 Maret 2019, hlm. 83 22 Said Hamid Hasan dkk, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa…., hlm. 8. 23 Ayu Fatma Azwar Pratiwi,”Peningkatan Sikap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Masalah Sosial Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD N Besuki”Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyyah Purwokerto, 2016,hlm. 10..

(52) 32. yang disertai dengan kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan yang di cita-citakan. 3 Kementrian. Kerja keras merupakan perilaku yang. Pendidikan Nasional menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menghadapi dan mengatasi berbagai hambatan belajar tugas atau yang. lainnya. dengan. sungguh-. sungguh dan pantang menyerah. b. Karakter Kerja Keras Perspektif Al-Qur‟an Penjelasan Al-Qur’an terkait tentang karakter kerja keras tertuang dalam Qs. At-Taubah: 105:. َ َ ُ َ ُ َ ُ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َ ُ ‫َ ُ ْ َ ُ َ َ َ َي‬ َ ‫ؤم ُنىن َو َست َر ُّد ْون ِال َى َع ِال ِم الغ ْي ِب‬ ِ ‫وق ِل اعملىا فسير هللا عملكم ورسىله وامل‬ َ َ ُ َ ُ َ َّ ‫َو‬ ‫الش َه َاد ِة ف ُي َن ِّب ُئك ْم ِبما ك ْن ُت ْم ت ْعل ُم ْى َن‬ “Dan bekerjalah kamu, sesungguhnya Allah Ta‟ala dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Dan akan dikembalikan kepada AllahYang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. AtTaubah: 105) Dalam tafsirnya, M Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata Waquli‟malu berarti anjuran untuk manusia agar bekerja karena Allah.

(53) 33. semata dengan berbagai amal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang-orang yang berada di sekitar. Kata Fasayarallahu dijelaskan bahwa maknanya adalah setiap perbuatan baik dan buru yang dilakukan manusia akan dinilai oleh Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin lainnya. Kemudian Wasatarudduha ila „alimil ghaibi wa syahadah yang maknanya bahwa Allah mengetahui apa yang ghaib dan yang tampak kemudian akan diperlihatkan sanksi dan ganjaran atas apa yang telah dikerjakan, baik yang nampak di permukaan atau yang disembunyikan dalam hati.24 Disamping itu, bekerja keras juga menjadi ciri seorang mukmin dicintai oleh Allah, seperti dalam sebuah hadits. َ َ ُ ُْ َ ‫ِا َّن هللا ُي ِح ُّب املؤ ِم َن امل ْحت ِرف‬ Sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang giat bekerja (HR. Baihaqi). Hadits tersebut secara jelas mengungkapkan bahwa islam sangat menyukai orang-orang yang bekerja keras dan sangat membenci orangorang yang hanya pandai berpangku tangan. Setiap orang dibebaskan untuk bekerja apa saja asalkan hlmal dan tidak menyimpang dari syariat agama. Terdapat hadits lain yang juga mengatakan: “Bekerjalah kamu semaksimal yag bisa kamu lakukan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan sehingga kamu menjadi. 24. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2006) Jil. V, hlm. 711..

(54) 34. bosan. Dan sesungguhnya Allah menyukai amal yang dilakukan secara terus menerus meskipun sedikit” (HR. Abu Daud dari Aisyah). Hadits tersebut juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepada ummatnya untuk istiqamah (terus menerus) dalam bekerja. Sebab, nilai suatu pekerjaan bukan hanya dilihat dari hasilnya saja akan tetapi di nilai dari bagaimana usaha seseorang tersebut mampu untuk terus menerus berusaha meskipun hasilnya sedikit. c. Karakteristik Kerja Keras Karakteristik kerja keras dapat dicirikan dan dicenderungkan sebagai berikut:25 1. Merasa risau jika pekerjaannya belum diselesaikan secara tuntas. 2. Mengecek segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. 3. Mampu mengelola waktu yang dimilikinya. 4. Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk menyelesaikan tugas dan tangung jawabnya. 5. Menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditargetkan. 6. Berusaha menggunakan berbagai alternatif cara untuk memecahkan segala hambatan. d. Metode Pendidikan Karakter Kerja Keras Dalam proses pendidikan karakter, diperlukan metode-metode pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik kepada. 25. Ayu Fatma Azwar Pratiwi,”Peningkatan Sikap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Masalah Sosial Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD N Besuki”Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyyah Purwokerto, 2016,hlm. 9..

(55) 35. siswa. Beberapa metode pendidikan karakter kerja keras yang perlu dilakukan diantaranya adalah:26 1. Metode Hiwar atau Percakapan Metode yang dilakukan dengan cara melakukan percakapan secara silih berganti antara dua pihak atau lebih bertanya jawab tentang suatu topik. Metode tersebut dinilai efektif dalam pendidikan karakter dikarenakan apabila hiwar dilakukan dengan baik dan memenuhi etika dalam berdialog, maka sikap orang yang terlibat dalam dialog tersebut akan mempengaruhi lawan bicaranya. 2. Metode Qishash atau Cerita Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, kisah memiliki peranan yang sangat penting karena didalamnya terdapat berbagai keteladanan dan edukasi. 3. Metode Amtsal atau Perumpamaan Metode perumpamaan dinilai efektif dalam pendidikan karakter, hal ini dikarenakan metode perumpamaan memiliki tujuan antara lain: a) Mendekatkan makna pada pemahaman b) Merangsang kesan dan pesan yang berkaitan dengan makna tersirat dalam perumpamaan tersebut. c) Perumpamaan menggerakkan perasaan kemudian menggugah kehendak untuk melakukan suatu kebaikan. 26. Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 88..

(56) 36. 4. Metode Uswah atau Keteladanan Dalam pendidikan karakter, metode uswah ini menjadi metode yang paling efektif dan efisien karena dalam hlm ini peserta didik merupakan sosok yang selalu meneladani dan mengikuti apa yang dilakukan oleh gurunya. Hlm ini memang karena secara psikologis siswa senang meniru, bukan hanya hlm yang baik bahkan terkadang hal kurang baik pun mereka tiru. Oleh karenanya, guru perlu memberikan teladan yang baik kepada peserta didiknya agar penanaman pendidikan karakter yang baik lebih efektif dan efisien. Allah SWT berfirman dalm QS. Al-Ahzab:21. َّ ُ ْ َ َ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ َ ْ ُ َّ ‫َ ُ ل‬ َ‫َّللا‬ ْ ُ َ َ َ ْ ََ ‫َّللا أ س ىة ح س ن ت ِمل ن ك ان ي رج ى‬ ِ ِ ‫ل ق د ك ان ل ك م ِف ي رس ى‬ َ َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‫َّللا ك ِث ًيرا‬ ‫وال ي ىم ْلا ِخ ر وذ ك ر‬ “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”. Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendidik karakter. Segala sesuatu yang dilakukan oleh guru akan menjadi cerminan keteladanan bagi para siswanya. Guru yang terbiasa melakukan. kegiatan. yang. positif. misalnya. disiplin,. ramah,.

(57) 37. menghargai orang lain dan berakhlaq mulia akan menjadi teladan yang baik pula bagi siswanya, demikian pula sebaliknya.. Keteladanan mengedepankan tindakan nyata daripada sekedar berbicara tanpa tindakan. Dalam satu kisah diriwayatkan ketika Rasulullah SAW diberi minuman sedangkan di sebelah kanan beliau ada anak laki-laki dan di sebelah kiri beliau ada laki-laki yang sudah tua. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada anak laki-laki itu: “Apakah kamu izinkan aku untuk memberi makananku terhadap mereka (orang yang tua) terlebih dahulu?” anak laki-laki itu kemudian menjawab “Tidak, Demi Allah aku tidak akan memberikan hak mu dariku kepada siapapun.” Dalam hlm ini Rasulullah memberikan teladan bagaimana bersikap lemah lembut kepada anak kecil dan tidak meremehkannya di hadapan orang tua yang berada disekitarnya. 27. 5. Metode Pembiasaan Metode ini dinilai sangat efektif dalam pembentukan karakter kerja keras. Ketika guru mengajarkan kepada siswanya untuk bekerja keras dan dilakukan secara terus menerus, maka hal itu akan menjadi suatu kebiasaan yang baik bagi peserta didik. Dalam dunia psikologi, metode ini dikenal dengan sebutan “Operant Conditioning” yang membiasakan peserta didik untuk membiasakan perilaku terpuji, disiplin, giat belajar, bekerja keras serta bertanggung jawab. Adapun 27. M Furqan Hidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa (Surakarta: Yuma Pressindo, 2010), hlm. 42..

(58) 38. pembiasaan kaitannya dengan program pembelajaran terprogram pendidikan karater kerja keras antara lain adalah: a) Membiasakan peserta didik untuk bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkonstruksi sendiri pengetahuannya serta sikap dan keterampilannya. b) Membiasakan peserta didik untuk aktif bertanya dalam kegiatan pembelajaran c) Membiasakan peserta didik untuk selalu berfikir kritis terhadap materi belajar d) Membiasakan peserta didik untuk terus menerus melakukan inovasi dalam. melakukan. pekerjaan. demi. melakukan. perbaikan. selanjutnya. 6. Metode Targhib dan Tarhib (Janji dan Ancaman) Metode yang bisa disebut juga dengan metode reward and punishment ini menjadi metode yang juga efektif dalam pelaksanan pendidikan karakter. Dalam metode ini dimana siswa yang kedapatan melakukan kesalahan makan dikenai hukuman. Sedangkan siswa yang mendapat prestasi maka akan mendapatkan penghargaan atau reward. e. Indikator Keberhasilan dalam Pembentukan Karakter Kerja Keras Indikator keberhasilan dalam pembentukan karakter kerja keras terdapat dua jenis, indikator untuk sekolah dan kelas dan indikator untuk mata pelajaran.Indikator untuk sekolah dan kelas digunakan sebagai penanada yang digunakan oleh kepala sekolah dan guru dan personalia.

(59) 39. sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sekolah sebagai. lembaga. pelaksanaan. pendidikan. budaya. dan. karakter. bangsa.Indikator ini juga berkenaan dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari.28 Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berekenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator ini dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan di sekolah, yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah.29 Adapun indikator keberhasilan dari pembentukan karakter kerja keras adalah: 1. Pengelolaan pembelajaran yang menantang 2. Mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi 3. Berkompetisi secara fair 4. Memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi f. Keutamaan Karakter Kerja Keras Bekerja keras sangat penting untuk dilakukan. Di antara alasan pentingnya bekerja keras adalah hal-hal sebagai berikut: 1. Menunjukkan telah mengoptimalkan potensi dirinya yang harus dijaga harkat dan martabatnya. 2. Seseorang dapat mengubah nasib dirinya agar menjadi lebih baik. 28. Agus Zainul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter berbasis Nilai dan Etika di Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 39 29 Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 99.

(60) 40. 3. Menunjukkan. sikap. tanggung. jawab. dengan. memenuhi. kebutuhan dirinya sendiri. 4. Dapat hidup mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain. 5. Turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar dan negara. 6. Menunjukkan persiapan agar dapat menggapai kesuksesan pada hari esok. Pekerja keras dalam. keras. hidupnya.. selalu. melakukan. Meskipun. hasilnya. perencanaan tidak. dan. dapat. ia. usaha petik. langsung, tetap dapat dimanfaatkan untuk generasi sesudahnya. Dengan berbagai keutamaan dari kerja keras, menunjukkan sifat ini sangat penting untuk dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekerja keras kita akan dapat memperoleh kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. g. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Kerja Keras Siswa 1. Faktor Pendukung a) Naluri Naluri menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembentukan karakter kerja keras pada siswa. Naluri merupakan seperangkat tabiat yang dibawa anak semenjak kecil. Naluri yang ada pada diri siswa berfungsi sebagai motivator penggerak dalam melakukan segala sesuatu.30. 30. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 178..

(61) 41. b) Keluarga Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukkan karakter pada siswa.Keluarga menjadi teladan yang pertama kali ditiru oleh anak.Nabi Muhammad SAW pertama kali diutus oleh Allah untuk mebimbing keluarganya baru kemudian ummatnya.Keluarga yang menjadi penentu bahagia atau tidaknya kehidupan kita kelak di hari kemudian. Keluarga yang baik dan pandai dalam pola asuhnya tentu akanselalu menanamkan nilai kebaikan kepada anak. c) Guru PAI Di lingkungan sekolah, guru mengambil peranan penting sebagai orang tua siswa yang segala tindak tanduknya ditiru oleh siswa. Di sekolah guru yang senantiasa mengajari siswa, pengajaran akhlak, norma, mengingatkan apabila salah dan memberi teladan perilaku terpuji kepada siswa. Maka tidak salah apabila peran guru sangat mendukung keberhasilan pembentukan karakter kerja keras siswa.31 2. Faktor Penghambat a) Faktor Keluarga Keluarga. disamping. menjadi. faktor. pendukung. terlaksananya pembentukan karakter kerja keras juga menjadi penghambat terlaksananya pembentukan karakter kerja keras pada 31. Syaikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim (Jakarta: Pustaka Alkautsar, 2005), hlm. 7..

(62) 42. siswa.Kurang maksimalnya penerapan karakter kerja keras di rumah menjadi penghambat utamanya. Tidak semua anak memiliki kondisi keluarga yang baik, bahkan beberapa diantaranya mengalami kekerasan bahkan di usia dimana dia belum boleh dikenalkan dengan berbagai kekerasan.32 Selain itu, kurangnya pengawasan dan perhatian juga menjadi faktor utama penghambat terbentuknya karakter kerja keras peserta didik.Misalnya, orang tua acuh terhadap prestasi anak, kurang mengawasi kegiatan belajarnya, kurang memberi motivasi belajar kepada anak sehingga menyebabkan anak kehilangan semangat untuk belajar dan berprestasi. Akibatnya, prestasi belajar siswa rendah, kepercayaan diri rendah hingga berakibat pada hal yag tidak terpuji. b) Faktor Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat memiliki pengaruh yang cukup signifikan. dalam. pembentukan. karakter. kerja. keras. anak.. Lingkungan masyarakat membawa pengaruh yang beragam terhadap anak. Hal ini kembali pada orang tua dalam memilihkan lingkungan yang baik untuk anak.33 c) Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi memiliki pengaruh besar bagi anak terlebih dengan keadaan zaman yang semakin maju.Teknologi 32 33. Ibid, hlm. 8 Ibid, hlm. 195..

(63) 43. terlampau membuat peserta didik kecanduan.Akibatnya mereka melalaikan kewajiban belajarnya bahkan mengabaikan kehidupan sekitarnya.Sulit rasanya untuk membendung pengaruh kecanggihan tersebut dalam jiwa dan pikiran anak.Kembali pada peran berbagai pihak untuk mengawasi dan mengontrol tumbuh kembang dan aktivitas anak.34 4. Peran Guru PAI dalam Membentuk Karakter Kerja Keras Siswa Sebelum guru membentuk karakter kerja keras siswa, alangkah lebih baiknya jika guru mengatur strategi yang akan digunakan dalam menerapkan pendidikan karakter kerja keras pada siswa. Strategi tersebut antara lain: a. Strategi Integrasi dan Internalisasi Nilai Karakter Melalui Pembelajaran Pendidikan karakter memerlukanadanya internalisasi nilai, artinya membutuhkan pembiasaan agar nilai-nilai karakter mudah masuk dalam jiwa peserta didik. Pengintegrasian juga perlu dilakukan, dengan caramemadukan antara nilai karakter dengan mata pelajaran. Karena pada hakikatnya, pendidikan karakter memang tidak dapat dipisahkan dengan aspek lain yang ada dalam mata pelajaran. Adapun. dalam. pembelajaran,. kegiatan. mengintegrasikan nilai karakter kerja keras diantaranya adalah:. 34. Ibid, hlm. 9.. yang.

Gambar

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian  N  No  Nama  Peneliti  dan
Gambar 1.1  Kerangka Berpikir  Fenomena Karakter Kerja Keras:
Tabel 4.1  Daftar Prestasi Siswa

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Namun selain faktor kemampuan pegawai pun perlu dipehatikan motivasi kerjanya dimana motivasi kerja yang tinggi akan menciptkan kinerja yang superior dimana hal

Memberikan gambaran secara umum mengenai pemahaman konsep yang dimiliki oleh Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas B dalam menyelesaikan persoalan

Leirillä on myös tarkoitus käydä läpi tulevaisuutta, ja sitä kuinka nuorten toiminta ja isostoiminta jatkuu koulutettavien Kotka-Kymin seurakunnassa, sekä koko Suomen

Melihat dari obyek yang diteliti untuk menjadi dasar perumusan Qa’idah Fiqhiyyah, maka qa’idah fiqhiyyah, itu tidak lain adalah termasuk kumpulan hukum fiqh,

Sumber data yang dipilih juga dapat mempertimbangkan beberapa persyaratan, sebagai mana yang dijelaskan pada (hhtp : yakin-fokus-dan-kreatif- 475427.html), kriteria

Dari latar belakang diatas penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aset, Growth Opportunity, dan DPR Terhadap Struktur Modal

Naquib Al-Attas beranggapan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan kebajikan dalam “diri manusia” sebagai manusia dan sebagai diri individu.. Tujuan

Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh