• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Pre-Klinik Dan Klinik Terhadap Midline Shifting Pada Gigi Tiruan Lengkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Pre-Klinik Dan Klinik Terhadap Midline Shifting Pada Gigi Tiruan Lengkap"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

28 JKGT VOL.1,NOMOR 1, JULY (2019) 28-34

(Penelitian)

Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Pre-Klinik Dan Klinik Terhadap

Midline Shifting

Pada Gigi Tiruan Lengkap

(Kajian pada mahasiswa pre-klinik dan klinik di FKG Universitas Trisakti)

Henry Makmur1, Nova Adrian2

1

Mahasiswa Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti

2

Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Email : novaadrian@gmail.com

ABSTRACT

Background: Facial aesthetic is affected by components that can be observed from the face as a whole (macro-esthetics), and also from the dental components (micro-esthetics). Ideally, the dental midline of a complete denture should coincide with the facial midline of the wearer (i.e. no midline shifting). Among others, one of the main aims of using complete dentures for prosthodontics treatments is to improve facial aesthetic. Consequently, the ability and competency of a dentist to detect midline shifting is vital in order to attain a complete denture with optimal esthetics. In dentistry, the relationship between individual perception of midline shifting and the level of education is often studied. Apart from gender and age, other factors such as the level of education can influence individual’s perception towards midline shifting. The objective of this study is to find out the difference between the perception of pre-clinical and clinical students towards midline shifting in complete dentures. The type of study is cross-sectional observational analytic. Materials and Methods: This study involves 128 pre-clinical and clinical students in FKG Universitas Trisakti. The student’s perception towards midline shifting is measured using 9 photos and a questionnaire. Results: 128 dental students with equal distribution between pre-clinic and clinic students participated in this study. Data analysis showed difference of perception between the two groups (p-value 0.016). Conclusions: There is a significant difference between the perception of pre-clinical and clinical students in FKG Universitas Trisakti towards midline shifting in complete dentures.

Keyword: Facial Aesthetics, Midline Shifting, Level of Education, Complete Dentures

LATAR BELAKANG

Estetik wajah dapat dipengaruhi oleh komponen yang dapat dilihat dari wajah secara keseluruhan (macro-esthetics), seperti kesejajaran antara garis interpupil dan bidang oklusal, hubungan antara garis tengah wajah (facial midline)dan garis tengah dental (dental midline), dan komponen dental (micro-esthetics), seperti proposi, morfologi, posisi dan warna gigi.1-3

Harmonisasi antara posisi dental midline dan inklinasi sumbu gigi dengan faktor horizontal (seperti interpupillary, ophriac, dan lip lines) dan faktor vertikal (seperti facial midline, columella, nasi, dan philtrum) sangat penting untuk mendapatkan penampilan wajah yang estetis.4 Oleh karena itu, banyak penelitian telah dilakukan untuk menganalisis hubungan fitur dan jaringan sekitarnya secara morfologis (seperti bibir, philtrum, mid-palatal suture, frenulum labialis dan papilla insisivus) ke posisi gigi insisivus sentral rahang atas pada individu dengan gigi asli.5

Gigi tiruan lengkap (GTL) merupakan salah satu jenis perawatan prostodontik yang bertujuan, antara lain, memperbaiki estetik wajah. GTL yang memiliki estetik yang bagus dan fungsional yang baik sangat mempengaruhi rasa percaya diri, kesejahteraan, dan kualitas hidup pasien.6 Oleh karena itu, dalam bidang prostodontik, letak facial midline dan dental midline sangat diperhatikan, terutama saat menentukan facial midline pada tahap

penentuan basis gigi tiruan dan oklusal rim, menyeleksi dan menyusun elemen gigi tiruan, dan/atau tahap pasang percobaan GTL, untuk mendapatkan estetik yang ideal.1-3,7-8

Untuk mendapatkan estetik wajah yang ideal pada pembuatan gigi tiruan lengkap, letak facial midline dan dental midline harus berimpit pada satu garis lurus.1-3,7-11 Jika facial midline dan dental midline tidak berimpit, kondisi tersebut dapat disebut sebagai terdapatnya pergeseran midline atau midline shifting.9,12 Pasien merasa gigi tiruan mereka terlihat alami jika letak dental midline gigi tiruan berimipit dengan facial midline dan tidak terdapat midline shifting.4,11 Namun, pada kenyataannya, letak facial midline dan dental midline gigi tiruan lengkap dapat berbeda karena faktor-faktor seperti kesalahan di prosedur klinis, seperti karena kesulitan atau kesalahan saat dokter gigi menentukan facial midline pasien, atau prosedur laboratoris. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil gigi tiruan lengkap dengan estetik yang terbaik, kemampuan dokter gigi untuk menyusun gigi dan mendeteksi midline shifting berperan penting.

Pada bidang kedokteran gigi, hubungan antara persepsi individu terhadap midline shifting dan pendidikan sering diteliti.13-15 Menurut Jornung dkk., selain usia dan jenis kelamin, tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap persepsi individu terhadap midline shifting.13 Selain itu,

(2)

29 persepsi individu terhadap midline shifting juga

dapat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengetahuan, dan lingkungan sosial seseorang.14-15

Untuk dapat menjadi seorang dokter gigi, harus menempuh program studi kedokteran gigi. Program studi tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu preklinik dan klinik. Mahasiswa kedokteran gigi pre-klinik adalah mahasiswa yang sedang/telah mendapatkan ilmu kedokteran gigi dasar di suatu perguruan tinggi, sedangkan mahasiswa kedokteran gigi klinik adalah mahasiswa yang mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan pasien dan untuk menerapkan ilmu dan teori yang didapatkan saat masa pre-klinik.16-18 Dengan bertambahnya tingkat pendidikan, pengalaman dan ilmu yang didapatkan oleh mahasiswa kedokteran gigi pre-klinik dan klinik akan berbeda. Oleh karena itu, persepsi mahasiswa kedokteran gigi pre-klinik dan klinik berbeda. 19-25

Pada penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik tentang midline shifting pada gigi anterior asli pasien. Namun, peneliti menyadari tidak ada penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan dan persepsi tentang midline shifting pada gigi tiruan lengkap terhadap mahasiswa pre-klinik dan klinik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting pada gigi tiruan lengkap dan mahasiswa preklinik dan klinik dapat lebih memperhatikan penyusunan gigi tiruan anterior pada pembuatan gigi tiruan lengkap agar memperkecil terjadinya midline shifting.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi terhadap midline shifting pada gigi anterior GTL. Pengumpulan besar sampel dengan rancangan penelitian potong silang (cross-sectional) dan dengan cara non-probability consecutive sampling.

Mahasiswa pre-klinik dan klinik FKG Universitas Trisakti masing-masing sebanyak 64 orang dipilih menjadi sampel. Kemudian informasi diberikan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Untuk mendapatkan foto wajah pasien yang menggunakan GTL (gambar model penelitian) yang akurat dan bebas distorsi, peneliti memakai kamera sebagai berikut, yaitu type

kamera Nikon D7000, tipe lensa yang dipakai adalah AF Micro-Nikkor 105mm f/2.8D dengan setting exposure Aperture f/8, ISO 200, mode Aperture Priority dan Flash bracket.35

Foto diolah dengan image processing program (Photoshop 7.0, Adobe, San Jose, USA) untuk mendapatkan gambar dengan posisi dental midline yang bervariasi. Dental midline digeser sebanyak 4,0 mm dengan interval 1 mm sehingga menghasilkan gambar dengan 8 posisi dental midline yang berbeda. Kemudian 9 gambar tersebut masing-masing dicetak dengan menggunakan glossy paper ukuran A4 dan disusun secara acak. Sembilan gambar yang dicetak diberikan ke subjek satu per satu secara acak dan diberi waktu 10 detik untuk memberi jawaban ‘terdapat midline shifting’ atau ‘tidak terdapat midline shifting’ untuk setiap gambar pada lembar kuesioner. Skor 1 akan diberikan untuk jawaban “terdapat midline shifting” pada gambar GL1 sampai GL4 dan GR1 sampai GR4, serta untuk jawaban “tidak terdapat midline shifting” pada G0. Skor 0 akan diberikan untuk jawaban sebaliknya, sehingga skor 1 untuk menyatakan jawaban yang benar dan skor 0 untuk menyatakan jawaban yang salah. Skor maksimal yang dapat diperoleh dari tiap gambar adalah 64, sedangkan skor minimal yang dapat diperoleh dari tiap gambar adalah 0. Nilai akhir skor per gambar diolah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara persepsi mahasiswa preklinik dan klinik terhadap midline shifting pada GTL

HASIL

Subjek penelitian ini berjumlah 128 orang mahasiswa FKG Universitas Trisakti yang terdiri dari 64 orang mahasiswa pre-klinik dan 64 orang mahasiswa klinik yang dapat dilihat pada tabel 3.

Subjek penelitian ini memiliki perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang sama yaitu 64 orang berjenis kelamin laki-laki yang terdiri dari 32 orang mahasiswa pre-klinik dan 32 orang mahasiswa klinik, dan 64 orang orang berjenis kelamin perempuan yang terdiri dari 32 orang mahasiswa pre-klinik dan 32 orang mahasiswa klinik.

Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa yang sudah mengikuti dan telah lulus modul 711 ‘Penatalaksanaan Kehilangan Gigi III’ (bidang GTL), dan mahasiswa klinik FKG Universitas Trisakti yang sedang dan/atau telah menyelesaikan tahapan pekerjaan GTL di klinik.

Tabel 3. Karakteristik Pendidikan Subjek Mahasiswa Universitas Trisakti

Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

Male Female

Pre-Klinik 32 32 50

Klinik 32 32 50

(3)

30

Tabel 4. Karakteristik subjek berdasarkan usia (pre-klinik)

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

Pre-Klinik 20 1 1.56 21 57 89.06 22 5 7.81 23 1 1.56 Total 64 100

Tabel 5. Karakteristik subjek berdasarkan usia (klinik)

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

Klinik 20 0 0 21 1 1.6 22 12 18.8 23 21 32.8 24-28 30 46.9 Total 64 100

Penelitian ini dilakukan dengan melihat ada tidaknya perbedaan total skor per gambar antara mahasiswa pre-klinik dan mahasiswa pre-klinik yang diperoleh dari kuesioner.

Tabel 6. Hasil skor pre-klinik (kearah kiri, 0mm)

Gambar GL4 GL3 GL2 GL1 G0 Jarak Shifting (per mm) -4 -3 -2 -1 0 Total Skor 62 57 47 10 44 Percentage (%) 96.88 89.06 73.44 15.63 68.75

Tabel 7. Hasil skor pre-klinik (kearah kanan)

Gambar GR1 GR2 GR3 GR4 Jarak Shifting (per mm) +1 +2 +3 +4 Total Skor 14 38 53 59 Percentage (%) 21.88 59.38 82.81 92.19

Tabel 8. Hasil skor klinik (kearah kiri, 0mm)

Gambar GL4 GL3 GL2 GL1 G0 Jarak Shifting (per mm) -4 -3 -2 -1 0 Total Skor 61 56 45 20 46 Percentage (%) 95.31 87.50 70.31 31.25 71.88

(4)

31

Tabel 9. Hasil skor klinik (kearah kanan)

Gambar GR1 GR2 GR3 GR4 Jarak Shifting (per mm) +1 +2 +3 +4 Total Skor 30 48 57 62 Percentage (%) 46.88 75.00 89.06 96.88

Gambar G0 menunjukkan tidak adanya midline shifting, gambar GL1 sampai GL4 menunjukkan adanya midline shifting kearah kiri dengan interval 1 mm, sedangkan gambar GR1 sampai GR4 menunjukkan adanya midline shifting kearah kanan dengan interval 1 mm.

Skor 1 akan diberikan untuk jawaban “terdapat midline shifting” pada gambar GL1 sampai GL4 dan GR1 sampai GR4, serta untuk jawaban “tidak terdapat midline shifting” pada G0. Skor 0 akan diberikan untuk jawaban sebaliknya, sehingga skor 1 untuk menyatakan jawaban yang benar dan skor 0 untuk menyatakan jawaban yang salah. Skor maksimal yang dapat diperoleh dari tiap gambar adalah 64, sedangkan skor minimal yang dapat diperoleh dari tiap gambar adalah 0.

Hasil kuesioner pre-klinik dapat dilihat pada tabel 6, skor tertinggi yang didapatkan adalah 62 pada GL4, yaitu adanya midline shifting 4 mm ke kiri. Sedangkan skor terendah adalah 10 pada GL1, yaitu adanya midline shifting 1 mm ke kiri. Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa skor tertinggi untuk mahasiswa klinik adalah 62 pada GR4, yaitu adanya midline shifting 4 mm ke kanan. Sedangkan skor terendah adalah 20 pada GL1, yaitu adanya midline shifting 1 mm ke kiri.

Kuesioner disebar kepada 20 subjek terlebih dahulu, yaitu kepada 10 mahasiswa pre-klinik dan 10 mahasiswa klinik untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner.

Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk menunjukkan sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Penelitian ini dilakukan uji validitas dengan menggunakan uji korelasi Pearson dengan N=20 dan signifikansi 5%. Nilai Pearson’s Correlation Coefficient >0,444 menyatakan bahwa indikator

tersebut valid untuk menjelaskan

variabel.Sedangkan jika nilai Pearson’s Correlation Coefficient <0,444 menyatakan bahwa indikator tersebut tidak valid untuk menjelaskan variabel.

Pengertian reliabilitas merunjuk pada instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dan dapat mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan sebuah indikator dengan melihat nilai Cronbrach Alpha. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran dapat menghasilkan data yang reliabel jika memiliki pengukuran reliabilitas yang tinggi. Jika nilai Cronbach Alpha >0,444 untuk N=20 dan signifikansi 5%, kuesioner dianggap reliabel. Namun jika nilai Cronbach Alpha <0,444, kuesioner dianggap tidak reliabel.

Tabel 10. Hasil uji validitas dan reliabilit

Suatu data terdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dengan uji normalitas. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test untuk mengetahui apakah distribusi nilai dalam sampel sesuai dengan distribusi teoritis tertentu. Dari hasil Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh p value 0,000

untuk persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting. Oleh karena p-value yang didapat <0,05, dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal. Oleh sebab itu, uji hipotesis yang akan digunakan adalah Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Test.

Pertanyaan Pearson’s Correlation Coefficient Cronbach Alpha Gambar 1 (G0) 0,828 0,779 2 (GR2) 0,718 0,779 3 (GL2) 0,848 0,779 4 (GL1) 0,828 0,779 5 (GR3) 0,848 0,779 6 (GR4) 0,656 0,779 7 (GL3) 0,718 0,779 8 (GL4) 0,718 0,779 9 (GR1) 0,656 0,779

(5)

32

Tabel 11. Hasil Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Test (kearah kiri, 0mm)

Gambar GL4 GL3 GL2 GL1 G0 Jarak Shifting (per mm) -4 -3 -2 -1 0 Mann-Whitney U 2016.000 2016.0000 1728.0000 1536.0000 1984.0000 Wilcoxon W 4096.000 4096.000 3808.0000 4064.0000 3616.0000 Z -.454 -.274 -.392 -2.078 -.385 Asymp. Sig. (2-tailed) (p-value) .650 .784 .695 .038 .700

Tabel 12. Hasil Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Test (kearah kanan)

Gambar GR1 GR2 GR3 GR4 Total Jarak Shifting (per mm) +1 +2 +3 +4 Mann-Whitney U 1536.0000 1728.0000 1920.000 1952.000 1556.000 Wilcoxon W 3616.000 3808.000 4000.000 4032.000 3636.000 Z -2.966 -1.875 -1.013 -1.162 -2.415 Asymp. Sig. (2-tailed) (p-value) .003 .061 .311 .245 .016

Dari tabel 11 dan 12, melalui uji tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan mahasiswa klinik terhadap midline shifting pada gambar GL1, yaitu adanya midline shifting 1 mm ke kiri, gambar GR1, yaitu adanya midline shifting 1 mm ke kanan (+1mm), dan secara keseluruhan (total) karena p-value <0,05.

Dari p-value yang telah diperoleh, maka hipotesis perbedaan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan pre-klinik terhadap midline shifting pada gigi tiruan lengkap yang diajukan oleh peneliti dapat diterima.

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2018 di FKG Universitas Trisakti, dengan 128 subjek penelitian diambil dari mahasiswa pre-klinik yang telah mengikuti modul 711 ‘Penatalaksanaan Kehilangan Gigi III’ dan mahasiswa klinik yang sedang dan/atau telah menyelesaikan tahapan pekerjaan GTL di klinik.

Untuk mendapatkan estetik yang ideal, letak facial midline pasien dan dental midline gigi tiruan lengkap harus berimpit pada satu garis lurus, sehingga tidak terdapat midline shifting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting pada gigi tiruan lengkap. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai perbedaan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting pada gigi tiruan lengkap, dapat menambah informasi mengenai pentingnya hubungan pengetahuan mahasiswa pre-klinik dan klinik dengan persepsi midline shifting pada gigi tiruan lengkap, serta dapat membantu masyarakat memperoleh pelayanaan dan perawatan GTL oleh dokter gigi yang sesuai dengan tujuan estetik dan fungsional yang baik.

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa p value (secara keseluruhan/total) yang terdapat pada Mann-Whitney Test di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting pada gigi tiruan lengkap. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara persepsi mahasiswa kedokteran gigi pre-klinik dan klinik karena dengan bertambahnya tingkat pendidikan, pengalaman dan ilmu yang didapatkan oleh mahasiswa kedokteran gigi pre-klinik dan klinik akan berbeda.19-25 Selain itu, hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil Jornung dkk. yang menyatakan bahwa selain usia dan jenis kelamin, tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap persepsi individu terhadap midline shifting.13

Selain itu, dari Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Test dapat dilihat bahwa selain p value

(6)

33 secara keseluruhan/total, p value (GL1) dan p value

(GR1) juga kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting yang berjarak 1 mm ke arah kiri maupun ke arah kanan pada gigi tiruan lengkap, dengan mahasiwa klinik memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa pre-klinik. Walaupun mahasiswa pre-klinik dan klinik mendapatkan ilmu mengenai midline shifting yang sama, perbedaan skor tersebut dapat disebabkan oleh karena mahasiswa klinik memiliki kelebihan dalam segi keterampilan kerja, yaitu kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang hanya diperoleh dari praktek, baik yang melalui latihan praktik maupun melalui pengalaman.27 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting, dengan mahasiswa klinik lebih dapat mendeteksi ada/tidaknya midline shifting dibandingkan dengan mahasiswa pre-klinik.

Tabel 6, 7, 8, 9 menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah sampel (n > 32) mahasiswa pre-klinik maupun pre-klinik dapat mendeteksi midline shifting yang berjarak lebih dari 1 mm ke arah kiri dan kanan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Takeo dkk., yaitu jarak midline shifting yang dapat terdeteksi oleh mahasiswa kedokteran gigi adalah di atas ±1,5 mm.4

Dari hasil skor mahasiswa pre-klinik dan klinik pada tabel 6, 7, 8, 9, dapat terlihat bahwa lebih dari setengah sampel (n > 32) mahasiswa pre-klinik dan pre-klinik tidak mampu mendeteksi jarak midline shifting 1 mm ke arah kiri maupun ke arah kanan, karena sebagian besar sampel menjawab ‘tidak terdapat midline shifting’ sedangkan pada gambar GL1 dan gambar GR1 terdapat midline shifting. Hasil tersebut dapat dijelaskan dengan alasan bahwa mahasiswa pre-klinik maupun klinik mengalami kesulitan dalam menentukan letak persis anatomical landmarks yang harus dipakai untuk menentukan letak facial midline karena faktor-faktor seperti asimetri wajah.28 Alasan tersebut juga dapat menjelaskan kenapa mahasiswa pre-klinik maupun klinik tidak mendapat hasil skor maksimal untuk gambar G0 meskipun mahasiswa pre-klinik dan klinik telah mendapatkan ilmu mengenai midline shifting.

Selain itu, hasil skor pada tabel 6, 7, 8, 9 menunjukkan bahwa mahasiswa pre-klinik dan klinik lebih dapat mendeteksi midline shifting yang berjarak 1 mm ke kanan (GR1) dibandingkan dengan midline shifting yang berjarak 1 mm ke kiri (GL1). Hasil ini dapat dijelaskan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria dkk., yang menyatakan bahwa individu yang right-handed lebih memperhatikan hemispatial visual di bagian kanan dibandingkan dengan di bagian kiri.29

Menurut Maria dkk., hal ini dapat dijelaskan dengan teori hemispheric activation, yaitu aktivasi brain hemisphere yang dominan.29 Selain itu, diketahui juga bahwa kurang lebih 90% dari populasi di seluruh dunia merupakan right-handed.30 Sesuai dengan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa pre-klinik dan klinik lebih mampu mendeteksi midline shifting ke arah kanan dibandingkan ke arah kiri.

KESIMPULAN

Terdapat perbedaan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan mahasiswa pre-klinik FKG Universitas Trisakti terhadap midline shifting dengan p-value 0.016 (secara keseluruhan/total) yang didapat dari Mann-Whitney Test. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah sampel (n > 32) mahasiswa pre-klinik maupun klinik dapat mendeteksi midline shifting yang berjarak lebih dari 1 mm ke arah kiri dan kanan, dan sebaliknya lebih dari setengah jumlah sampel (n > 32) mahasiswa pre-klinik dan klinik tidak mampu mendeteksi jarak midline shifting 1 mm ke arah kiri maupun ke arah kanan. Hasil skor mahasiswa pre-klinik dan klinik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa pre-klinik dan klinik terhadap midline shifting yang berjarak 1 mm ke arah kiri maupun ke arah kanan pada gigi tiruan lengkap, dengan mahasiswa klinik memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa pre-klinik. Hasil skor juga menunjukkan bahwa mahasiswa pre-klinik dan klinik lebih dapat mendeteksi midline shifting yang berjarak 1 mm ke kanan (GR1) dibandingkan dengan midline shifting yang berjarak 1 mm ke kiri (GL1).

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada drg Yuniar Zen Sp. Ort dan drg Indra Setiabudi Sp. Pros yang telah memberikan koreksi dan masukan untuk penelitian saya.

KONFLIK KEPENTINGAN

Tidak ada

DAFTAR PUSTAKA

1. Bolender CL, Zarb GA, Carlsson GE. Boucher’s prosthodontic treatment for edentulous patient, 12th ed. St.Louis: Mosby; 2004. p. 354-377.

2. Levine JB, Finkel S. Esthetic diagnosis: a three step analysis. In: Levine JB, Millar BJ, editors. Essentials in esthetic dentistry: smile design integrating esthetics and function. Edinburgh: Elsevier; 2016. p. 4-26.

3. Banerji S, Metha SB. Patien examination and assessment. In: Wilson NHF, Millar BJ, editors. Essentials of esthetic dentistry: principles and practice of esthetic dentistry. Edinburgh: Elsevier; 2015. p. 56-86.

4. Takeo S, Tetsuya S, Iwao H. Influence of midline position and incisal inclination on esthetic

(7)

34 evaluation of complete denture wearers. Prosthodont

Res Pract. 2006; 5: 150-6.

5. Jayalakshmi NS, Ravindra S, Nagaraj KR, Rupesh PL, Harshavardhan MP. Acceptable deviation between facial and dental midlines in dentate population. J Indian Prosthodont Soc. 2013; 13(4): 473-477. DOI: :10.1007/s13191-012-0234-6 6. Alan BC, David TB. McCracken’s removable

partial prosthodontics, 12th ed. St. Louis: Mosby; 2011. p. 5-6, 14-15.

7. Plummer KD. Maxillomandibular records and articulator. In: Arthur OR, John RI, Kevin DP, editors. Textbook of Complete Dentures. 6th ed. Connecticut: PMPH-USA; 2009. p.161-181, 8. John DJ, Lily TG. Removable Partial Dentures: A

Clinician’s Guide. Iowa: John Wiley & Sons; 2009. 94-96.

9. Boksman L. Simplifying laboratory communication: The dental midline position, incisal cant and incisal horizontal plane. Oral Health J [Internet]. [cited 2018 Mar 19] 2010; 71-8. Available from: https://www.clinicalresearchdental.com/marketing/o h%20feb10%20simplifying%20lab.pdf

10. Bruno PS, Emilio JC, Rafael MdF, Ana AVF, Stephen C. Perception of maxillary dental midline shift in asymmetric faces. Int J Esthet Dent. 2015; 10(4): 558-596.

11. Sarah LN, Sebastian DH, Susanne S, Markus BB. Analysis of select facial and dental esthetic parameters. Int J Periodontics Restorative

Dent. 2014; 34(5): 623-629.

DOI:10.11607/prd.1969

12. Jamille BF, Licinio ES, Marcia TOC, Andrea FJM, Andriana ACS, Jose NM. Perception of midline deviations in smile esthetics by laypersons. Dental Press J Orthod. 2016; 21(6): 51-7.

13. Jornung J, Fardal Ø. Perception of patient’s smiles. J Am Dent Assoc. 2007; 138 (12): 1544-53. DOI: 10.14219/jada.archive.2007.0103

14. Talic N, Alomar S, Almaidhan A. Perception of Saudi dentists and lay people to altered smile esthetics. Saudi Dent J. 2013; 25(1): 13-21. DOI: 10.1016/j.sdentj.2012.09.001

15. Cotrim ER, Vasconcelos Júnior ÁV, Haddad AC, Reis SA. Perception of adults’ smile esthetics among orthodontists, clinicians and laypeople. Dental Press J Orthod. 2015; 20(1): 40-44. DOI:10.1590/2176-9451.20.1.040-044.oar

16. Bansal RK. Enhancing education and practice, need for strengthening of internship (rotary housemanship) training in India. Educ Health (Abingdon). 2004; 17(3): 332-8. DOI: 10.1080/13576280400002528

17. Tsai TC, Lin CH, Harasym PH, Violato C. Students’ perception on medical professionalism: the psychometric perspective. Med Teach. 2007; 29(2-3):128-34. DOI: 10.1080/01421590701310889

18. Hays R. Teaching and learning in clinical setting. London: Radcliffe Publishing Ltd; 2005.

19. Baseer MA, Rahman G, Al Kawaey Z, Al Awamy B, Al Manmeen Z, Al Shalaty F. Evaluation of oral health behavior of female dental hygiene students and interns of Saudi Arabia by using Hiroshima University Dental Behavioural Inventory (HU-DBI). Oral Health Dent Manag. 2013; 12(4): 255-61 20. Özyemişci-Cebeci N, Ünver S, Nemli SK. A

comparative study of oral health attitudes and behaviors in dental students. J Dent App. 2014; 1(1);3-7

21. Sharda AJ, Shetty S. A comparative study of oral health knowledge, attitude and behavior of first and final year dental students of Udaipur city, Rajasthan, India. Int J Dent Hyg. 2008; 6(4): 347-53. DOI: 10.1111/j.1601-5037.2008.00308.x

22. Henzi D, Davis E, Jasinevicius R, Hendricson W. In the students’ own words: What are the strengths and weaknesses of the dental school curriculum?. J Dent Educ. 2007; 71(5): 632-45.

23. Özalp N, Dağ C, Ökte Z. Oral health knowledge among dental students. Clinical Dentistry and Research. 2012; 36(1): 18-24.

24. Dimiter K, Stefka K, Janet K. Students’ self-assessment in preclinical and clinical education of prosthetic dentistry. Journal of IMAB. 2014; 20(3):

575-7. DOI:

http://dx.doi.org/10.5272/jimab.2014203.575. 25. Azwar S. Sikap manusia, teori dan pengukurannya.

Yogyakarta : Yogyakarta Pustaka Pelajar; 2009. 26. McLaren EA, Garber DA, Figueira J.. The

photoshop smile design technique (part 1): digital dental photography. Compend Contin Educ Dent. 2013; 34(10): 772, 774, 776.

27. Feri Syahdan. Hubungan antara keterampilan kerja dengan produktivitas kerja. Psikoborneo 2017; 5(1): 1-10.

28. Haraguchi S, Iguchi Y, Takada K. Asymmetry of The Face in Ortodontic Patients. Angle Orthod. 2008; 78(3): 421-6. DOI: 10.2319/022107-85.1 29. De Agostini M, Kazandjian S, Cavézian C,

Lellouch J, Chokron S. Visual aesthetic preference: effects of handness, sex, and age-related reading/writing directional scanning experience. Writing Systems Research. 2010: 1-9. DOI: 10.1093/wsr/wsq006

30. Scharoun SM, Bryden PJ. Hand preference, performance abilities, and hand selection in children. Front Psychol. 2014;5:82. DOI:10.3389/fpsyg.2014.00082

Gambar

Foto  diolah  dengan  image  processing  program  (Photoshop  7.0,  Adobe,  San  Jose,  USA)  untuk  mendapatkan gambar dengan posisi  dental midline  yang  bervariasi
Gambar  GR1  GR2  GR3  GR4  Jarak Shifting  (per mm)  +1  +2  +3  +4  Total Skor  30  48  57  62  Percentage  (%)  46.88  75.00  89.06  96.88
Tabel 11. Hasil Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Test (kearah kiri, 0mm)

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan data penelitian yang tersedia yaitu dana realisasi CSR dan total penjualan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maka dari 13 perusahaan otomotif

terhadap perawat didapatkan data bahwa perawat mempunyai keinginan pindah ke organisasi lain jika diberikan kesempatan yang lebih baik, dan terkait iklim etika di

Pada pelaksanaan acara Indonesia Culture Day 2013 ini, berdasarkan tiket yang terjual dan visual jumlah tempat duduk yang tersedia, kurang lebih 600 penonton hadir sehingga dari hasil

Dengan menggunakan metode penaksiran regresi-linear, terdapat jenis model yang sering digunakan, yaitu model logit-binomial-selisih. Pada model logit-binomial-selisih

Gambar 7, menunjukan penjabaran diagram alir secara keseluruhan, di dalam diagram alir terdapat konfigurasi library untuk memproses semua library yang digunakan. Inisialisasi

Untuk mengukur kuatnya mediasi variable Information Usefulness dan Information Adoption pengaruh Information Credibility terhadap vaiabel Purchase Intention pada getok

1) Mentakhri&gt;j hadis yang menjadi amalan para fuqaha. Dalam kitabnya, Imam Tirmidhi&gt; tidak meriwayatkan hadis kecuali hadis yang diriwayatkan oleh fuqaha, kecuali dua

Hasil modifikasi dan uji kinerja kompor bertekanan dengan menggunakan minyak jarak pagar diperoleh sebagai berikut: konsumsi bahan bakar 935 ml/jam; pre-heating 17 menit;