• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KINERJA PEREKONOMIAN DAERAH, TANTANGAN & HAMBATANNYA Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENENTU KINERJA PEREKONOMIAN DAERAH, TANTANGAN & HAMBATANNYA Oleh:"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENENTU

KINERJA PEREKONOMIAN

DAERAH, TANTANGAN &

HAMBATANNYA

Oleh:

Himawan Hariyoga

Direktur Otonomi Daerah, BAPPENAS

Disampaikan dalam Focus Group Discussion “Tata Kelola Ekonomi Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi” di Kemenko Perekonomian, 12

(2)

PENDAHULUAN

• BELUM ADA KAJIAN KOMPREHENSIF (?)

– MULTI ASPEK, MULTI DIMENSI, MULTI

KONSEP/TEORI, HUBUNGAN KETERKAITAN YANG

KOMPLEKS

– KETERBATASAN DATA DISAGREGATIF YG MEMADAI

– HETEROGENITAS YG TINGGI DLM KARAKTERISTIK

WILAYAH & DAERAH DI INDONESIA

• KPPOD TERMASUK YG MENCOBA KAJIAN

(SURVEY) KOMPREHENSIF

– TETAP TERBATAS: CAKUPAN DRH, METODOLOGI,

LINGKUP SUBSTANSI

– SANGAT DIBUTUHKAN & PATUT DIAPRESIASI DAN

DIDUKUNG

• PRAKARSA KEMENKO PEREKONOMIAN SANGAT

DIAPRESIASI & PERLU DIDUKUNG BERSAMA

(3)

3

PEMBANGUNAN DAERAH DALAM

KERANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL

integral dari pembangunan nasional dalam

rangka pencapaian sasaran nasional yang

disesuaikan dengan potensi, aspirasi, dan

permasalahan pembangunan di daerah.

merupakan

tanggung jawab bersama

antara pemerintah pusat, provinsi, dan

kabupaten/kota.

agregasi sinergis dari kinerja pembangunan

(4)

Sejak Desentralisasi & Otda peningkatan pertumbuhan

Sejak Desentralisasi & Otda peningkatan pertumbuhan

ekonomi dibarengi dengan peningkatan kesenjangan

ekonomi dibarengi dengan peningkatan kesenjangan

pembangunan antar wilayah

pembangunan antar wilayah

Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Kesenjangan Indonesia Tahun 1994-2006 -15% -10% -5% 0% 5% 10% 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun P e rt um buha n E k onomi ( d a la m %) 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 Ko v a ri a n s P D RB P rov in s i s e -I ndone s ia

(5)

5

Matriks Sebaran Propinsi

Menurut Rata-rata Kontribusi PDRB Provinsi Terhadap PDB Dan Rata-rata Pertumbuhan PDRB Provinsi, 2001-2005

Tingkat Pertumbuhan Kontribusi PDRB PDRB Provinsi Thd PDB K P K P K P

1. Maluku Utara 0,1 3,55 1. NTB 1,1 4,58 1. Gorontalo 0,1 6,57 2. Maluku 0,2 4,88 2. DI Yoya 1,0 4,67 2. Irian Jaya Barat 0,3 7,43 3. NTT 0,6 3,88 3. Kalsel 1,2 4,60 3. Bengkulu 0,4 5,09 4. Sulut 0,7 4,41 4. Lampung 1,6 4,74 4. Sulawesi Tenggara 0,5 6,81 5. Bali 1,3 3,82 5. Bangka Belitung 0,5 7,93 6. Kalbar 1,3 4,07 6. Sulteng 0,7 6,28 7. Papua 1,4 3,96 7. Kalteng 0,8 4,90 8. Sulsel 2,2 1,88 8. Jambi 0,8 5,69 9. NAD 2,3 3,48 9. Kep. Riau 1,6 6,52 10. Sumsel 3,0 3,74 10. Sumbar 1,7 4,96 11. Banten 3,4 5,10 K P K P 1. Kaltim 5,9 2,57 1. Sumut 5,2 5,32 2. Jateng 8,8 4,52 3. Riau 5,8 -2,80 K P K P

1. Jawa Barat 14,1 4,66 1. DKI Jakarta 17,0 5,32 2. Jawa Timur 15,3 4,80

Sumber : diolah dari publikasi BPS

Rendah ( < 4,58 % ) Tinggi ( > 10% ) Rendah ( < 5% ) Sedang ( 5% - 10%) Sedang ( 4,59% - 4,82% ) Tinggi ( > 4,82% )

(6)

Kondisi Fiskal Daerah

Kondisi Fiskal Daerah

Rasio PAD thd total Penerimaan APBD

kab/kota sangat rendah.

Rata-rata nasional: 5,9% (Realisasi APBD 2006)

Terendah: 0,36% (Kab. Seram Bagian Barat)

Tertinggi: 54,6% (Kab. Badung)

Kontribusi terbesar PAD Kab/kota:

Jawa-Bali: retribusi (43,6%, 2004), pajak (33,3%)

Luar Jawa-Bali: hasil pengelolaan kekayaan drh dll

(33,3%, 2004), retribusi (31,2%)

Sumber: Dit. Perekonomian Daerah, Bappenas, 2006, Kajian Implementasi

(7)

7

Fiskal Daerah dan Kinerja Ekonomi

Fiskal Daerah dan Kinerja Ekonomi

Lokal/Daerah

Lokal/Daerah

Tidak ada pola hubungan yang jelas antara kemampuan

keuangan pemda dgn kinerja perekonomian daerah/

kesejahteraan masyarakat.

2001-2004: APBD (per kapita) berkorelasi positif thd

pertumbuhan ekonomi (per kapita) melalui peningkatan

konsumsi masyarakat (per kapita)

yang kurang sehat dan tidak

sustainable

(Brodjonegoro,

B.P.S, 2006).

Dana bagi hasil (DBH) SDA berkorelasi positif thd

pertumbuhan ekon di drh penghasil SDA; kontribusi DAU

tidak nyata thd pertumbuhan ekonomi daerah (Dit.

Perekonomian Daerah, 2006 – laporan sementara)

potensi berlanjutnya ketimpangan antardaerah

“kaya” vs.”miskin” SDA.

(8)

Desentralisasi & Otda

PP 38/2007

pemerintahan

Belum dipahami dengan benar oleh banyak pihak termasuk K/L di Pusat.

Pengelolaan ekonomi daerah/lokal merupakan Urusan

Pilihan bagi Daerah.

Urusan pemerintahan di bidang ekonomi & SDA (pertanian, kelautan & perikanan, kehutanan, energi & SD mineral, industri, perdagangan, pariwisata) “

secara nyata ada dan berpotensi

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah ybs

” (Pasal 14 Ayat 2 UU 32/2004 & Pasal 7 Ayat 4 PP 38/2007)

Peran umum Pemerintah Pusat: Standard, Norma,

Pedoman, Kriteria.

(9)

9

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

(UU 3 (UU 322/2004)/2004) URUSAN PEMERINTAHAN Urusan yg sepenuhnya mnjd. Wewenang Pemerintah: {Psl 10 (1) & (3)}

Urusan di luar Psl 10 (3) dikelola

bersama (Pemerintah, Prov, Kab/Kota)

Dibagi dgn kriteria Psl 11 (1):

• Politik Luar Negeri • Pertahanan

• Keamanan • Yustisi

• Moneter & Fiskal Nasional • Agama • Eksternalitas • Akuntabilitas • Efisiensi Urusan Pemerintah Urusan Pemerintahan Daerah WAJIB Pelayanan Dasar {Psl 11 (3)} PILIHAN Sektor Unggulan {Psl 11 (3)} {Psl 10 (5)} • Menyelengga-rakan sendiri • Melimpahkan sebagian ur kpd Gub. • Menugaskan sebagian urusan kepada Pemda dan/atau Pemdes Standar Pelayanan Minimal {Psl 11 (4)} Menyelenggarakan sendiri atau dpt melimpahkan sebagian ur kpd perangkat Pemrinth atau Wkl Pmrth di drh atau dpt menugaskan kpd Pemda dan/atau Pemdes {Psl 10 (4)}

Diselenggarakan berdasarkan asas otonomi & tugas pembantuan {Psl 10 (2)}

(10)

Mengapa PEL Penting?

Mengapa PEL Penting?

Sambutan Presiden SBY dalam acara Silaknas ICMI tgl

8 Desember 2006 (sebagaimana ditulis Harian Republika,

9 Desember 2006 dgn judul “Tinjau Ulang Ideologi

Pembangunan)

”Dimensi kewilayahan, desentralisasi, pemberdayaan

potensi lokal, harus menjadi cara berfikir, ’ideologi’,

dan langkah pembangunan kita.”

”Kita harus lebih peduli pada

local economic

development

daripada yang serba global, serba

nasional.”

(11)

11

Mengapa PEL Penting? (2)

Perekonomian daerah adalah bagian integral dari perekonomian nasional

Dlm kerangka Kebijakan Desentralisasi & Otda, PEL = urusan pilihan

daerah

Wilayah Indonesia luas dengan kondisi & potensi unggulan daerah yang beragam

potensi ekonomi lokal akan lebih efektif & efisien jika dikelola oleh Daerah. Keberagaman dapat menciptakan “mozaik” yang indah bila dikelola dg baik

PEL merupakan kebutuhan/strategi nasional dlm rangka

meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional.

PEL menggunakan pendekatan kewilayahan & bottom-up menjadi koreksi atas pendekatan sektoral.

Mayoritas pelaku usahanya adalah UMKM (44,7 juta = 99,9%, 2005) yang berbasis sumber daya lokal

ketenagakerjaan & kemiskinan, serta meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

(12)

FAKTOR LOKASI KELOMPOK SASARAN PROSES MANAJEMEN TATA PEMERINTAHAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KESINERGIAN DAN FOKUS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH BERKELANJUTAN

ASPEK UTAMA (HEKSAGONAL)

ASPEK UTAMA (HEKSAGONAL)

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (PEL)*

(13)

13

Investor Luar Pelaku usaha baru

Pelaku usaha lokal

(14)

Kelompok Sasaran

• Investor luar:

– Peraturan tentang kemudahan investasi, informasi

prospek bisnis, kapasitas berusaha dan hukum,

keamanan, kampanye peluang usaha, pusat pelayanan

investasi & konsultasi

• Pelaku Usaha Lokal:

– Fasilitasi permodalan, promosi produk UKM utk perluas

pasar, peningkatan teknologi, manajemen dan

kelembagaan usaha lokal

• Pelaku Usaha Baru:

– Fasilitasi pelatihan kewirausahaan, pendampingan dan

monitoring, insentif, kecepatan pengurusan ijin

(15)

15 Faktor Lokasi intangible Individual Faktor Lokasi Tangible

Faktor Lokasi

Faktor Lokasi intangible Pelaku Usaha

(16)

FAKTOR LOKASI

• Faktor lokasi tangible:

– Kondisi jaringan jalan, akses ke pelabuhan laut dan udara, sarana transportasi, infrstruktur komunikasi, infrastruktur energi, upah, tenaga kerja trampil, tenaga kerja terdidik, Lembaga Keuangan lokal, kredit

• Faktor lokasi intangible untuk dunia usaha:

– Peran & kebijakan pemda, citra, rantai industri, peluang kerjasama, lembaga penelitian, pelayanan perijinan terpadu satu atap, peluang bekerja TK lokal vs pendatang.

• Faktor lokasi intangible untuk individual:

– Kualitas: pemukiman, lingkungan, fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum.

(17)

17 Perluasan Ekonomi Pembangunan Wilayah Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Komunitas

KESINERGIAN DAN

FOKUS KEBIJAKAN

(18)

Kesinergian dan Fokus Kebijakan

• Perluasan Ekonomi:

– Kebijakan: investasi, promosi daerah, persaingan usaha,

pemberdayaan UKM, peningkatan peran Perusahaan Daerah, pengembangan jaringan usaha, informasi bursa tenaga kerja, pengembangan keahlian/ketrampilan.

• Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan

Komunitas:

– Kebijakan: pemberdayaan masyarakat berbasis kemitraan dgn dunia usaha (CSR), pengurangan kemiskinan secara partisipatif.

• Pembangunan Wilayah:

– Kebijakan: kawasan industri, pusat pertumbuhan di perdesaan & perkotaan, perbaikan lingkungan permukiman, kerjasama antar

daerah, tata ruang PEL, jaringan usaha antar sentra, sistem industri berkelanjutan (keterkaitan bahan baku, produksi, pengolahan).

(19)

19

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Ekonomi

(20)

Pembangunan Berkelanjutaan

• Ekonomi:

– Pengembangan Industri pendukung, jml perusahaan

dengan Business Plan, jml perusahaan yg lakukan

inovasi pengembangan produk & pasar.

• Sosial:

– Kontribusi PEL terhadap kesejahteraan masyarakat

lokal, PEL dan adat/kelembagaan lokal.

• Lingkungan:

– Penerapan amdal, pengelolaan & daur ulang limbah,

kebijakan konservasi Sumber Daya Alam.

(21)

21

TATA KEPEMERINTAHAN

Kemitraan Pemerintah dan Dunia Usaha

Reformasi Sektor Publik

Pengembangan Organisasi

(22)

Tata Kepemerintahaan

• Kemitraan Pemerintah dan Dunia Usaha:

– Kemitraan: infrastruktur, promosi dan perdagangan,

pembiayaan usaha.

• Reformasi Sektor Publik:

– Reformasi sistem insentif aparat Pemda, restrukturisasi

organisasi pemerintahan, dan prosedur pelayanan

publik.

• Pengembangan Organisasi:

– Asosiasi industri: status, peran, dan manfaat bagi

anggota.

(23)

23

PROSES MANAJEMEN

Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Perencanaan dan Implementasi Partisipatif Diagnosis Partisipatif

(24)

Proses Manajemen

• Diagnosa secara partisipatif:

– Analisis dan Pemetaan potensi ekonomi, pemetaan daya saing

wilayah, pemetaan kondisi politis lokal, serta identifikasi stakeholder

• Perencanaan dan Implementasi secara partisipatif:

– Penggunaan hasil diagnosis utk perencanaan, jumlah stakeholders dlm proses perencanaan, sinkronisasi (sektoral dan spasial) dlm perencanaan PEL, kesesuaian implementasi dgn perencanaan

• Monev secara partisipatif:

– Keterlibatan stakeholders dlm penyusunan indikator dan proses monev, frekuensi self evaluation dan diskusi pemecahan masalah, penggunaan hasil monev utk perbaikan perencanaan

(25)

25

BAGAIMANA PEL SELAMA INI?

Bab Pembangunan Perdesaan – sbg program pokok

Tujuan: (a) Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah usaha ekonomi, (b) mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas di perdesaan terutama di sektor non-pertanian; dan (c) meningkatkan keterkaitan antar sektor.

Bab Revitalisasi Pertanian – sebagai program penunjang

Belum ada konsep yang utuh & jelas ttg PEL (berdasarkan kerangka teori yg

jelas)

perbedaan pemahaman/persepsi

Kurang melibatkan peranserta masyarakat & dunia usaha sbg stakeholders

kunci

• ketergantungan thd Pusat tinggi

(26)

KENDALA

asas kepemerintahan (desentralisasi,

dekonsentrasi, TP)

• Kemampuan keuangan negara/daerah terbatas

• PEL = urusan pilihan daerah wajib

Perlu pemikiran kreatif & inovatif (“entrepreneurial governance”)

manajerial SDM Daerah

“bermasalah” dibidang PD & RD

perencanaan pembangunan daerah.

(27)

27

Merubah pola pikir, pendekatan & orientasi:

• Top-down, sentralistik • Proyek Pusat

• Pemahaman yg benar tentang Peran Pem & Pembagian Kewenangan (Desentralisasi & Otda)

Meningkatkan koordinasi lintas sektor & sinkronisasi Pusat-Daerah

• Menko Perekonomian juga perlu koordinasikan Pemda, selain K/L • Perlu lembaga/fungsi ”Menko Perekonomian” di daerah

• Perlu memperkuat peran Pemerintah Provinsi • DPOD perlu diperkuat kedudukan & perannya

• Perlu peningkatan peran Asosiasi-asosiasi pemerintahan daerah

Merumuskan ”strategi nasional PEL/D” yg didukung oleh:

• Sistem basis data & informasi termasuk ttg ”best practices” PEL Knowledge Mngt

• sistem pengukuran kinerja PEL/D termasuk indikator kinerja (indeks?)/tolok ukur keberhasilan PEL/D.

• Sistem insentif berbasis kinerja bagi Pemda • LRED Support Facility

Meningkatkan kapasitas daerah (CD) di bidang: (a) analisis & perencanaan pemb. ekonomi daerah, (b) pengelolaan keuangan daerah terutama agar dpt mengelola

belanja (expenditure) publik dgn efektif & efisien, (c) pengelolaan kerjasama antar

daerah & antara daerah dgn pihak ketiga dan LN.

T

(28)

PELAKU PEMBANGUNAN &

PERAN PEMERINTAH

merupakan sumber

pembiayaan utama

pembangunan, namun

peran pemerintah tetap

penting

menciptakan rambu-rambu (aturan main) yang adil

serta insentif & kemudahan bagi dunia usaha/investasi.

layanan publik: a.l.

penyediaan infrastruktur dasar (jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/ puskesmas), pelayanan umum termasuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(OSS-Permendagri 24/2006), Dasar Umum berdasarkan SPM a.l. one-stop service (OSS) Pemerintah Pusat Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kabupaten/Kota Pemerintahan Kecamatan, Pem.Desa

Masyarakat Perg uruan T ing gi Dunia Usaha Ekonomi UMKM Koperasi BUMD Organisasi Masyarakat Kerangka Regulasi & Kebijakan Kerangka Investasi dan Layanan Publik

Perekonomian Daerah Maju & Berkembang:

(29)

PENTINGNYA INFORMASI

• Ketidaksempurnaan informasi

kemampuan alamiah institusi dan organisasi untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan

• Iklim persaingan yang sehat + informasi

organisasi secara rutin melakukan investasi di bidang

IPTEK dan pengembangan SDM.

• Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM

memperluas persepsi tentang kesempatan usaha dan

pilihan-pilihan yang tersedia

arah yang lebih baik (Lihat Gambar 1).

• Pemerintah dapat berperan dalam mengatasi

kegagalan pasar (market failure). Namun perlu hati-hati

karena imperfect information di pihak Pemerintah dapat

sebabkan kegagalan pemerintah (government failure)

dalam upayanya untuk mengatasi kegagalan pasar

(Stiglitz).

(30)

Gambar 1. Institusi, Teknologi, dan Anggaran (budget)

membatasi ketersediaan pilihan bagi masyarakat, yang

pada

akhirnya menentukan kinerja ekonomi (North, 1994)

Informasi Informasi In forma si PILIHAN Individu/ Organisasi Institusi IPT E K Bu d get

(31)

PERAN PEMERINTAH DLM CIPTAKAN

IKLIM USAHA YG KONDUSIF

• Agar perekonomian dapat tumbuh dengan baik diperlukan

adanya:

– perangkat institusi dan organisasi yang lengkap dan efektif,

– kapasitas untuk melakukan penyesuaian institusi dan

organisasi.

• Informasi berpengaruh penting, tetapi umumnya imperfect.

• Peran Pemerintah dlm atasi imperfect information (i.e.,

revitalisasi pasar): fokus pada penciptaan iklim usaha yang

kondusif:

– Penyebarluasan informasi

dan akses kepada sumberdaya produktif;

– Penciptaan standard

– Penciptaan sistem insentif (”stick and carrot”);

– Penegakkan hukum

atas pelaksanaan kontrak perjanjian, perlindungan thd HAKI,

perlindungan dari praktek penipuan, dll. a.l. melalui lembaga

peradilan.

(32)

CONTOH PERAN PEMDA DALAM

MENDORONG PEREKONOMIAN DAERAH

Pasal 176 UU 32/2004: Pemberian insentif dan kemudahan investasi

“Pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan”

Penjelasan Pasal 176 UU 32/2004:

“Yang dimaksud insentif dan/atau kemudahan dalam ayat ini adalah pemberian dari

Pemerintah Daerah antara lain dalam bentuk penyediaan sarana, prasarana, dana

stimulan, pemberian modal usaha, pemberian bantuan teknis, keringanan biaya dan percepatan pemberian ijin”

anggaran yang terbatas untuk

menciptakan iklim yang kondusif dan memfasilitasi dunia

usahanya, maka:

• Resiko bisnis/investasi akan

berkurang

• Penyaluran kredit Perbankan

(terutama kredit investasi)

meningkat

• Dana Pemda di Perbankan yg

dibelikan SBI berkurang

• Sektor riil bergerak

kerja bertambah berkurang

• Pajak meningkat

• PDRB meningkat

• Artinya, perekonomian daerah

(33)

33

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS

DAERAH DLM PERENCANAAN PEL/D

Tahapan Revitalisasi PEL

1. Pengembangan dan Penguatan

Kemitraan Strategis PEL.

2. Kajian Cepat Status PEL.

3. Penyusunan Rencana dan Anggaran.

4. Pelaksanaan.

(34)

Pengembangan dan Penguatan Kemitraan Pengumpulan Data Analisis Data Pemetaan Status PEL Penetapan Faktor Pengungkit PEL Identifikasi Stakeholder Penyusunan Rencana Tindak dan Pembiayaan Penyusunan Rencana Bisnis Pelaksanaan PEL TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV RPJMD Adopsi dalam Dokumen Rencana Daerah RKPD APBD

Gambar

Gambar 1.  Institusi, Teknologi, dan Anggaran (budget)  membatasi ketersediaan pilihan bagi masyarakat, yang

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 211 peristiwa-peristiwa yang dihadirkan Danarto dalam novel Asmaraloka ini terkesan acak dan absurd, tetapi setiap detilnya pembaca

kategori sangat layak dan hasil wawancara terhadap siswa mendapat hasil respon sangat positif terhadap buku yang dikembangkan.Pada uji coba keterbacaan untuk guru

Semua organ dari tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat suku Buton di Kecamatan Binongko sebagai bahan obat berbeda-beda yaitu daun, akar, umbi, rimpang, batang, kulit batang,

(d) Tidak seorangpun dapat bertindak sebagai personel penunjang operasi pesawat udara kabin dengan hubungannya dengan pesawat sipil di penerbangan komersial keeuali jika ia

bila digunakan untuk meneliti roman Vingt mille lieues sous les mers karya Jules Verne karena tema roman ini adalah Perjalanan/Travel yang merupakan objek kajian utama

Umbi kentang yang telah disimpan selama 2 bulan pada suhu kamar diikuti dengan pemberian gas CS2 selama 24 jam (Metode Simpan II) memiliki pertumbuhan tunas yang

Untuk memudahkan pembacaan kecepatan putar dari motor DC 12 Volt tersebut digunakan Sensor cahaya LDR dipadukan dengan sumber cahaya Lampu LED yang berfungsi sebagai