SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI
I.
AKAR FILSAFAT
---
[1.1. Filsuf-filsuf pertama]
Pemikiran filsafat mulai berkembang sekitar awal abad 6 SM.
Maksud pemikiran filsafat, bukan saja dalam arti sempit, tetapi
pemikiran ilmiah pada umumnya. Sampai pada masa modern, filsafat & ilmu pengetahuan alam membentuk satu keseluruhan yg tidak
terpisahkan.
Ada tiga orang, berasal dari Miletos (sebuah kota perantauan Yunani, terletak di pesisir Asia kecil) yang digelari sebagai filsuf pertama:
-Thales Filsuf ini tidak pernah menuliskan pemikirannya
-Anaximandros & Anaximenes Filsuf ini membukukan
pemikirannya, tetapi karangan-karangan itu kemudian hilang.
Ada kesaksian yg mengatakan:
Mereka bertiga menaruh perhatian khusus pada alam dan kejadian-2 alamiah perubahan yg terus menerus dan dapat disaksikan di alam. Mereka mencari suatu asas/prinsip yg tetap tinggal sama di belakang perubahan-perubahan yg tak henti-hentinya itu.
Pikiran mereka: “Bahwa meski ada segala perubahan, dunia jasmani merupakan suatu keseluruhan yang teratur dan
kejadian-kejadian alamiah mempunyai suatu ketetapan yang mengherankan.” Apakah asas pertama itu?
Thales, mengatakan: air.
Anaximandros, mengatakan: ‘yang tak terbatas’ (to apeiron) Anaximenes, mengatakan: udara
Satu abad kemudian (abad 7) di Ephesos:
Seorang Yunani lain, bernama Herakleitos, masih tetap memikirkan soal-soal yg sama.
Ia menyangka, api merupakan asas pertama yg menjadi dasar segala sesuatu yg ada. Alasan?
Sejarah singkat Psikologi, semester 1, Mif Baihaqi. 2 Alasannya:
- Api adalah lambang perubahan, karena api menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu.
- Dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yg tetap.
- Tidak ada sesuatu pun yg dapat dianggap definitif atau sempurna. - Segala sesuatu yg ada senantiasa ‘sedang menjadi’
- Ucapannya yg terkenal: panta rhei (semuanya mengalir)
Sebagaimana air sungai senantiasa mengalir terus, demikian juga dunia jasmani tidak ada sesuatupun yg tetap. Semuanya berubah.
Pada waktu yg sama, Pythagoras, filsuf yg hidup di daerah perantauan Yunani di Italia selatan.
- Pendapatnya: Ia tidak mencari suatu asas pertama yg dapat
ditentukan dengan pengenalan indera, sebagaimana 3 filsuf awal. - Menurutnya, segala sesuatu yg ada dapat diterangkan atas dasar
bilangan-bilangan. Karena not-not tangga nada sepadan dengan perbandingan-2 antara bilangan.
- Jika ternyata sebagian realitas terdiri dari bilangan, mengapa tidak mungkin bahwa segala yg ada juga terdiri dari bilangan-2 ?
- Ia dan murid-muridnya mempunyai jasa besar dalam
memperkembangkan ilmu pasti. Di Sekolah, ada dalil Pythagoras.
Filsuf lain adalah Parmenides. Ia hidup di Elea, kota perantauan di Italia selatan.
- Dialah filsuf pertama yg mempraktekkan cabang filsafat ‘metafisika’ - Metafisika mempelajari ‘yang ada’ (Inggris: being),
memandang ‘yang ada, sejauh ada’ (being as being, being as such) - Menurutnya: ‘yang ada ada, dan yang tidak ada tidak ada’
Bahwa yg ada (= segala-galanya) tidak dapat dipertentangkan
dengan sesuatu yg lain. Akibatnya, harus dikatakan: bahwa yang ada itu sama sekali satu, sempurna, dan tidak dapat dibagi-bagi.
- Menurutnya: adanya banyak hal tidak mungkin, tidak ada pluralitas. Tidak ada perubahan dan gerak.
[Seandainya A menjadi B, maka berlangsunglah suatu perubahan dari yg tidak/belum ada kepada yg ada!].
- Karena alasan-alasan yg demikian, Parmenides pendiriannya bertentangan dengan ajaran Herakleitos.
Filsuf-filsuf sesudah Parmenides merasa terpesona karena argumentasinya yg tajam. Tetapi mereka tidak rela untuk
mengurbankan kesaksian pancaindera kepada kecerdasan rasio.
Kemudian para filsuf mencari jalan lain, salah satu aliran yg penting adalah atomisme. Tokoh yg utama bernama Demokritos.
Pengikut-2 atomisme meninggalkan pendapat Parmenides bahwa realitas seluruhnya bersifat satu.
- Menurut pendapat Demokritos: segala sesuatu yg ada terdiri dari bagian-bagian kecil yg tidak dapat dibagi-bagi lagi (atom-atom). - Atom merupakan bagian-2 materi yg begitu kecil sehingga mata kita
tidak mampu melihatnya.
- Tentang masing-masing atom berlaku apa yg dikatakan Parmenides mengenai ‘yang ada’, yaitu tidak dapat dibagi-bagi dan tidak berubah menjadi lain.
Tetapi Demokritos berpikir, bahwa atom-atom selalu bergerak, dengan demikian membentuk realitas yg nampak kepada
Sejarah singkat Psikologi, semester 1, Mif Baihaqi. 4
AKAR FILSAFAT
---
[1.2. Jaman keemasan filsafat Yunani]
A.
Athena dan Sofistik
Sekitar pertengahan abad 5 SM, Athena menjadi pusat baru seluruh kebudayaan Yunani.
Di bidang politik, Yunani memainkan peranan besar di bawah pimpinan
Perikles. Saat itu filsafat pun berpusat di Athena. Penganut-penganut semua ajaran filsafat, terdapat di kota Yunani ini.
Ada suatu golongan yang dinamakan Sofistik, para pengikutnya diberi nama Sofis.
Mereka terkenal di seluruh masyarakat Yunani karena fasih lidahnya dan berkeliling dari kota ke kota untuk melatih kaum muda dalam kemahiran berpidato.
Dalam bidang teoritis, tidak lagi mempelajari alam, tetapi memilih manusia sebagai obyek penyelidikannya.
Mereka menganut suatu relativisme, berarti: kebenaran menjadi sesuatu yang relatif. Mereka tidak menerima kebenaran yg tetap dan definitif.
Menurut salah satu Sofis, bernama Protagoras, “manusia adalah ukuran untuk segala-galanya.” Tidak ada sesuatu pun yang benar, yang baik, yang bagus ‘pada dirinya’. Semuanya dianggap benar, baik atau bagus dalam hubungannya dengan manusia.
Kebenaran juga relatif.
B.
Sokrates
Dengan sekuat tenaga, Sokrates menentang ajaran para Sofis.
Ia membela ‘yang baik’ dan ‘yang benar’ sebagai nilai-nilai obyektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang.
Dia merupakan contoh istimewa selaku filsuf yang jujur & berani.
Sebenarnya, ia tak memiliki suatu ajaran sistematis. Keaktifannya,
dapat dibandingkan dengan pekerjaan seorang bidan. Ia tidak menolong badan bersalin, tapi membidani jiwa-jiwa.
Tanpa pandang bulu, ia mengajukan pertanyaan kepada siapa saja yg ditemuinya di jalan, supaya ditampilkan pengetahuan ttg ‘yang benar’ dan ‘yang baik’ yg terkandung dalam batin warga negara Athena.
Karena keberaniannya, Sokrates akhirnya dijatuhi hukuman mati, meminum cawan berisi racun.
Sokrates punya jasa-2 besar bagi filsafat Barat menyelamatkan pemikiran Yunani yg masih muda dari krisis yg diakibatkan oleh Sofistik.
Dia tidak meninggalkan karangan-karangan. Sumber utama pemikirannya adalah muridnya yg setia, Plato.
C.
Plato
(427-347 SM)Lahir di Athena, kalangan bangsawan. Sejak muda, ia mengagumi Sokrates. Berbakat besar sebagai pengarang.
Sebgmna gurunya, ia selalu mengadakan percakapan dengan
warganegara Athena. Memilih bentuk dialog untuk menuliskan pikiran-pikirannya. Ada 24 dialog yg pasti berasal dari pena Plato, semuanya dianggap termasuk kesusastraan dunia.
Tahun 387 SM, ia mendirikan sebuah sekolah filsafat, diberi nama Akademia.
Untuk masuk ke pikiran Plato Dilihat dari mitos manusia di dalam gua, memandang bayang-bayang sebagai realitas (Lihat Bertens, 1990:12-13).
Intisari mitos Plato: Kebanyakan orang dapat disamakan dengan orang tahanan yang terbelenggu. Mereka mengandaikan begitu saja bahwa pengenalan indera menyodorkan realitas yg sebenarnya. Tetapi filsuf dapat dibandingkan dengan orang yg dilepaskan dr gua. Ia mengetahui bahwa pengenalan indera hanya memberikan bayang-bayang yg tidak boleh dianggap sebagai realitas yg sebenarnya.
Menurut Plato: realitas seluruhnya seakan-akan terbagi atas dua dunia. a) dunia yg hanya terbuka bagi rasio kita tdr dr ide-ide
b) dunia yg hanya terbuka bagi pancaindera kita dunia jasmani
Plato memandang manusia:
Manusia termasuk kedua dunia tadi, karena ia mengenal dua-duanya. Dalam diri manusia digabungkan dua makhluk yg kodratnya sama sekali berlainan, yaitu tubuh dan jiwa.
dualisme mengenai manusia pra-eksistensi jiwa
eksistensi jasmani
Plato berhasil memperdamaikan pertentangan antara pemikiran Herakleitos dan Parmenides.
Sejarah singkat Psikologi, semester 1, Mif Baihaqi. 6
D.
Aristoteles
Berasal dari Stageira, daerah Thrake, Yunani utara. Ia belajar dalam Akademia Plato di Athena, tinggal di sana sampai Plato meninggal.
Ia bertugas sebagai guru pribadi untuk Pangeran Alexander Agung, selama 2 tahun.
Membuka sekolah: Lykeion (Lyceum)
Perkataannya yg terkenal “Amicus Plato, magis amica veritas” (Plato memang sahabatku, tetapi kebenaran lebih akrab bagiku).
Ada perbedaan besar dalam sikap ilmiah kedua pemikir Yunani ini: Plato lebih mementingkan ilmu pasti
Aristoteles secara khusus diarahkan kepada ilmu pengetahuan alam, dengan sedapat mungkin menyelidiki dan mengumpulkan data-data konkrit.
Berteori ‘hilemorfisme’ Pandangannya tentang manusia, yg menekankan kesatuan manusia. Manusia mrpk satu substansi yg tdr dari bentuk dan materi. Bentuk itu adl jiwa.
Karena bentuk tidak pernah lepas dari materi, secara konsekuensi Aristoteles hrs mengatakan bahwa pada saat manusia mati jiwanya akan hancur juga.
II. AKAR SAINTIFIK
III. JAMAN PERTENGAHAN