• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarah Annisa 1, Utami B.R. Hariyadi 2. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sarah Annisa 1, Utami B.R. Hariyadi 2. Abstrak"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kecemasan Mahasiswa Internasional di Perpustakaan Perguruan Tinggi:

Survei Library Anxiety Scale pada Mahasiswa Bahasa Indonesia Penutur

Asing (BIPA) di Perpustakaan Universitas Indonesia

Sarah Annisa1, Utami B.R. Hariyadi2

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 2Dosen Pembimbing, Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

sarah.annisa11@ui.ac.id

Abstrak

Skripsi ini membahas tingkat kecemasan mahasiswa BIPA di Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian berjenis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden sebanyak 10 orang mahasiswa BIPA 3 yang sedang menulis tugas akhir esai ilmiah. Survei dilakukan menggunakan Library Anxiety Scale (LAS) yang dimodifikasi menyesuaikan kondisi responden dan lokasi penelitian.

Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaan UI sebesar 2,32 atau kecemasan rendah dengan standar deviasi 2,32±0,26780056 (ketersebaran sudah representatif). Secara subskala, kecemasan yang paling tinggi adalah pada Mechanical Barriers sebesar 2,70 atau kecemasan sedang dan terendah pada Knowledge of The Library dan Language and Cultural Barriers sebesar 2,10 atau kecemasan rendah. Secara indikator, kecemasan terbesar disebabkan minimnya pengetahuan responden mengenai sumber tersedia(skor=2,8), sedangkan yang terendah pada kenyamanan di Perpustakaan UI dan kemampuan bertanya pada pustakawan dalam bahasa Indonesia (skor=2,0).

Library Anxiety Level of International Students in Academic Library: Library Anxiety Scale Survey of Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) Students in Universitas

Indonesia Library

Abstract

This research discusses library anxiety level of BIPA students in Universitas Indonesia Library. This is descriptive research using quantitative approach. The respondents are 10 students of BIPA 3 who are writing scientific essay writing as final project. The survey used modification of Library Anxiety Scale in adjustment to condition of respondents and research location.

(2)

The result shows that library anxiety level of BIPA 3 students in UI Library is 2,32 or low anxiety with deviation standard 2,32±0,26780056 (distribution of data is representative). The highest library anxiety subscale is Mechanical Barriers as 2,70 or moderate anxiety and the lowest are Knowledge of The Library and Language

and Cultural Barriers as 2,10 or low anxiety. From indicator, the highest library anxiety is caused by lack of

knowledge about available resources in library (score=2,8) and the lowest are comfortable feeling in UI library and ability to ask to librarian in Bahasa Indonesia (score=2,0).

Key words: Library anxiety; BIPA students; international student; university libraries; UI Library

Pendahuluan

Kecemasan merupakan perasaan yang alamiah dimiliki manusia. Perasaan cemas biasa dialami saat seseorang merasa tidak nyaman, khawatir, atau merasa ada bahaya dari luar dirinya yang mengancam. Perasaan ini dapat terjadi di mana saja, tak terkecuali ketika seseorang berada di perpustakaan. Kecemasan di perpustakaan (library anxiety) merupakan perasaan tidak nyaman, ketidakmampuan, rasa takut terhadap pustakawan, dan berbagai pikiran negatif lainnya tentang perpustakaan yang menyulitkan mahasiswa dalam proses pencarian informasi di perpustakaan perguruan tinggi (Mellon, 1986). Secara spesifik, penelitian mengenai library anxiety juga dapat melibatkan responden mahasiswa dengan karakteristik tertentu, salah satunya kelompok mahasiswa internasional. Pada beberapa penelitian, mahasiswa internasional ditemukan sebagai kelompok pengguna perpustakaan yang paling rentan mengalami library anxiety. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan penguasaan bahasa, perbedaan budaya, dan perasaan asing dalam diri mahasiswa internasional yang menghalangi mereka untuk merasa nyaman berinteraksi dengan perpustakaan. Kecenderungan untuk mengalami library anxiety pada mahasiswa internasional juga akan semakin besar apabila mereka dibebankan dengan tugas yang mengharuskan mereka pergi ke perpustakaan, misalnya studi pustaka untuk penulisan riset tertentu (Jiao, 1995).

Pada mahasiswa BIPA Lembaga Bahasa Internasional Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (FIB UI) yang duduk di level Mahir atau BIPA 3 terdapat tugas akhir berupa untuk penulisan esai ilmiah. Untuk menunjang referensi penulisan ilmiah, mahasiswa BIPA 3 diharuskan mencari bahan dari berbagai sumber, termasuk salah satunya di perpustakaan. Setiap

(3)

mahasiswa internasional ditugaskan mencari sedikitnya tiga buku yang dijadikan bahan tinjauan pustaka di Perpustakaan Universitas Indonesia. Dengan adanya kewajiban tugas ini, proses pencarian informasi di Perpustakaan Universitas Indonesia menjadi suatu urgensi tersendiri bagi mahasiswa BIPA 3. Hal ini tentunya mendorong mereka untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan perpustakaan yang kemudian akan membangun perasaan, persepsi dan pendapat mereka terhadap Perpustakaan Universitas Indonesia. Perasaan, persepsi dan pendapat yang tersebut dapat berbentuk positif atau sebaliknya, berbentuk negatif yang cenderung mengarah pada kecemasan di perpustakaan. Sebagai perguruan tinggi yang telah masuk peringkat dunia―peringkat 273 dunia pada 2012 dan 64 Asia pada 2013 versi Quacquarelli Symonds (QS) World Ranking― dengan Perpustakaan Universitas Indonesia (Perpustakaan UI) yang memiliki visi sebagai perpustakaan universitas riset kelas dunia, maka sudah selayaknya tersedia fasilitas yang memadai untuk mahasiswa internasional dalam menuntut ilmu, salah satunya perpustakaan sebagai penunjang utama pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan mengenai Perpustakaan UI dari sudut pandang mahasiswa BIPA khususnya mengenai kecemasan di perpustakaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah penelitian yang diajukan adalah tingkat kecemasan mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaan UI melalui pengukuran

Library Anxiety Scale (LAS) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa

program BIPA 3 di Perpustakaan UI.

Tinjauan Teoritis

Istilah Library Anxiety pertama kali dikemukakan oleh Constance A. Mellon pada 1986 melalui penelitian kualitatif yang ia lakukan terhadap 6000 mahasiswa sarjana selama dua tahun di universitas di Amerika Serikat dan menemukan 75-85% mahasiswa mendeskripsikan perpustakaan dengan kalimat yang merujuk pada ketakutan dan kebingungan seperti takut pada pustakawan yang terkesan ‘galak’, bingung mencari koleksi yang dibutuhkan, kesulitan menggunakan katalog, hingga prasangka buruk bahwa koleksi yang dicari tidak akan ditemukan di perpustakaan. Berangkat dari fenomena di lapangan tersebut, Mellon (1986) menjelaskan library anxiety sebagai perasaan mahasiswa yang merasa tidak mampu menggunakan perpustakaan: ”Students generally feel that their own library-use skills are

(4)

sebagai ‘negative feelings toward using an academic library’. Definisi lainnya secara lebih mendalam diberikan oleh Jiao & Onwuegbuzie (1995) bahwa library anxiety adalah perasaan tidak nyaman atau kecenderungan emosional, pengalaman dalam tata letak perpustakaan yang memiliki dampak terhadap kognitif, afektif, fisiologis, dan perilaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa library anxiety adalah perasaan tidak nyaman, perasaan negatif atau ketidakmampuan yang dialami mahasiswa ketika bermaksud atau sedang menggunakan perpustakaan.

Ada berbagai penyebab timbulnya library anxiety dalam diri mahasiswa, yaitu: 1) mahasiswa merasa ‘terintimidasi’ degan besarnya ukuran perpustakaan, 2) kurangnya pengetahuan mengenai di mana koleksi diletakkan, 3) kurangnya pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan di perpustakaan dan 4) kurangnya pengetahuan untuk memulai riset di perpustakaan (Mellon, 1986). Beberapa penelitian baru seperti yang dilakukan Hartman (2009), menemukan penyebab library anxiety lainnya yaitu: 1) masih banyaknya pengguna yang belum pernah ke perpustakaan , 2) pengguna sering tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka berada di perpustakaan, 3) pengguna takut membuat diri mereka terlihat bodoh karena tidak mengerti cara menggunakan perpustakaan (Hartman, 2009). Ketidaknyamanan karena suara, penuhnya pengguna di perpustakaan, kebersihan, pencahayaan yang buruk, dan terutama kurangnya tempat duduk ikut menjadi penyebab library anxiety pada kebanyakan mahasiswa di Sudan (Abusin & Zainab, 2010).

Sedangkan pada mahasiswa internasional, Jiao & Onwuegbuzie (1999) menemukan kecemasan di perpustakaan yang dialami pada mahasiswa internasional yang tidak berbahasa ibu Bahasa Inggris (penelitian dilakukan di universitas Amerika Serikat). Penelitian lainnya oleh Knight et.al. (2010) menemukan bahwa mahasiswa internasional merupakan kelompok pengguna yang tidak menganggap perpustakaan sebagai tempat yang nyaman untuk belajar. Sementara itu penelitian Jackson (2005) menunjukkan bahwa mahasiswa internasional di Amerika Serikat yang memiliki kemampuan literasi komputer yang tinggi adalah mereka yang memanfaatkan perpustakaan di negara asal mereka, sebaliknya, mahasiswa internasional yang kemampuan literasi informasinya lebih rendah maka lebih rendah pula frekuensi mereka pergi ke perpustakaan di negara asal dan menyebabkan library anxiety yang lebih tinggi saat di perpustakaan universitas di negara tempat mereka belajar.

Setelah grounded theory yang digunakan oleh Mellon pada 1986, riset terhadap library

(5)

tahun kemudian tepatnya pada 1992, Sharon Lee Bostick mengemukakan Library Anxiety

Scale (LAS), yaitu skala pengukuran kecemasan di perpustakaan yang memudahkan

indentifikasi dan pengukuran derajat kecemasan di yang dialami pengguna secara individual. LAS mengukur lima komponen yaitu: 1) barriers with staff, merujuk pada persepsi pengguna terhadap pustakawan atau staf perpustakaan sebagai sosok yang mengintimidasi, tidak dapat didekati, selalu terlihat terlalu sibuk untuk membantu; 2) affective barriers, mengukur perasaan pengguna mengenai kemampuannya menggunakan perpustakaan; 3) comfort with

the library, merefleksikan seberapa perpustakaan nyaman, aman, dan menyambut terhadap

pengguna; 4) knowledge of the library, menunjukkan seberapa familiar pengguna terhadap perpustakaan dan materi yang ada di dalamnya; serta 5) mechanical barriers, menjelaskan pendapat pengguna terhadap peralatan atau teknologi yang dimiliki perpustakaan. Pada tahun 2012, Lu & Adkins dalam penelitian berjudul Library Anxiety among International Graduate

Students menambahkan subskala Language and Cultural Barriers dalam pengukuran LAS.

Penambahan subskala dilakukan karena banyaknya mahasiswa internasional yang mengalami

library anxiety karena kendala bahasa seperti kesulitan dalam bertanya pada pustakawan

maupun sebaliknya, kesulitan menyimak pengguna terhadap intruksi yang diberikan pustakawan ketika sedang memberikan bantuan. Sementara hambatan kebudayaan merujuk pada kecemasan di perpustakaan yang dilatarbelakangi perbedaan budaya atau perasaan mahasiswa internasional yang merasa tidak nyaman beraktivitas di perpustakaan karena kurang sesuai dengan budayanya sendiri.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Punch (1998) dalam Blaxter (2001), penelitian kuantitatif merupakan riset empiris dengan data dalam bentuk angka-angka sehingga penelitian kuantitatif cenderung menitikberatkan pada serangkaian data yang relatif berskala besar dan representatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kondisi sosial tertentu (Morissan, 2012). Jenis penelitian deskriptif ini dipilih agar mendapatkan gambaran kecemasan mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaan Universitas Indonesia. Sementara itu metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut Creswell (1994) survei adalah metode pengumpulan data yang memberikan uraian kuantitatif dan numerik sejumlah pecahan

(6)

populasi dan sampel melalui proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan pada orang. Oleh karena itu survei memungkinkan peneliti untuk menggeneralisasi temuan dari suatu sampel tanggapan terhadap populasi (Creswell, 1994).

Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Bahasa Internasional, Gedung X Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Jalan Lingkar Kampus Raya, Depok 16424 dengan subjek yang diteliti adalah mahasiswa BIPA 3 LBI FIB UI dan objek yang dikaji adalah kecemasan mahasiswa internasional di Perpustakaan Universitas Indonesia. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 25 orang mahasiswa BIPA 3 yang mengikuti mata kuliah Penulisan Ilmiah dan sedang mengerjakan tugas akhir esai ilmiah. Adapun penarikan sampel menggunakan teknik non-probability sampling di mana subjek atau elemen dari populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Gravetter & Forzano, 2009). Kriteria yang ditetapkan adalah telah melakukan studi pustaka terkait penulisan tugas akhir dengan mencari informasi di ruang koleksi Perpustakaan UI. Jenis metode nonprobabilitas yang dipilih adalah convenience sampling atau yang dikenal dengan sampel tersedia yang mengacu pada ketersediaan di lapangan yaitu sebanyak 10 orang mahasiswa BIPA 3 yang mengikuti mata kuliah Penulisan Ilmiah.

Kuesioner yang diajukan adalah kuesioner pernyataan tertutup berdasarkan dari Library

Anxiety Scale Bostick 1992 yang dimodifikasi serta ditambahkan subskala language and cultural barriers yang pernah dimasukkan ke instrumen LAS oleh Lu & Adkins (2012)

khusus untuk subjek mahasiswa internasional. Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan dengan 4 skala Likert: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Komposisi item pernyataan dalam kuesioner pada tiap subskala kecemasan yaitu: barriers

with staff (4 item pernyataan), affective barriers (3 item pernyataan), comfort with the library

(3 item pernyataan), knowledge of the library (1 item pernyataan), mechanical barriers (1 item pernyataan) dan language and cultural barriers (3 item pernyataan). Data lainnya yang diajukan dalam kuesioner adalah identitas responden (nama, jenis kelamin, kewarganegaraan) dan frekuensi kunjungan ke Perpustakan UI. Untuk mengetahui tingkat library anxiety, data diolah dengan rumus Likert dan diidentifikasi kategori kecemasannya. Berikut ini kategori

(7)

Tabel 1. Kategori Library Anxiety Scale

Kategori Kisaran

Tidak ada kecemasan (no anxiety) 0,00-1,65 Kecemasan rendah (low anxiety) 1,66-2,54 Kecemasan sedang (moderate anxiety) 2,55-2,98 Kecemasan tinggi (severe anxiety) 2,99-4,00

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dipaparkan adalah data tingkat LAS setiap responden, LAS keseluruhan, LAS per subskala dan pengelompokan responden dan skor LAS yang dimiliki dengan frekuensi kunjungan ke Perpustakaan UI. Standar deviasi dalam pengolahan data ini adalah 2,32±0,26780056 yang mana nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan skor rata-rata keseluruhan LAS (0,26780056 < 2,32), artinya skor LAS 2,32 di atas merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data sehingga ketersebaran data dalam penelitian ini sudah baik dan dapat digunakan secara valid. Di bawah ini skor LAS dari survei yang dilakukan pada 10 orang responden.

Tabel 2. Hasil Survei 10 Responden

Responden Jenis Kelamin Kewarganegaraan Frekuensi Kunjungan LAS Kategori

Sul Bora P Korea Selatan <5x sebulan 2,13 Low Anxiety

Sohei Ohi L Jepang 5-10x sebulan 2,4 Low Anxiety

Choi Woo Htak L Korea Selatan <5x sebulan 2,67 Moderate Anxiety

Lee Do Hyung L Korea Selatan <5x sebulan 2,13 Low Anxiety

Choi Jeong-ho L Korea Selatan >10x sebulan 2,267 Low Anxiety

Eun Da Hoe P Korea Selatan >10x sebulan 2,2 Low Anxiety

Lee Min Young P Korea Selatan <5x sebulan 2,13 Low Anxiety

Satoshi Tsuboi L Jepang <5x sebulan 3,067 Severe Anxiety

Yasuyumi Nose L Jepang <5x sebulan 2,067 Low Anxiety

(8)

Tingkat LAS secara keseluruhan―berdasarkan rata-rata 15 indikator yang tertuang dalam 15 pernyataan yang diajukan dalam kuesioner― memperoleh hasil berikut ini.

Tabel 3. Tingkat LAS Keseluruhan

Pernyataan Indikator LAS

1 Kesan pustakawan/staf perpustakaan di Perpustakaan UI yang terlihat sulit didekati 2,6   2 Penilaian mahasiswa internasional mengenai bantuan yang diberikan

pustakawan/staf perpustakaan di Perpustakaan UI 2,4   3 Perasaan negatif mengenai peraturan Perpustakaan UI 2,2   4 Perasaan negatif mengenai kepedulian pustakawan/staf perpustakaan di

Perpustakaan UI 2,1  

5 Pengetahuan pengguna dalam pencarian koleksi di Perpustakaan UI 2,6   6 Pengetahuan pengguna mengenai sumber yang tersedia di Perpustakaan UI 2,8   7 Perasaan bingung pengguna terhadap tata ruang Perpustakaan UI 2,5   8 Perasaan negatif mengenai kenyamanan di Perpustakaan UI 2,0   9 Pendapat negatif mengenai keamanan di Perpustakaan UI 2,4   10 Pengetahuan mengenai denda keterlambatan peminjaman buku di Perpustakaan UI 2,1   11 Persepsi negatif mengenai peran penting Perpustakaan UI 2,1   12 Pengetahuan minim mengenai penelusuran koleksi di LONTAR UI 2,7   13 Pemahaman mengenai Bahasa Indonesia yang diucapkan pustakawan/staf

Perpustakaan di Perpustakaan UI

2,2   14 Kecemasan bertanya dalam Bahasa Indonesia pada pustakawan/staf perpustakaan

Perpustakaan UI 2,0  

15 Ketidaknyamanan bertanya di Perpustakaan UI 2,1  

Total Skor (∑ Skor) 34,8

Rata-rata = ∑ Skor : N = 34,8: 15 = 2,32

Selanjutnya penghitungan tingkat LAS pada 6 subskala kecemasan yang diukur.

Tabel 4. Tingkat Kecemasan Mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaan UI pada 6 Subskala

Subskala Skor Kategori

(9)

Affective Barriers 2,63   Moderate Anxiety

Comfort with the Library 2,167   Low Anxiety

Knowledge of the Library 2,10   Low Anxiety

Mechanical Barriers 2,70   Moderate Anxiety

Language and Cultural Barriers 2,10   Low Anxiety

Pada beberapa penelitian antara lain yang dilakukan Jiao & Onwuegbuzie (1995), Jiao (1996), Jackson (2005), Nicholas, dkk. (2007) dan Ti Yu (2009), menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara frekuensi kunjungan ke perpustakaan dengan tingkat library anxiety. Semakin sering pengguna mengunjungi dan menggunakan perpustakaan, maka library anxiety yang dialami semakin rendah dan sebaliknya. Dalam penelitian ini frekuensi kunjungan hanya sebagai atribut yang dideskripsikan, bukan sebagai variabel yang dimaksudkan untuk uji korelasi.

Tabel 5. Kelompok Responden dan LAS Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan UI

< 5 kali dalam sebulan

Nama Responden LAS Kategori

Sul Bora 2,13 Kecemasan rendah Choi Woo Htak 2,67 Kecemasan sedang Lee Do Hyung 2,13 Kecemasan rendah Lee Min Young 2,13 Kecemasan rendah Satoshi Tsuboi 3,067 Kecemasan tinggi Yasuyumi Nose 2,067 Kecemasan rendah Kim Hyunan 2,6 Kecemasan sedang

5-10 kali dalam sebulan

Nama Responden LAS Kategori

Sohei Ohi 2,4 Kecemasan rendah

>10 kali sebulan

(10)

Choi Jeong-ho 2,267 Kecemasan rendah Eun Da Hoe 2,2 Kecemasan rendah

Pembahasan

Dari hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat library anxiety mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaan UI sebesar 2,32 yang tergolong kecemasan rendah atau low anxiety (kisaran 1,66-2,54). Indikator kecemasan dengan tingkat library anxiety tertinggi adalah pada indikator pengetahuan mahasiswa BIPA 3 mengenai sumber apa saja yang tersedia di Perpustakaan UI (skor= 2,8) artinya mahasiswa BIPA 3 masih kesulitan memahami sumber informasi yang tersedia di Perpustakaan UI. Hal ini dapat disebabkan karena ukuran perpustakaan yang luas, koleksi yang berjumlah sangat banyak dan pengetahuan yang minim terhadap sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) yang digunakan Perpustakaan UI. Sedangkan indikator dengan tingkat library anxiety terendah adalah pada indikator kenyamanan di Perpustakaan UI dan kemampuan bertanya dalam bahasa Indonesia pada pustakawan/staf perpustakaan di Perpustakaan UI (skor=2,1). Artinya, mahasiswa BIPA 3 pada umumnya tidak mengalami masalah dalam bertanya pada pustakawan dalam Bahasa Indonesia karena mereka telah duduk di level akhir program BIPA LBI FIB UI sehingga dapat diasumsikan penguasaan Bahasa Indonesia mereka sudah sangat baik.

Sementara secara subskala, dapat dapat dilihat bahwa kecemasan di Perpustakaan UI pada mahasiswa BIPA 3 paling besar dialami dari subskala mechanical barriers yang mencapai skor 2,70 yang tergolong dalam kecemasan sedang atau moderate anxiety. Oleh karena itu dapat disimpulkan rasa cemas mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaam UI dilatarbelakangi kesulitan dalam menggunakan LONTAR UI dan menghalangi mereka menemukan koleksi yang dibutuhkan. Kesulitan menggunakan LONTAR UI ini disebabkan kendala bahasa, kurang memahami instruksi yang ditampilkan dalam LONTAR UI, tampilan yang terlihat ‘rumit’ dan kurang memadai dalam memanfaatkan menu dan fitur yang tersedia di LONTAR UI.

Subskala yang tingkat kecemasannya paling rendah adalah knowledge of the library dan

language and cultural barriers yang mencapai skor 2,10. Oleh karena itu dapat disimpulkan

(11)

yang penting dari tempat di mana mereka belajar. Selain itu mereka juga pada umumnya tidak terlalu bermasalah dengan perbedaan bahasa dan budaya. Hal tersebut cukup wajar karena mereka telah duduk di kelas BIPA tingkat mahir sehingga notabene penguasaan terhadap bahasa Indonesia sudah sangat baik dan mereka telah cukup lama tinggal belajar di BIPA dan berinteraksi dengan lingkungan kampus UI termasuk perpustakaan. Kategori kecemasan di Perpustakaan UI yang paling banyak muncul atau modus adalah kecemasan rendah (low

anxiety).

Pada pengelompokan responden berdasarkan frekuensi kunjungan ke Perpustakaan UI, dapat terlihat bahwa responden yang mengunjungi Perpustakaan UI sebanyak 5-10 kali per bulan dan lebih dari 10 kali per bulan mengalami library anxiety kategori rendah. Namun pada responden yang frekuensi kunjungannya lebih sedikit yaitu kurang dari 5 kali dalam sebulan terdapat library anxiety dengan kategori yang bervariasi antara rendah, sedang, sampai tinggi. Fakta yang didapat dari penelitian ini dapat menguatkan temuan yang dihasilkan dalam penelitian sebelumnya mengenai hubungan erat antara library anxiety dengan frekuensi kunjungan ke perpustakaan serta dapat menjadi tinjauan bagi penelitian library anxiety selanjutnya.

(12)

Gambar 2. LONTAR UI

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1) Tingkat library anxiety tertinggi terdapat pada subskala mechanical barriers yang mencapai skala 2,7 atau kecemasan sedang atau moderate anxiety. Dapat disimpulkan kecemasan di perpustakaan yang dialami mahasiswa BIPA 3 disebabkan kesulitan mereka dalam menggunakan LONTAR UI.

2) Tingkat kecemasan mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaan UI secara keseluruhan sebesar 2,32 atau tergolong dalam kategori kecemasan rendah atau low anxiety.

3) Indikator dengan kecemasan tertinggi adalah mengenai pengetahuan mahasiswa BIPA 3 mengenai sumber apa saja yang tersedia di Perpustakaan UI yang mencapai skor 2,8 dan kecemasan terendah adalah mengenai kenyamanan di Perpustakaan UI dan

(13)

kemampuan bertanya dalam bahasa Indonesia pada pustakawan/staf perpustakaan di Perpustakaan UI yang mencapai skor 2,1.

Saran

Melihat hasil penelitian di lapangan, saran yang diajukan penulis sebagai berikut:

1. Perpustakaan UI telah memiliki program rutin menyelenggarakan program orientasi atau pengenalan perpustakaan (library induction) bagi mahasiswa baru pada masa Orientasi Belajar Mengajar (OBM). Hendaknya program positif tersebut juga merambah pada mahasiswa internasional yang ada di seluruh fakultas di UI baik itu mereka yang sedang mengikuti program BIPA maupun mereka yang sedang melaksanakan joint research, dan mengikuti program double degree atau student

exchange. Program tersebut sebaiknya diselenggarakan dalam situasi yang hangat dan

bersahabat dengan arahan dari pustakawan atau staf perpustakaan yang cukup mahir berbahasa Inggris.

2. Sebaiknya program library induction yang diberikan pada mahasiswa internasional memberikan pengenalan terutama terhadap sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan dan melibatkan mereka untuk praktik langsung penelusuran ke berbagai sumber yang tersedia di perpustakaan.

3. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat mahasiswa BIPA 3 kesulitan dalam menggunakan LONTAR UI (http://lib.ui.ac.id). Oleh karena itu program library

induction yang diberikan juga sebaiknya mencakup strategi penggunaan dan pencarian

koleksi di LONTAR UI. Sebaiknya pula dalam LONTAR UI ditampilkan instruksi pencarian biasa dan khusus secara jelas beserta contoh dan penjelasan fungsi dari tiap menu yang ada.

4. Sebaiknya Perpustakaan UI juga menyediakan call center atau help desk khusus untuk melayani mahasiswa internasional yang dikelola oleh pustakawan atau staf perpustakaan yang mahir berbahasa Inggris. Fasilitas ini penting untuk diadakan karena setiap tahunnya UI menerima cukup banyak mahasiswa. Dengan adanya fasilitas call center atau help desk khusus mahasiswa internasional tentunya juga akan membantu kolaborasi riset antara civitas akademika UI dengan mahasiswa dan peneliti

(14)

internasional serta dapat menjadi salah satu langkah bagi Perpustakaan UI dalam menuju visi perpustakaan riset kelas dunia.

Daftar Referensi

Abusin, K.A. & A.N. Zainab. (2010). Exploring Library Anxiety Among Sudanese University Students. Malaysian Journal of Library & Information Science, Vol.15 no.1, 55-81.

Blaxter, Loraine, Christina Hughes, dan Malcolm Tight. (2006). How to Research: Seluk

Beluk Melakukan Riset. Ed ke-2. Terj. Agustina R. E. Sitepoe. Jakarta: PT INDEKS

Kelompok Gramedia.

Bostick, Sharon Lee. (1992). The Development and Validation of The Library Anxiety Scale.

Wayne State University. Diambil 10 April 2014 dari Research Gate.

Creswell, John W. (1994). Research Design, Quantitative and Qualitative Approaches. s.l.: Sage Publications.

Hartman, Shawn. (2009). Library Fear Deconstructed: Overcoming Library Anxiety. 28th

Annual Conference on the First-Year Experience. Diambil 20 Agustus 2014 dari SC Edu.

Gravetter, Frederick J., Lori-Ann B. Forzano. (2009). Research Methods for The Behavioral

Sciences. Ed ke-3. Wadsworth Cengage Learning: Belmont.

Jackson, Pamela A. & Patrick Sullivan. (2011). International Students and Academic

Libraries: Initiatives for Academic Success. Chicago: Association of Academic Libraries.

Jiao, Qun. (1995). Library Anxiety: Characteristics of ‘At-Risk’ College Student. the Annual

Mid-South Educational Research Association Conference. Diambil 20 Agustus 2014 dari Science Direct.

Jiao, Qun, Anthony Onwuegbuzie. (1999). Is Library Anxiety Important?. Library Review.

(15)

Knight, Lorrie, Maryann Hight, dan Lisa Polfer. (2010). Rethinking The Library for The International Student Community”. Reference Services Review, 38. 581-605. Diambil 10 September 2014 dari Emerald Insight.

Lu, Yunhui & Denice Adkins. (2012) Library Anxiety among International Graduate Students. ASIST. Diambil 20 Agustus 2014 dari Science Direct.

Mellon, Constance A.. (1986). Library Anxiety: A Grounded Theory and Its Development”.

College and Research Libraries, 160-165. Diambil 15 April 2014 dari IDEALS..

Ti Yu. (2009) Library Anxiety and Library Use: A Survey at Jinwen University of Science and Technology. North Carolina Central University 41-61. Diambil 12 September 2014 dari Proquest.

Gambar

Tabel 1. Kategori Library Anxiety Scale
Tabel 3. Tingkat LAS Keseluruhan
Tabel 5. Kelompok Responden dan LAS Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan UI
Gambar 1. Ruang Koleksi Perpustakaan UI
+2

Referensi

Dokumen terkait