• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPLN D3.002-2-2008 Spesifikasi Transformator Distribusi Trafo Dengan Pengaman Sendiri CSP.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPLN D3.002-2-2008 Spesifikasi Transformator Distribusi Trafo Dengan Pengaman Sendiri CSP.pdf"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Bagian 2 :

Transformator dengan Pengaman Sendiri

Fase Tunggal, 20/√3 kV – 231/462 V

Lampiran Surat Keputusan Direksi

PT PLN (PERSERO) No.203.K/DIR/2008

STANDAR

(2)
(3)

SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Bagian 2 :

Transformator dengan Pengaman Sendiri

Fase Tunggal, 20/√3 kV – 231/462 V

Lampiran Surat Keputusan Direksi

PT PLN (PERSERO) No.203.K/DIR/2008

STANDAR

(4)
(5)

Diterbitkan oleh :

Bagian 2:

Transformator dengan Pengaman Sendiri

Fase Tunggal, 20/¥3 kV – 231/462 V

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Distribusi

dengan Surat Keputusan Direksi

PT PLN (Persero)

No.094.K/DIR/2006

Kelompok Kerja

Transformator Distribusi

dengan Surat Keputusan General Manager

PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

No. 010.K/LITBANG/2006

Diterbitkan oleh :

PT PLN (PERSERO)

Jl. Trunojoyo Blok M-1 /135, Kebayoran Baru

SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Bagian 2 :

Transformator dengan Pengaman Sendiri

Fase Tunggal, 20/√3 kV – 231/462 V

(6)
(7)
(8)

SUSUNAN KELOMPOK BIDANG DISTRIBUSI

STANDARDISASI

Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) : No. 094.K/DIR/2006 1. Ir. Widyastomo Sarli : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Ir. Suwarno : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Raharjo : Sebagai Wakil Sekretaris merangkap Anggota 4. Ir. Hilwin Manan : Sebagai Anggota

5. Ir. Nyoman Ardana : Sebagai Anggota 6. Ir. Arief Nur Hidayat : Sebagai Anggota 7. Ir. Amir Rosidin : Sebagai Anggota 8. Ir. Rudy Trijanto : Sebagai Anggota 9. Ir. Adi Subagio : Sebagai Anggota 10. Ir. Sulastyo : Sebagai Anggota 11. Ir. Satri Falanu : Sebagai Anggota 12. Ir. Wahjudi SN : Sebagai Anggota 13. Ir. Ratno Wibowo : Sebagai Anggota 14. Ir. Rutman Silaen : Sebagai Anggota

SUSUNAN KELOMPOK KERJA

Spesifikasi Transformator Distribusi

Bagian 2: Transformator dengan Pengaman Sendiri

Fase Tunggal, 20/¥3 kV – 231/462 V

Surat Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

No. : 010.K/LITBANG/2007

1. Ir. Nyoman Ardana : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Satyagraha A. Kadir, ST : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Hernadi Buhron : Sebagai Anggota

4. Ir. Achmad Riandhie : Sebagai Anggota 5. Ir. M. Tabrani Machmudsyah : Sebagai Anggota 6. Ir. Sri Budi Santoso : Sebagai Anggota 7. Ir. Didik Djarwanto, MT : Sebagai Anggota

(9)

Daftar Isi

Daftar Isi ...i

Daftar Tabel...ii Daftar Gambar...ii Prakata ... iii 1 Ruang Lingkup ... 1 2 Tujuan ... 1 3 Acuan Normatif... 1 4 Kondisi Pelayanan... 2 5 Karakteristik... 2 5.1 Tegangan primer... 2 5.2 Tegangan sekunder ... 2 5.3 Tegangan sadapan ... 2 5.4 Daya pengenal ... 3 5.5 Frekuensi... 3 5.6 Rugi-rugi... 3 5.7 Tegangan impedans... 3 5.8 Polaritas ... 3 5.9 Tingkat isolasi... 3

5.10 Kelas suhu isolasi dan kenaikan suhu ... 4

5.11 Tingkat bising ... 4 6 Konstruksi... 4 6.1 Umum... 4 6.2 Inti besi... 5 6.3 Belitan ... 5 6.4 Penyambungan belitan... 6 6.5 Minyak isolasi... 6

6.6 Tangki dan radiator ... 6

7 Alat Lengkapan ... 7 7.1 Busing primer ... 7 7.2 Busing sekunder... 8 7.3 Pengaman tekanan-lebih ... 8 7.4 Pengubah sadapan ... 8 7.5 Terminal pembumian... 8 7.6 Kuping pengangkat ... 8 7.7 Penggantung (hanger) ... 8 8 Sistem Pengaman... 8 8.1 Umum... 8 8.2 Pemutus tenaga ... 11

8.3 Pelebur sisi primer... 11

8.4 Penangkap petir (Ligthning arrester)... 12

9 Penandaan... 12

9.1 Pelat nama ... 12

9.2 Penandaan terminal ... 13

9.3 Penandaan daya pengenal ... 13

10 Pemeriksaan dan Pengujian ... 14

10.1 Pengujian jenis... 14

10.2 Pengujian rutin ... 14

10.3 Pengujian serah-terima ... 14

(10)

SPLN D3.002-2: 2008

ii

Daftar Tabel

Tabel 1. Tegangan sadapan...3

Tabel 2. Rugi-rugi ...3

Tabel 3. Pengujian karakteristik transformator ...16

Tabel 4. Susunan mata uji dan sampel pengujian jenis ...18

Daftar Gambar

Gambar 1. Konstruksi tipe inti (core type) ...5

Gambar 2. Konstruksi penggantung...10

Gambar 3. Penandaan terminal...13

(11)

Prakata

SPLN D3.002-2: 2008 merupakan revisi dari SPLN 95: 1994 ; Transformator dengan Pengaman Sendiri Fase Tunggal untuk Jaringan Sistem Fase-Tiga 4-Kawat.

Perubahan spesifikasi ditekankan pada:

1. Rugi-rugi transformator (rugi besi dan rugi belitan), mengingat semakin mahalnya biaya pokok penyediaan energi listrik.

2. Pengaturan pada aspek konstruksi inti besi dan belitan, berdasarkan data kerusakan transformator pada pengoperasian dan pengujian.

Dengan ditetapkannya SPLN D3.002-2: 2008, maka spesifikasi transformator distribusi pada SPLN 95: 1994 dinyatakan tidak berlaku lagi.

(12)
(13)

Spesifikasi Transformator Distribusi

Bagian 2: Transformator Dengan Pengaman Sendiri

Fase Tunggal, 20/¥3 kV – 231/462 V

1 Ruang Lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan transformator distribusi fase tunggal dengan pengaman sendiri (DPS) atau completely self protected (CSP) dengan daya pengenal sampai dengan 50 kVA, tegangan pengenal 20/¥3 kV - 231/462 V untuk penggunaan pada sistem distribusi tegangan menengah fase tiga - 4 kawat di lingkungan PT PLN (Persero).

2 Tujuan

Sebagai pedoman pengadaan dan pemesanan transformator bagi unit-unit PT PLN (Persero) serta ketentuan desain, pembuatan dan pengujian untuk pabrikan, pemasok dan lembaga penguji.

Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PT PLN (Persero) dapat menetapkan SPLN ini sebagai persyaratan minimum dan menetapkan spesifikasi tambahan sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman.

3 Acuan Normatif

Kecuali disebutkan secara khusus, ketentuan pada standar ini mengikuti revisi terakhir dari standar-standar berikut :

- SPLN D3.002-1: 2007; Spesifikasi Transformator Distribusi, Bagian 1: Trans-formator Fase Tiga, 20 kV - 400 V dan Transformator Fase Tunggal, 20 kV - 231 V dan 20/¥3 kV - 231 V

- SNI 04-6954.1, Transformator tenaga – Bagian 1: Umum - IEC 60076-1: 2000, Power transformers – Part 1: General - SNI 04-6954.2, Transformator tenaga – Bagian 2: Kenaikan suhu - IEC 60076-2: 1997, Power transformers – Part 2: Temperature rise

- IEC 60076-3: 2000, Power transformers – Part 3: Insulation levels, dielectric tests and external clearances in air

- IEC 60076-4: 2002, Power transformers – Part 4: Guide to lightning impulse and switching impulse testing of power transformers and reactor

- IEC 60076-5: 2006, Power transformers – Part 5: Ability to withstand short-circuit - IEC 60076-7: 2005, Power transformers – Part 7: Loading guide for oil-immersed

power transformers

- IEC 60076-8: 1997, Power transformers – Part 8: Application guide

- IEC 60076-10: 2001, Power transformers – Part 10: Determination of sound levels - IEC 60076-13: 2006, Power transformers – Part 13: Self-protected liquid-filled

transformers

- IEC 60296, Fluid for electrotechnical applications – Unused mineral insulating oils for transformers and switchgear

(14)

SPLN D3.002-2: 2008

2

- IEC 60137, Insulated bushings for alternating voltages above 1000 V

- SPLN 67-2C: 1986, Kondisi spesifik di Indonesia, Bagian dua: Pengendalian dan pengawasan mutu.

- BS EN 50180: 1999, Bushing above 1 kV up to 36 kV and from 250 A to 3,15 kA for liquid filled transformer

- EN 50386: 2002, Bushings up to 1 kV and from 250 A to 5 kA, for liquid filled transformers

- DIN 42530, L.V. Bushings up to 3kV current rating 250A to 3150A, and high current rating 3kV/4500 & 6300A

4 Istilah dan Definisi

Mengacu pada butir 4, SPLN D3.002-1 : 2007

5 Kondisi Pelayanan

Kondisi pelayanan transformator adalah kondisi normal : a. Ketinggian

Ketinggian tidak lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. b. Suhu udara ambien

Suhu udara ambien tidak melebihi 40°C. Suhu udara acuan untuk desain transformator : - Suhu rata-rata harian 30°C;

- Suhu rata-rata tahunan 30°C. c. Bentuk gelombang tegangan suplai

Bentuk gelombang tegangan suplai mendekati sinusoidal.

Transformator yang akan dioperasikan pada kondisi berbeda dengan ketentuan di atas memerlukan informasi tambahan seperti diatur pada Lampiran A SPLN D3.002-1 : 2007 pada saat pemesanan.

6 Karakteristik

6.1 Tegangan primer

Tegangan primer adalah tegangan nominal fase-netral pada sistem distribusi tegangan menengah fase tiga - 4 kawat, yaitu : 20/¥3 kV.

6.2 Tegangan sekunder

Tegangan sekunder pada keadaan tanpa beban : 231/462 V*)

CATATAN

*) Transformator dikonstruksi dengan dua belitan sekunder.

6.3 Tegangan sadapan

Sadapan pada belitan primer terdiri dari lima langkah dengan julat ± 2x2,5%. Sadapan No. 3 merupakan sadapan utama.

(15)

Tabel 1. Tegangan sadapan

No. Sadapan 1 2 3 4 5 Tegangan sadapan 21/¥3 kV 20,5/¥3 kV 20/¥3 kV 19,5/¥3 kV 19/¥3 kV

6.4 Daya pengenal

Daya pengenal transformator adalah 10, 16, 25 dan 50 kVA.

6.5 Frekuensi

Frekuensi pengenal adalah 50 Hz.

6.6 Rugi-rugi

Rugi tanpa beban (rugi besi) dan rugi berbeban (rugi belitan) pada sadapan utama dan suhu acuan 75ºC ditunjukkan pada tabel 2.

Batas maksimum rugi-rugi yang diperkenankan untuk rugi tanpa beban adalah +10% dan untuk rugi total adalah +5%.

Tabel 2. Rugi-rugi

Daya

pengenal Rugi tanpa beban Rugi berbeban pada 75°C cosI = 1 kVA W W 10 40 185 16 50 265 25 70 370 50 120 585

6.7 Tegangan impedans

Nilai tegangan impedans pada sadapan utama dan suhu acuan 75°C : - 10, 16, 25 kVA : 2,5%

- 50 kVA : 2,85 % Toleransi dari tegangan impedans : ± 10%

6.8 Polaritas

Polaritas transformator adalah subtraktif (kelompok vektor Ii0).

6.9 Tingkat isolasi

(16)

SPLN D3.002-2: 2008

4

- Terminal primer : LI/AC 125/- kV - Terminal sekunder : LI/AC 30/10 kV Penjelasan dari ketentuan tersebut di atas adalah sebagai berikut: Tegangan ketahanan impuls petir:

- Terminal primer, fase : 125 kV - Terminal sekunder, fase dan netral : 30 kV Tegangan ketahanan frekuensi daya:

- Terminal primer tidak dapat ditentukan isolasi primernya karena terminal netral belitan terhubung dengan bodi transformator

- Terminal sekunder, fase dan netral : 10 kV

6.10 Kelas suhu isolasi dan kenaikan suhu

Kelas suhu isolasi adalah kelas A (105°C).

Batas maksimum kenaikan suhu :

- Suhu minyak atas : 50 K - Suhu belitan rata-rata : 55 K

6.11 Tingkat bising

Tingkat bising maksimum untuk semua daya pengenal : 50 dB.

7 Konstruksi

7.1 Umum

7.1.1 Transformator harus dirancang dan dibuat dari komponen dan bahan baku yang

sama sekali baru dan sesuai dengan persyaratan desain untuk transformator pada kondisi pelayanan sebagaimana ditetapkan pada butir 5. Komponen dan bahan baku serta penyelesaiannya harus disesuaikan dengan geografi dan iklim Indonesia, khususnya mempunyai sifat tahan karat.

7.1.2 Pabrikan harus mendokumentasi gambar teknik beserta ukuran-ukurannya,

meliputi :

- Bentuk dan susunan belitan termasuk jenis dan ukuran konduktor belitan. - Torsi (dalam satuan Nm) dari klem vertikal dan horizontal inti besi.

(17)

7.2 Inti besi

7.2.1 Inti besi dibentuk dari laminasi baja silikon (cold-rollled grain oriented) atau baja

amorphous (amorphous steel).

7.2.2 Untuk kapasitas 50 kVA, konstruksi adalah adalah tipe inti (core type), dua belitan

sekunder ditempatkan pada dua kaki (leg) yang berbeda (gambar 1).

Gambar 1. Konstruksi tipe inti (core type)

7.2.3 Baut klem vertikal dan horizontal yang mempengaruhi karakteristik inti besi harus

dikencangkan dengan dua buah mur. Bagian ujung ulir dari baut klem-klem tersebut harus dimatikan (dipahat, dilas, dll) setelah mur terpasang dan kekencangan yang dispesifikasi tercapai.

7.2.4 Pabrikan harus mendokumentasi nilai torsi kekencangan dari baut klem inti besi

dan mencantumkannya dalam gambar konstruksi.

7.3 Belitan

7.3.1 Bahan konduktor belitan adalah tembaga (Cu) atau aluminium (Al).

7.3.2 Konduktor belitan sekunder dapat berbentuk lembaran (sheet/foil) atau segi empat

(rectangular). Bahan isolasi dari konduktor belitan harus sesuai dengan suhu kerja transformator dan tahan minyak.

7.3.3 Belitan tidak boleh diimpregnasi.

7.3.4 Lead wire untuk belitan yang mempunyai konduktor berbentuk lembaran harus

menggunakan jenis bahan yang sama dengan belitan tersebut. Penyambungan antara lead wire dengan lembaran belitan harus dengan pengelasan.

7.3.5 Bahan yang dapat digunakan untuk pasak belitan :

- Press wood, press board, atau material lain yang diproduksi masal sebagai komponen khusus transformator.

- Kayu alam setara kayu jati yang dikeringkan. Dalam hal ini, pabrikan harus mempunyai metoda untuk memastikan bahwa kadar air pada kayu cukup rendah, sehingga tidak menyebabkan pemburukan sistem isolasi minyak saat transformator beroperasi.

(18)

SPLN D3.002-2: 2008

6

7.4 Penyambungan belitan

7.4.1 Penyambungan dengan pengubah sadapan

7.4.1.1 Penyambungan belitan primer dengan pengubah sadapan harus dengan cara : - Pengelasan, lead wire pengubah sadapan dilas dengan lead wire belitan sadapan. - Pengepresan, lead wire belitan sadapan dipress langsung ke terminal pengubah

sadapan dengan alat press yang direkomendasi pabrikan pengubah sadapan. 7.4.1.2 Penyambungan dengan menggunakan konektor-lurus untuk menyambungkan

lead wire pengubah sadapan dengan belitan dapat digunakan hanya jika : - celah di dalam konektor diisi dengan timah solder ; dan

- bila dilakukan pengepresan pada konektor ini, harus menggunakan alat press yang sesuai.

7.4.2 Penyambungan belitan sekunder dengan busing

7.4.2.1 Hubungan antara lead wire belitan sekunder dengan busing harus menggunakan konektor siku atau konektor fleksibel. Penggunaan sepatu kabel (cable lug) sebagai konektor tidak diperbolehkan.

7.4.2.2 Konektor dari bahan aluminium hanya dapat digunakan pada belitan aluminium dan berukuran minimal satu tingkat lebih besar dari ukuran konduktor belitan. 7.4.2.3 Penyambungan lead wire belitan dengan konektor :

- Untuk bahan sejenis (Al – Al atau Cu – Cu) harus secara pengelasan - Untuk bahan berlainan jenis (Al – Cu) dengan mur-baut

(19)

7.5 Minyak isolasi

7.5.1 Minyak sebagai media pendingin dan isolasi transformator adalah jenis mineral

dan tidak beracun.

7.5.2 Minyak harus memenuhi persyaratan IEC 60296 dengan tegangan tembus • 50

kV/2,5 mm.

7.5.3 Pabrikan harus menyediakan sertifikat hasil uji dari laboratorium independen untuk

merek minyak yang digunakan.

7.5.4 Pengisian minyak diproses secara vakum untuk menjamin penetrasi maksimum

dari minyak isolasi ke dalam sistem isolasi belitan.

7.6 Tangki dan radiator

7.6.1 Tangki berbentuk silindris dan dilengkapi dengan tempat kedudukan penangkap

petir.

7.6.2 Bagian luar tangki dan radiator harus dicat dengan cat tahan cuaca berwarna

cerah/tidak menyerap panas dengan ketebalan minimum 70 µm. Penghilangan karat, lemak, minyak, maupun percikan las pada proses pengecatan, diutamakan dengan sistem shot blasting. Cara lain adalah dengan proses kimiawi.

7.6.3 Daerah di sekitar terpasangnya busing primer dan pembatas tekanan pada

penutup tangki (tank cover) harus dibentuk sedemikian rupa sehingga lebih tinggi dari permukaan lainnya.

7.6.4 Tangki dan penutup tangki harus terhubung secara elektris dan tahan dilalui arus

6000 A selama 1 detik.

7.6.5 Gasket/pelapis antara tangki dan penutupnya harus menggunakan bahan yang

tahan minyak dan sesuai dengan suhu kerja transformator (Neoprene, atau lebih baik).

Jumlah sambungan hanya diperbolehkan satu buah.

7.6.6 Tangki, radiator dan sistem seal harus mampu menahan tekanan 50 kPA (0,5 bar)

selama 24 jam, tanpa mengalami kebocoran.

7.6.7 Ketinggian minyak diatur sedemikian rupa, sehingga pada beban operasi dan

beban lebih yang diizinkan, minyak dapat mengisi seluruh ruang di dalam tangki namun tekanan di dalam tangki tidak menyebabkan pengaman tekanan lebih bekerja.

8 Alat Lengkapan

Transformator dilengkapi dengan alat-alat pelengkap yang sama sekali baru dan sesuai untuk penggunaan seperti ditetapkan pada butir 5.

Jenis lengkapan transformator adalah sebagai berikut: - Busing primer

- Busing sekunder

(20)

SPLN D3.002-2: 2008 8 - Pengubah sadapan - Terminal pembumian - Kuping pengangkat - Penggantung

9 Busing primer

9.1.1 Busing terbuat dari porselen dengan tegangan maksimum 24 kV dengan arus

pengenal yang disesuaikan dengan arus pengenal transformator.

- Busing porselen adalah untuk tingkat polusi sedang sesuai IEC 60137 dengan jarak rambat nominal 480 mm.

- Busing jenis porselen harus memenuhi EN 50180. Pabrikan harus menyediakan sertifikat uji dari laboratorium independen untuk setiap merek busing yang digunakan.

- Pemasangan busing porselen pada penutup tangki harus menggunakan fixing ring yang sesuai dengan tipe busing.

- Penempatan busing primer mengikuti ketentuan butir 10.2 dengan jarak udara minimum 210 mm.

9.2 Busing sekunder

9.2.1 Busing sekunder

- Busing adalah jenis porselen dengan tegangan pengenal 1 kV dengan arus pengenal yang sesuai dengan arus pengenal transformator. Ukuran minimum dari konduktor busing adalah M12.

- Busing harus memenuhi persyaratan EN 50386 atau DIN 42530. Jenis busing lebih diutamakan pada konstruksi yang dapat memberikan perlindungan pada seal busing terhadap sinar ultra violet.

- Pabrikan harus menyediakan sertifikat uji dari laboratorium independen untuk setiap merek busing yang digunakan.

9.3 Pengaman tekanan-lebih

Pengaman tekanan-lebih (pressure relief device) dengan ukuran yang sesuai dengan tekanan kerja transformator, dipasang pada tutup tangki.

9.3.1 Tekanan pengenal pengaman tekanan-lebih harus disesuaikan dengan tekanan

operasi di dalam tangki, sehingga tidak bekerja saat transformator dibebani beban pengenal dan beban lebih yang diizinkan, tetapi dapat bekerja mengamankan tekanan pada saat terjadi gangguan didalam transformator.

9.4 Pengubah sadapan

Jenis yang digunakan adalah pengubah sadapan tanpa beban. Perubahan posisi sadapan dilakukan dengan merubah komutator pada keadaan tanpa tegangan.

9.4.1 Pengubah sadapan dilengkapi dengan penandaan dengan tulisan : ”perubahan

(21)

9.5 Terminal pembumian

Transformator dilengkapi dengan terminal pembumian, satu buah pada tangki dan satu buah pada penutup tangki. Bagian terminal yang akan terhubung dengan konduktor pembumian sistem harus dilapisi timah. Baut terminal terbuat dari bahan kuningan.

9.5.1

Ukuran terminal pembumian adalah M12 dan harus dilengkapi dengan penandaan

9.5.2 Kuping pengangkat

Transformator harus dilengkapi kuping pengangkat (lifting lug) yang mampu mengangkat berat transformator tanpa kerusakan.

9.6 Penggantung (hanger)

Bentuk dan dimensi penggantung dapat dilihat pada gambar 1.

10 Sistem Pengaman

10.1 Umum

Transformator dengan pengaman sendiri (completely self protected) adalah transformator yang dilengkapi dengan pengaman beban lebih, arus hubung singkat dan tegangan surja petir dalam suatu kesatuan transformator. Sistem pengaman terdiri dari pemutus tenaga pada sisi sekunder, pelebur pada sisi primer dan penangkap petir pada sisi primer.

Koordinasi pengamanan antara pelebur di sisi primer dan pemutus tenaga di sisi sekunder harus dilakukan sedemikian rupa dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengamanan transformator.

10.1.1 Pemutus tenaga dikoordinasi secara termal dengan batas ketahanan

transformator untuk mengamankan belitan terhadap gangguan luar. Batas ketahanan transformator adalah sebagai berikut:

(22)

SPLN D3.002-2: 2008

10

Gambar 2 : Konstruksi penggantung

(23)

ƒ 2 In : 30 menit ƒ 3 In : 5 menit ƒ 4,75 In : 60 detik ƒ 6,3 In : 30 detik ƒ 11,3 In : 10 detik ƒ 25 In : 2 detik ƒ Garis I2t = 1250 A2.detik Dimana :

In = arus pengenal transformator dalam per-unit

t = durasi arus dalam detik

10.1.2 Pelebur pada sisi primer dikoordinasi sedemikian rupa dengan pemutus tenaga di

sisi sekunder, sehingga hanya bekerja bila terjadi gangguan internal dan mampu memisahkan transformator dari jaringan tegangan menengah.

10.1.3 Waktu pemutusan maksimum (maximum clearing time) pemutus tenaga dengan

waktu leleh minimum (minimum melting time) pelebur harus mempunyai kerenggangan yang cukup (sekurang-kurangnya 25%).

10.2 Pemutus tenaga

Pemutus tenaga terhubung dengan belitan sekunder dan dipasang di dalam tangki.

10.2.1 Pemutus tenaga adalah jenis terendam minyak dan tanpa setelan (fixed). 10.2.2 Nilai-nilai pengenal :

- Tegangan pengenal : 240 V

- Kapasitas pemutusan : lebih besar dari arus hubung-singkat pada terminal sekunder

- Tingkat isolasi : LI/AC 30/10 kV

10.2.3

Karakteristik pemutus tenaga harus sesuai dengan siklus pembebanan normal pada IEC 60076-7 : 2005 untuk suhu sekitar 30

ºC.

10.2.4 Pemutus tenaga tidak boleh membuka pada saat transformator dibebani-lebih

sesuai ketentuan 9.2.4

10.2.5 Pemutus tenaga harus dilengkapi dengan lampu indikator beban lebih. Lampu

menyala pada 15 s/d 35ºC dibawah suhu buka pemutus tenaga.

10.2.6 Pemutus tenaga harus dilengkapi dengan kurva karakteristik waktu-arus untuk

pemutusan total (total clearing time) atau pemutusan rata-rata (average clearing time).

10.2.7 Pabrikan harus menyediakan sertifikat atau laporan pengujian dari laboratorium

independen untuk setiap merek pemutus tenaga yang digunakan.

10.3 Pelebur sisi primer

Pelebur dihubungkan dengan belitan primer dan dipasang di dalam tangki transformator.

10.3.1 Pelebur tersebut harus terendam dalam minyak dan terpasang kokoh dengan

(24)

SPLN D3.002-2: 2008

12

10.3.2 Nilai-nilai pengenal :

ƒ Tegangan pengenal : tegangan maksimum fase-netral atau nilai yang dire-komendasi pabrikan pelebur yang digunakan.

ƒ Arus pengenal : disesuaikan dengan arus pengenal transformator.

10.3.3 Pelebur harus dilengkapi dengan kurva karakteristrik waktu-arus :

ƒ Waktu leleh minimum (minimum melting time) ƒ Waktu pemutusan total (total clearing time)

10.3.4 Pabrikan harus menyediakan sertifikat atau laporan pengujian dari laboratorium

independen untuk setiap merek pelebur yang digunakan.

10.4 Penangkap petir (ligthning arrester)

10.4.1 Penangkap petir dipasang pada tangki bagian luar pada tempat kedudukannya

dan terhubung dengan terminal busing primer.

10.4.2 Karakteristik penangkap petir :

ƒ Jenis : Metal Oxyde Varistor ƒ Tegangan pengenal : 18 kV

ƒ Arus pelepasan : 5 kA

10.4.3 Pabrikan harus menyediakan sertifikat atau laporan pengujian dari laboratorium

independen untuk setiap merek penangkap petir yang digunakan.

11 Penandaan

11.1 Pelat nama

Transformator harus dilengkapi pelat nama yang kuat, tahan karat, dan mudah dikenali. Tulisan pada pelat ini harus jelas dan tidak mudah hilang/luntur, data pada pelat nama sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

- Jenis transformator Transformator DPS (CSP) - Nomor spesifikasi/standar SPLN D3.002-2 : 2007 - Nomor seri contoh 07-001

(diawali dua digit tahun pembuatan)

- Jumlah fase 1

- Daya pengenal

- Frekuensi pengenal 50 Hz - Tegangan pengenal primer dan sekunder

- Arus pengenal primer dan sekunder

- Kelompok vektor Iio - Tegangan impedans

- Rugi tanpa beban - rugi berbeban contoh : 120 W – 585 W - Bahan belitan primer - sekunder contoh : Cu - Al atau Cu - Cu - Berat total

(25)

- Jenis minyak Mineral - Kode pemutus tenaga dan pelebur

Selain pelat nama, transformator harus dilengkapi dengan identitas pabrikan dan diagram hubungan.

11.2 Penandaan terminal

11.2.1 Penandaan terminal :

ƒ Terminal tegangan tinggi : H1 - ƒ Terminal tegangan rendah : x1 - n – x2 ƒ Terminal pembumian : di bawah n

11.2.2 Posisi busing primer dilihat dari sisi sekunder terletak di sebelah kiri ditunjukkan

pada gambar 3.

11.3 Penandaan daya pengenal

Transformator harus dilengkapi penandaan daya pengenal pada tangki ditunjukkan pada gambar 4.

11.3.1 Penandaan ditulis dengan cat warna hitam dengan tinggi huruf minimal 100 mm. 11.3.2 Ketentuan penandaan :

Tahun pembuatan

(empat digit) - Daya pengenal (tanpa satuan)

(26)

SPLN D3.002-2: 2008

14

12 Pemeriksaan dan Pengujian

Semua sistem pengukuran yang digunakan pada pengujian-pengujian harus bersertifikat, terkalibrasi periodik dan tertelusur sesuai aturan yang tertuang dalam ISO 9001.

Macam pengujian pada setiap klasifikasi pengujian tercantum pada tabel 3 dan tabel 4. PT PLN (Persero) dapat menetapkan mata uji khusus maupun mengubah atau menambahkan mata uji dengan menyatakannya saat pemesanan.

12.1 Pengujian jenis

Mata uji pengujian jenis (type test) tercantum pada tabel 3 kolom 4. Pengujian jenis dilaksanakan oleh laboratorium PLN.

Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan perlu menyediakan data dan informasi mengenai :

ƒ Gambar konstruksi seperti diuraikan pada butir 7.1.2

ƒ Sertifikat dari laboratorium independen dari peralatan/komponen pada butir 7.5, 8.1, 8.2, 9.2, 9.3 dan 9.4.

ƒ Kurva koordinasi proteksi.

Pengujian jenis cukup dilakukan sekali saja untuk setiap desain transformator, namun perlu diverifikasi setiap lima tahun.

Jika pabrikan merubah desain atau konstruksi sehingga kriteria identik pada butir 11.3.2 tidak terpenuhi, maka transformator tersebut memerlukan pengujian jenis ulang.

Jumlah sampel untuk pengujian jenis adalah dua unit dengan desain identik. Sampel No. 1 lengkap dengan sistem proteksi, sampel No. 2 tanpa proteksi. Susunan mata uji terhadap masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.

12.2 Pengujian rutin

Mata uji pengujian rutin tercantum pada tabel 4 kolom 3.

Pada setiap transformator yang lulus uji rutin, pabrikan harus memberikan stiker QC sebagai tanda lulus uji rutin.

12.3 Pengujian serah-terima

Mata uji pengujian serah-terima adalah sama dengan mata uji pengujian rutin (tabel 3 kolom 6), tetapi PT PLN dapat menambah mata uji lainnya dengan menyatakannya pada saat pemesanan.

Transformator yang diserah-terimakan harus dilengkapi buku petunjuk operasi dan pemeliharaan.

Pengujian serah-terima dilaksanakan di laboratorium PT PLN atau pabrikan.

12.3.1 Prosedur pengujian serah terima

Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:

a) Transformator yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik dengan transformator yang diuji jenis.

b) Transformator yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi dengan laporan pengujiannya.

c) Pengujian serah terima disaksikan oleh PT PLN.

d) Jumlah sampel adalah 10% (dibulatkan) dari jumlah yang akan diserahterimakan dengan jumlah minimum satu unit pada kelompok tersebut.

(27)

12.3.2 Transformator identik

Transformator dapat dinyatakan identik satu sama lain bila:

a) Daya pengenal, tegangan tertinggi (Um) sisi belitan primer dan sekunder, kelompok vektor harus sama.

b) Tegangan impedans harus sama dengan toleransi ± 10% c) Rugi tanpa beban harus sama dengan toleransi ± 10%

d) Rugi I²R pada belitan primer dan sekunder harus sama dengan toleransi ± 10% e) Arus tanpa beban harus sama dengan toleransi 30%.

f) Bahan dasar, desain dan konstruksi dari belitan dan inti besi harus sama g) Letak busing tegangan tinggi maupun tegangan rendah harus sama.

h) Jumlah dan ukuran sirip pendingin (bila ada) harus sama, toleransi ukuran sirip 5%

i) Dimensi tangki harus sama dengan toleransi 5%

CATATAN 1

Merek busing, minyak mineral, penangkap petir dan pengubah sadapan dapat berbeda dengan merek pada transformator yang diuji jenis, sepanjang pabrikan dapat memberikan sertifikat dari laboratorium independen yang membuktikan bahwa peralatan baru tersebut mempunyai mutu yang setara.

CATATAN 2

Penggunaan merek dan kode dari pemutus tenaga dan pelebur yang berbeda harus diverifikasi terhadap tabel 4.

CATATAN 3

Penerapan toleransi pada kriteria identik di atas harus tetap memperhatikan batas nilai maksimum dan minimum yang ditetapkan standar ini.

Bila sampel pada pengujian serah-terima tidak sesuai dengan kondisi di atas maka sampel tersebut harus diuji jenis.

12.3.3 Penilaian pengujian serah terima

Kriteria penilaian pengujian serah-terima :

a) Sampel transformator dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada kolom 6 tabel 3 berhasil baik.

b) Seluruh transformator yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua sampel yang diuji hasilnya baik.

c) Jika lebih dari satu sampel mengalami kegagalan, maka semua transformator yang diajukan (akan diserahterimakan) ditolak, karena dianggap dalam kelompok tersebut masih ada cacat.

d) Jika satu sampel mengalami kegagalan, pada dasarnya semua transformator yang diajukan belum dapat diterima dan pengujian dapat diulang dengan mengambil sampel baru sejumlah yang pertama. Jika semua sampel baru diuji dengan hasil baik, maka semua transformator yang diajukan dianggap baik dan dapat diterima. Jika dalam pengujian ulang masih ada satu sampel saja mengalami gagal, maka seluruh transformator yang diajukan ditolak.

e) Terhadap kelompok transformator yang dinyatakan ditolak pada butir c) dan d), pabrikan atau pemasok dapat mensortir dan transformator yang baik dapat diajukan kembali. Untuk pengajuan kembali pabrikan harus meneliti sebab-sebab kegagalan dan bila kegagalan menyangkut sistem produksi, pabrikan harus memperbaiki proses produksinya.

(28)

SPLN D3.002-2: 2008

12.4 Pengujian lapangan

Pengujian lapangan dilakukan oleh PT PLN unit pemesan. Mata uji pengujian lapangan tercantum pada tabel 3 kolom 7.

Tabel 3. Pengujian karakteristik transformator

No. Mata uji Metoda uji / acuan R1) J 1) S1) L1)

1 2 3 4 5 6 7

1. Pemeriksaan dimensi/konstruksi transformator

ƒ Pemeriksaan dimensi ƒ Butir 7

ƒ Spesifikasi pabrikan

D D D D

ƒ Pemeriksaan konstruksi ƒ Butir 7 D D D

ƒ Pemeriksaan lengkapan ƒ Butir 8 D D D D

ƒ Pengukuran jarak udara dan jarak

rambat busing ƒ IEC 60076-3 ƒ Butir 8.1.3 dan 8.1.6

D D D

2. Pengukuran tahanan belitan ƒ IEC 60076-1, butir 10.2 D D D

3. Pengukuran rasio tegangan dan

kelompok vektor ƒ IEC 60076-1, butir 10.3 D D D D

4. Pengukuran rugi berbeban dan

tegangan impedans ƒ Butir 6.6 dan 6.7 ƒ IEC 60076-1, butir 10.4

D D D

5. Pengukuran rugi dan arus tanpa

beban ƒ Butir 6.6

ƒ IEC 60076-1, butir 10.5

D D D

6. Pengujian ketahanan tegangan

frekuensi-daya belitan sekunder ƒ Butir 6.9 ƒ IEC 60076-3

D D D

7. Pengujian tegangan lebih induksi ƒ IEC 60076-3 D D2) D

8. Pengukuran tahanan isolasi ƒ IEC 60076-3 D D D D

9. Pengujian ketahanan tegangan

impuls petir ƒ Butir 6.9 ƒ IEC 60076-3 ƒ IEC 60076-4

ƒ IEC 60076-13, butir 12.4.8

D

10. Pengujian kenaikan suhu

ƒ Butir 6.10 ƒ IEC 60076-2

D3)

11. Pengujian tingkat bising

ƒ IEC 60076-10 ƒ Butir 6.11

D

(29)

12. Pengujian ketahanan hubung-singkat

ƒ Kemampuan termal ƒ IEC 60076-5, butir 4.1 D

ƒ Kemampuan dinamik ƒ IEC 60076-5, butir 4.2 D

13. Pengujian tegangan tembus minyak ƒ Butir 7.5.2 D D

14. Pengujian kebocoran tangki ƒ Butir 7.6.7 D4) D D4)

15. Pengujian enerjais tanpa beban ƒ Durasi uji = 24 jam D

16. Pengujian karakteristik pengaman Lihat tabel 4 D

17. Pengujian operasi normal pemutus

tenaga 10 kali buka tutup D

5) D

18. Pengujian koordinasi proteksi ƒ Butir 9.1 D

CATATAN :

1) R = pengujian rutin ; J = pengujian jenis ; S = pengujian serah-terima ; L = pengujian

lapangan

2) Pengujian dilakukan pada tegangan uji 3,46 tegangan nominal

3) Setelah pengujian kenaikan suhu, transformator harus mampu dienerjais tanpa beban pada

105% tegangan pengenal selama 2 jam.

4) Dapat dilakukan dengan waktu uji lebih singkat. 5) Lihat tabel 4

(30)

SPLN D3.002-2: 2008

Tabel 4 : Susunan mata uji dan sampel pengujian jenis

No. Mata uji Metoda uji / acuan Sampel 1 Sampel 2

1. Pemeriksaan dimensi/konstruksi

transformator D

2. Pengukuran tahanan belitan ƒ IEC 60076-1, butir 10.2 D D

3. Pengukuran rasio tegangan dan

kelompok vektor ƒ IEC 60076-1, butir 10.3 D D 4. Pengukuran rugi berbeban dan

tegangan impedans ƒ Butir 6.6 dan 6.7 ƒ IEC 60076-1, butir 10.4 D D 5. Pengukuran rugi dan arus tanpa

beban ƒƒ IEC 60076-1, butir 10.5 Butir 6.6 D D 6. Pengujian ketahanan tegangan

frekuensi-daya belitan sekunder ƒƒ IEC 60076-3 Butir 6.9 D D 7. Pengujian tegangan lebih induksi ƒ IEC 60076-3 D D

8. Pengukuran tahanan isolasi ƒ IEC 60076-3 D D

9. Pengujian kenaikan suhu ƒ Butir 6.10 ƒ IEC 60076-2

D

10. Pengujian tingkat bising

ƒ IEC 60076-10 ƒ Butir 6.11

D

11. Pengujian ketahanan hubung-singkat

ƒ Kemampuan termal ƒ IEC 60076-5, butir 4.1

D

ƒ Kemampuan dinamik ƒ IEC 60076-5, butir 4.2

D

12. Pengujian ketahanan tegangan

impuls petir ƒ Butir 6.9 ƒ IEC 60076-3 ƒ IEC 60076-4

ƒ IEC 60076-13, butir 12.4.8

D D

13. Pengujian kebocoran tangki ƒ Butir 7.6.7 D

14. Kontinuitas elektrikal pembumian

penutup tangki ƒ IEC 60076-13, butir 12.4.9 D 15. Kenaikan suhu pada beban lebih ƒ IEC 60076-13, butir 12.4.7 D

16. Pengujian siklus switsing ƒ IEC 60076-13, butir 12.3 D

17. Pengujian koordinasi proteksi ƒ Butir 9.11) D

18. Operasi normal pemutus tenaga ƒ 50 kali operasi D

CATATAN

1) Dilakukan pada 50% dan 100% arus hubung-singkat terminal sekunder, masing-masing 3 kali

operasi pemutusan

(31)
(32)

Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,

www.pln-litbang.co.id

(33)
(34)

Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,

www.pln-litbang.co.id

Gambar

Tabel 2.  Rugi-rugi
Gambar 1. Konstruksi tipe inti (core type)
Gambar 2 :  Konstruksi penggantung
Gambar 3 :  Penandaan terminal  Gambar 4 :
+3

Referensi

Dokumen terkait