• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Robbins, Stephen P., Judge,Timothy A.(2008a). Prilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Robbins, Stephen P., Judge,Timothy A.(2008a). Prilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, K., Laschinger, H., & Wong, C. (2009). Workplace empowerment and magnet hospital characteristics as predictors of patient safety climate. Journal of Nursing Care Quality, 24 (1), 55-62.

Anugrahani, c. (2010). Hubungan faktor individu dan organisasi dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman pasien safety di RSAB Harapan Kita : FIK UI. Tesis tidak dipublikasikan.

Ariyani (2009) Analisis pengetahuan dan motivasi perawat yang mempengaruhi sikap mendukung penerapan program pasien safety di instalasi perawatan intensif RSUD dr Moewardi Sukarta (tesis).UNDIP

Armellino,D.,Griffin,M.T.Q..,& Fitzpatrick,J.J. (2010). Structural emprowerment and patient safety culture among registered nurses working in adult critical care units..Journal of Nursing

Management,

18(7),796-803.doi:10.1111/j.1365-2834.2010.01130.x.

Awalia, Anwar W.(2012) Hubungan Pengetahuan, motivasi dan supervise terhadap kinerja dalam mengimplementasikan Patienst Safety Makasar.Tesis FUH.Tidak dipublikasikan.

Badi’ah (2008). Hubungan Motivasi Perawat dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Bantul Tahun 2008. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 12 : 74 – 82

Beyea,S.C.(2003). Patient identification-a crutial aspect of patient safety. AORN Journal 78(3):478

Robbins, SP (2003). Prilaku organisasi, (Edisi ke-10). Jakarta:PT. Indeks Gramedia.

Robbins, Stephen P., Judge,Timothy A.(2008a). Prilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Robbins,S.P & Judge (2008b). Prilaku organisasi. (Edisi 12). Jakarta:Salemba Empat

(2)

Cahyono, J.B (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik Kedokteran. Yoykarta: Kanisius

Depkes & KKP-RS. (2008a). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (Edisi 2). Jakarta

Depkes & KKP-RS. (2008b). Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP). (Edisi2). Jakarta

Depkes. (2008). Pedoman indikator mutu pelayanan keperawatan klinik di sarana kesehatan. Jakarta

Depkes & KKP-RS.(2011) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia. No.1691/Menkes/Per/VIII/2011, tentang keselamatan pasien.

Dewi,S.C. (2011). Hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dan karakteristik perawat dengan penerapan keselamatan pasien dan perawat di IRNA I RSUP.Dr. Sardjito Yogyakarta.Tesis

Dessler.Gary. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Index Kelompok Gramedia

Djaali. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Foster, A.J, (2006). Adverse events following an emergency departement visit. Journal of Quality and safety in health Care, 16 (1), 17-22 Fotouh,A.M.A (2012), Assessment of patient safety culture among

healthcare providers at a teaching hospital in cairo,Egypt. Eastern Mediterranean Health Journal 18 (4):372-377

Fleming, M. (2006). Patient safety culture measurement and improvement: a “how to” guide. Health Care Quarter, 8 (1), 14 – 19.

Hadi, M.(2013), Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perawat di rumah sakit tingkat iii 16.06.01 ambon. Jurnal AKK. 2013; Vol 2 No 1.

Hamzah, H. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di bidang pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hartati, T. (2012). Program Orientasi dan Karakteristik dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RS Roemani Pku Muhammadiyah Semarang. Seminar Hasil-hasil Penelitian-Lppm Unimus.

(3)

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : Penerbit Bumi Aksara

Hikmah S.(2008) Persepsi Staf mengenai “Patient Safety” di Instalasi

Rawat Darurat (IRD) RSUP Fatmawati. Skripsi.Tidak

dipublikasikan

Hughes, R.G (2008). Patient Safety and Quality: an evidence base handbook for nurses.Rochville MD: Agency for Healthcare

Reseach and Quality Publication :

http://www.ahrg.gov/qual/nurseshdbk/pdf

Holloway RG, Tuttle (2007). The safety of hospital stroke care. Neurologi.68:550-55

Ilyas, Yaslis. (2002). Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian. Depok: FKM UI.

Institute of Medicine. Keeping patients safe: transforming the work environments of nurses. Washington, DC: National Academic Press; 2000 diakses 30 Januari 2016 dari :http://www.nap.edu Irwandi, T, (2011). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Motivasi, Usia dan

Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pada RSU Dr. Pirngadi Medan. Tesis.Tidak dipublikasikan

Joint Commission International, Standar Akreditasi Rumah Sakit, Enam Sasaran Keselamatan Pasien. Edisi ke-4. Januari 2011

Juliani. (2007). Pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU D P Medan. Medan: USU e-Repository.

KARS (2012). Penilaian akreditasi rumah sakit. Diakses dari www.kars.or.id pada tanggal 9 Februari 2016

Kaufman,G.,&Mccaughan,D.(2013). The effect of organizational on patien safety. Nursing Standard, 27(43),50-56.

Kepmenkes,RI No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.2008.Jakarta

Kanestren,D.R (2009). Analisis Hubungan Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap RS Pertamina Jaya. Tesis. Tidak dipublikasikan

Kuntoro, Agus. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

(4)

Kurniadi, A. (2013), Manajemen Keperawatan dan Perspektifnya. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Letvak,S (2008), Factors influencing work productivity and intent to stay in nursing. Nursing Economics

Lumenta, N.A (2008). State of the art patient safety. Disampaikan pada Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko Klinis di RSAB Harapan Kita pada tanggal 1-3 April 2008. Jakarta: Tidak Dipublikasikan

Lupiah, Lauga. Dkk. (2009). Hubungan Faktor-Faktor Motivasi dengan Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kefamenanu Kabupaten TTU. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Bali Malayu, S.P Hasibuan.(2010). Organisasi dan Motivasi Dasar

Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Manojlovich,M (2007). Healthy work environment, nurse-phycisian communication and patient’s outcomes. American Journal of Critical Care vol, 16 (536-43)

Maryam,D. (2009). Hubungan antara penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan kepuasan pasien di IRNA Bedah dan Irna Medik RSU Dr. Soetomo Surabaya.Tesis

Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2006). Leadership roles and management

functions in nursing: therory and application. (5th Ed.).

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Marquis, Bessie L. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan Aplikasi,Ed.4. Jakarta: EGC

Myers,..S..,et.all (2010). Safety concerns of hospital based new to practice registered nurses and their preceptors. The Journal of continuing Education in Nursing,41 (4)

Mwachofi, A (2011). Factors affecting nurses’ perceptions of pasient safety. International Journal of Health Care Quality Assurance 24.(4):274-83

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(5)

Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient safety) Tahun 2008. Jakarta.Depkes RI

Pedoman Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient safety Incident Report) 2008.

Qalbia (2013). Hubungan Motivasi dan Supervisi terhadap Kinerja

Perawat Pelaksana dalam Menerapkan Patient Safetty di Rawat

Inap RS Universitas Hasanuddin. Makasar.Tesis.Tidak

dipublikasikan

Samsudin, Sadili, Wijaya, E. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Schulmeister, L (2008). Patient misidentification in oncology care. Clinical Journal of Oncology Nursing. 12 (3):495-8.

Seifert,P.C.(2012). Communication and safety. AORN Journal. 95(5):62-5464.

Siagian, Sondang, P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siagian (2006). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Simamora. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Sopiah. (2009). Perilaku Organisasi. Penerbit Andi Yogyakarta

Subanegara,Hanna Permana (2012), Indikator Kinerja Rumah Sakit.www.jointcommission.org

Sulistyowati,D.(2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian target kinerja individu perawat pelaksana

berdasarkan indeks kinerja individu digedung A RSUP dr.Cipto Mangunkusumo.Tesis

Swanburg, Russel C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC

Trinkoff, A.M, Geiger-Brown, J.M, et al. (2008). Personal Safety for nurses. dalam Hughes R.D (ed), Patient Safety and quality: an evidence-based handbook for nueses.. 39: 1-8

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Jakarta.

(6)

Vazirani, S. (2005). Effect of a multidicpinary intervention on communication and collaboration. Amerivan Journal of Critical Care, Proquest Science Journal.vol.14:71

WHO (2007). Nine life saving patient solution diakses Januari 03 2014 dari: . http://www.who.int

__________________. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wibowo. (2010). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wibowo, A (2014). Metologi Penelitian Praktis. Jakarta: Rajawali Pers Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang

Referensi

Dokumen terkait

Pasien dengan gangguan pendengaran harus mendapat evaluasi berupa inspeksi ada tidaknya kelainan telinga luar yang dapat mengganggu konduksi gelombang suara, obstruksi liang

Kemudian akan muncul paket yang perlu di install pada Mikrotik tersebut dan pilih paket sesuai dengan kebutuhan yaitu paket untuk Router dan Radio maka menu

Tugas Pokok Dinas Perumahan, Cipta Karya dan Tata Ruang adalah melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam bidang Perumahan, Cipta Karya dan Tata Ruang dalam rangka pelaksanaan

Selain untuk mengeliminir ancaman, program-program pertahanan harus dapat juga memberikan multiplier effect kepada kesejahteraan masyarakat, seperti yang telah dilakukan

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa ternak yang diberi pakan suplemen SPM memiliki konsumsi bahan kering, protein dan energi yang tertinggi yaitu berturut-turut 12551 g; 981 g

Bila hidrolisis pati dilakukan pada suhu, konsentrasi asam dan tekanan yang tetap (konstan) maka semakin lama waktu hidrolisa, kadar glukosa yang dihasilkan semakin

[r]

Dalam pengemasan siaran progam Friday Talkshow di Stasiun Radio Rumoh PMI, Statiun Manager/Marketing Officer mengatakan bukan hanya tugas dari host saja, tetapi adanya produser