• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan, Migrasi, dan Kebijakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembangunan, Migrasi, dan Kebijakan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar

Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, 2 April 2015

Tadjuddin Noer Effendi

Pembangunan, Migrasi, dan Kebijakan

Migrasi Desa-Kota, Peluang Kerja dan

Kesejahteraan Migran di Kota

(Penelitian di Kota Medan, Tangerang, Makassar, Samarinda)

(2)

Migrasi Desa-Kota, Peluang Kerja,

dan Kesejahteraan Migran di Kota

(Penelitian di Kota Medan, Tangerang,

Makassar, dan Samarinda)

Tadjuddin Noer Effendi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

(3)

Studi Migrasi Desa-Kota di Indonesia

Garis besar studi migrasi desa-kota terdahulu

Studi tahun 1970-an: kemiskinan, perubahan institusi

sosial di perdesaan (revolusi hijau), gelombang pertama

migrasi desa-kota, diikuti fenomena migrasi sirkuler dan

meluasnya sektor informal di kota-kota utama.

Studi tahun 1980-1990-an: industrialisasi, perluasan kota,

gelombang kedua migrasi desa-kota, fenomena pekerja

perempuan dari perdesaan dan bekerja di pabrik, beberapa

terlibat dalam migrasi sirkuler dan ada yang menjadi

penduduk kota.

Di abad 21, globalisasi, liberalisasi, dan studi migrasi

memberi perhatian pada

migrasi internasional. Migrasi

internal, terutama migrasi desa-kota, kurang mendapat

perhatian. Ada kekosongan informasi migrasi desa-kota.

(4)

Lanjutan . . .

Meskipun

migrasi

internasional

mengalami

peningkatan, migrasi desa-kota masih cukup

penting

dalam

memicu

dan

mendorong

pertumbuhan penduduk kota. Untuk itu, sudah

saatnya kita meneliti lagi migrasi desa-kota sebagai

gejala sosial ekonomi yang berimplikasi cukup

penting bagi peningkatan kesejahteraan dan

kualitas hidup (peningkatan kualitas SDM).

Bagaimana pola migrasi internal, terutama

desa-kota dan implikasi bagi kesejahteraan migran di

kota di abad 21 ini?

(5)

Pertanyaan dalam makalah ini

Makalah ini dituntun pertanyaan, bagaimana

nasib para migran desa-kota setelah mereka

di kota?

Apa

pekerjaan

dan

bagaimana

kesejahteraan

antara

risen

migran

dibandingkan dengan lifetime migrant dan

non-migrant?

Apakah ada perbaikan pendidikan

(6)

Untuk menjawab pertanyaan itu,

kita fokuskan pembahasan pada

Karakteristik migran (gender, umur, dan

pendidikan)

Pekerjaan, pengeluaran, dan kesejahteraan

(proporsi yang hidup di bawah garis kemiskinan)

Status pendidikan anak-anak para migran

dibandingkan dengan nonmigran

(membandingkan pendidikan kepala keluarga

dan pendidikan anak-anak mereka)

(7)

Data dan Metode

• Makalah ini mengunakan sebagian data survei RUMiCI yang dilakukan

di empat kota: Tangerang, Samarinda, Medan, dan Makassar. Studi RUMiCI bersifat longitudinal selama 4 tahun periode 2008-2011 (responden akan diikuti selama 4 tahun). Makalah ini hanya mempresentasikan data hasil survei 2008 dan 2009.

Sampel rumah tangga dipilih dari hasil listing blok sensus Susenas

2007. Tim peneliti RUMiCI melakukan pencacahan (listing) rumah tangga yang ada di blok sensus Susenas 2007. Dari hasil listing itu ditetapkan status migrasi. Kemudian secara acak ditetapkan 2.500 rumah tangga yang akan diwawancarai, tetapi tahun pertama hanya berhasil diwawacarai 2.437 rumah tangga (recent migrants 552, lifetime migrants 923, dan non-migrants 921)

• Definisi kota, risen migran, dan migran seumur hidup sesuai dengan definisi BPS

• Penelitian dilakukan di empat kota: Tangerang dan Samarinda (kota

(8)

Besaran Migrasi Desa-Kota di

Perkotaan Indonesia dan di

(9)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1980 1990 2000 2005 M ig s a s % o f U rb a n P o p M il li o n m ig ra n ts

Jumlah migran dan % penduduk kota Recent and Lifetime Migrants, di Perkotaan Indonesia 1980-2005

% Pop Recent Migs % Pop. Lifetime Migs Mill. Recent Migs Mill. Lifetime Migs

Dalam periode 2000-2005 sekitar 4 juta migran bermigrasi ke

kota dan sekitar 16 juta penduduk kota lahir di luar kota

(perdesaan) dan bukan penduduk lahir di kota itu (lifetime

(10)

4,04 7,44 8,88 5,52 6,1 4,4 2,3 2,91 4,12 2,59 0,97 1,51 3,12 3,36 0,75 1,65

TANGERANG SAMARI NDA MEDAN MAKASSAR

1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010

Sumber: *BPS, 2000, Penduduk Indonesia: Hasil Penduduk 2000, Jakarta, hlm. 171, 181, 163, 184

**BPS, 2010, Penduduk Indonesia: Menurut Provinsi dan Kabupaten/Kota Sensus Penduduk 2010, hlm. 13,19, 22, 24

Pertumbuhan penduduk di empat kota: untuk Tangerang dan Samarinda, pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sekitar 3,12% dan 3,36%,

sedangkan di Medan dan Makassar sekitar 0,75% dan 1,65%. Ini

mengindikasikan bahwa di Tangerang dan Samarinda, proporsi resen migran masih tinggi dibandingkan dengan Medan dan Makassar.

(11)
(12)

Migran menurut Gender di Empat Kota

Hasil penelitian di empat kota ini menunjukkan bahwa selama

lima tahun terakhir, peluang perempuan perdesaan untuk

bermigrasi ke kota tidak ada perbedaan dengan para laki-laki.

52 48 50 50 49 51 52 48 51 49 0 10 20 30 40 50 60

Tangerang Medan Makassar Samarinda All cities Male Female P e r s e n t a s e

(13)

Migran menurut Umur dan Gender

p e r s e n t a s e 0 5 10 15 20 25 30 0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 ?60 Male Female

• Di semua kota, risen migran berusia muda, baik laki-laki maupun perempuan kelompok umur kurang dari 29 tahun. Perempuan cukup menonjol pada kelompok umur 20-29 tahun.

• Risen migran perempuan yang melanjutkan pendidikan, seperti Makassar, dan bekerja di pabrik, seperti Tangerang, berusia muda.

(14)

Rata-Rata Tahun Sekolah Migran

menurut Status Migrasi dan Gender

Tingkat pendidikan (rata-rata tahun sukses pendidikan yang dicapai) risen migran perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (kecuali di Samarinda).

(15)

Partisipasi Angkatan Kerja

(16)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita

di Tiap Kota

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Tangerang Samarinda Medan Makasar Semua kota

P er se n ta se

Recent migrants Lifetime migrants Non-migrants

Tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Tangerang relatif tinggi, yaitu sekitar 70%, sedangkan di tiga kota yang lain lebih rendah dibandingkan dengan yang lifetime migrants maupun non-migrants

(17)

Angkatan kerja bekerja di sektor manufaktur

menurut gender dan di empat kota

• Di kota baru (Tangerang dan Samarinda) dan kota lama (Medan dan Makassar), proporsi

risen migran perempuan yang bekerja di manufaktur relatif tinggi dibandingkan dengan laki-laki

Di kota lama, baik lifetime maupun non-migrant untuk kedua jenis kelamin proporsi bekerja

di manufaktur lebih rendah dibandingkan dengan di kota baru

Kota Perempuan (%) RM LTM NM Laki-laki (%) RM LTM NM Kota baru Tangerang Samarinda Kota lama Medan Makassar SEMUA KOTA 63 39 29 62 22 29 33 9 15 31 12 10 58 19 22 45 43 29 26 15 17 11 18 22 23 8 15 36 22 22

Source : Survey RUMiCI, 2008 Notes: RM recent migrants

LTM lifetime migrants NM non-migrants

(18)

Angkatan Kerja Bekerja di Sektor Perdagangan dan Jasa

menurut Gender dan di Empat Kota

Di kota baru Tangerang dan Samarinda, proporsi risen migran perempuan yang terlibat di sektor perdagangan/jasa relatif kecil dibandingkan dengan lifetime dan

non-migrants. Di kota lama Medan dan Makassar lebih dari dua pertiga perempuan dan

laki-laki mencari nafkah di perdagangan dan jasa.

Kota Perempuan (%) RM LTM NM Laki-laki (%) RM LTM NM Kota baru Tangerang Samarinda Kota lama Medan Makassar SEMUA KOTA 35 59 69 28 69 69 67 88 83 63 87 80 39 78 76 45 49 58 48 54 69 69 66 64 75 78 66 51 61 62

Source : Survey RUMiCI, 2008 Notes: RM recent migrants

LTM lifetime migrants NM non-migrants

(19)

Pekerja menurut Status Pekerjaan dan Status Migrasi

di Empat Kota di Indonesia, Tahun 2008

Di semua kota, status pekerjaan lifetime migrants adalah pekerja sektor informal dan perdagangan kecil. Recent migrants relatif menonjol bekerja di sektor formal dan sektor informal. Non-migrants menonjol bekerja di sektor informal.

0 20 40 60 80 100 120

Lifetime migrants Recent migrants Non-migrants

Sektor formal Perdagangan kecil Sektor informal

p e r s e n t a s e

(20)

Rata-Rata Pengeluaran Rumah per Bulan menurut Status Migrasi dan Kota J u t a a n Rp

Sumber: Survei RUMiCi, 2008

Di empat kota yang di survei pengeluaran rumah tangga recent migrants lebih besar dibandingkan dengan lifetime dan non-migrants

(21)
(22)

K emiskinan menurut Status Migrasi di Tiap K ota, Tahun 2008

0 5 10 15 20 25

Tangerang Samarinda Medan Makasar Semua kota Recent migrants Lifetime migrants Non-migrants Kemiskinan di tiap kota

Ru m ah tan gga recen t d an lifetime mig ra n ts, k ecu ali d i Sam arin d a, p ro p o rsi y an g

h id u p d i b awah garis k em isk in an ren d ah , sed an gk an n o n -mig ra n ts relatif tin ggi

Risen m igran cu k u p b an y ak y an g b elu m p u n y a tan ggu n gan k aren a m asih b elu m m en ik ah

(23)

Rata-Rata Tahun Pendidikan Kepala Keluarga dan Anak Mereka menurut Status Migrasi di Tiap Kota

0 2 4 6 8 10 12 14 16 RM LM NM RM LM NM RM LM NM RM LM NM RM LM NM

Tangerang Makass ar Sam arinda Medan All cities Hous ehold heads Children

Source : Survey RUMiCI, 2008 Notes: 1. RM = Recent migrants

LM = Lifetime migrants fir NM = Non migrants

2. Children who have finished school

3. Makassar, recent migrants have no children finished school.

 Pendidikan anak-anak migran lebih baik bila dibandingkan dengan orang tua mereka  Pendidikan anak-anak migran seumur hidup lebih baik dibandingkan dengan

(24)

Kesimpulan

 Di abad 21 ini, meskipun angkatan kerja terlibat dalam migrasi

internasional mengalami peningkatan, migrasi internal, terutama migrasi desa-kota, masih berperan sebagai peluang untuk mendapat pekerjaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.

 Para migran perempuan usia muda dari perdesaan dalam lima tahun

terakhir ini memiliki pendidikan yang relatif lebih baik, membuka peluang bermigrasi ke kota relatif sama dengan laki-laki. Banyak risen migran perempuan bekerja di manufaktur. Mereka bekerja pada pekerjaan yang berupah rendah.

Proporsi recents dan lifetime migrant tergolong hidup di bawah garis lebih

rendah dibandingkan dengan non-migrant

 Pendidikan anak migran mengalami perbaikan: pendidikan anak migran

lebih baik daripada pendidikan orang tua mereka

 Studi di empat kota ini menunjukkan kesejahteraan migran desa-kota

mengalami perbaikan, tentu perbaikan kesejahteraan belum seperti penduduk kota lainnya.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Sukarno , sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta

Demikian disampaikan untuk dimaklumi, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.. Box Culvert

Kelengkapan Dokumen yang harus Saudara bawa pada saat acara dimaksud terdiri atas: - asli Dokumen Pengadaan sebagaimana yang telah diunggah pada LPSE Kota Medan; - asli

Demikian disampaikan untuk dimaklumi, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Sengeti, 28

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa work family conflict berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja pada karyawan

Model inilah yang dikembangkan oleh Pastor Cho dalam upaya me- lakukan pelayanan pastoral secara holistik kepada jemaat yang sangat banyak, melalui kepanjangan ta-

Fimbria (Jenis 1) hanya dijumpai pada Shigella f/exneri tetapi tidak pada serotip 6 dan sesetengah strain dalam serotip lain (Sleigh, 1990). Secara makroskopik, di atas

Manakala kaedah pemblotan titik (dot blot) atau pemblotan slot telah dibangunkan oleh Kafatos et al. Dalam prosedur ini, alikuot sampel dalam jumlah yang kecil dititikkan