• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Morfologi Ikan Gabus (Channa striata Blkr) Berdasarkan Truss Morfometrik Pada Habitat Perairan Yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakteristik Morfologi Ikan Gabus (Channa striata Blkr) Berdasarkan Truss Morfometrik Pada Habitat Perairan Yang Berbeda"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Morfologi Ikan Gabus (Channa striata Blkr)

Berdasarkan Truss Morfometrik Pada Habitat

Perairan Yang Berbeda

Ari Putra Guci1), Hafrijal Syandri2), dan Azrita2)

1)

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang 25133

2)

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang 25133 e-mail : Ariputragucci@gmail.com

ABSTRACT

Purpose of the study was to in different characters truss morphometric of Channa striata, Analyzing different the main factor, analyzing pettern grouping, analyzing genetic distance, Analyzing water quality parameters at three different locations inland water habitats. The study was conducted from April to June, 2014 in the floodplain waters Sumur Kucing District East Lampung Lampung province, Durian Kapas river Agam District of West Sumatra Province and Mandau River Bengkalis District of Riau Province. Determining the location of fish sampling study conducted by purposive sampling, the fish are taken from 20 individuals at each study site. Measurements of specimens with a manual caliper on the left side of the body, with 21 morphometric characters. Morphometric analysis of character data between habitats at One Way ANOVA test data while the main different use the Principal Component Analysis (PCA) and grouping the data in the test population with Canonical Discriminant Functions using SPSS software version 13. The results showed that there is a difference character truss morphometric population of C. striata from Lampung with Riau the 3 of 21 different characters morphologi, Lampung with West Sumatra which is 17 of the 21 different characters morphologi, West Sumatra with Riau which is 17 of the 21 different characters morphologi. There are differences of C. striata morphological characters of the main distinguishing character is the end of the bone morphometric head – beginning pelvic fins with a value of 0.921, pelvic fins beginning - the beginning of the dorsal fin with a value of 0.896 and the upper end of the mouth - the lower end of the operculum with a value of 0.886. C. striata population into three groups, namely Lampung, West Sumatra and Riau.

Kata Kunci : Gabus, Channa striata, rawa banjiran, sungai, truss morfometrik

PENDAHULUAN

Di Indonesia terdapat banyak jenis family Channidae yang tersebar di pulau, Sumatera, Kalimantan dan Pulau Jawa. Adapun jenis-jenisnya yaitu ikan jalai (Channa maruliodes), Gabus (Channa striata), Sirandang (Channa phleuropthalma), Bujuk (Channa lucius), Toman (Channa

micropeltes), Runtuk (Channa bankanensis). Ikan Gabus (Channa striata) yang dikenal dengan beberapa nama lokal seperti gabus, haruan, gapo, delek atau jilo adalah salah satu ikan hasil introduksi yang merupakan ikan konsumsi penting. Ikan gabus bernilai ekonomis, di daerah Banjar, Kalimantan Selatan, harga ikan gabus ini berkisar Rp

(2)

25.000 – Rp 60.000 per kg (Bijaksana 2010),

di daerah Labuhan Ratu, Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur, harga ikan gabus berkisar Rp 30.000 – 45.000 per kg (Survey lapangan, 2014). Selain untuk konsumsi, ikan gabus juga banyak dimanfaatkan di bidang kesehatan. Saat ini, diketahui bahwa daging ikan gabus mengandung protein sebesar 70% dan albumin sebesar 21% (Kordi 2010).

Menurut Shafri dan dan Abdul (2012),

kegunaan daging ikan gabus tersebut di bidang kesehatan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka, ketahanan tubuh, anti nyeri, anti jamur dan anti bakteri. Selain itu juga, ekstrak ikan gabus juga digunakan sebagai pengganti serum albumin yang biasanya digunakan untuk penyembuhan luka operasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik truss morfometrik ikan Gabus pada tiga lokasi habitat perairan yang berbeda, menganalisis pembeda utama karakter ikan Gabus yang berasal dari tiga habitat perairan, menganalisis pola pengelompokan ikan Gabus dari tiga habitat perairan yang berbeda, menganalisis jarak

genetik berdasarkan cluster euclidean (Euclidean distance), menganalisis parameter kualitas air, substrat, tanaman air, yang berpengaruh terhadap karakter morfometrik ikan Gabus pada tiga habitat perairan yang berbeda.

METODELOGI PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dimulai bulan April sampai Juni 2014. Penentuan lokasi pengambilan sampel ikan Gabus dengan metoda purposive sampling pada lokasi yang telah di pilih yaitu : (1) Rawa Sumur Kucing Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung pada titik koordinat 050 30`20.04`` LU – 105` 45`30.96`` LS, (2) Durian Kapeh Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat pada titik koordinat 000 18`42,9``LU – 0990 52`24,9``LS, (3) Sungai Mandau Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau pada titik koordinat 010 01`20.7`` LU – 101` 25`01.2``LS. Pengukuran karakter truss morfometrik dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta.

(3)

Gambar 1 Lokasi penelitian

Keterangan : A) Rawa Sumur Kucing Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur Lampung, B) Sungai Durian Kapas Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Sumatera Barat, C) Sungai Mandau Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Riau

Bahan Penelitian

Ikan gabus sebanyak 20 ekor dari masing-masing lokasi dengan ukuran bervariasi dengan tidak menentukan jenis kelamin. Sampel air pada setiap lokasi penelitian.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : (1) Timbangaan digital yang digunakan untuk menimbang ikan sampel, (2) manual kaliper yang digunakan untuk mengukur titik-titik karakter truss morfometrik, (3) Papan ukur yang digunakan untuk mengukur panjang tubuh ikan (panjang total dan panjang standar), (4) Ember yang digunakan untuk

wadah penampung ikan sampel, (5) Tetelan plastik yang digunakan untuk meletakkan ikan sampel yang akan diukur.

Metoda Penelitian Truss Morfometrik

Analisis truss morfometrik dilakukan dengan menggunakan manual kaliper dengan ketelitian 0,10 mm. Metode pengukuran dengan menggunakan digital kapiler adalah metode yang sampai saat sekarang paling banyak digunakan dalam studi morfologi, paling tidak terdapat 31 dari 42 studi tentang subjek ini yang telah dipublikasikan (Wibowo et al, 2008; Azrita et al, 2011). Pengukuran

(4)

karakter morfometrik ikan gabus dilakukan pada 21 karakter morfologi bentuk badan (Gambar 4) pada bagian sisi kiri tubuh ikan. Karakter morfometrik diwakili oleh data yang tidak terpisahkan atau continous data

(Wibowo et al, 2009). Metode pengukuran dilakukan dengan menghubungkan jarak titik-titik spesifik yang bersifat pasti pada tubuh, seperti pada tabel 1 dan gambar 2 dibawah ini.

Tabel. 1 Deskripsi 21 karakter truss morfometrik ikan gabus No Bidang Truss Kode Deskripsi Jarak

1 2 3 4 5 6 Kepala A1 A2 A3 A4 A5 A6

Ujung mulut bagian atas - bagian akhir tulang kepala Ujung mulut bagian atas - ujung bawah operculum Ujung bawah operculum - awal sirip perut Bagian akhir tulang kepala - awal sirip perut Ujung mulut bagian atas - awal sirip perut

Ujung bawah operculum - bagian akhir tulang kepala 7 8 9 10 11 Tengah Tubuh B1 B2 B3 B4 B5

Bagian akhir tulang kepala - awal sirip punggung Awal sirip perut - awal sirip anal

Awal sirip punggung - awal sirip anal Awal sirip perut - awal sirip punggung Bagian akhir tulang kepala - awal sirip anal 12 13 14 15 16 Tubuh Belakang C1 C2 C3 C4 C5

Awal sirip punggung - akhir sirip punggung Awal sirip anal - akhir sirip anal

Akhir sirip punggung – akhir sirip anal Awal sirip punggung – akhir sirip anal

Awal sirip anal - akhir sirip punggung 17 18 19 20 21 Pangkal Ekor D1 D2 D3 D4 D5

Akhir sirip punggung - awal sirip ekor atas Akhir sirip anal - awal sirip ekor bawah Awal sirip ekor atas - awal sirip ekor bawah Akhir sirip punggung - awal sirip ekor bawah Akhir sirip anal – awal sirip ekor atas

Analisis Data Karakter Morfologi

Untuk mengetahui perbedaan karakter antar habitat perairan digunakan analisis One Way Anova, faktor pembeda utama dari karakter morfologi digunakan uji Principal Componen Analysis (PCA), sedangkan pengelompokkan populasi ikan gabus berdasarkan habitat perairan diuji dengan analisis diskriminan

pada program SPSS versi 14. Sedangkan untuk mengetahui analisis cluster berdasarkan euclidean distance untuk karakter morfometrik dilakukan dengan Cluster analysis menggunakan program PAST.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik morfometrik ikan Gabus

Data rataan pengukuran truss morfometrik yang dilakukan pada 21 titik karakter ikan gabus yang berasal dari Rawa Sumur Kucing Labuhan Ratu Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur (Lampung), Durian Kapeh Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam (Sumatera Barat) dan Sungai Mandau Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis (Riau). Dapat dilihat berdasarkan analisis one-way anova, dari 21 karakter truss morfometrik, terdapat karakter yang tidak berbeda nyata (p>0,05) yaitu karakter Ujung mulut bagian atas - bagian akhir tulang kepala (A1), Ujung mulut bagian atas - ujung bawah operculum (A2), Bagian akhir tulang kepala - awal sirip perut (A4), Ujung bawah operculum - bagian akhir tulang kepala (A6), Bagian akhir tulang kepala - awal sirip punggung (B1), Awal sirip perut - awal sirip anal (B2), Awal sirip perut - awal sirip punggung (B4), Bagian akhir tulang kepala - awal sirip anal (B5), Awal sirip punggung - akhir sirip punggung (C1), Awal sirip anal - akhir sirip anal (C2), Akhir sirip punggung – akhir sirip anal (C3), Awal sirip anal - akhir sirip punggung (C5), Akhir sirip punggung - awal sirip ekor atas (D1), Akhir sirip anal - awal sirip ekor bawah (D2).

Berdasarkan Tabel 2 terdapat perbedaan karakter morfologi ikan Gabus antara Lampung dengan Sumatera dan juga Riau hal ini menyebabkan adanya tingkat isolasi pada kedua daerah tersebut. Bukit Barisan secara geografis membagi pulau Sumatera menjadi wilayah Barat dan Timur, Secara umum isolasi geografis berperan dalam proses spesiasi melalui pembentukan diferensiasi antar populasi atau spesies (Syamsuardi, 2011). Di dukung oleh Turan et al., ( 2004) yang menyatakan bahwa tingkat isolasi yang cukup dengan wilayah geografis yang terbatas dapat menghasilkan perbedaan morfometrik dan genetik yang nyata antar stok atau populasi dalam spesies yang sama karena tidak ada aliran gen antar populasi tersebut. Wulandari (2013) mengatakan faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap terjadinya variasi morfologi dalam satu spesies adalah faktor fisik, terutama arus. Shireman (1983) juga menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah umur ikan, jenis kelamin serta kondisi lingkungan seperti : suhu, oksigen, kepadatan dan salinitas Selain aliran gen, seleksi alam juga memberikan kontribusi terhadap perbedaan antar populasi ikan (Jawad, 2001). Adanya pengaruh lingkungan sesuai dengan pendapat

(6)

bahwa faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, dan ketersediaan makanan berpengaruh pada perbedaan fenotipe ikan herring. Menurut Kirpichnikov (1981),

tampilan morfologi berdasarkan pengukuran morfometrik dan meristik merupakan refleksi

dari kekuatan pewarisan karakter dari sumber gamet serta kondisi lingkungan yang mendukungnya pada saat pembelahan sel berlangsung. Pada kondisi lingkungan yang optimal, kemampuan tumbuh organisme akan optimal dan begitu pula sebaliknya.

Tabel 2. Karakter Berbeda ikan Gabus pada tiga habitat yang berbeda.

Karakter Morfologi Karakter Pembeda Perbedaan (%) Lampung dengan Riau 3 dari 21 karakter 14,28 Lampung dengan Sumatera Barat 17 dari 21 karakter 80,95 Riau dengan Sumatera Barat 17 dari 21 karakter 80,95

Gambar 2. Ikan Gabus (Channa striata)

Keterangan : A) Rawa Sumur Kucing Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur Lampung, B) Sungai Durian Kapas Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Sumatera Barat, C) Sungai Mandau Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Riau

Berdasarkan Tabel 3 nilai pembeda utama yang dominan pada karakter morfometrik adalah ujung mulut bagian atas – bagian akhir tulang kepala (A4) dengan nilai 0,921, urutan kedua yakni titik truss Awal sirip perut - awal sirip punggung (B4)  dengan nilai 0,896, selanjutnya ujung mulu bagian atas – ujung bawah operculum (A2) dengan nilai 0,886. Sedangkan pembeda utama karkater dengan nilai terendah adalah titik truss Akhir sirip anal – awal sirip ekor bawah dengan nilai 0,476 (D2). Azrita (2010) menyatakan bahwa pembada utama karakter pada ikan bujuk yaitu panjang mocong (0,848), panjang rahang atas

(0,847) dan panjang sirip pectoral (0,833). Sedangkan Wulandari (2013) menyatakan bahwa pembeda utama pada ikan garing yaitu lebar badan (0,990) dan tinggi badan (0,981).

Mejri et al., (2012) menyatakan bahwa Isolasi geografi diantara populasi dapat mengakibatkan perbedaan karakter morfometrik dan karakter genetik baik disebabkan oleh penghanyutan gen maupun perbedaan kondisi lingkungan. Terdapat suatu teori yang menyatakan bahwa ikan yang berada di sungai Sumatera yang mengalir ke pantai timur dan ikan yang berada di sungai Kalimantan yang mengalir ke pantai barat

(7)

akan memiliki kesamaan, sebaliknya jika ikan berada di daerah Sungai Mahakam yang mengalir ke pantai timur dan ikan yang berada

di daerah Sungai Kapuas terdapat perbedaan yang besar (Rahardjo et al. 2011).

Tabel 3. Karakter pembeda utama ikan Gabus pada habitat perairan yang berbeda

Faktor pembeda utama secara berurutan Kode

Nilai pembeda di urut dari nilai

tertinggi

Bagian akhir tulang kepala - awal sirip perut A4 0,921

Awal sirip perut - awal sirip punggung B4 0,896

Ujung mulut bagian atas - ujung bawah operculum A2 0,886

Awal sirip punggung – akhir sirip anal C4 0,877

Akhir sirip punggung - awal sirip ekor atas D1 0,822 Bagian akhir tulang kepala - awal sirip anal B5 0,810 Ujung mulut bagian atas - awal sirip perut A5 0,794 Akhir sirip punggung - awal sirip ekor bawah D4 0,779 Akhir sirip punggung - awal sirip ekor atas D1 0,778

Awal sirip punggung - awal sirip anal B3 0,759

Awal sirip anal - akhir sirip punggung C5 0,755

Ujung bawah operculum - awal sirip perut A3 0,737 Awal sirip punggung - akhir sirip punggung C1 0,733

Awal sirip anal - akhir sirip anal C2 0,711

Ujung bawah operculum - bagian akhir tulang kepala A6 0,696 Awal sirip ekor atas - awal sirip ekor bawah D3 0,695 Ujung mulut bagian atas - bagian akhir tulang kepala A1 0,686

Akhir sirip anal – awal sirip ekor atas D5 0,683

Awal sirip perut - awal sirip anal B2 0,668

Akhir sirip punggung – akhir sirip anal C3 0,655

Akhir sirip anal - awal sirip ekor bawah D2 0,476

Dalam kedekatan kelompok lokasi ditunjukkan oleh lokasi himpitan antara lokasi sampel (Suprayanto dkk, 1999). Menurut

Brojo (1999), keeratan korelasi menunjukkan karakter lain yang diwakili oleh salah satu dari karakter-karakter tersebut. Setiap spesies ikan memiliki ciri morfometrik yang berbeda sebagai pembeda utama. Sebagai contoh ikan

baung, karakter yang paling menentukan adalah panjang dorsal (Bu’ulolo, 2012).

Sedangkan pada ikan bujuk yang bersifat karnivora yang hidup diperairan umum daratan di sungai kampar Riau faktor pembeda utama dari populasi tersebut adalah panjang moncong dan panjang rahang atas (Azrita, 2010.

(8)

Gambar 3. Hasil analisis diskriminan pengelompokkan ikan gabus secara morfometrik pada habitat perairan yang berbeda

Dari hasil analisis diskriminan dapat dilihat pengelompokkan ikan Gabus berdasarkan karakter morfologi dari habitat yang berbeda terdapat tiga pengelompokkan populasi (gambar 2). Pengelompokkan memang terjadi pada setiap habitat akan tetapi tingkat keseragaman relatif sedikit dan menyebabkan juga terjadinya pencampuran pada setiap

pengelompokkan ikan Gabus yang berada dikelompok positif juga terdapat di kelompok negatif. Ikan Gabus yang berada pada pengelompokkan positif yakni ikan yang berasal dari Sungai Durian Kapas Kabupaten Agam Sumatera Barat dan Sunga Mandau Kabupaten Bengkalis Riau.

Gambar 4. Dendogram berdasarkan pada analisis cluster euclidean distance untuk karakter morfometrik ikan Gabus.

Dari hasil analisis cluster Euclidean terlihat bahwa populasi ikan Gabus yang berasal dari habitat perairan sungai Durian Kapas

Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Sumatera Barat dengan ikan Gabus yang berasal dari Sungai Mandau Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Riau

4 2 0 -2 -4 Function 1 4 2 0 -2 -4 Func tion 2 Sumbar Riau Lampung Group Ce Sumbar Riau Lampung Popula

(9)

mempunyai hubungan kekerabatan yang lebih dekat dibandingkan dengan populasi ikan yang berasal dari Rawa Sumur Kucing Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur Lampung. Hal ini disebabkan karena perairan Sumatera Barat dan Riau terdapat aliran gen melalui sungai-sungai kecil yang terhubung, sedangkan daerah Lampung terisolasi karena areal lokasi berupa rawa banjiran yang nyaris kering apabila pada musim kemarau. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan adanya perbedaan parameter kualitas air dari tiga lokasi pengambilan sampel yaitu Rawa Sumur Kucing Lampung dengan nilai suhu 260C, perairan sungai Mandau Riau dengan nilai 270C dan perairan Sungai Durian Kapas Sumatera Barat dengan nilai 280C. Suhu merupakan komponen penting dalam pertumbuhan ikan Gabus hal ini diperkuat dengan pernyataan oleh Shireman (1983)

bahwasannya Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kondisi lingkungan yakni suhu perairan.

Dari ketiga habitat lokasi pengambilan sampel terdapat perbedaan nilai derajat keasaman yakni 6,5 (Rawa Sumur Kucing, Lampung), 4 (Sungai Mandau, Riau), 6 (Sungai Durian Kapas, Agam, Sumatera Barat). Pescod (1973)

menyatakan bahwa pH yang ideal bagi perikanan adalah 6,50 - 8,50. walaupun pH

rendah, produksin ikan cukup tinggi, karena ikan di danau Arang-arang relative tahan terhadap pH rendah, ikan-ikan tersebut termasuk kedalam kelompok ikan labirynth yaitu Gabus (Channa striata), toman (Channa micropeltes), betok (Annabas testudenius), tembakang (Helestomatemincki), lele (Clarias spp.), sepat siam (Trichogaster pectoralis), dan gurami (Osphronemus gouramy).

Konsentrasi NO3 dari ketiga lokasi menunjukkan nilai yang berbeda yakni 1,34 mg/L (Rawa Sumur Kucing, Lampung), 2,10 mg/L (Sungai Mandau Riau), 1,50 mg/L (Sungai Durian Kapas, Sumatera Barat).

Berdasarkan Tabel 4 hasil pengukuran kesadahan menunjukkan nilai antara 61, 14 – 91,17 mg/L, untuk keperluan perikanan, perairan yang kesadahannya kurang dari 12 ppm memiliki produktivitas rendah, sehingga pertumbuhan ikan lambat, dalam skala budidaya kesadahan air dapat ditingkatkan melalui pengapuran (Wardoyo, 1980). Total alkalinitas pada ketiga lokasi penelitian 20,58 mg/L (Rawa Sumur Kucing, Lampung), 15,58 mg/L (Sungai Mandau, Riau), 15,09 mg/L (Sungai Durian Kapas, Agam, Sumatera Barat). Menurut Hicling (1962) nilai alkalinitas antara 50-200 mg CaCo3/L menandakan perairan tersebut berpotensi produksi sedang.

(10)

Tabel 4. Parameter kualitas air pada tiga lokasi habitat perairan

No Parameter Satuan Rawa

Sumur Kucing Lampung Sungai Durian Kapas Sumbar Sungai Mandau Riau Baku Mutu Kualitas air (BMKA*) 1 Suhu 0C 26 28 28 30 2 Derajat Keasaman (pH) - 6,5 6 4 9 3 Nitrat (NO3) mg/L 1,34 1,50 2.10 10 4 Nitrit (NO2) mg/L 0,380 0,302 0,392 0,06 5 Phosphat (PO4) mg/L 0,66 0,70 0,80 0,2 6 Kesadahan mg/L 91,17 61,14 81,45 350 7 Alkalinitas mg/L 20,58 15,09 15,58 >80

8 Daya Hantar Listrik (DHL) ms/cm 0,2942 0,3011 0,3107 0,2250

9 Khlorofil-a mg/L 0,4750 0,4228 0,4041 -

Keterangan :* : PP No. 82 Tahun 2001

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat perbedaan antara ikan Gabus Lampung dengan Riau yakni 3 dari 21 karakter yang berbeda (14,28%), Lampung dengan Sumatera Barat yakni 17 dari 21 karakter yang berbeda (80,95%) dan Riau dengan Sumatera Barat yakni 17 dari 21 karakter yang berbeda (80,95%).

Pembeda utama dari karakter morfometrik populasi ikan Gabus adalah bagian akhir tulang kepala–awal sirip perut (A4), Awal sirip perut - awal sirip punggung (B4), Ujung mulut bagian atas - ujung bawah operculum (A2).

Dari hasil uji diskriminan populasi ikan Gabus menjadi tiga kelompok yaitu ikan Gabus Sungai Durian Kapas Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam (Sumatera Barat),

Sungai Mandau Desa Beringin Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis (Riau) dan Rawa Sumur Kucing Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur (Lampung).

Berdasarkan analisis cluster Euclidean terlihat bahwa populasi ikan Gabus yang berasal dari Sumatera Barat dengan Riau mempunyai hubungan kekerabatan yang lebih dekat jika dibandingkan dengan populasi ikan yang berasal dari Lampung.

Untuk perbaikan calon induk disarankan untuk mengambil induk ikan Gabus dari perairan Sungai Mandau Desa Beringin Kecamatan Pinggir Bengkalis (Riau), (2) Perairan sungai Durian Kapas Kecamatan Tiku Utara Agam (Sumatera Barat) karena dilihat dari ukuran ikan Gabus yang besar masih dangat potensial apabila dimanfaatkan sebagai calon induk

(11)

untuk proses pembudidayaan disamping nilai jualnya yang sangat bersifat ekonomis tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Azrita, Syandri, H. 2010. Pengelolaan

Sumber Daya Perairan Umum Daratan. Penerbit Universitas Bung Hatta Padang. 174 hal

Azrita, Syandri, H. Dahelmi. Syaifullah dan

Nugroho, E. 2011. Karakterisasi

Morfologi Ikan Bujuk (Channa lucius) pada Perairan Danau Singkarak Sumatera Barat, Rawa Banjiran Tanjung Jabung Timur Jambi dan Rawa Banjiran Kampar Riau. Jurnal Natur Indonesia 15(1): 1-8.

Bijaksana U. 2010. Kajian fisiologi

reproduksi ikan gabus, Channa striata Blkr di dalam wadah dan perairan rawa sebagai upaya domestikasi [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Brojo, M. 1999. Ciri-ciri morfometrik ikan nila (Oreochromis niloticus) strain chitralada dan strain GIFT. Jurnal ilmu-ilmu perairan dan perikanan Indonesia. V(2): 21-83.

Bu’ulolo, A. 2012. Karakteristik Morfologi Ikan Baung (Mystus nemerus CV) Berdasarkan Truss Morfometrik Pada Habitat Yang Berbeda. [Skripsi]. Padang : Universitas Bung Hatta.

Hickling, C. F. 1962. Fish Culture. Faaber and Faber, London. 317 p.

Jawad, L. A. 2001. Variation in meristic character of a tilapian fish, Tilapia zilli (gervais, 1948) from the inland Water bodies in Libya. Acta Ichtyiology Piscat. 31 (1): 159-164.

Kirpichnikov, V.S., 1981. Genetic Basis of Fish Selection. Springer-Verlag, Berlin

Kordi M. 2010. Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar Ekonomis di Keramba Jaring Apung. Yogyakarta (ID): Lily Publisher.

Mejri R, Brutto SL, Hassine N, Arculeo M.

Hassine OKB. 2012. Overlapping

patterns of morphometric and genetic differentiation in the Mediterranean goby Pomatoschistus tortonesei Miller, 1968 (Perciformes, Gobidae) in Tunisian lagoons. Zoology. 115: 239-244.

Pescod, M.B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standards for Tropical Countries.

Rahardjo, M.F., Sjafei, D.S, Afandi, R dan Sulistiono. 2011. Ikhtiologi. Lubuk Agung. Bandung.

Shafri, M. A dan Abdul M. 2012.

Therapeutic potential of haruan (Channa striata): from food to medicinal uses. Mal J Nutr. 18(1): 125-136.

Shireman J.W, 1983. Synopsis of Biological data on. The Grass corp. 86 p.

Suprayanto, A., T. Purwadaria, dan

subandriyo. 1999. Pendugaan jarak

genetic dan faktor peubah pembeda bangsa dan kelompok dommba di Indonesia melalui pendekatan analisis morfologi. Jurnal ilmu Ternak dan Veteriner. 80-87.

Syamsuardi. 2010. Efek Isolasi geografis Bukit Barisan terhadap Diversitas jenis dan variasi Genetic zingiberaceae (jahe-jahean) di Sumatera Barat. Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN Wilayah Barat ke-21.

Turan, C., E. Deniz, F. Turan, & M.

Erguden. 2004. Genetic and

morphologic structur of Liza abu (Heckel, 1843) population from the

(12)

Rivers Orontes, Euphrates and Trigis. Turkey J. Vet Anim Sci. 28: 729-734.

Turan C. and Basusta N. 2001. Comparison of morphometric characters of Twaite Shad (Alosa fallax nilotica, Geoffroy Saint-Hilaire, 1980) among three areas in Tukish seas. Bull Fisheries Peche Piscis. (363) : 1027-1035.

Wardoyo, S. T. H. 1980. Kriteria kualitas air untuk keperluan pertanian dan perikanan. Bahan training Analisa Dampak Lingkungan PUSDI, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wibowo, A, M, T, D. Sunarso, Subagja dan T. Hidayat. 2009. Karakteristik Ikan Putak (Notopterus notopterus) Menggunakan Analisis Keragaman Fenotip dan DNA Mitokondria. Jurnal penelitian perikanan Indonesia 4 (3) : 1-14.

Wibowo, A., Sunarno, M. T. D., Makmur, S dan Subagja. 2008. Identifikasi struktur stok ikan belida (Chitala spp) dan implikasinya untuk manajemen populasi alami. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 14(1): 31-44.

Wulandari, R. 2013. Karakteristik Fenotip Berdasarkan Truss Morfometrikdan Pola Pertumbuhan Ikan Garing (Tor tambroides Blkr) Pada Habitat Perairan Yang berbeda Dalam Upaya Manajemen Populasi. [Tesis]. Padang. Universitas Bung Hatta.

Gambar

Gambar 1 Lokasi penelitian
Tabel 2.  Karakter Berbeda ikan Gabus pada tiga habitat yang berbeda.
Gambar 3. Hasil analisis diskriminan pengelompokkan ikan gabus secara morfometrik pada habitat perairan yang berbeda
Tabel 4. Parameter kualitas air pada tiga lokasi habitat perairan  No Parameter  Satuan  Rawa

Referensi

Dokumen terkait

Orang bertipe seperti ini (fasik dan munafik) hanya patuh saat ada tujuan/kepentingan lain yang biasanya lebih bersifat pragmatis dan materialistis bukan berdasarkan

reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene menstruasi Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari setengah yaitu 36 remaja putri atau 60% memiliki pengetahuan

Maka tampaklah meskipun Pelabuhan Belawan akan tetap memainkan peranan penting bagi kota Medan dan dijadikan juga salah satu center point pembangunan kota

Sebagaimana pula yang telah disebutkan pada hasil wawancara tanggal 6 September 2013, bahwa Dinas Pengairan telah melakukan fungsi pe- ngawasan, serta pemberian

Dengan Uji T Independen dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan rata- rata yang signifikan skala nyeri kepala sesudah mendengarkan Asmaul husna pada kelompok

Pengembangan Model Persamaan Konsumsi Bahan Bakar Efisien Untuk Mobil Penumpang Berbahan Bakar Bensin Sistem Injeksi Elektronik (EFI) , Prosiding, Seminar Nasional

Dengan adanya rancangan aplikasi pengelolahan nilai diharapkan dapat membantu dalam pengelolahan nilai akhir siswa seperti pengolahan nilainya, pencarian dan

Kelima jenis perilaku menyimpang yaitu santri keluar area pondok tanpa seizin pengurus pondok (ustadz/kyai/ustadzah), santri membawa barang elektronik ( HP,