• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP-FRAKTUR-COLLUM-FEMUR-docx.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP-FRAKTUR-COLLUM-FEMUR-docx.docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR COLLUM FEMUR  LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR COLLUM FEMUR 

1.

1. DEFDEFININISI ISI FRAFRAKTKTUR CUR COLOLLUM LUM FEMFEMUR UR 

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang ata

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang ata u tulang rawan yangu tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (E. Oerswari, 2004). Fraktur femur 

disebabkan oleh kekerasan (E. Oerswari, 2004). Fraktur femur adalah rusaknyaadalah rusaknya

kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisikondisi tertentu seperti degenerasi tulang!osteoporosis ("ong, 200#).

otot, kondisikondisi tertentu seperti degenerasi tulang!osteoporosis ("ong, 200#). $edangkan fraktur kolum femur merupakan fraktur intrakapsular yang ter%adi pada $edangkan fraktur kolum femur merupakan fraktur intrakapsular yang ter%adi pada  bagian proksimal femur, y

 bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian distalang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian distal  permukaan kaput femoris sampai dengan bagian prok

 permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter. (F&'simal dari intertrokanter. (F&' $*+, 200).

$*+, 200).

2.

2. ETIETIOLOLOGOGI FRI FRAKTAKTUR CUR COLLOLLUM FUM FEMEMUR UR 

Fraktur -ollum femur sering ter%adi pada usia di atas 0 tahun dan lebih sering Fraktur -ollum femur sering ter%adi pada usia di atas 0 tahun dan lebih sering  pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tu

 pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaanlang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pas-a menopause. Fraktur -ollum femur dapat disebabkan oleh trauma dan osteoporosis pas-a menopause. Fraktur -ollum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung, yaitu misalnya penderita %atuh dengan posisi miring dimana daerah

langsung, yaitu misalnya penderita %atuh dengan posisi miring dimana daerah trochantertrochanter mayor 

mayor  langsung terbentur dengan benda keras (%alanan) ataupun disebabkan oleh trauma langsung terbentur dengan benda keras (%alanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung, yaitu karena gerakan e/orotasi yang mendadak dari tungkai bawah. tidak langsung, yaitu karena gerakan e/orotasi yang mendadak dari tungkai bawah.

 enyebab fraktur senyebab fraktur se-ara umum dapat e-ara umum dapat dibagi men%adi tiga dibagi men%adi tiga yaitu1yaitu1 a.

a. **edederera tra trauaummatatik ik 

$ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba  tiba dan berlebihan, $ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba  tiba dan berlebihan, yan

yang g dapdapat at berberupa upa benbenturturan, an, pempemukuukulanlan, , penpenghaghan-un-uranran, , penpenekuekukan kan atau atau terter%atu%atuhh dengan

dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. posisi miring, pemuntiran, atau penarikan.

*edera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal berikut, yakni1 *edera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal berikut, yakni1

3)

3) *edera la*edera langsunngsung, berartg, berarti pukuli pukulan langsuan langsung terhadng terhadap tulanap tulang sehingg sehingga tulanga tulangg  patah se-ara spontan. emukulan biasanya menyebabkan fraktu

 patah se-ara spontan. emukulan biasanya menyebabkan fraktur melintangr melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya.

dan kerusakan pada kulit diatasnya. 2)

2) *edera t*edera tidak lanidak langsunggsung, berarti , berarti pukupukulan langlan langsung bsung berada %auerada %auh dari loh dari lokasikasi  benturan.

 benturan.  b.

 b. Fraktur atologik Fraktur atologik 

alam hal ini, kerusakan tulang ter%adi akibat proses penyakit akibat berbagai alam hal ini, kerusakan tulang ter%adi akibat proses penyakit akibat berbagai keadaan berikut, yakni1

keadaan berikut, yakni1 3)

3) 5u5umor tulamor tulang (%inang (%inak atau ganak atau ganas), dimans), dimana berupa pea berupa pertumbrtumbuhan %ariuhan %aringan barngan baruu yang tidak terkendali dan progresif.

(2)

2) nfeksi, misalnya osteomielitis, yang dapat ter%adi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,

6) akhitis, merupakan suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi 7itamin  yang mempengaruhi semua %aringan skelet, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapi kadangkadang dapat disebabkan kegagalan

absorbsi 7itamin  atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah. -. $e-ara spontan, dimana disebabkan oleh stress atau tegangan atau tekanan pada tulang

yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di bidang kemiliteran.

3. KLASIFIKASI FRAKTUR COLLUM FEMUR 

a) Fraktur -ollum femur sendiri dibagi dalam dua tipe, yaitu1

3. Fraktur intrakapsuler 

2. Fraktur e/trakapsuler

Fraktur intrakapu!"r #an "ktrakapu!"r

 b) 8erdasarkan arah sudut garis patah dibagi menurut auwel 1

5ipe  1 garis fraktur membentuk sudut 609 dengan bidang hori:ontal pada posisi tegak 

5ipe  1 garis fraktur membentuk sudut 60#09 dengan bidang hori:ontal pada posisi tegak 

Intrakapu!"r

(3)

5ipe 1 garis fraktur membentuk sudut ;#09 dengan bidang hori:ontal

K!ai$ikai Pau%"!& untuk Fraktur K'!u( F"(ur

&lasifikasi ini berdasarkan atas sudut yang dibentuk oleh garis fraktur dan bidang hori:ontal pada posisi tegak.

-) islokasi atau tidak fragment ( menurut <arden=s) adalah sebagai berikut 1

<rade  1 Fraktur inkomplit ( abduksi dan terimpaksi)

<rade  1 Fraktur lengkap tanpa pergeseran

<rade  1 Fraktur lengkap dengan pergeseran sebagian (7arus malaligment)

<rade > 1 Fraktur dengan pergeseran seluruh fragmen tanpa ada bagian segmen yang  bersinggungan.

(4)

K!ai$ikai Gar#"n& untuk Fraktur K'!u( F"(ur

). MANIFESTASI KLINIS FRAKTUR COLLUM FEMUR 

5anda dan ge%ala yang terdapat pada pasien dengan fraktur femur, yakni1 3) eformitas

aya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya. erubahan keseimbangan dan kontur ter%adi, seperti1

a. rotasi pemendekan tulang?  b. penekanan tulang.

2) 8engkak (edema)

8engkak mun-ul se-ara -epat dari lokasi dan ekstra7asasi darah dalam %aringan yang  berdekatan dengan fraktur.

6) Ekimosis dari perdarahan sub-ulaneous

4) $pasme otot (spasme in7olunters dekat fraktur) #) 5enderness

) @yeri

 @yeri mungkin disebabkan oleh spasme otot, perpindahan tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

A) &ehilangan sensasi ) ergerakan abnormal B) $yok hipo7olemik  30) &repitasi (8la-k, 200#).

ada penderita muda ditemukan riwayat mengalami ke-elakaan berat namun pada  penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan fraktur

-ollum femur. enderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul. osisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. idapatkan %uga adanya

(5)

eksorotasi.pada palpasi sering ditemukan adanya hematom di panggul. ada tipe impa-ted,  biasanya penderita masih dapat ber%alan disertai rasa sakit yang tidak begitu hebat. osisi

tungkai tetap dalam keadaan posisi netral.

ada pemeriksaan fisik, fraktur kolum femur dengan pergeseran akan menyebabkan deformitas yaitu ter%adi pemendekan serta rotasi eksternal sedangkan pada fraktur tanpa  pergeseran deformitas tidak %elas terlihat. 5anpa memperhatikan %umlah pergeseran fraktur

yang ter%adi, kebanyakan pasien akan mengeluhkan nyeri bila mendapat pembebanan, nyeri tekan di inguinal dan nyeri bila pinggul digerakkan.

(6)

-. PEMERIKSAAN PENUNANG FRAKTUR COLLUM FEMUR 

royeksi C dan lateral serta kadang %uga dibutuhkan a/ial. ada proyeksi C kadang tidak %elas ditemukan adanya fraktur pada kasus yang impa-ted, untuk ini diperlukan  pemerikasaan tambahan proyeksi a/ial.

ergeseran dinilai melalui bentuk bayangan tulang yang abnormal dan tingkat ketidak-o-okan garis trabekular pada kaput femoris dan u%ung leher femur. enilaian ini

(7)

 penting karena fraktur yang terimpaksi atau tidak bergeser ( stadium  dan  <arden ) dapat membaik setelah fiksasi internal, sementara fraktur yang bergeser sering mengalami non union dan nekrosis a7askular.

/. PENATALAKSANAAN FRAKTUR COLLUM FEMUR 

Empat prinsip penanganan fraktur menurut *haeruddin as %ad tahun 3B,adalah1 a. e-ognition1 mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan klinik dan radiologis. ada awal pengobatan perlu diperhatikan1 lokasi, bentuk fraktur, menentukan teknnik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin ter%adi selama dan sesudah pengobatan.

 b. edu-tion1 reduksi fraktur apabila perlu, restorasi fragment fraktur sehingga didapat  posisi yang dapat diterima. ada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan

sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal dan men-egah komplikasi seperti kekakuan, deformitas serta perubahan osteoartritis dikemudian hari. osisi yang baik adalah1 alignment yang sempurna dan aposisi yang sempurna. Fraktur yang tidak

memerlukan reduksi seperti fraktur kla7ikula, iga, fraktur impaksi dari humerus, angulasi D#;

-. etention, immobilisasi fraktur1 mempertahankan posisi reduksi dan memfasilitasi union sehingga ter%adi penyatuan, immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna meliputi pembalut gips, bidai, traksi, dan fiksasi interna meliputi inplan logam seperti s-rew.

d. ehabilitation 1 mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin. 0. PENGKAIAN FRAKTUR COLLUM FEMUR 

engka%ian yang perlu dilakukan pada klien dengan fraktur femur diantaranya adalah1

3. dentitas pasien

dentitas ini meliputi nama, usia, 55", %enis kelamin, alamat, peker%aan, suku bangsa, dan pendidikan.

(8)

ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. @yeri tersebut  bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. 'ntuk memperoleh pengka%ian

yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan1

a) ro7oking  Incident 1 apakah ada peristiwa yang men%adi faktor memperberat dan faktor yang memperingan! mengurangi nyeri

 b) uality of ain1 seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Cpakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.

-) egion 1 radiation, relief1 apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit men%alar atau menyebar, dan dimana rasa sakit ter%adi.

d) $e7erity ($-ale) of ain1 seberapa %auh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa  berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa %auh rasa sakit

mempengaruhi kemampuan fungsinya.

e) 5ime1 berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

6. iwayat enyakit $ekarang

engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat ren-ana tindakan terhadap klien. ni bisa berupa kronologi ter%adinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang ter%adi dan bagian tubuh mana yang terkena. $elain itu, dengan mengetahui mekanisme ter%adinya ke-elakaan bisa diketahui luka ke-elakaan yang lain

4. iwayat kesehatan masa lalu

ada riwayat kesehatan masa lalu, perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita  penyakit infeksi tulang ataupun osteoporosis. al ini merupakan informasi yang  penting dalam penanganan fraktur femur pada klien

#. iwayat kesehatan keluarga

al ini men-akup riwayat ekonomi keluarga, riwayat sosial keluarga, sistem dukungan keluarga, dan pengambilan keputusan dalam keluarga.

(9)

+erupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehariharinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat

A. olaola Fungsi &esehatan

a) ola ersepsi dan 5ata "aksana idup $ehat

ada kasus fraktur akan timbul ketidakadekuatan akan ter%adinya ke-a-atan pada dirinya dan harus men%alani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu  penyembuhan tulangnya. $elain itu, pengka%ian %uga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak

 b) ola @utrisi dan +etabolisme

ada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehariharinya seperti kalsium, :at besi, protein, 7it. * dan lainnya untuk membantu proses  penyembuhan tulang. E7aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar  matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. $elain itu %uga obesitas %uga menghambat degenerasi dan mobilitas klien.

-) ola Eliminasi

'ntuk kasus multiple fraktur, misalnya fraktur humerus dan fraktur tibia tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu %uga dika%i frekuensi, konsistensi, warna serta bau fe-es pada pola eliminasi al7i. $edangkan pada pola eliminasi uri dika%i frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan %umlah. ada kedua  pola ini %uga dika%i ada kesulitan atau tidak.

d) ola 5idur dan stirahat

$emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. $elain itu %uga, pengka%ian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.

(10)

&arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien, seperti memenuhi kebutuhan sehari hari men%adi berkurang. +isalnya makan, mandi, ber%alan sehingga kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. f) ola ubungan dan eran

&lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. &arena klien harus men%alani rawat inap, klien biasanya merasa rendah diri terhadap perubahan dalam penampilan, klien mengalami emosi yang tidak stabil.

g) ola ersepsi dan &onsep iri

ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan ke-a-atan akibat frakturnya, rasa -emas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti7itas se-ara optimal, dan gangguan -itra diri.

h) ola $ensori dan &ognitif

ada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu %uga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. $elain itu %uga, timbul rasa nyeri akibat fraktur.

i) ola eproduksi $eksual

ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus men%alani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien.

 %) ola enanggulangan $tress

ada klien fraktur timbul rasa -emas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul ke-a-atan pada diri dan fungsi tubuhnya. +ekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif

k) ola 5ata @ilai dan &eyakinan

'ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik  terutama frekuensi dan konsentrasi. al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien.

. emeriksaan Fisik

ibagi men%adi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk  mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). al ini perlu untuk dapat melaksanakan total -are karena ada ke-enderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.

(11)

a. <ambaran 'mum erlu menyebutkan1

3) &eadaan umum1 baik atau buruknya yang di-atat adalah tandatanda, seperti1 2) &esadaran penderita1

*omposmentis1 berorientasi segera dengan orientasi sempurna

Cpatis 1 terlihat mengantuk tetapi mudah dibangunkan dan pemeriksaan  penglihatan , pendengaran dan perabaan normal

$opor1 dapat dibangunkan bila dirangsang dengan kasar dan terus menerus &oma1 tidak ada respon terhadap rangsangan

$omnolen1 dapat dibangunkan bila dirangsang dapat disuruh dan men%awab  pertanyaan, bila rangsangan berhenti penderita tidur lagi.

 b. &esakitan, keadaan penyakit1 akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya akut, spasme otot, dan hilang rasa.

-. 5andatanda 7ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk. d. @eurosensori, seperti kesemutan, kelemahan, dan deformitas.

e. $irkulasi, seperti hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri!ansietas), hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah), penurunan nadi pada bagian distal yang -idera, -apilary refil melambat, pu-at pada bagian yang terkena, dan masa hematoma pada sisi -edera.

f. &eadaan "okal

emeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah sebagai berikut 1 3) "ook (inspeksi)

erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain sebagai berikut 1

a) $ikatriks (%aringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi).

 b) Fistula warna kemerahan atau kebiruan (li7ide) atau hyperpigmentasi. -) 8en%olan, pembengkakan, atau -ekungan dengan halhal yang tidak biasa

(abnormal)

d) osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas) e) osisi %alan (gait, waktu masuk ke kamar periksa) 2) Feel (palpasi)

ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari  posisi netral (posisi anatomi). ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang

(12)

Gang perlu di-atat adalah1

a) erubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. Capillary refill time @ormal (6  #) detik

 b) Cpabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar persendian

-) @yeri tekan (tenderness), krepitasi, -atat letak kelainan (3!6 proksimal, tengah, atau distal)

d) Otot1 tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, ben%olan yang terdapat di  permukaan atau melekat pada tulang. $elain itu %uga diperiksa status neuro7askuler. Cpabila ada ben%olan, maka sifat ben%olan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar  atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.

&ekuatan otot 1 otot tidak dapat berkontraksi (3), kontraksi sedikit dan ada tekanan waktu %atuh (2), mampu menahan gra7itasi tapi dengan sentuhan  %atuh(6), kekuatan otot kurang (4), kekuatan otot utuh (#). ( *arpenito,

3BBB)

6) +o7e (pergerakan terutama lingkup gerak)

$etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan di-atat apakah terdapat keluhan nyeri pada  pergerakan. en-atatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat menge7aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. <erakan sendi di-atat dengan ukuran dera%at, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik. emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak  (mobilitas) atau tidak. ergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. ( Crif +uttaHin, 200 )

B. emeriksaan iagnostik a. emeriksaan adiologi

3) 5omografi1 menggambarkan tidak satu struktur sa%a tapi struktur yang lain tertutup yang sulit di7isualisasi. ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur  yang kompleks dimana tidak pada satu struktur sa%a tapi pada struktur lain %uga mengalaminya.

2) +yelografi1 menggambarkan -abang-abang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang 7ertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.

(13)

6) Crthrografi1 menggambarkan %aringan%aringan ikat yang rusak karena ruda  paksa.

4) *omputed 5omografi$-anning1 menggambarkan potongan se-ara trans7ersal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.

 b. emeriksaan "aboratorium

3) &alsium $erum dan Fosfor $erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang. 2) Clkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menun%ukkan kegiatan

osteoblastik dalam membentuk tulang. En:im otot seperti &reatinin &inase, "aktat ehidrogenase ("#), Cspartat Cmino 5ransferase (C$5), Cldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang

6) ematokrit dan leukosit akan meningkat ( Crif +uttaHin, 200 ) -. emeriksaan lainlain

3) emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensiti7itas1 didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.

2) 8iopsi tulang dan otot1 pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih diindikasikan bila ter%adi infeksi.

6) Elektromyografi1 terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur. 4) Crthros-opy1 didapatkan %aringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma

yang berlebihan.

#) ndium maging1 pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang. ) +1 menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

( Crif +uttaHin, 200 )

.DIAGNOSA KEPERA+ATAN Pr" Op"rai

a. @yeri berhubungan dengan spasme otot, kerusakan sekunder pada fraktur, edema.

 b. mobilisasi fisik berhubungan dengan -idera %aringan sekitar!fraktur. -. esiko tinggi infeksi berhubungan dengan fraktur terbuka dan

kerusakan %aringan lunak.

d. *emas berhubungan dengan prosedur pengobatan.

e. esiko tinggi disfungsi neuro7askuler perifer berhubungan dengan  penurunan!interupsi aliran darah1 -edera 7askuler langsung, edema,  pembentukan trombus.

(14)

g. esiko tinggi embolik lemak berhubungan dengan fraktur tulang  pan%ang.

P't Op"rai

a. @yeri berhubungan dengan proses pembedahan.

 b. &erusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma %aringan post  pembedahan.

-. <angguan mobilisasi fisik berhubungan dengan imobilisasi. d. esiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka operasi.

e. &etidakefektifan regimen terapeutik berhubungan dengan kurang  pengetahuan tentang perubahan tingkat akti7itas yang boleh dilakukan dan  perawatannya saat di rumah.

1. INTERENSI Pr" Op"rai

a. @yeri berhubungan dengan spasme otot, kerusakan sekunder pada fraktur, edema.

&1 @yeri berkurang sampai hilang ditandai dengan1  ntensitas nyeri 26

 Ekspresi wa%ah rileks  5idak merintih

en-ana 5indakan1

3) &a%i lokasi nyeri dan intensitas nyeri.

asional1 +engetahui tindakan yang dilakukan selan%utnya. 2) ertahankan imobilisasi pada bagian yang sakitnya. asional1 +engurangi nyeri

6) C%arkan teknik relaksasi.

asional1 +engurangi nyeri pada saat nyeri timbul. 4) Ielaskan prosedur sebelum melakukan tindakan. asional1 +empersiapkan pasien untuk lebih kooperatif.

#) 8eri posisi yang tepat se-ara berhatihati pada area fraktur. asional1 +eminimalkan nyeri, men-egah perpindahan tulang. ) 8eri kesempatan untuk istirahat selama nyeri berlangsung. asional1 'ntuk mengurangi nyeri.

A) &olaborasi dalam pemberian terapi medik1 analgetik. asional1 +engatasi nyeri.

 b. mobilisasi fisik berhubungan dengan -idera %aringan sekitar!fraktur. &1 asien dapat melakukan akti7itas se-ara mandiri dalam waktu bertahap ditandai dengan1 higiene perseorangan, nutrisi dan eliminasi terpenuhi dengan  bantuan.

en-ana 5indakan1

3) &a%i tingkat kemampuan akti7itas pasien.

(15)

2) 8antu pasien untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak dapat dilakukan se-ara mandiri.

asional1 +engurangi nyeri dan semakin parahnya fraktur. 6) ekatkan barangbarang yang dibutuhkan pasien. asional1 +eningkatkan kemandirian pasien.

4) erhatian dan bantu personal higiene.

asional1 +en-egah komplikasi dan kerusakan integritas kulit. #) 'bah posisi se-ara periodik se%ak 2 %am sekali.

asional1 +en-egah komplikasi dekubitus.

) "ibatkan keluarga dalam memberikan asuhan kepada pasien. asional1 +emberi moti7asi pada pasien.

A) &olaborasi pemberian analgetik.

asional1 +en-egah nyeri yang berlebihan.

-. esiko tinggi infeksi berhubungan dengan fraktur terbuka dan kerusakan  %aringan lunak.

&1 5idak ada tandatanda infeksi ditandai dengan1  $uhu normal 66Ao*

 5idak ada kemerahan, tidak ada edema, luka bersih. en-ana 5indakan1

3) Obser7asi 55> terutama suhu.

asional1 eningkatan suhu menun%ukkan adanya infeksi. 2) Iaga daerah luka tetap bersih dan kering.

asional1 "uka yang kotor dan basah merupakan media yang baik untuk mikroorganisme berkembang biak.

6) 5utup daerah yang luka dengan kasa steril!balutan bersih. asional1 +en-egah kuman!mikroorganisme masuk.

4) awat luka dengan teknik aseptik.

asional1 +en-egah mikroorganisme berkembang biak. #) &olaborasi dengan medik untuk pemberian antibiotik. asional1 +enghambat pertumbuhan mikroorganisme.

d. *emas berhubungan dengan prosedur pengobatan. &1 *emas berkurang ditandai dengan1

 asien mengerti pen%elasan yang diberikan oleh perawat mengenai  pengobatan.

 asien kooperatif saat dilakukan perawatan.  asien dapat mengungkapkan perasaan -emas. en-ana 5indakan1

3) &a%i tingkat ke-emasan.

asional1 +engidentifikasi inter7ensi selan%utnya. 2) Obser7asi tandatanda 7ital.

asional1 +engidentifikasi tingkat ke-emasan. 6) Ielaskan pada pasien prosedur pengobatan. asional1 +engurangi tingkat ke-emasan pasien. 4) 8erikan lingkungan yang nyaman.

(16)

asional1 "ingkungan yang nyaman dapat mengurangi tingkat ke-emasan. #) "ibatkan keluarga dalam memberikan support.

asional1 +emberi dukungan dan mengurangi rasa -emas pasien.

e. esiko tinggi disfungsi neuro7askuler perifer berhubungan dengan  penurunan!interupsi aliran darah1 -edera 7askuler langsung, edema,  pembentukan trombus.

&1 +empertahankan perfusi %aringan ditandai dengan1

 5erabanya nadi, kulit hangat atau kering, tanda 7ital stabil. en-ana 5indakan1

3) Obser7asi nadi perifer distal terhadap -idera melalui palpasi. 8andingkan dengan ekstremitas yang sakit.

asional1 enurunan!tak adanya nadi dapat menggambarkan -edera 7askuler dan perlunya e7aluasi medik segera terhadap status sirkulasi.

2) &a%i aliran kapiler, warna kulit, dan kehangatan distal pada fraktur. asional1 Jarna kulit putih menun%ukan gangguan arterial.

6) "akukan pengka%ian neuromuskuler, minta pasien untuk melokalisasi nyeri.

asional1 <angguan perasaan kebas, kesemutan, peningkatan! penyebaran nyeri ter%adi bila sirkulasi pada saraf tidak adekuat atau saraf rusak.

4) 8eri moti7asi untuk melakukan latihan pada ekstremitas yang -edera. asional1 +eningkatkan sirkulasi dan menurunkan pengumpulan darah khususnya pada ekstremitas bawah.

#) Cwasi tanda 7ital, perhatikan tandatanda pu-at!sianosis umum, kulit dingin, perubahan mental.

asional1 &etidakadekuatan 7olume sirkulasi akan mempengaruhi sistem  perfusi %aringan.

f. &erusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka.

&1 +en-apai penyembuhan luka sesuai waktu!penyembuhan lesi ter%adi. en-ana 5indakan1

3) &a%i kulit pada luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan,  perubahan warna, kelabu, memutih.

asional1 +emberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan oleh alat dan atau pemasangan gips!bebat atau traksi. 2) Obser7asi tandatanda 7ital.

asional1 eningkatan terutama suhu merupakan tandatanda infeksi.

6) +asase kulit dan penon%olan tulang. ertahankan tempat tidur kering dan  bebas kerutan.

asional1 +enurunkan tekanan pada area yang peka dan risiko abrasi!kerusakan kulit.

4) "etakkan bantalan pelindung di bawah kaki dan di atas ton%olan tulang. asional1 +eminimalkan tekanan pada area ini.

#) 'bah posisi tidur se-ara periodik tiap 2 %am. asional1 +eminimalkan resiko kerusakan kulit.

(17)

g. esiko tinggi embolik lemak berhubungan dengan fraktur tulang  pan%ang.

&1

en-ana 5indakan1

3) +onitor perubahan status mental yang disebabkan oleh hipoksemia1 ge%ala dari distress pernafasan akut seperti1 kegelisahan, konfusi, nyeri dada, takipnea, sianosis, dispnea, takikardi.

asional1 +engidentifikasi keadaan fisik pasien.

2) Iika ada indikasi, ka%i O2 saturasi dengan oksimetri. asional1 +engidentifikasi inter7ensi selan%utnya.

6) ertahankan imobilisasi pada daerah yang fraktur. asional1 +engurangi ter%adinya emboli lemak.

4) 8erikan oksigen bila ada indikasi. asional1 +emenuhi kebutuhan O2. P't Op"rai

a. @yeri berhubungan dengan proses pembedahan. &1 @yeri berkurang sampai hilang ditandai dengan1  ntensitas nyeri 02.

 Ekspresi wa%ah rileks. en-ana 5indakan1

3) &a%i lokasi dan intensitas nyeri.

asional1 +engetahui inter7ensi yang dilakukan selan%utnya. 2) ertahankan imobilisasi bagian yang sakit.

asional1 +enghilangkan nyeri.

6) 5inggikan ekstremitas yang fraktur. asional1 +enurunkan rasa nyeri.

4) Cn%urkan teknik relaksasi nafas dalam. asional1 +engurangi nyeri.

#) Obser7asi 55> tiap 4 %am.

asional1 eningkatan 55> menun%ukkan adanya rasa nyeri. ) &olaborasi dalam memberikan terapi analgetik.

asional1 +engurangi nyeri.

 b. &erusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma %aringan post  pembedahan.

&1 &ulit kembali utuh ditandai dengan1  "uka %ahitan dapat tertutup.

en-ana 5indakan1

3) &a%i kulit untuk luka terbuka.

asional1 +engontrol perkembangan mikroorganisme di daerah luka. 2) 8antu ubah posisi.

asional1 +en-egah luka tekan.

6) +asase kulit dan penon%olan tulang. asional1 +en-egah luka tekan.

4) 8ersihkan kulit dengan sabun dan air bila menggunakan traksi. asional1 +engurangi perkembangan mikroorganisme.

(18)

-. <angguan mobilisasi fisik berhubungan dengan imobilisasi. &1 +empertahankan mobilitas fisik ditandai dengan1

 asien mau berakti7itas se-ara perlahan. en-ana 5indakan1

3) &a%i dera%at mobilitas yang dapat dilakukan. asional1 'ntuk menyusun ren-ana selan%utnya.

2) 8antu untuk mobilisasi menggunakan kursi roda!tongkat. asional1 +emper-epat proses penyembuhan.

6) 8antu dalam higiene perorangan. asional1 +eningkatkan kesehatan diri. 4) 'bah posisi se-ara periodik.

asional1 +enurunkan komplikasi lesi kulit.

d. esiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka operasi. &1 nfeksi tidak ter%adi ditandai dengan1

 asien tidak mengalami infeksi tulang  $uhu tubuh normal antara 66Ao* en-ana 5indakan1

3) Obser7asi 55>.

asional1 eningkatan 55> menun%ukkan adanya infeksi. 2) awat luka operasi dengan teknik antiseptik.

asional1 +en-egah dan menghambat berkembang biaknya bakteri. 6) 5utup daerah luka dengan kasa steril.

asional1 &asa steril menghambat masuknya kuman ke dalam tubuh. 4) Iaga daerah luka operasi tetap bersih dan kering.

asional1 "uka yang kotor dan basah men%adi media yang baik bagi  berkembang biaknya bakteri.

#) 8eri terapi antibiotik sesuai program medik.

asional1 Cntibiotik menghambat berkembang biaknya bakteri.

e. &etidakefektifan regimen terapeutik berhubungan dengan kurang  pengetahuan tentang perubahan tingkat akti7itas yang boleh dilakukan dan  perawatannya saat di rumah.

&1 asien dapat mengetahui akti7itas yang boleh dilakukan dan  perawatannya saat di rumah.

en-ana 5indakan1

3) &a%i tingkat pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan perawatan di rumah.

asional1 +enilai tingkat pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan di rumah.

2) Cn%urkan pasien untuk melakukan latihan aktif dan pasif se-ara teratur. asional1 apat men-egah ter%adinya kontraktur pada tulang.

6) 8eri kesempatan pada pasien untuk dapat bertanya.

asional1 al yang kurang %elas dapat diklarifikasikan kembali. 4) Cn%urkan pasien untuk mentaati terapi dan kontrol tepat waktu. asional1 +en-egah keadaan yang dapat memperburuk keadaan fraktur.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

8runner and $uddarth, 2000, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi , >ol. 6, E<*, Iakarta

*orwin, Eli:abeth I., 2000. Buku Saku Patofisiologi, E<*, Iakarta

+ans%oer, Crif., 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, Iilid 2, +edia Ces-ulapiu, Iakarta

ri-e, $yl7ia Cnderson., 3BB#, Patofisiologi! Konsep Klinis Proses"proses  Penyakit   Edisi 4, 7ol 2, E<*, Iakarta

$uted%o, CG., 200, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui #asil Pemeriksaan  $a%oratarium, Cmara 8ooks, Iakarta

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan close fraktur femur 1/3 tengah sinistra yang meliputi tiga tahap yaitu: pre operasi, intra operasi dan post

Penelitian ini diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan atau perawat komunitas dalam mengetahui self care management klien sehingga mampu menentukan tindakan yang