• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA MAJELIS WALI AMANAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA MAJELIS WALI AMANAT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

MAJELIS WALI AMANAT

Salemba 4, Jakarta 10430, Telp. (021) 330355, Fax. 330343

Kampus Depok, Telp. (C2l) 727n20, Fax. 727ffi17, E-mail: mwa-ui@makara.cso.ui.ac.id

\,

KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT

UNIVERSITAS INDONESIA

No.0

c/sruruwA-ul/2002

tentang

TATA TERTIB MAJELIS WALI AMANAT

UNIVERSITAS INDONESIA

MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA

a) bahwa Majelis Wali Amanat merupakan badan tertinggi di

lingkungan Universitas Indonesia

b) bahwa dalam menjalankan peran dan fungsinya, cara kerja

Majelis Wali Amanat akan selalu menjadi pusat perhatian,

acuan, dan panutan bagi seluruh unit-unit di lingkungan

Universitas lndonesia

c) bahwa perlu disusun dan ditetapkan suatu tata tertib

untuk mendukung pelaksanaan tugas Majelis Wali Amanat

1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang

Pendidikan Tinggi;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 1999 tentang

Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan

H u k u m ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 152 tahun 2000 tentang

Penetapan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum

Milik Negara;

5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

16/MPN/KP12002 tahun 2002 tentang Pengangkatan

Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia;

Menimbang :

M e n g i n g a t

Jer

I

\/ l, -/

(2)

ts-Memperhatikan: Keputusan Rapat Paripurna Majelis Wali Amanat Universitas

Indonesia yang diadakan pada tanggal 1 Mei 2002 yang telah

menyetujui Peraturan Tata Tertib Majelis wali Amanat

Universitas Indonesia

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN TATA TERTIB MAJELIS WALI AMANAT

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Definisi '

Pasal 1

Kecuali dengan tegas dinyatakan lain, dalam Peraturan Tata Tertib Majelis Wali

Amanat Universitas lndonesia ini, yang dimaksud dengan.

a. "Anggota".adalah anggota MWA, sebagaimana didefinisikan di butir g Pasal 1

i n i ;

b. "ART" adalah Anggaran Rumah Tangga Universitas lndonesia;

c. "Karyawan" adalah karyawan Universitas Indonesia;

d. "Laporan Tahunan" adalah laporan tahunan yang terdiri atas:

'1) laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang diangkat oleh Dewan

Audit, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba, laporan arus kas, dan

laporan Perubahan aktiva bersih;

2) laporan tentang pendidikan, penelitian serta pengabdian dan pelayanan

kepada masyarakat yang meliputi sedikitnya keadaan, kinerja, serta

hasil-hasil yang telah dicapai Universitas lndonesia; dan

3) laporan ketenagakerjaan Universitas Indonesia yang meliputi sedikitnya

keadaan, kinerja dan kemajuan yang telah dicapai;

e. "Mahasiswa" adalah mahasiswa Universitas Indonesia;

f. "Menteri" adalah Menteri yang bertanggung jawab atas pendidikan tinggi di

Republik Indonesia;

g. "M!VA" adalah Majelis Wali Amanat, suatu organ Universitas Indonesia, yang

berfungsi mewakili kepentingan Pemerintah, kepentingan Masyarakat dan

kepentingan Universitas Indonesia;

_V\ I

t7

(3)

h. "panitia Khusus" adalah suatu panitia yang khusus dibentuk oleh MWA dari

waktu ke waktu untuk melakukan tugas tertentu dan yang bersifat sementara

(ad hoc);

i. "Pemerintah" adalah pemerintah Republik lndonesia;

j "Pimpinan MWA" adalah Ketua MWA;

k. "Pimpinan Universitas" adalah Rektor;

l. "pp.15212000" adalah Peraturan Pemerintah nomor 152 Tahun 2000 Tentang

penetapan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara;

m. "Rapat MWA" adalah salah satu di antara:

1). Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

Universitas Indonesia;

2). Rapat Tahunan MWA; dan

3). Rapat PariPurna MWA,

kecuali jika dengan tegas ditentukan lain dalam Peraturan Tata Tertib ini;

n. "Rapat paripurna MWA" adalah semua Rapat MWA yang bukan merupakan

Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerya dan Anggaran Tahunan Universitas

Indonesia, dan RaPat Tahunan MWA'

o. "Rektor" adalah Rektor Universitas Indonesia sebagaimana didefinisikan dalam

pasal t hutir I PP. 15212000, yang benruenang dan bertanggung jawab atas

penyelenggaraan Universitas Indonesia;

p. "SAU" adalah Senat Akademik Universitas Indonesia, badan normatif tertinggi

Universitas Indonesia dalam bidang akademik; dan

q. "Universitas" adalah Universitas Indonesia yang berstatus Badan Hukum Milik

Negara

BAB II

KEDUDUKAN MWA, TUGAS MWA, HAK MWA DAN HAK ANGGOTA

Kedudukan MWA Pasal 2

(1) MWA adalah suatu baglan organisasi Universitas, dan merupakan lembaga tertinggi dalam organisasi Universitas.

(2) MWA adalah organ Universitas yang mewakili kepentingan Pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Universitas.

4 / l

,7

(4)

'\,

Hak Anggota

Pasal 5

Anggota mempunyai hak:

a. membuat pernyataan dan/atau mengajukan pendapat dalam Rapat

MWA; dan

b. menjalankan hak lain sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

B A B I I I

KEANGGOTAAN, MASA JABATAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

ANGGOTA MWA

Keanggotaan MWA Pasal 6

(1) Keanggotaan MWA ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

(2) Selama menjabat, Anggota harus senantiasa memenuhi persyaratan

keanggotaan MWA sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Anggota terdiri atas unsur Pemerintah, unsur SAU, unsur masyarakat, unsur

Karyawan, unsur Mahasiswa dan Rektor.

(4) MWA beranggotakan sebanyak-banyaknya dua puluh satu orang.

(5) Anggota yang mewakili unsur Pemerintah adalah seorang yang ditetapkan

oleh Menteri.

(6) Anggota yang mewakili unsur SAU berjumlah sebelas orang.

!! (7) Anggota unsur masyarakat umum berjumlah enam orang.

(8) Anggota unsur Karyawan berjumlah satu orang.

(9) Anggota unsur Mahasiswa berjumlah satu orang.

(10) Rektor secara ex officio menjadi Anggota.

(1 1) Anggota ex officio mempunyai hak bicara dan hak mengeluarkan suara

seperti Anggota lainnya dalam Rapat MWA, kecuali jika dalam Rapat MWA

dibicarakan dan/atau diputuskan perihal kinerja Rektor dan/atau pemilihan

Rektor

Y /

(5)

Masa Jabatan Anggota Pasal 7

(1) Masa jabatan Anggota, kecuali Anggota dari unsur Mahasiswa, adalah 5 (lima) tahun, dan berakhir saat Anggota yang menggantikannya selesai dilantik; seorang Anggota yang masa jabatannya telah berakhir, dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(2) Anggota yang mewakili unsur Mahasiswa dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun; Anggota yang mewakili unsur Mahasiswa yang masa jabatannya telah berakhir, dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.

Pengangkatan Anggota

Pasal 8

(1) Anggota diangkat oleh Menteri berdasarkan usul dari SAU.

(2) a. Anggota unsur Karyawan dipilih berdasarkan mekanisme yang berlaku

di antara mereka dan diusulkan kepada SAU;

b. Anggota unsur Mahasiswa dipilih berdasarkan mekanisme yang berlaku

di organisasi Mahasiswa dan diusulkan kepada SAU; dan

c. nama-nama calon Anggota unsur Karyawan dan Mahasiswa

disampaikan ke SAU untuk diusulkan kepada Menteri.

Pemberhentian Anggota oleh Menteri

Pasal 9

Anggota diberhentikan oleh Menteri berdasarkan usul dari SAU.

Pem berhentian Antarwaktu Anggota

Pasal 1 0

(1) Anggota berhenti dan/atau diberhentikan antanryaktu karena:

a. meninggal dunia;

b. habis masa jabatan bagi Anggota ex officio;

c. atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua MWA, dengan

memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan/atau Peraturan Tata Tertib ini dan/atau ART;

d. pindah untuk bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik

lndonesia:

J4\

\-/ I

(6)

(2)

e. tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan MWA berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau

Peraturan Tata Tertib ini dan/atau ART.

pemberhentian dan pengangkatan antarwaktu Anggota dilakukan

berdasarkan Keputusan Menteri.

Ketua dan/atau Sekretaris MWA diberhentikan antanryaktu jika melanggar

Pasal 17 PP.152120A0 tentang larangan perangkapan jabatan.

Anggota yang berhenti dan/atau diberhentikan antarwaktu sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1)dan/atau ayat (3) Pasal ini, digantikan oleh:

a. calon dari unsur yang sama yang diangkat oleh Menteri atas usul SAU

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

b. calon yang merupakan pejabat baru bagi pengisian jabatan Anggota ex

officio.

Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk mengist lowongan Anggota

yang diberhentikan antarwaktu atau untuk mengisi lowongan Anggota karena

sebab lain, adalah sisa masa jabatan Anggota yang digantikannya atau sisa

masa jabatan Anggota lain yang masih menjabat, kecuali untuk Anggota

unsur Mahasiwva.

Anggota tidak dapat diganti antarwaktu karena membuat pernyataan dan/atau

mengajukan pendapat dalam Rapat MWA sebagaimana disebut dalam Pasal

5 butir a Peraturan Tata Tertib ini. BAB IV

KODE ETIK MWA

Kode Etik MWA Pasal 1 1

MWA menyusun Kode Etik yang berisi norma-norma yang harus dipatuhi oleh

setiap Anggota selama menjabat, demi menjaga martabat, kehormatan, citra

dan kredibilitas MWA.

Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, diputuskan dalam

Rapat Paripurna MWA.

Panitia Khusus Kehormatan dibentuk oleh MWA sesuai ketentuan tentang

Panitia Khusus yang tercantum dalam Peraturan Tata Tertib ini. Panitia

Khusus Kehormatan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara

pelanggaran Kode Etik.

(3) (4)

(s)

(6) ( 1 ) (2) (3)

'->rrl4

h

(7)

BAB V

TUGAS, TATA CARA PEMILIHAN, SERTA MASA JABATAN KETUA DAN

SEKRETARIS MWA

Tugas Ketua MWA

Pasal 12

(1) MWA dipimpin oleh seorang Ketua.

(2) Tugas Ketua MWA ialah:

a. menyusun rencana kerja MWA dan menentukan pembagian kerja

antara Ketua dan Sekretaris MWA;

b. melaksanakan keputusan Rapat MWA dan/atau memantau

pelaksanaan kePutusan RaPat MWA;

c. mengadakan koordinasi dengan Pimpinan Universitas dan pimpinan

organ lain di lingkungan Universitas; dan

d. menyelenggarakan Rapat Paripurna MWA sekurang-kurangnya satu

bulan satu kali dalam rangka melaksanakan tugasnya.

(3) Perlu diangkat Sekretaris MWA untuk membantu Ketua MWA.

(4) Ketua dan Sekretaris MWA bertanggung jawab kepada MWA.

( 1 ) (2)

Tata Cara Pemilihan Ketua dan Sekretaris MWA

Pasal 1 3

Ketua dan Sekretaris MWA dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat MWA.

Sebelum diadakan pemilihan, calon Ketua dan calon Sekretaris MWA

menyatakan secara tertulis kesediaan mereka untuk dicalonkan menjadi

Ketua dan Sekretaris MWA.

Kecuali anggota ex officio dan Anggota unsur Mahasiswa, semua Anggota

mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi Ketua dan

Sekretaris MWA.

Pemilihan Ketua dan Sekretaris MWA dilaksanakan secara musyawarah

untuk mencapai mufakat.

Jika pengambilan keputusan dengan cara yang dimaksud dalam ayat (4)

Pasal ini tidak menghasilkan permufakatan, maka pemilihan dilakukan

berdasarkan pemungutan suara; calon Ketua dan calon Sekretaris MWA

yang memperoleh suara terbanyak diputuskan sebagai Ketua dan Sekretaris

MWA (3)

(4)

(5)

(8)

(6) Jika terjadi lowongan jabatan Ketua dan/atau Sekretaris MWA, secepatnya

diselenggarakan Rapat Paripurna MWA untuk mengisi lowongan tersebut.

Masa Jabatan Ketua dan Sekretaris MWA

Pasal 14

Masa jabatan Ketua dan Sekretaris MWA adalah dua setengah tahun.

Ketua dan Sekretaris MWA yang masa jabatannya telah berakhir, dapat

dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.

BAB VI

PANITIA KHUSUS

Pembentukan Panitia Khusus

Pasal 1 5

Jika dipandang perlu oleh MWA, MWA dapat membentuk Panitia Khusus

dengan menetapkan secara jelas tugas Panitia Khusus yang dibentuk itu

serta sus.unan Panitia Khusus itu, termasuk penunjukan Ketua, Wakil Ketua

dan Sekretaris Panitia Khusus yang bersangkutan.

Panitia Khusus dipimpin oleh seorang Ketua. Jika Ketua Panitia Khusus

berhalangan, Panitia Khusus dipimpin oleh Wakil Ketua. Ketua dan Wakil

Ketua Panitia Khusus dalam memimpin Panitia Khusus dibantu oleh seorang

Sekretaris.

Jumlah anggota Panitia Khusus ditetapkan oleh Rapat Paripurna MWA.

Dalam keanggotaan Panitia Khusus, Rapat MWA dapat menetapkan adanya

anggota pengganti.

Setelah jangka waktu penugasan berakhir atau karena tugasnya dianggap

selesai, MWA membubarkan Panitia Khusus yang bersangkutan.

BAB VII

TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN UNIVERSITAS

Tahun Buku dan Laporan Tahunan Universitas

P a s a l 1 6

Tahun buku/tahun anggaran Universitas dimulai pada tanggal satu Januari

dan berakhir pada tanggal tiga puluh satu Desember tahun yang sama.

Pada akhir bulan Desember tiap tahun, pembukuan Universitas ditutup.

( 1 ) (2) (3) (4) (5)

2

,ry

9 ( 1 )

(9)

(4) (2)

(3)

( 1 )

(2)

Dalam waktu lima bulan setelah berakhirnya tahun buku/tahun anggaran

Universitas, Pimpinan Universitas bersama-sama dengan MWA

menyampaikan Laporan Tahunan kepada Menteri.

Laporan Tahunan harus ditandatangani oleh Pimpinan Universitas dan

disampaikan kepada MWA.

Jika Pimpinan Universitas tidak menandatangani Laporan Tahunan, maka

alasannya harus disebutkan secara tertulis dalam berita acara penandatanganan.

Setelah disahkan oleh Menteri, Laporan Tahunan menjadi informasi publik.

B A B V I I I

RAPAT MWA

Jenis Rapat MWA

Pasal 1 7

Rapat MWA terdiri atas:

a. Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

U niversitas;

b. Rapat Tahunan MWA; dan

c. Rapat Paripurna MWA.

Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Universitas

harus diadakan sedikitnya sekali setahun, selambatnya bulan Oktober setiap

tahun untuk membicarakan dan mengesahkan Rencana Strategis, Rencana

Kerja dan Anggaran Tahunan Universitas tahun berikutnya, kecuali Rapat

Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Universitas yang

pertama yang diadakan setelah Rektor yang dipilih oleh MWA selesai dilantik.

Rapat Tahunan MWA harus diadakan sekali tiap tahun, selambatnya pada

akhir bulan Maret setiap tahun, untuk pertama kalinya selambatnya bulan

Maret 2003.

Pada Rapat Tahunan MWA:

a. Rektor mengajukan Laporan Tahunan untuk disetujui oleh Rapat MWA;

b. dibicarakan hasil pelaksanaan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan

Anggaran Tahunan Universitas untuk tahun anggaran yang baru

berakhir, untuk disetujui dan disahkan oleh Rapat Tahunan MWA; dan

c. dapat dibicarakan dan diputuskan hal-hal lain yang diajukan

sebagaimana mestinya pada Rapat Tahunan MWA sesuai dengan

ketentuan Peraturan Tata Tertib ini.

(3)

(10)

(4) Ketua MWA menyelenggarakan Rapat Tahunan MWA sesuai ayat (3) Pasal i n i .

Jika Ketua MWA tidak menyelenggarakan Rapat Tahunan MWA tersebut

dalam waktu yang ditentukan, maka Ketua MWA harus memanggil Rapat

Tahunan MWA atas permintaan tertulis dua atau lebih Anggota. Jika Ketua

MWA tidak memanggil Rapat Tahunan MWA tersebut dalam waktu yang

disebutkan dalam permintaan tersebut, pihak yang menandatangani

permintaan itu berhak untuk memanggil sendiri Rapat Tahunan MWA

tersebut, dengan memperhatikan sebagaimana mestinya ketentuan

Peraturan Tata Tertib ini.

Semua keputusan dalam Rapat Tahunan MWA yang diadakan itu, adalah sah

dan mengikat bagi MWA dan para Anggota, asal saja setiap dan semua

persyaratan Peraturan Tata Tertib ini, mengenai persyaratan pemanggilan,

korum dan pengambilan putusan untuk hal pokok khusus yang diputuskan itu

dipenuhi sebagaimana mestinYa.

Tempat, Panggilan dan Prosedur Rapat MWA

Pasal 1 8

Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Peraturan Tata Tertib ini, Rapat

MWA harus diadakan di Indonesia, di tempat yang disebut dalam panggilan

Rapat MWA.

Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Peraturan Tata Tertib ini, panggilan

tertulis untuk Rapat MWA harus dilakukan oleh Ketua MWA atau oleh

sedikitnya dua Anggota yang diberi kuasa khusus oleh Ketua MWA untuk

metakukan panggilan Rapat MWA kepada semua Anggota, paling sedikit

7 (tujuh) hari sebelum tanggal Rapat MWA yang bersangkutan

diselenggarakan, tidak termasuk tanggal panggilan dan tanggal

penyelenggaraan Rapat MWA; panggilan tersebut harus dikirim dengan surat

tercatat yang biayanya telah dibayar di muka, atau dengan faksimili yang

diikuti dengan penegasan tertulis yang harus dikirim secepat mungkin dengan

surat tercatat yang biayanya telah dibayar di muka.

Panggilan Rapat MWA harus mencantumkan tempat, tanggal dan waktu serta

acara Rapat MWA, dan panggilan untuk Rapat Tahunan MWA harus disertai

kopi Laporan Tahunan, dan panggilan untuk Rapat Rencana Strategis,

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan harus disertai Rencana Strategis,

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan untuk dapat dipelajari oleh Anggota

sebelum Rapat yang bersangkutan.

( 1 )

(2)

(3)

)4

(11)

(4)

(5)

( 1 )

(2)

Jika semua Anggota hadir dan/atau diwakili dalam Rapat MWA, panggilan

terlebih dahulu tidak disyaratkan dan Rapat MWA dapat diselenggarakan di

manapun di dalam wilayah Republik lndonesia dan berhak mengambil

keputusan yang mengikat.

Usul para Anggota harus dimasukkan dalam agenda Rapat MWA, jika usul

yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Ketua MWA paling

sedikit 3 (tiga) hari sebelum tanggal Rapat MWA yang bersangkutan, dan

usul tersebut menurut pendapat Ketua MWA terkait dengan tugas dan

wewenang MWA, serta agenda Rapat MWA yang bersangkutan.

Ketua dan Risalah Rapat MWA

Pasal 19

Ketua MWA memimpin setiap dan semua Rapat MWA. Jika Ketua MWA tidak

hadir atau berhalangan hadir pada Rapat MWA, hal mana tidak perlu

dibuktikan kepada pihak lain, atau jika jabatan Ketua MWA lowong, Rapat

MWA dipimpin oleh seorang Anggota yang dipilih dari Anggota yang hadir,

oleh Anggota yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat MWA tersebut.

Risalah Rapat MWA harus dibuat oleh Sekretaris MWA. Jika Sekretaris MWA

berhalangan hadir pada Rapat MWA karena sebab apapun, hal mana tidak

perlu dibuktikan kepada pihak lain, atau jabatan Sekretaris MWA lowong,

Ketua Rapat MWA menunjuk seorang Anggota atau lebih untuk membuat

Risalah Rapat MWA yang bersangkutan.

Kecuali ditentukan lain oleh Rapat MWA, risalah Rapat MWA harus disahkan

pada Rapat MWA berikutnya, dan harus ditandatangani oleh Ketua Rapat

MWA dan Sekretaris MWA.

Risaldh Rapat MWA yang dibuat, ditandatangani dan disahkan sebagaimana

tersebut di atas merupakan bukti yang sah bagi semua Anggota dan pihak

lainnya mengenai semua keputusan yang diambil dalam Rapat MWA yang

bersangkutan dan tentang kejadian yang terjadi dalam Rapat MWA yang

bersangkutan.

Tugas Ketua Rapat MWA,

Kuasa, Korum, Pengambilan Keputusan dalam Rapat MWA

Pasal 20

Ketua Rapat MWA menjaga agar Rapat MWA berjalan tertib.

(3)

,t

l 2

v

(12)

(2) Seorang Anggota dapat diwakili dalam Rapat MWA oleh seorang Anggota

lainnya, berdasarkan surat kuasa khusus.

Seorang Anggota hanya dapat memberi kuasa kepada seorang Anggota

lainnya untuk mewakilinya dan bertindak untuk dan atas namanya di Rapat

MWA, kecuali Menteri yang dapat memberi kuasa kepada siapapun juga

untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Menteri di Rapat MWA.

Surat kuasa tersebut harus dalam bentuk dan isi yang dapat diterima baik

oleh Ketua Rapat MWA dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku, khususnya mengenai bukti menurut Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku di Republik lndonesia. Dalam

surat kuasa yang digunakan untuk Rapat MWA itu, harus dicantumkan

bagaimana pemegang kuasa harus mengeluarkan suara atas nama pihak

yang diwakilinya (voting instructions).

Kecuali jika ditentukan lain dalam Peraturan Tata Tertib ini, Rapat MWA

adalah sah dan berhak untuk mengambil keputusan yang sah dan mengikat

hanya jika dalam Rapat MWA tersebut hadir dan/atau diwakili dengan sah,

lebih dari separo jumlah Anggota.

Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

Universitas, Rapat Tahunan MWA, dan Rapat Paripurna MWA yang

diselenggarakan dalam rangka pemilihan Rektor, hanya sah dan berhak

mengambil keputusan yang sah dan mengikat, jika dalam Rapat tersebut

hadir dan/atau diwakili dengan sah, sedikitnya 213 (dua pertiga) jumlah

Anggota, dalam mana termasuk sedikitnya 4 (empat) Anggota unsur

Masyarakat.

Untuk menentukan apakah korum Rapat MWA yang bersangkutan tercapai

sebelum Rapat MWA dibuka, setiap Anggota menandatangani daftar hadir

yang disediakan oleh Sekretaris MWA, atau oleh orang lain yang ditunjuk

Ketua Rapat MWA.

Jika pada waktu yang telah ditentukan untuk pembukaan Rapat MWA, korum

yang disyaratkan untuk Rapat MWA yang bersangkutan telah terpenuhi,

Ketua Rapat MWA berhak langsung membuka Rapat MWA termaksud.

Jika pada waktu yang telah ditentukan untuk pembukaan Rapat MWA, korum

belum terpenuhi, Ketua Rapat MWA menunda pembukaan Rapat MWA

tersebut paling lama setengah jam.

Jika pada akhir waktu penundaan, korum Rapat MWA belum juga terpenuhi,

Ketua Rapat MWA berwenang membuka Rapat MWA, dan dalam Rapat

MWA tersebut dapat diambil keputusan Rapat MWA yang sah, kecuali untuk

Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

.^u^

(3) (4) \- /(

13 ry

-/

(13)

Universitas, Rapat Tahunan MWA, dan Rapat Paripurna MWA yang

diselenggarakan dalam rangka pemilihan Rektor. Jika korum yang

disyaratkan untuk Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran

Tahunan Universitas, Rapat Tahunan MWA, dan Rapat Paripurna MWA yang

diselenggarakan dalam rangka pemilihan Rektor tidak tercapai, maka Rapat

itu tidak dapat dilangsungkan dan harus diselenggarakan Rapat Rencana

Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Universitas, Rapat

Tahunan MWA, dan Rapat Paripurna MWA yang diselenggarakan dalam

rangka pemilihan Rektor untuk kedua kalinya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari

setelah tanggal Rapat yang pertama. Walaupun korum yang disyaratkan

untuk Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

Universitas, Rapat Tahunan MWA, dan Rapat Paripurna MWA yang

diselenggarakan dalam rangka pemilihan Rektor, untuk kedua kalinya tidak

terpenuhi, Rapat tersebut dapat diselenggarakan dan dapat diambil putusan

yang sah dalam Rapat tersebut sesuai ayat (5) Pasal ini.

Kecuali jika ditentukan lain dalam Peraturan Tata Tertib ini, keputusan Rapat

MWA diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Jika tidak

dapat dicapai mufakat secara musyawarah, maka keputusan Rapat MWA

harus diambil berdasarkan suara setuju lebih dari separo jumlah suara yang

dikeluarkan dengan sah pada Rapat MWA yang bersangkutan, kecuali

putusan yang diambil dalam Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan

Anggaran Tahunan Universitas, Rapat Tahunan MWA, dan Rapat Paripurna

MWA yang diselenggarakan dalam rangka pemilihan Rektor. Jika dalam

Rapat Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

Universitas, Rapat Tahunan MWA, dan Rapat Paripurna MWA yang

diselenggarakan dalam rangka pemilihan Rektor tidak dapat dicapai mufakat

secara musyawarah, maka keputusan Rapat itu harus diambil berdasarkan

suara setuju sedikitnya 213 (dua pertiga) jumlah suara yang dikeluarkan

dengan sah, dalam mana termasuk suara setuju sedikitnya 4 (empat)

Anggota unsur Masyarakat.

Dalam Rapat MWA setiap Anggota mempunyai hak untuk mengeluarkan 1

(satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara yang dikeluarkan atas nama

Anggota yang diwakilinya, kecuali dalam pemungutan suara (a) untuk

pemilihan Rektor; dan (b) yang menyangkut kinerja Rektor, sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 14 ayat (9) dan Pasal 24 ayat (1) PP.152|2OOO.

Dalam Rapat MWA, pemungutan suara mengenai usul yang berkaitan

dengan perorangan harus dilakukan dengan surat tertutup yang dilipat dan

tanpa ditandatangani, kecuali Ketua Rapat mengizinkan pemungutan suara

i4

(5) (6) (7)

2

l 4

(14)

(8)

dengan cara lain, tanpa ada keberatan yang diajukan oleh seorang atau lebih

Anggota yang hadir atau diwakili, dan berhak untuk mengeluarkan suara.

Dalam Rapat MWA, pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan

secara lisan, kecuali para Anggota yang mewakili paling sedikit 1/5 (satu

perlima) bagian dari jumlah Anggota meminta agar pemungutan suara

diselenggarakan secara rahasia.

Para Anggota dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa

mengadakan Rapat MWA, dengan ketentuan bahwa usul yang bersangkutan

telah diberitahukan secara tertulis kepada semua Anggota dan semua

Anggota telah menyetujui usul yang bersangkutan dengan menandatangani

persetujuan tertulis.

Keputusan demikian harus dianggap mempunyai kekuatan hukum yang sama

seperti keputusan yang diambil dalam Rapat MWA.

Dalam Rapat MWA, suara blanko dan suara tidak sah harus dianggap

sebagai tidak dikeluarkan dan dengan demikian dianggap tidak ada dan tidak

diperkenankan untuk dihitung dalam menentukan jumlah suara yang

dikeluarkan.

. BAB IX

KEWENANGAN MEWAKILI DAN BERTINDAK ATAS NAMA MWA

Kewenangan Mewakili dan Bertindak Atas Nama MWA

Pasal 21

Ketua MWA bersama seorang atau lebih Anggota yang ditunjuk oleh Rapat

MWA berhak dan berwenang mewakili dan bertindak untuk dan atas nama

MWA.

Jika Ketua MWA berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak

perlu dibuktikan kepada pihak lain, atau jika jabatan Ketua MWA lowong,

maka dua orang atau lebih Anggota yang ditunjuk Rapat MWA berhak dan

berwenang mewakili dan bertindak untuk dan atas nama MWA.

Mereka yang benrvenang mewakili dan bertindak untuk dan atas nama MWA

wajib memperoleh izin Rapat Paripurna MWA sebelum mengikat MWA untuk

melakukan tindakan berikut ini:

a. menyetujui Universitas meminjam uang dari pihak ketiga (termasuk,

tetapi tidak terbatas pada, pengeluaran surat utang dalam bentuk

apapun); dan/atau

(e)

( 1 ) (2) (3)

-\6

fl ' ',

t/

,/ 1 5

(15)

b. menyetujui Universitas meminjamkan uang kepada pihak ketiga; dan/atau

c. menyetujui pihak Universitas membeli, menjual, memindahkan hak

dengan cara lain, atau melakukan sewa guna usaha atau

menyewa/menyewakan barang-barang bergerak yang bernilai lebih dari

Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar Rupiah) atau ekuivalennya dalam

mata uang lain, untuk satu transaksi, atau beberapa transaksi yang

bernilai lebih dari Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar Rupiah) atau

ekuivalennya dalam mata uang lain, dalam satu tahun buku Universitas,

kecuali transaksi yang bersangkutan sudah tercantum dalam Anggaran

Universitas yang telah disetujui MWA; dan/atau

d. menyetujui pihak Universitas membeli, menjual atau dengan cara lain

mengalihkan hak, mengagunkan dengan cara apapun juga, atau

melakukan sewa guna usaha atas atau menyewakan barang-barang

tidak bergerak milik Universitas; dan/atau

e. menyetujui pihak Universitas memberikan hibah atau sumbangan;

dan/atau

f . perubahan atau pengakhiran Rencana Strategis dan/atau Rencana

Ke{a dan/atau Anggaran Tahunan Universitas yang telah disetujui oleh

Rapat Paripurna MWA; dan/atau

g. menyetujui pihak Universitas memberikan jaminan dalam bentuk

apapun atau menyanggupi membayar ganti rugi (indemnity) untuk

kewajiban pihak ketiga; dan/atau

h. menyetujui bahwa Universitas memulai suatu tuntutan hukum atau

gugatan atas nama Universitas dan pemilihan penasehat

huku m/pengacaranya ; dan/atau

i. menyetujui penggunaan tanah yang dikuasai Universitas, dan/atau

setiap dan semua fakultas, jurusan dan bagian dalam lingkungan

Universitas; dan latau

j menyetujui penggunaan nama, lambang, hymne, bendera dan cap

Universitas, dan/atau fakultas, jurusan dan bagian dalam lingkungan

Universitas, oleh pihak lain.

lzin Rapat Paripurna MWA itu harus didasarkan atas putusan yang sah Rapat

Paripurna MWA.

lzin Rapat Paripurna MWA sebagaimana disebutkan di atas harus dibuktikan

dengan risalah atau kutipan risalah Rapat Paripurna MWA yang dibuat sesuai

(4)

. x n

1 6 /

(16)

(5) Rapat Paripurna MWA yang diadakan untuk membicarakan dan memutuskan

tentang izin Rapat Paripurna MWA untuk melaksanakan tindakan yang

dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini, adalah sah dan berhak untuk mengambil

keputusan yang sah dan mengikat hanya jika dalam Rapat Paripurna MWA

tersebut hadir dan/atau diwakili dengan sah, sedikitnya 213 (dua pertiga)

jumlah Anggota termasuk sedikitnya 4 (empat) Anggota unsur Masyarakat.

Untuk menentukan apakah korum Rapat Paripurna MWA yang bersangkutan

tercapai sebelum Rapat Paripurna MWA dibuka, setiap Anggota

menandatangani daftar hadir yang disediakan oleh Sekretaris MWA, atau

oleh orang lain yang ditunjuk Ketua Rapat Paripurna MWA.

Jika pada waktu yang telah ditentukan untuk pembukaan Rapat Paripurna

MWA tersebut, korum yang disyaratkan untuk Rapat Paripurna MWA

termaksud telah terpenuhi, Ketua Rapat Paripurna MWA berhak langsung

membuka Rapat Paripurna MWA termaksud.

Jika pada waktu yang telah ditentukan untuk pembukaan Rapat Paripurna

MWA tersebut, korum belum terpenuhi, Ketua Rapat Paripurna MWA

menunda pembukaan Rapat Paripurna MWA tersebut paling lama setengah

j a m .

Jika pad? akhir waktu penundaan, korum Rapat Paripurna MWA tersebut

belum juga terpenuhi, Ketua Rapat Paripurna MWA tidak berwenang

membuka Rapat Paripurna MWA termaksud, dan Rapat Paripurna MWA

berikutnya diadakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal Rapat

Paripurna MWA yang pertama dengan persyaratan korum yang sama.

Keputusan Rapat Paripurna MWA yang diadakan untuk memberi izin kepada

pihak yang mewakili MWA sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini,

diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Jika tidak dapat

dicapai mufakat secara musyawarah, maka keputusan Rapat Paripurna MWA

demikian, harus diambil berdasarkan suara setuju sedikitnya2l3 (dua pertiga)

jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah pada Rapat Paripurna MWA yang

bersangkutan, termasuk suara setuju sedikitnya 4 (empat) Anggota unsur

Masyarakat. (6) (7) \-(8)

-y

l 7

(17)

( 1 )

(2)

BAB X

K E T E N T U A N P E N U T U P

Perubahan Peraturan Tata Tertib MWA

Pasal22

Usul perubahan Peraturan Tata Tertib ini harus diajukan secara tertulis oleh

sekurang-kurangnya 5 (lima) Anggota, dengan memberikan alasan-alasan

yang mendasari usulan tersebut.

Perubahan Peraturan Tata Tertib ini diputuskan oleh Rapat Paripurna MWA

dengan korum paling sedikit 213 (dua pertiga) bagian jumlah Anggota, dan

harus disetujui oleh paling sedikit 213 (dua pertiga) bagian jumlah Anggota,

termasuk sedikitnya 4 (empat) Anggota unsur masyarakat.

Mulai berlakunya Peraturan Tata Tertib MWA

Pasal 23

Peraturan Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Peraturan Tata Tertib ini disetujui di Rapat Paripurna MWA yang

pada tanggal 22 Mei 2002, dan ditandatangani oleh Ketua MWA,

dan Anggota MWA .

diselenggarakan

Sekretaris MWA

3 y

X,,,. DiPutuskan di : Jakarta

- Pada tanggal '.?2 Mel 20OL.

\, MAJELIS WAL] AMANAT

U N I V E R S I T A S I N D O N E S I A n il

->flfttr/lulur-,rtv

--' Gumilar R.Somantri Sekretaris Ketua l 8

(18)

/td 4,u,\*r+)-dJ'a

r

/,

,W

Anwar Nasution ' Anggota /

l

-Vryw

Bagvo Y. Moeliodihardjo

Zry,rU

n. ruatil

Faiar

Anggota Anggota

Hadiarto Mangun negclro \-Anggota

nngo,ota

tT-'t\=> -

M

Kartini Muliadi Anggota

totT

lh

.Anggota Anggota Dewi S. Matindas

Al0oota

f\,

W

| -Richmat Gobel

%,

ratama Rahardia Anggota Rio Sofwanhadi A n g g

//ffit2"*-"l' , , / _ :

-'/ Usman Chatib Warsa

Anggota

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa kelemahan usaha dange di Kabupaten Luwu Utara yaitu: (1) Belum ada pengembangan produk dari dange; (2) Wilayah distribusi masih terbatas di sekitar wilayah

Program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan untuk warga miskin di seluruh

Edukator museum melakukan promosi candi dengan cara menyebarkan brosur (Gambar 5) dan memandu pengunjung perpustakaan, tamu universitas, mahasiswa dan masyarakat

pola dari topologi ring sebenarnya hampir sama dengan pola topologi bus,hanya yang membedakan kedua treminal yang berada di ujung saling dihubungkan sehingga hubungan

Secara y on y atau dibandingkan dengan bulan Pebruari 2016 dengan pada penerbangan sebanyak 1.002 unit masih mengalami peningkatan sebesar 17,47 persen, yang

pertemuan pertama dengan penerapan pembelajaran Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Dian Novita Sari, 2015) penelitian inimenguji signifikansi pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan

Turnamen Penyisihan : Menggunakan akun dan Char pribadi.. 5 Final : Akun yang digunakan dalam kompetisi akan disediakan oleh panitia. Didalam pertandingan, pemain boleh bertukar