• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin dan SMP Negeri 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin dan SMP Negeri 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: https://doi.org/10.26638/jbn.438.8651

63 Artikel diterima: 5 September 2017; disetujui: 28 Oktober 2017

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Dapat di Akses: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/bagimunegeri

Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat di SMP Muhammadiyah

Al-Mujahidin dan SMP Negeri 2 Playen,

Gunungkidul, Yogyakarta

Agus Supriyanto, Wahyu Nanda Eka Saputra, Musfirah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan

Email: agus.supriyanto@bk.uad.ac.id

Abstract

Circulation and drug abuse appear as a lack of understanding of the students about the impact of drugs. School counselors have a role in preventive efforts to prevent circulation and abuse in the school environment through counseling and counseling services in the Information and Counseling Center program in peer guidance and peer counseling. The purpose of the Information and Counseling Center program is as a precautionary measure of drug abuse and abuse, as well as insights into the implementation of peer guidance and peer counseling. Method of execution through counseling, training, and forum discussion group. The program targets are students and counselors at SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Playen and SMP Negeri 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta. Evaluate the implementation through group discussion forums with policymakers. The results of the implementation of the Information and Counseling Center program is the emergence of an understanding of students, counselors, and the school about emergency drugs in Playen, Gunungkidul as a tourist environment as well as development of peer guidance and peer counseling skills on students and counselors. The hope of the program is the development of government policies for the application of the Center for Information and Counseling Services at schools.

Keywords: Information and Counseling Center, Drug Prevention 1. PENDAHULUAN

Masalah dalam kecanduan narkoba yang berhubungan dengan kecanduan narkoba dapat bervariasi secara signifikan. Signifikansi dari masalah kecanduan narkoba dapat berasal dari berbagai tipe masyarakat. Pecandu narkoba bisa berasal dari semua laipsan masyarakat dan gender. pecandu narkoba

bisa berasal dari semua laipsan masyarakat dan gender, yaitu dari permasalahan kesehatan mental, pekerjaan, dan kesehatan/ sosial (Pipatkul, 2010). Sehingga semua gangguan adiktif bisa menjadi lebih sulit, ataupun lebih terkontaminasi.

Fenomena yang terjadi di Yogyakarta terhadap peredaran dan

(2)

64 penyalahgunaan narkoba cukup tinggi.

Farid& Yuniza (2016) mengungkapkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan jumlah penyalahgunaan NAPZA yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh tingkat mobilitasi penduduk DIY yang sangat tinggi sehingga membuat NAPZA tersebut mudah didapatkan atau diperjualbelikan. Narkoba yang disalahgunakan merusak tatanan masyarakat. Pahlevi (2016) mengungkapkan bahwa kejahatan narkotika termasuk kejahatan terhadap pembangunan dan kesejahteraan sosial yang menjadi keprihatinan nasional dan internasional dengan ruang lingkup dan dimensi kejahatan, serta mengandung ciri sebagai organized crime, white collar crime, corporate crime, dan transnational crime.

Sekolah memiliki peran dalam penanganan narkoba. Peran sekolah dalam penanganan narkoba dapat melalui peran konselor sekolah. Kerjasama antara konselor dan stakeholers diharapkan dapat mengembangkan kompetensi siswa (Sutoyo& Supriyanto, 2015). Bimbingan sekolah dan pendampingan peran guru sangat penting dalam pencegahan dan penanganan narkoba untuk

mengendalikan, mengawasi dan membantu siswa (Rahmiyati, 2015).

Permberdayaan masyarakat dalam gerakan masyarakat bebas narkoba menjadi bagian sentral untuk mendukung program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia. Upaya preventif dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat sebagai kader narkoba (Putra & Astuti, 2017). Pengurangan dampak buruk narkoba perlu kolaborasi antara keseluruhan elemen sekolah, orang tua dan masyarakat perlu yang diukur secara lebih akurat dalam program pencegahan pengaruh sosial kontemporer untuk mempengaruhi perilaku penggunaan narkoba pada orang muda secara keseluruhan (Sutoyo & Supriyanto, 2015; Midford, 2010). Program pengembangan jaringan dukungan sebaya dalam sistem kesehatan mental, pelatihan formal harus diberikan mengenai efek buruk penggunaan narkoba (Cleary, dkk., 2009).

Program Pusat Informasi dan Konseling menjadi bagian utuh untuk pencegahan problematika masyarakat. Supriyanto & Hendiani (2016), menyatakan bahwa keluarga memiliki peran penting untuk berkolaborasi dengan konselor untuk menentukan

(3)

65 pecandu obat terlarang dari kecanduan

narkoba. Sekolah memiliki peran dalam mengambl kebijakan dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pelayanan informasi dan konseling dalam program Pusat Informasi dan Konseling (PIK) diimplementasikan oleh konselor dan dilaksanakan oleh siswa sebagai bagian dari peer guidance dan peer konseling dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa. 2. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian ini ditujukan pada siswa SMA Negeri 1 Batang Kab. Jeneponto. Adapun solusi yang ditawarkan dalam proses kegiatan pengabdian ini yaitu dengan menggunakan beberapa metode seperti Focus Group Discussion (FGD), ceramah bervariasi, role play dan games. Metode ini dilakukan untuk memunculkan pemikiran yang positif yaitu kontrol diri pada siswa. Kegiatan pengabdian diawali dengan memberikan pelatihan dengan menggunakan metode FGD. Setelah itu peserta kemudian diberikan ceramah sambil diiringi dengan beberapa role play dan games. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta tidak mengalami kejenuhan sehingga dapat secara maksimal mengikuti proses pelatihan. Proses pelatihan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan target dan luaran yang diharapkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Program Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat (PIK-Ms) dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Playen dan SMP Negeri 2 Playen. Program Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat (PIK-Ms) merupakan program pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk Gerakan Nasional Masyarakat Bebas Narkoba. Sasaran utama adalah siswa dan konselor untuk membentuk Pusat Informasi dan Konseling di Sekolah.

Subjek pengabdian dengan sasaran siswa di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Playen berjumlah 225 siswa. Subjek peserta di SMP Negeri 2 Playen berjumlah 125 siswa. Konselor sebagai bagian pelatihan dan forum group discussion berjumlah 2 konselor di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Playen dan 2 konselor di SMP Negeri 2 Playen.

Gambar 1

Koordinasi BNNP DIY, Tim Pengabdian, dan Mahasiswa PIK-M

Awal kegiatan adalah koordinasi antara Badan Nakotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Tim

(4)

66 Pengabdian serta mahasiswa organisasi

Pusat Informasi dan Konseling Sahabat Mentari (PIK-M) Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan. Kerjasama antara tim pelaksana dan Badan Narkotika Nasional menjadi bagian utuh dalam pengembangan Program Pusat Informasi dan Konseling. Dampak program berbasis sekolah merupakan bagian dari strategi pencegahan narkoba yang lebih komprehensif dengan pengambil kebijakan (Faggiano, Minozzi, Versino, &Buscemi, 2014).

Kegiatan pertama yaitu penyuluhan mengenai Penyuluhan mengenai tentang “Narkoba (Narkotika dan Obat/ Bahan Berbahaya)”, “Kecanduan Narkoba”, dan “Bahaya Narkoba Bagi Generasi Emas”. Hasil analisis Bradshaw, Waasdorp, Goldweber, &Johnson (2013) mengungkap bahwa dari 16.302 remaja (50,3% perempuan, 62,2% orang kulit putih, 37,8% orang Afrika Amerika) terdaftar di 52 Sekolah Menengah mengungkapkan bahwa pelaku dan korban bullying pada umumnya berisiko terlibat dalam kekerasan, terlibat dalam berbagai jenis penggunaan narkoba, dan memiliki masalah akademis. Tujuan materi ini untuk mengembangkan pemahaman tentang informasi bahaya

narkoba pada siswa dan guru. Harapannya pencegahan masyarakat disekolah untuk tidak menyalahgunakan narkoba dari perilaku maladaptif.

Gambar 2

Penyuluhan tentang Narkoba, Kecanduan Narkoba, dan Bahaya Narkoba

Kegiatan kedua yaitu penyuluhan mengenai Penyuluhan mengenai tentang “Pandangan Islam tentang Narkoba”. Tujuan materi ini untuk mengembangkan pemahaman tentang pengembangan wawasan tentang narkoba dan penyalahgunaan dalam pandangan islam. Harapannya pencegahan masyarakat disekolah untuk tidak menyalahgunakan sesuai pandangan islam. Hasil materi sesuai analisis Supriyanto (2016); Wahyudi (2016) tentang larangan islam tentang narkoba dan bimbingan islami dalam dilaksanakan melalui dormat klasikal, kelompok, dan individual dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

(5)

67 Gambar 3

Penyuluhan tentang Narkoba dalam Pandangan Islam

Kegiatan ketiga yaitu penyuluhan mengenai tentang “Pergaulan Remaja Anti Narkoba”. Tujuan materi ini untuk membentuk pergaulan siswa bebas dari narkoba. Harapannya pemilihan pergaulan atau teman sebaya yang baik dan berhati-hati dalam pergaulan siswa di era globalisasi. Hubungan antara penggunaan narkoba dan aktivitas seksual remaja adalah hal yang penting, dan penggunaan zat berhubungan positif dengan perilaku seksual remaja (Rashad& Kaestner, 2004).

Gambar 4

Penyuluhan tentang Pergaulan Siswa tanpa Narkoba

Kegiatan utama yaitu pelatihan tentang “Pusat Informasi dan Konseling”. Tujuan materi ini untuk membentuk peer

guidance dan peer counseling bagi teman sebaya pergaulan siswa bebas dari narkoba. Harapan pengembangan Pusat Informasi dan Konseling di sekolah. Pengalaman konseling memiliki hubungan secara signifikan dengan retensi siswa: siswa yang menerima layanan konseling lebih cenderung tetap terdaftar di sekolah (Lee, dkk., 2009).

Gambar 5

Penyuluhan tentang Pelatihan Pusat Informasi dan Konseling

Forum Group Discussion di kelas maupun di ruang bimbingan dan konseling sebagai bagian evaluasi pelaksanaan program di SMK Muhammadiyah 1 Playen dan SMA Negeri 2 Playen. Kegiatan ini sekaligus menjadi bahan evaluasi dampak dari pelatihan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil identifikasi siswa saat ini mulai mampu menambah wawasan untuk berhati-hati dalam pergaulan dan memilih pergaulan sesuai pandangan islam untuk membentuk pelajar sehat tanpa narkoba.

(6)

68

Gambar 6

Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Program Pusat Informasi dan Konseling

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat mengenai Program Pusat Informasi dan Konseling Gerakan Masyarakat Bebas Narkoba menjadi pengalaman sendiri bagi seluruh siswa, pihak sekolah, serta tim pengabdian. Pengalaman yang didapat adalah suatu bagian yang terindah dapat membantu Sekolah di Desa yang pasti perlunya uluran bantuan dari Perguruan Tinggi untuk pengembangan keilmuan maupun pengalaman. Kolaborasi dalam pengembangan Pusat Informasi dan Konseling gerakan Masyarakat juga menjadi temuan utama dari hasil program pengabdian kepada masyarakat.

Gambar 7

Kolaborasi Pelaksanaan Pusat Informasi dan Konseling Gerakan

Masyarakat Desa Bebas Narkoba 4. KESIMPULAN

Penyalahgunaan dan peredaran narkoba merupakah kejahatan yang kriminal dengan sasaran adalah masyarakat. Siswa merupakan bagian dari masyarakat secara utuh dan generasi penerus bangsa. Badan Narkotika Nasional dan pengambil kebijakan perlu membentuk kebijakan dalam pengembangan Pusat Informasi dan Konseling di Lingkungan sekolah sebagai pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Konselor memiliki peran dalam pengembangan siswa sebagai peer guidance dan peer counseling. Kerjasama antara konselor dan stakeholder yaitu siswa, pengambil kebijakan sekolah, dan Badan Narkotika Nasional, dan Pemerintah untuk peencegahan narkoba di lingkungan sekolah. Prodi BK dan PIK-M SMP Muhammadiyah AL-Mujahidin Playen, SMP Negeri 2 Playen, dan BNN Pelaksana Kegiatan

Pihak Sekolah (Siswa, Konselor, dan Pimpinan

(7)

69 5. DAFTAR PUSTAKA

Bradshaw, C. P., Waasdorp, T. E., Goldweber, A., & Johnson, S. L. (2013). Bullies, gangs, drugs, and school: Understanding the overlap and the role of ethnicity and urbanicity. Journal of youth and adolescence, 42(2), 220-234.

Cleary, M., Hunt, G. E., Malins, G., Matheson, S., & Escott, P. (2009). Drug and alcohol education for consumer workers and caregivers: A pilot project assessing attitudes toward persons with mental illness and problematic substance use. Archives of psychiatric nursing, 23(2), 104-110.

Faggiano, F., Minozzi, S., Versino, E., & Buscemi, D. (2014). Universal school‐based prevention for illicit drug use. The Cochrane Library. Farid, A., & Yuniza, M. E. (2016). Peran

Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Diwilayah Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Lee, D., Olson, E. A., Locke, B., Michelson, S. T., & Odes, E. (2009). The effects of college counseling services on academic performance and retention. Journal

of College Student

Development, 50(3), 305-319. Midford, R. (2010). Drug prevention

programmes for young people: where have we been and where should we be going?. Addiction, 105(10), 1688-1695.

Pahlevi, R., Guna, S. P. W. A., & Baru, J. J. T. V. K. (2016). Implikasi Hukum Nasional terhadap Kasus Narkoba DI Indonesia. Diperoleh dari http://digilib.esaunggul.ac.id/ public/UEU-Article-8453-Reza%20

Pahlevi.pdf

Piptakul, Kitipan Kanjana. (2010). Manajemen Program Terapi dan Rehabilitasi di Asia. Jakarta: Program Penasihat Narkoba Colombo Plan.

Putra, W. W. S. A., & Astuti, P. (2017). Upaya Badan Narkotika Nasional Provinsi (Bnnp) Jawa Timur Dalam Memberantas Penyalahgunaan Narkoba Di Kota Surabaya. Jurnal Novum, 2(2).

Rahmiyati, S. P. (2015). Strategi Pencegahan Narkoba Terhadap Remaja. Al-Hiwar: Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah, 3(5).

Rashad, I., & Kaestner, R. (2004). Teenage sex, drugs and alcohol use: problems identifying the cause of risky behaviors. Journal of health economics, 23(3), 493-503.

Supriyanto, A. (2016). Islamic Guidance for Drug Addiction. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 4(2), 98-104.

Supriyanto, A., & Hendiani, N. (2016). FAMILY OF SUPPORT FOR DRUG ADDICTION (Basic Counseling Program Development for Drug Addicts). In Proceeding 1 st Semarang State University International Conference on Counseling and Educational Psychology (SICCEP) (Vol. 1, No. 1, pp. 440-444). Universitas Negeri Semarang.

(8)

70 Sutoyo, A., & Supriyanto, A. (2015).

Development Personality/Social Competency of Secondary High School Students trough A Comprehensive Guidance and Counseling Program. Jurnal Fokus Konseling, 1(2).

Wahyudi, A. (2016). Larangan Mengkonsumsi Narkoba dalam Islam. In Prosiding Seminar Nasional Konseling Krisis. Diperoleh dari http://eprints.uad.ac. id/3910/

Referensi

Dokumen terkait

Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman. Oleh karena itu komponen yang dibuat untuk sistem rem harus mempunyai sifat bahan yang tidak hanya menghasilkan jumlah

Kecurigaan terhadap heremeneutika sebagai sesuatu yang asing bagi pembacaan terhadap al-Qur’ân, meniscayakan sebentuk penolakan terhadap hermeneutika sebagai perangkat metode

Aspek pelayanan umum mengukur kinerja Pemerintah Kota dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah

Produk secara umum diartikan sebagaisesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya, apapun wujudnya selam itu dapat memenuhi keinginan

Jenis monitor ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain adalah: Membutuhkan daya yang besar, menghasilkan panas yang cukup tinggi, memiliki bentuk fisik yang besar

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti3. Pendidikan Pancasila

Pimpinan Cabang dan seluruh teman-teman di Bank Victoria Cabang Slipi yang selalu mendukung penulis dan selalu memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan

Industri di sektor kelautan dan perikanan memiliki keterkaitan (backward and forward linkage) yang h a t dengan industri-industri laimya.. dan memiliki daya serap tenaga