• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKILLS LAB 1 MASALAH TRAKTUS URINARIUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKILLS LAB 1 MASALAH TRAKTUS URINARIUS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 SKILLS LAB 1

MASALAH TRAKTUS URINARIUS

1. ANAMNESIS MASALAH SISTEM UROGENITAL

Masalah / keluhan sistem traktus urinarius berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia 2012 adalah sebagai berikut :

REVIEW KETERAMPILAN ANAMNESIS

Saat melakukan anamnesis pada pasien, jangan lupa menerapkan aspek komunikasi efektif, yaitu:

 Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya  Mengumpulkan informasi

 Memahami perspektif pasien  Memberi penjelasan dan informasi

Berikut akan kita bahas beberapa keluhan yang disebabkan oleh penyakit genitourinaria, sehingga diharapkan dengan teknik anamnesis yang baik dapat membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit tersebut.

1. Nyeri

Nyeri yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat pada organ urogenitalia dirasakan sebagai nyeri lokal yaitu nyeri yang dirasakan di sekitar organ itu sendiri, atau berupa referred pain yaitu nyeri yang dirasakan jauh dari tempat organ yang sakit.

Di bidang urologi banyak dijumpai bermacam-macam nyeri yang dikeluhkan oleh pasien sewaktu datang ke tempat praktek, yaitu:

 Nyeri ginjal : sering dikeluhkan di daerah punggung yaitu sekitar pinggang atau daerah lumbar. Nyeri bersifat tumpul dan konstan. Nyeri biasanya mejalar sepanjang daerah subcosta menuju umbilikus atau kuadran bawah abdomen.

(2)

2 terhambat oleh batu, bekuan darah, dan lainnya. Nyeri terasa sangat sakit, hilang timbul sesuai dengan gerakan peristaltik otot polos. Pertama-tama dirasakan di daerah sudut kostovertebra kemudian menjalar ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal, hingga ke daerah kemaluan.

 Nyeri vesika : dirasakan di daerah suprasimfisis. Terjadi akibat overdistensi buli-buli yang mengalami retensi urine atau terdapat inflamasi pad buli-buli. Inflamasi buli dirasakan sebagai perasaan kurang nyaman di daerah suprapubik. Nyeri muncul ketika buli terisi penuh dan nyeri berkurang pada saat selesai miksi. Tidak jarang pasien sistitis merasa nyeri yang sangat hebat seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi dan kadang kala disertai dengan hematuria.

 Nyeri prostat : umumnya disebabkan inflamasi yang mengakibatkan edema kelenjar prostat dan distensi kapsul prostat. Lokasi nyeri akibat inflamasi ini sulit untuk ditentukan tetapi pada umumnya dapat dirasakan pada abdomen bawah, inguinal, perineal, lumbosakral, atau nyeri rektum. Sering diikuti dengan keluhan miksi berupa frekuensi, disuria, bahkan retensi urine.

 Nyeri testis / epididimis : nyeri pada daerah kantong skrotum dapat berasal dari nyeri akibat kelainan di kantong skrotum (nyeri primer) atau nyeri (refered pain) yang berasal dari organ di luar kantong skrotum. Nyeri testis dirasakan hingga ke daerah abdomen sehingga dikacaukan dengan nyeri karena kelainan organ abdominal. Begitu pula nyeri akibat inflamasi pada ginjal dan inguinal, seringkali dirasakan di daerah skrotum. Nyeri tumpul di sekitar testis dapat disebabkan karena varikokel, hidrokel, maupun tumor testis.

 Nyeri penis : dirasakan pada daerah penis yang sedang tidak ereksi (flaksid) biasanya merupakan referred pain dari inflamasi pada mukosa buli-buli atau uretra, yang terutama dirasakan pada meatus uretra eksternum. Selain itu parafimosis dan keradangan pada prepusium maupun glans penis memberikan rasa nyeri yang terasa pada ujung penis. Nyeri yang terjadi pada saat ereksi mungkin akibat penyakit Peyronie atau priapismus.

2. Edema

 Edema bisa ringan, berat, dan generalisata. Biasanya terjadi di daerah periorbital, wajah, pergelangan kaki, dan tungkai bawah. Ascites bisa didapatkan pada SN.

3. Perubahan warna/gambaran urin

 Hematuria makroskopik atau gross hematuria yaitu bila adanya darah dalam urin dapat dilihat dengan mata telanjang, sedangkan mikroskopik bila

(3)

3 diketahui dengan pemeriksaan mikroskop. Hematuria inisial (darah pada awal berkemih) menunjukkan penyebab berasal dari uretra. Hematuria terminal (darah setelah berkemih) menunjukkan penyebab berasal dari kandung kemih atau prostat, sedangkan bila terjadi mulai dari awal hingga akhir berkemih kemungkinan karena perdarahan glomeruler.

 Urin bewarna gelap (dark urine) juga bisa disebabkan karena mioglobinuria (pada rhabdomiolisis) atau karena hemoglobinuria (pada hemolisis).

 Hematuria tanpa disertai nyeri (painless hematuria) kemungkinan karena tumor atau perdarahan glomeruler.

 Hematuria disertai nyeri kemungkinan diakibatkan oleh adanya batu, kista atau infeksi yang berat.

 Blood clots menunjukkan perdarahan non glomeruler, penyebab tersering adalah batu, trauma, tumor dan kista.

4. Keluhan saat berkemih atau perubahan pola berkemih

 Disuria : rasa tidak enak yang dapat berupa rasa nyeri atau panas saat berkemih. Disuria yang terjadi di awal miksi biasanya berasal dari kelainan utetra dan jika terjadi pada akhir miksi adalah kelainan pada kandung kemih. ISK merupakan penyebab tersering pada dewasa. Gejala sistemik dan nyeri pinggang menunjukkan adanya ISK asenden (pielonefritis).

 Frekuensi atau polakisuria : meningkatnya frekuensi berkemih, volume urin bisa sedikit misalnya pada sistitis, bisa juga banyak (poliuria). Setiap hari orang normal rata - rata berkemih sebanyak 5 hingga 6 kali dengan volume kurang lebih 300 ml setiap berkemih.

 Nokturia : polakisuria yang terjadi pada malam hari. Pada pasien usia tua tidak jarang terjadi peningkatan produksi urine pada malam hari karena kegagalan ginjal melakukan konsentrasi (pemekatan urine).

 Hesitansi : awal keluarnya urin menjadi lebih lama dan seringkali pasien harus mengejan untuk memulai berkemih.

 Pancaran keluarnya urin lemah, tidak jauh dan kecil (bahkan urine jatuh di dekat kaki pasien).

 Intermitensi : di pertengahan miksi seringkali miksi berhenti kemudian memancar lagi / miksi terputus-putus.

 Terminal dribbling : berkemih diakhiri dengan perasaan masih terasa ada sisa urin di dalam buli (BAK tidak puas) dengan masih keluar tetesan – tetesan urin.

 Enuresis : ketidakmampuan menahan miksi

 Retensi urin : ketidakmampuan berkemih. Retensi akut ditandai dengan nyeri, sensasi kandung kemih yang penuh dan distensi kandung kemih ringan. Retensi kronis ditaandai dengan gejala-gejala iritasi kandung kemih (frekuensi, disuria, volume sedikit), atau tanpa nyeri, distensi yang nyata, inkontinensia urin. Retensi urin sering ditemukan pada pria usia lanjut (sering akibat kelainan prostat).

(4)

4  Inkontinensia urin : ketidakmampuan seseorang untuk menahan urin yang

keluar dari kandung kemih, baik disadari ataupun tidak disadari.

5. Perubahan jumlah urin

 Poliuria : volume total urin meningkat(>3l/24 jam). Penyebabnya antara lain karena gangguan mekanisme konsentrasi urin atau karena jumlah air yang diminum berlebihan.

 Oliguria : volume total urin <400ml/24jam. Ini merupakan tanda dari gagal ginjal.

 Anuria : volume total urin <100ml/24 jam. Biasanya disebabkan oleh obstruksi uretra atau ureter bilateral, glomerulonefritis progresif, atau karena adanya oklusi aorta atau a.renalis bilateral.

6. Sindroma uremik

 Rasa lelah, malaise, anoreksia, gatal-gatal, kram otot, nyeri tulang merupakan bagian dari sindroma uremik pada CKD.

7. Massa

Pasien mungkin memberitahu adanya massa yang terlihat dan teraba pada perut bagian atas yang mungkin menunjukkan tumor ginjal, hidronefrosis, atau polikistik ginjal. Pembesaran kelenjar limfe pada leher mungkin menunjukkan adanya metastase tumor dari prostat atau testis. Benjolan pada selangkangan dapat menandakan adanya penyebaran tumor dari penis atau limfadenitis, chancroid, sifilis, atau limfogranuloma venerum. Keluhan massa pada skrotum dan isinya meliputi buah zakar membesar, terdapat bentukan berkelok kelok seperti cacing di dalam kantong (varikokel), atau buah zakar yang tidak berada di dalam kantong skrotum (kriptorkismus). Pembesaran pada buah zakar mungkin disebabkan oleh tumor testis, hidrokel, spermatokel, hematokel atau hernia skrotalis.

8. Keluhan disfungsi seksual: meliputi libido menurun, kekuatan ereksi menurun, disfungsi ereksi, ejakulasi retrograd (air mani tidak keluar pada saat ejakulasi), tidak pernah merasakan orgasmus atau ejakulasi dini.

9. Luka yang terdapat pada glans penis atau leher penis mungkin menunjukkan adanya luka sifilis, chancroid, herpes simpleks, atau karsinoma sel skuamosa. Tampak kelainan berupa kutil pada penis.

Sistematika Data Anamnesis

Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting sebagai berikut: 1. Identitas pasien

(5)

5 3. Riwayat penyakit dahulu

4. Anamnesis sistem

5. Riwayat penyakit keluarga

6. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya. 1. Identitas pasien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, suku, agama, status perkawinan, dan pekerjaan. Seperti diketahui, data-data dari identitas pasien ini sangat penting oleh karena data tersebut sangat berkaitan dengan masalah klinik maupun gangguan sistem atau organ tertentu misal penyakit tertentu berkaitan dengan umur, jenis kelamin, perkerjaan dan suku bangsa tertentu pula.

2. Riwayat penyakit sekarang

Dalam mendalami riwayat penyakit sekarang (simptom) jangan lupa mengejar anamnesisnya di dalam kerangka “Tujuh Butir Mutiara” di bawah ini:

1. Lokasi keluhan

2. Karakter atau sifat keluhan

3. Berat ringannya kelainan (severity)

4. Waktu terjadinya (misal : nyeri dada diperberat dengan batuk) 5. Faktor-faktor pencetus dan yang memperberat

6. Faktor yang meringankan keluhan

7. Manifestasi lain yang menyertainya (seringkali simptom ini merupakan bagian dari satu sindrom)

Teknik Anamnesis :

a. Pikirkan Organ serta Prosesnya, bukan Penyakitnya

b. Pelajarilah bahan preklinik serta klinik yang telah anda terima sebab dalam anamnesis ini anda akan mencari apa yang anda ketahui serta ingat. “Anda melihat apa yang anda cari dan anda mengenali apa yang anda ketahui.”

(6)

6 3. Riwayat penyakit dahulu

o Catatlah penyakit-penyakit yang pernah diderita beserta waktunya, yang ditanyakan termasuk apakah pasien pernah mengalami kecelakaan atau operasi, maupun keadaan alergi.

 Riwayat penyakit dahulu ini mencakup anamnesis tentang penyakit sistem urogenital (nyeri pinggang, nyeri kolik, riwayat keluar batu / pasir dari salauran kencing, hipertensi, dll.

 Pada pasien dengan riwayat kecelakaan atau operasi dicatat keterangan tentang waktu, indikasi operasi, lamanya penyembuhan, sembuh sempurna atau tidak.

4. Anamnesis sistem

Bila ada keluhan yang berhubungan dengan keluhan utama, catatlah deskripsi lengkap. Bila tidak ada keluhan, berilah tanda negatif (-).

5. Riwayat penyakit keluarga

Anggota keluarga meliputi: kakek, nenek, ayah, ibu, saudara,laki-laki, saudara perempuan, dan ank-anak pasien. Tanyakan tentang keadaan kesehatan masing-masing bila masih hidup atau penyabab meninggal. Cari tahu hal-hal yang berhubungan dengan peran hereditas atau kontak diantara anggota keluarga, misalnya hipertensi, obesitas, penyakit degenerative lain. Bila mengenai penyakit herediter misal diabetes mellitus, buatlah gambar diagram untuk mencari anggota-anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

6. Riwayat sosial ekonomi dan budaya

Riwayat sosial mencakup keterangan pendidikan, perkerjaan (macam jam kerja, pengaruh lingkungan kerja, dll), asuransi, aktivitas diluar kampus (olahraga, hobi, organisasi), perumahan, perkawinan (lamanya, jumlah anak, keluarga berencana,perkawinan sebelumnya), tanggungan, makanan (teratur atau tidak, variasi, banyaknya, berapa kali makan sehari, komposisi makan sehari-hari, pengunyahan, nafsu makan, dan pencernaan), tidur(lamanya, teratur, ventilasi, jumlah orang dalam satu kamr tidur, penyebab gangguan tidur), kebiasaan merokok, teh, kopi, alkohol,obat dan jamu.

(7)

7 Hal terakhir yang ditanyakan ialah tentang kesulitan hidup yang dihadapi pasien, yang mungkin mengenai masalah perkerjaan, keluarga, keuangan, dan sebagainya. Data-data dari riwayat pribadi,sosial ekonomi, budaya dan keluarga inii merupakan informasi penting, baik dalam kaitannya dengan masalah klinik atau penyakit yang diderita saat ini dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan yang optimal untuk pasien selanjutnya.

Dari berbagai riwayat diatas, yang perlu ditanyakan adalah hal-hal yang berhubungan dengan penyakit pasien.

Berikut adalah tabel keluhan-keluhan yang sering terjadi dalam sistem urogenital beserta kemungkinan diagnosisnya.

(8)

8 Keluhan

Poin Anamnesis Sistem yang berhubungan Commonest Differential Clues to differential Grouping Differentials Frekuensi/ disuria/ nokturia Timing •Kapan mulainya

•Onset akut atau bertahap •Durasi

•Progresi

•Intermiten atau kontinu Berkemih

•Tanyakan perkiraan volume urin dan frekuensinya General •Demam, berkeringat Urological •Storage(penyimpanan): frekuensi, volume, urgensi, nokturia

•Infeksi: disuria, hematuria •Prostat (pada laki-laki): hesitansi, dribbling, rasa tidak puas setelah

berkemih

Urological Sistitis •D•Fisuria

rekuensi dan urgensi

Uretritis •Disuria

•Discharge uretra yang purulen

Pielonefritis •Disuria •Nyeri pinggang •Demam/menggigil •Muntah Benign prostatic hyperplasia (BPH)

•Pancaran urin yang lemah dan terminal dribbling •Hesistensi •Inkontinensia overflow •Elderly male Kemungkinan lain Ansietas Detrusor instability

Batu kandung kemih/uretra distal Prostatitis

Kehamilan

(9)

9 Hematuria Timing

•Kapan mulainya

•Onset akut atau bertahap •Durasi

•Progresi

•Intermiten atau kontinu Hematuria

•Perkirakan jumlah perdarahan

•Darah saja atau urin bercampur darah (perubahan warna urin) •Riwayat penggunaan kateter •Gejala-gejala anemia. General •Demam,berkeringat, rash, nyeri/pembengkakan sendi Urological •Storage: frekuency, volume, urgensi, nokturia •Infeksi: disuria

•Prostat (pada laki-laki): hesitansi, dribbling, rasa tidak puas setelah berkemih Urological Bladder transitional cell carcinoma (BTCC) •Painless haematuria

•Riwayat terpapar amin aromatic (e.g. pewarna tekstil, pelukis)

Trauma uretra, misalnya pada pemasangan kateter

•Riwayat penggunaan kateter atau trauma

ISK •Frekuensi/disuria/urgensi Urethritis •Disuria

•Discharge uretra purulen Batu •Nyeri pinggang hingga paha Kemungkinan

lain

Urological

Glomerulonefritis

Benign prostatic hyperplasia/ prostate cancer Renal cell carcinoma

Polycystic kidney disease Skistosomiasis

TB Ginjal

Haematological e.g. anticoagulation, sickle cell, coagulation disorders

Infective endocarditis

Obat-obatan (e.g. sulphonamides, cyclophosphamide, NSAIDs) Mensturation

(10)

10 Poliuria Timing

•Kapan mulainya

•Onset akut atau bertahap •Durasi

•Progresi

•Intermiten atau kontinu

Polyuria

•Perkirakan volume urin dan frekuensi berkemih •Perkirakan intake cairan •Other symptoms General •Demam,berkeringat, malaise, rash, nyeri/pembengkakan nyeri Urological

•Storage: urgensi, nokturia •Infeksi: disuria,

haematuria

•Prostat (laki-laki): hesitansi, dribbling, rasa tidak puas setelah berkemih.

Endokrin Diabetes mellitus

•Polidipsi/ haus •Poliuria

•Penurunan berat badan dan mudah lelah •Gangguan penglihatan Diabetes insipidus • Polidipsi/ haus •Poliuria

Urological Chronic kidney disease

•Gejala non spesifik seperti fatig, kelemahan, gatal, dispnea

Kemungkinan lain

Cushing syndrome Psychogenic polydipsia

Obat-obatan (seperti. diuretics, alcohol, lithium, tetracyclines)

(11)

11 Incontinensia Timing

•Kapan mulainya

•Onset akut atau bertahap

•Durasi •Progresi

•Intermiten atau kontinu Incontinence

•Apakah urin keluar tanpa usaha atau tidak terkontrol sama sekali. •Apakah pasien bisa merasakan sensasi ingin berkemih • Perkirakan volume urin dan frekuensi berkemih

•Kebiasaan BAB (apakah ada konstipasi)

Urological

•Storage: frekuensi, volume, urgensi, nokturia

•Infeksi: disuria, hematuria •Prostat (pada laki-laki) hesitansi, pancaran yang lemah / dribbling, rasa tidak puas setelah berkemih

Inkontinensia tekanan

•Incompetent sphincter

• pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas yang meningkatkan tekanan intra abdomen seperti saat batuk, bersin, mengangkat beban berat, dll.

•Faktor risiko: multipara, post menopause Inkontinensia urgensi •Detrusor instability (e.g. idiopathic, cystitis, stone) •Hyperreflexia (e.g. MS, CVA, spinal cord injury)

• Pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada peringatan ingin berkemih.

Overflow incontinence

•Prostatic hypertrophy •Striktur atau batu

•Dribbling & pancaran urin lemah •Hesitansi

•Pasien laki-laki tua atau dengan riwayat obstruksi True incontinence •Fistula antara kandung kemih dengan vagina atau uretra

•Urin merembes terus menerus

Mixed incontinence

(12)

12 Kemungkinan

lain

Post-prostatectomy atau operasi daerah pelvis lainnya

Bladder stone/ tumour Fistula

Post-pelvic fracture Psychogenic

(13)

13 Retensi Timing

•Kapan mulainya

•Onset akut atau bertahap •Durasi

•Progresi

•Intermiten atau kontinu Retention

•Riwayat konstipasi

Urological

•Storage: frekuensi, volume, urgensi, nokturia •Infeksi :disuria, hematuria • Prostat (pada laki-laki) hesitansi, pancaran yang lemah / dribbling, rasa tidak puas setelah berkemih

Urological Prostatic hypertrophy

• Riwayat hesitansi, pancaran yang lemah dan terminal dribbling •Laki-laki lansia

Urethral stricture

•Riwayat trauma atau pengggunaan kateter berulang.

Bladder neck obstruction (e.g. tumour,

calculus)

•Dapat terjadi hemturia

ISK •Disuria Kemungkinan lain Urinary Constipation Prostatitis

Pelvic mass Genital herpes

Clot retention (after bleed e.g. from tumour) Phimosis Neurological MS

Spinal cord compression Obat-obatan (Anticholinergic)

(14)

14 2. PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN (GINJAL DAN TRAKTUS URINARIUS)

Pemeriksaan fisik ginjal akan direview lagi di modul skill lab ini, akan tetapi dititikberatkan pada kelainan-kelainan berupa aplikasi kasus.

Seringkali kelainan-kelainan di bidang urologi memberikan manifestasi penyakit umum (sistemik) atau tidak jarang pasien-pasien urologi kebetulan menderita penyakit lain. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan :

 Adanya hipertensi mungkin merupakan tanda dari kelainan ginjal.

 Status gizi pasien harus diperhatikan, kakeksia merupakan tanda yang sering ditemui pada keganasan, dan obesitas dapat menjadi tanda dari abnormalitas endokrin.

 Pada pemeriksaan kulit harus diperhatikan apakah terdapat jaundice, kemerahan (butterfly rush pada SLE) atau bekas garukan (uraemic puritis).

 Pemeriksaan JVP untuk menentukan apakah terdapat overload cairan.

 Ginekomastia dapat ditemukan pada pasien yang mendapat terapi hormonal untuk kanker prostat, selain itu ginekomastia juga bisa terjadi pada kelainan endokrin.  Flapping tremor pada uremia.

 Edema pada genitalia dan ekstrimitas bawah berhubungan dengan dekompensatio kordis, gagal ginjal, sindrom nefrotik, atau obstruksi kelenjar limfe daerah pelvis atau retroperitoneal.

 Dll

Semua keadaan di atas mengharuskan dokter untuk memeriksa keadaan umum pasien secara menyeluruh. Pada pemeriksaan urologi harus diperhatikan setiap organ mulai dari pemeriksaan ginjal, buli-buli, genitalia eksterna dan pemeriksaan neurologi.

(15)

15 Penilaian Keterampilan Komunikasi (anamnesis)

Nama mahasiswa : Penguji :

Tanggal Pemeriksaan : Nilai :

o

Aspek yang dinilai Nilai

Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan serta menunjukkan empati (dinilai terakhir)

2 : sempurna dan menjaga kontak mata selama percakapan

1 : kurang sempurna atau kontak mata terjaga tidak sepanjang percakapan

0 : buruk

Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 : melakukan keduanya

0 : melakukan< 2

Menanyakan identitas penderita Nama, umur, alamat, pekerjaan 2 : 4 poin

1 : 2-3 poin 0 :< 2 poin

Menanyakan keluhan utama 2 : melakukan

0 : tidak melakukan

Menggali riwayat penyakit sekarang 1 : melakukan

0 : tidak melakukan a. onset dan durasi b. frekuensi

c. karakter atau sifat keluhan

d. berat ringannya kelainan (severity) e. faktor – faktor yang memperberat

f. faktor – faktor yang meringankan keluhan g.keluhan lain yang menyertai

Melakukan anamnesis sistem lain* yang berhubungan dengan keluhan utama

2 : minimal 3 sistem lain yang berhubungan erat 1 : < 3 sistem lain

0 : tidak melakukan

Menanyakan riwayat pengobatan

2 : menanyakan 4 hal (nama obat, atas anjuran siapa, dosis (sudah berapa banyak), bagaimana angsurannya

1 : menanyakan 2 -3 item saja

(16)

16 Menggali riwayat penyakit dahulu yang berhubungan

2 : menanyakan dan berhubungan dengan RPS 1 : menanyakan tapi tidak berhubungan dengan RPS 0 : tidak menanyakan

Menggali riwayat penyakit keluarga yang berhubungan

2 : menanyakan dan berhubungan dengan RPS 1 : menanyakan tapi tidak berhubungan dengan RPS 0 : tidak menanyakan

0

Menanyakan sosial, kebiasaan dan gizi 2 : menanyakan keduanya dan berhubungan 1 : menanyakan tetapi tidak berhubungan 0 : tidak melakukan

1

Melakukan cross check terhadap jawaban pasien 2 : melakukan cross check dengan lengkap dan benar 1 : melakukan crosscheck tetapi kurang lengkap atau ada yang salah

0 : tidak melakukan

2

Menanyakan pada pasien apakah masih ada yang ingin disampaikan

2 : sempurna 1 : tidak sempurna 0 : tidak melakukan

3

Dinilai terakhir : bertanya dengan pertanyaan terbuka 2 : menggunakan 3 pertanyaan terbuka dengan tepat 1 : hanya menggunakan 1 -2 pertanyaan terbuka dengan tepat

0 : tidak menggunakan pertanyaan terbuka

4

Mencatat hasil kesimpulan anamnesis

5

Menggunakan bahasa yang dipahami responden 2 : sempurna

1 : tidak sempurna 0 : tidak melakuka

(17)

17 CHECKLIST PEMERIKSAAN GINJAL, VESIKA URINARIA DAN ASCITES

NAMA MAHASISWA : PENGUJI :

TANGGAL : NILAI :

o Aspek Keterampilan

Skor

.

Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemeriksaan dan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan.

2: Menjelaskan keduanya 1: Menjelaskan salah satunya 0: Tidak menjelaskan keduanya

.

Meminta izin/persetujuan kepada pasien.

.

Meminta pasien membuka baju seperlunya agar daerah pemeriksaan terbuka

.

Memeriksa pasien dari sebelah kanan.

CRITICAL POIN : DIANGGAP GAGAL BILA DI SEBELAH KIRI

Inspeksi

.

Inspeksi abdomen (menilai tinggi abdomen, bekas

luka/operasi, massa/benjolan, tanda-tanda radang/trauma, gerakan peristaltic, dsb).

2 : menyebutkan 7-8 item 1 : menyebutkan 5-6 item 0 : selain criteria di atas

MENANYAKAN HASIL KEPADA PENGUJI Palpasi Ginjal

.

Ginjal Kanan :

Letakkan tangan kiri di belakang pasien, pararel pada costa 12, dengan ujung jari menyentuh sudut costovertebral. Angkat dan cobalah mendorong ginjal kanan ke depan.

2 : teknik sempurna (melakukan semua tahap)

1 : teknik kurang sempurna (tidak melakukan semua tahap) 0 : selain criteria di atas

Letakkan tangan kanan dengan lembut pada kuadran kanan atas, di sebelah lateral dan sejajar terhadap otot rektus. Mintalah pasien untuk bernafas dalam. Pada waktu puncak inspirasi, tekanlah tangan ke kuadran kanan atas, di bawah arkus costae, dan cobalah “menangkap” ginjal di antara kedua tangan.

2 : teknik sempurna (melakukan semua tahap)

1 : teknik kurang sempurna (tidak melakukan semua tahap) 0 : selain criteria di atas

(18)

18 Mintalah pasien membuang nafas kemudian menahan nafas.

Pelan-pelan lepaskan tekanan tangan kanan dan rasakan bagaimana ginjal kembali ke posisi pada waktu ekspirasi. (apabila teraba, tentukan ukuran dan ada tidaknya nyeri tekan)

2 : teknik sempurna (melakukan semua tahap)

1 : teknik kurang sempurna (tidak melakukan semua tahap) 0 : selain criteria di atas

Melakukan palpasi ginjal kiri (DISEBUTKAN SAJA) 1 : melakukan

0 : tidak melakukan

Menanyakan hasil kepada penguji Nyeri Ketok Ginjal

.

Ginjal kanan :

Letakkan telapak tangan kiri pada sudut costovertebral kanan dan diketok dengan sisi ulner kepalan tangan kanan. Nilai apakah pasien merasa nyeri atau tidak.

2 : teknik sempurna dan menyebutkan 1 item

1 : teknik kurang sempurna dan menyebutkan 1 item 0 : selain criteria di atas

Ginjal kiri :

Letakkan telapak tangan kiri pada sudut costovertebral kiri dan diketok dengan sisi ulner kepalan tangan kanan. Nilai apakah pasien merasa nyeri atau tidak.

2 : teknik sempurna dan menyebutkan 1 item

1 : teknik kurang sempurna dan menyebutkan 1 item 0 : selain criteria di atas

Menanyakan hasil kepada penguji Palpasi Kandung Kemih

.

Menilai apakah kandung kemih penuh/tidak, ada tidaknya massa/benjolan, ada tidaknya nyeri tekan.

Menanyakan hasil kepada penguji Pemeriksaan Ascites

.

Demonstrasi pemeriksaan shifting dullness untuk menentukan ada/ tidaknya ascites

2 : melakukan dengan sempurna (jari tidak diangkat setelah terdengar perkusi redup)

1 : melakukan tapi tidak sempurna 0 : tidak melakukan

m m

0.

Demonstrasi pemeriksaan undulasi untuk menentukan ada/ tidaknya ascites

(19)

19 tanggan tegak lurus di umbilicus, pemeriksa mengetuk di satu sisi

dan merasakan getaran di sisi lain

1 : melakukan tapi tidak sempurna 0 : tidak melakukan

Menanyakan hasil kepada penguji PENUTUP

Mencatat ke dalam Rekam Medik dan menjelaskan hasil pemeriksaan

kepada pasien berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan tadi termasuk perkiraan diagnosa serta minimal satu diagnosa banding menggunakan bahasa pasien (bahasa awam).

(Mahasiswa menyebutkan terlebih dahulu dengan bahasa kedokteran kepada tutor baru kemudian menyampaikan dengan bahasa awam ke pasien).

Pada tahap ini rentang nilai adalah 0 – 4.

4 : menyampaikan diagnosa dan minimal 1 diagnosa banding dengan tepat (memakai bahasa awam)

3 : menyampaikan diagnosa dan minimal 1 diagnosa banding dengan tepat (TIDAK memakai bahasa awam)

2 : salah satunya salah atau tidak tahu tapi disampaikan dengan bahasa awam.

1 : salah satunya salah atau tidak tahu serta TIDAK disampaikan dengan bahasa awam.

0 : keduanya salah atau tidak tahu

Menyampaikan anjuran kepada pasien sebagai tindak lanjut berdasarkan diagnose tadi.

Pada tahap ini rentang nilai adalah 0 – 3. 3 : menyampaikan 2 anjuran dengan tepat dan menggunakan bahasa awam

2 : menyampaikan 2 anjuran dengan tepat tapi TIDAK dengan bahasa awam

1: menyampaikan salah satu anjuran saja dengan tepat dengan menggunakan bahasa awam

Referensi

Dokumen terkait

Wujud dari penguatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah menyediakan fasilitas belajar seperti adanya ruangan belajar memenuhi persyaratan agar dapat

Tujuan penelitian ini mengetahui toksisitas akut ekstrak air buah pepaya ( Carica papaya L.) muda terhadap morfologi eritrosit pada tikus putih ( Rattus norvegicus ) galur

Data yang diperoleh menunjuk- kan bahwa responden yang memilih tidak berpengaruh sangat dominan 28 responden (71,8%). Dengan nilai skor rata-rata 2,23 yang tergolong dalam

demikian memiliki keunggulan k!m$etiti1+ maka $esaingnya da$at mengantisi$asi hal tersebut dengan dua $ilihan strategi. #ertama+ mengabaikan keunggulan k!m$etiti1 tersebut

Mempertimbangkan bahwa potensi air bersih yang berlimpah dari wilayah Way Kanan yang belum dimanfaatkan secara maksimal serta menyediakan kepada masyarakat air miinum dalam

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih pokok materi makanan dan minuman yang halal dan haram di kelas V MI Futuhiyyah 01 Penggaron

Lima lagi sikap kemahiran kritis iaitu sikap pengadilan, rasa ingin tahu, sikap analitik, sikap sistematik dan sikap kematangan kognitif adalah tidak berbeza secara