• Tidak ada hasil yang ditemukan

Susunan Dewan Redaksi Jurnal Chemistry Laboratory. Pelindung Drs. I Dewa Agung K. Sudarsana, MM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Susunan Dewan Redaksi Jurnal Chemistry Laboratory. Pelindung Drs. I Dewa Agung K. Sudarsana, MM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Susunan Dewan Redaksi

Jurnal Chemistry Laboratory

Pelindung

Drs. I Dewa Agung K. Sudarsana, MM

Penasehat

M. Fairuz Abadi, M.Si

Agus Nurcholis, SH, M.Mkes

Adreng Pamungkas, SPd., MM

Ir. Made Sudiari, MM

Silvia Ni Nyoman Sintari, S.Kep., Ns

Ni Wayan Mulati

Penanggungjawab

Made Nursari, SKM., MARS

Ketua Penyunting

Drs. Didik Setiawan, M.Si

Sekretaris

Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, S.Si. M.Si

Penyunting Pelaksana

Shinta Devita Astiti, SKM., M.Epid

Nyoman Sudarma, S.Si | Ida Ayu Manik Parta Sutema S.Farm, Apt

Asisten Penyunting

Sri Idayani, SKM

Nur Vita Purwaningsih, S.S.T | Didik Prasetya, A.Md. AK

Sekretariat

Anak Agung Ayu Eka Cahyani, A.Md. AK | I Made Adi Surya Dananjaya, A.Md. AK

Desain

Shinta Devita Astiti, SKM., M.Epid

I Gede Juanamasta, S.Kep., Ns

Alamat Redaksi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Jl. Kecak No. 9A Gatot Subroto Timur Denpasar-Bali 80239

Tlp. /Fax. : (0361) 427-699

e-mail : info@stikeswiramedika.ac.id

website :

www.stikeswiramedika.ac.id

(3)

DAFTAR ISI

16. IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI PADA ES KRIM PUTER YANG DIJUAL DI PASAR SANGLAH, DENPASAR SELATAN

I Putu Aditya Anggriawan, I.B.N. Putra Dwija, Andreas Putro Ragil Santoso ... 69-74 17. PENENTUAN KADAR COD PADA AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL DI DESA BENG GIANYAR

DENGAN METODE TITRASI TITRIMETRI (REFLUKS TERTUTUP)

I Gede Aditya Perdana, M. Fairuz Abadi, Agus Nurcholis ... 75-82 18. PENGARUH ION TIOSULFAT TERHADAP PENGUKURAN KADAR KLORIDA METODE

ARGENTOMETRI

Ni Putu Yuli Purnama Sari, I Made Oka Adi Parwatha, Ida Ayu Manik Parthasutema ... 83-91 19. PENGARUH DAYA HAMBAT GETAH BATANG PISANG SUSU (MUSA ACUMINATAE) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Putu Agus Aprianta, M. Fairuz Abadi, Made Sudiari ... 92-96 20. APLIKASI METODE HPTLC – SPEKTROFOTODENSITOMETRI DALAM PENGUKURAN KADAR

PARASETAMOL PADA URINE

Putu Agus Eriawan Kusuma, I Ketut Tunas, Nyoman Sudarma ... 97-104 21. ANALISA KADAR MANGAN (Mn) DALAM URINE PEKERJA PENGELAS BESI DI DAERAH

PEGUYANGAN DENPASAR UTARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ( SSA)

Ni Putu Ari Setiani, I Ketut Tunas, Nyoman Sudarma ... 105-110 22. ANALISIS RESIDU PESTISIDA JENIS ORGANOKLORIN PADA KENTANG YANG DI JUAL DI PASAR

UBUD, GIANYAR DENGAN METODE GC-MS

I Gusti Nyoman Ari Suparta, I Made Oka Adi Parwata, Ida Ayu Manik Parthasutema ... 111-115 23. PENGARUH PEMANASAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR KLOR PADA AIR

Pande Komang Bayu Saputra, I Made Oka A.P, Nyoman Sudarma ... 116-121 24. PENGUKURAN ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK GORENG KELAPA PRODUKSI PABRIK DAN

TRADISIONAL DENGAN METODE ASIDI-ALKALIMETRI

Ni Putu Egi Suarjani Putri, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Adreng Pamungkas ... 122-126 25. DETEKSI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA BAKSO YANG DIPRODUKSI DI DESA MAS UBUD

DENGAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

Kadek Hendra Edi Wibawa, M.Fairuz Abadi, Made Sudiari ... 127-132 26. ANALISIS KESADAHAN AIR SUMUR POMPA DENGAN METODE TITRASI KOMPLEKSOMETRI DI

BANJAR TUBAN GRIYA KELURAHAN TUBAN

(4)

27. ANALISIS KADAR TIMBAL PADA JAJANAN GORENGAN DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Ni Luh Budi Febriani, Didik Setiawan, Nyoman Sudarma ... 140-145 28. IDENTIFIKASI PESTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT (CHLORPIRIFOS) PADA BUAH ANGGUR

YANG DIJUAL DI PASAR UMUM KARANGASEM DENGAN METODE GC-MS

I Wayan Dedy Hermawan, Didik Setiawan, Ida Ayu Manik Parthasutema ... 146-150 29. ANALISA ZAT PEMANIS SINTETIS SAKARIN DAN SIKLAMAT PADA MANISAN BUAH MANGGA DI

KOTA DENPASAR

Ni Kadek Meriyantini, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Adreng Pamungkas ... 151-159 30. ANALISIS KADAR FOSFAT AIR SUNGAI DI DESA BENG, GIANYAR DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

(5)

111

ANALISIS RESIDU PESTISIDA JENIS ORGANOKLORIN PADA KENTANG YANG DI JUAL DI PASAR UBUD, GIANYAR DENGAN METODE GC-MS

PESTICIDE RESIDUE ANALYSIS OF THE POTATO ORGANOCHLORINE SOLD IN THE MARKET UBUD, GIANYAR METHOD GCMS

I Gusti Nyoman Ari Suparta1, I Made Oka Adi Parwata2, Ida Ayu Manik Parthasutema1 1Program Studi Analis Kesehatan STIKes Wira Medika Bali

2Program Studi KIMIA FMIPA Universitas Udayana ABSTRAK

Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama. Target pestisida meliputi insekta, jamur, tikus, dan larva serangga. Pestisida yang paling banyak digunakan oleh masyarakat salah satunya golongan organoklorin. Petani kentang memilih pestisida untuk membasmi hama pada kentang, karena kentang rentan terserang hama dan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis residu pestisida jenis organoklorin pada kentang yang dijual di pasar Ubud, Gianyar. Penentuan pestisida ini dilakukan dengan metode GCMS. GCMS merupakan teknik analisis yang menggabungkan dua metode yaitu kromatografi gas dan spektroskopi massa. Kromatografi Gas adalah metode analisis, Dimana sampel terpisahkan secara fisik menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Sedangkan spektroskopi Massa adalah metode analisis, Dimana sampel yang dianalisis diubah menjadi ion-ion gasnya, dan masa dari ion tersebut dapat diukur berdasarkan hasil deteksi berupa spektrum massa. Dari hasil penelitian ketiga sampel kentang positif mengandung pestisida jenis organoklorin, Karena pearet time mendekati pearet time standar. Kadar yang diperoleh dari perhitungan dengan mempergunakan persamaan garis linear adalah Sampel A = 21,717 ppm, sampel B = 41,380 ppm dan sampel C = 41,767 ppm.

Kata kunci: Pestisida Organoklorin, Kentang, GC-MS

ABSTRACT

Pesticides are chemicals used to kill pests. Target pesticides include insects, fungi, rodents, and insect larvae. The most widely used pesticides by one community organochlorine group. Potato farmers choose pesticide to eradicate pests on potatoes, because potatoes susceptible to pests and diseases. The purpose of this study was to analyze the types of organochlorine pesticide residues in potatoes that are sold in the markets of Ubud, Gianyar. Determination of pesticides is done by GC-MS method. GC-MS analysis is a technique that combines two methods of gas chromatography and mass spectroscopy. Gas Chromatography is a method of analysis, where the sample is physically separated into molecules smaller. While mass spectroscopy is the method of analysis, where samples were analyzed converted into gaseous ions, and the ions can be measured based on the detection of a mass spectrum. From the results of the three studies of potato samples positive for organochlorine pesticides, Because pearet time approached pearet standard time. Levels obtained from the calculation using the linear equation of the line is Sample A = 21,717 ppm, 41,380 ppm = sample B and sample C = 41,767 ppm.

Keywords: Organochlorines Pesticides, Potatoes, GC-MS

Alamat Korespondensi : Br.Taman Kelod no 12 Peliatan, Ubud, Gianyar Email : arieeseeanakrock@yahoo.com

PENDAHULUAN

Perkembangan sektor pertanian telah mengakibatkan peningkatan pencemaran lingkungan oleh bahan kimia buatan manusia. Pestisida sering digunakan sebagai pihak pilihan utama untuk memberantas organisme penggangu tanaman. Sebab pestisida punya daya bunuh yang tinggi. Adapun jenis pestisida dapat dibagi berdasarkan struktur kimianya menjadi empat jenis yaitu: Organofosfat, Organoklorin, Karbamat, serta pestisida jenis lain yang mengandung substansi organik. Diantara polutan-polutan tersebut, terdapat polutan organik yang disebut organoklorin.

Organoklorin merupakan polutan yang bersifat persisten dan dapat terbioakumulasi di alam serta bersifat toksik terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya (Yuningsih, 2004).

Organoklorin termasuk ke dalam golongan pestisida yang bagus dan ampuh, namun memiliki banyak dampak negatif terhadap lingkungan. Sebagai pestisida, sifat persistensinya sangat menguntungkan untuk mengontrol hama. Terdapat pula kemungkinan terjadinya bioakumulasi dan biomagnifikasi. Karakteristiknya yang sulit terbiodegradasi dan kelarutannya yang tinggi dalam lemak, organoklorin dapat terakumulasi dalam

(6)

Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014

112 jaringan hewan yang prosesnya disebut biokonsentrasi. Biomagnifikasi dapat terjadi pada hewan yang terlibat dalam rantai makanan. Pestisida jenis organoklorin masih digunakan di negara-negara berkembang, terutama di daerah khatulistiwa. Hal ini dikarenakan harganya yang sangat murah, keefektifannya, dan persistensinya. Kebanyakan negara berkembang terletak di daerah yang beriklim tropis di mana pada umumnya memiliki temperatur dan curah hujan yang tinggi. Iklim yang seperti itu dapat membuat perpindahan residu melalui udara dan air secara cepat dan akhirnya berkonstribusi terhadap kontaminasi global. Proporsi pestisida yang akan mencapai target, seperti hama, ditemukan tidak lebih dari 0,3% dari yang diaplikasikan, sedangkan 99% lainnya akan berada di lingkungan (Indraningsih, 2006).

Penggunaan insektisida organoklorin telah mengakibatkan pencemaran terhadap udara, tanah, dan air. Area persawahan yang menggunakan banyak materi organik akan mengandung residu pestisida yang tinggi karena tanah yang seperti ini dapat mengabsorbsi senyawa hidrokarbon yang mengandung klor (hidrokarbon terklorinasi) (Nugraha, 2007).

Faktanya, organoklorin juga telah dilarang di Indonesia, namun masih banyak petani yang menggunakannya. Telah dibuktikan bahwa organoklorin masih terkandung dalam tanah di daerah pertanian Pantura Jawa Barat. Hal ini menandakan organoklorin masih digunakan di daerah tersebut. Jenis organoklorin yang terdeteksi adalah DDT, Dieldrin, Endrin, dan masih banyak lagi. Kondisi daerah pertanian di Jawa Barat tidak terlalu berbeda, maka tanah daerah pertanian di Sub DAS Citarum Hulu diperkirakan mengandung senyawa organoklorin (Sinulingga, 2006 ).

Residu pestisida pada tanaman dapat berasal dari hasil penyemprotan pada tanaman. Residu insektisida terdapat pada semua tubuh tanaman seperti batang, daun, buah, dan juga umbi. Residu ini terdapat pada permukaan maupun daging dari buah tersebut. Walaupun sudah dicuci atau dimasak residu pestisida ini masih terdapat pada bahan makanan. Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh badan Standar Nasional Indonesia (SNI) 2011, tentang batas maksimum residu pestisida pada tanaman.

Tanaman pangan yang paling banyak menggunakan pestisida adalah kentang karena kentang sangat rentan terserang hama dan penyakit. Salah satu daerah yang memproduksi kentang secara besar-besaran dan menggunakan pestisida berlebihan adalah daerah Dataran Tinggi

Dieng di Jawa Tengah. Dataran Tinggi Dieng yang terletak dalam dua wilayah kabupaten, Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, dikenal sebagai salah satu sentra produsen kentang di Indonesia (Yuwono, 2010).

Tanaman Pangan dan Hortikultura (tanaman kebun) di daerah Di Dataran Tinggi Dieng terdapat residu pestisida (2009) dengan bahan aktif Diedrin dalam kentang dengan konsentrasi sebesar 0, 0110 mg/kg. Penelitian lainnya yang dilakukan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (2009) pada sayuran: terong, wortel, kentang, sawi dan bayam dengan lokasi pengambilan sampel yang berbeda juga ditemukan adanya residu pestisida.(Yuwono etal. 2010). Bedasarkan hasil penelitian melaporkan bahwa residu pestisida pada sayur sudah sampai pada tingkat membahayakan jenis pestisida yang ditemukan DDT, pada kentang 390 ppb, pada wortel 625 ppb (Winarno, 2004).

Batas konsentrasi residu yang diperbolehkan yaitu 0,5 mg. Berdasarkan hasil penelitian soemirat (2003) residu insektisida golongan organoklorin ditemukan pada berbagai jenis sayuran seperti bawang merah dengan konsentrasi 1,167-0,565 ppm, kentang 0,125-4,333 ppm, cabe dan wortel. Kentang mengandung residu 1,66 ppm di pertanaman dan 0,53 ppm di pasar. Padahal residu yang ditolerir sebesar 1,00 ppm di pasar/ konsumen. Residu tersebut bila dikonsumsi akan terakumulasi di jaringan tubuh, sehingga sampai batas toleransi tertentu dapat menimbulkan kanker, kelahiran cacat, dsb. (Karina, 2007 ).

Metode pengendalian yang paling dominan dilakukan petani untuk mengatasi serangan hama dan penyakit adalah dengan penggunaan pestisida. Sampai saat ini penggunaan pestisida yang paling banyak adalah pada tanaman hortikultura (tanaman kebun) sehingga konsumen dihadapkan pada tingkat risiko yang tinggi akan konsentrasi residu pestisida (Ameriana, 2008).

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/SR.140/4/2011 menyatakan bahwa pestisida jenis organofosfat, organoklorin, karbamat dan pestisida jenis lain tidak boleh digunakan lagi untuk semua bidang penggunaan pestisida di Indonesia (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, 2011). Pestisida ini dilarang penggunaannya karena merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat akibat sifat persistensinya sangat lama di lingkungan, baik di tanah maupun jaringan tanaman (Adriyani, 2006).

Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa atau sering disebut GC-MS (Gas Cromatography Mass Spectrometry) adalah teknik analisis yang

(7)

I Gusti Nyoman Ari Suparta, dkk: Analisis Residu Pestisida Jenis Organoklorin... 

113

  menggabungkan dua metode analisis yaitu,

Kromatografi Gas dan Spektroskopi Massa. Kromatografi Gas adalah metode analisis, dimana sampel terpisahkan secara fisik menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil (hasil pemisahan dapat dilihat berupa kromatogram). Sedangkan Spektroskopi Massa adalah metode analisis, dimana sampel yang dianalisis akan diubah menjadi ion-ion gasnya, dan masa dari ion-ion tersebut dapat diukur berdasarkan hasil deteksi berupa spectrum massa. Pada GC hanya terjadi pemisahan untuk mendapatkan komponen yang diinginkan, sedangkan bila dilengkapi dengan MS (berfungsi sebagai detektor) akan dapat mengidentifikasi komponen tersebut, karena bisa membaca spectrum bobot molekul pada suatu komponen, juga terdapat reference pada software (Hermanto, 2008).

Sensor gas adalah alat yang dapat menghasilkan sinyal listrik sebagai fungsi interaksinya dengan senyawa kimia, dalam hal ini gas atau uap senyawa organik. Gas kromatografi (GC) dan gas kromatografi/spektrometri masa (GC/MS) telah secara luas digunakan sebagai instrumen pengukur gas. GC dan GC/MS bukanlah instrumen portable sehingga faktor preparasi dan penyimpanan cuplikan menjadi rumit dan komplek. Di samping itu, biaya investasi dan perawatan serta operasional GC dan GC/MS tidak murah. Gas sensor, di sisi lain, mampu memberikan alternatif sebagai instrument pengukur gas baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang akurat dan handal, portabel, sederhana dan relatif murah (Hermanto, 2008).

Keuntungan metode GC-MS adalah waktu identifikasi yang cepat, sensitivitas tinggi, alat dapat dipakai dalam waktu lama dan pemisahan yang baik (Djojosumarto, 2008). Berdasarkan latar belakang diatas telah dibuktikan bahwa organoklorin masih terkandung dalam tanah di daerah pertanian Pantura Jawa Barat. Dan Di Bali daerah yang memproduksi kentang antara lain di Bedugul. Hasil panen tersebut akan disebarkan ke pasar-pasar. Salah satunya adalah di Pasar Ubud. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk Analisis residu pestisida jenis organiklorin pada sampel kentang yang dijual di Pasar Ubud, Gianyar dengan metode GC-MS.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan obyektif (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk Analisis residu pestisida jenis

organoklorin pada kentang yang dijual di pasar Ubud, Gianyar dengan metode GC-MS.

Prosedur Kerja

Pengambilan sampel dilakukan di Pasar ubud, Gianyar. Lalu akan dilakukan penelitian di Laboratorium Forensik Denpasar, Bali.

Kentang ditimbang ±20 gram, di potong kecil-kecil.Dimasukkan kedalam erlenmayer 250 mL.Dilarutkan dengan reagen n-heksana sebanyak 40 mL pada sampel kentang.Sampel dihomogenkan dan dikocok divortex (digetarkan) selama ± 5 menit. Filtrat ditampung kedalam beaker glass 100 mL dan disaring, lalu diuapkan sampai kental.Dilarutkan dengan heksan 0,5 mL.Larutan yang diperoleh diinjek ke dalam alat GC-MS.

HASIL

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2014 Di Laboratorium Forensik Denpasar. Diperoleh hasil: Tabel 1. Kadar pestisida dalam satuan ppm dari 3 sampel disajikan dalam Tabel 1.

No Area Pearet Time Kadar Sampel A 1027 22.41 21.717 ppm Sampel B 539 22.06 41.380 ppm Sampel C 534 22.20 41.767 ppm

Gambar 1. Kurva kalibrasi dengan larutan standar endosulpan

PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan pestisida pada sampel kentang dapat dilihat pada Tabel 1 hasil yang diperoleh dari ketiga sampel positif mengandung

(8)

Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014

114 pestisida jenis organoklorin (endosulpan) hal tersebut terlihat pada hasil pearet time pada sampel yang tidak jauh beda dengan pearet time standar.

Analisis kadar pestisida pada sampel kentang dilakukan dengan memilih 3 sampel dari pasar umum Ubud, Gianyar. Jenis pestisida yang digunakan dalam pertanian terutama pada pertanian kentang adalah pestisida golongan insektisida organoklorin. Petani kentang memilih pestisida organoklorin bertujuan untuk membasmi serangga,rayap pada kentang. Kentang merupakan sayuran umbi yang kaya vitamin C dan kalium, selain kabohidrat dan protein. Dengan kandungan gizi yang tinggi dan cocok dijadikan sebagai pangan selain beras.

Analisis pestisida pada sampel kentang yang Dijual dipasar Ubud, Gianyar dengan metode GCMS. Tahapan analisis pestisida diawali dengan preparasi sampel yaitu dengan menimbang sebanyak 20 gram. Kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL. Selanjutnya dimasukkan larutan N-heksan pada masing-masing Erlenmeyer untuk melarutkan sampel lalu di vortex hingga homogen atau tercampur merata selama 5 menit. Kemudian sampel disaring dengan kertas saring dan diuapkan sampai kering. Sampel dimasukkan kedalam tabung ependroff. Dipipet 1 µl sampel dengan pipet syring lalu dimasukan pada ruang injeksi sample dan sampel siap dibaca pada alat GC (Gas Cromatography) selama 30 menit.

Gas Cromatography Mass Spectrometry sering disebut GC-MS adalah teknik analisis yang menggabungkan dua metode analisis yaitu Kromatografi Gas dan Spektroskopi Massa. Kromatografi Gas adalah metode analisis, dimana sampel terpisahkan secara fisik menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil (hasil pemisahan dapat dilihat berupa kromatogram). Sedangkan spektroskopi Massa adalah metodeanalisis, dimana sampel yang dianalisisakan diubah menjadi ion-ion gasnya, dan massadari ion-ion tersebut dapat diukur berdasarkan hasil deteksi berupa spectrum massa. Keuntungan dari metode GC-MS adalah waktu identifikasi yang cepat, sensitivitas tinggi, alat dapat dipakai dalam waktu lama dan pemisahan yang baik (Djojosumarto, 2008).

Sampel kentang diambil dari pedagang Dipasar Ubud, Gianyar. Dari hasil penelitian ketiga sampel kentang positif mengandung pestisida jenis organoklorin (endosulpan). Karena pearet time sampel mendekati pearet time standar yaitu 22,04 pada (Tabel 1), dimana ketiga sampel adalah sebagai berikut A = 22,41 B = 22,06 C = 22,20. Adapun kadar yang diperoleh dengan perhitungan

kurva kalibrasi atau persamaan linear adalah sampel A = 21,717 ppm, sampel B = 41,380 ppm dan sampel C = 41,767 ppm ( Tabel 1)

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan di atas ternyata kentang yang dijual di pasar Ubud, Gianyar masih mengandung residu pestisida jenis organoklorin (endosulpan). Mekanisme masuknya racun pertisida tersebut dapat melalui melalui kulit luar, mulut dan saluran makanan, serta melalui saluran pernapasan. Melalui kulit, bahan racun dapat memasuki pori-pori atau terserap langsung ke dalam sistem tubuh, terutama bahan yanglarut minyak (Mulachella, 2010).

Dampak negatif residu pestisida pada manusia dapat menimbulkan keracunan yang dapat mengancam jiwa manusia ataupun menimbulkan penyakit atau cacat ( Munaf, 1997), Adapun tanda-tanda keracunan organoklorin dapat mengakibatkan rasa pusing, mual, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi secara sempurna. Pada keracunan dosis yang tinggi dapat kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi hambatan pernafasan (Mulachella, 2010).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel kentang yang telah dilakukan, dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel positif mengandung pestisida jenis organoklorin (endosulpan). Sampel A = 21,717 ppm, sampel B = 41,380 ppm dan sampel C = 41,767 ppm. Dari hasil penelitian dan perhitungan diatas ternyata kentang yang dijual di pasar Ubud, Gianyar masih mengandung residu pestisida organoklorin (endosulpan).

Saran

Bagi masyarakat yang mengkonsumsi kentang, agar lebih teliti dan berhati – hati dalam memilih kentang yang ingin dikonsumsi. Hendaknya masyarakat mengetahui tentang kualitas kebersihan kentang yang di jual di pasaran dan mencuci bersih sebelum dikonsumsi agar pestisida dalam kentang tersebut terlarut dalam air.

KEPUSTAKAAN

Adriyani, R., 2006. Usaha pengendalian pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan. [online] vol 3 (1), hal. 95-106. http://journal.lib.unair.ac.id/

(9)

I Gusti Nyoman Ari Suparta, dkk: Analisis Residu Pestisida Jenis Organoklorin... 

115

  index.php/JKL/article/view/739/739.

Diakses tanggal 19 November

Ameriana, M., 2008. Perilaku petani sayuran dalam menggunakan pestisida kimia. J. Hort. [online] vol18 (1), hal. 95-108. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1810 895106.pdf. [Diaksestanggal 1 Desember 2012].

Hermanto, S. 2008. Mengenal Lebih Jauh Teknik Analisa Kromatografi dan Spektrofotometri. Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.

Indraningsih, 2006. Hasil Symposium Peranan Pestisida dalam Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman dan Tumbuhan Pengganggu. Lembaga Pusat Penelitian Pertanian. Bogor.

Miglioranza, Karina SB; de Moreno, Julia E. Aizpun; de Moreno, Victor J. 2002. Dynamics of Organochlorine Pesticides in Soils From a Southeastern Region of Argentina. Environmental Toxicology and Chemistry, Vol 22, pages 712-71

Nugraha. 2007. Evaluasi Penggunaan Insektisida Organoklorin di Persawahan di Pantai Utara Jawa

Notoatmojo,S 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan , Jakarta:PT Rineka Cipta. Sinulingga, K. 2006. Telaah Residu Organoklorin

Pada Wortel Daucus Carota L Di Kawasan Sentra Kabupaten Karo Sumut, Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol 7 (1), hal 92 – 97(online ).http://f.mipa.unimed.co.id/pdf (Akses 05-01-2013)

Wudianto, R. 2005. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yuningsih. 2004. Analisis Cepat Residu Pestisida Lindan (Insektisida Organoklorin) dalam Produk Ternak (Daging dan Susu) dengan Teknik Ekstraksi Fase Padat dan Khromatografi Gas, Balai Penelitian Veteriner: Bogor (online). http://

www.litbang.deptan.co.id (Akses 13-03-2013)

Yuwono. 2010.Perkembang studi hubungan internasional dan tantangan masa depan.Pustakajaya.

Gambar

Tabel 1. Kadar pestisida dalam satuan ppm dari 3  sampel disajikan dalam Tabel 1.

Referensi

Dokumen terkait