• Tidak ada hasil yang ditemukan

S O S I O A K A D E M I K A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S O S I O A K A D E M I K A"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

S O S I O A K A D E M I K A

Vol. 12, No. 01, November 2019 Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika dalam Mengimplementasikan

Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin Ahmad Arpandi

Konsep Manajemen Pendidikan Islam Zarkoni

Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 165/VI Desa Titian Teras Kabupaten Merangin

Asmaraniza

Penanaman Pendidikan Karakter dalam Diri Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 264/VI Bukit Bungkul II Kabupaten

Merangin Sri Zuwanti

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Penggunaan Metode Role Play pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 66/VI Jelatang I Kabupaten Merangin

Hirni

Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 146/VI

Mentawak Kabupaten Merangin Erimai Sukmiati

Potensi dan Kontribusi Advokat dalam Penegakan Supremasi Hukum pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat di

Tinjau Dari Hukum Islam M. Thoiyibi

Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Merangin

Muhammad Paryadi, Sahrina Sari, Lisa Kusmita, M. Nuklirullah, Saprudin, Ria Unzila, Muhammad Nuzli dan Masruri

Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 145/VI Salam Buku 1 Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin

Jamilah

Studi ‘Aql dalam Quran (Ditinjau dari Pemikiran Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Mannar)

Hermanto

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Madrasah Maisah, Armida dan Edi Wardani

Diterbitkan oleh:

STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO-JAMBI

(2)

S O S I O A K A D E M I K A

Penanggung Jawab

Ketua Yayasan Pendidikan Islam Syekh Maulana Qori Bangko M. Thoiyibi, S.Sos., M.H. (Ketua STAI Syekh Maulana Qori Bangko)

Dr. H. M. Joni, Lc., M.A (Wakil Ketua I STAI SMQ Bangko) Dr. H. Firdaus, M.A. (Wakil Ketua II STAI SMQ Bangko) Drs. Hamdan, M.Pd.I (Wakil Ketua III STAI SMQ Bangko)

Pimpinan Redaksi Masruri, S.Pd.I., M.Pd.I

Abdul Kholik, M.Fil.

Penyunting Pelaksana Ibrahim, S.Pd., M.Pd.I. Salahuddin, S.E., M.M. Habibah, S.Pd.I., M.Pd.I.

Pelaksana Tata Usaha Muhammad Nuzli, S.Pd.I., M.Pd.

Ahmadi, S.Pd.I., M.M.

Alamat Redaksi

STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO

Jln. Prof. Muhammad Yamin SH, Pasar Atas Bangko-Jambi Telp. 0746- 3260012

(3)

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Salah satu tujuan berdirinya STAI Syekh Maulana Qori sebagaimana secara eksplisit tercermin dalam Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 488 Tahun 2002 tentang status STAI Syekh Maulana Qori adalah untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan ini lebih lanjut di atur dalam Permendiknas nomor: 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala.

Dengan demikian, STAI Syekh Maulana Qori tidak hanya dituntut agar mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu keislaman dan kemasyarakatan melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan menyebarluaskannya. Berdasarkan amanat tersebut, pimpinan STAI Syekh Maulana Qori telah mengambil kebijakan yang mengarah kepada peningkatan mutu intelektual akademik dosen STAI Syekh Maulana Qori melalui penerbitan jurnal berkala ilmiah, dan untuk pengelolaannya diberikan pada Pusat Penelitian. Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan adalah salah satu jurnal ilmiah berkala, yang bertujuan pertama, untuk meningkatkan kemampuan akademik para dosen, karyawan, guru, ilmuan maupun cendekiawan dalam menulis karya ilmiah yang lebih baik sesuai dengan kaidah sistematika jurnal terakreditasi. Kedua, dapat menjadi wadah pembelajaran menulis bagi dosen-dosen pemula dan karyawan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam aspek keterampilan menulis ilmiah. Ketiga, menambah khazanah jurnal yang ada di lingkungan STAI Syekh Maulana Qori untuk pengembangan citra diri sebagai lembaga perguruan tinggi Islam yang ada di Provinsi Jambi.

Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan ini diperuntukkan bagi “mahasiswa baru dan lama”, dosen, karyawan dan peminat informasi-informasi terapan maupun filosofis tentang pendidikan, sosial, bahasa serta budaya yang mengakar pada ilmu keislaman. Oleh karena itu fokus tulisannya lebih banyak menyentuh pada “Pendidikan Islam dalam arti luas dan persoalan sosial kemasyarakatan serta terdapat pula beberapa tulisan yang membahas tentang syari’ah sebagai salah satu keilmuan dalam Islam”.

Pada kesempatan ini tim redaksi mengucapkan alhamdulillahirobbil ‘alamin yang mana jurnal Sosio Akademika STAI SMQ Bangko telah berjalan pada tahun ke-12, seiring dengan ini diterbitkan pula jurnal Vol. 12, No. 01, November 2019. Yang merupakan semangat ke arah pengembangan yang lebih baik.

Saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan demi terwujudnya tujuan dan cita-cita mulia kita bersama. Semoga kita dapat berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. Demi kemajuan civitas akademika STAI Syekh Maulana Qori.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

(4)

Tim Redaksi... i Pengantar Redaksi ... ii Daftar isi ... v Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika dalam

Mengimplementasikan Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin

Ahmad Arpandi ... 1-22 Konsep Manajemen Pendidikan Islam

Zarkoni ... 23-44 Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di

Sekolah Dasar Negeri 165/VI Desa Titian Teras Kabupaten Merangin

Asmaraniza ... 45-58 Penanaman Pendidikan Karakter dalam Diri Siswa pada Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 264/VI Bukit Bungkul II Kabupaten Merangin

Sri Zuwanti ... 59-68 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Penggunaan

Metode Role Play pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 66/VI Jelatang I Kabupaten Merangin

Hirni ... 69-78 Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dalam Upaya Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 146/VI Mentawak Kabupaten Merangin

Erimai Sukmiati ... 79-90 Potensi dan Kontribusi Advokat dalam Penegakan Supremasi Hukum pada

Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat di Tinjau Dari Hukum Islam

M. Thoiyibi... 91-108 Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Merangin

Muhammad Paryadi, Sahrina Sari, Lisa Kusmita, M. Nuklirullah, Saprudin, Ria

Unzila Muhammad Nuzli dan Masruri... 109-118 Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah

Dasar Negeri 145/VI Salam Buku 1 Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin

Jamilah ... 119-128 Studi ‘Aql dalam Al-Quran (Ditinjau dari Pemikiran Muhammad Abduh dalam

Tafsir Al-Mannar)

Hermanto ... 129-136 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Madrasah

(5)

M. Thoiyibi

Dosen tetap Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) STAI Syekh Maulana Qori (SMQ) Bangko

ABSTRAK

Dengan diberlakukan Undang- Undang Advokat, menjadikan peran Negara atau pemerintah bersifat statis, karena seluruh penyelenggaraan kepentingan advokat dilakukan oleh Organisasi Advokat tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Profesi advokat sangat berfungsi demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan. Bahwa Advokat berpotensi sebagai salah satu pilar penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia merupakan salah satu unsur sistem peradilan. Advokat memiliki peran, tugas dan fungsi yang demikian luas dalam memberikan jasa profesional mereka kepada masyarakat Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 18Tahun 2003 tentang Advokat. Adapun kontribusi advokat Dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat.

Kata Kunci : Advokat ,penegakan Supremasi Hukum, UU No. 18 /2003 PENDAHULUAN

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih untuk hidup bersama dengan manusia lainnya untuk berinteraksi sesuai dengan kodratnya. Dalam hidup bermasyarakat manusia saling menjalin hubungan, yang sifatnya tidak terhingga banyak dan macamnya. Di dalam kehidupan bermasyarakat tiap-tiap individu atau orang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Adakalanya kepentingan mereka itu saling bertentangan, hal mana dapat menimbulkan suatu sengketa. Untuk menghindarkan gejala tersebut, mereka mencari jalan untuk mengadakan tata tertib, yaitu dengan membuat ketentuan atau kaidah hukum, yang harus ditaati oleh setiap anggota masyarakat, agar dapat mempertahankan hidup bermasyarakat.

Dalam kaidah hukum yang ditentukan itu, setiap orang diharuskan untuk

bertingkah laku sedemikian rupa, sehingga kepentingan anggota masyarakat lainnya akan terjaga dan dilindungi, dan apabila kaidah hukum tersebut dilanggar, maka kepada yang bersangkutan akan dikenakan hukuman.1

(6)

Bantuan hukum merupakan suatu media yang dapat digunakan oleh semua orang dalam rangka menuntut haknya atas adanya perlakuan yang tidak sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku. Hal ini didasari oleh arti pentingnya perlindungan hukum bagi setiap insan manusia sebagai subjek hukum guna menjamin adanya penegakan hukum. Program bantuan hukum adalah khusus bantuan hukum bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah atau miskin. Ukuran kemiskinan sampai saat ini masih tetap merupakan masalah yang sulit dipecahkan.

Bagi rakyat yang tidak mampu dan buta hukum dalam lapisan masyarakat yang buta huruf atau berpendidikan rendah yang tidak mengetahui dan menyadari hak-haknya sebagai subjek hukum atau karena kedudukan sosial dan ekonomi serta akibat tekanan-tekanan dari yang lebih kuat tidak mempunyai keberanian untuk membela dan memperjuangkan haknya.

Suatu Negara Hukum baru tercipta apabila terdapat pengakuan terhadap Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). Akan tetapi, tidak hanya itu saja, Negara dan individu berada dalam kedudukan sejajar yang artinya kekuasaan Negara dibatasi oleh Hak Asasi Manusia agar tidak melanggar hak-hak individu tersebut. Contoh Negara yang berdasarkan atas hukum adalah Indonesia. Indonesia dalam menjalankan pemerintahannya adalah berdasarkan hukum (Rechstaat), bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machstaat). Hal ini memiliki landasan konstitusionalnya yaitu tercantum dalam pasal 1 Ayat 3 UUD1945, yang berbunyi: “Negara Indonesia adalah negara hukum.2

Secara umum hukum adalah serangkaian peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bersifat memaksa dan sanksi yang tegas agar tercipta kehidupan manusia yang aman, tenteram, adil, dan sejahtera. Akan tetapi, dalam kenyataannya yang terjadi hingga sampai sekarang ini masih banyak di antara masyarakat yang belum mengerti tentang hukum atau dengan kata lain buta akan hukum (law ignorance). Apalagi dilihat dari sudut ekonominya, kondisi masyarakat rata-rata menengah ke bawah (miskin) sehingga sangat membutuhkan bantuan hukum Oleh sebab itu, bagi setiap masyarakat yang memerlukan bantuan hukum (legal aid) selain merupakan hak asasi manusia juga merupakan aplikasi dari pasal 27 ayat 1 UUD 1945, yaitu: segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.3

Tahun 2003 tentang Advokat, https://errymeta.wordpress.com/artikel/artiklel-umum/perlindungan- hukum-advokat-sebelum-dan-setelah-Undang-undang, Diakses paa tanggal 28 Juni 2019, hal. 2

2 Norma Yunita, UU 45 Dan Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

dan Amandemen Lengkap Beserta Penjelasannya, Jakarta:Kunci Aksara, 2014, hal. 35

3 Norma Yunita, UU 45 Dan Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

(7)

Kedudukan advokat sebagai pemberi bantuan hukum atau jasa hukum Kepada masyarakat (klien) yang menghadapi masalah hukum keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seiring dengan meningkatnya kesadaran hukum masyarakat serta kompleksitasnya masalah hukum. Advokat dalam menjalankan tugas dan fungsinya berperan sebagai pendamping, pemberi nasihat (Advice), atau menjadi kuasa hukum untuk dan atas nama klien. Dalam memberikan bantuan hukum kepada masyarakat seorang advokat dapat melakukannya secara cuma-cuma (Prodeo) ataupun atas dasar mendapatkan honorarium (Lawyer Fee) dari kliennya.

Advokat termasuk profesi mulia, karena ia dapat menjadi mediator bagi para pihak yang bersengketa tentang suatu perkara, baik yang berkaitan dengan perkara pidana, perdata, maupun tata usaha negara, putusan di Mahkamah Konstitusi. Selain itu advokat juga dapat menjadi fasilitator dalam mencari kebenaran dan menegakkan keadilan untuk membela hak asasi manusia dan memberikan pembelaan hukum yang bersifat bebas dan mandiri.

Pada era reformasi dengan segala perjuangan dan kemauan Para Advokat mengusahakan agar Profesi Advokat Indonesia diatur dengan Undang-undang kemudian dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa lahirlah Undang-undang Advokat Nomor 18 tahun 2003 yang disahkan menjadi Undang-undang Republik Indonesia. Advokat dalam menjalankan profesinya untuk menegakkan keadilan rawan terhadap masalah-masalah, terutama terhadap implementasi sebelum Undang-undang Advokat, tidak jarang Advokat tersebut tersandung masalah hukum bukan karena tindak kriminal, justru diperkarakan oleh karena hal-hal teknis yang tidak perlu. Sebagaimana diatur dalam Pasal 14, 15 dan 16 Undang-undang Advokat, Advokat dalam menjalankan profesinya selain dijamin oleh Undang-undang secara normatif memiliki hak imunitas sebatas menjalankan profesinya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi.4

Perkembangan pengaturan profesi Advokat di Indonesia dilanjutkan pada masa pendudukan Jepang. Pemerintah kolonial Jepang tidak melakukan perubahan yang berarti mengenai profesi ini. Hal ini terbukti pada UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Pemberlakuan Wetboek van strafrecht voor Nederlands Indie tetapi digunakan istilah KUH Pidana. UU ini memuat pengaturan tentang kedudukan Advokat dan procureur dan orang-orang yang memberikan bantuan hukum. Pengaturan profesi Advokat secara sporadis tersebar dalam berbagai ketentuan perundang-undangan termasuk Di dalamnya ketentuan pada masa kolonial Belanda. Bahkan pengaturan profesi Advokat sejak proklamasi 17 Agustus

4 Erry Meta, Perlindungan hukum advokat sebelum dan setelah Undang-Undang No. 18Tahun

2003 tentang Advokat,

https://errymeta.wordpress.com/artikel/artiklel-umum/perlindungan- hukum-advokat-sebelum-dan-setelah-Undang-undang, Diakses paa tanggal 28 Juni 2019, hal. 1

(8)

1945 justru kurang mendapat perhatian. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ditemukannya istilah Advokat atau istilah lain yang sepadan dimasukkan dalam UUD 1945. Demikian pula pada UUD RIS 1949 yang digantikan dengan UUDS 1950. Sehingga ironi dalam pembangunan hukum di Indonesia, tidak mengatur secara khusus profesi Advokat sebagaimana profesi hukum lainnya, padahal profesi ini sebagai salah satu unsur penegak hukum. Akibatnya menimbulkan berbagai keprihatinan dan kesimpangsiuran menyangkut profesi tersebut. Seirama dengan merosotnya wibawa hukum (authority of law) dan supremasi hukum (supremacy of law), maka profesi hukum ini juga terbawa arus kemerosotan. Bahkan sebenarnya Pasal 38 UU Nomor 14 Tahun 1970, telah mengisyaratkan perlunya pengaturan profesi Advokat dalam UU tersendiri. Namun hal itu pun tidak menjadi perhatian pemerintah hingga akhirnya tuntutan pengaturan tersebut semakin besar di kalangan organisasi Advokat. Setelah 33 tahun, barulah perjuangan itu berhasil melalui UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Berbagai argumentasi yang melatarbelakangi lambatnya respons pemerintah terhadap pengaturan profesi Advokat ini. Di antaranya terkait dengan tipe kepemimpinan pemerintahan pada masa itu.5

Sejalan dengan usaha mewujudkan prinsip negara hukum, maka telah disahkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat (UU Advokat), yang memberikan legitimasi bagi advokat dalam menjalankan profesinya sekaligus menjadikan profesi advokat sejajar dengan penegak hukum lain. Advokat mempunyai fungsi memberikan jasa hukum dibidang litigasi dan nonlitigasi. Dibidang litigasi khususnya dalam perkara pidana, Advokat dapat mewakili klien sebagai kuasa di Pengadilan untuk memberikan keterangan dan kejelasan hukum dalam persidangan dari tahap pemeriksaan kepolisian, kejaksaan, sampai adanya putusan di pengadilan. Kemudian dalam perkara perdata advokat dapat mewakili pihak yang berperkara, tetapi hal yang sangat penting adalah advokat dapat mendamaikan pihak yang berperkara sebelum perkara dibawa ke pengadilan. Di bidang non litigasi, advokat dapat memberikan konsultasi kepada perseorangan atau badan hukum swasta, BUMN, negara, dan lain sebagainya. Dengan diberlakukan Undang-undang Advokat, menjadikan peran Negara atau pemerintah bersifat statis, karena seluruh penyelenggaraan kepentingan advokat dilakukan oleh Organisasi Advokat tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Profesi advokat sangat berfungsi demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha memperdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum. Advokat sebagai salah satu unsur sistem peradilan merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia.

5 Erry Meta, Perlindungan hukum advokat sebelum dan setelah Undang-Undang No. 18

Tahun 2003 tentang Advokat, https://errymeta.wordpress.com/artikel/artiklel-umum/perlindungan- hukum-advokat-sebelum-dan-setelah-Undang-undang, Diakses paa tanggal 28 Juni 2019, hal. 2

(9)

PEMBAHASAN

A. Kontribusi Advokat 1. Pengertian Kontribusi

Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas kehidupannya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.

Kontribusi di sini dapat diartikan sebagai sumbangan pemikiran, keahlian, maupun tenaga yang diberikan oleh para sumber daya insani dalam suatu lembaga Baitul maal wa tamwil yang dapat membawa pengaruh positif maupun negatif bagi lembaga.

2. Pengertian Advokat

Dalam kenyataannya setiap negara memiliki sebuah organisasi atau lembaga yang memberikan jasa pelayanan hukum terhadap orang atau lembaga yang membutuhkan layanan hukum tersebut. Lembaga tersebut lazim disebut “advokat” atau pengacara. Istilah advokat adalah sebagai nama resmi profesi dalam sidang peradilan kita.

Istilah advokat sesungguhnya telah dikenal semenjak zaman Romawi yang jabatannya atau profesinya disebut dengan nama officium nobile (profesi yang mulia), karena mengabdikan dirinya kepada kepentingan masyarakat dan bukan kepada dirinya sendiri, serta berkewajiban untuk turut menegakkan hak-hak asasi manusia, serta bergerak di bidang moral, khususnya untuk menolong orang-orang tanpa mengharapkan imbalan.6

Menurut Adnan Nasution, bahwa advokat pertama bangsa Indonesia adalah Mr. Besar Mertokoesoemo yang baru membuka kantornya di Tegal dan Semarang pada sekitar tahun 1923.7

Advokat itu merupakan padanan dari kata advocaat (Belanda) yakni seorang yang telah resmi diangkat untuk menjalankan profesinya setelah memperolah gelar Mr. Akar kat advokat berasal dari bahasa latin yang berarti membela. Oleh karena itu tidak mengherankan bila hampir di setiap bahasa di dunia istilah itu dikenal.8

Advokat menurut Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang ini. Menurut Luhut Pangaribuan, menjelaskan bahwa advokat adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan berdasarkan keahlian untuk

6 Ishaq, Pendidikan Keadvokatan, Jakarta: Sinar Grafika, 2012, hal. 12 7 Ishaq, Pendidikan Keadvokatan, hal. 9

8 Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 57

(10)

melayani masyarakat secara independen dengan limitasi kode etik yang ditentukan oleh komunitas profesi.9

Advokat adalah penasihat hukum yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum Dan Ham dalam surat keputusan dijelaskan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Ham tersebut, telah ditetapkan tempat kedudukannya atau domisilinya pada suatu kota tertentu di dalam wilayah pengadilan negeri,

b. Pada dasarnya advokat tersebut dapat beracara di muka pengadilan di semua lingkungan badan, termasuk di Pengadilan Agama di seluruh wilayah Republik Indonesia,

c. Dalam rangka penertiban administrasi pengawasan dan pembinaan maka apabila advokat tersebut akan beracara di muka pengadilan luar daerah hukum Pengadilan Tinggi di mana ia berdomisili, maka advokat tersebut wajib melaporkan diri kepada Ketua Pengadilan Tinggi secara tertulis dengan menyampaikan tembusan kepada Mahkamah Agung RI, Ketua PTA yang dituju dan Pengadilan Agama yang dituju.10

3. Fungsi Advokat

Profesi advokat sesungguhnya dikenal sebagai profesi yang mulia, karena

mewajibkan pembelaan kepada semua orang tanpa membedakan latar belakang

ras, warna kulit, agama, budaya, sosial, ekonomi, kaya miskin, keyakinan politik, gender dan ideologi. “Menurut Rapaun Rambe profesi advokat bukan sekedar mencari nafkah semata, tetapi juga harus memperjuangkan nilai kebenaran dan keadilan, karena di dalamnya terdapat adanya idealisme dan moralitas. Oleh karena itu seorang advokat tidak dapat terpaku begitu saja kepada hukum positif yakni kepastian hukum dalam melakukan pembelaan terhadap kliennya”.

Profesi advokat berfungsi untuk membela kepentingan masyarakat dan kliennya. Hampir setiap orang yang menghadapi suatu masalah di bidang hukum di era reformasi ini cenderung menggunakan jas advokat. Terlebih lagi dalam rangka perdagangan bebas, keberadaan profesi advokat sangat dibutuhkan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan fungsi advokat itu mutlak diperlukan adanya profesi advokat yang independen artinya dalam menjalankan profesinya membela masyarakat dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran hukum tidak mendapat tekanan dari pihak mana pun juga.

4. TanggungJawabProfesi Advokat

Tanggung jawab profesi advokat adalah suatu kesadaran seorang advokat akan tingkah lakunya atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak

9 Yahman & Nurtin Tarigan, Peran Advokat Dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta:Prenadamedia Group, 2019, hal. 53

(11)

disengaja di dalam menjalankan profesi keadvokatan. Pada hakikatnya bahwa seorang advokat itu adalah termasuk makhluk bermoral, dan juga seorang pribadi. Adapun tanggung jawab profesi advokat adalah sebagai berikut:

a. Tanggung jawab kepada Negara, b. Tanggung jawab kepada masyarakat, c. Tanggung jawab kepada pengadilan, d. Tanggung jawab kepada Klien, e. Tanggung jawab kepada Tuhan, f. Tanggung jawab kepada Pihak Lain. 5. Syarat untuk menjadi Advokat

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk diangkat menjadi seorang advokat tercantum pada pasal 3 ayat (1) Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat adalah sebagai berikut:

a. Warga negara Republik Indonesia, b. Bertempat tinggal di Indonesia,

c. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat Negara, d. Berusia sekurang-kurang 25 tahun,

e. Berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum, f. Lulus ujian yang diadakan organisasi advokat,

g. Magang sekurang-kurangnya 2 tahun secara terus menerus pada kantor advokat,

h. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih,

i. berperilaku baik jujur, bertanggungjawab, adil dan mempunyai integritas yang tinggi.11

Sebelum menjalankan profesinya, sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003, advokat wajib diambil sumpahnya terlebih dahulu. Sumpah dilakukan menurut agama yang dianutnya di hadapan sidang terbuka di pengadilan tinggi diwilayah hukumnya. Salinan berita acara sumpah yang di lakukan oleh advokat akan diteruskan kepada Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, dan organisasi advokat.

B. Supremasi Hukum

Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara hukum apabila negara tersebut telah memiliki superioritas hukum yang dijadikan sebagai aturan main. Dalam salah satu karyanya Jhon Locke, mengisyaratkan tiga unsur yang dijadikan negara tersebut dapat disebut dengan negara hukum antara lain: adanya pengaturan hukum yang mengatur bagaimana warga negaranya dapat menikmati hak asasinya sendiri. Terdapat suatu badan tertentu yang digunakan sebagai sarana penyelesaian sengketa yang timbul di pemerintahan. Terdapat

(12)

suatu badan tertentu yang digunakan sebagai sarana penyelesaian sengketa yang timbul di antara sesama anggota masyarakat.

C. Perkara Perdata

Manusia sebagai makhluk hidup masing-masing mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang beragam. Kebutuhan hidup tersebut bisa dipenuhi dengan cara berhubungan atau berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang lain. Hubungan tersebut bersifat hubungan timbal balik atau hubungan yang saling membutuhkan atau hubungan yang bersifat kontraktuil yaitu masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban ketika bertemu dengan pihak lain. Hubungan hukum adalah obyek hukum yang diatur dan diberikan akibat oleh hukum. Karena terjadi antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lain, maka hubungan itu disebut hubungan hukum perdata di dalam hukum perdata semua peraturan yang memuat hak dan kewajiban disebut hukum material atau lazim disebut sebagai hukum perdata. Hukum perdata meliputi hal-hal antara lain yaitu: a. Hukum tentang diri seseorang, memuat tentang peraturan- peraturan tentang manusia sebagai subyek dalam hukum, peraturan-peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak-hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan-kecakapan itu

b. Hukum kekeluargaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang timbul dari hubungan kekeluargaan

c. Hukum kekayaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang timbul dari hubungan kekeluargaan

d. Hukum warisan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai dengan uang.12

A. Potensi Advokat dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang–undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat

Peranan advokat dalam menangani suatu perkara perdata merupakan usaha dalam penegakan hukum dalam masyarakat lewat peradilan maupun di luar pengadilan sebagai penasihat dalam bidang hukum Advokat bukanlah pegawai negeri, bukan pegawai sesuatu badan atau instansi akan tetapi merupakan pekerjaan swasta.

Advokat tidak digaji oleh pemerintah, sehingga honorarium balas jasa yang diperolehnya berasal dari klien sepihak dan bersifat insidental, tidak boleh menerima honorarium lain dalam perkara lain yang bertentangan dengan perkara yang sedang dibela, dan menarik honorarium dan keuntungan yang berlipat ganda. Sejalan dengan diterbitnya Undang-undang No. 18 tahun 2003 tentang

12 Maskur Hidayat, Hukum Perdata Progresif Perubahan dan Kesinambungan Penemuan Hukum

di Bidang Hukum Perdata, Jurnal Hukum dan Peradilan, Volume 3, Nomor 3 November 2014, hal.

(13)

advokat, profesi advokat kini semakin dinamis dalam konteks penegakan hukum di tanah air. Memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat pencari keadilan merupakan salah satu kewajiban advokat.

Bagi perkara yang memang mempunyai solusi hukum tentunya harus diselesaikan mempunyai skala luas, menyangkut kepentingan masyarakat umum dan negara. Hal itu diperlukan agar tidak terjadi tindakan anarkis dan main hakim sendiri. Untuk itu komponen aparatur hukum dalam konsep pembinaan meliputi penegak hukum yang di dalamnya terdiri dari: hakim, jaksa, dan advokat yang lebih popular disebut penasihat hukum. Penasihat hukum yang merupakan salah satu unsur penegak hukum yang jasanya digunakan untuk mewujudkan hukum dalam kenyataan peranannya tentu saja tidak kecil. Penasihat hukum memberi bantuan hukum berupa penyuluhan atau jasa bantuan hukum baik di pengadilan maupun di luar pengadilan.13

Advokat merupakan salah satu sub sistem dalam beracara di muka pengadilan. Penasihat hukum sangat berperan dalam mewujudkan tugas dan kewenangan Pengadilan dalam menegakkan hukum guna mewujudkan keadilan sebagaimana diharapkan oleh para pihak yang berperkara. Dalam proses penerimaan, pemeriksaan dan penyelesaian perkara, Advokat merupakan mitra dari hakim dalam menemukan kebenaran dan keadilan. Advokat tugasnya adalah mendampingi atau mewakili kliennya yang sedang berurusan dengan suatu perkara di pengadilan. Advokatlah yang akan memberikan advis hukum kepada kliennya berkaitan dengan hak-hak hukumnya dalam berperkara.

Advokat berpotensi sebagai salah satu pilar penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia merupakan salah satu unsur sistem peradilan. Advokat memiliki peran, tugas dan fungsi yang demikian luas dalam memberikan jasa profesional mereka kepada masyarakat. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Jasa hukum yang diberikan Advokat berupa konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien baik orang, badan hukum, atau lembaga lain yang menerima jasa advokat.14

Peran advokat di dalam hukum disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa untuk memberi bantuan di bidang hukum baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya, baik berupa nasehat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan

13 Zulkifli Hidayatullah, Optimalisasi Peran Advokat Dalam Penegakan HukumEkonomi

Syariah Di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, Jurnal Justasia Ekonomika, Vol.1 Nomor 1

2017, hal. 3

14 Zulkifli Hidayatullah, Optimalisasi Peran Advokat Dalam Penegakan HukumEkonomi

Syariahv Di WilayahPengadilan Tinggi AgamaSurabaya, Jurnal Justasia Ekonomika, Vol.1 Nomor1

(14)

jalan mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum para pengguna jasanya.

Keberadaan dan keterlibatan advokat dalam proses pengajuan gugatan khususnya dalam penanganan perkara perdata di pengadilan agama adalah meneliti dan mengkaji masalah untuk selanjutnya melakukan penetapan hukum yang akan dituangkan dalam gugatannya. Setelah memperoleh surat kuasa maka Advokat berkewajiban membuat surat gugatan dalam hal ini dibuat secara tertulis karena pada dasarnya gugatan secara langsung hanya dapat diajukan oleh yang berkepentingan secara langsung.

Profesi Advokat adalah profesi yang bebas (free profession; vrij beroep), yang tidak tunduk pada hierarki jabatan dan tidak tunduk pada perintah atasan dan hanya menerima perintah atau order atau kuasa dari klien berdasarkan perjanjian yang bebas, baik yang tertulis ataupun tidak tertulis, yang ia (Advokat) tunduk pada Kode Etik Profesi Advokat, tidak tunduk pada kekuasaan publik, seperti Notaris yang merupakan jabatan publik, yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab publik.

Advokat menjalankan tugas fungsinya demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum perdata untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan. Selain dalam proses peradilan, peran Advokat juga terlihat di jalur profesi di luar pengadilan. Kebutuhan jasa hukum advokat di luar proses peradilan pada saat sekarang semakin meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan hukum masyarakat terutama dalam memasuki kehidupan yang semakin terbuka dalam pergaulan antar bangsa. Melalui pemberian jasa konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak dagang, profesi Advokat ikut memberi sumbangan berarti bagi pemberdayaan masyarakat serta pembaharuan hukum nasional khususnya dibidang ekonomi dan perdagangan, termasuk dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan.

B. Kontribusi Advokat Dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara Perdata Semua negara yang ada di dunia ini memiliki lembaga peradilan. Hal ini disebabkan karena setiap negara menginginkan penegakan hukum dan hak asasi manusia tak terkecuali Negara Indonesia. Entah bagaimana keadaan suatu masyarakat yang ada dalam suatu Negara yang tidak memiliki suatu lembaga peradilan. Karena lembaga tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan negara itu sendiri. Sehingga mewajibkan pemerintahnya untuk menghadirkan lembaga tersebut.

Keberadaan Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat pertama yang menangani perkara perdata untuk masyarakat pencari keadilan yang beragama Islam di Indonesia. Pengadilan Agama sebagai lembaga hukum yang berlandaskan pada Alquran dan Pancasila harus mampu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap mereka yang menginginkan penegakan hukum kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, kaitan antara hukum atau peraturan mereka tidak terlepas dari

(15)

pelaku hukum itu sendiri dalam menentukan suatu putusan yang dihasilkan sebagai produk hukum Pengadilan Agama yang sangat tergantung pada pelaku hukum dan peraturan hukum yang mengikatnya.15

Kontribusi advokat dalam memberikan jasa hukum bagi kepentingan klien dengan tujuan untuk melakukan perdamaian bagi para pihak yang bersengketa sangat menentukan. Yang dimaksud kontribusi advokat di sini adalah bagaimana dapat menjalankan profesinya sesuai dengan tugas dan fungsinya serta sesuai dengan kode etik dan sumpah advokat. Sedangkan yang dimaksud dengan pemberian jasa hukum yang dilakukan advokat adalah mendampingi, menjadi kuasa hukum, memberikan pelayanan hukum kepada klien baik bersifat sosial maupun atas dasar mendapatkan honorarium.

Kedudukan advokat dalam pemeriksaan persidangan dapat bertindak sebagai wakil atau pendamping. Kedudukan ini tergantung kuasa khusus yang diberikan oleh pemberi kuasa. Jika kedudukan yang dikuasakan hanya sebagai pendamping, berarti advokat yang bersangkutan tidak mempunyai hak bicara dalam persidangan. Sebaliknya, jika advokat telah diberi kuasa sebagai wakil, maka si pemberi kuasa tidak lagi mempunyai hak untuk berbicara di dalam persidangan.

Pembedaan ini penting agar jalannya persidangan tidak terganggu. Misalnya, karena adanya perbedaan keterangan yang diberikan oleh kuasa dengan keterangan pemohon. Keadaan semacam ini sering terjadi apabila keduanya sama-sama berbicara dalam persidangan tanpa koordinasi terlebih dahulu di antara mereka sendiri.16

Ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat memilih untuk menggunakan jasa advokat dalam mewakili perkaranya untuk diselesaikan di pengadilan agam, antara lain:

1. Pada umumnya pengetahuan masyarakat sangat lemah atau kurang tentang hukum dan proses beracara pada persidangan di muka pengadilan agama, 2. Dengan menggunakan jasa advokat, maka akan mempermudah dan

memperlancar jalannya persidangan, disebabkan karena mereka tahu dan paham tentang hukum dan proses beracara di muka persidangan,

3. Orang yang menggunakan jasa advokat dalam menyelesaikan perkara di pengadilan agama, maka akan memperoleh hasil yang maksimal dibandingkan dengan menyelesaikan perkara sendiri tanpa bantuan jasa advokat.17

15 Edi Gunawan, Eksistensi Dan Peran Advokat Dalam Memberi Bantuan Hukum di Pengadilan

Agama, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah IAIN Manado, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2012, hal. 15

16 Edi Gunawan, Eksistensi Dan Peran Advokat Dalam Memberi Bantuan Hukum di Pengadilan

Agama, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah IAIN Manado, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2012, hal. 15

(16)

Kontribusi advokat yang berpraktik di pengadilan agama dalam perkara perdata dalam memberikan jasa hukum dianggap positif bagi pencari keadilan, kebenaran dan penegakan hukum. Adapun kontribusi advokat Dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat penyelesaian administrasi perkara di Pengadilan Agama, 2. Membantu menghadirkan para pihak yang berperkara di Pengadilan agama, 3. Memberikan pemahaman hukum yang berkaitan dengan duduk perkara dan posisinya terhadap para pihak dalam menyampaikan permohonan atau gugatan atau menerima putusan Pengadilan Agama,

4. Mendampingi para pihak yang berperkara di Pengadilan Agama sehingga mereka merasa terayomi keadilannya,

5. Mewakili para pihak yang tidak dapat hadir dalam proses persidangan, sehingga memperlancar proses persidangan,

6. Dalam memberikan bantuan hukum sebagai advokat yang profesional, harus menjunjung tinggi sumpah advokat dan kode etik profesi dalam menjalankan peran sesuai dengan tugas dan fungsinya.18

Dengan demikian kesan sebagian anggota masyarakat tentang peranan penasihat hukum dalam suatu proses pemeriksaan perkara, adalah menyulitkan pemeriksaan dan hanya mencari uang, kiranya dapat dibuang jauh-jauh. Anggapan yang demikian itu akan merugikan, oleh karena kehadiran penasihat hukum dalam suatu proses pemeriksaan perkara adalah sebagai mitra aparat penegak hukum lainnya dalam mencari kebenaran dan keadilan. Untuk di luar pengadilan, kontribusi seorang penasihat hukum dapat dilihat apabila seorang advokat diminta oleh perorangan atau badan hukum (perusahaan) untuk memberi nasehat, pembuat kontrak sampai pada urusan kepegawaian, perburuhan dan lain-lain.

Dalam perkara perdata, advokat berkedudukan sebagai kuasa atau wakil kliennya. Landasan hukum advokat dalam peradilan perdata adalah pasal 123 HIR (Herziene Indonesisch Reglement) di mana dalam Pasal 123 ayat (1): ” Bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat dibantu atau diwakili oleh kuasa yang dikuasakannya untuk melakukan itu dengan surat kuasa teristimewa, kecuali kalau yang memberi kuasa itu dalam surat permintaan yang ditanda tanganinya dan dimasukkan menurut ayat pertama Pasal 118 atau jika gugatan dilakukan dengan lisan menurut Pasal 120, maka dalam hal terakhir ini, yang demikian itu harus disebutkan dalam catatan yang dibuat dengan surat gugat ini. “Oleh karenanya Pasal 123 HIR ini, hukum acara perdata mengenal adanya sistem lembaga perwakilan. Sehingga peran Advokat/Pengacara dapat

Syariahv Di WilayahPengadilan Tinggi AgamaSurabaya, Jurnal Justasia Ekonomika, Vol.1 Nomor 1

2017, hal. 4

18 Edi Gunawan, Eksistensi Dan Peran Advokat Dalam Memberi Bantuan Hukum di Pengadilan

(17)

membantu pihak-pihak yang berperkara dalam mempertahankan hukum perdata materiil. Hukum perdata bagi seorang Advokat adalah seorang interpretasi dan perang ilmiah, karena itu sebagai Advokat wajib mempertahankan unsur-unsurnya di dalam hukum acara perdata.19

Oleh karena itu, sebagai advokat yang bertindak untuk dan atas nama kliennya diharuskan memiliki kemampuan dan keberanian berperkara, apalagi mengingat kliennya telah memberikan kepercayaan yang besar padanya. Kemampuan berperkara adalah kemampuan untuk menyusun surat-surat, seperti surat gugatan, jawaban, replik, duplik, maupun kemampuan dalam memberikan pembuktian, mengajukan konklusi akhir dan lain sebagainya yang ada hubungannya dengan penyelesaian perkara di persidangan.

Hal ini disebut sebagai keterampilan profesional. Sedangkan keberanian berperkara dimaksudkan untuk berhadapan dengan lawan dan hakim di pengadilan. Tugas advokat sebagai lembaga perwakilan adalah menyaring dan menyusun kejadian-kejadian yang ia peroleh dari kliennya, kemudian ia kumpulkan sebagai bahan untuk nantinya dituangkan dalam bentuk gugatan, yang akan dimajukan dalam sidang pengadilan. Namun fungsi advokat sebenarnya tidak hanya terbatas di dalam pengadilan, tetapi juga di luar pengadilan misi seorang advokat adalah memberikan bantuan hukum berdasarkan Undang-undang kepada kliennya. Misalnya, seorang yang mempunyai hutang dan tidak mampu membayar, maka advokat dapat menjadi juru runding (negosiator) bagi kliennya untuk menyelesaikan masalah itu dengan jalan perdamaian tanpa harus ke pengadilan.20

C. Pandangan Hukum Islam Tentang Advokat Dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang advokat mengatur tentang keberadaan advokat dalam menangani suatu proses penegakan hukum bagi seorang tersangka. Seorang advokat memberi bantuan hukum untuk memberikan perlindungan hukum dan pembelaan terhadap hak asasi termohon maupun tergugat. Dalam hal ini bagaimana konsep advokat yang berdasarkan hukum Islam itu sendiri, akan penulis bahas sebagai berikut:

1. Konsep Advokat Dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 Dalam Al-Qur’an

Konsep advokat dalam hukum Islam bisa kita lihat dalam Al-Qur’an surah An Nisa ayat 58 sebagai berikut:

19 M. Ari Pratomo, Peran Advokat dalam Perkara Perdata, http://www.kaskus.co.id/post/peran advokat dalam perkara perdata, di akses pada tanggal 16 September 2019, hal. 2

20 M. Ari Pratomo, Peran Advokat dalam Perkara Perdata, http://www.kaskus.co.id/post/peran advokat dalam perkara perdata, di akses pada tanggal 16 September 2019, hal. 2

(18)

َّنِإ

ٱ

ه َّللّ

ْاوُّدهؤ ت ن

ه

أ ۡم ك ر م

ۡ

أهي

ٱ

ِتَٰ هنَٰ هم

ه ۡ

لۡ

ه ۡيۡهب م تۡمهكهح اهذوَإِ اههِلۡه

ه

أ ٰٓ

لَِإ

ه

ٱ

اَّلن

ِس

ن

ه

أ

ۡ

ه

تَ

ِب

ْاو م ك

ٱ

ِلۡدهع

ۡل

َّنِإ

ٱ

هَّللّ

ِهِب م ك ظِعهي اَّمِعِن

ۦ

َّنِإ

ٱ

هَّللّ

اًير ِصهب اَۢهعيِمهس هن هكَ

٥٨

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisa: 58)21

Secara tekstual ayat di atas menjelaskan bahwa setiap orang diperintahkan oleh Allah SWT untuk selalu berlaku adil dalam menetapkan segala sesuatu dan menyampaikan amanat kepada yang berhak. Hal ini sesuai dengan konsep dasar advokat yaitu menyampaikan amanat para klien kepada hakim dengan seadil-adilnya. Kemudian sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Hujarat ayat 9 sebagai berikut:

ْاوُحِلۡصٰأٰف ْاوُلٰ تٰ ت

ۡ قٱ ٰيِۡنِمۡؤُمۡلٱ ٰنِم ِناٰتٰفِئأاٰط نِإٰو

ٓىٰرۡخُ

ۡلۡٱ ىٰلٰع اٰمُهٓ ىٰدۡحِإ ۡتٰغٰ ب ُۢنِإٰف ۡۖاٰمُهٰ نۡ يٰ ب

ََِّۚللَّٱ ِر ۡمٰأ أٰٓلَِإ ٰءأيِفٰت َّٓتَّٰح يِغۡبٰ ت ِتَِّلٱ ْاوُلِتٰٓقٰ ف

ِإٰف

َّنِإ

ْاأوُطِس

ۡۖ

ۡقٰأٰو ِلۡدٰعۡلٱِب اٰمُهٰ نۡ يٰ ب ْاوُحِلۡصٰأٰف ۡتٰءأاٰف ن

ٰيِۡطِسۡقُم

ۡلٱ ُّبُِيُ َّٰللَّٱ

٩

Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil. (QS. Al

Hujurat: 9).22

Ayat di atas menjelaskan tentang barang bukti yang dipakai dalam persidangan, yaitu pakaian yang robek. Barang-barang bukti seperti itu tidak akan dengan mudah diketahui oleh para pihak yang bersengketa. Untuk itu maka kehadiran advokat sangat penting untuk mencari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan barang bukti sebagai bukti yang memperkuat kebenaran yang dinginkan oleh hakim.

2. Urgensi Keberadaan Advokat Dalam Hukum Islam

Advokat merupakan pemberi jasa bantuan hukum yang independen di luar pemerintah berupa konsultasi, advokasi, kuas dan sebagainya yang dilakukan terhadap kliennya baik di dalam maupun di luar pengadilan. Jadi bisa dikatakan advokat adalah segala aktivitas pemberi bantuan hukum yang dilakukan terhadap

21 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahan, Jakarta: Lentera Abadi, 1990, hal.58 22 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahan, Jakarta: Lentera Abadi, 1990, hal.349

(19)

orang yang sedang menghadapi masalah hukum dengan aturan dan ketentuan Undang-undang yang berlaku.

Tugas pokok seorang advokat dalam proses persidangan adalah menjadikan fakta dan pertimbangan yang bersangkutan dengan klien yang dibelanya dalam suatu perkara sehingga memungkinkan hakim memberikan putusan yang seadil-adilnya. Dilihat dari peranannya yang sangat penting maka profesi advokat adalah profesi terhormat atas kepribadian yang dimilikinya.23

3. Etika Advokat Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 Dalam Pandangan Hukum Islam

Advokat adalah pekerjaan yang dikualifikasikan sebagai profesi sehingga dalam menjalankan profesi sebagai advokat terikat oleh adanya kode etik. Profesi advokat tidak terikat suatu jabatan yang secara instruktif mempengaruhi profesi tersebut dalam menjalankan pekerjaan yakni penegakan supremasi hukum.

Advokat dituntut profesional dalam menjalankan profesinya sehingga harus memiliki standar prosedur baku yang menjamin bahwa tidak akan melakukan penyimpangan, kesalahan atau kelalaian yang merugikan para pencari keadilan, melukai rasa keadilan masyarakat, mengingkari kebenaran hukum atau membohongi hati nurani sendiri, serta melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tugas profesinya. Dalam rangka memenuhi kualifikasi predikat profesional tersebut, advokat sebagai profesi hukum wajib memiliki etika profesi, yaitu standar profesionalisme dalam menjalankan tugas profesi berdasarkan legal skill dengan pedoman etika profesi untuk mewujudkan penegakan supremasi hukum yang berkeadilan.24

Selama ini dalam menjalankan profesinya advokat berpedoman pada hasil legislasi filsafat dalam legalitas hukum positif (hasil pemikiran legislator pembuat peraturan perundang-undangan), sebagai etika advokat yaitu Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, dan hasil pemikiran anggota asosiasi atau organisasi advokat yang tertuang dalam Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) Tahun2002.

Aturan tersebut merupakan pedoman bagi seluruh advokat di Indonesia, namun bagi advokat yang beragama Islam, Alquran dan hadis merupakan pedoman hidup yang utama dan tertinggi di atas semua peraturan perundang-undangan. Alquran mengatur perilaku advokat bertujuan membentuk kepribadian advokat yang memiliki akhlak, etika, Al-Qur’an merupakan sumber utama dan sumber pokok hukum Islam. Bagi umat Islam tidak diperbolehkan

23 A Arifin Rada, Esensi Keberadaan Advokat Menurut Hukum Islam, Jurnal Ahkam Volume XIV, Nomor 1 januari 2014 IAIN Ternate, hal. 116

24 Jefry Tarantang, DiggingOutTheEthicsOfAdvocates InTheAlquran, Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat IAIN Palangka Raya, Volume 11 Nomor 22 Tahun 2015, hal. 202

(20)

mengambil dasar hukum dan jawaban atas problematika umat Islam dari di luar Al-Qur’an selama hukum dan jawaban tersebut masih dapat ditemukan dalam nash-nash Al-Qur’an. Hal ini juga berlaku dalam merumuskan konsep etika advokat berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Untuk mendapatkan konsep etika advokat dalam Al-Qur’an, terlebih dahulu penulis analisis dengan mengklasifikasikan ayat-ayat penegakan hukum yang berkorelasi dengan etika advokat, sehingga relevan dijadikan sebagai landasan etika advokat dalam Al-Qur’an.

َّنِإ

ٱ

ه َّللّ

ْاوُّدهؤ ت ن

ه

أ ۡم ك ر م

ۡ

أهي

ٱ

ِتَٰ هنَٰ هم

ه ۡ

لۡ

ه ۡيۡهب م تۡمهكهح اهذوَإِ اههِلۡه

ه

أ ٰٓ

لَِإ

ه

ٱ

ِساَّلن

ن

ه

أ

ِب

ْاو م كۡ هتَ

ٱ

ِلۡدهع

ۡل

َّنِإ

ٱ

ه َّللّ

ِهِب م ك ظِعهي اَّمِعِن

ۦ

َّنِإ

ٱ

ه َّللّ

اًير ِصهب اَۢهعيِمهس هن هكَ

٥٨

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisa[4].58).

Semua yang di perintahkan Allah agar ditunaikan. Ada amanat manusia dengan Allah, antara manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri. Masing-masing memiliki rincian dan setiap rincian harus dipenuhi, walaupun seandainya amanat yang banyak itu hanya milik seorang. Ketika memerintahkan untuk menetapkan hukum dengan adil, ayat ini memulainya dengan menyatakan, apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia. Tetapi sebelumnya ketika memerintahkan menunaikan amanat, redaksi semacam ini tidak ditemukan. Ini mengisyaratkan bahwa setiap manusia telah menerima amanah secara potensial sebelum kelahirannya dan secara aktual sejak ia akil baligh.

M. Quraish Shibhab mengatakan menetapkan hukum bukanlah wewenang setiap orang. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tampil melaksanakannya, antara lain pengetahuan tentang hukum dan tata cara menetapkannya serta kasus yang dihadapi. Bagi yang memenuhi syarat-syaratnya dan bermaksud tampil menetapkan hukum, kepadanyalah ditujukan perintah di atas, yaitu kamu harus menetapkan dengan adil.25

Konsep etika advokat dalam beberapa standar perilaku sebagai berikut: a. Etika Kepribadian Advokat dituntut memiliki sikap, perilaku, dan kepribadian

yang terpuji dalam menjalankan profesi dengan menjunjung tinggi keadilan dan amanah dan kepercayaan masyarakat pencari keadilan terhadap advokat sebagai profesi terhormat;

b. Etika Melakukan Tugas Jabatan Advokat melaksanakan tugas dengan amanah dan adil, maksudnya memosisikan diri dengan amanah sesuai profesionalitas

25 Jefry Tarantang, DiggingOutTheEthicsOfAdvocates InTheAlquran, Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat IAIN Palangka Raya, Volume 11 Nomor 22 Tahun 2015, hal. 206

(21)

yang dijalankan dengan amanah. Menjaga amanah yang tertuang dalam hukum yang berlaku, baik hukum agama (hukum Islam), dan hukum positif yang berlaku pada suatu masyarakat sesuai dengan legalitas hukum;

c. Etika pelayanan terhadap klien Advokat sebagai penegak hukum yang memberikan bantuan hukum, baik berupa penasihat, dan pembelaan di dalam persidangan dan di luar persidangan mengutamakan sikap amanah dan adil;

d. Etika dengan sesama penegak hukum Kedudukan advokat sebagai penegak hukum yang sejajar dengan polisi, jaksa, dan hakim sehingga dalam menjalankan profesinya advokat saling berintegrasi dalam menegakkan hukum, dan juga berlaku antar sesama profesi advokat dengan tujuan menegakkan hukum yang berdasarkan dasar etika advokat dalam nilai Al-Qur’an, yaitu amanah dan adil;

e. Etika Pengawasan Advokat Pengawasan yang dilakukan terhadap advokat dalam menjalankan profesi dilakukan oleh Dewan Kehormatan Pusat maupun Cabang yang berwenang mengawasi dan melakukan penindakan pemberian sanksi dengan dasar nilai qur’ani

SIMPULAN

Advokat berpotensi sebagai salah satu pilar penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia merupakan salah satu unsur sistem peradilan. Advokat memiliki peran, tugas dan fungsi yang demikian luas dalam memberikan jasa profesional mereka kepada masyarakat. Adapun kontribusi advokat Dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat adalah sebagai berikut: mempercepat penyelesaian administrasi perkara di Pengadilan Agama, membantu menghadirkan para pihak yang berperkara di Pengadilan Agama, mendampingi para pihak yang berperkara di Pengadilan Agama sehingga mereka merasa terayomi keadilannya. Pandangan Hukum Islam Tentang Advokat dalam Penegakan Supremasi Hukum Pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat bisa kita lihat dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 58. Hal ini sesuai dengan konsep dasar advokat yaitu menyampaikan amanat para klien kepada hakim dengan seadil-adilnya.

DAFTAR RUJUKAN

Adelita Lubis. 2016, Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Di Organisasi

Asosiasi Advokat Indonesia Cabang Medan, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan

sosial politik

Anne Ahira, Pengertian Kontribusi, https://eprints.uny.ac.id/8957/3/BAB%202-08502241019.pdf, Diakses pada tanggal 17 April 2019

Dedi Ismatullah. 2011, Sejarah Sosial Hukum Islam, Bandung: Pustaka Setia Helmi, Supremasi Hukum Dalam Proses dan Mekanisme Impeachment Menurut

UUD 1945, Jurnal Inovatif, Volume VII Nomor III September 2014

(22)

Maskur Hidayat, Hukum Perdata Progresif Perubahan dan Kesinambungan

Penemuan Hukum di Bidang Hukum Perdata, Jurnal Hukum dan

Peradilan, Volume 3, Nomor 3 November 2014

Norma Yunita. 2014, UU 45 Dan Amandemen Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia dan Amandemen Lengkap Beserta Penjelasannya,

Jakarta: Kunci Aksara

Pengertian Supremasi Hukum Menurut Para Ahli,

http://tesishukum.com/pengertian-supremasi-hukum-menurut-para-ahli/, Diakses Pada Tanggal 16 April 2019

Rachmat Syafe’i. 2010, Ilmu Ushul Fiqh Untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung: Pustaka Setia

Sapiudi Shidiq. 2011, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana

Sedarmayanti & Syarifuddin Hudayat. 2011, Metodologi penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Supriadi. 2008, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika

Sugiyono. 2013, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta.

Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, Bandung: Citra Umbara, 2003

(23)

PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL Ketentuan Umum

1. Artikel harus merupakan produk ilmiah orisinil dan belum pernah dipublikasikan di media dan terbitan manapun,

2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia baku (atau bahasa asing) dengan ragam tulisan ilmiah atau ilmiah populer, tetapi bukan ragam komunikasi lisan, 3. Panjang tulisan antara 15-25 halaman kwarto atau A4 dengan satu spasi, 4. Artikel dikirimkan melalui akun penulis yang dapat didaftarkan di

http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/pendaftaran.mu

Hak penulis yang diterbitkan Jurnal Sosio Akademika Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko adalah:

1. Mendapat rekomendasi untuk penerbitan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko,

2. Penulis artikel mendapatkan hard copy sebanyak 2 (dua) eksemplar.

Petunjuk Teknis

1. Judul:

a. Informatif mencerminkan isi artikel

b. Maksimum 12 kata (Bahasa Indonesia) atau 10 kata (Bahasa Inggris) c. Memuat variabel atau konsep yang dicakup dalam artikel

d. Tidak ada singkatan

e. Tidak menggunakan kata-kata klise

2. Penulis, yaitu: nama penulis diketik tanpa mencantumkan gelar kesarjanaan dan gelar lainnya, dan ditambah dengan pekerjaan dengan jelas

3. Abstrak:

a. Abstrak ringkas dan padat (dalam 1 alinea) tentang ide-ide yang paling penting

b. Abstrak memuat:

1) Masalah dan/atau tujuan penelitian 2) Prosedur penelitian

3) Ringkasan hasil penelitian 4) Simpulan

c. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris untuk bisa diakses sehingga memperoleh peluang untuk disitasi

d. Menurut Undang-undang tentang Bahasa, abstrak juga harus ditulis dalam bahasa Indonesia

e. Abstrak memuat 50-250 kata 4. Kata Kunci:

a. Kata kunci memuat kata-kata konseptual, b. Jumlah kata kunci sekitar maksimal 5 kata, c. Dapat berbentuk kata maupun prase. 5. Pendahuluan

a. Biasanya tidak diberi judul b. Memuat:

(24)

2) Landasan teori (jika diperlukan),

3) Hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya kesenjangan temuan penelitian,

4) Wawasan rencana pemecahan masalah dan potensi kontribusinya bagi perkembangan bidang ilmu,

5) Rumusan tujuan penelitian.

6. Metode (khusus tulisan ilmiah hasil penelitian) a. Desain/prosedur penelitian

b. Populasi & sampel/sumber data

c. Alat/Instrumen & bahan yang digunakan d. Bagaimana data dikumpulkan

e. Bagaimana data dianalisis

7. Hasil (khusus tulisan ilmiah hasil penelitian) 8. Pembahasan

a. Pemaknaan/penafsiran hasil analisis data

b. Membandingkan dengan hasil-hasil temuan penelitian sebelumnya untuk menunjukkan adanya temuan baru yang memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

c. Pengintegrasian hasil-hasil penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan

d. Penyusunan teori baru atau modifikasi teori yang ada 9. Simpulan dengan pendekatan:

a. Menjawab masalah penelitian yang diajukan pada bagian pendahuluan b. Merupakan inti sari hasil pembahasan yang dianggap paling

penting/yang mengandung sesuatu yang baru 10. Biodata Singkat tentang penulis

Alamat Redaksi

STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO

Jln. Prof. Muhammad Yamin SH, Pasar Atas Bangko-Jambi Telp. 0746-3260012/ 0812-7380-416/082185911720 e-mail: staismqbangko@gmail.com

Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan, merupakan jurnal ilmiah populer membahas masalah Pendidikan, Sosial dan

Keagamaan yang aktual, terbit berdasarkan Surat Keputusan Ketua STAI Syekh Maulana Qori (SMQ) Bangko sebagai wahana komunikasi dan

Referensi

Dokumen terkait

Variabel jig pada Kapal Keruk 19 Bangka 2, dilakukan perubahan pada panjang pukulan menjadi lebih besar dari sebelumnya (1 – 2 mm), dengan tujuan menyesuaikan ukuran

Jenis topologi ring ini, seluruh komputer dihubungkan menjadi satu membentuk lingkaran (ring) Jenis topologi ring ini, seluruh komputer dihubungkan menjadi satu

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui, baik simultan maupun parsial besarnya pengaruh indeks harga saham bursa global, yang terdiri

a) Kata atau istilah yang dimuat dalam ketentuan umum sering istilah yang digunakan tidak berulang-ulang dalam pasal (-pasal) selanjutnya, bahkan kata dan istilah

(2011) juga melanjutkan penelitian dari Van Tendeloo dan Vanstraelen mengungkapkan bahwa perusahaan yang mengadopsi IAS/ IFRS memiliki efek yang lebih besar pada pengurangan

Dalam memberikan Pendidikan Kewargaan Negara kepada murid SD dapat dimulai dengan bertitik tolak dari salah satu unsur tersebut di atas (Ilmu Bumi, atau Sejarah Indonesia, atau

Dari grafik pada gambar 4.6 terlihat bahwa susunan paralel 220V memiliki nilai arus output yang paling besar, kemudian diikuti dengan susunan lainnya, yaitu :.. Namun

Ujian Tulis UGM 2016 Jalur seleksi ini merupakan seleksi masuk UGM dengan menggunakan pola ujian tertulis yang diselenggarakan oleh UGM.