• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF PSIKOLOGI: upaya memahami manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSPEKTIF PSIKOLOGI: upaya memahami manusia"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PERSPEKTIF PSIKOLOGI: upaya

memahami manusia

“Orang sering berkata tentang sesamanya, ‘Dia belum menemukan jati dirinya’. Tapi jati diri – jati diri kita sendiri – bukanlah sesuatu yang kita temukan. Itu adalah sesuatu yang kita bentuk.”

(2)
(3)

Perspektif dalam Psikologi

1.

Perspektif biologis :bagaimana kondisi tubuh

memengaruhi perasaan & pikiran

2.

Perspektif belajar : bagaimana lingkung an dan

pengalaman memengaruhi tindakan seseorang

3.

Perspektif kognitif : menekankan proses mental

yang berlangsung / terjadi

4.

Perspektif sosial budaya : fokus pada faktor sosial

(4)

5.

Perspektif psikodinamika : peran ketidak sadaran

dalam perilaku

6.

Perspektif ekologi: manusia berkembang dengan

interaksi dinamis antara diri dan konteksnya 

level mikro (keluarga, teman, sekolah), meso

(inter-relasi mikro), makro (ekonomi, sistem

pendidikan, budaya, politik, dll)

Perspektif lainnya :

-

Perspektif humanistik

-

Perspektif feminist

(5)

PERSPEKTIF

BIOLOGIS

(6)

Psikologi Masa Kini:

Perilaku, Tubuh, Pikiran, Budaya

5 sudut pandang utama psikologi

PERSPEKTIF BIOLOGIS: Tekankan sejumlah fakta

biologis berkaitan dengan perilaku, pikiran, perasaan, sekaligus faktor genetik yang berkontribusi pengaruhi perilaku.

Lahir

psikologi evolusi

, ikuti jejak fungsionalisme.

(7)

HIPOCRATES

1) Melancholicus (melankolisi),

yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya,

sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu

bersikap murung atau muram, pesimistis dan selalu

menaruh rasa curiga.

2) Sanguinicus (sanguinisi),

yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga

orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah

berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan

bersikap optimistis.

(8)

3) Flegmaticus (flegmatisi),

yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang-

orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas,

wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya

tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.

4) Cholericus (kolerisi),

yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang bertipe

ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan

sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.

(9)

Kretschmer, ahli penyakit jiwa berkebangsaan

Jerman

, mengemukakan adanya hubungan yang erat

antara tipe tubuh dengan sifat dan wataknya.

Ia memebagi manusia dalam empat golongan

menurut tipe atau bentuk tubuhnya masing-masing,

yaitu berikut ini :

1) Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat,

kekar dan tegap, berdada lebar.

2) Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat,

bahu sempit, lengan, dan kaki kecil.

3) Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek,

muka bulat, leher pejal.

4) Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran

(10)

Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis

adalah schizothim, yang menurut Kretschmer

mempunyai sifat-sifat, antara lain : sulit bergaul,

mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar

menyesuaikan diri dengan situasi baru, kelihatan

sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa,

kadang-kadang optimis, kadang pula pesimis, selalu

berpikir terlebih dahulu masak-masak sebelum

(11)

Lain halnya dengan orang yang memiliki bentuk

tubuh piknis, atau tipe wataknya sering disebut

siklithim. Sifat orang-orang ini adalah mudah

bergaul, suka humor, mudah berubah-ubah

stemming-nya, mudah menyesuaikan diri dengan

situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan

(12)

PERSPEKTIF

PSIKODINAMIKA

(13)

PSIKODINAMIK A

Aspek2

perilaku

bersumber

dari daya

kepribadian,

Sebag besar

daya itu tidak

disadari.

 SIGMUND FREUD (TEORI

PSIKOANALISIS KLASIK)

-Id. Ada sejak lahir, energi semua psikhe: dorongan

dasar untuk makan, minum, pelepasan, kehangatan, afeksi & seks.

-Id mengandung 2 insting: eros & thanatos. (Eros: kekuatan integrasi kehidupan, termasuk seks energinya disebut libido. Thanatos: insting mati) -Id mencari pemuasan segera, bekerja atas dasar

prinsip kenikmatan (pleasure principle) dengan aktivitas refleks & proses primer (membayangkan).

(14)

Ego. Bagian kesadaran: mulai

berkembang dari id setelah bulan ke 6 kelahiran. Tugasnya menghadapi

realitas, bekerja atas dasar realita (reality principle), upayanya berupa proses sekunder: perencanaan &

pengambilan keputusan.

Superego. Membawa standar moral

masyarakat seperti yang

dinterpretasikan orangtua anak (disebut

(15)

Tahap

perkembangan psikoseksual

Tahap oral (0 bl – 1 th): kepuasan di sekeliling area mulut

Tahap anal (> 1 th – 3 th): kepuasan dianus/pembuangan

Tahap falik (> 3 th – 5/6 th): kepuasan di alat kelamin

Periode laten (>6 th – 12 th): impuls id kurang mendalam

Tahap genital (> 12 th):

(16)

Aliran Post Freudian

Garl Gustav Jung (psikologi analitik)

Apakah tipe kepribadianmu?

Ketidaksadaran personal & ketidaksadaran kolektif. Bedakan tipe kepribadian:

ekstraver-introver.

Pencetus teori aktualisasi diri

yang akan menjadi konsep pokok Carl Rogers

(17)

PERSPEKTIF

KOGNITIF

(18)

Ada di posisi manakah

Anda? Alfred Adler (psikologi

individual)

 Usaha menuju superioritas

(konteks positif) demi kebaikan masyarakat.

 Style of Life

 Fenomena perilaku kognitif:

agar merasa lebih baik, orang harus mengubah kehidupan & keyakinan rasional dengan berpikir lebih rasional

(19)

Erik Erikson (psikologi

ego) Sampai pada tahap

manakah Anda?

Tekanan:

perkembangan identitas ego &

psikososial, individu terus berubah

(life-span developmetal) Ada 8 tahap perkembangan, masing-masing ditandai krisis tertentu:

(20)

Tahap 1 2 3 4 5 6 7 8 Basic trust Vs mistrust Oral Autonomy Vs Shame/doubt Anal Initiative Vs Guilt Genital Industiry Vs Inferiority Laten Remaja/ puber Identity ach Vs Diffusion Dewasa muda Intimacy Vs Isolation Dewasa madya Generactivity Vs Stagnation Dewasa lanjut Ego integrity Despair

(21)

Tahap 1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)

 Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan

 Tingkat pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara

kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.

 Oleh karena bayi sangat bergantung, perkembangan kepercayaan

didasarkan pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak.

 Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat

dan aman dalam dunia

 Pengasuh yang tidak konsisten, tidak tersedia secara emosional, atau

menolak, dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada anak yang di asuh. Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan

menghasilkan ketakutan dan kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat di tebak.

(22)

Tahap 2. Otonomi (Autonomy) VS malu dan ragu-ragu (shame and doubt)

 Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun

 Tingkat ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi

selama masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri.

 Seperti Freud, Erikson percaya bahwa latihan penggunaan toilet

adalah bagian yang penting sekali dalam proses ini. Tetapi, alasan Erikson cukup berbeda dari Freud. Erikson percaya bahwa belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian.

 Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian

lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.

 Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan

percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.

(23)

Tahap 3. Inisiatif (Initiative) vs rasa bersalah

(Guilt)

 Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.

 · Selama masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan

kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut perilaku aktif dan bertujuan.

 · Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan

kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.

 · Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan

bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang tidak menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat cemas.

 · Erikson yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah dapat digantikan

(24)

Tahap 4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa

rendah diri)

 Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.

 ·Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka.

 Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya.

 Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.

 Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan pengalaman-pengalaman baru.

 · Ketika beralih ke masa pertengahan dan akhir kanak-kanak, mereka mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.

 Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah

berkembangnya rasa rendah diri, perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif.

 ·Erikson yakin bahwa guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan ketekunan anak-anak.

(25)

Tahap 5. Identity vs identify confusion (identitas vs

kebingungan identitas)

 Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun

 ·Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya.

 Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).

 Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang

dewasa –pekerjaan dan romantisme, misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja menjelajahi banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu peran khusus.

 Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai.

 Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak

dijelaskan, maka kebingungan identitas merajalela.

 Namun bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini.

 Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.

(26)

Tahap 6. Intimacy vs isolation (keintiman vs

keterkucilan)

 Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)  Erikson percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang

membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain.

 Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan

yang komit dan aman.

 Erikson percaya bahwa identitas personal yang kuat penting untuk

mengembangkan hubungan yang intim. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit kepakaan diri cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih

sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi.

 Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan

(27)

Tahap 7. Generativity vs Stagnation (Bangkit

vs Stagnan)

Terjadi selama masa pertengahan dewasa (40an

s/d 50an tahun).

· Selama masa ini, mereka melanjutkan

membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan

keluarga.

· Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan

merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap

dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta

komunitas.

· Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa

(28)

Tahap 8. Integrity vs depair (integritas vs

putus asa)

 Terjadi selama masa akhir dewasa (60an tahun)

 · Selama fase ini cenderung melakukan cerminan diri

terhadap masa lalu.

 · Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa

bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan.

 · Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa

 · Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat

mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami.

 · Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat

(29)

PERSPEKTIF

(30)

SOSIOKULTURAL

Tekanan pada pengaruh faktor budaya

terhadap perilaku. Eksplorasi cara konteks

sosial & berbagai aturan budaya pengaruhi

keyakinan & perilaku individu

Persepsi, perasaan sangat besar dipengaruhi

sistem sosial & kultural. Misal: KDRT

(31)

MULTIKULTURAL Pelajari aspek-aspek perilaku dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya identitas etnis, misal:

kasus

minoritas ras

(32)

Sistem keluarga

Pola kepribadian tidak lepas dari hasil interaksi dalam keluarga; individu, bagian dari suatu sistem. Jika ada salah seorang anggota keluarga teridentifikasi miliki simtom “gangguan”, bukan hanya individu itu sendiri yang “sakit”, tetapi ada sesuatu yang salah pada sistem keluarga tersebut

Pola komunikasi Struktur hubungan

Kunci utama pahami perilaku

manusia sebagai media yang pengaruhi interaksi sistemik. Komunikasi paradoks (pesannya

kandung 2 pengertian sekaligus tapi saling bertentangan =

double bind), hasilkan

(33)

Sebagai

sistem

Keluarga adalah sistem terintegrasi yang mengelola keseimbangan internal agar

perilaku stabil. Jika ditemukan “pasien teridentifikasi” harus segera ditangani agar sistem kembali stabil

(34)

PERSPEKTIF

BELAJAR

(35)

PERILAKUAN Fokusnya perilaku yang tampak/dapat diobservasi, konsep dianggap berguna hanya jika dapat dikaitkan dengan perilaku yang tampak.

Classical conditioning

(Ivan Pietrovich Pavlov

)

Satu stimulus memicu munculnya stimulus lain. Selama proses kondisioning, individu peroleh informasi hubungan antara

berbagai stimulus, bukan sekedar asumsi sederhana diantaranya.

Stimulus: peristiwa-peristiwa fisik yang berimbas pada perilaku

(36)

Sketsa percobaan Pavlov

Modifikasi dari Metode Pavlov

Pada alat dalam gambar di sebelah bawah, didasarkan pada teknik Pavlov, air liur dari pipi anjing mengalir ke sebuah tabung, diukur dari gerakan jarum pada tabung berputar.

(37)

Skema proses

Reaksi minim atau tiada reaksi Aroma masakan (USC)

Air liur (UCR)

prakondisioning

proses kondisioning

Air liur (UCR)

Aroma masakan (USC)

+

poskondisioning

Air liur (CR)

UCS = Stimulus memicu kehadiran respon tidak terkondisi ketika pertama kali disajikan UCR = Respon dipicu oleh UCS

CS = Stimulus yang berulang-ulang dipasangkan dengan UCS CR = Respon terhadap CS (stimulus berkondisi)

1. 2.

(38)

Kondisioning Klasik dalam

Kehidupan Nyata

Kondisioning klasik membantu jelaskan

respons-respons

emosional

positif terhadap benda-benda atau kejadian-kejadian tertentu, rasa takut &

fobia, pengembangan rasa suka & tidak suka, reaksi terhadap

pengobatan medis/ placebo.

Dalam film seri TV

Monk, tokoh

utama memiliki fobia terhadap kuman.

Bagaimana

caranya dia bisa seperti itu?

(39)

John Watson tunjukkan bagaimana

rasa

takut dapat dipelajari &

kemudian dapat dihilangkan

dengan proses kontrakondisioning.

“Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya”.

(40)

Manusia (dan juga spesies

lainnya) secara biologis siap peroleh beberapa

respons

adaptif dengan mudah

, seperti rasa tidak enak yang terkondisi maupun ketakutan-ketakutan tertentu.

Anda merasa perut Anda penuh setelah makan, tapi Anda tiba-tiba merasa masih ada ruang untuk hidangan penutup.

(41)

Perkembangan kondisioning klasik: gabungkan temuan tentang motivasi, pembelajaran, dan biologi.

Penelitian jelajahi perubahan aktivitas otak di amigdala & korteks orbitofrontal sebagai respons terhadap stimulus terkondisi dari nafsu makan atau kenikmatan, bagaimana respons tersebut pengaruhi motivasi seseorang untuk

makan (contoh: “

fenomena restoran”

).

Penelitian lain: penggunaan obat untuk tingkatkan aktivitas reseptor tertentu di amigdala percepat terjadinya

extinction fobia (takut akan ketinggian) selama

perawatan dengan gunakan virtual reality.

(42)

KONDISIONING OPERAN

Menguat/melemahnya perilaku

tergantung pada konsekuensi yang mengikutinya.

Respons-respons yang terbentuk

bukan sesuatu yang sifatnya refleks & lebih rumit daripada yang terjadi di kondisioning klasik.

Diasosiasikan dengan B.F. Skinner, yang menyebutnya sebagai

(43)

Reinforcement perkuat/tingkatkan kemungkinan

terjadinya respons ;

hukuman perlemah/turunkan

kemungkinan terjadinya respons.

Konsekuensi langsung

berdampak & berpengaruh

lebih besar pada respons daripada

konsekuensi

(44)

Reinforcement primer

: memiliki karakteristik

alami perkuat perilaku (karena penuhi kebutuhan

biologis)

Reinforcement sekunder

: memiliki

kemampuan tingkatkan kemungkinan terjadinya

respons melalui asosiasi dengan reinforcement

lainnya.

(45)

Reinforcement positif

: sesuatu yang

menyenangkan mengikuti sebuah respons. Apakah contohnya?

Reinforcement negatif

: sesuatu yang tidak

menyenangkan dihilangkan. Sebutkan contohnya!

(46)

Premack principle

: tekanan pada aktivitas yang lebih dapat perkuat perilaku yang kurang menimbulkan minat

Satu metode untuk tingkatkan perilaku diharapkan

(47)

Hukuman positif

: sesuatu yang tidak menyenangkan mengikuti respons. Sebutkan contohnya!

Hukuman negatif:

sesuatu yang menyenangkan

dihilangkan. Istilah lain

“omission training

”. Misalnya?

(48)

Pola respon pada kondisioning operan sebagian tergantung jadwal pemberian reinforcement.

Continuous reinforcement membuat respons lebih cepat

dipelajari.

Partial reinforcement membuat sebuah respons tahan terhadap extinction (menjelaskan tetap munculnya perilaku takhayul).

Pola partial reinforcement yang berbeda hasilkan pola respons yang berbeda.

Kesalahan yang umum dilakukan: berikan penghargaan secara tidak tentu pada respons yang ingin dihilangkan.

(49)

Shaping: melatih perilaku yang kemungkinannya kecil

terjadi secara spontan.

Reinforcement diberikan untuk setiap successive

approximation (menuju respons yang diharapkan hingga

akhirnya respons yang diharapkan dapat dicapai).

Teknik shaping miliki banyak penerapan berguna. Monyet-monyet dilatih membantu para pemiliknya yang lumpuh untuk bukakan pintu, membantu beri makan, & balikkan halaman buku. ”Kuda penuntun” berukuran mini bantu orang buta susuri jalanan kota.

(50)

Kondisioning Operant dalam Kehidupan Nyata

Modifikasi perilaku: terapan prinsip-prinsip kondisioning operan, sukses pada berbagai situasi, meski

reinforcement & hukuman miliki kekurangan.

Gambar kiri, seorang reinforcement polisi di Palo Alto, California, berikan

reinforcement pada yang taat aturan lalu lintas dengan sertifikat hadiah pada

pejalan kaki. Gambar kanan,seorang ibu perkuat perilaku belajar anak autisnya dengan berikan tepuk tangan.

(51)
(52)

Hukuman, ketika digunakan

dengan

tepat

, dapat

menekan munculnya

perilaku tidak diharapkan, termasuk perilaku kriminal. Tetapi

hukuman

sering

disalahgunakan

,

sehingga dengan tidak sengaja berikan dampak tidak diharapkan.

(53)

Extinction

perilaku tidak diharapkan

dikombinasikan reinforcement

pada perilaku diharapkan lebih dipilih daripada hukuman semata.

Penghargaan dengan tidak membedakan (usaha

tingkatkan harga diri anak), tidak akan perkuat perilaku diharapkan  tergantung penuh pada reinforcement ekstrinsik dapat lemahkan kekuatan reinforcement intrinsik.

Tetapi

uang & pujian

tidak ganggu kepuasan intrinsik (diberi penghargaan karena berhasil capai kemajuan, bukan sekadar telah berpartisipasi dalam sebuah

aktivitas, atau orang memang telah sangat tertarik dengan aktivitas tersebut).

(54)

BELAJAR & PIKIRAN (KOGNITIF)

Tahun ‘30-an, Edward Tolman pelajari pembelajaran laten, tidak ada reinforcement nyata dalam proses belajar &

respons tidak dimunculkan sampai ketika reinforcement telah tersedia (bukan respons spesifik, tetapi

pengetahuan mengenai respons-respons beserta konsekuensinya).

Tahun ‘60-an & ‘70-an tjd peningkatan pengaruh teori

sosial-kognitif dalam pembelajaran, tekankan pada pembelajaran observasional & peranan keyakinan,

(55)

Pembelajaran Laten

Eksperimen klasik: tikus-tikus yang selalu temukan makanan di akhir labirin, semakin sedikit kesalahan capai makanan (kurva berwarna hijau), Tikus-tikus yang tidak pernah terima

makanan tunjukkan sedikit peningkatan (kurva berwarna biru). Tikus kelompok ketiga tidak peroleh makanan selama 10 hari, lalu diberi makanan mulai hari ke11 (kurva berwarna merah) tunjukkan peningkatan cepat dari saat mulai diberikan makanan & dengan cepat samai kinerja kelompok tikus penerima makanan dari awal penelitian. Pembelajaran: perubahan kognitif yang dapat ter jadi meskipun tidak ada reinforcement & hasil belajar ini

(56)

Ahli sosial-kognitif nyatakan:

pembelajaran

berdasarkan observasi

(seperti pembelajaran

laten), apa yang diperoleh

merupakan pengetahuan

& bukan respons spesifik.

Karena pembelajaran

laten, ketika gadis kecil ini makin dewasa & siap buat sendiri hidangannya, dia sudah miliki pengetahuan bagaimana cara

(57)

Orang dewasa /anak-anak, dengan cara sama, belajar melalui observasi. Albert Bandura dkk: anak-anak saksikan film yang tunjukkan orang dewasa menendang, memukul, & memalu sebuahboneka karet besar (gambar atas). Anak-anak tirukan perilaku orang dewasa tersebut; beberapa di antaranya tirukan dengan hampir sempurna.

(58)

Orang berbeda persepsi & keyakinan, peroleh pelajaran yang berbeda atas kejadian/situasi yang sama. Contoh, beberapa orang jadi lebih agresif setelah dihadapkan pada gambar-gambar kekerasan di media, tetapi

kebanyakan orang tidak.

Faktor-faktor:

atensi, retensi, proses produksi,

motivasi

Lebih jauh,

hubungan sebab – akibat bekerja

dalam arah sebaliknya

: Orang agresif cenderung pilih tayangan & gambar kekerasan & lebih cenderung terpengaruh daripada orang lain.

(59)

Albert Ellis:

rumus A-B-C

activating

event (A) 

private belief

(B) 

emotional

consequency

(C)

Penyebab psikopatologi: pandangan & interpretasi maladaptif; ada keyakinan irasional & pikiran tidak logis.

Aaron Beck

: distorsi negatif persepsi

(60)

Tidak semua pendekatan psikologi dapat digolongkan secara tepat ke dalam salah satu di antara kelima perspektif utama tersebut.

2 gerakan penting,

psikologi humanistik &

psikologi feminis

, telah pengaruhi pertanyaan peneliti, metode yang digunakan, kesadaran mengenai bias dalam psikologi.

Penelitian khusus kontemporer yang disebut

psikologi

positif

ikuti tradisi humanistis, fokus pada aspek positif perilaku manusia.

(61)

PENDEKATAN

HUMANISTIK

(62)

HUMANISTIK

Keberadaan manusia: sifatnya bebas, tidak dikendalikan faktor internal/eksternal; individu punya kesempatan/kecenderungan capai yang terbaik; pandang dunia dari sisi positif (optimisme); pembentukan konsep diri favorabel sangat penting sebagai dasar perkembangan.

Tokoh: Abraham Maslow; Carl Rogers; Frederick Pearls; Joseph Frankl

Abraham Maslow (hirarki

(63)

Carl Rogers

(person-centered therapy) Terapis:

-genuineness (tulus) -empathy (empati)

-uncounditional positive regard (penghargaan tak bersyarat)

Frederic Pearls

(terapi gestalts)

Referensi

Dokumen terkait

Semua sampel temulawak dan kunyit dalam uji most probable number dari toko A, B dan C terindikasi mengandung bakteri koliform, sampel simplisia temulawak dari toko

Gempa bumi tahun 2000 diestimasikan hampir keseluruhan daerah Gading Cempaka dan Ratu Agung berpotensi mengalami goncangan akibat gelombang dan getaran akibat

Tidak seorangpun boleh mengoperasikan balon udara yang ditambatkan, layang-layang, roket tanpa awak, atau balon udara bebas tanpa awak di dalam area terlarang atau area

The ability of acetone and ethyl acetate extracts of the leaves of a traditional Indian medicinal plant, Indian borage ( Plectranthus amboinicus Benth) to prevent spoilage of arti fi

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan... PENILAIAN

[r]

(i) Semua produk-produk yang dicakup dibawah Early Harvest Program harus dibagi ke dalam 3 kategori produk untuk pengurangan dan penghapusan tarif seperti yang telah

Inilah kenikmatan yang sempurna dan kesenangan yang sesungguhnya. Berbeda dengan dunia, ketika senang disudahi dengan kesedihan, ketika hidup disudahi dengan kematian, ketika