• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refleksi Tindakan Pemberian Injeksi Subkutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Refleksi Tindakan Pemberian Injeksi Subkutan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

REFLEKSI TINDAKAN REFLEKSI TINDAKAN

Nama

Nama Mahasiswa Mahasiswa : : Ria Ria AriantiArianti Nim

Nim : : C12113503C12113503

Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan :

Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan : injeksi subkutaninjeksi subkutan (Pemberian terapi(Pemberian terapi obat insulin yang dilakukan pada bawah kulit/lengan atas bagian luar/deltoid) obat insulin yang dilakukan pada bawah kulit/lengan atas bagian luar/deltoid)

A.

A. Nama klien:Nama klien: Tn. Muh Hasnu dg. ThabaTn. Muh Hasnu dg. Thaba B.

B. Diagnosa Medis:Diagnosa Medis: Subarahnoid hematom+intraventrikuler hematom+DM tipeSubarahnoid hematom+intraventrikuler hematom+DM tipe 2

2 C.

C. Tanggal Dilakukan:Tanggal Dilakukan:18 April 201718 April 2017 D.

D. Diagnosa Diagnosa Keperawatan:Keperawatan: risiko ketidakstabilan kadar glukosa darahrisiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (domain(domain 2: Nutrisi, kelas 4: Metabolisme)

2: Nutrisi, kelas 4: Metabolisme) E.

E. Tujuan tindakan:Tujuan tindakan: 1.

1. Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan dibawah kulit untukMemasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan dibawah kulit untuk diabsorbsi (penyerapan).

diabsorbsi (penyerapan). 2.

2. Mempertahankan glukosa darah tetap normalMempertahankan glukosa darah tetap normal F.

F. Prinsip dan rasional tindakan:Prinsip dan rasional tindakan:

Prinsip dari pemberian obat secara subkutan ini pada dasarn

Prinsip dari pemberian obat secara subkutan ini pada dasarn ya mengikuti 6ya mengikuti 6  prinsip benar dalam pemberian obat:

 prinsip benar dalam pemberian obat: 1.

1. Benar ObatBenar Obat

Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya, perawat harus memperhatikan Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya, perawat harus memperhatikan kebenaran obat.

kebenaran obat. 2.

2. Benar DosisBenar Dosis

Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan.

harus diperhatikan. 3.

3. Benar PasienBenar Pasien

Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada  pasien.

(2)

4. Benar Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

5. Benar waktu

Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek dari obat.

6. Benar Dokumentasi

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan.

Adapun rasional tindakan yang dilakukan sebagai berikut.

1) Kumpulkan peralatan dan periksa rekam medis pasien. Rasional: Menghindari kesalahan dalam pemberian obat.

2) Identifikasi pasien dengan seksama. Rasional: Memastikan prosedur yang benar dilakukan pada pasien yang tepat.

3) Jelaskan prosedurnya kepada pasien, obat yang akan diberikan, lokasi  penyuntikan dan apa yang harus pasien lakukan. Rasional: Mendorong

kerjasama dan mengurangi kecemasan.

4) Cuci tangan. Rasional: Mengurangi resiko infeksi.

5) Tarik obat dari dalam ampul/vial sesuai yang di instruksikan. Rasional: Untuk memastikan dosis sesuai dengan instruksi

6) Kumpulkan semua peralatan termasuk obat yang sudah dimasukkan kedalam spuit di dekat tepi ranjang pasien.  Rasional: Memudahkan  perawat ketika melakukan tindakan.

(3)

8) Bantu pasien untuk berada dalam posisi sesuai lokasi penyuntikan yang dipilih (bagian luar lengan atas: Tangan direlaksasikan dan berada disamping badan. Rasional: Memastikan akses ke lokasi penyuntikan secara bebas.

9) Periksa area penyuntikan. Periksa apakah ada benjolan, nodul, nyeri tekan, kekerasan, pembengkakan, jaringan parut, gatal, sensasi terbakar, dan inflamasi terlokalisir atau tidak.  Rasional: Visualisasi yang baik membantu mendapatkan lokasi yang tepat dan menghindari cedera pada  jaringan. Nodul dan benjolan menandakan penyerapan yang tidak

adekuat pada lokasi penyuntikan sebelumnya.

10) Pakai sarung tangan. Rasional: Mengurangi resiko infeksi

11) Bersihkan area disekitar lokasi penyuntikan dengan swab alkohol. Gunakan gerakan melingkar sambil terus mengarah ke luar (diameter 5 cm). Biarkan lokasi tersebut mengering . Biarkan swab alkohol di dalam nampan untuk digunakan kembali ketika menarik jarum. Rasional: Gesekan membantu membersihkan kulit.

12) Buka penutup jarum dengan menariknya secara cepat dengan tangan yang tidak dominan. Rasional: Mengurangi resiko tertusuk jarum secara tidak sengaja

13) Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyutikan atau renggangan kulit pada lokasi penyuntikan.  Rasional: Memudahkan  penyuntikan dan meminimalisasi nyeri penyuntikan ke dalam jaringan

subkutan

14) Pegang spuit dengan tangan yang dominan di antara ibu jari dan jari telunjuk. Suntikan jarum secara cepat pada sudut 40-90 derajat, tergantung jumlah jaringan, turgor jaringan dan panjang jarum. Pada orang yang kurus, lebih disukai sudut 45 derajat. Ketika menggunakan spuit insulin dengan jarum 26 G, dapat digunakan sudut 90 derajat pada orang normal dan obesitas. Rasional: Jaringan subkutan sangatlah  banyak pada orang dengan hidrasi dan gizi yang baik, dan jarang pada

(4)

15) Setelah jarum disuntikkan, lepaskan jaringan dan segerakan pindahkan tangan anda yang tidak dominan untuk menstabilkan ujung bawah spuit, Geser tangan anda yang dominan ke bagian aatas tabung spuit. Rasional: Menyuntikan cairan ke dalam jaringan yang terkompresi akan menimbulkan tekanan pada serabut-serabut saraf dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Tangan yang tidak dominan menstabilkan jarum dan memungkinkan aspirasi yang lancar.

16) Aspirasi jika direkomendasikan, dengan menarik pendorong spuit secara perlahan untuk menentukan apakah jarum berada dalam  pembuluh darah atau tidak. Jika muncul darah, tarik jarum dan buang. Siapkan obat lagi. Jangan mengaspirasi heparin/insulin. Rasional: Rasa tidak nyaman dan reaksi serius dapat terjadi bila obat yang seharusnya di suntikkan subkutan memasuki aliran darah. Jarum insulin sangat kecil sehingga aspirasi tidak akan memberikan informasi yang relevan terkait posisi jarum.

17) Suntikkan obat secara perlahan bila tidak muncul darah. Rasional: Penyuntikan obat secara cepat menimbulkan tekanan dalam jaringan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

18) Tarik jarum dengan cepat pada sudut yang sama seperti ketika menyuntikkan pertama kali sambil memberikan tarikan penetral di sekitar lokasi penyuntikan dengan tangan yang tidak dominan. Rasional: Penarikkan jarum secara perlahan akan menarik jaringan dan menilmbulkan rasa tidak nyaman. Memberikan tarikan penetral di sekitar lokasi penyuntikan membantu mencegah penarikan jaringan ketika jarum ditarik. Menarik jarum pada sudut yang sama meminimalisasi trauma pada jaringan dan rasa tidak nyaman pada  pasien.

19) Pijat area tersebut dengan lembut dengan swab alkohol, jangan memijat lokasi penyuntikan heparin/insulin. Rasional: Pemijatan membantu mendistribusikan obat dan mempercepat penyerapannya. Memijat lokasi penyuntikan heparin dapat menimbulkan lebam, memijat setelah

(5)

 penyuntikan insulin akan menyebabkan penyerapan menjadi tidak dapat diperkirakan.

20) Jangan menutup kembali jarum. Buang spuit dan jarum pada tempat yang seharusnya. Rasional: Pembuangan yang benar akan mencegah terjadinya cedera akibat tusukan jarum secara tidak sengaja.

21) Bantu pasien kembali ke posisi nyaman. Rasional: agar pasien merasa lebih baik setelah penyuntikan dilakukan.

22) Cuci tangan setelah melepas sarung tangan. Rasional: mengurangi resiko infeksi.

23) Catat pemberian obat beserta tanggal, waktu, dosis, rute, lokasi, dan tanda tangan perawat. Rasional: sebagai pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan.

24) Evaluasi respon pasien terhadap pemberian obat. Rasional: menghindari efek samping yang tidak diharapkan.

G. Analisa tindakan yang dilakukan:  pemberian injeksi obat melalui subkutan ini umumnya saat di rumah sakit selama praktik lapangan dilakukan pada saat pemberian insulin dimana yang bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa darah pada pasien dengan riwayat penyakit diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2. Lokasi penyuntikan untuk obat-obat yang diberikan secara subkutan sebaiknya pada daerah lengan atas sebelah luar/deltoid atau sepertiga bagian dari bahu, paha sebelah luar/ventrogluteal atau dorsogluteal, daerah dada/skapula dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai perawat adalah saat injeksi subkutan dilakukan, jarum menyudut 45 derajat dari permukaan kulit dan sebaiknya kulit sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis dari jaringan otot. Selain itu, Sebelum dilakukan penyuntikan di anjurkan untuk memeriksa area penyuntikan. Periksa apakah ada benjolan, nodul, nyeri tekan, kekerasan,  pembengkakan, jaringan parut, gatal, sensasi terbakar, dan inflamasi

terlokalisir atau tidak, hal ini bertujuan untuk mendapatkan area yang  paling baik dan tepat untuk dilakukan penyuntikan.

(6)

H. Kesenjangan:  berdasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) pada saat dilakukan tindakan injeksi subkutan ini maka sebaiknya memperhatikan cara pembersihan area penyuntikan dengan cara berputar dengan arah dari dalam ke luar, namun saat praktik dilapangan tindakan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan petunjuk SOP sehingga dapat menimbulkan risiko infeksi bagi  pasien jika cara pembersihan area injeksi tidak diperhatikan dengan baik. Selain itu, terkadang aspirasi sebelum injeksi juga tidak dilakukan sehingga dapat beresiko kesalahan dalam lokasi pemberian obat dimana obat akan langsung masuk kedalam pembuluh darah.

Referensi:

Santosa, A., & Rosa, E. M. (2014). Efektifivitas lokasi dan waktu injeksi terhadap  pengendalian kadar gula darah 2 jam setelah makan pada penderita

diabetes melitus. Muhammadiyah Journal Of Nursing , 129-135.

Tim Keperawatan Dasar. (2017). Target kompetensi skill praktik profesi keperawatan dasar. Makassar: PSIK FK UNHAS.

Referensi

Dokumen terkait