• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

NOMOR : 8 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2003

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Menimbang : a. Bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun

2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Pemerintahan Desayang mengatur keberadaan lembaga pemerintahan desa di Kabupaten Lebak serta untuk mengakomodasi berbagai permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa perlu diadakan penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah dan Kebutuhan dimaksud ;

b. bahwa penyesuaian sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut di atas dilakukan melalui perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 29 Tahun 2000 tentang Pemerintahan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839)

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Kuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848 ; 3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemerintah dan kewenagan Propinsi sebagai daerah otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3954) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan

dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4106) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa (Lembaran Negara Tahun 2001

(2)

Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4155) ;

9. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 4 Tahun 2000 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah dan Penerbitan Lembaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2000 Nomor 4 Seri D) ;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 29 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2000 Nomor 24 Seri D) ;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LEBAK dan

BUPATI LEBAK MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAHAN DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Lebak ;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lebak ;

3. Bupati adalah Bupati Lebak ;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lebak ;

5. Camat adalah Kepala Kecamatan yang merupakan perangkat Daerah Kabupaten Lebak ;

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul, adat-istiadat setempat yang diakui di dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah ;

7. Kawasan Pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

termasuk pengelolaan sumber daya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi ;

8. Kawasan Perkotaan adalah Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian,

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi ;

9. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintah yang dilaksanakan Kepala Desa dan

Perangkat Desa ;

10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Badan Perwakilan Desa ;

11. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang

terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

(3)

13. Perangkat Desa adalah Pembantu Kepala Desa dalam Pelaksanaan tugas dan kewajibannya ;

14. Sekretari Desa adalah unsur staf yang bertugas membantu Kepala Desa dalam

penyusunan kebijakan, pengurusan dan pengelolaan keuangan dan sumber pendapatan Desa serta pelayanan kesekretariatan bagi masyarakat dan perangkat Desa lainnya ; 15. Sekretaris adalah Sekretaris Desa ;

16. Unsur Pelaksanan Teknis Lapangan yang selanjutnya disebut UPTL, adalah unsur

pelaksana Desa yang bertugas menjalankan tugas-tugas teknis di lapangan ;

17. Dusun, Kepangiwaan atau Kemandoran adalah bagian wilayah Desa yang merupakan

lingkungan kerja pelaksanan Pemerintahan Desa ;

18. Kepala Dusun atau Pangiwa atau Mandor adalah unsur wilayah yang mempunyai tugas

melaksanakan atau mewakili tugas Kepala Desa di wilayah kerjanya ;

19. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi atau

Pemerintah Kabupaten kepada Desa untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan bertanggung jawaban kepada yang menugaskan ;

20. Panitia Pemilihan Kepala Desa adalah Panitia Pemilihan yang dibentuk oleh BPD untuk melaksanakan tugas pemilihan Kepala Desa ;

21. Panitia Pemilihan Perangkat Desa adalah Panitia Pemilihan yang dibentuk oleh Kepala

Desa untuk melaksanakan tugas pemilihan Perangkat Desa ;

22. Tim Monitoring Pemilihan adalah tim yang membantu pelaksanan pemilihan Kepala Desa yang terdiri dari unsur DPRD Pemerintahan Daerah dan Kecamatan ;

23. Penjabat Kepala Desa adalah seorang Pejabat yang diangkat oleh Bupati atas usul BPD untuk melaksanakan hak, tugas, wewenang dan kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tetentu ;

24. Penduduk Desa adalah Warga Masyarakat Desa setempat atau Pendatang yang telah bertempat tinggal dan terdaftar sebagai Warga Masyarakat Desa setempat ;

25. Bakal Calon Kepala Desa adalah Penduduk Desa yang telah memenuhi persyaratan administrasi untuk ditetapkan sebagai Bakal Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan berdasrkan hasil penyaringan Bakal Calon Kepala Desa ;

26. Calon yang berhak Dipilih adalah Bakal Calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan ditetapkan oleh BPD sebagai Calon Kepala Desa ;

27. Calon Terpilih adalah Calon Kepala Desa yang mendapat dukungan suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Desa ;

28. Peraturan Desa adalah semua keputusan-keputusan tentang kebijakan Desa dan atau penjabaran lebih lanjut (atas kuasa) peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah mendapat persetujuan BPD dan sifatnya mengikat seluruh warga Desa ;

29. Keputusan Kepala Desa adalah semua keputusan-keputusan tentang pelaksanaan Peraturan Desa atau lanjut (atas kuasa) peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang ditetapkan oleh Kepala Desa baik yang bersifat mengatur dan harus mendapat persetujuan BPD maupun yang bersifat menetapkan dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat ;

30. Pertanggungjawaban akhir tahun anggaran adalah pertanggungjawaban Kepala Desa atas penyelenggaraan pemerintahan Desa selama 1 (satu) tahun anggaran yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam bentuk perhitungan anggaran berikut penilaiannya kinerjanya ;

31. Peranggungjawaban akhir masa jabatan adalah pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang merupakan kinerja Kepala Desa selama masa jabatannya berikut penilaian kinerjanya ;

32. Pertanggungjawaban karena hal tertentu adalah pertanggungjawaban atas perbuatan pribadi jabatan Kepala Desa yang diduga mengandung unsur tindak pidana sewaktu-waktu selama masa jabatan ;

33. Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan yang mengganbarkan visi, misi, tujuan, sasaran serta strategi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang meliputi kebijakan tertentu, kebijakan dibidang pemerintahan dan pembangunan bidang sarana dan prasarana yang harus dilaksanakan berikut indikator kinerja program dan rincian kegiatan tahunan untuk kurun waktu lima tahun ;

34. Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan Desa dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku ;

35. Fuanngsi pengawasan BPD adalah pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan Desa baik berupa aturan, arahan, acuan dan atau pedoman yang dituangkan dalam Peraturan Desa, Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa dan Keputusan Kepala Desa ;

(4)

36. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBD adalah rencana operasional Tahunan dari Program Pemerintahan dan Pembangunan Desa yang dijabarkan dan diterjemaahkan dalam angka-angka Rupiah yang mengandung perkiraan target pendapatan batas tertinggi Belanja Desa ;

37. Sumber Pendapatan Desa adalah sumber pendapatan yang bersumber yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa, bantuan dari Pemerintah Kabupaten bantuan dari Pemerintah Propinsi, Perintah Pusat , sumbangan dari pihak ketiga dan pinjaman Desa ; 38. Perimbangan Keuangan Desa adalah penerimaan Desa yang berasal dari penerimaan

APBD Kabupaten yang bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah tertentu dan perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta bagi hasil Pajak Propinsi ;

39. Kekayaan Desa adalah segala kekayaan Desa baik tanah maupun bangunan, Badan Usaha Milik Desa dan kekayaan Desa lainnya yang menjadi sumber penghasilan Desa ; 40. Pengurusan dan Pengelolaan sumber pendapatan Desa yang selanjutnya disebut

pengurusan dan pengelolaan adalah pengaturan dalam perencanaan terhadap penggunaan penghasilan dari sumber pendapata Desa ;

41. Pembentukan Desa adalah tindakan mengadakan Desa baru di luar wilayah Desa yang

sudah ada atau sebagai akibat pemekaran Desa dan atau penataan Desa ;

42. Pemekaran Desa adalah pembentukan Desa baru yang dilakukan melalui pemecahan wialayah Desa yang sudah ada ;

43. Penataan Desa adalah pengaturan ulang wialayah Desa dari beberapa Desa yang sudah ada dalam satu Kecamatan atau beberapa Kecamatan yang berbatasan, guna meningkatkan efektifitas dan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Desa dan pelayanan masyarakat ;

44. Penghapusan Desa adalah tindakan meniadakan Desa yang sudah ada ; 45. Penggabungan Desa adalah tindakan meniadakan Desa yang sudah ada ;

46. Penghasilan tetap adalah jumlah penerimaan dan penghasilan yang sudah sah dan diberikan secara teratur setiap bulannya ;

47. Tunjangan adalah jumlah penerimaan/ bantuan keuangan yang diberikan berdasarkan keadaan yang bersifat khusus yang diatur dalam Peraturan Desa ;

48. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antar Desa yang menagndung unsur timbal-balik saling menguntungkan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat tingkat Desa ;

49. Perselisihan adalah ketidakserasian hubungan yang terjadi antar Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan dan pembinaan masyarakat di tingkat Desa ;

50. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah Lembaga-lembaga yang dibentuk atas prakarsa masyarakat Desa dengan persetujuan BPD yang merupakan mitra Pemerintah Desa dalam aspek perencanan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat ;

51. Adat-istiadat adalah seperangkat nilai atau norma, kaidah dan keyakinan sosial yang

tumbuhdan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Desa dan atau satuan masyarakat lainnya serta nilai atau norma lain yang masih dihayati dan dipelihara masyarakat sebagaimana terwujud dalam berbagai pola kelakuan yang merupakan kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan masyarakat setempat ; 52. Lemabaga Adat adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang mengadakan

permusyawaratan/ permufakatan Kepala Adat atau Keta Adat dan Pimpinan Pemuka Aadat lainnya yang berada di luar susunan organisasi Pemerintahan ;

53. Pemberdayaan adalah rangkaian upaya aktif agar kondisi dan keberadaan adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat dapat lestari dan makin kukuh sehingga hal itu berperan positif dalam pembangunan nasional dan berguna bagi masyarakat yang bersangkutan sesuai dengan tingkat kemajuan dan perkembangan jaman ;

54. Pelestarian dan Pengembangan adalah upaya menjaga dan memelihara nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan, tertama nilai-nilai etika moral dan adab yang merupakan inti adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan lembaga adat agar keberadaannya tetap terjaga disertai pengembangan secara terencana, terpadu dan terarah agar adat-istiadat kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan lembaga adat dapat berubah sehingga mampu meningkatkan peranannya dalam pembangunan sesuai dengan perubahan sosial budaya dan ekonomi yang berlaku ;

55. Kepala Desa berhalangan adalah suatu keadaan Kepala Desa yang karena sakit, cuti dan atau tidak berada di Desa dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabankan sehingga tidak dapat menjalankan fungsi, wewenang tugas dan kewajibannya sehari-hari sebagai Kepala Desa ;

(5)

56. Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disebut TPTGR adalah suatu proses tuntutan terhadap Pemerintah Desa baik dalamkedudukannya sebagai Bendaharawan ataupun bukan dengan tujuan menuntut penggantian kerugian disebabkan oleh perbuatannya melanggar hukum dan atau melalaikan kewajibannya atau tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung Daerah menderita kerugian”.

2. Dalam Bab II ketentuan Pasal 3 ayat (2) huruf c, I dan k diubah dan ditambah 1 (satu) ayat baru yaitu ayat (3) dan setelah perubahan selengkapnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 3

(2) Yang dapat dipilih menjadi Anngota BPD adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia dengan persyaratan :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;

b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 ;

c. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang menghianati Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, G.30.S/PKI dan atau kegiatan organisasi terlarang lainnya ;

d. Berpendidikan sekurang - kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau berpengatuhuan sederajat ;

e. Berumur sekurang - kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun dan setinggi-tingginya 65 (enam puluh lima) tahun pada saat pencalonan ;

f. Sehat jasmani dan rohani ;

g. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap ;

h. Bersedia dicalonkan sebagai anggota BPD ; i. Berkelakuan baik, jujur dan adail ;

j. Tidak pernah menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan tindak pidana yang dikenakan ancaman pidana pokok sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun ;

k. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Desa yang bersangkutan secara sah sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun dengan tidak terputus-putus. (3) Yang dapat memilih Anggota BPD adalah penduduk Desa Warga Negara Republik

Indonesia dengan syarat-syarat :

a. Terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan terakhir dengan tidak terputus-putus ;

b. Sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah pernah nikah ;

c. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ;

d. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang mengkhianati Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, G.30.S/PKI dan atau kegiatan organisasi terlarang lainnya”

3. Kekuatan Pasal 4 diubah dan ditambah dengan 12 (dua belas) Pasal baru yaitu Pasal 4.a sampai dengan Pasal 4.I, sehingga keseluruhan Pasal 4 selengkapnya menjadi berbunyi :

“Pasal 4

(1) Anggota dipilih dari Calon-calon yang memenuhi persyaratan yang diajukan oleh kalangan Agama, Adat, Pemuda Wanita, Golongan Propesi, Lembaga Kemasyarakatan Desa, Organisasi Sosial Politik, Organisasi Sosial Kemasyarakatan Serta unsur pemuka masyarakat yang mewakili kewilayahan Desa dan pemuka masyarakat lainnya.

(2) Pemilihan Anggota BPD dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan yang keanggotaannya terdiri dari :

a. Unsur pemuka masyarakat dari kalangan tersebut pada ayat (1) Pasal ini ; dan b. Perangkat Desa.

(3) Susunan Panitia Pemilihan BPD terdiri Ketua, Sekretaris dan beberapa Anggota sesuai dengan kebutuhan.

(6)

(4) Panitia Pemilihan bertanggungjawab kepada rakyat atas terselenggaranya pemilihan BPD.

Pasal 4 a

(1) Pembentukan Panitia Pemilihan dilaksanakan dan ditetapkan oleh dan dari para pemuka masyarakat dari kalangan tersebut pada Pasal 4 ayat (1) dalam Rapat Musyawarah Desa yang dipimpin oleh salah seorang diantara pemuka masyarakat yang dituakan dibantu 2 (dua) orang pemuka masyarakat lainnya yang ditunjuk atas kesepakatan peserta rapat dengan difasiltasi oleh Kepala Desa yang bersangkutan.

(2) Susunan Panitia Pemilihan BPD Desa hasil keputusan rapat musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini disahkan dengan Keputusan Kepala Desa dan diberitahukan kepada Bupati melalui Camat dengan dilampiri Berita Acara dan Daftar Peserta Rapat.

Pasal 4 b

(1) Apabila terdapat Anggota Panitia Pemilihan yang menjadi Calon Anggota BPD atau mengundurkan diri atau karena berhalangan lainnya, keanggotaannya dapat diganti dari kalangan pemuka masyarakat yang diwakilinya atau dari dusun atau kampung atau RW/RT asal yang mengajukannya atau perangkat Desa pengganti atau lainnya. (2) Penggantian keanggotaan tersebut pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemeilihan

setelah mendapat persetujuan dari Kepala Desa.

Pasal 4 c

Tugas Panitia Pemilihan BPD :

a. Membuka pendaftaran dan atau menampung pencalonan Anggota BPD ;

b. Menetapkan jumlah penduduk yang berhak memilih melalui pendaftaran pemilih atau berdasarkan data dari setiap dusun atau kampung atau RW di Desa yang bersangkutan ; c. Mengadakan seleksi dan penetapan Calon Anggota BPD ;

d. Menetapkan tata cara pemilihan dan tempat pemilihan ; e. Menetapkan jadawal pelaksanaan pemilihan ;

f. Mengumumkan nama-nama Calon Anggota BPD yang akan dipilih ; g. Mempersiapkan segala alat kelengkapan pemilihan ;

h. Melaksanakan dan menetapkan hasil Pemilihan Calon Anggota BPD ; i. Membuat Berita Acara Pemilihan ;

j. Mengajukan Calon Anggota BPD terpilih untuk disahkan oleh Bupati melalui Camat.

Pasal 4 d

(1) Pemilihan anggota BPD dilaksanakan sesuai dengan kondisi wilayah dan kemampuan masyarakat Desa setempat dan pelaksanannya dapat dilakukan dengan cara :

a. Dipilih langsung oleh seluruh penduduk pemungutan suara yang berhak memilih di lokasi :

1) Terpusat di satu tempat pemungutan suara yang ditentukan ; atau

2) Tersebar dengan tempat pemungutan suara di tiap-tiap dusun atau kampung atau RW di Desa yang bersangkutan ;

b. Dipilih dalam Rapat Musyawarah Desa ;

(2) Surat suara yang digunakan disesuaikan dengan cara pemilihan yang dilaksanakan ; a. Untuk pemilihan langsung dapat menggunakan model surat suara yang berisi

tanda gambar atau foto yang dibubuhi nama-nama calon atau yang hanya berisi daftar nama-nama calon yang berhak dipilih ;

b. Untuk pemilihan yang dilaksanakan dalam Rapat Musyawarah Desa dapat menggunakan model surat suara yang berisi daftar nama-nama calon yang berhak dipilih atau lembar kertas kosong yang khusus disediakan Panitia ;

(3) Jumlah pemilih yang berhak memberikan suaranya pada saat pemungutan suara ditetapkan sesuai dengan cara pemilihan yang dilaksanakan :

a. Untuk pemilihan langsung dilaksanakan oleh seluruh penduduk Desa yang berhak memeilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) yang terdaftar ;

(7)

b. Untuk pemilihan yang dilakukan dalam Rapat Musyawarah Desa dilaksanakan oleh pemilih sebagaimana ketentuan Pasal 4 e ayat (3) huruf b yang ditetapkan berdasarkan hasil permufakatan dengan para pemuka masayarakat dalam rapat Panitia Pemilihan yang diselenggarakan untuk itu ;

(4) Jumlah Calon Anggota BPD yang akan dipilih ditetapkan sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini.

Pasal 4 e

(1) Dalam hal pemilihannya akan dilaksanakan secara terpusat di suatu tempat pemungutan suara (TPS), Panitia Pemilihan :

a. Melaksanakan dan menetapkan Pendaftaran Pemilih ;

b. Menerima pendaftaran Calon dan atau menampung Calon-calon yang diusulkan dari setiap dusun atau kampung atau RW dan atau dari kalangan pemuka msyarakat tersebut pada Pasal 4 ayat (1) Peraturan Daerah ini ;

c. Menetapkan lokasi TPS yang ditentukan.

(2) Dalam hal pemilihannya akan dilaksanakan di tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di tiap-tiap wilayah pemilihan dusun atau kampung atau RW, Panitia Pemilihan ;

a. Menetapkan pembagian jumlah anggota BPD yang akan dipilih bagi tiap-tiap dusun atau kampung atau RW berdasarkan perbandingan jumlah penduduk setempat dengan jumlah total penduduk Desa sesuai banyaknya anggota BPD Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini [(jumlah penduduk setempat) (jumlah penduduk desa) x jumlah anggota BPD Desa].

b. Menampung calon-calon yang diusulkan dari kalangan pemuka masyarakat tersebut dalam Pasal 4 ayat (1) dari tiap-tiap wilayah pemilihan ;

c. Menetapkan jumlah penduduk Desa yang berhak memilih yang dilakukan melalui pendataan pemilih dari setiap dusun atau kampung atau RW Desa setempat ;

d. Membentuk Panitia Pelaksana Pemilihan bagi tiap-tiap TPS dusun atau kampung atau RW yang dipimpin oleh salah seorang anggota Panitia Pemilihan atau lainnya dan keanggotaannya dapat terdiri dari Ketua RW/RT, Kepala Dusun atau Pangiwa atau Mandor atau pemuka masyarakat lainnya.

(3) Dalam hal pemilihannya akan diselenggarakan dalam Rapat Musyawarah Desa, Panitia Pemilihan :

a. Menampung Calon-calon yang diusulkan dan dari kalangan pemuka masyarakat tersebut pada Pasal 4 ayat (1) dan atau dari setiap dusun atau kampung atau RW di Desa yang bersangkutan ;

b. Menetapkan jumlah pemilih yang berhak memberkan suaranya pada pemilihan dalam Rapat Musyawarah Desa yang terdiri dari :

1) Utusan pemuka masyarakat dari unsur kalangan tersebut pada Pasal 4 ayat (1) dan yang mewakili kewilayahan Desa, terdiri dari :

a) Seluruh Ketua RW dan Ketua RT

b) 3 (tiga) orang wakil pemuka masyarakat dari setiap unsur kalangan tersebut dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Daerah ini ;

c) 1 (satu) orang wakil pemuka masyarakat dari setiap RT ; d) Seluruh Kepala Dusun atau Pangiwa atau Mandor ;

2) Seluruh Anggota Panitia Pemilihan dan Petugas Penyelenggara Pemilihan yang tercantum dan telah ditetapkan dalam Keputusan Panitia Pemilihan ;

3) Calon-calon Anggota BPD yang berhak dipilih yang telah ditetapkan berdasrkan Keputusan Panitia Pemilihan ;

(4) Penetapan lokasi TPS, pembentukan Panitia Pelaksana Pemilihan dan pembagian jumlah Anggota BPD yang akan dipilih di tiap lokasi TPS yang tersebar, jumlah dan nama-nama Pemilih yang berhak memberikan suaranya pada pemilihan yang dilaksanakan dalam Rapat Musyawarah Desa ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan berdasarkan hasil permufakatan para pemuka masyarakat dalam Rapat Panitia Pemilihan yang diselenggarakan untuk itu setelah mendapat persetujuan Kepala Desa.

(5) Keputusan Ketua Pemilihan tersebut pada ayat (4) Pasal ini disampaikan kepada masing-masing yang bersangkutan, Kepala Desa dan atau yang berkepentingan serta diberitahukan kepada Bupati melalui Camat.

(8)

(1) Penyaringan bagi Calon Anggota BPD dilakukan oleh Panitia Pemilihan melalui :

a. Penelitian terhadap pemenuhan persyaratan Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan Daerah ini ;

b. Dukungan pemuka masyarakat dari kalangan atau wilayah yang diwakilinya ;

c. Kualifikasi kemampuan Calon sesuai dengan tingkat pendidikan serta kedudukan dan kondisi sosial masing-masing yang bersangkutan yang meliputi kemampuan bac-tulis, penguasaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia pengetahuan umum dan pengetahuan dasar pemerintahan serta penampilan, etika dan kepemimpinan ; (2) Calon-calon yang berhak dipilih ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan

berdasarkan hasil penyaringan tersebut pada ayat (1) Pasal ini ;

(3) Keputusan Ketua Pemilihan pada ayat (2) disampaikan kepada para calon, Kepala Desa dan fihak-fihak yang bersangkutan atau berkepentingan.

Pasal 4 g

Panitia Pemilihan segera setelah menyampaikan pemberitahuan rencana pemilihan Anggota BPD kepada Bupati melalui Camat, menyelenggarakan Rapat dengan seluruh Anggota Panitia Pemilihan, Calon Anggota BPD, Pemuka Masyarakat, Ketua RW/RT dan dapat dihadiri oleh Kepala Desa dan atau Camat dengan agenda rapat :

a. Pegumuman nama-nama Calon Anggota BPD yang berhak dipilih ; b. Pemberitahuan cara pemilihan yang akan dipilih ;

c. Pemberitahuan jumlah Anggota BPD yang akan dipilih ; d. Pemberitahuan hasil pendaftaran atau pendataan Pemilih ; e. Pembahasan dan penetapan jadwal dan lokasi tempat pemilihan ;

f. Pembahasan dan penetapan model, bentuk dan pembuatan surat suara, kotak suara, surat undangan/ panggilan pemilihan ;

g. Pembahasan tentang tata cara pemungutan dan penghitungan suara, keabsahan pemilihan dan penetapan Calon Terpilih ;

h. Pembahasan tugas, hak dan kewajiban serta pengajuan dan penetapan saksi ;

i. Pembagian tugas Panitia Pemilihan dalam pelaksanaan pemungutan, penghitungan dan penetapan Calon Terpilih Anggota BPD ;

j. Evaluasi kesiapan panitia dan alat kelengkapan pemilih.

Pasal 4 h

Alat kelengkapan pemilihan serta tata cara pemungutan dan penghitungan suara pemilihan anggota BPD yang diselenggarakan dengan cara langsung sebagiamana dimaksud dalam Pasal 4 d ayat (1) huruf a dan huruf b dapat dilaksanakan dengan memberlakukan ketentuan Pasal 36 ayat 36 ayat (4) sampai dengan ayat (9) serta mekanisme pemilihan menurut ketentuan Pasal 37 sampai dengan Pasal 50 dan Pasal 52 Peraturan daerah ini dengan penyesuaian seperlunya . Pasal 4 i Pasal 4 j Pasal 4 k Pasal 4 l Pasal 5 a Pasal 5 b Pasal 5 c Pasal 6 Pasal 6 a “Pasal 7 a Pasal 7 b “Pasal 8 “Pasal 9 “Pasal 9 a Pasal 9 b Pasal 9 c Pasal 9 d Pasal 9 e “Pasal 10 Pasal 10 a Pasal 10 b

(9)

“Pasal 19 Pasal 19 a Pasal 19 b Pasal 19 c Pasal 19 d “Pasal 22 “Pasal 23 a Pasal 23 b Pasal 23 c “Pasal 25 “Pasal 26 “Pasal 28 “Pasal 32 “Pasal 32 a “Pasal 33 “Pasal 33 a Pasal 33 b “Pasal 34 “Pasal 37 “Pasal 37 a “Pasal 51 “Pasal 52 a “Pasal 57 a Pasal 58 a “Pasal 59 “Pasal 59 a Pasal 60 “Pasal 60 a “Pasal 61 “Pasal 61 a “Pasal 62 “Pasal 62 a Pasal 62 b “Pasal 63 “Pasal 63 a Pasal 63 b “Pasal 65 Pasal 67 Pasal 67 a Pasal 67 b Pasal 67 c Pasal 67 d Pasal 67 e Pasal 67 f Pasal 67 g Pasal 67 h Pasal 67 i Pasal 67 j “Pasal 69 Pasal 70 Pasal II

(10)

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lebak.

Ditetapkan di Rangkasbitung

pada tanggal 23 Juni 2003

BUPATI LEBAK,

H. MOCH YAS’A MULYADI

Diundangkan di Rangkasbitung Pada tanggal 30 Juni 2003

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK, ttd.

Drs. H. NARASOMA

Pembina Utama Muda

NIP. 480 066 774

Referensi

Dokumen terkait

35 Antara berikut, faktor manakah yang menyebabkan penghijrahan penduduk ke kawasan seperti di atas?.. Tindakan Natasha ini

Bila melakukan kesalahan dalam menetapkan besarnya persediaan maka akan berdampak kepada masalah lain, misalnya tidak terpenuhinya permintaan konsumen atau bahkan

WADIR UMUM & KEUANGAN BAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN BIDANG KEPERAWATAN KOMITE ETIKA RS SEKSI PENUNJANG MEDIS SEKSI PELAYANAN MEDIS WADIR PELAYANAN SEKSI

Aktiva diambil alih untuk ruas jalan tol Cikampek - Padalarang diambil alih dari PT Citra Ganesha Marga Nusantara (CGMN) merupakan biaya pembangunan ruas tol Cikampek -

Prinsip syariah dijelaskan pada Pasal 1 Butir 13 UU tersebut yaitu aturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan

Sistem Database (Database System) adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya

Perilaku struktural Flat Slab bisa diidealis dengan menganggap plat ini berlaku sebagai pelat menerus yang bertumpu pada barisan kolom yang kekakuan lenturnya

Olson (2000) menyatakan terdapat sepuluh indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pada keluarga yaitu: kedekatan dengan anggota keluarga, kemampuan