• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENILAIAN RESIKO SISTEM SKORING PADA STUDI KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENILAIAN RESIKO SISTEM SKORING PADA STUDI KASUS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

88

BAB IV

PENILAIAN RESIKO SISTEM SKORING PADA STUDI KASUS

4.1 Umum

Pemasangan pipa transmisi gas yang akan terpasang sepanjang kurang lebih 105 km ini akan membentang dari Sumatera bagian Selatan sampai Jawa Bagian Barat (SSWJ II PHASE 1) dan jalur distribusi untuk Sistem Jalur Pipa Distribusi Jawa Barat. Profil dan data lapangan yang telah diberikan pada Bab 3, akan menjadi langkah awal dalam menganalisa perhitungan resiko sebelum melakukan skoring terhadap semua atribut yang dimiliki.

Maka dari itu bagian atribut yang tidak memilki data yang sesuai dengan lapangan, akan diasumsikan sedemikian rupa yang penilaian akhirnya berdasarkan dari:

1. Hasil diskusi

2. Regulasi perhitungan analisa dengan metode lain yang telah tersedia informasi datanya

3. Pertimbangan pribadi dengan pertimbangan engineering

Perhitungan untuk tiap-tiap bagian akan terbagi berdasarkan kelas index masing – masing, skoring yang akan diberikan tidaklah baku berdasarkan teori yang telah dipaparkan pada Pipeline Risk Management Manual edisi 3 karangan W. Kent Muhlbauer.

Analisa resiko pada sistem skoring ini merupakan pengamatan data survey dan informasi tambahan yang diperoleh dengan referensi media lain yang mendukung ketepatan data yang ada. Penilaian resiko yang diberikan pada Bab 3 ini merupakan penilaian secara kombinasi antara semua segmen pipa yang terbagi menjadi 11 zona yang telah dipaparkan pada Bab 2. Pembagian zona pada dasarnya membantu penilaian resiko dari karakteristik lingkungan dan parameter pipa lainnya.

(2)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

89

4.2 Penilaian Resiko Pipa Pada Third Party Damage Index

Tabel di bawah ini memberikan gambaran penilaian resiko pipa pada Index Third Party Damage secara keseluruhan:

Tabel 4.1 Tabel Skoring Pada Third Party Damage Index

Score Range Final Score

A Minimum Depth of Cover 0-20 points 16

B Activity Level 0-20 points 12

C Aboveground Facilities 0-10 points 5

D Public Education 0-15 points 10

E Patrol Frequency 0-15 points 4

F Line Locating 0-20 points 13

Total Scoring 0-100 points 60

4.2.1 Minimum Depth of Cover

Penilaian pipa untuk ketebalan tanah penutup di bawah dasar laut:

• Keadaan pada onshore Labuhan Maringgai ketebalan tanah penutup > 2m • Keadaan pada onshore Teluk Cilegon ketebalan tanah penutup ± 2m • Pipa dikubur sedalam 2m sampai TOP seperti ketentuan MIGAS, kecuali

di Zona II (KP 1.1-12.7) yang dikubur kurang dari 2m karena tanahnya yang keras dan Zone X: KP 87.9 – KP 98.8 ditemukan kawasan berbatu karang keras dimana pipa dikubur pada kedalaman kurang dari 2m dibawah dasar laut

• Rata-rata kedalaman perairan 19.208 m (diambil dari rata-rata tiap nilai tengah kedalaman perairan per-segmen KP)

(3)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

90 Gambar 4.1 Ketebalan Tanah Penutup Pada Labuhan Maringgai > 2m

Penilaian untuk pipa berdasarkan kedalaman perairan (kedalaman di bawah permukaan air) :

> Max kedalaman jangkar 6 pts

Penilaian pipa untuk ketebalan tanah penutup di bawah dasar laut: 5 ft – Max kedalaman pengerukan 7 pts

Tambahan point untuk minimum depth of cover, Memiliki concrete coating 5 pts Total point untuk Minimum Depth of Cover :

(

)

20 22 5 7 6+ + ×

(4)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

91 Gambar 4.2 Ketebalan Tanah Penutup Pada Daratan Teluk Cilegon 2m

4.2.2 Activity Level

Aktivitas lingkungan kehidupan dapat dipengaruhi banyak faktor, sebagian besar yang paling mencolok untuk dijadikan parameter diantaranya:

- Densitas populasi;

- Erat kaitannya dengan frekuensi jalur lalu lintas padat atau tidak; - Frekuensi aktivitas konstruksi

Sepanjang rute pipa yang telah terbagi menjadi beberapa zona memilki karakteristik aktivitas yang berbeda-beda. Beberapa karakteristik yang teridentifikasi pada lapangan diberikan pendekatan penilaian agar dapat masuk pada kelas yang diberikan, akan tetapi penilaian tidak baku terhadap jumlah point yang diberikan untuk tiap kelas level aktivitas seperti yang telah ditetapkan pada Pipeline Risk Management Manual karangan W. Kent Muhlbauer.

(5)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

92

Kombinasi penilaian pada item ini dapat dilihat dengan parameter berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Activity Level

Score Range Final Score

1 Foreign crossings (pipelines, cables, etc) 0-2 points 0

2 Fishing/crabbing area 0-3 points 1

3 Recreation area 0-3 points 3

4 Vessel traffic 0-3 points 1

5 Distance from shore 0-2 points 2

6 Dumping site 0-2 points 2

7 Anchoring areas 0-3 points 1

8 Water depth 0-2 points 2

Total Point 12

Karakteristik di lapangan yang teridentifikasi yaitu:

- Lalu lintas perairan normal yang mengancam kestabilan pipa - Normal area pembuangan jangkar

- Crossings pipelines, cables pada zona 7

- Hampir tidak ada pengawasan reports <10 per tahun

(6)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

93 Gambar 4.4 Keramba milik nelayan lokal di Teluk Cilegon

4.2.3 Aboveground Facilities

Ada sebagian platform yang tidak ditempati oleh para pekerjanya (unmanned) yang jarang dikunjungi, pada dasarnya platform tersebut dikendalikan dengan remote control oleh operator di platform lain. Akan tetapi platform unmanned dilengkapi dengan warning sign, lights, remote monitoring (alarmed motion detectors, video surveillance, sound monitors) dengan maksud untuk membuat perlindungan keselamatan agar mengurangi bentuk resiko kecelakaan apapun yang terjadi.

Pada studi kasus yang dianalisa saat ini, pipa yang terbentang sepanjang 105 km tidak memiliki jaringan menuju platform. Sehingga item yang dinilai pada bagian ini diambil untuk kondisi pipa di darat.

Di bawah ini diuraikan bentuk perlindungan apa saja yang menjadi penilaian dalam tabel berikut ini:

(7)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

94 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Aboveground Facilities

No Protection Points

1 Concrete barrier 0 pts

2 Fence 0 pts

3 Distance from highway 5 pts

4 Signs 1 pts

5 Area parit (kedalaman <4 ft) 3 pts

Total Points 9 pts

Total point untuk Aboveground facilities : 10

189 × points = 5 points

Pada dasarnya bentuk penilaian resiko untuk item Aboveground Facilities erat hubungannya dengan salah satu bentuk penilaian resiko pada Third Party Damage Index lainnya, yaitu Activity Level. Mengapa demikian? Logika dalam menjelaskan hal ini secara matematis sederhana keduanya memiliki hubungan berbanding terbalik. Sebagai contoh pada activity level yang bernilai rendah, menjelaskan bahwa sepanjang area rute pipa secara keseluruhan memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi, maka dari itu segala informasi keberadaan pipa hendaklah diketahui secara umum, baik dengan media maupun penanda keberadaan pipa pada kondisi di lapangan. Pada kondisi pipa yang berada dekat dengan pantai umumnya diberikan patok penanda keberadaan pipa, akan tetapi lain hal dengan keberadaan pipa yang berada jauh dari lepas pantai. Tanda penunjuk lokasi keberadaan pipa sudah seharusnya diberikan dengan penanda buoy (pelampung) yang berada di atas pipeline pada perairan lepas pantai. Akan tetapi kenyataan di lapangan, terkadang penanda yang menunjukkan keberadaan pipa ternyata sudah banyak yang rusak dan hilang, ironisnya ternyata banyak penanda yang rusak dan hilang akibat sabotase dari lingkungan setempat.

(8)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

95 Gambar 4.5 Perlindungan dalam bentuk patok penanda

(9)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

96

4.2.4 Line Locating

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Line Locating

No Komponen Pendukung Range Point Points

1 Komunikasi yang efektif 0-6 points 4

2 Bukti catatan kehandalan dan efektifitas pipa 0-2 points 1

3 Standar ULCCA 0-2 points 1

4 Langkah tanggap yang sesuai perintah 0-5 points 4

5 Peta lokasi dan atributnya 0-4 points 2

Total Points 0-19 points 12

Total point untuk Line Locating : 20

19

12 × points = 12.63 points ≈ 13 points 4.2.5 Public Education

Penilaian resiko pada item Public Education diberikan pendekatan dari dokumentasi survey dan wawancara dengan sebagian masyarakat setempat, sedangkan distribusi informasi keberadaan pipa lainnya dilakukan dengan hasil pendekatan frekuensi seminar maupun pameran yang dilaksanakan dari beberapa perusahaan oil & gas yang bekerjasama dengan pemerintah.

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Public Education

No Distribusi Informasi Keberadaan Pipa Range Point Points

1 Informasi email 0-2 points 2

2 Pertemuan dengan pemerintah sekali setahun 0-2 points 1 3 Pertemuan dengan kontraktor lokal sekali setahun 0-2 points 1 4 Ikut serta dalam seminar perusahan sejenis 0-2 points 2 5 Door-to-door dengan penduduk setempat 0-4 points 2

Total Points 0-12 points 8

Total point untuk Public Education : 15

(10)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

97

4.2.6 Patrol frequency

Operasional dan perawatan pipeline sangat berpengaruh pada salah satu item Patrol frequency, namun sangat disayangkan frekuensi patroli yang ada masuk di kelas 6 dengan frekuensi patroli maksimal sekali dalam sebulan. Dengan alasan apapun, pipa sangatlah berbahaya jika sewaktu-waktu terjadi sabotase ataupun bentuk resiko kecelakaan lainnya yang tiba-tiba saja terjadi mengingat fluida yang mengalir pada pipa bersifat mudah meledak.

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Patrol Frequency

No Frekuensi Patroli Points

1 Patroli tiap hari 15 pts

2 Patroli setiap 4 hari per minggu 12 pts 3 Patroli setiap 2 hari per minggu 10 pts

4 Patroli sekali seminggu 8 pts

5 1 < patroli < 4 kali per bulan 6 pts

6 Patroli sekali sebulan 4 pts

4.3 Penilaian Resiko Pipa Pada Design Index

Tabel di bawah ini memberikan gambaran penilaian resiko pipa pada Design Index secara keseluruhan:

Tabel 4.7 Tabel Skoring Pada Design Index

Score Range Final Score

A Safety Factor 0-35 points 28

B Fatigue 0-15 points 13

C Surge Potential 0-10 points 5

D Integrity Verification 0-25 points 15

E Land Movements 0-15 points 5

(11)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

98

4.3.1 Safety Factor

Pada penilaian item ini, tebal pipa desain diketahui secara pasti, akan tetapi tebal pipa aktual untuk rute pipa sepanjang 105 km ini memiliki perbedaan ketebalan. Seharusnya data pipa aktual bisa didapatkan dengan pigging process. Berdasarkan diskusi dengan beberapa praktisi di bidang pipa, serta analisa hasil survey yang ada. Secara semi-kuantitas kondisi pipa sampai saat ini dapat dikatakan cukup baik.

(t – 1) x 35 = point value, untuk t = rasio tebal pipa aktual dengan tebal pipa yang dibutuhkan. Untuk t = 1.8 didapat Point Value = 28 pts

4.3.2 Fatique

Kegagalan fatigue terjadi akibat siklus tekanan yang terjadi berulang-ulang. Besarnya kelelahan tergantung besar dan banyak siklusnya yang terjadi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi lainnya yaitu:

- Marine Growth

- Geometry and material processes - Fracture toughness and temperature - Type of stress

- Welding processes

Namun perhitungan dari beberapa faktor diatas tidak sepenuhnya mudah untuk dimengerti, maka dari itu kelima faktor diatas tidak akan dibahas pada penilaian resiko pada item Fatigue ini. Dalam analisa penilaian resiko pada item Fatigue ini, hanya ada dua faktor yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian fatigue pada kasus ini, yaitu persentase MOP (Maximum Operating Pressure) dengan lifetime cycles.

Satu siklus didefenisikan tekanan awal menuju puncak tekanan dan kembali lagi ke tekanan awal.

(12)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

99

Keberadaan compressor

- Bekerja 2 kali seminggu

- Tekanan yang diberikan 200 psig - Approximately perhitungan 4 tahun Perhitungan ♦ year year weeks week 52 4 2 × × = 416 cycles

♦ (200 psig/1150 psig) = 17.39 % MOP

Besarnya skor yang didapat pada fatigue, dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.8 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Fatigue

% MOP Lifetime cycles

< 103 103 - 104 104 - 105 105 - 106 > 106 100 7 5 3 1 0 90 9 6 4 2 1 75 10 7 5 3 2 50 11 8 6 4 3 25 12 9 7 5 4 10 13 10 8 6 5 5 14 11 9 7 6 4.3.3 Surge Potential

Melihat dari persentase MOP pada penilaian resiko berdasarkan fatigue pada bagian 4.3.2 yang didapatkan besarnya 17.39 % MOP, maka terjadinya surge sangat mungkin terjadi. Akan tetapi bentuk antisipasi dalam penanggulangan masalah surge sudah sebaiknya terlebih dahulu dipikirkan. Umumnya langkah konkret dalam antisipasi penanggulangan ancaman surge, fasilitas dilengkapi dengan surge tanks, relief valves, and slow valve closures.

(13)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

100

Untuk penilaian resiko pada item surge potential diberikan pada Low probability class (5 pts), mengingat kemungkinan terjadinya surge potential akan terjadi dan persentase MOP diatas 10 % agar dapat masuk pada impossible class.

4.3.4 Integrity Verification

(H-1) x 30 = point score (maximum 15 pts) H = (test pressure/MAOP)

H = (1312.5 psig/1050 psig) = 1.25 point score = (H-1) x 30

= (1.25-1) x 30

= 7.5 pts

Tambahan penilaian untuk evaluasi test pressure tahun terakhir : Point Additional Score (minimum 0 points ) = 10 – (years since test)

= (10 – 2) pts Test dilakukan 2 tahun sebelumnya,

Additional score = 8 pts

Oleh karena itu skor akhir pada penilaian resiko berdasarkan Integrity Verification diberikan sebagai berikut :

Final Score = Point score + Additional score = 7.5 pts + 8 pts

= 15.5 pts ≈ 15 pts 4.3.5 Land Movements

Penjelasan keadaan geologi di lingkungan studi kasus dalam hal ini secara khusus mengenai gempa bumi dan turunan pengaruhnya, telah diberikan pada Bab 3 bagian 3.7.2 Gempa bumi dan bagian 3.7.3 Longsoran Tanah.

(14)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

101

Untuk keadaan saat ini, kondisi kawasan selatan Pulau Sumatera sedang rawan gempa, maka dari itu penilaian resiko berdasarkan Land Movements dimasukkan pada Medium Class (5 pts), walaupun berdasarkan data Geological Research and Development Centre Tahun 2001, untuk keadaan 300 tahun menyatakan lingkungan sekitar lokasi dianggap cukup aman dari ancaman gempa.

4.4 Penilaian Resiko Pipa Pada Corrosion Index

Tabel di bawah ini memberikan gambaran penilaian resiko pipa pada Corrosion Index secara keseluruhan:

Tabel 4.9 Tabel Skoring Pada Corrosion Index

Score Range Final Score

A Atmospheric Corrosion

1. Atmospheric Exposures 0-5 points 5 2. Atmospheric Type 0-2 points 0 3. Atmospheric Coating 0-3 points 2

B Internal Corrosion

1. Product Corrosivity 0-10 points 7 2. Internal Protection 0-10 points 9 C Submerged Pipe Corrosion

1. Subsurface Environment 0-20 points 12.5 2. Cathodic Protection 0-25 points 16.5

3. Coating 0-25 points 16

(15)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan 102 4.4.1 Atmospheric Corrosion Atmospheric Exposure Casings 1 pts Ground/air interface 2 pts Supports 2 pts Atmospheric Type 0.4 pts

Penilaian telah dikelaskan berdasarkan pembagian zona khusus area yang telah teridentifikasi kondisi korosinya (Indonesia belum termasuk di dalamnya) dan penilaian diasumsikan pada skor terendah untuk daerah yang teridentifikasi, besar skor minimum yang ada sebesar 0.4 pts.

Atmospheric Coating 2 pts

Indikasi pada fair class, terdapat spesifikasi corrosion allowance sebesar 3mm akan tetapi belum diketahui apakah telah sesuai dengan sejalan perubahan kondisi korosi lingkungan sekitarnya.

4.4.2 Internal Corrosion

Product Corrosivity 7 pts

Untuk sebagian kasus pada pemberian nilai/skor tidak dapat dijamin kepastiannya, hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, sebagai contoh kadar pH, Oksigen dan H2S yang terkandung pada fluida yang mengalir di sepanjang pipa

kadarnya berbeda-beda setiap waktu.

Penyederhanaan kelas yang dilakukan, dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 4.10 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Internal Corrosion Item Product Corrosivity

No Klasifikasi Indikator Score

1 strongly corrosive 0 pts

2 mildly corrosive 3 pts

3 corrosive only under special conditions 7 pts

(16)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

103 Internal Protection Internal monitoring 2 pts Inhibitor injection 2 pts Operational measures 2 pts Pigging 3 pts

Gambar 4.7 Salah satu contoh Proses Pigging

4.4.3 Submerged Pipe Corrosion Subsurface Environment

Soil corrosivity 7.5 pts

Tabel 4.11 Penilaian Soil Corrosivity Berdasarkan ASME/ANSI B31.8

Soil Corrosion Score

Soil resistivity Corrosivity Rate (% of max)

<1,000 ohm-cm High 12 0

Medium 1,000-15,000 Medium 6 50

ohm-cm or moderately

active corrosion indicated

High resistivity Low 3 100

(low corrosion potential);

>15,000 ohm-cm and

no active corrosion

indicated

(17)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

104

Mechanical corrosion 5 pts

Berdasarkan Design Index yang telah dibahas pada bagian 4.3, telah diberikan cakupan data spesifikasi design pipa dengan penilaian resiko yang cukup baik. Berkaitan dengan data tersebut, maka diasumsikan korosi yang terjadi pada material pipa dianggap kecil (mengingat spesifikasi disain pipa yang bagus).

Cathodic Protection

Effectiveness 10.5 pts

CP Effectiveness diasumsikan sebesar 70 % (0.7 x 15 pts) Interference potential AC related 2 pts Shielding 1 pts DC related 3 pts Coating Fitness 9 pts

Dengan coating stress tests, kita dapat mengetahui bagus tidaknya kualitas coating pipa. Pendekatan parameter dalam menentukan kualitas coating dapat dilihat dari tingkat kekerasannya, elastis, adesi dan temperature sensitivity. Pada studi kasus ini dapat dilihat dari tabel lampiran yang memberikan detailed specification coating.

Condition 7 pts

Evaluasi program inspection yang periodik dan formal dilakukan sangat baik dalam menjaga kondisi coating pipa. Apakah pipa masih layak beroperasi atau tidak dengan ketebalan coating yang ada? Karena itu laporan data kecacatan coating sangat berguna untuk tindak lanjut berikutnya, alangkah lebih baik lagi jika tersedianya hasil dokumentasi survey langsung oleh diver.

(18)

Tugas Akhir KL 40Z0 – Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

105

4.5 Penilaian Resiko Pipa Pada Incorrect Operations Index

Tabel di bawah ini memberikan gambaran penilaian resiko pipa pada Incorrect Operations Index secara keseluruhan:

Tabel 4.12 Tabel Skoring Pada Incorrect Operations Index

Score Range Final Score

A Design 0-30 points 25

B Construction 0-20 points 13

C Operations 0-35 points 15

D Maintenance 0-15 points 6

Total Scoring 0-100 points 59 4.5.1 Design

Tabel 4.13 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Design

No Item Parameters Score Range Points

1 Hazard identification 0-4 points 4

2 MOP potential 0-12 points 10

3 Safety systems 0-10 points 9

4 Material selection 0-2 points 1

5 Checks 0-2 points 1

4.5.2 Construction

Tabel 4.14 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Construction

No Item Parameters Score Range Points

1 Inspection 0-10 points 5 2 Materials 0-2 points 2 3 Joining 0-2 points 1 4 Backfilling 0-2 points 2 5 Handling 0-2 points 1 6 Coating 0-2 points 2

(19)

Program Studi Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

106

4.5.3 Operations

Tabel 4.15 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Operations

No Item Parameters Score Range Points

1 Procedures 0-7 points 3

2 SCADA/communications 0-3 points 1

3 Drug testing 0-2 points 1

4 Safety programs 0-2 points 0

5 Surveys/maps/records 0-5 points 5

6 Training 0-10 points 3

7 Mechanical error preventers 0-6 points 2 4.5.4 Maintenance

Tabel 4.16 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Maintenance

No Item Parameters Score Range Points

1 Documentation 0-2 points 1

2 Schedule 0-3 points 1

3 Procedures 0-10 points 4

4.6 Total Penilaian Resiko

Penilaian yang telah dilakukan memberikan gambaran pada setiap index, apakah hasil penilaian resiko tersebut representative terhadap masing-masing item pada index masing-masing. Secara keseluruhan total penilaian resiko terhadap pipa pipa Labuhan Maringgai – Teluk Cilegon, yang menjadi studi kasus pada Tugas Akhir ini diberikan dalam bentuk Tabel 4.17 sebagai berikut : Tabel 4.17 Total Hasil Penilaian Resiko Pada Studi Kasus

No Kriteria Index High Point Points 1 Third Party Damage Index 100 points 60 points

2 Design Index 100 points 66 points

3 Corrosion Index 100 points 68 points

4 Incorrect Operations Index 100 points 59 points

Total Points 400 points 253 points

Gambar

Tabel di bawah ini memberikan gambaran penilaian resiko pipa pada Index  Third Party Damage secara keseluruhan:
Gambar 4.3 Salah satu Fishing Area di Labuhan Maringgai
Gambar 4.6 Area parit pada Labuhan Maringgai dengan kedalaman 1m
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Resiko Berdasarkan Line Locating
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa praktisi senior juga mengatakan bahwa parkour memfasilitasi praktisi senior yang mempunyai energi yang cukup besar untuk menyalurkan energi yang dimiliki

Dengan mengacu kepada 11 (sebelas) Prioritas Pembangunan nasional serta 3 (tiga) prioritas lainnya dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2011, dan memperhatikan isu

Untuk mencapai optimalisasi kualitas dan kuantitas personel secara terpadu, tugas tersebut diselenggarakan melalui pembinaan tenaga manusia (binteman) dan pembinaan

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi.Dalam penelitian ini ditemukan 5

Penguasaan materi statistik bertujuan agar mahasiswa dapat melaporkan penelitian dengan analisis yang benar dan tepat sehingga memperoleh hasil yang valid. Analisis

Reviu Renstra Tahun 2020-2024 PA Sampit 26 Agama Sampit dalam waktu tahun 2020 telah melakukan beberapa hal diantaranya adalah dalam hal peningkatan pelayanan kepada

Bahasan mengenai kimono tentu saja akan sangat luas, untuk itu penelitian ini dibatasi pada hal-hal pada kimono yang mencerminkan kecintaan orang Jepang terhadap alam.. Menurut

Hasil penelitian tema payung tahun ketiga menunjukkan bahwa: (1) model, mekanisme atau prosedur, panduan, dan instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah yang telah