• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan Negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,kolusi dan nepotisme.

Good governance yang dimaksud adalah merupakan proses

penyelenggaraan kekuasaan Negara dalam melaksanakan penyediaan public good and services disebut governance (pemerintahan atau kepemerintahan), sedangkan praktek terbaiknya disebut “good governance” (kepemerintahan yang baik). Agar “ good governance “ dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan baik, maka dibutuhkan komitmen dan keterlibatan semua pihak yaitu pemerintah,private sector dan masyarakat. Good governance yang efektif menuntut adanya “alignment” (koordinasi) yang baik dan integritas, professional serta etos kerja dan moral yang tinggi, dengan demikian penerapan konsep good governance penyelenggaraan kekuasaan pemerintah Negara merupakan tantangan tersendiri.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. LAKIP juga berperan sebagai alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka LAKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.

Bertitik tolak dari RPJMD kabupaten Lingga Tahun 2010 – 2015, Rencana Kerja pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lingga dan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP yang berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan

(2)

kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pancapaian sasaran RPJMD,realisasi pencapaian indicator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja.

B.

Gambaran Umum Kabupaten Lingga

Lingga merupakan daerah yang memiliki sejarah panjang, sarat budaya dan adat istiadat melayu dan merupakan wilayah leluhur/asal-usul kerajaan melayu Lingga di Nusantara sehingga dikenal dan mendapat julukan “ Negeri Bunda Tanah Melayu ”.

Berbagai kejadian penting telah dilalui sebelum Pemerintah Republik Indonesia Berdiri maupun setelah era kemerdekaan. Pada masa sekarang ini Kabupaten Lingga mulai berbenah dan mengatur dan menentukan daerahnya sendiri untuk dapat memajukan masyarakatnya dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4341). Sehingga Kabupaten Lingga dapat dikatakan kabupaten yang relatif muda di Provinsi Kepulauan Riau.

1.

Kondisi Geografis dan Wilayah

1.1 Letak dan Wilayah

Kabupaten Lingga secara geografis, geoekonomi dan geopolitik terletak pada jalur yang sangat strategis baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang karena terletak pada jalur perdagangan Regional dan Internasional di kawasan ASEAN melalui kerjasama IMT-GT dan IMS-GT. Kabupaten Lingga merupakan pemekaran dari Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis wilayah Kabupaten Lingga berada pada koordinat 0000’-1000’ Lintang Selatan 103030’-105000’ Bujur Timur, dengan batas administrasi :

- Sebelah Utara : Kecamatan Galang Kota Batam dan Laut Cina Selatan - Sebelah Timur : Laut Cina Selatan

- Sebelah Selatan : Laut Bangka dan Selat Berhala - Sebelah Barat : Laut Indragiri

(3)

Luas wilayah Kabupaten Lingga lebih/kurang 211,772 km2 yang terdiri dari daratan seluas 2,117,72 km2 dan lautanseluas 209.654,28 km2. Wilayah Kabupaten Lingga terdiri atas 531 pulau besar dan kecil. diantara pulau-pulau tersebut 92 pulau sudah berpenghuni, sedangkan 439 pulau belum berpenghuni. Kabupaten Lingga terdiri dari 5 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 63 Desa, yaitu : Kecamatan Senayang terdiri dari 1 Kelurahan dan 15 desa; Kecamatan Lingga Utara terdiri dari 1 Kelurahan dan 9 Desa; Kecamatan Lingga terdiri dari 1 Kelurahan dan 17 Desa; Kecamatan Singkep terdiri dari 2 Kelurahan dan 9 Desa dan Kecamatan Singkep Barat terdiri dari 1 Kelurahan dan 13 Desa.

1.2 Kondisi Topografi dan Kandungan Tanah Batuan

Dilihat dari topografinya, sebahagian besar daerah Kabupaten Lingga adalah berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) terdapat 73.947 ha berupa daerah berbukit-bukit dan dataran hanya sekitar 11.015 ha.

Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Lingga digolongkan dalam kelas kemiringan, yaitu : 0 - 2%, 2 - 8%, 8 - 15%, 25 - 40% dan > 40%. Wilayah Kabupaten Lingga memiliki kemiringan yang cukup tinggi, dimana sebanyak 76,92% wilayah dataran memiliki kemiringan diatas 15%. Hal ini sesuai dengan keadaan tofografi Kabupaten Lingga yang didominasi oleh daerah yang berbukit-bukit.

Jenis tanah pada umumnya podsolik merah kuning, litosol dan organosol dengan lapisan tanahnya berstruktur remah sampai gumpal. Sedangkan jenis bebatuan adalah batuan pluton asam (asid pluton) yang berupa batuan sejenis granit tersebar pada kawasan Gunung Daik di bagian barat Pulau Lingga dan juga endapan dari zaman prateseiser yang tersebar di seluruh Pulau Lingga. Pada umumnya sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Lingga ditutupi oleh vegetasi hutan dengan kedalaman pada daerah datar sekitar 2-3 m sedangkan pada tempat yang berbukit antara 2-3 m.

1.3 Kondisi Iklim

Kabupaten Lingga mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan rata-rata :

(4)

- Tahun 2007 : 224,2 mm - Tahun 2008 : 216,8 mm - Tahun 2009 :168,7 mm - Tahun 2010 :197,2 mm - Tahun 2011 : 232,4 mm

rata-rata suhu udara tahun 2011 berkisar antara 23,00C – 31,3 0C .Rata-rata kelembaban bervariasi antara 59,7% sampai dengan 99,0%. Musim yang terdapat di Kabupaten Lingga sama dengan musim yang terjadi di wilayah Indonesia lainnya yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni s.d September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau, sedangkan pada bulan Desember s.d Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim penghujan. Keadaan seperti itu terjadi setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April s.d Mei dan Oktober s.d November.

Gambar 1.1

(5)

2.

Kependudukan

Berdasarkan data penduduk tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Lingga adalah 90.641 jiwa terdiri atas jenis kelamin laki-laki 46.489 jiwa dan perempuan 44.152 jiwa, dengan penyebaran penduduk sebagai berikut:

Tabel I.1

Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Lingga Tahun 2011

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Singkep 14.160 13.846 28.006 Singkep Barat 7. 857 7.437 15.294 Lingga 9.048 8.452 17.500 Lingga Utara 5.238 4.957 10.195 Senayang 10.186 9.460 19.646 Jumlah 46.489 44.152 90.641

Sumber : Kabupaten Lingga Dalam Angka, 2011

3.

Sosial Budaya

Struktur sosial budaya masyarakat Kabupaten Lingga berasal dari berbagai suku bangsa, kebudayaan, dan golongan sosial. Umumnya masyarakat Kabupaten Lingga berasal dari suku Melayu yang masih kental budayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti bahasa melayu, agama Islam dan berbagai adat istiadat berkenaan dengan lingkungan hidupnya. Karakteristik masyarakat melayu dikenal sebagai masyarakat yang identik dengan tradisi Islam, ramah, mementingkan hidup secara kekeluargaan. secara tradisional masyarakat melayu umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani kebun, dan pedagang serta pegawai negeri sipil.

Selain suku Melayu terdapat suku lain seperti suku Jawa, Bugis, Minangkabau, dan sebagainya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Lingga memiliki heterogenitas suku bangsa yang secara langsung akan merupakan penggerak jalannya proses pembangunan.

(6)

C.

Kewenangan, Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

1.

Kewenangan

Kabupaten Lingga sebagai daerah otonom, memiliki kewenangan mencakup seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, yuridis, moneter dan fiskal nasional, agama, serta kewenangan bidang lain seperti kebijakan perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonimian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standarisasi nasional.

Sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 14 bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, yaitu :

a. Perencanaan dan Pengendalian pembangunan;

b. Perencanaan,pemanfaatan dan pengawasan tata ruang;

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. Penanganan bidang kesehatan; f. Penyelenggaraan bidang pendidikan; g. Penanggulangan masalah sosial; h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;

i. Fasilitasi pengembangan koperasi,usaha kecil, dan menengah; j. Pengendalian lingkungan hidup;

k. Pelayanan pertanahan;

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. Pelayanan administrasi penanaman modal; o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya;

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Sedangkan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

(7)

kondisi,kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat, disebutkan bahwa urusan wajib yang dilaksanakan meliputi: pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup ,pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,kepegawaian, dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, social, kebudayaan, statistik, kearsipan dan perpustakaan.

Sedangkan berdasarkan Pasal 3 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dinyatakan bahwa yang termasuk dalam urusan pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energy dan sumber daya mineral, pariwisata, industri, perdagangan dan keimigrasian.

2. Tugas Pokok

Pemerintah Kabupaten Lingga mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat di Kabupaten Lingga berdasarkan urusan yaitu :

Urusan Wajib :

a. Pendidikan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.

b. Kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan

c. Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup d. Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum e. Penataan Ruang dilalaksanakan oleh Bappeda

(8)

g. Perumahan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum

h. Kepemudaan dan Olahraga dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

i. Penanaman Modal dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan

j. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

k. Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

l. Ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

m. Ketahanan Pangan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan

n. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak dilaksanakan Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

o. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

p. Perhubungan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

q. Komunikasi dan Informatika dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

r. Pertanahan dilaksanakan oleh Bagian Agraria

s. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

t. Otonomi Daerah dilaksanakan Bagian Pemerintahan, Bagian Umum dan Protokoler, dan Badan Kepegawaian dan Diklat.

u. Pemberdayaan Mayarakat Desa dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

v. Sosial dilaksanakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan bagian Kesejahteraan Masyarakat

w. Kebudayaan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata x. Statistik dilaksanakan oleh Bappeda

(9)

Disamping itu juga terdapat urusan pilihan yang merupakan urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meliputi :

a. Kelautan dan Perikanan dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan.

b. Pertanian dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan c. Kehutanan dilaksanakan Dinas Pertanian dan Kehutanan

d. Energi dan Sumberdaya Mineral dilaksanakan oleh Dinas Pertambangan dan Energi.

e. Pariwisata dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata f. Industri dilaksanakan oleh Disperindag dan Koperasi,

g. Perdagangan dilaksanakan oleh Disperindag dan Koperasi

3.

Struktur Organisasi

Penataan kelembagaan yang sesuai dengan konsep otonomi daerah mempunyai arti yang sangat strategis untuk meningkatkan kinerja aparatur. Perangkat daerah yang terdapat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga, ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan dijabarkan dengan Peraturan Bupati Lingga Nomor 7 Tahun 2007 Tanggal 30 Oktober 2007 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga. Perangkat daerah yang terdapat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga terdiri dari 1 Sekretariat Daerah dengan 10 Bagian dan 3 Asisten, 1 Sekretariat DPRD , 12 Dinas, 8 Badan, Inspektorat, 2 Kantor, 5 Kecamatan dan 6 kelurahan.

Struktur organisasi dan Sekretariat Daerah, Dinas-Dinas Daerah, Badan dan Kantor di Pemerintah Kabupaten Lingga adalah sebagai berikut :

1) Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan

(10)

tatalaksana, serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat kabupaten.

Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup:

(1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan pemerintah kabupaten, (2) Penyelenggaraan administrasi pemerintahan,

(3) Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan kabupaten, dan

(4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Di bawah Sekretaris Daerah terdapat 3 orang asisten, yaitu: Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan (Asisten I), Asisten Sekretaris Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Asisten II), dan Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum (Asisten III). Masing-masing asisten ini membawahi bagian dalam Sekretariat Daerah dan melakukan koordinasi kegiatan di bidangnya.

2) Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan DPRD Kabupaten, yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Daerah Kabupaten.

3) Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas merupakan perangkat daerah yang diserahkan wewenang, tugas, dan tanggungjawab melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dinas yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga berjumlah 12 Dinas, yaitu :

(1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (2) Dinas Kesehatan

(3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

(11)

(5) Dinas Pekerjaan Umum

(6) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

(7) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (8) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

(9) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (10) Dinas Kelautan dan Perikanan

(11) Dinas Pertambangan dan Energi (12) Dinas Pertanian dan Kehutanan

4) Badan

Badan merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan adalah perangkat daerah yang diserahkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab menunjang penyelenggaraan otonomi daerah, desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Badan yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga berjumlah 8 (delapan), yaitu:

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, (2) Badan Kepegawaian dan Diklat,

(3) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik , (4) Badan Lingkungan Hidup,

(5) Badan penanggulangan Bencana Daerah,

(6) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, (7) Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, (8) Badan Penanaman Modal dan Perizinan

5) Inspektorat

Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur, mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara administrative mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

(12)

6) Kantor

Kantor merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kantor adalah UPTD yang diserahkan tugas, kewajiban, dan wewenang serta tanggungjawab dalam menyelenggarakan kepentingan Pemerintah Kabupaten Lingga. Kantor yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga berjumlah 2 (dua), yaitu:

(1) Kantor Perpustakaan dan Arsip (2) Kantor Satpol PP dan Linmas 7) Kecamatan

Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Lingga terdiri dari 5 (lima) Kecamatan sebagai berikut:

(1) Kecamatan Singkep barat (2) Kecamatan Singkep (3) Kecamatan Lingga (4) Kecamatan Lingga Utara (5) Kecamatan Senayang

8) Kelurahan

Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah dalam wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan pada tingkat kelurahan berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati, menfasilitasi pelaksanaan kewenangan teknis tertentu pada tingkat kelurahan dan pelaksanaan pelayanan umum. Kelurahan dipimpin oleh Lurah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Camat.

(13)

D.

Isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas daerah/masyarakat di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, isu-isu strategis harus memenuhi kriteria memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional dan daerah; merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat; memiliki daya ungkit yang sigiifikan terhadap pembangunan daerah; kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Isu-isu strategis yang harus dikelola dengan baik dalam perjalanan masyarakat Lingga lima tahun mendatang, yaitu:

 Peningkatan fasilitas dan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan

 Pemberdayaan masyarakat miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial

 Pemanfaatan sumber daya alam yang mengutamakan percepatan rehabilitasi dan konservasi dengan sumber pendanaan yang memadai dan berorientasi pada peran serta masyarakat berdasarkan prinsip keberlanjutan.

 Peningkatan pemanfaatan sumber daya kelautan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

 Peningkatan daya saing daerah terhadap iklim investasi dalam persaingan dengan daerah lain yang lebih maju.

 Peningkatan infrastruktur untuk pengembangan potensi wilayah

 Penataan pola tata ruang wilayah untuk pengendalian perkembangan pemukiman dan aktivitas ekonomi

 Fleksibilitas APBD terhadap fluktuasi pasar lokal regional dan global

 Peningkatan profesionalisme birokrat menuju azas tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

(14)

 Pemberdayaan lembaga hukum dan bantuan hukum dalam mewujudkan masyarakat sadar hukum serta pendidikan politik menuju masyarakat yang demokratis.

 Hubungan antar-umat beragama yang harmonis dalam mewujudkan masyarakat religius.

Berdasarkan isu dan masalah tersebut, pada tahun 2012 pembangunan daerah diarahkan pada upaya penyelesaian masalah yang berdampak luas bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Adapun prioritas-prioritas pembangunan sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran yang berorientasi pada peningkatan ekonomi rakyat dan penyediaan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat.

2. Menyediakan Infrasruktur yang mampu mengurangi kesenjangan pembangunan di pedesaan dan memberikan dukungan bagi pembangunan ekonomi.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan

 Peningkatan akses dan mutu pendidikan

 Peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan

4. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah dan pengawasan

5. Mengoptimalkan penerimaan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan dari sumber-sumber resmi lainnya

6. Mengurangi ketergantungan kebutuhan pangan dari daerah lain dengan mengembangkan sektor pertanian dan penguatan pada komoditas unggulan daerah

7. Peningkatan pendayagunaan sumber daya kelautan

8.

Meningkatkan pembinaan keagamaan, kesenian, pariwisata dan pelestarian budaya Melayu

(15)

E.

Maksud dan Tujuan

Tujuan dari sistem AKIP bagi Pemerintah Kabupaten Lingga adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik di Kabupaten Lingga. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan kabupaten untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis pemerintah Kabupaten dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga yang berhasil diperoleh dan pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja tersebut dikomunikasikan kepada stakeholders dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lingga disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan berpedoman pada Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah. Outline LAKIP disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor: 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Kabupaten Lingga untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada stakeholders. Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang.

(16)

Gambar I.2.

Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP 2012

Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2012 mencakup hal-hal berikut ini :

Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2012 sebagai sarana pertanggung jawaban Pemerintah Kabupaten Lingga atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2012.

Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2012 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Kabupaten Lingga bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang.

F. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan LAKIP tahun 2012 antara lain, sebagai berikut:

1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah,

2. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 203/M.PAN/7/2002 Tanggal 24 Juli 2002 Perihal Pelaksanaan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah,

3. Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah,

4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,

Akuntabilitas Kinerja

Manajemen Kinerja

(17)

5. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tanggal 13 Desember 2004 Tentang Penetapan Kinerja

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

9. Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2010 – 2015,

10. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lingga tahun Anggaran 2012,

11. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lingga tahun Anggaran 2012.

G.

Sistematika Pembahasan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki tiga fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Kabupaten Lingga untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders. Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang dan Ketiga sebagai sarana pemantau arah kebijakan pembangunan (melekat dalam system AKIP). Tiga fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.

Dengan pola pikir seperti itu dan dengan adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

(18)

Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sistematika penyajian LAKIP Kabupaten Lingga tahun 2010 dapat diilustrasikan dalam gambar berikut ini.

Gambar I.3

Sistematika Penyajian LAKIP Tahun 2012

Dalam laporan akuntabilitas ini disajikan data kegiatan maupun sumber pendanaan yang bersifat strategis, yaitu data kegiatan pembangunan sebagaimana tercantum dalam APBD Perubahan Kabupaten Lingga Tahun Anggaran 2012. Strategis yang dimaksud adalah kegiatan yang mempunyai bobot strategis dalam kaitannya dengan tugas pokok dan kewenangan Pemerintah Kabupaten Lingga, Dari sudut pendanaan, yang disajikan adalah biaya yang secara langsung digunakan untuk membiayai kegiatan, tidak termasuk biaya yang bersifat penunjang. Capaian kinerja individual per kegiatan sesuai data yang tersedia terbatas pada indikator input, output, dan outcome.

Uraian singkat masing-masing bab penyajian LAKIP Kabupaten Lingga mengalami perubahan dari sitimatika tahun sebelumnya dimana untuk tahun sebelumnya berjumlah 5 (lima) Bab, namun dengan turunnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

RPJM Daerah

2010 - 2015

Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja APBD Tahun 2012 Capaian Kinerja 2012 Analisis Capaian Kinerja 2012 Simpulan dan Saran

(19)

Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah didalam lampiran disebutkan bahwa outline LAKIP berjumlah 4 (empat) Bab sehingga outline LAKIP Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, profil Pemerintah Kabupaten Lingga secara singkat dan sistematika penyajian LAKIP 2012

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Lingga untuk periode 2010 – 2015, Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja tahun 2012.

BAB III Akuntabilitas Kinerja dan Indikator Kinerja Makro, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran stretegis untuk tahun 2012 sesuai dengan misi yang ditetapkan dalam RPJMD 2010- 2015, serta capaian indikator kinerja makro ekonomi dan indikator kinerja makro sosial.

Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan dan Penggunaan pembersih genitalia dengan kejadian keputihan pada mahasiswi

Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi ketahanan aktifitas fisik seseorang yang akan menimbulkan kelelahan berlebihan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk

Sehubungan dengan Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi pada LPSE Kabupaten Deli Serdang untuk Paket Pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Tanjung Gusta Kec. 00

If a player has a few of these bits of bad luck early in a match, whether it be from a kick, a ball rolling offline or by a dodgy bounce off a cushion, they can quickly find

[r]

Pengumuman resmi dapat dilihat di Website LPSE Pemko Tebing Tinggi dengan alamat.. http://lpse@pemkotebingtinggi.co.id dan Website Pemkab Asahan dengan

Ketika jari tangan kanan memetik senar, misalnya, dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya. Pernyataan ini

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Adolf ina & Uhing (2017) bahwa dalam penelitian mereka menyatakan bahwa pemberian reward tidak berpengaruh terhadap