• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAKITAN MELON (CUCUMIS MELO L.) KULTIVAR MELODI GAMA 3 DALAM RANGKA PENGUATAN INDUSTRI PERTANIAN NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAKITAN MELON (CUCUMIS MELO L.) KULTIVAR MELODI GAMA 3 DALAM RANGKA PENGUATAN INDUSTRI PERTANIAN NASIONAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012 245

PERAKITAN MELON (CUCUMIS MELO L.) KULTIVAR

MELODI GAMA 3 DALAM RANGKA PENGUATAN

INDUSTRI PERTANIAN NASIONAL

Budi Setiadi Daryono Shinta Dewi Hayuningtyas

Sigit Dwi Maryanto

Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari familia Cucurbitaceae yang potensial untuk dikembangkan sebagai produk unggulan hortikultura di Indonesia. Tanaman melon juga merupakan salah satu penghasil devisa penting Indonesia dan menempati urutan ke-5 dari kelompok hortikultura dengan volume ekspor pada tahun 2002 mencapai 334,11 ton buah melon senilai US $ 173.852. Tujuan penelitian ini adalah untuk merakit dan menghasilkan kultivar Melodi Gama 3 (MG 3) sebagai kultivar baru dan unggul, serta mengetahui karakter fenotip kultivar Melodi Gama-3 (MG 3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain persilangan antara indukan melon ♀ MG 1 dan ♂ Ladika-3 serta ♀ Ladika-3 dan ♂ MG 1. Pengamatan karakter fenotip kultivar Melodi Gama-3 (MG-3) dilakukan berdasarkan panduan deskriptor melon dari International Plant Genetic Resources Institute (2005) dan disajikan dalam bentuk deskripsi. Melon MG 3 hasil persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 memiliki karakter fenotip kualitatif yaitu bentuk buah globular, warna kulit buah kuning, warna daging buah oranye, tekstur daging lembut, rasa manis, aroma harum, serta warna biji krem. Karakter kuantitatifnya yaitu rata-rata berat buah 1,9 kg, keliling buah 49,4 cm, diameter vertikal 15,47 cm, diameter horizontal 15,6 cm, tebal kulit 0,75 cm, tebal biji 13,78 cm, jumlah biji 680 buah, berat 100 biji 3,55 gr. Sedangkan melon MG 3 hasil persilangan ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1 memiliki karakter fenotip kualitatif yaitu bentuk buah flatened, warna kulit buah kuning, warna daging buah oranye, tekstur daging lembut, rasa manis, aroma harum, warna biji krem. Karakter kuantitatifnya yaitu rata-rata berat buah 1,39 kg, keliling buah 42,73 cm, diameter vertikal 15,09 cm, diameter horizontal 13,46 cm, tebal kulit 0,6 cm, tebal biji 12,19 cm, jumlah biji 638 buah, berat 100 biji 3,43 gr. Berdasarkan hasil perkaitan tersebut diketahui bahwa melon MG 3 hasil persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 memiliki karakter fenotip lebih baik dibandingkan dengan melon MG 3 hasil ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1. Kata kunci: Cucumis melo L , karakter fenotip, Melodi Gama 3, kultivar unggul PENDAHULUAN

Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura anggota famili Cucurbitaceae yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai buah

(2)

246 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012

unggulan melalui pemuliaan tanaman (Maryanto and Daryono, 2011). Tanaman melon termasuk dalam divisio Spermatophyta karena termasuk dalam tumbuhan berbiji, sub-divisio Angiospermae karena tanaman ini berbiji tertutup atau biji di dalam daun buah, kelas Dicotyledoneae karena memiliki dua daun lembaga, sub-kelas Sympetalae karena daun mahkota bunganya berlekatan (Robinson and Decker-Walter, 1999; Daryono et al, 2011).

Menurut asal usulnya, melon pertama kali ditemukan di daerah Mediterania yang merupakan daerah perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman melon kemudian menyebar ke Persia, Timur Tengah, Eropa, Amerika dan akhirnya ke segala penjuru dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis mulai dari Jepang, Cina, Taiwan, Korea, Australia, hingga berkembang di Indonesia (Robinson anf Walters, 1999).

Melon dikelompokkan dalam dua tipe, yaitu tipe Netted-Melon dan Winter-Melon. Tipe Netted-Melon memiliki ciri-ciri berkulit buah keras, berurat dan berbentuk seperti jala, aroma relatif lebih harum dibanding dengan Winter– Melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari dan tahan lama untuk disimpan. Tipe Winter-Melon memiliki ciri-ciri berkulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias (Weihong, 1996).

Tanaman melon berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk unggulan hortikultura di Indonesia. Tanaman melon juga merupakan salah satu penghasil devisa penting Indonesia dan menempati urutan ke-5 dari kelompok hortikultura. Puncak produksi melon di Indonesia terjadi pada tahun 1996 yang mencapai 478.651 ton dengan luas lahan 33.288 ha. Pada tahun 2002, Indonesia mengekspor buah melon 334,11 ton ke Jepang, Korea, Hongkong, dan Singapura. Tahun 2009, produksi buah melon nasional adalah 85.861 ton dengan luas lahan 3.245 ha sehingga diperkirakan selama 2005-2009 rakyat Indonesia mengkonsumsi melon sebanyak 1,34-1,5 kg/ kapita/ tahun (BPS, 2010).

Pemuliaan tanaman (Plant Breeding) merupakan suatu usaha untuk memperoleh produk varietas tanaman yang unggul melalui metode persilangan dan pemanfaatan teknologi pertanian yang intensif. Syarat suatu tanaman menjadi varietas unggul adalah mempunyai kemampuan bereproduksi yang tinggi, kualitas

(3)

Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012 247 panen yang baik, dan mempunyai kepastian hasil panen (Mangoendidjojo, 2010). Aplikasi pemuliaan tanaman melon banyak dikembangkan di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia seperti India, Jepang, Korea, Cina, dan Thailand untuk menghasilkan varietas unggulan (Daryono dan Genesiska, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk merakit dan menghasilkan kultivar Melodi Gama 3 (MG 3) sebagai kultivar baru dan unggul, serta untuk mengetahui karakter fenotip kultivar MG 3.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tahun 2010-2012 di Kebun Pendidikan Penelitian Pengembangan Pertanian (KP4) UGM, Yogyakarta dan Laboratorium Genetika, Fakultas Biologi, UGM.

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan untuk perakitan antara lain benih melon kultivar Melodi Gama 1 dan galur Ladika-3, alkohol 70%, aquades, media tanam (abu sekam, tanah, pupuk kompos), insektisida (Furadan), Fungisida (Antrakol), Pupuk Daun (Gandasil D), Pupuk Buah (Gandasil B).

Cara Kerja

1. Perakitan dan Uji Adaptasi a. Persiapan Media Tanam

Penyiapan media tanam terdiri dari tanah subur diberi tambahan pupuk dasar (ZA, KCl, dan TS) dengan perbandingan tanah: ZA:KCl:TS yaitu 3:2:1:1. Pemberian pupuk dasar bertujuan agar nutrisi bagi tanaman tersedia cukup. b. Pengecambahan Benih

Benih dari indukan ♀ Melodi Gama 1 dan ♂ Ladika-3 serta ♀ Ladika-3 dan ♂ Melodi Gama 1 disemai di ruang hangat dengan nampan yang diberi pasir, kain, air, dan diinkubasi selama 24 jam dibawah sinar lampu 10 watt. Kecambah yang mulai tumbuh, satu persatu dipindahkan ke dalam busa yang telah diberi celah. Kecambah yang telah berumur 1 minggu dipindahkan ke dalam polybag semai. Setelah berumur sekitar 10 hari, kecambah yang berada dalam polybag

(4)

248 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012

semai siap dipindah untuk ditanam di pot berisi media tanam dengan ukuran besar yang ditempatkan di greenhouse milik Kebun Pendidikan Penelitian Pengembangan Pertanian (KP4) UGM, Yogyakarta.

c. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman dilakukan satu kali setiap hari dan penambahan dolomit dilakukan untuk menstabilkan pH tanah. Penyemprotan insektisida (merk Dencis, Proclin, dan Methindo) dan fungisida (merk Daconyl, Detaint, Saromil, dan Menzet) dilakukan apabila terjadi infeksi hama dan penyakit tanaman. Tanaman melon yang telah berumur 2 minggu diikat dengan tali rafia ke ajir bambu secara vertikal. Cabang lateral yang telah menghasilkan daun 7-8 helai, dipotong hingga tersisa 2 daun. Pemotongan cabang lateral dilakukan terus pada cabang-cabang berikutnya hingga cabang lateral pada ruas ke-20 atau 25.

d. Perakitan Kultivar

Perakitan dilakukan dengan menyilangkan indukan betina dan jantan. Persilangan dilakukan ketika bunga jantan dan bunga betina telah tumbuh dan mekar dengan umur 4 minggu setelah tanam. Bunga jantan dipetik lalu serbuk sarinya ditaburkan pada kepala putik bunga betina beda tanaman. Pada bunga hermaprodit, bagian benang sarinya dihilangkan terlebih dahulu lalu diserbuki dari bunga jantan beda tanaman. Bunga betina ditutup dengan kantong plastik selama 3 hari sampai terlihat perkembangan bakal buah dan plastik dapat dilepas kembali. Bakal buah dibiarkan tumbuh. Beberapa bakal buah yang tumbuh dalam satu tanaman dipilih yang baik, sehingga dalam satu tanaman dapat tumbuh 3-4 buah. Pada cabang yang terdapat buah, ujungnya dipotong dengan menyisakan satu ruas dari tempat tumbuhnya buah (Daryono et al., 2005).

e. Pemanenan

Buah dapat mulai dipanen setelah tanaman berumur 60 hari. Buah yang siap panen ditandai dengan terbentuknya jaring-jaring sempurna dipermukaan kulit dan zona absisi pada tangkai buah. Buah melon hasil panen ditimbang dan dilakukan karakterisasi.

(5)

Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012 249 Pengamatan karakter fenotip meliputi berat, bentuk buah, keliling buah, warna kulit buah, warna daging buah, net, aroma, rasa, lama penyimpanan dan jumlah biji berdasarkan karakter acuan International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI, 2005) dan Hindarwati (2006).

3. Analisis Data

Pengamatan karakter fenotip kultivar Gama Melon Parfum meliputi karakter kualitatif dan kuantitatif berdasarkan metode dari IPGRI (2005) dan Hindarwati (2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perakitan kultivar Melodi Gama 3 (MG 3) dilakukan dengan menyilangkan indukan melon ♀ MG 1 dan ♂ Ladika-3 serta ♀ Ladika-3 dan ♂ MG 1. Persilangan dilakukan ketika bunga jantan dan bunga betina telah tumbuh dan mekar dengan umur 4 minggu HST. Pada persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3, bunga ♂ Ladika-3 dipetik, selanjutnya serbuk sarinya ditaburkan pada kepala putik bunga ♀ MG 1. Sedangkan persilangan ♀ Ladika-3 dan ♂ MG 1, bunga ♂ MG 1 dipetik lalu serbuk sarinya ditaburkan pada kepala putik bunga ♀ Ladika-3. Pada bunga hermaprodit, bagian benang sarinya dihilangkan terlebih dahulu lalu diserbuki dari bunga jantan. Bunga betina dari kedua persilangan tersebut yang sudah dibuahi kemudian ditutup dengan kantong plastik selama 3 hari sampai terlihat perkembangan bakal buah dan plastik dapat dilepas kembali. Melon memiliki bunga berkelamin jantan dan betina, atau hermaprodit (Gambar 1).

Gambar 1. Bunga Betina, Bunga Jantan, Dan Bunga Hermaprodit Pada Tanaman Melon MG 3.

(6)

250 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012

Hasil persilangan indukan melon ♀ MG 1 dan ♂ Ladika-3 serta ♀ Ladika-3 dan ♂ MG 1 menghasilkan hibrida (F1) yaitu Melodi Gama 3 (MG 3).

Selanjutnya kultivar MG 3 dilakukan uji adaptasi di demplot Kebun Pendidikan Penelitian Pengembangan Pertanian (KP4) UGM. Dalam proses uji adaptasi dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) (Gomes and Gomez, 1995) kemudian dilakukan pengamatan karakter fenotip berdasarkan panduan deskriptor melon dari IPGR (2005). Karakter fenotip kualitatif dan kuantitatif kultivar MG 3 disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakter Fenotip Kultivar Melodi Gama 3 No Karakter Fenotip Kultivar Hasil Perakitan

♀ MG 1 dan ♂ Ladika-3

♀ Ladika-3 dan ♂ MG 1 Kualitatif

1 Bentuk Buah Globular Flatened

2 Warna kulit mentah Hijau Hijau

3 Warna kulit matang Kuning keemasan Kuning keemasan

4 Net Jelas dan rapat Jelas dan rapat

5 Bentuk rongga

membujur

Oval Elips

6 Warna daging buah Jingga/Oranye Jingga/Oranye

7 Tekstur daging buah Lembut Lembut

8 Kandungan air Banyak Banyak

9 Rasa daging buah Manis Manis

10 Aroma Harum Harum

11 Warna biji Krem (kecoklatan) Krem (kecoklatan)

12 Bentuk biji Elips Elips

13 Ukuran biji Sedang Sedang

14 Umur berbunga 20 HST 20 HST

15 Umur panen 65-70 HST 65-70 HST

16 Daya simpan 11-16 hari 14-21 hari

Kuantitatif

17 Berat buah 1,9 kg 1,39 kg

18 Keliling buah 49,4 cm 42,73 cm

19 Diameter horizontal 15,60 cm 13,46 cm

20 Diameter vertikal 15,47 cm 15,09 cm

21 Tebal kulit buah 0,75 cm 0,60 cm

22 Tebal daging buah 13,78 cm 12,19 cm

23 Jumlah biji rata-rata 680 biji 638 biji

24 Berat 100 biji 3,55 gr 3,43 gr

(7)

Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012 251 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan karakter fenotip kualitatif MG 3 (F1 hibrida) hasil persilangan indukan melon ♀ MG 1

dengan ♂ Ladika-3 serta ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1. Melon MG 3 hasil persilangan indukan melon ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 memiliki bentuk buah globular serta bentuk rongga buah oval. Sedangkan MG 3 hasil persilangan indukan melon ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1 memiliki bentuk buah flatened serta bentuk rongga buah elips. Karakter fenotip bentuk buah melon MG 3 dipengaruhi oleh indukan betina yaitu buah MG 3 berbentuk globular diwariskan dari indukan ♀ MG 1, sedangkan buah MG 3 bentuk flatened merupakan karakter hasil pewarisan dari induk ♀ Ladika-3. Selanjutnya bentuk rongga buah dipengaruhi oleh bentuk buah yaitu bentuk buah MG 3 globular memiliki bentuk rongga buah oval, sedangkan bentuk buah MG 3 flatened memiliki bentuk rongga elips. Beberapa karakter fenotip kualitatif MG 3 lainnya hampir sama antara lain; kulit buah mentah berwarna hijau sedangkan buah matang berwarna kuning keemasan (Gambar 2 dan 3). Karakter warna kulit buah kuning keemasan pada saat matang diwariskan dari indukan Ladika-3 (Aristya dan Daryono, 2010).

Salah satu karakter fenotip MG 3 yaitu nett/jaring yang terlihat jelas dan rapat. Karakter tersebut diwariskan dari induk MG 1, sedangkan warna daging buahnya yang berwarna jingga/orange diwariskan dari kedua induknya yaitu MG 1 dan Ladika-3 yang memiliki warna daging buah jingga (Gambar 2 dan 3). Daging buah yang berwarna jingga ini mengandung banyak β-karoten dan provitamin A. Warna jingga pada daging buah melon dikontrol oleh single dominant gene (Fukino et al., 2004). Warna orange MG 3 diperoleh dari moyangnya ♂ PI 371795 yang juga berwarna orange dan dikendalikan oleh gen tunggal dominan. Beberapa karakter kualitatif lainnya pada tanaman melon dikendalikan oleh gen tunggal yang diturunkan dari induknya (Mangoendidjojo, 2010). Pada proses persilangan sifat kualitatif merupakan ekspresi dari gen dominan atau resesif yang pada keturunannya dapat terjadi segregasi sehingga muncul perbandingan antara karakter fenotip yang dominan dengan karakter fenotip yang resesif sesuai dengan aturan Mendel (Daryono et al, 2011).

(8)

252 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012

Gambar 2. Kultivar Melodi Gama 3 hasil persilangan ♀ MG 1 dan ♂ Ladika-3; (A) sisi samping, (B) sisi atas, (C) sisi bawah, (D) setelah dibelah secara membujur

Gambar 3. Kultivar Melodi Gama 3 hasil persilangan ♀ Ladika-3 dan ♂ MG 1; (A) sisi samping, (B) sisi atas, (C) sisi bawah, (D) setelah dibelah secara membujur

Karakter fenotip kuantitatif adalah karakter fenotip yang dapat diukur dengan jelas, ragamnya kontinu, fenotip membentuk spektrum dan apabila populasi cukup besar sering membentuk kurva normal. Karakter kuantitatif dikontrol oleh beberapa gen (poligen) dan setiap gennya memberi pengaruh kecil.

(9)

Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012 253 Poligen merupakan gen-gen yang masing-masing menunjukkan sedikit pengaruh pada penampakan fenotip dari suatu sifat tetapi dapat melengkapi satu dengan yang lain untuk menghasilkan perubahan-perubahan kuantitatif yang dapat diamati (Crowder, 1986; Maryanto and Daryono, 2011).

Karakter fenotip kuantitatif sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara genotip dengan lingkungan. Gen ganda (poligen) ini akan berinteraksi dengan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh diantaranya tersedianya air, hara, suhu, sinar matahari (intensitas cahaya), kelembaban tanah, dan sebagainya (Salisbury et al, 1995). Selain faktor lingkungan yang akan mempengaruhi ekspresi gen untuk membentuk fenotip terdapat pula faktor lain yaitu adanya faktor-faktor dalam sel yang tidak mudah diukur (Maryanto and Daryono, 2011).

Buah melon MG 3 hasil persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 memiliki karakter kuantitatif berat buah 1,9 kg, keliling buah 49,4 cm, diameter vertikal 15,47 cm, diameter horizontal 15,6 cm, tebal kulit 0,75 cm, tebal biji 13,78 cm, jumlah biji 680 buah, berat 100 biji 3,55 gr dan kadar brix 11,53%. Sedangkan buah MG 3 hasil persilangan ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1 memiliki berat buah 1,39 kg, keliling buah 42,73 cm, diameter vertikal 15,09 cm, diameter horizontal 13,46 cm, tebal kulit 0,6 cm, tebal biji 12,19 cm, jumlah biji 638 buah, berat 100 biji 3,43 gr, dan kadar brix 11,33%. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 memiliki karakter kuantitatif lebih baik dibandingkan dengan persilangan ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1. Berat buah melon merupakan salah satu karakter fenotip yang penting untuk mengukur produktivitas tanaman. Produktivitas melon MG 3 hasil persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 lebih besar dibandingkan MG 3 hasil persilangan ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1. Produktivitas tanaman merupakan merupakan hasil bersih dari proses fotosintesis dan menyangkut hasil tanaman dari kuantitas maupun kualitasnya (Hess, 1975).

Buah melon MG 3 hasil persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 dan ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG memiliki kadar gula (brix) yang relatif sama sebesar 11,53% dan 11,33%. Rasa buah manis dalam melon merupakan hasil akumulasi

(10)

254 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012

dari sukrosa hingga tahap akhir dari perkembangan buah tersebut (Burger et al., 2000). Akumulasi sukrosa tidak bergantung pada hormon etilen (Katzir et al., 2008). Kondisi akumulasi sukrosa tinggi dicirikan dengan adanya periode yang cukup lama dalam perkembangan buah yang memiliki aktivitas AI (Acid invertase) rendah, yang menyebabkan aktivitas SPS (Sucrose Phosphat Synthase), SuSy (Sucrose Synthase) dan NI (Neutral Invertase) tinggi. Faktor yang berpengaruh terhadap penurunan aktivitas enzim AI (Acid invertase) belum diketahui (Burger and Arthur, 2007).

Akumulasi sukrosa bergantung pada ekspresi genotip dan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap panjang periode akumulasi. Berdasar metabolisme yang terjadi terkait dengan genotip yang diekspresikan dalam rasa buah bahwa akumulator sukrosa yang tinggi akan menghasilkan rasa daging buah lebih manis. Peranan lingkungan yang berpengaruh terhadap genotip yang akan diekspresikan akan mempengaruhi periode akumulasi sukrosa. Jika periode akumulasi sukrosa meningkat, maka akan terjadi peningkatan gula buah. Hal ini dapat terjadi ketika temperatur lebih tinggi (Burger and Arthur, 2007). Potensi besar penyimpanan gula dalam bentuk pati terjadi ketika musim hujan, sedangkan pada musim kemarau terjadi pengubahan pati menjadi gula. Pati disimpan pada suatu waktu di musim hujan, dan baru diubah menjadi gula pada musim kemarau (Curtis and Daniel, 1950). Hal ini didukung oleh suatu penelitian bahwa suatu proses di dalam daun berkaitan dengan tingkat reduksi nitrit dan sulfat akan lebih tinggi pada periode keberadaan cahaya (Marschner, 1986). Tingkat reduksi nitrit dan sulfat yang tinggi dalam fotosintesis diduga dapat menyebabkan jumlah fotosintat yang tinggi. Hal ini terjadi ketika periode cahaya melimpah yaitu pada musim kemarau. Kadar gula (brix) buah MG3 hasil persilangan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 dan ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG termasuk dalam tingkatan manis dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan pasar yaitu memiliki kadar gula (brix) lebih dari 10%.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil perkaitan tersebut diketahui bahwa melon MG 3 hasil persilangan indukan ♀ MG 1 dengan ♂ Ladika-3 memiliki karakter fenotip lebih

(11)

Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012 255 baik dibandingkan dengan melon MG 3 hasil persilangan indukan ♀ Ladika-3 dengan ♂ MG 1.

DAFTAR PUSTAKA

Aristya, G.R., Daryono, B.S., 2010. Karakter Fenotip dan Kandungan Nutrisi Melon Varietas Baru “Melodi Gama-1” Hasil Uji Multilokasi Di Musim Kemarau. Proseding Seminar Nasional Biologi 2010. Hal. 596-603. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta

BPS.2010. Data Mengenai Hasil Pertanian Di Indonesia.

http://dds.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55 &notab=15. Diakses tanggal 7 September 2010

Burger, Y., Shen S., Petreikov M., and Schaffer A.A. 2000. The Contribution of Sucrose to Total Sugar content in Melons. Acta Hort 510:479-485. Burger, Y., Arthur A.S. 2007. The Contribution of Sucrose Metabolism Enzymes

to Sucrose Accumulation in Cucumis melo. J.Amer Soc. Hort.Scl 132 (5): 704-712.

Curtis, F. O., and Daniel G. 1950. An Introduction To Plant Physiology. International Student Edition. Mc.Graw Hill Company.

Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan (terjemahan). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.hal 366-367, 406-442

Daryono, B.S., Somowiyarjo, S., and Natsuaki, K.T. 2005. Screening for resistance to Kyuri green mottle mosaic virus in various melon. Plant Breeding 124 (4):487-490

Daryono, B.S. Genesiska. 2010. Pertanian Terpadu Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Hal 11 Daryono, B.S. 2010. Development and Application of melon Resistance Gene

Analog (MRGA) Markers for Detection of Virus Resistance Gene in Melon. Acta Horticulturae 871:234-237

Daryono, B.S. Maryanto, S.D., Huda, I.N. 2011. Kebangkitan Pertanian Indonesia. Kebun Pendidikan Penelitian Pengembangan Pertanian (KP4) UGM.

Daryono, B.S. 2011. Identification of Local Melon (Cucumis melo L. var. Bartek) Based on Chromosomal Characters. Hayati Journal of Biosciences Vol 18 (4): 197-200

Fukino,N., M. Kunisiha, and S. Matsumoto.2004.Characterization of Recombinant Inbred Lines Derived from Crosses in Melon (Cucumis

(12)

256 Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper EP UNNES 2012

melo L.) PMAR No.5 Haruke No3. Jurnal:Breesing Science No. 54. Pp: 141-145

Gomez, K.A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian Edisi Kedua. Jakarta : UI Press, hal. 25-31, 214-221, 279-302.

Hess, D. 1975. Plant Physiology : Molecular, Biochemical & Physiological Fundamentals of Metabolism and Development. New York : Springer-Verlag.

Hindarwati. 2006. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keseragaman, dan Kestabilan : Melon (Cucumis melo L.). Departemen Pertanian Republik Indonesia : Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, hal.8. Diakses dari

www.ppvt.setjen-deptan.go.id tanggal 1 Juli 2011

IPGRI. 2005. Minimum Descriptors for Cucurbita spp. Cucumber, Melon and Water Melon. European Cooperative Programme for Riset Genetic Resource, pp. 9. http : // www.Ecpgr-cgisr.org

Katzir, N., Harel-Beja, Portnoyl V., Tzuri G., Koren E., Lev S., Bar E., Tadmor Y., Burger Y., Lewinsohn E., Fei Z., Giovanni J.J., and Schaffer A.A. 2008. Melon fruit quality. A genomic approach. Proceedings of the IXth EUCARPIA meeting on genetics and breeding of Cucurbitaceae. USA : San Diego.

Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press, pp. 136-138.

Mangoendidjojo. 2010. Dasar – Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta : Kanisius. Hal 30-34. Dapat diakses pada www.books.google.co.id. Maryanto and Daryono.2011. The Comparison of Melon (Cucumis melo L.)

Phenotypic Characters among Melodi Gama 1, Gama Melon Basket, and Commersial Cultivars Using Multilocation and Multiseason Test. Proceeding in Pasific Science Congress. P. 164

Robinson and Decker-Walker. 1999. Cucurbits. New York, USA : Cab International 198 Madison Avenue, pp. 80-90.

Salisbury, Frank B., dan Cleon W.R. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB.

Weihong, G. M. 1996. Comparison of Stacking and Nonstacking on Melon and Musk melon ( Cucumis melo L.) Production. ARC Training

Gambar

Gambar 1. Bunga Betina, Bunga Jantan,   Dan Bunga Hermaprodit Pada Tanaman Melon MG 3
Tabel 1. Karakter Fenotip Kultivar Melodi Gama 3  No  Karakter Fenotip  Kultivar Hasil Perakitan
Gambar 2. Kultivar Melodi Gama 3 hasil persilangan ♀ MG 1  dan ♂ Ladika- Ladika-3;  (A)  sisi        samping,  (B)  sisi  atas,  (C)  sisi  bawah,  (D)  setelah  dibelah secara membujur

Referensi

Dokumen terkait

Infeksi KGMMV pada kultivar melon yang diuji menun- jukkan gejala lokal berupa klorotik pada daun yang diinokulasi virus dilanjutkan dengan gejala sistemik berupa penyebaran virus