• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reese s Bride. Kat Martin. Penerbit PT Elex Media Komputindo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Reese s Bride. Kat Martin. Penerbit PT Elex Media Komputindo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Reese’s Bride

Kat Martin

(4)

Originally published as Reese’s Bride © 2010 Kat Martin

Translation by Elex Media Komputindo As Royal’s Bride © 2016

All right reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form.

This edition published by arrangement with Harlequin Books S.A. This is a work of fiction. Names, characters, places and incidents are either the product of the author’s imagination or are used fictitiously, and any resemblance to actual persons, living or dead, business establishments, events or locales is entirely coincidental. Alih bahasa: Ine Milasari Hidajat

Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali tahun 2016 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

ID: 716031533

ISBN: 978-602-02-9253-3

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan

(5)

Bride’s Trilogy Karya Kat Martin

ROYAL’S BRIDE REESE’S BRIDE RULE’S BRIDE

(6)

Untuk teman-temanku di Bakersfield. Terima kasih atas kenangan-kenangan luar biasa itu.

(7)

Inggris

September, 1855

Rok tafeta hitam kaku dari gaun berkabung wanita itu berdesir saat dia berjalan keluar dari toko pakaian beberapa pintu di depan Reese Dewar.

Reese terpaku di tempatnya berdiri, tongkat berujung perak di tangannya terlupakan, begitu pula rasa nyeri di kakinya. Semua itu digantikan oleh amarah yang pekat dan berat, panas dan bergejolak.

Cepat atau lambat, dia tahu dia akan bertemu wanita itu. Dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa itu bukan masalah, dan kembali melihat wanita itu tidak akan memengaruhinya. Wanita itu tidak berarti baginya, tidak lagi, hampir selama delapan tahun ini.

Namun ketika wanita itu melangkah di jalan setapak berlapis kayu, seulas cahaya matahari musim gugur menerpa rambut ikal hitam pekat di bahunya dan membangkitkan amarah dalam diri Reese, emosi yang sudah bertahun-tahun tidak dirasakannya.

(8)

2

Kat Martin

3

Reese's Bride

Dia mengamati wanita itu terus berjalan menuju kereta hitam mengilap yang ditarik empat ekor kuda, simbol pedang menyilang milik keluarga Aldridge berkilau keemasan di sisinya. Wanita itu berhenti sejenak sementara salah seorang pelayan bergegas membukakan pintu dan Reese menyadari kalau wanita itu tidak sendirian. Seorang anak laki-laki berambut gelap, nyaris tertutup lipatan rok mengembang wanita itu, berjalan tergesa-gesa di sampingnya. Wanita itu membantu anak itu menaiki tangga besi dan si anak pun menghilang ke dalam kereta mewah.

Bukannya menaiki tangga, wanita itu berbalik dan menatap Reese dari balik bahunya, bola mata abu-abu-nya menemukan Reese tanpa keraguan, seolah dia bisa merasakan tatapan dingin Reese menusuk tengkuknya. Wanita itu terkesiap begitu menyadari siapa yang dili-hatnya, meskipun dia seharusnya sudah tahu, di desa sekecil Swansdowne, suatu hari mereka pasti berselisih jalan. Dan dia pasti mendengar rumor itu, mendengar kepulangan Reese ke Briarwood, properti yang diwaris-kan kakek dari pihak ibu Reese.

Properti yang tadinya ingin ditinggalinya bersama

wanita itu.

Mata mereka bertemu, mata wanita itu tampak muram, penuh emosi yang tak dapat dibaca Reese. Mata Reese sendiri memancarkan kegetiran dan amarah yang tidak berusaha disembunyikannya. Reese membenci wanita itu atas semua perbuatannya, membencinya dengan sepenuh jiwa.

Itu membuat Reese terkejut.

Dia mengira semua perasaan ini telah lama berlalu. Selama delapan tahun terakhir, sebagai seorang mayor dalam kavaleri Inggris, dia sering kali berada jauh dari Inggris. Dia ikut andil dalam berbagai peperangan di

(9)

2

Kat Martin

3

Reese's Bride

negeri asing, memimpin pasukan, mengirim beberapa dari mereka menuju ajal. Dia sendiri pernah terluka dan nyaris mati.

Dia sekarang sudah kembali pulang, kakinya yang terluka membuatnya tidak lagi mampu mengabdi. Dan juga sumpahnya kepada sang ayah yang sekarat. Bahwa, suatu hari nanti dia akan kembali ke Briarwood. Dia akan menjadikan kediaman itu sebagai rumahnya, seperti yang dimaksudnya dulu.

Reese lebih suka jika tetap bergabung di militer. Pedesaan bukanlah tempatnya. Dia tidak lagi yakin di

mana tempatnya dan dia membenci keraguan itu nyaris

sebesar kebenciannya terhadap wanita itu.

Wanita itu menelan ludah, kakinya tampak sedikit goyah saat dia berbalik, menaiki tangga, dan duduk dalam kereta. Wanita itu tidak berubah. Dengan rambut hitam, kulit pucat yang cantik, dan tubuh mungil yang sintal, Elizabeth Clemens Holloway, Countess of Aldridge, masih cantik di usianya yang dua puluh enam tahun, sama seperti saat dia berusia delapan belas tahun. Sama seperti saat wanita itu menyatakan cintanya dan menerima lamaran pernikahan Reese.

Tatapan Reese mengikuti kereta itu berderap menuju Aldridge Park, kediaman luas milik mendiang suami Elizabeth, Edmund Holloway, Earl of Aldridge. Aldridge meninggal setahun lalu di usia tiga puluh tiga tahun, membuat istrinya menjanda, dengan seorang anak laki-laki.

Reese meludah ke tanah di dekat kakinya. Hanya memikirkan Aldridge di ranjang Elizabeth saja sudah membuatnya mual.

Edmund, lima tahun lebih tua darinya, dan sudah menjadi seorang earl ketika pria itu bersaing dengannya untuk memperebutkan hati Elizabeth. Wanita itu senang

(10)

4

Kat Martin

5

Reese's Bride

mendapatkan perhatian dari bangsawan yang tampan dan pintar itu, tapi dia sudah jatuh cinta pada Reese. Atau begitulah yang Elizabeth katakan.

Kereta itu menghilang di belokan dan denyut jan-tung Reese perlahan mereda. Dia heran dengan keben-cian yang masih dirasakannya terhadap Elizabeth. Dia seorang pria yang telah melatih pengendalian dirinya dan sikap terkendali itu jarang meninggalkannya. Dia tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.

Sambil bertopang pada tongkatnya, nyeri di kaki Reese mulai mengalahkan amarah yang menguasainya selama sesaat, dia berjalan menuju kendaraannya sendiri dan dengan perlahan naik ke dalamnya. Janda Aldridge dan anak laki-lakinya tidak punya tempat dalam kehidupannya. Elizabeth sudah mati baginya dan itu sudah terjadi nyaris selama delapan tahun.

Wanita itu sudah mati sama seperti sang suami, pria yang dinikahinya dengan mengkhianati Reese.

Dan Reese tidak akan pernah memaafkan wanita itu. Elizabeth bersandar pada bantalan beledu merah di kursi keretanya. Jantungnya berdentum, memukul-mukul dinding dadanya. Ya Tuhan, Reese.

Dia tahu dia akan bertemu pria itu. Dia berdoa agar itu terjadi jauh di masa depan. Setelah dia berhasil menerima kenyataan bahwa Reese tinggal di kediaman yang dulu akan mereka tinggali bersama.

Ya Tuhan, Reese. Ada hari-hari saat dia berpikir kalau dia tidak akan pernah melihat pria itu lagi. Rumor-rumor telah beredar. Reese, seorang mayor kavaleri, menghilang dalam tugas di suatu tempat di Krimea. Ada bisik-bisik bahwa dia sudah mati. Kemudian pria itu kembali muncul dan beritanya menyebar ke sepenjuru

(11)

4

Kat Martin

5

Reese's Bride

desa.

Reese kembali ke Briarwood, terluka karena perang dan pensiun dari angkatan darat. Dia kembali, dan tinggal hanya beberapa kilometer dari Aldridge Park. Elizabeth seharusnya sudah siap, tapi melihat pria itu hari ini ... melihat kebencian dalam bola mata biru terang Reese membuat dadanya diimpit rasa bersalah dan sesal.

Elizabeth tahu betapa Reese membencinya. Jika dia memang belum yakin, dia sudah pasti melihat itu dalam tatapan dingin Reese hari ini. Seluruh pori di wajah Reese yang terbakar matahari seolah menguarkan kebencian. Seluruh pemikiran penuh amarah itu seolah menyeberangi jarak di antara mereka. Dia tidak pernah melihat Reese semenjak hari itu, nyaris delapan tahun lalu, saat pria itu pulang untuk cuti dan mendapati bahwa dia telah menikahi pria lain.

Tidak semenjak Reese menyebutnya pelacur dan bersumpah bahwa suatu hari nanti Elizabeth akan membayar untuk semua kebohongan dan tipu muslihatnya.

Elizabeth sudah membayarnya. Demi Tuhan, dia sudah membayarnya setiap hari semenjak menikah dengan Edmund Holloway. Dia sudah memenuhi tuntutan ayahnya dan menikahi seorang pria yang bukan pilihannya.

Tetapi dia tidak pernah berhenti mencintai Reese. Hatinya seolah diremas. Dia membayangkan paras keras, tampan, begitu maskulin, dan luar biasa menarik itu. Entah bagaimana, Reese tampak persis saat dia masih seorang pemuda berusia dua puluhan, tinggi dan berambut hitam, tubuhnya berotot kukuh dan ramping, sosoknya terbentuk sempurna.

(12)

6

Kat Martin

7

Reese's Bride

sangat berbeda. Reese dulu sedikit malu-malu saat masih melakukan pendekatan dengannya, dan sedikit ragu-ragu. Sekarang pria itu menunjukkan maskulinitasnya dengan nyata, terpampang jelas dalam tatapannya yang mantap, dan caranya mengamati Elizabeth dengan terlalu berani. Ada sekilas kekejaman dalam parasnya yang tampak saat pria itu masih muda, serta kepercayaan diri dan wibawa liar yang membuat Reese semakin menarik.

“Mama...?”

Suara kecil Jared memanggilnya dari seberang kereta. “Ya, Sayang?” Sakit kepala mulai terbentuk di balik mata Elizabeth, jadi dia menggosok pelipisnya untuk melawan rasa nyeri itu.

“Siapa pria itu?” Putranya duduk tenang di kursi seberang, suaranya hampir seperti berbisik. Elizabeth tahu, anak itu tidak akan bicara jika tidak merasakan kegelisahan ibunya.

Elizabeth berusaha tersenyum dan menepuk kursi di sampingnya. Jared beringsut ke sampingnya dan dia pun melingkarkan sebelah lengan ke pundak mungil bocah itu.

“Mayor Dewar itu seorang kawan lama, Sayang.” Itu sebuah kebohongan besar. Reese membencinya dan dia tidak menyalahkan Reese. “Dia baru saja keluar dari militer dan kembali ke rumahnya.”

Jared hanya menatapnya. Anak itu tidak bertanya lagi, hanya memandanginya dengan mata cokelatnya, mata yang dalam, pikir Elizabeth. Mata yang terlalu dewasa untuk anak sekecil ini, dan terlalu kesepian. Elizabeth sanggup menyunggingkan seulas senyu-man, dan mulai menunjuk bermacam pemandangan sementara kereta mereka bergerak di sepanjang jalan,

(13)

6

Kat Martin

7

Reese's Bride

menyeberangi ladang-ladang yang terbentang. Saat ini pertengahan bulan September, dedaunan berubah warna menjadi jingga, emas, dan merah. Dua anak laki-laki bermain di pinggir jalan, saling melempar bola, dan Elizabeth menunjuk mereka agar Jared melihatnya. “Kelihatannya menyenangkan, bukan? Kau suka main bola. Mungkin satu anak laki-laki Mrs. Clausen bisa bermain denganmu sore ini.” Mrs. Clausen adalah pengurus rumah, seorang wanita baik hati yang membesarkan cucu-cucu yatim piatu putrinya, anak-anak laki-laki berusia delapan dan sembilan tahun. Mereka menyukai Jared, tapi karena sifat pemalu Jared, mereka jarang mencarinya. “Bagaimana kalau kau menyapa mereka saat kita pulang nanti?”

Jared tidak berkata apa-apa, tapi matanya terpaku pada anak-anak itu dan tatapannya membuat tenggorok-an Elizabeth tercekat. Selama tenggorok-anak ini tetap tinggal di Aldridge Park, Jared tidak akan pernah keluar dari cangkang yang diciptakan untuk melindungi dirinya sendiri. Satu lagi alasan mengapa Elizabeth harus pergi. Bukan pergi, koreksi Elizabeth dalam hati. Tapi

melarikan diri.

Selama saudara ipar beserta istrinya, Mason dan Frances Holloway, tinggal di Aldridge Park, Elizabeth adalah tawanan di dalam rumahnya sendiri.

Sakit kepalanya semakin parah, berdenyut-denyut di tengkoraknya seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini. Dia takut pada Mason. Dia tipe pria yang berdiri terlalu dekat, dan terlalu sering menyentuh. Elizabeth harus pergi, tapi dia cukup yakin Mason akan mengejarnya. Dia tidak tahu sejauh apa Mason akan bertindak untuk mempertahankan agar Elizabeth dan Jared—sekarang Earl of Aldridge—tetap ada di bawah kendalinya.

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ammar Rifqi, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Pengaruh Profitability, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Innovation, dan Time

Dilihat dari hasil analisis Post-Hoc yang terdapat pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa antiseptik yang ditempatkan pada zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi) dan

Menjadikan Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar (IKD) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga terkemuka di tingkat Nasional dan Asia, terutama pemuka

Dalam pelaksanaan pemanenan, perlu diperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah memperoleh produksi yang baik dengan rendemen minyak yang

Berdasarkan hasil penelitian ini, padi varietas Ciherang hanya akan menghasilkan kalus embriogenik dengan jumlah maksimal pada konsentrasi 2,4-D 3 mg/l dalam

Dalam hal ini fiskus memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri jumlah pajak terutangnya, dengan kepercayaan yang sudah diberikan oleh fiskus kepada

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul : MAKNA KERJA DALAM LABOREM EXERCENS ARTIKEL 4-10 MENURUT YOHANES PAULUS II..

Bagi mereka wanita bercadar sebagai aktor atau pelaku dalam suatu tindakan sosial, cadar yang mereka kenakan mempunyai makna tersendiri yang dipakai untuk