• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Nilam Full

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi Nilam Full"

Copied!
249
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENYULINGAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENYULINGAN

MINYAK

MINYAK NILAM

NILAM ((

PaPatctchouli houli Oil Oil 

))

PT PERKASA PRIMATAMA MANDIRI

PT PERKASA PRIMATAMA MANDIRI

KABUPATEN MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

KABUPATEN MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

SKRIPSI SKRIPSI

LYSTI FATIMAH SIREGAR LYSTI FATIMAH SIREGAR

H34050230 H34050230

(2)
(3)
(4)

RINGKASAN RINGKASAN

LYSTI FATIMAH SIREGAR 

LYSTI FATIMAH SIREGAR . Analisis . Analisis Kelayakan Usaha Penyulingan MinyakKelayakan Usaha Penyulingan Minyak Nilam (

Nilam (Patchouli Oil Patchouli Oil ) PT Perkasa Primatama Mandiri Kabupaten) PT Perkasa Primatama Mandiri Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.

Mandailing Natal Sumatera Utara. Skripsi. Departemen Agribisnis, FakultasSkripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RITA Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RITA  NURMALINA).

 NURMALINA).

Indonesia merupakan negara penghasil minyak atsiri terbesar kedua di Indonesia merupakan negara penghasil minyak atsiri terbesar kedua di Asia dan terbesar ke tujuh di dunia. Salah satu minyak atsiri yang cukup terkenal Asia dan terbesar ke tujuh di dunia. Salah satu minyak atsiri yang cukup terkenal dan memiliki pangsa pasar besar di pasar internasional adalah minyak nilam. dan memiliki pangsa pasar besar di pasar internasional adalah minyak nilam. Melihat potensi yang ada dalam minyak nilam, maka PT. Perkasa Primatama Melihat potensi yang ada dalam minyak nilam, maka PT. Perkasa Primatama Mandiri membuka usaha yang bergerak di bidang perkebunan dan penyulingan Mandiri membuka usaha yang bergerak di bidang perkebunan dan penyulingan minyak nilam. PT. Perkasa Primatama Mandiri merupakan perusahaan baru dan minyak nilam. PT. Perkasa Primatama Mandiri merupakan perusahaan baru dan satu-satunya yang melakukan penyulingan minyak nilam dengan menggunakan satu-satunya yang melakukan penyulingan minyak nilam dengan menggunakan teknologi modern (

teknologi modern (heater heater ) di Sumatera Utara. Mengingat dalam membuka usaha) di Sumatera Utara. Mengingat dalam membuka usaha  penyulingan

 penyulingan minyak minyak nilam nilam yang yang menggunakan menggunakan teknologi teknologi modern modern membutuhkanmembutuhkan investasi yang besar, maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk investasi yang besar, maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan perusahaan memberikan keuntungan mengetahui apakah usaha yang dijalankan perusahaan memberikan keuntungan atau tidak.

atau tidak.

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kelayakan usaha Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kelayakan usaha  penyulingan

 penyulingan minyak minyak nilam nilam PT. PT. Perkasa Perkasa Primatama Primatama Mandiri Mandiri dilihat dilihat dari dari aspekaspek  pasar,

(5)
(6)

menggunakan teknologi modern (

menggunakan teknologi modern (heater heater ). Minyak nilam yang dihasilkan oleh). Minyak nilam yang dihasilkan oleh  perusahaan

 perusahaan akan akan dipasarkan dipasarkan ke ke beberapa beberapa kota kota dalam dalam negeri negeri seperti seperti Medan Medan dandan Jakarta. Selain itu perusahaan juga berencana akan melakukan ekspor ke Jakarta. Selain itu perusahaan juga berencana akan melakukan ekspor ke Singapura, Cina, Jepang, dan Korea. Perusahaan sudah memiliki struktur Singapura, Cina, Jepang, dan Korea. Perusahaan sudah memiliki struktur organisasi formal dimana dalam pelaksanaannya sudah terdapat pembagian tugas organisasi formal dimana dalam pelaksanaannya sudah terdapat pembagian tugas yang jelas antara pengelola dan karyawan. Dalam pendirian usahanya perusahaan yang jelas antara pengelola dan karyawan. Dalam pendirian usahanya perusahaan telah memperoleh ijin usaha berupa ijin perkebunan dari Dinas Perkebunan. telah memperoleh ijin usaha berupa ijin perkebunan dari Dinas Perkebunan. Usaha yang dijalankan perusahaan sangat didukung oleh masyarakat karena tidak Usaha yang dijalankan perusahaan sangat didukung oleh masyarakat karena tidak memberikan dampak buruk baik terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitar. memberikan dampak buruk baik terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitar. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha penyulingan Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan oleh PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk minyak nilam yang dilakukan oleh PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk dijalankan pada tingkat diskonto 33,3 persen, yang diambil berdasarkan tingkat dijalankan pada tingkat diskonto 33,3 persen, yang diambil berdasarkan tingkat dividen yang diterima oleh masing-masing investor dari keuntungan yang dividen yang diterima oleh masing-masing investor dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hasil NPV sebesar Rp 563.632.417 menunjukkan bahwa diperoleh perusahaan. Hasil NPV sebesar Rp 563.632.417 menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan selama umur proyek adalah sebesar Rp keuntungan yang diperoleh perusahaan selama umur proyek adalah sebesar Rp 563.632.417. Net B/C sebesar 2,93 menunjukkan bahwa setiap pengeluaran Rp 1 563.632.417. Net B/C sebesar 2,93 menunjukkan bahwa setiap pengeluaran Rp 1 akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2,93 dan IRR sebesar 119,64 persen akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2,93 dan IRR sebesar 119,64 persen menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan akan bernilai nol menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan akan bernilai nol  pada

 pada tingkat tingkat suku suku bunga bunga atau atau diskonto diskonto 119,64 119,64 persen. persen. Periode Periode pengembalianpengembalian investasi akan diperoleh setelah 1 tahun 11 bulan 26 hari. Karena periode investasi akan diperoleh setelah 1 tahun 11 bulan 26 hari. Karena periode  pengembalian

 pengembalian investasi investasi yang yang diperoleh diperoleh kurang kurang dari dari umur umur proyek proyek yang diyang ditentukantentukan yaitu 10 tahun, maka investasi pada usaha penyulingan minyak nilam ini layak yaitu 10 tahun, maka investasi pada usaha penyulingan minyak nilam ini layak untuk dijalankan.

(7)
(8)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENYULINGAN

MINYAK NILAM (

Patchouli Oil 

)

PT PERKASA PRIMATAMA MANDIRI

KABUPATEN MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

LYSTI FATIMAH SIREGAR H34050230

(9)
(10)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Penyulingan Minyak Nilam ( Patchouli Oil ) PT Perkasa Primatama Mandiri Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

 Nama : Lysti Fatimah Siregar

 NRP : H34050230

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS  NIP. 19550713 198703 2 001

(11)
(12)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Penyulingan Minyak Nilam ( Patchouli Oil ) PT Perkasa Primatama Mandiri Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Lysti Fatimah Siregar H34050230

(13)
(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padangsidempuan pada tanggal 26 Maret 1987. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Fahdriansyah Siregar dan Ibunda Besti Hutagalung.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 1 Padangsidempuan pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama pada tahun 2002 di SLTPN 1 Padangsidempuan. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 2 Padangsidempuan diselesaikan pada tahun 2005.

Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai anggota pada divisi usaha mandiri dalamSyariah Economic Student Club (SES-C) dan Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIPMA).

(15)
(16)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Penyulingan Minyak Nilam ( Patchouli Oil ) PT Perkasa Primatama Mandiri Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing  Natal”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha penyulingan nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial lingkungan, menganalisis kelayakan finansial usaha penyulingan nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri apabila usaha ini dilakukan dalam dua skenario, dan menganalisis sensitivitas usaha  penyulingan nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usaha dengan menggunakan metode  switching value.

(17)
(18)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Etriya, SP, MM selaku dosen penguji utama dan Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen penguji departemen pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Amzul Rifin, SP, MA dan Tintin Sarianti, SP yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.

4. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini menjadi persembahan yang terbaik.

(19)
(20)

13. Teman-teman Galdikarya, Nti, Anis, Cicin, dan Mada atas kebersamaan selama Gladikarya.

14. Teman-teman Agribisnis 42 atas kebersamaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kebersamaannya selama empat tahun.

15. Teman-teman “Pondok Putri Rahmah”, Nina, Mara, Mba Otis, Mba Diah, Mba Tyas, Mba Acid, Ina, Dewi, Dina, Vitria, Ika, Yoan, Tika atas masukan, semangat, serta kebersamaannya selama ini.

16. Teman-teman SES-C khususnya divisi usaha mandiri, kak Anas, Gusri, Rina, Tedi, Buja dan Uti.

17. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas  bantuannya.

(21)
(22)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR GAMBAR ... xv DAFTAR LAMPIRAN ... xvi I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 5 1.3. Tujuan ... 8 1.4. Manfaat ... 9 II TINJAUAN PUSTAKA ... 10 2.1. Tinjauan Teoritis ... 10 2.1.1. Deskripsi dan Pemanfaatan

Minyak Nilam ... 10 2.1.2. Kriteria Kandungan Minyak Nilam ... 11 2.1.3. Proses Penyulingan Minyak Nilam ... 12 2.2. Penelitian Terdahulu ... 14 III KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

(23)
(24)

7.1. Analisis Inflow ... 65 7.2. Analisis Outflow ... 71 7.3. Analisis Kelayakan Finansial ... 80 7.4. AnalisisSwitching Value ... 81 7.5. Perbandingan Hasil Analisi Kelayakan Finansial

Skenario I dan II ... 83 7.6. Perbandingan Hasil AnalisisSwitching Value

Skenario I dan II ... 83 VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 85 8.1. Kesimpulan ... 85 8.2. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN ... 89

(25)
(26)

DAFTAR TABEL

 Nomor Halaman

1. Daerah Produksi Nilam di Indonesia Tahun 2003-2008 ... 3 2. Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Perkebunan

 Nilam Tahun 2003-2006 ... 3 3. Ekspor Minyak Nilam Indonesia Tahun 2003-2006 ... 4 4. Kriteria Kandungan Minyak Nilam Menurut ISO 3757

(2002) ... 12 5. Proyeksi Penjualan Minyak Nilam Skenario I ... 66 6. Proyeksi Penjualan Daun Kering Skenario I ... 67 7.  Nilai Sisa Biaya Investasi Proyek Skenario I ... 68 8. Proyeksi Penjualan Minyak Nilam Skenario II ... 69 9. Proyeksi Penjualan Daun Kering Skenario II ... 70 10. Nilai Sisa Biaya Investasi Proyek Skenario II ... 71 11. Biaya Investasi Skenario I ... 73

(27)
(28)

DAFTAR GAMBAR

 Nomor Halaman

1. Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam ... 12 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ... 29 3. Bibit Setek Batang ... 51 4. Pembibitan ... 51 5. Tanaman Nilam Madina dengan Jarak Tanam

50 cm x100 cm ... 52 6. Penjemuran di Luar Ruangan ... 56 7. Penjemuran di Dalam Ruangan ... 56 8. Proses Penyulingan ... 59

(29)
(30)

DAFTAR LAMPIRAN

 Nomor Halaman

1. Jenis Minyak Atsiri yang Disuplai dari Indonesia ... 90 2. Daftar Tanaman Atsiri Penghasil Minyak Atsiri yang

Berkembang di Indonesia ... 91 3. Ekspor Minyak Nilam Indonesia ke Negara Tujuan ... 93 4. Grafik Tren Pertumbuhan Produksi Nilam Indonesia ... 94 5. Grafik Tren Pertumbuhan Ekspor Minyak Nilam

Indonesia ... 95 6. Kuisioner Kelayakan Usaha Penyulingan Minyak Nilam ... 96 7. Struktur Organisasi PT. Perkasa Primatama Mandiri ... 103 8. Jadwal Tanam dan Panen ... 104 9. Laporan Rugi Laba Usaha Penyulingan Minyak Nilam

Skenario I ... 106 10. Cashflow Skenario I, Tanpa Penambahan Jumlah Ketel ... 108 11. Laporan Rugi Laba Usaha Penyulingan Minyak Nilam

(31)
(32)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Ketua Dewan Atsiri Indonesia Wien P Gunawan, Indonesia adalah penghasil minyak atsiri terbesar kedua di Asia. Data UN Comtrade tahun 2006 bahkan menunjukkan, Indonesia merupakan produsen minyak atsiri terbesar ketujuh di Dunia.1  Dari 70 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasaran internasional, sekitar 9-12 jenis minyak atsiri diekspor dari Indonesia (Lampiran 1). Pangsa pasar ekspor Indonesia dari pasar dunia untuk beberapa minyak atsiri antara lain minyak nilam 85 persen, minyak pala 70 persen, minyak cengkeh 63  persen, dan minyak sereh 15 persen.2

Minyak atsiri yang disebut essential oil , ethereal oils,  atau  volatile oils adalah salah satu komoditi yang memiliki potensi besar di Indonesia. Minyak atsiri adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, akar, batang, ranting, bunga atau buah yang diperoleh melalui proses penyulingan

(33)
(34)

minyak atsiri, namun yang telah dikembangkan sekitar 37 jenis.4  Dari berbagai  jenis tanaman penghasil minyak atsiri tersebut, yang cukup terkenal di pasar dunia

adalah nilam. Nilam ( Pogestemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman  penghasil minyak atsiri yang penting, baik sebagai sumber devisa negara maupun sebagai sumber pendapatan  petani. Mangun (2005), di Indonesia hingga kini terdapat tiga jenis nilam yaitu  Pogostemon cablin Benth (nilam aceh),  Pogostemon heyneanus Benth (nilam jawa), dan  Pogostemon hortensis Benth (nilam sabun). Diantara ketiga jenis nilam tersebut, nilam aceh memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi yaitu 2,5 persen sampai 5 persen. Sedangkan nilam jawa dan nilam sabun memiliki kandungan minyak yang sama yaitu sekitar 0,5 persen sampai 1,5 persen.

 Nilam berasal dari daerah tropis Asia Tenggara terutama Indonesia dan Philipina, India, Amerika selatan dan China (Grieve dalam www.balittro.litbang.deptan.go.id, 2003). Sentra produksi nilam di Indonesia adalah Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Daerah lain

(35)
(36)

Tabel 1. Daerah Produksi Nilam di Indonesia Tahun 2003-2008

Lokasi

Produksi (ton) / Tahun Rata-rata Pertumbuan Produksi 2003-2006 (%) 2003 2004 2005 2006 2007 2008*)  NAD 239.00 121 87 88 110 130 -33 Sumatera Utara 383.00 233 178 118 98 116 -95 Sumatera Barat 613.00 404 396 152 300 318 6 Riau 362.00 22 23 20 19 33 -34 Jambi - - - 29 23 48 -Sumatera Selatan 438 42 42 108 19 79 300 Bengkulu 146 584 286 297 - - -Lampung 45 15 15 19 25 33 24 Jawa Barat 25 55 180 223 155 181 357 Jawa Tengah 129 234 330 424 292 388 153 D.I.Yogyakarta - - 51 - - -Jawa Timur 2 2 1 967 110 164 96.510 Indonesia 2.382 1.712 1.537 2.496 1.152 1.490 -0,5

Sumber : Departemen Pertanian, 2003-2008 Keterangan : *) = angka sementara

Tabel 2. Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Perkebunan Nilam Tahun 2003-2006

(37)
(38)

 patchauoli alkohol yang berkisar antara 30 –  50 persen. Aromanya segar dan khas dan mempunyai daya fiksasi yang kuat, sulit digantikan oleh bahan sintetis (Feri dalam www.balittro.litbang.deptan.go.id, 1991). Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan menggunakan daun nilam basah maupun kering. Namun  penyulingan yang menggunakan daun nilam kering akan menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibanding dengan yang menggunakan daun nilam basah. Rendemen dari basah ke kering adalah sebesar 25 persen.

Berdasarkan data BPS tahun 2003-2006, ekspor minyak nilam mengalami  peningkatan dari 1.127 ton dengan nilai sebesar US$ 19.165.000 hingga 2.832 ton

dengan nilai sebesar US$ 43.984.000. Peningkatan ekspor minyak nilam dapat disebabkan karena adanya peningkatan permintaan minyak nilam oleh industri-industri parfum, kosmetika, dan farmasi, peningkatan tren mode, serta belum  berkembangnya materi subsitusi minyak nilam di dalam industri parfum maupun kosmetik. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka prospek agribisnis dan agroindustri nilam di Indonesia sangat terbuka lebar. Beberapa negara tujuan

(39)
(40)

satu faktor penting yang harus diperhatikan. Kualitas minyak nilam dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan aromanya.Ordinary danmedium merupakan minyak nilam hasil sulingan dari Indonesia dan Singapura.Specialdan extra special merupakan minyak nilam hasil sulingan Prancis dan Inggris yang dilakukan secara tidak langsung. Maksudnya, sebelum penyulingan, diadakan  pemilihan daun terlebih dulu.8

Terkait dengan kualitas minyak nilam, Dewan Standardisasi Nasional telah menetapkan standar produk dengan nama Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-2385-1991, meliputi syarat mutu, pengujian mutu dan pengemasan, definisi, jenis mutu, pengambilan contoh, serta rekomendasi. Dalam SNI tersebut, minyak nilam didefinisikan sebagai minyak yang dihasilkan dengan cara penyulingan dari tanaman pogostemon cablin Benth. Minyak nilam digolongkan hanya dalam satu  jenis mutu, yaitu  patchouli oil.  Minyak nilam yang hendak diekspor harus memenuhi sejumlah persyaratan, antara lain (1) minyak dikemas dalam drum aluminium atau drum dari pelat timah putih atau drum besi galvanis atau drum

(41)
(42)

industri parfum, kosmetik, dan farmasi. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka prospek agribisnis dan agroindustri nilam di Indonesia sangat terbuka lebar.

Pasar dunia membutuhkan 1.200-1.400 ton minyak nilam setiap tahun dan volume tersebut cenderung terus meningkat, sedangkan produksi yang tersedia  baru mencapai 1.000 ton per tahun.10  Pada tahun 2003-2008 produksi nilam di

Indonesia mengalami penurunan dari 2.382 ton menjadi 1.490 ton. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata pertumbuhannya, produksi nilam mengalami penurunan sebesar 0,5 persen per tahun. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi  petani dan produsen minyak nilam Indonesia, mengingat Indonesia merupakan salah satu eksportir minyak nilam terbanyak dengan pangsa pasar 85 persen dari  pasar dunia. Adanya peningkatan produksi nilam dengan luas areal yang tetap maka akan meningkatkan produktivitas nilam. Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah luas areal nilam mengalami peningkatan sedangkan produksi nilam menurun sehingga produktivitas dari nilam menurun.

(43)
(44)

 bertambah sementara teknologi pengolahan yang digunakan masih sederhana maka akan terjadi kelebihan bahan baku sehingga harga minyak nilam menjadi rendah. Produksi dan mutu minyak nilam yang tidak stabil karena teknologi  pengolahan yang digunakan masih belum berkembang dengan baik (masih sederhana) juga merupakan salah satu faktor harga minyak nilam berfluktuatif. Menurut Ketua The Indonesian Essential Oil Trade Association (Indessota) T.R. Manurung, harga normal minyak nilam adalah sebesar Rp 250.000 per kg. Selama tahun 2008 harga minyak nilam terus berfluktuasi hingga mencapai level tertinggi sebesar Rp1,2 juta per kg dan level terendah sebesar Rp250.000 per kg. Selain ketersediaan bahan baku serta mutu dan minyak nilam yang tidak stabil, harga minyak nilam yang berfluktuatif juga dapat disebabkan oleh pengaruh kurs rupiah terhadap dollar karena pasar minyak nilam terbesar adalah untuk ekspor.

Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu sentra produksi nilam yang terdapat di Sumatera Utara. Keadaan iklim dan tanahnya sangat mendukung untuk ditanami nilam. Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang menanami

(45)
(46)

aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan. Sedangkan dalam menganalisis aspek finansial dilakukan dua skenario. Pemilihan skenario ditentukan berdasarkan kapsitas produksi (kapasitas mesin). Skenario pertama merupakan usaha yang dijalankan perusahaan saat ini, dimana kapasitas mesin yang digunakan adalah 30 kg. Sedangkan skenario kedua merupakan rencana perusahaan ke depan, dimana perusahaan ingin meningkatkan kapasitas produksi melalui penambahan jumlah ketel suling 100 kg untuk memaksimalkan kapasitas mesin dan penggunaan nilam kering (bahan baku) yang dihasilkan dari budidaya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai  berikut:

1) Bagaimana kelayakan usaha penyulingan minyak nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan?

(47)
(48)

3) Menganalisis sensitivitas usaha penyulingan minyak nilam PT. Perkasa Primatama Mandiri apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usaha dengan menggunakan metode switching value.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi  berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:

1) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapakan dapat memberikan tambahan informasi dalam menentukan langkah-langkah yang tepat dalam keputusan investasi pada usaha penyulingan minyak nilam.

2) Bagi kalangan akademis lainnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

3) Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengembangkan daya analisis kelayakan usaha berdasarkan konsep studi kelayakan usaha.

(49)
(50)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Deskripsi dan Pemanfaatan Minyak Nilam

Minyak atsiri merupakan minyak yang diperoleh dari daun, batang dan cabang nilam dengan cara penyulingan. Minyak yang dihasilkan terdiri dari komponen bertitik didih tinggi seperti patchouli alcohol, patchoulen, kariofilen dan non patchoulenol  yang berfungsi sebagai zat pengikat.12 Menurut Romansyah (2002), minyak nilam yang terdapat pada daun adalah yang terbaik, oleh karena itu daun nilam merupakan bagian terpenting dan berharga dari tanaman nilam. Bila daunnya diremas/dihaluskan, maka akan keluar bau harum dan khas. Ini yang menyebabkan banyak masyarakat desa secara tradisonal memanfaatkannya sebagai bahan pewangi ketika mandi atau mencuci pakaian sebagai pengganti sabun.

(51)
(52)

kering yang dihasilkan mesin penghasil uap (boiler) yang diteruskan ke dalam tangki reaksi (autoklaf) selanjutnya uap akan menembus bahan baku nilam kering dan uap yang ditimbulkan diteruskan ke bagian pemisahan untuk dilakukan  pemisahan uap air dengan uap minyak nilam dengan sistem penyulingan. Minyak nilam yang baik dihasilkan dari tabung reaksi dan peralatan penyulingan yang terbuat dari baja tahan karat ( stainless steel ) dan peralatan tersebut hanya digunakan untuk menyuling nilam.14

Produksi minyak nilam banyak terdapat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Daerah lain yang sedang mengembangkan komoditi ini di antaranya adalah Bengkulu, Lampung dan beberapa daerah di Jawa seperti Purwokerto, Madiun, Malang, Garut, Ciamis, Tasikmalaya. Lebih dari 80 persen minyak nilam Indonesia dihasilkan dari Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, yang sebagian besar produksinya di ekspor ke negara-negara industri.15

(53)
(54)

Sementara kriteria kandungan minyak nilam menurut ISO 3757 (2002), dan yang selama ini dapat diterima oleh eksportir dan pihak pabrikan di luar negeri (pihak importir) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kriteria Kandungan Minyak Nilam Menurut ISO 3757 (2002)

Parameter Mutu Persyaratan

Warna Kuning –  coklat kemerahan

Bobot Jenis 25oC/25oC 0,9485 –  0,9715 Indeks Bias 25oC 1,5030 –  1,5130 Putaran Optik (-40o) –  (-60o)

Kelarutan dalam etanol 90persen Larutan jernih perbandingan 1:10

Bilangan Asam Maksimum 5,0

Bilangan Ester Maksimum 10,0

Analisis kromatografi gas 27 persen –  35 persen Sumber: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2007

(55)
(56)

Menurut Mangun (2005), mutu minyak nilam serta rendemen yang sesuai kriteria sangat dipengaruhi oleh jenis mesin dan sistem penyulingan yang digunakan. Selain itu, sanitasi lingkungan tempat penyulingan, gudang tempat  penyimpanan daun, dan kedekatan lokasi penyulingan dengan lahan perkebunan  juga berpengaruh. Oleh sebab itu, peralatan mesin yang digunakan harus memiliki kelebihan secara teknis agar diperoleh rendemen minyak yang tinggi. Adapun tata cara penyulingan berdasarkan jenis mesin penyuling yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

1) Penyulingan Dengan air

Penyulingan dengan air termasuk cara yang paling sederhana dibandingkan dengan cara penyulingan lain. Bahkan, bahan ketel yang digunakan oleh penyuling berasal dari bekas drum aspal atau oli. Pengolahan dilakukan dengan memasak daun kering dalam air hingga menidih dalam satu tangki atau ketel penyuling. Komposisi air dan daun nilam dibuat hampir berimbang, tergantung kapasitas muat ketel tersebut. Uap perebusan mengalami proses

(57)
(58)

kandungan minyak dalam daun akan terbawa bersama uap air melalui pipa dan selanjutnya masuk ke ketel pendingin.

Penggunaan cara penyulingan dengan sistem ini mempunyai kelebihan tersendiri yaitu uap air yang dihasilkan selalu dalam kondisi jernih. Selain itu, suhu yang dihasilkan tidak terlalu panas sehingga tingkat kegosongan minyak lebih terkendali. Namun, dibalik kelebihannya terdapat suatu kelemahan, yaitu tekanan uap yang dihasilkan relatif rendah sehingga belum bisa menghasilkan minyak dengan waktu yang cepat. Untuk menghasilkan rendemen minyak yang  banyak serta tingkat persentase patchouli alkohol tinggi diperlukan waktu cukup  panjang, yaitu lebih dari 8 jam dalam setiap sekali suling.

3) Penyulingan Dengan Uap Tidak Langsung

Prinsip dasar sistem penyulingan dengan uap tidak langsung adalah  penggunaan uap bertekanan tinggi. Tabung pendidih dipisahkan dari tabung  penyulingan. Artinya, tabung air tersendiri dan tabung tempat bahan yang disuling  juga tersendiri. Jumlah tabung bahan dapat ditempatkan beberapa buah secara

(59)
(60)

Proses pengembangan agroindustri skala kecil di Kabupaten Asahan harus diikuti dengan perubahan teknik dari teknologi suling uap langsung (uap dan air) menjadi teknologi suling uap tidak langsung . Pengembangan agroindustri skala kecil tersebut layak untuk dilakukan. Sedangkan dari analisis finansialnya diperoleh besaran-besaran yang sesuai untuk kriteria usaha yang layak antara lain: IRR sebesar 64,97 persen, NPV sebesar Rp 189.146.239,39, PBP selama 2,91 tahun, dan Net B/C sebesar 1,342. Modal keseluruhan yang dibutuhkan dalam  pengembangan usaha tersebut sebesar Rp 21.154.520 dan biaya variabel sebesar Rp 147.360.000. Peningkatan biaya sampai 50 persen secara agregat masih memberikan hasil yang layak bagi pengembangan usaha kecil ini. Hasil  perhitungan marjin keuntungan petani menunjukkan usaha pengembangan agroindustri minyak nilam skala kecil di Kabupaten Asahan lebih menjanjikan dibandingkan kondisi sekarang. Hal ini dapat dilihat dari perolehan yang didapat  petani dari kegiatan usaha sebesar Rp 735.861,67 per bulan, disamping komponen  biayan tenaga kerja sebesar Rp 250.000 sehingga total yang diterima petani per

(61)
(62)

empat tahu masa pelunasan, harga bahan baku Rp 5.000/kg , harga jual minyak nilam rata-rata Rp 190.000/kg dan 25 persen modal sendiri (investasi Rp 461.424.409) diperoleh NPV Rp 924.828.165, IRR 65,97 persen, Net B/C 1,42 dan PBP 2,42 tahun. Kelayakan minimum berada pada posisi bahan baku Rp 8.660/kg dan harga jual Rp 189.865/kg. Atas dasar nilai B/C ratio harga daun kering tanaman nilam masih dapat ditingkatkan hingga Rp 5.000/kg dan pada kondisi ini nilai B/C rasio kedua pola usaha sebesar 1,40.

Encep (2002), penelitian mengenai sistem agribisnis nilam di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tujuan penelitian yaitu mengkaji sistem agribisnis nilam dan prospeknya mencakup subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem usahatani, dan subsistem pemasaran nilam; menganalisis tingkat pendapatan dan tingkat efisiensi usahatani nilam; menganalisis marjin pemasaran dan share harga yang diterima petani pada tiap pola pemasaran terna nilam; dan mengetahui struktur pasar terna nilam yang terbentuk. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan keuntungan usahatani; analisis marjin pemasaran dan

(63)
(64)

sensitivitas usaha terhadap perubahan tingkat harga hasil produksi, biaya  produksi, dan produktivitas nilam; dan mengetahui peranan pemerintah Kabupaten Tasik terhadap pengembangan agroindustri penyulingan nilam. Metode dan analisis data yang digunakan adalah analisis pasar, teknis, manajemen dan keuangan; harga pokok produk (HPP); ROI; NPV, IRR, Net B/C, Payback  Period , analisis sensitivitas dan switching value.

 Return on investment   yang dihasilkan perusahaan terus meningkat yang  berarti investasi yang ditanamkan pada usaha ini dapat memberikan tingkat  pengembalian yang menguntungkan. ROI rata-rata yang dihasilkan adalah 0,4701 yang berarti setiap Rp 100 dari total aktiva yang diinvestasikan menghasilkan laba  bersih sebesar Rp 47,01. Adanya peningkatan ROI disebabkan oleh peningkatan

laba bersih berkaitan dengan nilai penjualan pabrik.

Berdasarkan perhitungan NPV bahwa selama 10 tahun berturut-turut usaha  penyulingan minyak nilam memberikan keuntungan sebesar Rp 763.880.851 menurut nilai waktu sekarang. Sedangkan hasil NBCR menunjukkan bahwa setiap

(65)
(66)

digunakan dalam penelitian ini adalah NPV, IRR, dan Net B/C. Dilakukan analisis sensitivitas terhadap penuruan harga output sebesar 10-20 persen, peningkatan harga input pupuk dan tenaga kerja sebesar 10-40 persen akibat dinaikkannya harga pupuk dan BBM oleh pemerintah dan kombinasi kedua perubahan tersebut.

Berdasarkan karakteristik wilayah, maka nilam relevan untuk tumbuh dan  berkembang di Desa Jatiwangi karena ketinggian tempat berada pada ketinggian ideal yaitu 600 m dpl. Hal ini didukung oleh jumlah bulan hujan 6-7 bulan dan suhu rata-rata 350C yang baik untuk menghasilkan pH minyak menurut standar  perdagangan yaitu 2,5-4 persen. Akan tetapi ditinjau dari penerapan teknik  budidayanya maka petani nilam di Desa Jatiwangi belum mampu menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar. Jarang dilakukan penyulaman karena petani tidak mau mengeluarkan biaya dua kali, penyiangan yang dilakukan tidak bersih,  pemupukan yang dilakukan tidak pada saat yang tepat, kadang-kadang pupuk hanya disebar tidak sistematik, waktu panen yang dilakukan belum teratur dan tidak pada umur tanaman yang layak, petani kurang melakukan pemeliharaan

(67)
(68)

Hasil sensitivitas menunjukkan bahwa usahatani nilam lebih sensitif terhadap penurunan harga jual output disertai peningkatan harga pupuk dan upah tenaga kerja secara bersamaan, dibandingkan hanya dengan peningkatan harga  pupuk dan upah tenaga kerja. Berdasarkan hasil wawancara bahwa perubahan  pada kedua variabel yaitu pupuk dan tenaga kerja merupakan hal yang paling  penting dalam usahatani nilam, karena diperlukan penambahan hara pada tanah mengingat nilam merupakan tanaman yang banyak menghabiskan unsur hara tanah, sedangkan tenaga kerja dibutuhkan untuk pemeliharaan yang intensif dalam  penerapan teknik budidaya yang baik dan benar.

Walaupun komoditi yang diteliti penulis sama dengan kelima peneliti terdahulu di atas yaitu nilam, tetapi terdapat perbedaan perusahaan tempat  penelitian ini dilakukan. Selain itu, peneliti hanya melakukan penelitian yang fokus untuk menganalisis kelayakan satu perusahaan baru yang bergerak pada  penyulingan minyak nilam dengan menggunakan dua skenario yaitu skenario  pertama penyulingan dengan kapasitas mesin 30 kg (tanpa penambahan ketel

(69)
(70)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Studi Kelayakan Proyek

Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit ), atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai, dilaksanakan sebagai satu unit. Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objective) dan mempunyai suatu titik tolak ( starting point ) dan suatu titik akhir (ending  point ) (Kadariah et al , 1999).

Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu  proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Dalam arti sempit, keberhasilan ini ditafsirkan sebagai manfaat ekonomis. Jika  penelitian dari investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi pelaku

(71)
(72)

3.1.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Proyek

Gittinger (1986) menyatakan bahwa dalam melakukan studi kelayakan  perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaan. Secara umum aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan  proyek meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial.

3.1.2.1. Aspek Pasar

Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh  proyek tersebut. Menurut Husnan dan Muhammad (2000) aspek pasar

mempelajari: 1) Permintaan

Lipsey (1995) menyatakan bahwa jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta untuk komoditi

(73)
(74)

yang mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu pada satu periode tertentu di  bawah pengaruh set kondisi tertentu. Satu set kondisi tertentu ini meliputi variabel : marketing mix dan kemampuan manajemen lainnya, serta variabel yang tidak dapat dikontrol oleh calon investor (Husnan dan Muhammad, 2000).

3.1.2.2. Aspek Teknis

Menurut Husnan dan Muhammad (2000), aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan secara teknis dan  pengoperasiaannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam aspek teknis antara lain: 1) Lokasi Proyek

Lokasi proyek untuk perusahaan industri mencakup dua pengertian, yaitu lokasi dan lahan pabrik serta lokasi bukan pabrik. Pengertian lokasi bukan  pabrik mengacu pada lokasi untuk kegiatan yang secara langsung tidak  berkaitan dengan proses produksi, yaitu lokasi bangunan administrasi

(75)
(76)

 permintaan, persediaan kapasitas mesin-mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial, dan manajemen serta kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang.

3)  Layout 

 Layout   merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian,  pengertianlayout  mencakup layout site (layout lahan lokasi proyek),layout   pabrik, layout   bangunan bukan pabrik, dan fasilitas-fasilitasnya. Dalam

layout   pabrik terdapat dua tipe utama, yaitu layout   fungsional (layout   process) danlayout  produk (layout  garis).

4) Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan

Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria lain yaitu ketepatan jenis teknologi yang

(77)
(78)

 berbagai aktivitas atau kegiatan proyek dan penggunaan sumber daya agar secara fisik proyek dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Hal-hal yang  perlu diperhatikan dalam manajemen masa pembangunan proyek, yaitu  pelaksanaan proyek tersebut, jadwal penyelesaian proyek, dan pihak yang

melakukan studi masing-masing aspek. 2) Manajemen dan Operasi

Manajemen ini meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan, anggota direksi, serta tenaga kunci serta jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.

3.1.2.4. Aspek Hukum

Aspek hukum terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan,  jaminan-jaminan yang dapat diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta,

sertifikat, dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha.

(79)
(80)

1) Biaya Kebutuhan Investasi

Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk yang digunakan untuk membeli aset-aset proyek. Aset-aset ini biasanya berupa aset tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan mulai dari pendirian hingga dapat dioperasikan. Secara umum kompnen biaya investasi terdiri atas biaya pra investasi dan biaya  pembelian aktiva tetap (Husnan dan Muhammad, 2000). Aktiva tetap atau aktiva jangka panjang terdiri dari tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan perlengkapannya, pabrik dan mesin, dan aktiva tetap lainnya.

2) Sumber-Sumber Dana

Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa dana yang dibutuhkan dalam investasi dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, yaitu modal milik sendiri maupun modal pinjaman. Pada dasarnya pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih sumber dana yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi dengan biaya yang terendah dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang

(81)
(82)

 proyek berakhir disebut terminal cash flow. Pada umumnya initial cash flow  bernilai negative, sedangkan operational   dan terminal cash flow  benilai  positif. Aliran-aliran kas ini harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak

(Husnan dan Muhammad, 2000).

Menurut Kadariah et al.  (1999), dalam mencari ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek diperlukan pengukuran menggunakan  beberapa kriteria. Kriteria ini tergantung dari kebutuhan akan keadaan masing proyek. Setiap kriteria memiliki kebaikan serta kelemahan masing-masing, sehingga dalam penilaian kelayakan suatu proyek hendaknya digunakan  beberapa metode sekaligus. Hal ini bertujuan untuk memberikan hasil yang lebih

sempurna. Kriteria yang biasa digunakan antara lain: a)  Nilai Bersih Sekarang ( Net Present Value)

 Net Present Value  (NPV) merupakan nilai sekarang dari selisih antara manfaat (benefit ) dengan biaya (cost ) pada tingkat suka bunga tertentu.  b) Tingkat Pengembalian Investasi ( Internal Rate of Return)

(83)
(84)

 biasanya didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian dan  perubahan yang akan terjadi di masa depan.

Proyek pada sektor pertanian dapat berubah-ubah akibat dari empat  permasalahan utama, yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan  pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan perubahan volume produksi. Permasalahan ini timbul karena banyak faktor yang tidak terkendali. Setiap kemungkinan perubahan atau kesalahan dalam dasar perhitungan sebaiknya dipertimbangkan dalam analisis sensitivitas (Gittinger, 1986).

Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti ( switching value). Menurut Gittinger (1986), pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat minimum dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan  berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol (NPV = 0). NPV sama dengan nol akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan 1.

(85)
(86)

Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu sentra produksi nilam yang terdapat di Sumatera Utara. Keadaan iklim dan tanahnya sangat mendukung untuk ditanami nilam. Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang menanami lahannya dengan tanaman nilam. Selama ini pengusahaan nilam di Kabupaten Mandailing Natal masih dalam bentuk perkebunan rakyat dengan luas areal tanam yang relatif kecil. Selain itu, penyulingan nilam yang dilakukan juga masih tradisional yaitu dengan menggunakan mesin yang sederhana. Akibatnya mutu minyak yang dihasilkan rendah sehingga harga yang diterima petani juga rendah.

Melihat prospek pasar minyak nilam yang cerah dan potensi yang ada di Kabupaten Mandailing Natal, maka ada keinginan dari PT. Perkasa Primatama Mandiri untuk membuka usaha yang bergerak dalam usaha penyulingan minyak nilam di kabupaten tersebut. Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi selama ini dijadikan sebagai suatu tantangan sekaligus peluang oleh PT. Perkasa Primatama Mandiri. PT. Perkasa Primatama Mandiri merupakan perusahaan baru dan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam usaha penyulingan minyak

(87)
(88)

Peningkatan ekspor minyak nilam yang disebabkan oleh peningkatan

 permintaan minyak nilam dari industri-indutri parfum, kosmetika,

dan farmasi

Prospek pasar minyak nilam cerah

PT. Perkasa Primatama Mandiri

Kelayakan Usaha Penyulingan  Nilam

- Produktivitas nilam rendah - Mutu minyak

nilam tidak stabil - Harga minyak nilam  berfluktuatif Potensi Kabupaten Mandailing  Natal

(89)
(90)

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkasa Primatama Mandiri yang  berlokasi di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing  Natal, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja ( purposive) dengan pertimbangan Sumatera Utara sebagai sentra produksi nilam kelima terbesar dan PT. Perkasa Primatama Mandiri merupakan perusahaan baru dan satu-satunya yang melakukan penyulingan minyak nilam dengan menggunakan teknologi modern (heater ) di Sumatera Utara. Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2009.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, pemberian kuisioner, dan wawancara dengan manajer perusahaan dan pengumpul minyak

(91)
(92)

yang akan dibayarkan oleh unit penyulingan diperlukan perhitungan mengenai  penyusutan dari mesin yang digunakan. Metode penyusutan yang digunakan

adalah metode penyusutan garis lurus.

4.3.1. Analisis Kelayakan Finansial

Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penyulingan nilam digunakan alat ukur kelayakan finansial melalui pendekatan Net Present Value  (NPV),  Internal Rate of Return  (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), dan Payback  Period (PP).

4.3.1.1. Net Pr esent Val ue(NPV)

 Net Present Value (NPV) adalah manfaat bersih sekarang yang diperoleh selama umur proyek. Dengan demikian, NPV merupakan selisih antara nilai sekarang ( present value) dari manfaat (benefit ) dari biaya (cost ) pada tingkat suku  bunga tertentu.

(93)
(94)

2)  NPV = nol, berarti secara finansial usaha penyulingan nilam mengembalikan nilai yang sama sebesar modal sosial Opportunities Cost   faktor produksi normal.

3)  NPV < nol, berarti usaha penyulingan nilam tidak layak untuk dilaksanakan karena hanya akan mendatangkan kerugian.

4.3.1.2. I nternal Rate of Retur n  (IRR)

IRR merupakan presentase tingkat pengembalian investasi yang diperoleh selama umur proyek. IRR berupa tingkat suku bunga yang menjadikan nilai NPV suatu investasi sama dengan nol. IRR juga merupakan tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan dan biasanya dinyatakan dalam satuan  persen.

Biasanya dalam menentukan nilai IRR (dicari nilai i-nya) tidak dapat dipecahkan secara langsung, namun dilakukan dengan cara interpolasi (mencoba-coba). Prosedurnya adalah sebagai berikut (Kadariah,1999):

(95)
(96)

Keterangan:

i’ = discount rate yang menghasilkan NPV positif i“ = discount rate yang menghasilkan NPV negatif  NPV’ = nilai bersih sekarang yang bernilai positif  NPV” = nilai bersih sekarang yang bernilai negatif

Kriteria kelayakan berdasarkan IRR, yaitu:

a) IRR > tingkat suku bunga yang ditetapkan, berarti investasi penyulingan nilam layak untuk dilaksanakan.

 b) IRR = tingkat suku bunga yang ditetapkan, berarti investasi penyulingan nilam tidak menguntungkan dan tidak merugikan juga.

(97)
(98)

Keterangan:

Bt =  penerimaan usaha penyulingan nilam yang diterima pada tahun

ke-t.

Ct =  biaya usaha penyulingan nilam yang dikeluarkan pada tahun ke-t.

i = tingkat suku bunga yang ditetapkan.

n = umur ekonomis usaha penyulingan nilam. Kriteria kelayakan berdasarkan Net B/C, yaitu:

1)  Net B/C > 1, maka investasi penyulingan nilam menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan.

2)  Net B/C = 1, maka investasi penyulingan tidak menguntungkan dan tidak merugikan.

3)  Net B/C < 1, maka investasi penyulingan nilam tidak layak untuk dilaksanakan karena hanya mendatangkan kerugian.

4.3.1.4. Payback Per iod  (PP)

(99)
(100)

kontinuitas dari kegiatan usaha, disamping menjaga kualitas produk dan memudahkan dalam mengikuti perubahan aset dengan adanya perubahan teknologi. Besar kecilnya biaya penyusutan tergantung pada harga aset, umur ekonomis, serta metode yang digunakan dalam penyusustan. Metode penyusutan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penyusutan garis lurus. Secara matematis, rumus penyusutan garis lurus dirumuskan sebagai berikut (Ibrahim, 2003):

Keterangan:

P = jumlah penyusutan per tahun B = harga beli aset

S = nilai sisa

(101)
(102)

yaitu adanya penurunan tingkat produksi hasil panen akibat adanya perubahan kondisi agroklimat.

4.4. Asumsi Dasar

Analisis kelayakan penyulingan minyak nilam ini menggunakan beberapa asumsi dasar, yaitu:

1) Dilakukan dua skenario yaitu skenario pertama penyulingan dengan kapasitas mesin 30 kg (tanpa penambahan ketel suling) dan skenario kedua  penyulingan dengan kapasitas mesin 130 kg (adanya penambahan ketel

suling 100 kg).

2) Umur proyek adalah 10 tahun, didasarkan pada umur ekonomis mesin suling (ketel suling).

3) Modal yang digunakan adalah modal yang berasal dari investor. Dimana terdapat tiga investor dan modal terdiri dari saham-saham.

4) Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat dividen yang diterima masing-masing investor dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar 33,3

(103)
(104)

10) Panen pertama dilakukan pada saat nilam berumur 7 bulan, sedangkan panen  berikutnya dapat dilakukan setiap 3 bulan. Hasil panen diperkirakan 25 ton

daun basah atau 6,25 ton daun kering per ha.

11) Penyulingan dilakukan 4 kali dalam satu hari sesuai dengan kapasitas ketel suling 30 kg. Jumlah hari kerja dalam seminggu adalah 6 hari. Hasil  penyulingan dalam satu kali proses produksi adalah 0,9 kg minyak nilam. 12)  Nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan menggunakan

metode garis lurus dimana harga beli dibagi dengan umur ekonomis. Sedangkan harga tanah diasumsikan harga beli sama dengan harga jual pada akhir proyek.

13) Perhitungan pajak melalui analisis rugi laba berdasarkan Undang- Undang  No. 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan badan usaha, yaitu:

a) Penghasilan ≤ Rp 50 juta, dikenakan pajak sebesar 10 persen.

 b) Penghasilan antara Rp 50 juta-Rp 100 juta dikenakan pajak sebesar 10  persen serta ditambah selisih pendapatan setelah dikurang Rp 50 juta

(105)
(106)

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Perkasa Primatama Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak  pada bidang jasa dan perdagangan umum yang terletak di Jl. T. Amir Hamzah No. 48 Medan, Sumatera Utara. Namun pada tanggal 13 Mei 2008 perusahaan membuka cabang usaha yang bergerak pada bidang perkebunan dan penyulingan nilam di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal. Pembukaan cabang usaha ini dilatarbelakangi karena adanya keinginan dari adik salah satu investor yang ingin membuka usaha di bidang perkebunan nilam, yaitu Bapak Jhon S. Daeli, S.Kom yang sekarang menjabat sebagai manajer  perusahaan. Dilihat dari latar belakang pendidikannya keinginan tersebut sangat  bertolak belakang dengan pendidikan yang diperolehnya selama perkuliahan.  Namun dengan tekad yang bulat dan banyak belajar, Bapak Jhon berhasil membuka suatu perkebunan nilam dengan luas lahan sekitar 50 ha. Tetapi dari luas lahan tersebut baru 10 ha yang ditanami nilam, sedangakan sisanya ditanami

(107)
(108)

ditimbulkan kecil. Sistem penyulingan yang dilakukan oleh perusahaan adalah sistem penyulingan uap tidak langsung. Daun nilam yang akan disuling diperoleh dari hasil perkebunan perusahaan serta dari masyarakat (pengumpul). Dengan  penggunaan teknologi dalam sistem penyulingannya perusahaan dapat menghasilkan minyak nilam yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen dan standar yang berlaku di pasar dalam maupun luar negeri.

Sejak awal berdiri PT. Perkasa Primatama Mandiri selalu mengutamakan kepuasan pelanggan yaitu dengan menyediakan produk-produk yang berkualitas, memberikan pelayanan terbaik serta melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap mutu dari minyak nilam yang dihasilkan mengikuti standar yang berlaku di pasar dalam maupun luar negeri. Beberapa upaya yang dilakukan manajemen PT. Perkasa Primatama Mandiri dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu dan lingkungan ialah :

1) Menyediakan sarana dan sumber daya untuk menunjang penerapan suatu sistem manajemen mutu maupun lingkungan.

(109)
(110)

5.2. Struktur Organisasi

PT. Perkasa Primatama Mandiri mempunyai struktur organisasi formal yang terdiri dari komisaris, direktur, manajer, bagian produksi, bagianaccounting ,  bagian personalia, bagian purchasing , bagian marketing , mandor, dan operator. Dalam pelaksanaannya telah terdapat pembagian tugas yang jelas antara  pengelola dan karyawan. Struktur organisasi PT. Perkasa Primatama Mandiri dapat dilihat pada lampiran 7. Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setiap  bagian mempunyai tugas masing-masing diantaranya:

1) Komisaris

a) Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dan mengkoordinir semua  bagian.

 b) Mengkoordinasi manajemen untuk pengembangan dan kebijakan bisnis. c) Menandatangani sertifikat mutu.

2) Direktur

(111)
(112)

6) Kepala Bagian Purchasing 

a) Bertanggung jawab atas penyediaan barang untuk keperluan perusahaan  b) Mengadakan transaksi pembelian dengan perusahaan lain atau

barang- barang yang akan diperlukan oleh perusahaan. c) Membuat laporan hasil pembelian.

7) Kepala Bagian Accounting

a) Mengawasi pencatatan akuntansi perusahaan.  b) Menyiapkan laporan keuangan perusahaan.

c) Menyiapkan dan menerbitkan standar-standar yang mengkoordinasikan  pelaksanaan sistem dalam perusahaan termasuk metode pencatatan,  pelaporan & prosedur-prosedur.

8) Kepala Bagian Marketing

a) Mengelola kegiatan tim marketing untuk mencapai target pemasaran.  b) Menerapkan dan memonitor pelaksanaan kebijakan marketing.

(113)
(114)

 b) Menjaga mutu tanaman dalam melakukan penanaman dilahan supaya tanaman bisa tumbuh dengan baik.

13) Mandor Pemanenan dan Pemeliharaan

a) Mengatur anggota sesuai dengan rencana kepala mandor.

 b) Menjaga mutu panen tetap baik agar pada saat pemanenan berikutnya tetap bagus.

14) Mandor Penyulingan

a) Mengatur anggota sesuai dengan rencana kepala mandor.

 b) Menjaga mutu minyak dalam melakukan penyulingan sampai menjadi minyak nilam yang siap di pasarkan.

(115)
(116)

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

6.1. Aspek Pasar

Aspek pasar digunakan untuk mengkaji potensi pasar minyak nilam baik dari sisi permintaan, penawaran, harga yang berlaku, serta strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran pemasaran (marketing mix) yaitu  produk, harga, tempat, dan promosi.

6.1.1. Potensi Pasar

Potensi pasar minyak nilam sangat tinggi. Tingginya potensi pasar minyak nilam ini terbukti dari peningkatan jumlah permintaan minyak nilam sebagai  bahan baku industri parfum, kosmetik, makanan dan minuman, sabun, serta obat-obatan. Peningkatan permintaaan minyak nilam dilihat dari rata-rata pertumbuhan volume dan nilai ekspor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun masing-masing sebesar 40 persen dan 35 persen.

(117)
(118)

dikendalikan dan dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat  penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen diantaranya produk ( product ), harga ( price), tempat ( place), dan  promosi ( promotion).

6.1.2.1. Produk (Product )

Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Strategi produk didefenisikan sebagai suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan yang lebih unggul daripada pesaingnya.

Menurut Kotler (2002), terdapat dua klasifikasi jenis produk menurut tujuan pemakainnya. Jenis produk tersebut adalah barang konsumsi dan barang industri. Alasan dalam pengklasifikasian tersebut karena setiap produk memiliki  bauran pemasaran masing-masing. Minyak nilam merupakan barang industri karena digunakan sebagai bahan baku untuk industri parfum, kosmetik, makanan

(119)
(120)

6.1.2.2. Harga (Price )

Strategi penetapan harga berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan. Harga merupakan variabel strategi yang berkaitan langsung dengan pendapatan  perusahaan. Oleh karena itu, penentuan harga merupakan keputusan yang sangat  penting. Penentuan harga harus berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan,  pengaruh terhadap persaingan, dan pembentukan persepsi pelanggan tentang nilai  produk yang dihasilkan.

Harga minyak nilam sangat berfluktuatif yaitu pernah mencapai harga terendah hingga tertinggi. Harga terendah minyak nilam adalah Rp 130.000 per kg sedangkan harga tertingginya mencapai Rp 1.200.000 per kg. Harga minyak nilam yang berfluktuatif dipengaruhi oleh supply dan demand . Dimana pada saat bahan  baku (nilam) langka dengan permintaan yang semakin meningkat maka harga

minyak nilam tinggi. Sedangkan pada saat harga minyak nilam tinggi banyak masyarakat yang mengusahakan nilam sehingga terjadi kelebihan bahan baku (excess supply) pada saat panen yang mengakibatkan harga minyak nilam rendah.

(121)
(122)

6.1.2.3. Distribusi (Place )

Pemasaran minyak nilam perusahaan dilakukan oleh unit bisnis lain  perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum dan jasa yang berada di

Medan. Minyak nilam yang dihasilkan akan dipasarkan ke beberapa kota di dalam negeri seperti Medan dan Jakarta. Selain itu perusahaan juga akan berencana untuk memasarkan minyak nilamnya ke beberapa negara di luar negeri seperti Singapura, China, Jepang, dan Korea.

6.1.2.4. Promosi (Promotion )

Promosi yang dilakukan perusahaan saat ini adalah melalui relasi bisnis. Dimana perusahaan akan memberikan  sample  minyak nilam kepada relasi  bisnisnya dan kemudian dari relasi bisnis perusahaan tersebut akan

mempromosikan ke relasi-relasi bisnis baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Namun promosi ini belum efektif karena melibatkan banyak pihak dan informasi yang disampaikan dan yang diterima oleh konsumen (industri tujuan  pasar) juga tidak lengakap. Oleh sebab itu, perusahaan berencana akan membuat

(123)
(124)

6.2.

6.2. Aspek Aspek TeknisTeknis

Hal yang perlu diperhatikan pada aspek teknis adalah lokasi proyek atau Hal yang perlu diperhatikan pada aspek teknis adalah lokasi proyek atau usaha, skala operasi atau luas produksi, proses produksi, dan pemilihan jenis usaha, skala operasi atau luas produksi, proses produksi, dan pemilihan jenis teknologi dan peralatan.

teknologi dan peralatan.

6.2.1.

6.2.1. Lokasi Lokasi UsahaUsaha

Lokasi usaha perkebunan dan penyulingan PT. Perkasa Primatama Lokasi usaha perkebunan dan penyulingan PT. Perkasa Primatama Mandiri

Mandiri terletak terletak di di Desa Desa Hutarimbaru, Hutarimbaru, Kecamatan Kecamatan Kotanopan, Kotanopan, KabupatenKabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan Mandailing Natal, Sumatera Utara. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi produksi adalah:

lokasi produksi adalah: 1)

1) Ketersediaan bahan mentah (bahan baku)Ketersediaan bahan mentah (bahan baku) Ketersediaan nilam

Ketersediaan nilam di di Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten Mandailing Natal sangat berlimpah sangat berlimpah karenakarena sebagian besar masyarakat disana banyak yang menanami lahannya dengan sebagian besar masyarakat disana banyak yang menanami lahannya dengan nilam walaupun hanya dalam skala kecil. Oleh sebab itu jika perusahaan nilam walaupun hanya dalam skala kecil. Oleh sebab itu jika perusahaan kekurangan bahan baku, perusahaan dapat membeli bahan baku kepada kekurangan bahan baku, perusahaan dapat membeli bahan baku kepada masyarakat sekitar.

(125)
(126)

4)

4) Fasilitas jalan dengan kondisi cukup baikFasilitas jalan dengan kondisi cukup baik

Kondisi jalan di lokasi usaha sudah cukup baik, sehingga tidak ada kendala Kondisi jalan di lokasi usaha sudah cukup baik, sehingga tidak ada kendala dalam pengangkutan bibit ataupun hasil panen dari lahan ke perusahaan. dalam pengangkutan bibit ataupun hasil panen dari lahan ke perusahaan. Untuk menuju lokasi usaha kita dapat menggunakan kendaraan roda dua dan Untuk menuju lokasi usaha kita dapat menggunakan kendaraan roda dua dan empat.

empat. 5)

5) Hukum dan peraturan yang berlakuHukum dan peraturan yang berlaku

Sejauh ini, perusahaan masih berada dalam koridor hukum dan peraturan Sejauh ini, perusahaan masih berada dalam koridor hukum dan peraturan yang berlaku sehingga tidak ada hambatan hukum dan peraturan lokal yang yang berlaku sehingga tidak ada hambatan hukum dan peraturan lokal yang melarang kegiatan usaha ini. Kondisi sosial budaya masyarakat sekitar juga melarang kegiatan usaha ini. Kondisi sosial budaya masyarakat sekitar juga tidak ada yang menentang kegiatan usaha ini.

tidak ada yang menentang kegiatan usaha ini. 6)

6) Iklim dan keadaan tanahIklim dan keadaan tanah

Kondisi iklim di Kecamatan Kotanopan, Mandailing Natal cukup Kondisi iklim di Kecamatan Kotanopan, Mandailing Natal cukup mendukung untuk dilakukan usaha perkebunan dan penyulingan nilam. mendukung untuk dilakukan usaha perkebunan dan penyulingan nilam. Kabupaten Mandailing Natal terletak pada ketinggian 0 - 2.145 m dpl, Kabupaten Mandailing Natal terletak pada ketinggian 0 - 2.145 m dpl, memiliki iklim tropis dengan curah hujan 1000 - 4000 mm per tahun, suhu memiliki iklim tropis dengan curah hujan 1000 - 4000 mm per tahun, suhu

0 0

(127)
(128)

6.2.2.

6.2.2. Skala Skala OperasiOperasi

Saat ini PT. Perkasa Primatama Mandiri masih beroperasi dalam luas Saat ini PT. Perkasa Primatama Mandiri masih beroperasi dalam luas lahan 10 ha. Hal ini disebabkan karena perusahaan masih baru dan belum lahan 10 ha. Hal ini disebabkan karena perusahaan masih baru dan belum mempunyai pasar

mempunyai pasar yang yang jelas. jelas. Selain itu Selain itu mesin mesin suling yang suling yang digunakan hanyadigunakan hanya terdiri dari satu ketel suling dengan kapasitas 30 kg. Namun tidak menutup terdiri dari satu ketel suling dengan kapasitas 30 kg. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan memperluas lahan nilamnya, karena saat ini kemungkinan bahwa perusahaan akan memperluas lahan nilamnya, karena saat ini  perusahaan

 perusahaan terus terus menerus menerus melakukan melakukan pembebasan pembebasan lahan lahan di di daerah daerah sekitar sekitar lokasilokasi  proyek

 proyek hingga hingga mencapai mencapai 50 50 ha. ha. Dengan Dengan peningkatan peningkatan luas luas lahan lahan tersebut, tersebut, makamaka dibutuhkan ketel suling yang lebih banyak dengan kapasitas yang besar. Dengan dibutuhkan ketel suling yang lebih banyak dengan kapasitas yang besar. Dengan demikian PT. Perkasa Primatama Mandiri sangat berpotensi untuk meningkatkan demikian PT. Perkasa Primatama Mandiri sangat berpotensi untuk meningkatkan skala usahanya untuk mencapai skala ekonomis.

skala usahanya untuk mencapai skala ekonomis.

6.2.3.

6.2.3. Pemilihan Jenis Pemilihan Jenis Teknologi daTeknologi dan Peralatann Peralatan

Dalam usaha penyulingan minyak nilam pemilihan jenis teknologi dan Dalam usaha penyulingan minyak nilam pemilihan jenis teknologi dan  peralatan

 peralatan sangat sangat mempengaruhi mempengaruhi rendemen rendemen minyak minyak yang yang akan akan dihasilkan. dihasilkan. OlehOleh sebab itu dalam proses penyulingannya perusahaan telah menggunakan teknologi sebab itu dalam proses penyulingannya perusahaan telah menggunakan teknologi

(129)

Gambar

Tabel 1 .  Daerah Produksi Nilam di Indonesia Tahun 2003-2008
Tabel 4. Kriteria Kandungan Minyak Nilam Menurut ISO 3757 (2002)
Gambar 3. Bibit Setek Batang
Tabel 7.  Nilai Sisa Biaya Investasi Proyek Skenario I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menurutnya proses islamisasi sesungguhnya secara kualitatif belum pernah mencapai tingkatnya yang sempurna, yang kedua cara umat islam sendiri yang keliru dalam memahami

Akibatnya yang dapat menghentikan arus penambahan tenaga penjqaf adalah para anggota baru yang masuk terlambat, yang haqya bisa gigit jari karena tklak ada yang rnau

Sama seperti sistem perlindungan HKI bidang Desain Industri, perlindungan atas desain industri dapat dijalankan atau diberikan apabila si pendesain atau pihak lain (yang

Kepala Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Pusat, Ishom, menegaskan kegiatan yang berlangsung selama satu hari tersebut bertujuan untuk menambah wawasan warga mengenai daging ayam

Pencegahan terjadinya ekstravasasi dapat dilakukan dengan menggunakan pembuluh darah yang paten dan dengan aliran yang cepat dan tetap memperhatikan keluhan yang

Selain analisis nata juga dilakukan analisis proksimat dan analisis cairan medium yang meliputi kadar gula reduksi (sebelum dan sesudah pertumbuhan nata) dan

Cubaan klinikal yang kedua pula merupakan pemberian drug artesunat secara oral kepada subjek dewasa yang dijangkiti malaria bukan komplikasi.Keputusan-keputuasan

1) Intensitas nyeri pasien post faktur di RS Ortopedi Dr. Soeharso Surakarta sebelum intervensi sebagian besar adalah nyeri berat. 2) Intensitas nyeri pasien post faktur di