• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan e Modul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan e Modul"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan

Pengembangan

E

E -M

-M o

od

dul

ul

Berbasis

Berbasis

 Ad

 A

do

ob

be

e F

F la

lash

sh C

CS8

S8

pada Pembelajaran Memelihara Service Sistem AC

pada Pembelajaran Memelihara Service Sistem AC

Di Sekolah Menengah Kejuruan

Di Sekolah Menengah Kejuruan

TUGAS PROPOSAL

TUGAS PROPOSAL

oleh oleh AKBAR LIZARDO AKBAR LIZARDO 06032681620008 06032681620008

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKANPENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017 2017

(2)

1 1 BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tel

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tel ah membawaah membawa  perubahan

 perubahan pesat pesat dalam dalam aspek aspek kehidupan kehidupan manusia, manusia, perkembangan perkembangan tersebut tersebut telahtelah mengubah paradigma manusia dalam mencari dan mendapatkan informasi mengubah paradigma manusia dalam mencari dan mendapatkan informasi semakin mudah, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses semakin mudah, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi antara guru kepada siswa yang berisi komunikasi dan informasi antara guru kepada siswa yang berisi informasi-informasi tentang ilmu pengetahuan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai informasi tentang ilmu pengetahuan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi. Media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi sumber informasi. Media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi  pendidikan serta siswa itu sendiri.

 pendidikan serta siswa itu sendiri.

Pendidikan saat ini semakin berkembang pesat, berbagai macam Pendidikan saat ini semakin berkembang pesat, berbagai macam  pembaharuan

 pembaharuan dilakukan dilakukan agar agar dapat dapat meningkatkan meningkatkan kualitas kualitas dan dan kuantitaskuantitas  pendidikan.

 pendidikan. Untuk Untuk meningkatkan meningkatkan kualitas kualitas pendidikan pendidikan diperlukan diperlukan berbagaiberbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan  pemenuhan

 pemenuhan sarana sarana serta serta prasarana prasarana pendidikan. pendidikan. Dalam Dalam meningkatkan meningkatkan prestasiprestasi  peserta didik untuk

 peserta didik untuk belajar, maka belajar, maka pengajar di tuntut pengajar di tuntut untuk membuat pembelajaranuntuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong peserta didik dapat belajar secara optimal menjadi lebih inovatif yang mendorong peserta didik dapat belajar secara optimal  baik

 baik di di dalam dalam belajar belajar mandiri mandiri maupun maupun di di dalam dalam pembelajaran pembelajaran di di kelas. kelas. InovasiInovasi model-model pembelajaran sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama model-model pembelajaran sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil dalam menghasilkan model pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil  belajar

 belajar lebih lebih baik, baik, peningkatan peningkatan efisiensi efisiensi dan dan efektifitas efektifitas pembelajaran pembelajaran menujumenuju  pembaharuan.

 pembaharuan.

Di dalam kurikulum 2013 menuntut peserta didik agar tampil produktif, Di dalam kurikulum 2013 menuntut peserta didik agar tampil produktif, kreatif, inovatif, dan afektif sehingga diharapkan peserta didik mendapat kreatif, inovatif, dan afektif sehingga diharapkan peserta didik mendapat  penguatan

 penguatan melalui melalui sikap, sikap, keterampilan, keterampilan, dan dan pengetahuan. pengetahuan. Peserta Peserta didikdidik mendapatkan pengetahuan tidak hanya di dapat pada saat peserta didik belajar mendapatkan pengetahuan tidak hanya di dapat pada saat peserta didik belajar disekolah akan tetapi peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan melalui disekolah akan tetapi peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan melalui  beberapa

 beberapa sumber sumber belajar belajar baik baik dari dari buku, buku, modul, modul, jurnal, jurnal, artikel, artikel, dan dan sumber- sumber-sumber belajar yang lain seperti internet.

(3)

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tel

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tel ah membawaah membawa  perubahan

 perubahan pesat pesat dalam dalam aspek aspek kehidupan kehidupan manusia, manusia, perkembangan perkembangan tersebut tersebut telahtelah mengubah paradigma manusia dalam mencari dan mendapatkan informasi mengubah paradigma manusia dalam mencari dan mendapatkan informasi semakin mudah, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses semakin mudah, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi antara guru kepada siswa yang berisi komunikasi dan informasi antara guru kepada siswa yang berisi informasi-informasi tentang ilmu pengetahuan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai informasi tentang ilmu pengetahuan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi. Media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi sumber informasi. Media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi  pendidikan serta siswa itu sendiri.

 pendidikan serta siswa itu sendiri.

Pendidikan saat ini semakin berkembang pesat, berbagai macam Pendidikan saat ini semakin berkembang pesat, berbagai macam  pembaharuan

 pembaharuan dilakukan dilakukan agar agar dapat dapat meningkatkan meningkatkan kualitas kualitas dan dan kuantitaskuantitas  pendidikan.

 pendidikan. Untuk Untuk meningkatkan meningkatkan kualitas kualitas pendidikan pendidikan diperlukan diperlukan berbagaiberbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan  pemenuhan

 pemenuhan sarana sarana serta serta prasarana prasarana pendidikan. pendidikan. Dalam Dalam meningkatkan meningkatkan prestasiprestasi  peserta didik untuk

 peserta didik untuk belajar, maka belajar, maka pengajar di tuntut pengajar di tuntut untuk membuat pembelajaranuntuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong peserta didik dapat belajar secara optimal menjadi lebih inovatif yang mendorong peserta didik dapat belajar secara optimal  baik

 baik di di dalam dalam belajar belajar mandiri mandiri maupun maupun di di dalam dalam pembelajaran pembelajaran di di kelas. kelas. InovasiInovasi model-model pembelajaran sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama model-model pembelajaran sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil dalam menghasilkan model pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil  belajar

 belajar lebih lebih baik, baik, peningkatan peningkatan efisiensi efisiensi dan dan efektifitas efektifitas pembelajaran pembelajaran menujumenuju  pembaharuan.

 pembaharuan.

Di dalam kurikulum 2013 menuntut peserta didik agar tampil produktif, Di dalam kurikulum 2013 menuntut peserta didik agar tampil produktif, kreatif, inovatif, dan afektif sehingga diharapkan peserta didik mendapat kreatif, inovatif, dan afektif sehingga diharapkan peserta didik mendapat  penguatan

 penguatan melalui melalui sikap, sikap, keterampilan, keterampilan, dan dan pengetahuan. pengetahuan. Peserta Peserta didikdidik mendapatkan pengetahuan tidak hanya di dapat pada saat peserta didik belajar mendapatkan pengetahuan tidak hanya di dapat pada saat peserta didik belajar disekolah akan tetapi peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan melalui disekolah akan tetapi peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan melalui  beberapa

 beberapa sumber sumber belajar belajar baik baik dari dari buku, buku, modul, modul, jurnal, jurnal, artikel, artikel, dan dan sumber- sumber-sumber belajar yang lain seperti internet.

(4)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga  pendidikan tingkat menengah yang mendidik siswa menjadi

 pendidikan tingkat menengah yang mendidik siswa menjadi calon tenaga terampilcalon tenaga terampil tingkat menengah yang sesuai dengan tujuannya yaitu menjadi manusia yang tingkat menengah yang sesuai dengan tujuannya yaitu menjadi manusia yang  produktif,

 produktif, kreatif, kreatif, inovatif, inovatif, dan dan afektif. afektif. Kemampuan Kemampuan siswa siswa SMK SMK umumnyaumumnya didapat dari hasil belajar selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Hal ini didapat dari hasil belajar selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Hal ini disebabkan karena hasil belajar pesrta didik merupakan hasil interaksi antara disebabkan karena hasil belajar pesrta didik merupakan hasil interaksi antara  berbagai

 berbagai faktor faktor yang yang mempengaruhinya, mempengaruhinya, baik baik yang yang berasal berasal dari dari dalam dalam dirinyadirinya maupun yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang maupun yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali untuk diamati sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar penting sekali untuk diamati sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik dalam mendapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik dalam mendapat  penguatan sikap, keterampilan, dan peng

 penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.etahuan.

SMK Yayasan Perguruan Gajah Mada Palembang salah satu SMK swasta SMK Yayasan Perguruan Gajah Mada Palembang salah satu SMK swasta di Palembang merupakan suatu wadah yang dapat mengembangkan keahlian di Palembang merupakan suatu wadah yang dapat mengembangkan keahlian  peserta

 peserta didik didik dengan dengan bakat bakat yang yang telah telah dimilikinya, dimilikinya, salah salah satu satu pelajaran pelajaran dasardasar kejuruan tersebut merupakan pembelajaran memelihara service sistem AC. Mata kejuruan tersebut merupakan pembelajaran memelihara service sistem AC. Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) merupakan salah Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) merupakan salah satu mata pelajaran Kelompok C (Peminatan) pada sub kelompok C3 (paket satu mata pelajaran Kelompok C (Peminatan) pada sub kelompok C3 (paket keahlian) dalam kurikulum 2013, dimana merupakan ilmu pengetahuan yang keahlian) dalam kurikulum 2013, dimana merupakan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki oleh para peserta didik khususnya kopetensi keahlian Teknik harus dimiliki oleh para peserta didik khususnya kopetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Materi pembelajaran memelihara service sistem AC Kendaraan Ringan (TKR). Materi pembelajaran memelihara service sistem AC merupakan pelajaran yang mana menuntut peserta didik agar bisa merupakan pelajaran yang mana menuntut peserta didik agar bisa mengembangkan pikiran kognitif beserta psikomotorik untuk dapat mengembangkan pikiran kognitif beserta psikomotorik untuk dapat mengaplikasikannya pada Kendaraan Ringan (Mobil).

mengaplikasikannya pada Kendaraan Ringan (Mobil).

Media pembelajaran sebagai salah satu sarana meningkatkan mutu Media pembelajaran sebagai salah satu sarana meningkatkan mutu  pendidikan

 pendidikan sangat sangat penting penting dalam dalam proses proses pembelajaran, pembelajaran, penggunaan penggunaan mediamedia  pembelajaran

 pembelajaran dapat dapat mempertinggi mempertinggi proses proses belajar belajar peserta peserta didik didik dalam dalam prosesproses  belajar

 belajar mengajar mengajar yang yang pada pada gilirannya gilirannya dapat dapat mempertinggi mempertinggi hasil hasil belajar belajar yangyang dicapai. Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan dicapai. Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan  prestasi

 prestasi belajar belajar peserta peserta didik. didik. Alasan Alasan berkenaan berkenaan dengan dengan manfaat manfaat mediamedia  pembelajaran

 pembelajaran adalah adalah : : (1) (1) Pengajaran Pengajaran akan akan lebih lebih menarik menarik perhatian perhatian peserta peserta didikdidik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik; (2) Bahkan proses sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik; (2) Bahkan proses  pembelajaran

(5)

mengajar untuk setiap jam pelajaran; (4) peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Media  pembelajaran dapat berupa model/alat peraga, tabel-tabel, charta, modul dan  jobsheet (lembar kerja).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKKR dan  peserta didik didapatkan informasi bahwa membutuhkan bahan ajar yang menunjang pembelajaran memelihara service sistem AC yang berupa e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8 sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil dan

minat belajar peserta didik.

Salah satu media yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam proses  pembelajaran adalah e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8. Dengan menggunakan

software Adobe Flash CS8 tidak hanya membuat sebuah presentasi pembelajaran, akan tetapi dapat mengembangkan media pembelajaran sehingga peserta didik dapat melakukan pembelajaran dengan tampilan yang telah disiapkan secara mandiri. Di dalam pembelajaran yang menggunakan e-modul peserta didik dapat melihat animasi dan video yang telah dibuat di menu e-modul sehingga peserta didik tidak lagi berpikir dan memberi khayalan pada saat penjelasan cara kerja dan pada saat pembongkaran setiap materi yang ada di sekolah kejuruan,maka untuk mendukung metode pembelajaran agar lebih efektif dan mandiri, serta meningkatkan minat dan kemampuan peserta didik perlu dibuat bahan ajar berupa modul, dalam hal ini menggunakan software  Adobe Flash CS8 agar bisa di  jalankan pada computer ataupun laktop yang ada di sekolah tersebut.

Menurut (Winkel, 2009:472) mengatakan bahwa Modul pembelajaran adalah satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh peserta didik sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh peserta didik kepada dirinya sendiri ( self-instructional ). Dengan adanya modul terkadang membantu siswa atau

(6)

4

 peserta didik dalam proses belajar baik dengan di bimbing maupun tidak dengan  bimbingan seorang guru. Modul juga bisa membuat siswa belajar mandiri

sehingga terciplahlah siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Bahan ajar berupa modul dapat dikatagorikan menjadi dua, modul konvesional dan modul elektronik (e-modul ). Modul elektronik pada dasarnya sama seperti modul konvesional, baik dalam struktur format penulisannya, karakteristik, dan bagian-bagiannya yang terdapat pada modul konvesional pada umumnya, akan tetapi dari kepraktisan dan keefektifannya berbeda. Modul konvesional merupakan modul konvesional merupakan modul yang berisi format cetak (kertas),maka modul konvesional mudah sekali rusak dan tidak tahan lama, selain itu modul konvesional tidak dapat menampilkan animasi dan video dalam  proses pembelajaran sehingga pada saat proses pembelajaran peserta didik hanya

dapat berpikir dan melihat pada gambar modul saja dan tidak bisa membayangkannya,oleh karena itu modul konvesional akan dijadikan e-modul sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

Studi yang dilakukan oleh Hornecker & Robben (1999) menyatakan  bahwa penggunaan presentasi grafis dapat membantu memecahkan masalah.

komponen Presentasi seperti animasi bisa membantu peserta didik dalam memahami operasi pneumatic Sirkuit lebih cepat karena peserta didik akan memiliki gagasan yang lebih baik mengenai prinsip kerja sistem. Animasi adalah salah satu komponen multimedia dan dengan kemajuan teknologi komputer, memang Memungkinkan untuk mempresentasikan modul program pneumatik dalam format multimedia dengan animasi sebagai komponen utama untuk mengajar mata pelajaran kepada peserta didik.

Penelitian Hanum (2014) dengan judul Pengembangan  E 

 – 

 Modul   Materi Mendeskripsikan Bahan Bagunan Baja Berbasis Berpikir Kritis Untuk Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dimanaa dari hasil analisis data menunjukan efek potensial terhadap kemunculan indikator terhadap kemampuan berpikir kritis  peserta didik dimana diperoleh 77,25% sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

(7)

 penelitian lain yang dilakukan oleh Hidayat (2012) didapatkan hasil analisa data dengan menggunakan e-modul   pada mata pelajaran  Electrical and  Electronic Fundamental for Automotive (EEFA) yang diperoleh rata-rata 79,52% tanggapan siswa adalah sangat baik serta memberikan efektifitas terhadap hasil  belajar sebesar 79,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan e-modul  dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektifitas terhadap hasil belajar siswa dan dinilai sangat praktis.

Berdasarkan gambaran tersebut maka peneliti berkeinginan untuk melakukan  penelitian dengan judul “Pengembangan E -Modul Berbasis Adobe F lash CS8

pada Pembelajaran Memelihara Service Sistem AC Di Sekolah Menengah Kejuruan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana mengembangkan e-modul  berbasis Adobe Flash CS8 yang valid dalam materi memelihara service sistem AC  pada mata  pelajaran Pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan?

1.2.2 Bagaimana mengembangkan e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8 dalam materi memelihara service sistem AC  pada mata pelajaran Pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan yang praktis?

1.2.3 Bagaimana efektifitas e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8 dalam materi memelihara service sistem AC  pada mata pelajaran Pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan terhadap minat belajar siswa?

1.2.4 Bagaimana efektifitas e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8 dalam materi memelihara service sistem AC  pada mata pelajaran Pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan terhadap hasil belajar?

(8)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai  berikut.

1.3.1 Untuk menghasilkan e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8 yang valid dalam materi memelihara service sistem AC  pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan.

1.3.2 Untuk menghasilkan e-modul  berbasis Adobe Flash CS8 yang praktis dalam materi memelihara service sistem AC  pada mata pelajaran Pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan

1.3.3 Untuk mengetahui efektifitas e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8 dalam materi memelihara service sistem AC  pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan terhadap minat belajar. 1.3.4 Untuk mengetahui efektifitas e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8

dalam materi memelihara service sistem AC mesin pada mata  pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan terhadap hasil  belajar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah s ebagai berikut. 1.4.1 Secara teoritis, penelitian ini sebagai pengembangan kawasan

teknologi pendidikan khususnya kawasan pengembangan e-modul   berbasis Adobe Flash CS8.

1.4.2 Secara Praktis, terdiri dari: 1.4.2.1 Guru

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan ajaran yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran serta sebagai referensi untuk proses pembelajaran materi memelihara service sistem AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan.

1.4.2.2 Peserta didik

Diharapkan pada proses pembelajaran dalam materi memelihara service sistem AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan

(9)

Ringan dapat menjadi menarik dan menyenangkan dengan menggunakan e-modul  berbasis Adobe Flash CS8.

1.4.2.3 Sekolah

Sebagai bahan rujukan dan inspirasi dalam pelaksanaan pembelajaran dan  peningkatan mutu pembelajaran khususnya materi memelihara service

sistem AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan.

1.4.2.4 Peneliti lain

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi tambahan referensi sebagai salah satu bekal untuk melakukan penelitian yang relevan.

(10)

Bab II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut (Sanaky, 2013 : 3) media pembelajaran merupakan sebuah alat yang  berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran Sedangkan Sanjaya (2012: 61) mengatakan media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan  pada setiap orang yang memanfaatkannya.

Munadi (2013 :7) mempunyai arti sendiri untuk media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana  penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu media sebagai alat atau bahan ajar yang berguna untuk proses pembelajaran untuk membantu dan memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi kepada  peserta didik agar peserta didik dapat memahami materi yang telah dipelajari.

2.2 Modul

2.2.1 Pengertian Modul

Purwanto (2007) mendefinisikan modul sebagai bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu yang dikemas dalam  bentuk satuan pembelajaran kecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu.adapan tujuan utama dari sebuah modul untuk menigkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekoah, baik waktu, dana, fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

(11)

Depdiknas (2008) menjelaskan modul merupakan seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga peserta didik dapat belajar tanpa seorang guru. Jika guru memiliki fungsi menjelaskan maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai tingkat pengetahuannya Sedangkan menurut Asyar (2011) me ngemukakan, modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu modul dilengkapi dengan  petunjuk untuk belajar sendiri. Dimana dalam hal ini, peserta didik dapat

melakukan kegiatan belajar sendiri tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Modul menurut Smaldino (2011) modul pembelajaran merupakan unit  pembelajaran yang lengkap dirancang khusus untuk pembelajaran yang bisa digunakan oleh seorang siswa secara individual ataupun kelompok kecil tanpa adanya kehadiran seorang guru. Selanjutnya menurut Winkel (2009) Modul  pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang

dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri ( self-instructional ).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa modul konvesional ataupun modul elektronik merupakan sebuah media atau alat berupa  bahan ajar baik konvesional ataupun elektronik yang berguna sebagai penunjang  belajar serta alat bantu pembelajaran peserta didik baik secara mandiri maupun

secara terbimbing oleh seorang guru.

Adapun implementasi dengan penelitian ini pembelajaran memelihara service sistem AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan dengan menggunakan e-modul   berbasis  Adobe Flash CS8 diharapkan dapat dijadikan untuk media pembelajaran yang membantu dalam pembelajaran terhadap peserta didik.

2.2.2 Manfaat Modul

Penggunaan modul dalam kegiatan belajar peserta didik memiliki manfaat  bagi proses pembelajaran. Menurut Mulyasa (2008), memaparkan keunggulan  pembelajaran dengan sistem modul adalah sebagai berikut.

(12)

10

2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik.

3. Relevansi kurikulum ditunjukan dengan adanya tujuan dan cara  pencapaiannya, peserta didik dapat mengetahui keterkaitan pembelajaran dan

hasil yang akan diperoleh.

Dapat disimpulkan bahwa manfaat dengan menggunakan modul dalam kegiatan proses pembelajaran diharapkan pelaksanaan pembelajaran akan lebih  baik lagi. Dimana peserta didik akan dapat belajar lebih maksimal dengan  pembelajaran yang menggunakan modul.

2.2.3 Karakteristik Modul

Adapun modul sebagai bahan ajar mendiri memiliki berbagai karakteristik. Karakteristik yang dimiliki modul cetak kemudian dapat diadaptasikan ke dalam modul,

 berikut merupakan karakteristik modul yang ditetapkan oleh Depdiknas (2008) sebagai berikut.

1. Self instructional

Modul membuat peserta didik mampu belajar mandiri tanpa harus tergantung pada guru. Dalam memenuhi karakter self instructional, maka modul harus terdiri dari;

a. Memuat tujuan dengan jelas.

 b. Materi pembelajaran dikemas dalam unit-unit spesifik.

c. Menyediakan contoh dan ilustrasi pendukung penjelasan materi.

d. Menampilkan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan  pengguna mengukur tingkat pengusaan materi.

e. Materi yang disajikan terkait dengan suasana lingkungan dan tugas  penggunanya (kontekstual).

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif. g. Menyediakan rangkuman materi.

h. Menyediakan instrumen penilaian yang memungkinkan pengguna melakukan  self assement .

(13)

i. Menyediakan instrumen yang dapat digunakan pengguna mengukur tingkat  penguasaan materi.

 j. Menyediakan umpan balik atas penilaian, sehingga pengguna mengetahui tingkat penguasaan materi.

k. Memberikan informasi terkait referensi yang mendukung materi  pembelajaran yang dibahas.

2. Self contained

Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipelajari tersaji dalam satu modul yang utuh sehingga peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran secara mandiri.

3. Stand alone

Modul yang dikembangkan akan berdiri sendiri atau tidak tergantung  pada media lain dan tidak harus digunakan dengan media lain.

4.  Adaptive

Modul mampu mengadaptasi perkembangan teknologi yang ada sehingga tidak terkesan ketinggalan jaman.

5. User friendly

Setiap instruksi dan informasi yang terdapat dalam modul harus mudah digunakan oleh peserta didik

Berdasarkan uraian diatas diketahui karakteristik modul yaitu (1)  self instructional , (2)  self contained , (3)  stand alone, (4) adaptive, dan (5) user  friendly. Dengan demikian dapat diperhatikan karakteristik modul yang diharapkan proses penyusunan modul akan menghasilkan modul yang sesuai dengan yang diharapkan.

(14)

12

2.2.4 Komponen-Komponen Modul

Secara garis besar modul memiliki komponen-komponen: pendahuluan, kegiatan beajar, dan daftar pustaka seperti diuraikan berikut ini.

2.2.4.1 Bagian Pendahuluan

Pendahuluan berisi tentang hal-hal berikut ini. 1. Latar Belakang

Bagian ini berisikan alasan dan dasar pertimbangan dari penyusunan modul. Pertimbangan ini dapat berupa dasar teoritis maupun dasar regulatoris.

2. Deskripsi Singkat;

Deskripsi singkat membuat penjelasan singkat tentang materi-materi yang akan dibahas dalam modul.

a. Standar Kompetensi;

Bagian ini memuat standar kompetensi minimal yang diharapkan dikusai  peserta didik setelah membaca modul.

 b. Peta Konsep;

Daftar isi memberikan gambaran umum tentang isi modul, tetapi belum memberikan gambaran keterkaitan antartopik. Peta konsep inilah yang akan memberikan informasi penting tentang hubungan antar topik, sehingga  pembaca (peserta didik) lebih mudah melihat ruang lingkup materi secara

komperhensif. c. Manfaat;

Pada bagian ini modul disusun dengan maksud dan kegunaan tert entu. Bagian manfaat ini adalah menjelaskan tentang manfaat yang bisa diperoleh pembaca (peserta didik) jika membaca modul tersebut. Jadi di dalamnya berisi keterangan tentang berbagai kegunaan dari modul tersebut.

d. Tujuan Pembelajaran;

Pembaca akan tertolong jika sejak awal diberitahu apa yang ditargetkan untuk mereka capau setelah mempelajari modul, pembaca dapat menjadikan tujuan ini sebagai pegangan sebagai mempelajari modul.

(15)

2.3 Hakikat Modul Elektronik (E-Modul)

Pada saat ini perkembangan media sekarang telah mengikuti perkembangan teknologi seperti media cetak menjadi media elektronik. Hal ini berdampak pada dunia pendidikan, terutama dalam hal penyajian bahan ajar. Dalam penyajian  bahan ajar cetak banyak sekali kekurangannya yaitu tidak dapat menghasilkan sebuah animasi atau video didalam media cetak sehingga kekurangan tersebut  berdampak pada peserta didik yang akan mempelajari suatu materi praktek untuk  bisa melihat bagaimana car kerja atau prinsip kerja pada pokok materi yang akan diajarkan sehingga media digital atau elektronik bisa menjadikan masalah tersebut terpecahkan. Salah satu bentuk penyajian tersebut adalah ebook. Buku elektronik atau e-book merupakan versi elektronik sebuah buku cetak, dibaca menggunakan perangkat elektronik dan software pembuka khusus. Perkembangan teknologi e-book mendorong adanya inovasi dalam mengembangkan suatu bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat ditransformasikan penyajiannya ke dalam bentuk elektronik adalah modul. Mdoul elektronik adalah alat pembelajaran yang akan dirancang secara elektronik dan terdapat komponen-komponen nya antara lain materi yang sistematis dan menarik sehingga untuk mencapai kompetensi yang akan diharapkan (Tim P2M LPPM UNS, 2013).

Modul elektronik pada dasarnya dalam struktur penulisannya mengadaptasi format, karakteristik, dan bagian-bagian yang terdapat pada modul cetak pada umumnya. Akan tetapi akan terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan antara modul cetak dan modul elektronik dapat dilihat pada table 1 berikut:

(16)

14

2.4 Adobe Flash CS 8

Adobe flash CS 8 adalah salah satu dari sekian banyak perangkat lunak (software) adobe. Adobe flash merupakan perangkat lunak multimedia unggulan yang dulunya dikembangkan oleh macromedia, tetapi sekarang didistribussikan oleh adobe system. Sejak tahun 1996, flash menjadi metode popular untuk menambah animasi dan internet website. Versi terakhir yang diluncurkan dipasaran dengan menggunakan nama macromedia flash 8, namun pada tanggal 3 desember 2005 adobe system mengakusisi macromedia dan seluruh produknya sehingga nama macromedia flash berubah menjadi adobe flash (Andi : 2010). Adobe flash CS 6 merupakan perkembangan dari versi sebelumnya. Di adobe flash CS 6 terdapat fitur baru yang dapat menghasilkan animasi yang interaktif. Adapun are kerja adobe flash CS 6 adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 tampilan depan adobe flash

(17)

a.  Menu bar   adalah barisan menu yang berisi kumpulan perintah yang digunakan pada adobe flash CS 8. Menu bar terdiri dari beberapa submenu yang dilengkapi dengan jalan pintas (shurt cut) menggunakan kombinasi tombol keyboard.

 b. Stage  merupakan lembar kerja yang ingin dijadikan sebagai lembaran-lembaran buku.

c. Toolbox terdiri dari berbagai macam tool yang berfungsi membuat gambar, memilih objek, dan memanipulasi objek yang merupakan komponen dari  stage toolbox. Tampilan dari icon merupakan tanda dari fungsi itu sendiri. d. Animasi kontrol merupakan kontrol letak, kontrol animasi dan pengaturan

gambar apa yang ingin di tampilkan. Animasi kontrol terdiri dari :

  Actions, merupakan pengaturan animasi yang mengatur animasi seperti apa yang diinginkan

  Align, merupakan tata letak suatu tulisan, gambar, ataupun animasi secara automatis

 Swatches, pengaturan warna untuk semua hal yang ditampilkan di  frame

  Library, perpustakaan gambar yang di import dari computer

  Properties, adalah pengaturan ukuran panjang dan lebar serta warna yang diinginkan dari library yang telah di masukan ke dalam  frame.

e. Timeline  berisi barisan frame yang berfungsi untuk mengontrol objek yang dijadikan animasikan. Selain itu time line juga dapat digunakan untuk menentukan kapan suatu objek akan di tampilkan. Timeline terbagi tiga bagian, antara lain :

  Layer , susunan atau lapisan yang terdiri dari kumpulan objek atau komponen gambar, teks, dan animasi

  Frame, terdiri dari berbagai segmen yang akan dijalankan

(18)

16

2.5 Hakikat Materi Dasar Perawatan Mekanisme Mesin

Materi memelihara service sistem AC merupakan mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR), dimana mata pelajaran ini merupakan Kelompok C (Peminatan) pada sub kelompok C3 (Paket Keahlian) dalam kurikulum 2013 yang harus tuntas pada kelas XII (duabelas) semester 5 (lima) di SMK YP. Gajah Mada Palembang. Mata pelajaran ini menuntut peserta didik untuk bisa merawat memelihara service sistem AC khususnya kendaraan ringan (mobil) yang diharapkan dapat diaplikasikaannya pada saat mereka mengikuti On The Job Training   (OJT) atau sering disebut permagangan yang akan dilaksanakan di kelas XII (dua belas).

2.6 Kerangka Berpikir 1.1 Kerangka Berpikir

Pada Kurikulum 2013 peserta didik diwajibkan untuk produktif, kreatif, inovatif, dan afektif dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) merupakan bagian dari salah satu kelompok mata pelajaran peminatan dalam hal ini Kelompok C pada sub kelompok C3 (paket keahlian) pada kurikulum 2013. Pada Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) harus memiliki bahan pembelajaran yang valid, praktis dan efektifitasnya meningkatkan hasil belajar peserta didik dan minat belajar, baik  berupa buku, modul, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), guna mencapai tujuan  pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SMK Yayasan Perguruan Gajah Mada Palembang oleh peneliti , didapatkan informasi berupa kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, selain itu untuk karakteristik siswa didapatkan bahwa peserta didik gemar membaca dan hampir semuanya bisa menggunakan computer atau laktop akan tetapi untuk fasilitas bahan ajar pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan masih terbatas. Selain itu juga didalam mengikuti proses pembelajaran peserta didik hanya mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan, serta melihat  slide  dari

(19)

microsoft powerpoint   yang ditampilkan oleh guru. Dalam beberapa penelitian terdahulu penggunaan e-modul  mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik..

Dengan demikian diharapkan e-modul berbasis  Adobe Flash Professional CS8 dapat membantu peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran Karen e-modul tersebut merupakan alat bantu didalam penyampaian materi  pembelajaran kepada peserta didik menjadi menarik dan mudah dipahami. Selanjutnya kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.3  berikut.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Belum adanya bahan pembelajaran yang menunjang mata pelajaran

PKKR

Mengembangkan bahan pembelajaran menggunakan Program  Adobe Flash Professional CS 8

Dihasilkan e-modul  berbasis Adobe Flash Professional CS 8 an valid raktis dan efektif

Penerapan dalam pembelajaran

Timbul minat belajar 

Hasil belajar peserta didik meningkat

Pembelajaran PMSM Mudah dipahami peserta didik  Siswa aktif dalam belajar 

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan (TKR) semester 5 (Ganjil) tahun ajaran 2017/2018  pada materi memelihara service sistem pada mata pelajaran Pemeliharaan

Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR).. Pada tahapan uji beta yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XII TKR 2 sebanyak 5 orang peserta didik yang memiliki tingkat perestasi tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan untuk tahapan uji coba produk, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XII TKR 1 sebanyak 26 orang siswa.

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah SMK Yayasan Perguruan Gajah Mada Palembang. Peneliti memilih SMK YP. Gajah Mada Palembang dikarenakan hampir setiap siswa kelas XII TKR tahun ajaran 2017/2018 bisa menggunakan computer dan laktop untuk menerapkan bahan ajar e-modul   berbasis  Adobe Flash Professional CS 8  pada materi memelihara service sistem

AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR).

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan ( Development research) dalam hal ini adalah suatu pengkajian sistematik terhadap  pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk  pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan e-modul  berbasis Adobe  Flash Professional CS 8  pada materi memelihara service sistem AC pada mata  pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR).

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau development research. Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian

(21)

 pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan  produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini menggunakan model pengembangan  Alessi and Trollip. Adaapun model  pengembangan Alessi dan Trollip (2001) memiliki tahapan sebagai berikut.

3.3.1 Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah analisis kebutuhan siswa, analisis teknologi, analisis sosial ekonomi, analisis tugas siswa, menentukan Kompetensi Dasar (KD), dan analisis media.

3.3.2 Desain

Pada tahap desain kegiatan yang dilakukan adalah mengembangkan konsep awal, membuat  Flowchart , membuat Garis Besar Perogram Media (GBPM), menentukan desain tampilan (Storyboard ), mengumpulkan sumber-sumber isi media, dan menentukan  software yang akan dipakai untuk membuat e-modul  interktif berbasis Adobe Flash Professional CS 8 .

3.3.3 Pengembangan

Pada tahap pengembangan peneliti menyiapkan petunjuk penggunaan e-modul   interktif berbasis  Adobe Flash Professional CS 8 , menyiapkan materi-materi pendukung, membuat produk, melakukan uji alpha  untuk mengetahui kevalidan produk, melakukan uji beta  untuk mengetahui keperaktisan produk, melakukan revisi akhir dan selanjutnya langka terakhir yaitu melakukan uji coba  produk berupa e-modul   interktif berbasis  Adobe Flash Professional CS 8  pada

kelas sebenarnya untuk mengetahui efektifitas terhadap hasil belajar dan minat  belajar siswa pada kelas XII TKR.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan model pengembangan  Alessi and Trollip. Adapun tahapan-tahapan dari prosedur pengembangan e-modul   berbasis  Adobe  Flash Professional CS 8  pada materi dasar perawatan mekanisme mesin dapat

(22)

20

Tabel 2. Tahapan prosedur penelitian model pengembangan Alessi and Trollip

Perencanaan Desain Pengembangan

1. Analisis kebutuhan siswa 2. Analisis teknologi 3. Analisis sosial ekonomi 4. Analisis tugas  peserta didik 5. Menentukan Kompetensi Dasar (KD) 6. Analisis Media 1. Mengembangkan konsep awal 2. Membuat Flowchart  3. Membuat GBPM 4. Menentukan desain tampilan (Storyboard ) 5. Mengumpulkan sumber-sumber isi media 6. Menentukan

 software yang akan dipakai 1. Menyiapkan petunjuk  penggunaan e-modul  interktif berbasis  Adobe Flash  Professional CS 8 2. Menyiapkan materi-materi pendukung 3. Membuat produk 4. Melakukan uji alpha

(validasi ahli) 5. Melakukan uji beta 6. Melakukan revisi

akhir

7. Melakukan uji coba  produk 

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut ; 3.5.1 Wawancara

Wawancara tidak terbimbing atau terbuka dilakukan kepada peserta didik dan guru mata pelajaran untuk menggali permasalahan dalam pembelajaran materi memelihara service sistem AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR).

3.5.2 Walkthrough

Teknik   Walkthrough merupakan validasi data yang melibatkan beberapa ahli untuk keperluan pengecekan atau pembanding sebagai dasar merevisi produk dimana instrumen yang digunakan berupa lembar validasi. Lembar validasi digunakan pada saat validasi ahli/expert review  yang bertujuan mengumpulkan data berupa validasi serta saran ahli sesuai dengan bidang keahlian masing-masing sebagai dasar untuk melakukan revisi produk awal/ prototype  serta untuk mengetahui e-modul  berbasis smartphone pada materi memelihara service sistem

(23)

AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR). yang telah dirancang valid atau tidak serta untuk mengetahui tanggapan dan  penilaian berupa komentar dan saran perbaikan dari para ahli tentang RPP, materi

dan media terhadap penggunaan e-modul  berbasis Adobe Flash Professional CS 8 materi memelihara service sistem AC pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR). Adapun kisi-kisi intrumen validasi yang dikembangkan berdasarkan ketiga karakteristik tersebut terlihat pada Tabel 4  berikut.

Tabel 3. Kisi-Kisi Intrumen Validasi Ahli KATAGORI PENILAIAN ASPEK PENILAIAN Materi (Content) 1. Kelayakan Isi 2. Kelayakan Penyajian 3. Penilaian Bahasa Desain Pembelajaran (Contruct) 1. Kelayakan Isi 2. Kelayakan Penyajian 3. Penilaian Bahasa Aspek Media (Lay-out) 1. Kegrafisan 2. Pewarnaan 3. Suara

Lembar validasi yang diberikan kepada ahli dalam bentuk Skala Likert. Skala Likert yang digunakan dibuat dalam bentuk checklist  dengan empat kategori  penilaian yaitu sangat baik (SB), baik (B), tidak baik (TB), dan sangat tidak baik (STB). Pernyataan diberikan skor 4, 3, 2, dan 1 seperti yang Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 4. Kategori Nilai Validasi

Pernyataan SB B TB STB

Skor 4 3 2 1

3.5.3 Kuesioner

(24)

22

menggunakan skala likert untuk melihat penilaian dan pendapat terhadap minat  belajar peserta didik. Selain itu juga untuk melihat kepraktisan e-modul  berbasis  Adobe Flash Professional CS 8 dengan materi memelihara service sistem AC.

3.5.4 Observasi

Observasi dilakukan peneliti pada saat uji lapangan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan e-modul   berbasis Adobe Flash Professional CS 8 dengan materi memelihara service sistem

AC. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh satu observer yang bertugas untuk mengamati keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran materi memelihara service sistem AC.

3.5.5 Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan e-modul   berbasis  Adobe Flash  Professional CS 8 dengan materi memelihara service sistem AC pada mata  pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) didalam kelas. Efektifitas e-modul   berbasis  smartphone ini dapat dilihat dari tercapainya tujuan  pembelajaran yang tercermin dari hasil belajar peserta didik.

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Analisis Wawancara

Wawancara dilakukan secara deskriptif bertujuan memperoleh informasi  permasalahan dalam pembelajaran memelihara service sistem AC yang bertujuan

sebagai bahan rujukan dalam penelitian yang akan dikembangkan.

3.6.2 Analisis Walkthrough

Prototipe e-modul   berbasis  Adobe Flash Professional CS 8  pada materi memelihara service sistem AC diberikan kepada para ahli media, ahli desain dan ahli materi. Setelah mempelajari desain e-modul   berbasis  Adobe Flash  Professional CS 8 tersebut, para ahli akan memberikan komentar dan masukan mengenai desain e-modul   berbasis  Adobe Flash Professional CS 8 yang dikembangkan. Data yang diperoleh berupa saran dari para ahli tersebut dijadikan

(25)

acuan untuk revisi produk sehingga menghasilkan produk yang valid.

Desain produk yang telah direvisi dinilai oleh para ahli dengan mengisi lembar validasi. Skor yang diperoleh dari para ahli tersebut dihitung rata-ratanya dengan menggunakan rumus dibawah ini.

  = ∑  n di mana:

X = Nilai rata-rata ∑  = Jumlah nilai data

n = Banyaknya data

Selanjutnya rerata yang didapat dikonfirmasikan dan di hitung, untuk menentukan tingkat kevalidan e-modul   berbasis  Adobe Flash Professional CS 8 dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan seperti pada Tabel 6 berikut.

Tabel 5. Kategori Tingkat Kevalidan

Rerata Kategori

3,41- 4,00 Sangat Valid

2,61 - 3,40 Valid

1,81 - 2,60 Tidak Valid

1,00 - 1,80 Sangat Tidak Valid

3.6.3 Analisis Data Kuesioner

Kuesioner diberikan pada tahap uji beta dan uji coba produk untuk kuesioner minat. Pada penelitian ini data kuesioner untuk kepraktisan penggunaan e-modul   berbasis  Adobe Flash Professional CS 8  dengan materi memelihara service sistem AC diperoleh dari tahap uji beta. Penelitian ini menggunakan kuesioner jenis check list  berbentuk skala likert untuk melihat penilaian dan  pendapat peserta didik terhadap kepraktisan penggunaan penggunaan e-modul   berbasis Adobe Flash Professional CS 8 dengan materi memelihara service sistem

(26)

24

Untuk mengetahui apakah e-modul  berbasis Adobe Flash Professional CS 8  ini praktis digunakan, data analisis tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Kriteria Kepraktisan

Rerata Kategori

3,41- 4,00 Sangat Praktis

2,61 - 3,40 Praktis

1,81 - 2,60 Tidak Praktis

1,00 - 1,80 Sangat Tidak Praktis

Selain itu, kuesioner juga digunakan untuk melihat minat belajar siswa dengan menggunakan e-modul  berbasis Adobe Flash Professional CS 8. Semakin  besar skor yang diperoleh peserta didik, maka semakin besar minat belajar peserta didik. Sebaliknya, semakin kecil skor yang diperoleh peserta didik maka minat  belajar peserta didik kurang. Jumlah pernyataan yang akan diberikan dalam

angket ini ada 10 pernyataan yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu a, b, c, dan d. Frekuensi jawaban siswa seperti tercantum dalam Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Penskoran Kuesioner Minat Belajar No.

Pertanyaan Kategori Jawaban

Skor yang

diberikan Skor Maksimal

1 s.d 10 A  b c d 4 3 2 1 4

Jumlah Skor Maksimal 40

Menghitung data kuesioner setiap indikator digunakan rumus sebagai berikut:    = ∑    ℎ

(27)

Menghitung minat belajar secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut:    = ∑ −  

 

Kriteria penilaian untuk angket minat belajar untuk setiap indikator dan klasikal adalah sebagai berikut.

1 ≤ rata-rata < 1,75 = minat belajar kurang 1,75 ≤ rata-rata < 2,5= minat belajar cukup 2,5 ≤ rata rata < 3,25= minat belajar  baik 3,25 ≤ rata-rata < 4= minat belajar sangat baik

3.6.4 Analisis Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil penilain observasi dikategorikan keaktifannya. Kategori keaktifan penggunaan multimedia dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Kategori Keaktifan

Rerata Kategori

3,41- 4,00 Sangat Aktif

2,61 - 3,40 Aktif

1,81 - 2,60 Kurang Aktif

1,00 - 1,80 Sangat Tidak Aktif

3.6.5 Analisis Data Tes

Analisis data tes dilakukan untuk melihat persentase ketuntasan hasil  belajar peserta didik dengan berpatokan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan yaitu 75, kemudian Persentase Ketuntasan (PK) dapat dihitung dengan rumus;

PK = Jumlah peserta didik yang bernilai ≥75 X 100% Jumlah peserta didik

(28)

26

Setelah dianalisis kemudian dibandingkan dengan melihat Tabel 9 berikut. Tabel 9. Kategori Hasil Belajar

Nilai Akhir Kategori

85-100 Baik Sekali

75-84 Baik

65-74 Cukup

55-64 Kurang

0-54 Gagal

Selnjutnya rata-rata Gain dihitung untuk mengetahui efektivitas perlakuan yang diberikan, yaitu menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dan pemahaman akhir setelah menggunakan e-modul   berbasis Adobe Flash  Professional CS 8 Untuk menghitung rata-rata  Normalized Gain  digunakan

rumus sebagai berikut (Hake, 1999).

                i i   f   S  S  S   g  G G  g  % 100 % % max % % dimana : < g > = Rata-rata N-Gain <G> = Rata-rata gain aktual

<G>maks = Gain maksimun yang mungkin terjadi

< S f > = Rata-rata nilai post-test 

< Si> = Rata-rata nilai pre-test

Kemudian hasil analisis tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria penilaian seperti pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Klasifikasi N-Gain

Kategori Perolehan N-Gain Kategori

(<g>) > 0.7 Tinggi 0.7 > (<g>) > 0.3 Sedang

(29)

 E-modul   berbasis  Adobe Flash Professional CS 8 pada materi Memelihara sistem AC yang dikembangkan memiliki efektivitas, jika diperoleh nilai gain skor dengan kategori minimal sedang.

1.2 Matriks Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Secara lengkap matriks teknik pengumpulan data dan analisis data dalam  penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

(30)

28

Daftar Pustaka

AH Sanaky, Hujair. 2013.  Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif . Yogjakarta: Kaukuba Dipantara.

Asyhar, R. (2011).  Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas, (2008). Penulisan Modul . Direktorat Tenaga Kependidikan. Hanum, S. (2014). Pengembangan E 

 – 

 Modul Materi Mendeskripsikan Bahan

 Bagunan Baja Berbasis Berpikir Kritis Untuk Siswa Sekolah Menengah  Kejuruan (SMK). Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya. Tidak diterbitkan. Hidayat, T. (2012).  Pengembangan E-modul Mata Pelajaraan Electrical And

 Electronic Fundamental for Automotive (EEFA) Kelas 1 Teknik Kendaraan  Ringan SMK Negeri 3 Lubuklinggau. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya.

Tidak diterbitkan.

Hornecker, E. & Robben, B. (1999). Vocational training with combined real/virtual environments.Paper presented on the 8th International Conference on Human-Computer Interaction, HCI ’99. Vol.2, 730 –  734.

Johnson Lim Soon Chong, Jailani Md Yunos & Ghazally Spahat (2005) The

Development and Evaluation of an E-Module for Pneumatics Technology. Malaysian Online Journal of Instructional Technology, Vol. 2, No. 3, pp 25-33

Mulyasa, E. (2008).  Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Sanjaya, wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Smaldino, S. (2011).  Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi  Pembelajaran dan Media Untuk Belajar . Jakarta: Kencana.

(31)

Seliya Hanum, MulyadiEko Purnomo, RatuIlmaIndra Putri.(2014). The Development Of E-Module Of Describing Steel Building Material Subjects Based On

Critical Thinking For Vocational High School Students. Proceeding the 2nd SEA-DR.288-296

Sugiono. 2013. Statika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunyoto, Andi. 2010.  Adobe Flash + XML = Rich Multimedia Application. C.V. Yogyakarta : Andi Offset.

Puspa,areta.(2016). English For Academic Purposes: E-Module Of Writing A Re port For Food Processing Technology Students. Disertasi Dan Tesis Program Pascasarjana Um.

P2M, T. Pengembangan E-module. LPPM UNS, Surakarta.

(32)

30

LAMPIRAN

(33)

STORYBOARD E-MODUL MEMELIHARA SISTEM AC

Mata Pelajaran : pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan Materi : Memelihara Sistem AC

deskripsi tampilan keterangan

 Opening : lambang SMK YP Gajah Mada

Palembang  Animasi 3D Judul

Program

E-Modul Teknologi Motor Diesel

 Opening : lambang SMK YP Gajah mada Palembang

 Animasi 3D Judul Program

 Animasi gambar yang berkaitan dengan sistem AC

 Sub judul muncul dengan animasi 3 D

 Animasi gambar yang berkaitan dengan Sistem AC  Sub judul muncul

dengan animasi 3 D pendahuluan

Deskripsi umum

Petunjuk tujuan

(34)

32

CONTOH TAMPILAN E-Modul

Halaman awal Menu materi

Menu kegiatan pembelajaran Pendahuluan komponen sistem AC

Gambar

table 1. perbedaan modul cetak dan modul elektronik
Gambar 2.1 tampilan depan adobe flash
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 2. Tahapan prosedur penelitian model pengembangan Alessi and Trollip
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan (PKKR) dengan

Berdasarkan tabel 1, salah satu kompetensi dasar pada Teknik Kendaraan ringan pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif terdiri dari memahami kelistrikan sederhana,

Dengan melalui Pengembangan Media Pembelajaran Animasi pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan adalah merupakan suatu media yang valid, praktis dan

Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan 560 33. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan

Dalam mata pelajaran kelistrikan otomotif kompetensi memahami dan memelihara sistem AC ini, guru harus mampu mengkombinasikan metode dan media dalam proses belajar

kelistrikan body , rangkaian sistem kelistrikan engine, dalam rangka memelihara kondisi kendaraan ringan agar sesuai dengan

SIMPULAN Pengembang menyimpulkan bahwa produk pengembangan e-modul system pengapian berbasis flipbook dapat digunakan sebagai media belajar pada mata pelajaran Pemeliharaan

Dengan pemanfaatan E-Modul Agama Hindu secara maksimal, maka diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat lebih optimal, 2 Disarankan kepada guru mata pelajaran khususnya mata