PENTINGNYA PENERAPAN PERATURAN
DAN STANDAR TEKNIS DALAM
MENDUKUNG UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN INDUSTRI
Suprapto Agus Sarwono
1. DAMPAK KEBAKARAN
Kaitan dengan
life safety
Ancaman jiwa maupun luka
Trauma psikologis
Kaitan dengan
property safety
Memiskinkan masyarakat, kehilangan pekerjaan
Kerugian harta benda, investasi merugi
Kaitan dengan
environmental safety
Gangguan terhadap kelestarian lingkungan
Penipisan lapisan ozon, pemanasan global
Kaitan dengan
process
/
industrial safety
Stagnasi bisnis / usaha
File data, rekaman, dokumen penting musnah
HUTAN GUNDUL
TIPOLOGI KEBAKARAN
1.
Kebakaran permukiman padat penduduk
2.
Kebakaran pada bangunan
a. Bangunan gedung tinggi
b. Bangunan pertokoan / mall / ruko c. Bangunan pasar
d. Bangunan bersejarah / yg dilestarikan
3.
Kebakaran di industri
4.
Kebakaran hutan & semak
5.
Kebakaran lahan
KEBAKARAN PASAR KEBAKARAN DI MALL KEBAKARAN GEDUNG TINGGI
KEBAKARAN DI PERMUKIMAN
PADAT PENDUDUK
ANCAMAN KEBAKARAN BESAR
Kebakaran besar atau conflagration sering terjadi di kawasan permukiman padat di perkotaan. Rencana tata ruang kota, penyediaan ruang terbuka hijau, hidran kota merupakan hal yang penting disamping peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan & penanggulangan kebakaran.
KEBAKARAN PADA BANGUNAN
-Beban api (fire load) tinggi
-Sarana deteksi & proteksi minim
-Penanggulangan eksternal sulit / terhambat -Perlu penanganan terpadu agar tidak terulang
-Response time IPK tinggi
-Sistem komunikasi kurang baik -Sarana proteksi kurang handal
KEBAKARAN DI INDUSTRI
-Perlu pemahaman bahan dan proses yang aman -Fire emergency plan yang handal dan di-updated -Sistem proteksi berbasis potensi bahaya
-Penerapan perlindungan terhadap ledakan -Penerapan Fire Safety Management / SMK3
2. KONSEP PENGAMANAN
TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN
Peningkatan upaya pencegahan
kebakaran
Penerapan konsep total fire safety
Penerapan rancangan kebakaran berbasis
potensi bahaya
Pemenuhan persyaratan standar-standar
proteksi kebakaran dari sejak
tahap perencanaan
3. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana Proteksi Pasif
Membatasi bahan-bahan mudah terbakar
Struktur tahan api & kompartemenisasi
Penyediaan sarana evakuasi untuk penghuni
Penyediaan kelengkapan penunjang evakuasi
Kondisi halaman bangunan & akses pemadam
Sarana Proteksi Aktif
Sistem deteksi dan alarm kebakaran
Alat pemadam api ringan
Automatic sprinkler system, hydrant, hose-feel
Pemadam api khusus
Sarana bantu : sumber air – pompa - genset
PERLU DIDUKUNG DENGAN
FIRE SAFETY MANAGEMENT
(FSM)
Kelemahan-nya : tidak dirancang dari awal
Kelemahan-nya : kurang perawatan / maintenance
Membentuk segi-3 pula
PENTINGNYA FSM
Lingkup FSM
: Pemeriksaan berkala Pembentukan tim emergency response Pelatihan personil Penyusunan FEP Latihan kebakaran dan
evakuasi (fire/evacuation drill) Melakukan fire safety audit Menyusun SOPs
Fire safe housekeeping Fire safety campaign
TOTAL FIRE SAFETY
SISTEM AKTIF ENERGIZED SYSTEM SISTEM PASIF BUILT-IN SYSTEM
FIRE SAFETY MANAGEMENT HUMAN SYSTEM
Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
menurut Kepmen PU 10 & 11 / KPTS/2000
Sistem deteksi & alarm kebakaran Fire safety management Fire zoning Pembatasan bhn mudah terbakar Sistem pemadam media air & kimia
Struktur / konstr. tahan api Sarana jalan ke luar Fasilitas/sarana pendukung
Site plan for
4. PERATURAN & STANDAR TEKNIS
Hierarki peraturan
Undang-undang no 28/2002 tentang
Bangunan Gedung
PP no 345 tentang Bangunan Gedung
Kepmen PU no 10 & 11/KPTS/2000
Standar / SNI proteksi kebakaran
Pedoman/petunjuk teknis
HIERARKI PERATURAN
UNDANG-UNDANG PERATURAN (CODES) STANDAR-STANDAR PEDOMAN/MANUAL - UUBG (2002), UU no 1/1970 - Fire Safety Law (belum ada)- KEPMEN PU NO 10 & 11/KPTS/2000 - PERDA DKI NO 3 /1992, PERDA lainnya - SNI tentang Kebakaran
- SKBI tentang kebakaran
- Pedoman fire safety management - Manuals tentang standar kebakaran (belum banyak tersusun)
ISI UUBG / 2002
1.
BAB 1 Ketentuan Umum
2.
BAB 2 Prinsip, tujuan dan lingkup
3.
BAB 3 Fungsi bangunan
4.
BAB 4 Persyaratan bangunan
5.
BAB 5 Proses pembangunan
6.
BAB 6 Peran masyarakat
7.
BAB 7 Pembinaan teknis
8.
BAB 8 Sanction and penalties
9.
BAB 9 Ketentuan peralihan
PERSYARATAN KEHANDALAN
BAB IV - UUBG PERSYARATAN BANGUNAN PERSYARATAN ADMINISTRASI PERSYARATAN TEKNIS Izin Bangunan Status lahan Kepemilikan bangunan Intensitas bangunan Persyaratan kehandalanUUBG merupakan peraturan payung, yang selanjutnya di atur lebih rinci dalam peraturan (codes) dan standar
KEHANDALAN BANGUNAN
Bab IV - UUBG KEHANDALAN BANGUNAN KESELAMATAN KESEHATAN KENYAMANAN AKSESIBILITAS Gempa Kebakaran Petir ventilasi Sanitasi Penerangan Bhn bangunan Termal Getaran Audial Gerak Ruang ke ruang Ke peralatanKEPMEN PU NO 10/KPTS/2000
Keputusan Menteri Negara PU tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
Ketentuan Umum
Perencanaan Tapak untuk
Proteksi Kebakaran
Sarana Penyelamatan
Sistem Proteksi Pasif
Sistem Proteksi Aktif
Pengawasan & Pengendalian
Digunakan sebagai acuan bagi daerah dalam penyusunan perda kebakaran
KEPMEN PU NO 11/KPTS/2000
Keputusan Menteri Negara PU tentang
Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
Ketentuan Umum
Manajemen Penanggulangan
Kebakaran Kota
Manajemen Penanggulangan
Kebakaran Lingkungan
Manajemen Penanggulangan
Kebakaran Bangunan Gedung
Sebagai acuan dalam penyusunan fire safety management pada bangunan dan bagi institusi pemadam kebakaran kota & kawasan
STANDAR - STANDAR TEKNIS / SNI
Antisipasi keluarnya
UU Standarisasi
Konsekwensi globalisasi :
harmonisasi
standar
& penghapusan hambatan tarif
Sudah tersusun sebanyak 33 SNI
tentang proteksi kebakaran
Sejauh mana SNI ini digunakan ?
SNI kebakaran tmsk SNI wajib
SNI mengikat bila dicantumkan dalam
kontrak kerja dan atau di refer dalam
Perda / Peraturan / Kep. Gubernur
STANDAR / SNI KEBAKARAN
NO JUDUL STANDAR KEBAKARAN NOMOR SNI1 Perencanaan Akses Masuk ke bangunan SNI 03-1735-2000 2 Perencanaan Sarana Jalan Ke Luar SNI 03-1746-2000 3 Perencanaan Sistem Proteksi Pasif SNI 03-1736-2000 4 Sistem Deteksi & Alarm Kebakaran SNI 03-3985-2000 5 Perencanaan Sistem Sprinkler Otomatis SNI 03-3989-2000 6 Sistem Pipa Tegak & Slang Kebakaran SNI 03-1745-2000 7 Sarana Pembangkit Daya Listrik Darurat SNI 03-2234-2003 8 Instalasi Pompa Kebakaran utk Gedung SNI 03-6570-2001 9 Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan SNI 03-1756-1989 10 Sistem Pengendalian Asap pd Bangunan SNI 03-6570-2001 11 Keselamatan pada Bangunan Kesehatan SNI 03-7011-2004
STANDAR / SNI KEBAKARAN
NO JUDUL STANDAR KEBAKARAN NOMOR SNI12 Manajemen Asap di Mal dan Atrium SNI 03-7012-2004 13 Sistem pemadam khusus jenis HFC-227ea SNi 19-6782-2002 14 Perancangan Sistem Pemadam Khusus SNI 19-6772-2002 15 Persyaratan Umum Instalasi Listrik SNI 04-0225-2000 16 Proteksi Bangunan thd Sambaran Petir SNI 03-6552-2002 17 Tatacara pemeriksaan bangunan pasca
kebakaran Pt-T-01-2000-C
18 Tatacara pemasangan damper api SNI 03-6462-2000 19 Proteksi Bukaan Konstruksi Tahan Api SNI 03-6415-2000 20 Tatacara Pemasangan Damper Api SNI 03-6462-2000 21 Pasokan Air untuk Pemadam kebakaran SNI no S-1-2000 22 Penanggulangan Keadaan Darurat SNI 03-6464-2000
STANDAR / SNI KEBAKARAN
NO JUDUL STANDAR KEBAKARAN NOMOR SNI23 Spesifikasi Pengolah Udara di dapur &
Ruang parkir untuk pengendalian asap SNI 03-6420-2000 24 Metoda Uji Sifat Bakar Bhn Bangunan SNI 03-1740-1989 25 Metode Uji Jalar Api di Permukaan Bhn SNI 03-1739-1989 26 Metoda Uji Ketahanan Api SNI 03-1741-1989 27 Metoda Uji Pintu kebakaran SNI 03-7566-2002 28 Metoda Uji Cat Penghambat Api SNI 03-6770-2002 29 Klas bangunan basis resiko bahaya kebak RSNI T-11-2002 30 Standar Mobil Pompa Kebakaran SNI 09-7053-2004 31 Pencahayaan darurat, tanda arah dan
sistem peringatan bahaya SNI-03-6574-2000 32 Penenetuan pos pemadam basis resiko Pd M-01-2004-C 33 Proteksi bukaan pada konstruksi thn api SNI 03-6415-2000
5. IMPLEMENTASI PERATURAN DAN
STANDAR TEKNIS PROTEKSI KEBAKARAN
Penyusunan Perda kebakaran
Pemberlakuan Perda dengan penegakan hukum
dan sanksi yang tegas
Peningkatan kinerja & kewenangan Institusi
Pemadam Kebakaran (IPK)
Peningkatan peran asuransi
Pemberlakuan SNI wajib oleh
instansi yang berwenang
Pencantuman SNI di dalam
kontrak kerja
konstruksi
PEMENUHAN PERSYARATAN
KESELAMATAN PADA SETIAP TAHAP
PROSES MEMBANGUN
Tahap perancangan Tahap pelaksanaan Tahap peng-operasian Sudah sesuai standar-kah ?Bagaimana kewenangan instansi pemadam kebakaran dalam hal ini ?
PERAN LABORATORIUM UJI API
TITIK TITIK KONTROL
DALAM PROSES MEMBANGUN
Perenca-
naan Desain Konstruksi Operasi Pemeliha- raan Demolisi
Izin Perencanaan Status lahan, kesesuaian dengan master plan, telah memiliki Amdal Izin Mendirikan Bangunan Pemenuhan persyaratan sesuai standar struktur, arsitekstur dan M&E Izin Penggunaan Bangunan
Hasil test & commissioning sesuai standar Sertifikat Kelaikan Hasil pemeriksaan berkala sesuai peraturan & standar Izin Rehabilitasi Hasil evaluasi dan penaksiran menyatakan bahwa bangunan harus di-rehab atau dibongkar POLA LAMA
TITIK TITIK KONTROL
DALAM PROSES MEMBANGUN
Perenca-
naan Desain Konstruksi Pemanfaatan Demolisi
Kesesuaian dengan master plan / TRW,sesuai dengan RTBL, telah memiliki AMDAL, di monitor oleh Tim
ahli bangunan gedung (TABG) IMB Pemenuhan persyaratan sesuai standar struktur, arsitekstur dan M&E, dimonitor oleh TABG SLF
Hasil test & commissioning sesuai standar, dimonitor oleh TABG SLFn Hasil pemeriksaan berkala sesuai peraturan & standar dan dilaksanakan oleh pengkaji teknis Rencana Teknis Demolisi melalui kajian kajian teknis yang dilakukan
oleh Tim Ahli Bangunan
Gedung
6. BEBERAPA KASUS KEBAKARAN
Kebakaran di Sarinah Dept. Store (1983) Fire safety management & asuransi Kings Shopping Centre, Bandung (1989) Minimnya sarana proteksi & asuransi Kebakaran di Bali Beach Hotel (1992) Pekerjaan hot-works tidak diawasi
dan sarana proteksi gedung yg minim Kebakaran Toko Liberti, Yogya (1995) Kopeling tidak sama dgn kopeling IPK Toserba Ramayana, Bogor (1996) Sistem pasif tidak memenuhi syarat
dan masalah fire safety management Kebakaran di gedung BI, Jakarta (1997) Gedung belum memperoleh SLF dan
belum menerapkan FSM
Hotel Perdana Wisata, Bandung (2002) Sarana proteksi tdk memenuhi syarat Kebakaran Resto Heppy, Palembang (2003) Perubahan fungsi tidak diimbangi dgn
sistem proteksi yang tepat
Kebakaran Pabrik Petrowidada, Jatim (05) Tidak menerapkan FSM / FEOP Hotel Metro, Banjarmasin (2006) Akses masuk sulit, tdk ada FEP
BALI BEACH TERBAKAR (1992)
Saat terbakar Setelah terbakar
Gara-gara menyuruh orang mengganti karpet di salah satu rental office yang dikerjakan oleh orang-orang yang tidak memiliki sertifikat keahlian, akibatnya terjadi kebakaran yang kemudian menjalar hingga sebanyak 350 kamar hotel musnah terbakar, kecuali 1 9satu0 kamar yakni kamar 237 yang didalamnya tetap utuh bagai tidak tersentuh (1992)
Kebakaran di Bank Indonesia
Gedung BI terbakar (1997) saat belum membentuk dan menerapkan FSM maupun FEP, akibatnya fatal
Masalah re-entry Lift kebakaran Prosedur evakuasi Penanggulangan eksternal kurang efektif
1997
KEBAKARAN DI HOTEL PERDANA
WISATA, BANDUNG (2002)
Api dari ruang diskotik Sistem deteksi &
alarm kurang efektif Pompa kebakaran harus dipancing Sistem penandaan kurang memenuhi syarat
Tidak memiliki Fire
Emergency Plan (FEP) Pemberitahuan ke
instansi pemadam terlambat
Konstruksi dinding kaca (bukan jenis tempered glass)
7. PENINGKATAN PENERAPAN
STANDAR-STANDAR TEKNIS PROTEKSI KEBAKARAN
Melalui kebijakan
Melalui peraturan dan
per-undang-undangan, misal UU Standardisasi, Perda
Melalui peningkatan kinerja institusi
Melalui penerapan mekanisme
operasional, misal Protap
Sosialisasi dan promosi penerapan SNI
Check dengan menggunakan modelSTPI
Barangkali perlu penerapan insentif / dis-insentif dalam penerapan standar
PERATURAN-PERATURAN BARU YG
DIKELUARKAN OLEH DEPARTEMEN PU
PP no 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU no 28/2002 ttg Bangunan Gedung
Permen PU no 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
Permen PU no 24/PRT/M/2007 tenang Pedoman
Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung
Permen PU no 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan Gedung
Permen PU no 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman
8. KESIMPULAN
KONSEP PROTEKSI KEBAKARAN
MENCAKUP SISTEM PENCEGAHAN
KEBAKARAN, PRINSIP SISTEM
PROTEKSI TOTAL, RANCANGAN SISTEM
PROTEKSI BERBASIS POTENSI BAHAYA
PERATURAN & STANDAR-STANDAR
PROTEKSI KEBAKARAN PERLU
DI-SOSIALISASIKAN & di PROMOSI kan
PENERAPAN STANDAR-STANDAR
KEBAKARAN DILAKUKAN MELALUI
MEKANISME KONROL BANGUNAN