PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT
1.1. LATAR BELAKANG
Jalan sebagai salah satu prasarana utama sektor perhubungan mempunyai peranan dalam mendukung terwujudnya sarana pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan pembangunan sektor produksi dan jasa serta suatu wilayah sehingga terwujud keselarasan pembagian dan kesesuaian pertumbuhan wilayah regional, perkotaan dan perdesaan yang diselenggarakan secara berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan memberdayakan masyarakat. Dalam mendukung inventarisasi jalan dan jembatan Kabupaten secara komprehensif, diperlukan kegiatan monitoring kondisi jalan dan jembatan yang up to-date dalam kerangka penyiapan solusi teknis dari permasalahan jalan yang ada, agar jaringan jalan dapat beroperasi secara optimal. Informasi ini dapat menjadi masukan bagi pihak terkait lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dalam rangka penyusunan rencana dan program serta kegiatan pelaksanaan fisik jalan.
Kabupaten Bangka Barat terdiri atas enam Kecamatan yaitu Muntok, Simpang Teritip, Jebus, Parittiga, Kelapa dan Tempilang. Setiap Kecamatan memerlukan sarana dan prasarana yang menunjang dan memadai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Program pembinaan jaringan jalan dan jembatan merupakan salah satu upaya pemerintah Kabupaten dalam menunjang pencapaian sasaran pembangunan di daerah, karena jaringan jalan sebagai prasarana yang memiliki kedudukan yang strategis dalam meningkatkan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan inventarisasi atau pemutakhiran data jaringan jalan dan jembatan yang hasilnya akan dimanfaatkan sebagai masukan
PENDAHULUAN
B
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jalan dan jembatan di wilayah Kabupaten Bangka Barat.
1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN
1.2.1. Maksud Dan Tujuan
Pemutakhiran/ inventarisasi data jalan dan jembatan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang akurat dan lengkap mengenai keadaan ruas jalan dan jembatan yang ada di Kabupaten Bangka Barat.
Tujuan yang diharapkan adalah tersedianya data base jaringan jalan dan jembatan di Kabupaten Bangka Barat, yang datanya dapat digunakan sebagai masukan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan dan jembatan.
1.2.2. SASARAN KEGIATAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Pemutakhiran/ inventarisasi data jalan dan jembatan ini adalah :
Tersusunnya pola jaringan jalan di Kabupaten Bangka Barat;
Tersedianya pola penanganan skala prioritas sistem program pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan/ Rehabilitasi jalan dan jembatan;
Tersedianya sistem informasi database jaringan jalan dan jembatan sehingga memudahkan dalam pengelolaan jaringan jalan dan jembatan sebagai prasarana publik agar dapat berfungsi dengan baik.
1.3. RUANG LINGKUP
1.3.1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanaan dalam Kegiatan Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan ini terletak di Wilayah Kabupaten Bangka Barat, yaitu di 6 (enam) kecamatan (gambar
1.1). Keenam kecamatan yang dimaksud adalah:
1. Kecamatan Muntok;
2. Kecamatan Simpang Teritip; 3. Kecamatan Jebus;
4. Kecamatan Parittiga; 5. Kecamatan Kelapa; 6. Kecamatan Tempilang.
1.3.2. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan tahapannya meliputi pengumpulan data jaringan jalan dan jembatan, menganalisa dan evaluasi data kemudian melakukan manual program database.
1.3.3. Waktu Pelaksanaan
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah disepakati, maka pelaksanaan kegiatan pekerjaan inventarisasi data jalan dan jembatan berlangsung selama 3 bulan kalender kerja, terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
1.4. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dokumen update data jalan dan jembatan.
1.5. SISTEMATIKA PELAPORAN
Laporan Pendahuluan ini disusun secara sistematis dan runtun bab per bab sesuai dengan materi pokoknya yang perlu diuraikan sebagaimana ditentukan dalam KAK. Uraian diawali dari :
Bab I : Bab Pendahuluan yang di dalamnya menguraikan latar belakang
penyusunan laporan, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan, dan sistematika penyajian Laporan pendahuluan ini.
Bab II : Tinjuan Umum Wilayah Perencanaan berisi tentang gambaran umum
kawasan perencanaan mencakup fisik, kependudukan, ekonomi dan kelembagaan di Kabupaten Bangka Barat.
Bab III : Pendekatan dan Metodologi dalam bab ini diuraikan mengenai uraian
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
Bab IV : Organisasi Personil dan Rencana Kerja
Pada bab ini berisi tentang tahapan pelaksanaan pekerjaan meliputi tahap persiapan, kunjungan lapangan, pengumpulan data, penyusunan dokumen rencana penataan lingkungan permukiman kumuh. Terakhir menguraikan tentang personil serta tanggung jawab dan penugasannya dalam kegiatan ini.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Perencanaan
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN FISIK DAERAH
Lingkup wilayah Kabupaten Bangka Barat secara geografis terletak pada 105o 00’ –
106o 00’ Bujur Timur dan 01o 00’ – 02o 10’ Lintang Selatan dengan batas administrasi
(gambar 2.1) sebagai berikut:
Sebelah utara : Laut Natuna; Sebelah timur : Kabupaten Bangka;
Sebelah selatan : Selat Bangka dan Kabupaten Bangka; dan Sebelah barat : Selat Bangka.
Kabupaten Bangka Barat terdiri atas 6 (enam) Kecamatan, yaitu: Muntok, Simpangteritip, Kelapa, Jebus, Parittiga, dan Tempilang. Luas wilayah berdasarkan RTRW terbagi menjadi luas daratan di pulau utama ± 284.886,05 ha, luas daratan di pulau-pulau kecil ± 214,85 ha sehingga luas total daratan di Kabupaten Bangka Barat ± 285.100,90 ha; dan Luas wilayah laut kewenangan ± 202.438,03 ha.
Kondisi topografi dan morfologi di Kabupaten Bangka Barat sangat bervariasi. Puncak tertinggi adalah Gunung Menumbing terletak di Kecamatan Muntok dengan ketinggian sekitar 445 meter di atas permukaan laut sedangkan bukit-bukit lainnya relatif lebih rendah dari Gunung Menumbing antara lain adalah Bukit Kelumpang, Bukit Kukus (Kecamatan Muntok), Bukit Mayang, Bukit Penyabung (Kecamatan Simpangteritip), Bukit Kebon Kapit, Bukit Pasukan, Bukit Penyabung, Sinar Kelabat (Kecamatan Jebus), Bukit Galang (Kecamatan Kelapa), dan Bukit Telimpuk (Kecamatan Tempilang), yang ketinggiannya bervariasi antara 150 meter sampai 200 meter.
TINJAUAN WILAYAH
PERENCANAAN
B
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
2.2. Iklim
Kabupaten Bangka Barat memiliki iklim tropis tipe A dengan variasi curah hujan antara 11,8 hingga 370,3 mm per bulan. Untuk tahun 2009, dengan curah hujan terendah pada bulan September. Suhu rata-rata berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Pangkalpinang menunjukan variasi antara 25,7 hingga 29,0 derajat Celcius. Sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 66,0% hingga 83,6% pada tahun 2009 (Sumber: Bangka Barat Dalam Angka, 2010).
2.3. Hidrologi
Pada umumnya Sungai-sungai di Kabupaten Bangka Barat berhulu diperbukitan dan bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Bangka Barat antara lain Sungai Dua, Sungai Kampak, Sungai Jering, Sungai Semubur. Sungai-sungai tersebut belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut.
2.4. Demografi
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013, jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 197.325 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 101.946 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 95.379 jiwa, jumlah ini meningkat dibanding tahun 2011 yang berjumlah 189.526. Kecamatan Muntok memiliki jumlah penduduk paling besar yaitu 53.155 jiwa. Secara rinci jumlah penduduk menurut Kecamatan, dan jenis kelamin di Kabupaten Bangka Barat tahun 2012 sebagaimana tertera pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2012
No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan 1 Muntok 27.357 25.798 53.155 2 Simpang Teritip 14.575 13.731 28.306 3 Kelapa 17.385 15.940 33.325 4 Tempilang 14.089 13.319 27.408 5 Jebus 10.590 9.935 20.525 6 Parittiga 17.950 16.656 34.606 Total 101.946 95.379 197.325
2.5. Sosial Budaya
Perkembangan sosial dan budaya merupakan faktor yang terpenting dalam pembangunan manusia di Kabupaten Bangka Barat, perkembangan sosial dan budaya dapat dilihat dari berbagai bidang salah satunya seperti pendidikan serta penduduk miskin di Kabupaten Bangka Barat. Tingkat pendidikan masyarakat merupakan investasi daerah baik untuk individu maupun kelompok. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan yang memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya.
Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu cara untuk membangun manusia sebagai sumberdaya pembangunan. Gambaran sektor pendidikan di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana sekolah pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama (SLTP), dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK). Dalam bidang pendidikan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, baik pada tingkat dasar hingga menengah.
Perkembangan sosial budaya di suatu Kabupaten juga dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin di daerahnya. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka Barat mengalami penurunan yang sangat besar dari tahun 2005 jumlah penduduk miskin 11.700 jiwa dan menjadi 2.013 jiwa di tahun 2011 yang tersebar di seluruh kecamatan. hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah dengan adanya mata pencaharian melalui penambangan dan melalui program pemerintah dengan memberikan bantuan kepada penduduk miskin serta banyak hal lainnya yang mempengaruhi pendapatan masyarakat.
2.6. Ekonomi
Secara umum perekonomian Kabupaten Bangka Barat dalam beberapa tahun kedepan masih akan didominasi oleh empat sektor utama yang menjadi Unggulan Daerah. Masing-masing berdasarkan peringkatnya adalah: (1) pertambangan dan penggalian;(2) pertanian;(3) perdagangan, hotel dan restoran sebagai representasi sektor pariwisata; serta (4). industri pengolahan. Kontribusi keempat sektor ini sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto(PDRB) Kabupaten Bangka Barat.
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
2.7. Kelembagaan Daerah
Penataan ruang bukan merupakan komponen yang berdiri sendiri di dalam pembangunan Daerah, tentunya melibatkan berbagai komponen sektoral lainnya yang secara lansung membutuhkan keterlibatan kelembagaan baik dari pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat. Salah satu tolok ukur yang penting didalam menentukan keberhasilan penataan ruang adalah peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait sangat diperlukan. Penataan ruang yang akan menjadi payung pembangunan di daerah harus mendapatkan apresiasi yang sama oleh seluruh lembaga yang ada, sehingga kepentingan-kepentingan yang bersifat sektoral tidak lagi menjadi penghambat didalam melaksanakan pembangunan melainkan harus dapat diupayakan untuk saling memberikan dukungan satu sama lain sehingga arah pembangunan dapat berjalan secara efektif dan terjadi proses percepatan pembangunan.
Dalam pengembangan kelembagaan penataan ruang, terdapat pilihan-pilihan antara pembentukan lembaga baru yang independen, atau pemanfaatan lembaga-lembaga yang sudah ada. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tentunya masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda walaupun secara struktural terdapat keseragaman. Salah satu tantangan yang paling berat dihadapi dalam aspek kelembagaan dalam penataan ruang ini adalah melakukan koordinasi yang intensif antara lembaga yang ada, karena komunikasi menjadi aspek yang paling penting didalam pengembangan kelembagaan. Kegiatan penataan ruang yang memiliki tahapan penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang pada masing-masing tahapan kontribusi keterlibatan yang berbeda. Pada berbagai kasus di daerah telah dibentuk BKPRD yang melibatkan instansi-instansi penting yang ada, belum dapat berjalan secara maksimal dimana permasalahan pokok yang ada adalah masih terdapatnya perbedaan persepsi antar instasi, dan fungsi koordinasi yang tidak berjalan secara maksimal.
Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741), pemerintah Kabupaten Bangka Barat telah melakukan penataan kelembagaan Perangkat Daerah Kabupaten Bangka Barat. Organisasi dan tata kerja pemerintah Kabupaten Bangka Barat tersebut dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Bangka Barat, Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangka Barat, dan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangka Barat.
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
3.1.
PENDEKATAN STUDI
3.1.1 Model Pendekatan
Model pendekatan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah model deduktif eksploratif, agar diperoleh hasil proses perencanaan yang optimal sebagaimana diharapkan dari keluaran pelaksanaan pekerjaan ini.
Selain itu kegiatan penyusunan ini juga, dilakukan dengan beberapa pendekatan :
Pendekatan Strategis meliputi pengkajian kebijakan pemerintah terkait
sebagai dasar penentuan fungsi, pengembangan kegiatan dan perencanaan promosi yang merupakan penjabaran atau pengisian dari rencana-rencana pembangunan daerah (provinsi/kabupaten/kota) dalam jangka menengah dan panjang.
Pendekatan Teknis meliputi kebijaksanaan dasar yang ditujukan untuk
menyerasikan dan mengoptimalkan, memberikan fasilitas dan utilitas secara tepat, mendayagunakan pola pergerakan dan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman serta menjaga kelestarian lingkungan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
3.1.2 Kerangka Pola Pikir
Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar belakang, maksud dan tujuan, dan lingkup studi yang disampaikan pada KAK. Untuk dapat menyusun suatu studi yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara holistik yang
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
B
menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan strategis, dan semua elemen sistem yang terkait dengan Inventarisai Data Jalan dan Jembatan Kabupaten Bangka Sealatan.
Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan pada Gambar 2.1. Dimulai dari cicilan hasil studi terdahulu dalam dokumen perencanaan eksisting (RTRW Provinsi /Kabupaten), dan studi terdahulu) sejumlah data eksisting serta rencana dan program eksisting dapat ditelusuri. Pemetaaan terhadap peran masing-masing stakeholders (Pemkab, Swasta, dan Masyarakat) dalam lingkungan strategis yang dikoridori oleh aspek normatif berupa peraturan perundangan yang berlaku merupakan langkah penting untuk dapat memahami konteks, lingkup, serta identifikasi masalah yang dihadapi dalam Inventarisai Data Jalan dan Jembatan Kabupaten Bangka Barat. Kolaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari sistem transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusuan Inventarisai Data Jalan dan Jembatan Kabupaten Bangka Barat yang komprehensif dan terpadu (antar-moda, antar-wilayah, antar-stakeholders, dll). Dalam strategi umum ini termasuk sejumlah program pokok (main programs) yang harus dijabarkan dalam tahapan jangka pendek, menengah dan panjang.
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
Gambar 3.1 Pola Pikir Pekerjaan
3.2.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.2.1 Tahap Persiapan
Langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyiapkan semua sarana dan prasarana dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja oleh pihak pemberi pekerjaan. Tahap Persiapan untuk kegiatan Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Persiapan Internal
Persiapan internal dimaksudkan sebagai sarana untuk mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan seluruh tim pelaksana pekerjaan dengan tujuan sebagai berikut :
Memobilisasikan tenaga pelaksana pekerjaan baik untuk tenaga ahli, tenaga surveyor dan tenaga pendukung sesuai dengan jadwal penugasan personil. Melaksanakan diskusi dengan seluruh tim guna menyamakan persepsi terhadap
teknis pelaksanaan dan hasil pekerjaan.
Mengidentifikasikan tugas dan tanggung jawab dari masing masing anggota tim sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK). Mengidentifikasikan data primer dan data sekunder yang harus dikumpulkan,
serta mengidentifikasi instansi instansi sumber data untuk keperluan koordinasi. Mengidentifikasikan jenis survey dan pelaporan yang harus dilaksanakan oleh
tim.
Mengimplementasikan rencana kegiatan dan jadwal penugasan yang telah disusun dan disepakati oleh pemberi kerja kedalam tahapan-tahapan yang lebih detail.
2. Persiapan Eksternal
Melakukan koordinasi dengan pemberi pekerjaan sejak awal telah dilakukan untuk mendiskusikan semua aspek mulai dari persiapan, maksud dan tujuan, sasaran pekerjaan, output dan outcome, sampai pada ruang lingkup kegiatan. Koordinasi yang menyangkut perbaikan laporan pendahuluan dan persiapan survei. Sedangkan koordinasi internal antara tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan personil pendukung
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
telah dilakukan untuk mempertegas batasan tugas dan pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan keahlian masing-masing.
Penentuan tenaga ahli yang terlibat dilakukan dengan pertimbangan tingkat efisiensi dan efektifitas kerja yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa proses pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Pada sisi lain koordinasi tim internal telah menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara matang dan rinci. Kegiatan yang dimaksud meliputi penyusunan organisasi kerja, penyusunan rencana kerja, pembagian kerja, kebutuhan bahan dan peralatan yang akan dipergunakan dalam survei lapangan.
3. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan, wawasan dan pemahaman awal mengenai lingkup materi studi serta aspek-aspek lain yang berkaitan dengan rona awal dan teknologi basis data spasial. Pada prinsipnya, kajian pustaka akan terus dibutuhkan selama pekerjaan ini berlangsung untuk kolaborasi materi secara mendalam agar bisa menghasilkan dokumen awal Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan lebih akurat.
3.2.2 Pengumpulan Data
Tahap Inventarisasi dan Pengumpulan data mencakup inventarisasi studi- studi, referensi, kebijakan dan rencana-rencana Pemda serta pengumpulan data yang mencakup data primer dan data sekunder.
Tahapan inventarisasi ini juga dilakukan kaji ulang (review) terhadap studi- studi yang telah dilakukan, kajian literature, kajian terhadap rencana-rencana daerah termasuk RTRW/RUTR dan rencana pengembangan sistem transportasi serta aspek- aspek legal dan institusional yang berpengaruh terhadap pelaksana program dan rencana-rencana pengembangan sistim jaringan jalan.
a) Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder perlu dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti : Dinas PU, Bappeda, Dinas Perhubungan, Kantor Statistik dan lain-lain sebagai data tambahan untuk mendukung data primer dalam proses analisis. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya meliputi:
Tata guna lahan yang ada meliputi: kehutanan, pertanian, perkebunan, perdagangan, perkantoran, pendidikan (sekolah dan kampus), industri rumah tangga. Selain besaran potensi, perlu diketahui juga pertumbuhannya selama rentang waktu tertentu, serta lokasi penyebaran potensi tersebut. Apabila potensi-potensi ini bisa dimanfaatkan, akan membangkitkan arus barang dan penumpang yang menuntut penyediaan sarana transportasi.
2) Data demografi kependudukan
Data Kependudukan meliputi: penyebaran penduduk, jumlah penduduk, mata pencaharian, penghasilan perkapita, tingkat pendidikan, serta parameter-parameter demografi lainnya. Keberadaan penduduk dapat dipandang sebagai sumber daya manusia yang akan mengelolah potensi wilayah yamg ada dan terlibat dalam implementasi pembangunan prasarana. Selain itu, penduduk juga sebagai konsumen dari berbagai komoniti yang akan menimbulkan arus barang yang butuh penyediaan prasarana tranportasi
3) Data dan peta jaringan jalan yang ada
Perlu dikaji ketersediaan data prasarana transportasi jalan raya yang sudah ada (Existing). Hal yang khas didaerah pedalaman, selain jalan raya yang dibangun oleh pemerintah, terdapat jalan Logging yang dibangun para pengusaha HPH dan jalan setapak yang digunakan penduduk pedalaman, yang potensial untuk ditingkatkan menjadi jalan raya, pembuatan rute jalan baru akan dipengaruhi oleh tata guna tanah yang ada, yang akan menimbulkan bangkitan arus lalulintas. Di daerah pedalaman, sebagian besar tanah dimanfaatkan untuk area HPH. Adanya pemukiman transmigrasi yang dilengkapi dengan jalan poros dan jalan-jalan penghubung ke pusat kegiatan yang sudah berkembang merupakan pemacu pertumbuhan wilayah.Dimana keseluruhan jaringan jalan yang ada tergambar dalam peta jaringan jalan.
4) Pengumpulan kebijakan pemerintah terkait
Pembuatan Klasifikasi Jalan Menurut Fungsinya ini merupakan turunan dari RTRW Kabupaten Bangka Barat. Kebijakan pemerintah daerah terkait yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini termasuk peraturan-peraturan dan program pembangunanan yang sudah ada, seperti Rencana Tata Ruang Nasional, Rencana Tata Ruang Provinsi, Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Rencana
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
Sistem Transportasi Propinsi, Rencana Pengembangan Daerah Perbatasan, Propeda, Renstra, dan sebagainya.
b) Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Sekunder :
Data sekunder perlu dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti : Dinas PU, Bappeda, Dinas Perhubungan, Kantor Statistik dan lain-lain sebagai data tambahan untuk mendukung data primer dalam proses analisis.
Melakukan pengumpulan Data riwayat jalan (riwayat perkerasan, data lalu lintas, data perwujudan jalan, data black spot), data kepemilikan tanah, data utilitas publik, harga/nilai tanah objek pajak .
2. Pengumpulan Data Primer :
Survei primer dilakukan pada ruas-ruas jalan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten di seluruh wilayah Kabupaten Bangka Barat meliputi:
1) Survei Titik Referensi
Tujuan Penetapan Titik Referensi Ruas dalam pekerjaan ini adalah menentukan referensi titik awal dan akhir dari satu ruas jalan, lokasi patok Kilometer yang ada lapangan dan tanda referensi sementara apabila tidak ditemukan patok kilometer, Titik Referensi ini akan dijadikan acuan lokasi untuk pelaksanaan survei berikutnya. Survei Titik Referensi meliputi kegiatan-kegiatan antara lain:
Mempersiapkan peta jaringan jalan antar kota dan dalam kota serta pendukung lainnya sebagai bahan untuk menentukan rencana route survei titik referensi dan perkiraan lokasi titik referensi.
Melaksanakan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah sehingga titik referensi awal dan akhir ruas adalah titik referensi yang dimaksud. Survei Data Titik Referensi disingkat STR dimaksudkan untuk menentukan titik-titik referensi pada suatu ruas jalan yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan survei jalan.
Dari Survei data titik referensi dapat ditentukan jarak titik referensi terhadap kota awal kilometer, serta dapat pula ditentukan panjang sebenarnya dari suatu ruas jalan.
Dalam survei titik referensi ini dilakukan pula pengecekan di lapangan atas perbedaan titik referensi data base jaringan jalan dengan Ruas jalan SK menteri 376/KPTS/M/2004.
Disamping itu survei data titik referensi dimaksudkan pula sebagai masukan data untuk leger jalan dan database jalan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat propinsi.
2) Survei inventarisasi Jalan
Tujuan survei inventarisasi jalan untuk mengumpulkan informasi mengenai prasarana transportasi jalan yang meliputi kondisi fisik dari jalan dan kualitas permukaaan jalan dalam kaitannya dengan kenyamanan berkendaraan. Ketelitian pengukuran harus diusahakan setinggi mungkin.
Informasi yang dikumpulkan dalam survei inventarisasi jalan dapat meliputi: a. Panjang, lebar ruas jalan,
b. Fasilitas pejalan kaki, bahu jalan dan drainase, c. Kondisi permukaan jalan
d. Kondisi jalan
Adapun acuan yang digunakan untuk pelaksanaan survei ini adalah menunjuk pada Buku Petunjuk Pengisian Bina Marga 12 Agustus 1998.
Secara umum, data hasil survei inventarisasi jalan dapat berupa hasil dari pengamatan atau pengukuran sebagai berikut:
Data Pengamatan
Pengamatan kuantitatif, menggambarkan sketsa peta jalan, simpangan dan sekitarnya dengan menggunakan skala tertentu, pengamatan kualitatif dengan menggunakan skala yang sesuai dengan tingkat keseriusannya. Skala 5 angka biasa digunakan, yaitu :
1 = buruk
2 = tidak begitu baik 3 = sedang
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
5 = memuaskan
Data Pengukuran
Mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur (meteran) atau dengan odometer pada kendaraan, alat ukur theodolite, peta/gambar teknik. Perkiraan jarak dapat dilakukan selain dari peta, langsung dari lapangan dengan menggunakan meteran atau dari dalam kendaraan. Objek yang diamati dicatat pada sketsa peta dengan menunjukkan koordinat (x,y) terhadap titik awal ruas pada sumbu jalan. Skala yang disarankan untuk survei ini adalah 1 : 1000. Hal ini berarti bahwa kertas berukuran A4 dapat mencatat data untuk jalan sepanjang 250 meter.
3) Survei Kondisi Jalan
Maksud dan tujuan survei kondisi jalan disingkat SKJ (Road Condition Survei, RCS) adalah untuk mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian jalan yang mudah berubah; baik untuk jalan aspal maupun jalan tanah/kerikil, sesuai kebutuhan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan. Hasil survei kondisi jalan bersama dengan hasil survei jalan lainnya serta perhitungan lalu lintas digunakan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan, dan sebagai masukan dalam sistem perencanaan teknis jalan.
Disamping itu survei kondisi jalan dimaksudkan pula untuk dapat memberikan masukan data pada leger jalan dan bank data jalan, baik dilingkat pusat, ditingkat Propinsi, serta ditingkat Kabupaten/Kota.
Survei kondisi jalan dilakukan berdasarkan data titik referensi. Untuk pelaksanaan survei kondisi jalan pada jalan aspal agar diusahakan bersamaan waktunya dengan survei kekasaran permukaan jalan, sehingga hasil keduanya dapat saling melengkapi.Adapun survei kondisi jalan meliputi :
a. Kondisi Fisik Jalan
Survei ini dilakukan untuk menginventarisasi kondisi fisik jalan pada lokasi wilayah studi. Kondisi fisik jalan yang disurvei diantaranya meliputi data: kondisi geometrik jalan, kondisi perkerasan serta kondisi lingkungan (pemanfaatan lahan) disekitar jalan.
Dilakukan pengambilan gambar dengan foto digital pada setiap ruas jalan, simpang dan jembatan.Dilakukan pengukuran koordinat geografis (dalam lintang dan bujur) dengan GPS, pada awal dan akhir ruas (simpang) sebagai bagian dari
ground check untuk konfirmasi/validasi peta dasar.
4) Survei Kekasaran Permukaan Jalan
Maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk memberikan kejelasan mengenai pelaksanaan survei kekasaran permukaan jalan dengan alat ukur NAASRA Data yang diperoleh dari survei ini akan menjadi salah satu masukan dalam penyusunan rencana dan program pembinaan jalan.
Survei kekasaran permukaan jalan dengan alat NAASRA hanya dilakukan pada jalan aspal/beton semen dengan kondisi rusak ringan. baik dan baik sekali. Survei ini tidak dilakukan pada jalan tanah, kerikil dan jalan aspal/beton semen dengan kondisi rusak berat.
Sebagai acuan untuk pelaksanaan survei ini menunjuk pada Buku Panduan Survei Kekasaran Permukaan Jalan dengan Alat Ukur NAASRA, Ditjen Bina Marga 29 Juli 1998, dan Buku Petunjuk Pelaksanaan Survei Kekasaran Permukaan Jalan secara Visual, Ditjen Bina Marga 12 Agustus 1998.
3.2.3 Pengolahan Data
Hasil penilaian kinerja setiap ruas jalani saat ini juga digunakan sebagai parameter dalam pengklasifikasian jalan.Untuk keperluan tersebut juga dilakukan pembentukan sistem zona dan sistem jaringan jalan.
Sistem Zona
Sebelum data-data hasil pengamatan dianalisa dan ditentukan hasilnya, maka terlebih dahulu perlu disiapkan suatu sistem zona lalu lintas sebagai basis tempat asal dan tujuan perjalanan dan juga sebagai bangkitan perjalanan dimana dalam hal ini penzonaan dengan membagi kecamatan terhadap desa-desa yang ada yang ada dalam kecamatan tersebut, yang kemudian memperhatikan tata guna lahan dan sarana-sarana pendukung di tiap desa yang dilewati oleh suatu ruas jalan dalam tiap kecamatan, sehingga dapat ditentukan hierarki pusat pelayanannya.
Penzonaan (zoning system) yang diterapkan untuk wilayah studi di Kabupaten Bangka Barat dimana zoning system dilakukan disetiap kecamatan dengan tetap
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
memperhatikan hubungannya dengan dengan kecamatan lain diluar kecamatan tersebut dengan menganggapnya sebagai external zone.
Sistem Jaringan
Disamping penentuan zona lalu lintas dibutuhkan pula pembuatan sistem jaringan jalan yang sudah ada yang menghubungkan zona-zona yang telah dianalisa sebagai alat bantu dalam pengklasifikasian dari ruas-ruas jalan.
Untuk mempertajam kajian/analisa, sistem " Survey dan Penetapan Ruas Jalan Kabupaten akan diberi nama pada ruas- ruas jalan, yang dalam tahap ini diprioritaskan pada jalan jalan Kabupaten yang berada dalam wilayah Kabupaten Bangka Barat.
Sebelum menuju output beberapa hal yang perlu disepakati pengertiannya antara lain :
a. Ruas Jalan
Adalah jalan antara dua simpul yang mempunyai karakteristik lalu-lintas yang relatif sama.
b. Daerah
Adalah wilayah yang mempunyai batas administrasi. c. Persimpangan
Adalah persimpangan antara dua atau lebih ruas jalan yang dimaksudkan yang mempunyai karakteristik lalu-lintas hampir sama. Persimpangan dimana salah satu kakinya mempunyai volume lalu-lintas kurang dari 25 % terhadap kaki lainnya tidak dikodefikasikan sebagai simpul.
d. Peta Ruas Jalan
Adalah peta yang menggambarkan ruas-ruas jalan yang berada pada wilayah survey.
3.2.4 Penyusunan Tabulasi
1) Tabel ruas jalan
Berdasarkan data kondisi jaringan jalan saat ini, maka dapat disusun suatu sistim tabel yang memuat Nomor Ruas Jalan, Nama Jalan, Panjang Fungsi serta status jalan itu sendiri.
2) Tabel kondisi eksisting jalan
Dan dengan merujuk ke tabel penomoran diatas maka dapatlah disusun tabel yang memuat kondisi eksisting jalan. Ditabel ini termuat kondisi umum jalan terebut
3) Penyusunan Program dan Anggaran
Setelah penyusunan kodefikasi dan melihat kondisi eksisting jalan,maka dapat disusun suatu program penanganan jaringan jalan serta jumlah anggaran yang diperlukan.
Program penanganan dan anggaran yang diperlukan adalah untuk pemeliharaan dan peningkatan jalan, bukan untuk pembuatan jalan baru.
4) Dokumentasi / visualisasi,
Dokumentasi ini memberikan gambaran visualisasi terhadap kondisi existing jalan yang ada.
5) Penyiapan Rekomendasi Biaya Penanganan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka akan disusun suatu rekomendasi studi, termasuk studi lanjut untuk implementasi perencanaan sistem jaringan jalan.
3.3.
SISTEMATIKA PELAPORAN
Sistematika laporan pekerjaan ini adalah seluruh produk yang dihasilkan melalui kegiatan tersebut yang dipresentasikan dalam format-format buku laporan. Secara substansi/materi laporan meliputi narasi, tabel, perhitungan analisis kuantitatif, dan gambar (peta, foto, grafik, bagan).
Sasaran fungsional laporan ini adalah untuk mendapatkan kesepakatan dengan instansi pemerintah terkait mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi laporan. Sasaran produk laporan adalah untuk menghasilkan laporan atau buku sebagai media informasi dan komunikasi serta media pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan.
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
3.3.1 Jenis Dan Substansi Pelaporan
Dalam melaksanakan pekerjaan Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan di Kabupaten Bangka Barat, tim kerja harus menyerahkan 4 (empat) macam produk disesuaikan dengan proses dan waktu pelaksanaan. Secara umum jenis laporan ini, meliputi :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan tahap awal yang akan dikerjakan oleh Pelaksana. Substansi yang disajikan minimal memuat rencana pelaksana pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan meliputi persiapan waktu, tenaga ahli, rencana lokasi survei, metodologi yang digunakan, metode analisis yang akan digunakan dan rencana pelaporan.
Pengumpulan data sekunder dan bahan peta dasar (data bentang alam laut dan daratan) serta peta tematik sesuai skala peta yang telah ditentukan. Laporan pendahuluan disusun berdasar pengumpulan data-data sekunder
dan bahan peta dasar tentang sumberdaya dan isu-isu perencanaan. 2. Laporan Bulanan
Aktifitas penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan di bulan yang dijalani. Rekap Laporan hasil pelaksanaan pekerjaan lapangan (dilampirkan barchart). 3. Laporan kendala dan hambatan selama pelaksanaan pekerjaan (jika ada). 3. Laporan Akhir
Latar belakang pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan Maksud dan tujuan
Gambar/Album peta dengan dilengkapi nama jalan dan jembatan dicetak dengan ukuran kertas ukuran A3 Album inventaris data jalan dan jembatan
Data-data survei pengukuran, dijilid dengan rapi.
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
4.1 ORGANISASI PERSONIL
Selain organisasi perusahaan, untuk memudahkan dan memelihara efisiensi kerja, perlu disusun suatu organisasi kerja, sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan dan jadwal yang telah ditetapkan. Pada dasarnya, penyusunan organisasi kerja tersebut menyangkut hubungan kerja antara pemberi kerja (Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Sulut) dan penerima/ pelaksana pekerjaan (Konsultan). Dalam melaksanakan pekerjaan, penerima kerja akan selalu mengadakan hubungan kerja dengan pemberi kerja dalam bentuk diskusi atau konsultasi, khususnya para ahli yang ditunjuk untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Hal ini sangat diperlukan terutama dalam penelaahan yang berhubungan dengan penerapan kebijaksanaan pemerintah serta persyaratan-persyaratan teknis operasional dalam bidang perencanaan sehingga penerima kerja akan mendapatkan manfaat dan masukan dengan baik dari hasil diskusi atau konsultasi tersebut. Keefektifan dan efisiensi kerja merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi dalam menangani pekerjaan. Kedua hal tersebut perlu diterapkan agar tidak terjadi pemborosan materi, tenaga, dan waktu serta agar pekerjaan dapat diselesaikan menurut jadwal yang sudah ditetapkan.
Penerapan mekanisme kerja, terutama antar komponen dan struktur organisasi pelaksana kerja, dilakukan secara terpadu, saling mengisi dan menunjang, terutama menyangkut kerjasama tim. Untuk menangani pekerjaan tersebut, dibutuhkan tim kerja yang kuat/solid sehingga dapat saling mengisi satu sama lain. Tim Kerja akan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
ORGANISASI PERSONIL
DAN RENCANA KERJA
B
Koordinator Proyek (Team Leader) Tenaga Ahli dan Asisten
Bidang-bidang lainnya (staf pendukung).
Penetapan struktur organisasi kerja yang bersifat khusus ini bertujuan untuk menjamin kualitas pekerjaan, sehingga pekerjaan berjalan lancar dalam mencapai target pekerjaan seperti yang diharapkan. Adapun tugas dan tanggungjawab serta wewenang masing-masing unsur dalam organisasi tersebut dirinci sebagai berikut : 1. Team Leader/Ketua Tim
Sarjana Teknik Planologi yang berpengalaman minimal 6 tahun dalam bidang teknik perencanaan jalan dan jembatan, mengetahui dengan baik proses perencanaan dan permasalahannya dan pernah menjadi team leader.
Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
Menyusun dan menyiapkan rencana kerja kegiatan;
Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli atas penelahaahan sistem survey jalan dan jembatan;
Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli terhadap hasil kajian dan evaluasi penyusunan informasi database jalan dan jembatan;
Melakukan koordinasi dengan pejabat pembuat komitmen;
Bertanggung jawab penuh di bidang teknis atas pelaksanaan kegiatan inventarisasi data jalan dan jembatan.
Bertanggungjawab kepada Direktur Utama dan Pemberi Kerja;
Bersama-sama dengan tenaga ahli dan asisten pelaksana menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan materi dan waktu yang telah ditentukan dalam kontrak perjanjian kerjasama.
2. Tenaga Ahli Jalan
Seorang Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman dalam pekerjaan teknik jalan raya, mempunyai pengalaman minimal 8 tahun dibidangnya.
Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
Melakukan pengumpulan data ruas jalan baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy;
Menyusun rencana skala prioritas penanganan jalan dan jembatan;
merencanakan jaringan jalan baru yang memungkinkan pengembangan wilayah dan jembatan baru yang diperlukan untuk mobilitas masyarakat setempat dengan tidak melupakan kondisi dari status wilayah dan potensi setempat;
Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Tim. 3. Ahli Pemetaan
Memiliki latar pendidikan S1 Geodesi. Mempunyai pengalaman minimum 5 (lima) tahun, tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
Melakukan penyusunan Sistem Informasi Database Jalan dan Jembatan; Melakukan penelaahan sistem database jalan dan jembatan
dankonstruksinyang telah dikembangkan; Melakukan fasilitasi pemasukan data konstruksi;
Pembuatan Manual Operasi dan Manual Program Database. Database ini meliputi sekurang – kurangnya :
a. Seluruh ruas jalan hasil survey terkini baikjalan kolektor, jalan poros desa maupun jalan lokal dan rencana jalan baru;
b. Seluruh bangunan jembatan hasil survey terkini dan rencana jembatan baru.
4. Bidang-Bidang Lainnya (staf pendukung)
Merupakan pendukung terhadap lancarnya proses pekerjaan seperti dalam hal pengetikan, pendigitasian peta, pengurusan administrasi, dan lain sebagainya. Tenaga Ahli dalam melaksanakan tugasnya akan dibantu oleh tenaga pendukung dan penunjang baik di bidang teknis maupun administrasi, semua dibawah kendali Ketua Tim. Adapun tenaga pendukung yang akan dilibatkan adalah cad operator, surveyor dan sekretaris.
4.2 RENCANA KERJA
Pelaksanaan suatu pekerjaan (proyek) pada dasarnya ditentukan oleh komponen-komponen dari sistem kerja yang baik, dimana didalamnya disusun rencana kerja sesuai dengan kedalaman materi dan waktu yang sudah ditetapkan. Rencana Kerja Konsultan meliputi beberapa hal antara lain tahapan pelaksanaan pekerjaan, organisasi pelaksana pekerjaan dan lain sebagainya yang akan dijelaskan pada bab ini, disesuaikan dengan pendekatan dan metodologi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, serta lingkup pekerjaan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan pada saat pendaftaran pekerjaan dan proses penjelasan pekerjaan (Aanwijzing), dengan tujuan akhir terimplementasinya hasil rencana yang sudah disusun. Mengingat pentingnya hal tersebut, berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa rencana kerja dalam Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan di Kabupaten Bangka Barat.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan, konsultan akan membagi kegiatan dalam beberapa tahapan pekerjaan. Pentahapan pekerjaan ini dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi hasil pekerjaan sehingga ketepatan waktu, mutu atau kualitas dan sasaran pekerjaan akan selalu terkontrol. Pembagian tahapan pekerjaan secara global dijelaskan sebagai berikut :
a. Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi:
Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung sesuai dengan tata laksana personil),
Penyiapan administrasi,
Studi literatur sebagai awal atau referensi untuk pelaksanaan kegiatan.
Melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang rencana kegiatan yang dilakukan.
Melakukan diskusi tentang format dan mekanisme konsultasi rutin.
Menyusun jadual rencana kegiatan yang telah dilengkapi dengan matrik rincian keterlibatan tenaga ahli dalam setiap jenis dan tahap kegiatan beserta target yang akan dicapai.
LAPORAN PENDAHULUAN PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
Menyiapkan list data yang akan dicari serta lembaga/insitusi yang akan dikunjungi.
Menyiapkan metode dan jenis survey. menyiapkan formulir survey dan form isian. menyusun format pengolahan data survey. menyiapkan peralatan pendukung lainnya. b. Pengumpulan Data Sekunder Dan Primer
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sekunder dan primer untuk mengidentifikasi data ruas jalan dan jembatan, inventarisasi studi- studi, referensi, kebijakan dan rencana-rencana Pemda.
Pengumpulan bahan peta dasar dan peta tematik sesuai skala peta yang telah ditentukan.
c. Penyusunan Laporan Pendahuluan
Penyusunan laporan pendahuluan berdasar pengumpulan data sekunder dan selanjutnya akan memuat latar belakang penyusunan laporan, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan, dan sistematika penyajian Laporan pendahuluan. d. Laporan Bulanan
Aktifitas penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan di bulan yang dijalani. Rekap Laporan hasil pelaksanaan pekerjaan lapangan (dilampirkan barchart). Laporan kendala dan hambatan selama pelaksanaan pekerjaan (jika ada). e. Penyusunan Laporan Akhir
Latar belakang pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan Maksud dan tujuan
Hasil akhir/ kesimpulan/ resume/ analisis pekerjaan Gambar/Album peta dengan dilengkapi nama jalan dan jembatan dicetak dengan ukuran kertas ukuran A3 Album inventaris data jalan dan jembatan
Data-data survei pengukuran, dijilid dengan rapi.
Semua berbentuk hardcopy dan softcopy (dalam bentuk CD)
4.3 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Keterlibatan tenaga ahli dialokasikan berdasarkan jadwal kegiatan yang telah ditentukan. Keterlibatan tenaga ahli ditunjukkan dengan jumlah bobot keterlibatan masing-masing tenaga ahli dalam satu jenis komponen kegiatan, dan lama jumlah keterlibatan setiap personil untuk keseluruhan kegiatan mulai dari awal hingga akhir pekerjaan (ditunjukkan dengan orang bulan/Man Month). Setiap tenaga ahli ke dalam satu satuan waktu kegiatan di antara 3 bulan waktu pelaksanaan pekerjaan, yang diturunkan berdasarkan jadwal kegiatan. Untuk lebih jelasnya, Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Jadwal Penugasan Personil
BULAN
No. Posisi I II III KET
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I TENAGA AHLI 1 Team Leader 2 Highway Engineer 3 Ahli Pengukuran
II ASS. TENAGA AHLI
1 Ass. Team Leader 2 Operator CAD/GIS
III TENAGA PENDUKUNG 1 Drafter CAD 2 Pembantu Ukur 3 Pembantu Ukur 4 Pembantu Ukur 5 Pembantu Ukur 6 Sekretaris Keterangan : Tugas Lapangan Tugas Di kantor