BAB 2
BAB 2
ORIENTASI UMUM LAPANGAN
ORIENTASI UMUM LAPANGAN
2.1
2.1 Identifikasi Identifikasi PerusahaanPerusahaan
PT. Perkebunan Nusantara XII ( Persero ) kebun Wonosari Lawang PT. Perkebunan Nusantara XII ( Persero ) kebun Wonosari Lawang Malang merupakan salah satu kebun dari sejumlah kebun milik PT. Malang merupakan salah satu kebun dari sejumlah kebun milik PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero). Perusahaan ini pertama kali didirikan Perkebunan Nusantara XII (Persero). Perusahaan ini pertama kali didirikan pada
pada tahun tahun 18751875 – – 1919 oleh NV. Culture Maatschappy Wonosari. Sekitar 1919 oleh NV. Culture Maatschappy Wonosari. Sekitar tahun 1910-1942 perusahaan hanya membudidayakan tanaman teh dan kina. tahun 1910-1942 perusahaan hanya membudidayakan tanaman teh dan kina. Perkembangan selanjutnya dijelaskan sebagai berikut :
Perkembangan selanjutnya dijelaskan sebagai berikut : 1.
1. Tahun1942 Tahun1942 : : Pada Pada masa masa penjajahan penjajahan pemerintahan pemerintahan jepangjepang memerintahkan agar tanaman teh sebagian diganti dengan tanaman memerintahkan agar tanaman teh sebagian diganti dengan tanaman pangan.
pangan. 2.
2. Tahun Tahun 1945 1945 : : Perkebunan Perkebunan diambil diambil oleh oleh pemerintahpemerintah indonesia dengan nama Pusat Perkebunan Nasional
indonesia dengan nama Pusat Perkebunan Nasional (PPN).(PPN). 3.
3. Tahun Tahun 1950 1950 : : Sebagian Sebagian kebun kebun yang yang ditanami ditanami kina kina digantidiganti dengan tanaman teh.
dengan tanaman teh. 4.
4. Tahun Tahun 1957 1957 : : Kebun Kebun Wonosari Wonosari bergabung bergabung dengan dengan PPNPPN kesatuan Jatim.
kesatuan Jatim. 5.
5. Tahun Tahun 1963 1963 : : Kebun Kebun Wonosari Wonosari bergabung bergabung dengan dengan PPNPPN ANTAN XII.
ANTAN XII. 6.
6. Tahun Tahun 1968 1968 : : Masuk Masuk PPN PPN XXII.XXII. 7.
7. Tahun Tahun 1972 1972 : : Masuk Masuk PT. PT. Perkebunan Perkebunan (Persero).(Persero). 8.
8. Tahun Tahun 1995 1995 : : Masuk Masuk PTP. PTP. Group Group Jawa Jawa Timur.Timur. 9.
9. Tahun Tahun 1996 1996 : : Masuk Masuk PT. PT. Perkebunan Perkebunan Nusantara Nusantara XIIXII (Persero) dengan kedudukan direksi di Surabaya.
(Persero) dengan kedudukan direksi di Surabaya.
PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari terletak di desa PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari terletak di desa gubug Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, dan merupakan salah satu gubug Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, dan merupakan salah satu kebun yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) di Jl. kebun yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) di Jl. Rajawali No. 44 Surabaya. Luas kebun seluruhnya 1.44,31 Ha yang Rajawali No. 44 Surabaya. Luas kebun seluruhnya 1.44,31 Ha yang terbagi atas 3 bagian kebun, yaitu :
terbagi atas 3 bagian kebun, yaitu : 1.
Singosari Kabupaten Malang dengan luas 340,31 Ha. Singosari Kabupaten Malang dengan luas 340,31 Ha. 2.
2. Afdelling Gebug Lor, yang terletak di desa Wonorejo kecamatanAfdelling Gebug Lor, yang terletak di desa Wonorejo kecamatan Lawang Kabupaten Malang dengan luas 344,11 Ha.
Lawang Kabupaten Malang dengan luas 344,11 Ha. 3.
3. Afdelling Randu Agung, yang terletak di desa AmbalAfdelling Randu Agung, yang terletak di desa Ambal – – AmbilAmbil Kecamatan dengan Luas 429,89 Ha.
Kecamatan dengan Luas 429,89 Ha.
Luas budidaya tanaman teh berkisar antara 628,86 Ha dengan produksi teh Luas budidaya tanaman teh berkisar antara 628,86 Ha dengan produksi teh ± 1000 ton\tahun dengan produksi hariannya ± 3000 kg teh kering. Tanaman teh ± 1000 ton\tahun dengan produksi hariannya ± 3000 kg teh kering. Tanaman teh dapat bertumbuh subur di ketinggian 600
dapat bertumbuh subur di ketinggian 600 – – 1800 mdpl dengan curah hujan1800 mdpl dengan curah hujan kisaran 110-4500 mm/tahun.
kisaran 110-4500 mm/tahun.
Faktor yang menjadi pertimbangan dipilih lokasi ini sebagai daerah Faktor yang menjadi pertimbangan dipilih lokasi ini sebagai daerah pembudidayaan tanaman teh adalah sebagai berikut :
pembudidayaan tanaman teh adalah sebagai berikut :
1.
1. IklimIklim
Lokasi PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) berada di daerah Lokasi PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) berada di daerah pegunungan
pegunungan memiliki memiliki suhu suhu rata-rata rata-rata 26-26-30˚C pada siang hari30˚C pada siang hari dengan kelembaban 40-70% dan memiliki suhu rata-rata 10-dengan kelembaban 40-70% dan memiliki suhu rata-rata 10- 24˚C24˚C pada
pada malam malam hari hari dengan dengan kelembaban kelembaban udara udara 70-90%. 70-90%. Suhu Suhu dandan kelembaban udara yang sesuai sangat mendukung pertumbuhan kelembaban udara yang sesuai sangat mendukung pertumbuhan tanaman teh.
tanaman teh. 2.
2. Jenis tanahJenis tanah
Macam tanah untuk budidaya teh ada 2 yaitu latosol dan endosol. Macam tanah untuk budidaya teh ada 2 yaitu latosol dan endosol. 3.
3. Mata air Mata air
Air untuk perkebunan didapat dari sumber mata air dan air hujan. Air untuk perkebunan didapat dari sumber mata air dan air hujan. 4.
4. Tenaga kerjaTenaga kerja
Kebutuhan tenaga kerja mudah didapat karena lokasi perkebunan Kebutuhan tenaga kerja mudah didapat karena lokasi perkebunan tidak jauh dari pemukinan penduduk yang cukup padat.
tidak jauh dari pemukinan penduduk yang cukup padat. 5.
5. Bahan bakuBahan baku
Adanya produksi teh yang melimpah karena suhu dan kelembaban Adanya produksi teh yang melimpah karena suhu dan kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan teh selain itu dengan adanya bahan yang sesuai untuk pertumbuhan teh selain itu dengan adanya bahan baku
baku yang yang tidak tidak jauh jauh dari dari pabrik pabrik juga juga menunjang menunjang pengolahanpengolahan sehingga pada saat pengolahan pucuk teh masih dalam keadaan sehingga pada saat pengolahan pucuk teh masih dalam keadaan segar.
6. Tenaga listrik
Adanya tenaga listrik memudahkan dalam melakukan proses pengolahan listrik juga digunakan untuk mengoperasikan peralatan dan mesin-mesin yang ada sehingga dapat berjalan sesuai fungsinya.
7. Keadaan lingkungan
Lingkungan masyarakat mendukung berjalannya perusahaan yaitu menjadi sumber tenaga kerja bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) berbentuk lini atau garis.pada jalur lini suatu garis komando wewenang dan tanggung jawab yang pada tiap-tiap tingkatan fungsi mulai dari pimpinan yang paling atas sampai tingkatan yang paling bawah.
Susunan organisasi yang ada di PT.Perkebunan Nusantara XII dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Organisasi Pusat
Organisasi pusat yang terletak dikanto direksi,terdiri dari : a) Direktur Utama
b) Direktur Keuangan c) Direktur Produksi
d) Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum e) Direktur Pemasaran
2. Organisasi Perwakilan Pusat
Dipimpin oleh seorang koordinator wilayah (Menejer Wilayah) kebun wonosari termasuk dalam koordinasi wilayah II Malang.
3. Organisasi Perkebunan
Dipimpin oleh seorang meneger kebun yang langsung membawahi wakil meneger.assatum,asstekpol dan menteri kesehatan.
Kata tea atau teh berasal dari bangsa cina yaitu tay. Teh berasal dari wilayah perbatasan negara Cina Selatan, Laos Barat Laut, Burma Timur dan India Timur Laut. Jepang mulai mengembangkan penanaman sekitar 800 Masehi dan merupakan salah satu negara yang mengembangkan tea ceremony.
2.2
Komposisi Teh
Dalam pucuk teh terkandung komponen kimia yang menentukan mutu teh yang dihasilkan. Komposisi kimia teh yaitu :
1. Substansi fenol
2. Substansi bukan fenol 3. Substansi aromatis 4. Enzim
2.3
Jenis- jenis Teh
Di Indonesia terdapat dua jenis produk teh yaitu teh hitam dan teh hijau. Teh hitam memerlukan proses oksidasi enzimatis yang cukup, sedangkan teh hijau teh hijau tidak memerlukan sama sekali.
2.4 Manfaat Minum Teh
Senyawa yang terkandung dalam teh dan manfaat bagi kesehatan menurut Yudha dan Luzie ( 1998 ) :
1. Katekin : Mengurangi munculnya tumor dan kanker,
Menurunkan kadar kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan kadar gula dalam darah, membunuh bakteri dan virus influenza, melawan bakteri penyebab flague,mengobati penyakit ginjal.
2. Kafein : Memiliki aktivitas antioksidan dan mengurangi kelelahan.
3. Vitamin C : Membantu mengurangi efek stress, melawan influenza,memiliki aktifitas antioksidan. 4. Vitamin B : Membantu metabolisme karbohidrat.
5. Flafonoid : Menguatkan pembuluh darah, Mencegah halitosis, memiliki aktifitas antioksidan.
6. Polifenol :Memiliki efek astrisen, Membunuh bakteri disentri, difeteri dan kolera.
7. Flouride : Mencegah kerusakan gigi. 8. Vitamin E : Memiliki aktivitas antioksidan.
BAB 3
Gambar 1. Flow Chart
A. Studi literatur
Untuk memperkuat ide pembuatan laporan kerja praktek yang sudah ada, maka dilakukan studi literatur. Studi literatur yang digunakan berupa jurnal, artikel-artikel baik dari internet serta beberapa data penelitian dan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya.
B. Pengumpulan data
Pengumpulan data sesuaidengan tingkatkebutuhansehinggahasil yang dicapainantinyasesuaidengantujuan penelitian.
C. Penelitian
Penelitian inidimaksudkanuntuk menunjang hasil penelitian
sesuaidengan yang diharapkandan
untukmemastikanbahwakinerjamasing-masingsistemdanalatberjalanselarasdanberfungsidenganbaik.
D. Hasil penelitian
Padatahapinipengambilan data hasilpenelitian padasaatpengujiandigunakansebagaiacuanuntukpembuatan laporan
kerja praktek.
E. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan kerja praktek ini didasari dari beberapa kumpulan referensi dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM CTC
Penanaman
Pemetikan
Penerimaan & Analisa Pucuk
Pelayuan
Pengayakan
Penggilingan
Oksidasi Enzimatis (Fermentasi)
Pengeringan
Sortasi
Pengemasan
4.1.1 Penanaman
- Penanaman teh dilakukan dengan metode stek
- Pemupukan tanaman teh dianjurkan setiap bulan Maret & Oktober (6 bulan sekali)
- Pengembangan stek, meliputi :
Perawatan centering setiap 1 sampai 2 tahun
Tanaman teh dibending dengan menggunakan bambu agar tanaman teh bisa merunduk sehingga bentuknya bisa menyebar rata ke samping.
4.1.2 Pemetikan
Dalam pemetikan ada 2 teknik , yaitu :
Gambar 1. Peko Peko : Pucuk terdapat jarum (P + 3m)
Gambar 2. Burung Burung : Pucuk tidak terdapat jarum (B + 2m)
Penerimaan : Proses penerimaan pucuk dari kebun yang diangkut
menggunakan truck berkapasitas 1-2 ton (15 kg/kantong) yang selanjutnya akan dilakukan proses penimbangan di pabrik setelah ditimbang pucuk diangkut menggunakan
monorai l conveyor .
Analisa Pucuk : Untuk mengetahui hasil petikan sesuai criteria MS ≥ 60% dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel
pucuk sebanyak 250 gram disetiap trough secara acak.
Gambar 3. Monorail Conveyor
4.1.4 Pelayuan
Pelayuan merupakan usaha untuk menurunkan kadar air dalam pucuk hingga pada batas yang ditentukan, pelayuan dimulai saat teh sudah berada dalam withering trough dan fan trough yang telah dinyalakan. Proses pelayuan pada teh hitam CTC membutuhkan waktu 8 – 12 jam sebanyak
600 – 750 kg dengan mengalirkan udara menggunakan blower. Pembalikan pucuk dilakukan setelah 6 jam dengan syarat mendekati kondisi layu 80% hal ini diketahui dari tanda- tanda pucuk sudah tampak lemas, warna daun merata hampir kekuning – kuningan, tangkai waktu dibengkokkan hanya bagian pangkal saja yang bisa patah.
Adapun tujuan pelayuan, yaitu :
1. Menguapkan kadar air sampai prosentase layu 69 – 71%. 2. Melayukan pucuk agar dapat digiling dengan baik.
3. Mendapatkan aroma.
Gambar 4. Withering Trough
4.1.5 Pengayakan
Pengayakan merupakan tahap pengolahan setelah proses pelayuan agar terjadinya pembentukan mutu, baik fisika maupun kimia. Secara kimia terjadi fermentasi yang merupakan ciri pengolahan teh hitam dan secara fisika terjadi penggulungan daun sehingga terjadi pengecilan fraksi daun. Sebelum proses penggilingan pucuk layu dipisahkan dari kotoran dengan menggunakan mesin pengayak GLS (Green Leaf Shilter). Proses pengayakan berfungsi untuk memisahkan pucuk dari pasir, krikil dan benda asing lain yang dapat menyebabkan pisau potong tumpul atau memacetkan proses putaran roll CTC, selain itu pengayakan juga berfungsi untuk mencegah pengumpalan pucuk.
Gambar 5. Green Leaf Shilter (GLS)
4.1.6 Penggilingan
Setelah dari ayakan GLS (Green Leaf Shilter) masuk pada penggilingan rotor vane 15”. Penggilingan ini bertujuan agar pucuk dengan mudah cepat mengalami proses enzimatis dengan oksigen yang dikenal dengan proses oksidasi enzimatis. Setelah dari rotor vane 15” pucuk masuk ke CTC triplek yang berfungsi membentuk partikel – partikel teh menjadi hancur dan mengecil ukurannya. Setelah itu hasil size reducing yang masih agak kasar menuju mesin CTC triplex dengan kisaran suhu hasil penggilingan 26-28˚C. Pada mesin CTC I bubuk kasar akan digiling dengan roll TPI 8 dimana roll memiliki 50 alur milling sedangkan pada CTC II dan CTC III menggunakan roll TPI 10 yang memiliki 60 alur milling. Bubuk hasil giling dari CTC III akan lebih halus dan kecil partikelnya dibandingkan dengan CTC I dan CTC II. Pada setiap mesin CTC terdapat 2 roll yang salingberlawanan arah dengan perbedaan kecepatan 70 dan 700 rpm. Suhu hasil penggilingan tiap CTC pun berbeda, dimana pada CTC I berkisar (26˚- 29˚C), CTC II (29˚-31˚C) dan CTC III (30˚-33˚C). Untuk mempertahankan kelembaban ruang pengolahan basah dengan menggunakan humidifier yang dapat menghasilkan kabut lewat air. Jarak antar roll pada mesin CTC triplex 0,1-0,25 mm. Setelah keluar dari roll CTC triplex bubuk masuk ke mesin googie yang berfungsi untuk memisahkan serat dan memperpadat partikel.
Adapun tujuan penggilingan, yaitu :
1) Memecahkan dinding sel daun agar cairan sel daun keluar. 2) Menggulung daun agar menjadi keriting dalam pengeringan.
3) Mengecilkan daun teh sehingga secara fisik dibentuk sesuai jenis mutu yang dikehendaki pasar.
4) Memperoleh bubuk sesuai ukuran yang dikehendaki.
Gambar 6. Rotter Vane
4.1.7 Oksidasi Enzimatis
Proses oksidasi Enzimatis merupakan salah satu proses dalam pembentukan rasa,warna,dan aroma.Proses oksidasi enzimatis dimulai saat pemecahan sel daun layu di rotor vane 15” yang dihentikan pada saat proses pengeringan di VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer ). Pada proses enzimatis menghendaki suhu ruangan yang dingin dengan selisih dry and wet maksimal 1˚ C dengan tempratur 20-21 ˚C dengan kelembaban 90 %.
Proses oksidasienzimatis menggunakan alat fermenting machine. Bubuk teh yang masuk lewat conveyor akan di hamparkan diatasnya.Sedangkan spindel yang ada di setiap tepi mesin berfungsi untuk mengatur hamparan bubuk teh agar teratur ketebalannya (Ketebalan bubuk pada proses fermentasi adalah 5-7 cm),selain itu untuk mencegah pengumpalan teh dan mendapatkan kesempatan untuk kontak dengan udara (Oksigen). Lama proses oksidasi enzimatis 60-90 Menit.Apabila proses OksidasiEnzimatis
kurang lama dapat mengakibatkan warna teh seduhan menjadi pucat,rasannya mentah dan sepat serta ampasnya bewarna kehijauan.Namun apabila waktu oksidasi enzimatis terlalu lama dapat mengakibatkan warna air suram.
Perubahan yang terjadi saat proses oksidasi enzimatis, seperti :
Perubahan fisik → Perubahan warna dan bau teh
Perubahan kimia → Perubahan karena oksidasi antara senyawa
Gambar 8. Mesin Oksidasi Enzimatis
4.1.8Pengeringan
Pengeringan teh hitam CTC bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis teh,dan juga untuk menurunkan kadar air teh,mencapai 3-4,5 %.Dalam pengeringan teh hitam CTC menggunakan mesinVFBD (Vibro Fluid Bed Dryer) yang memiliki kapasitas sekitar 300 kg.VFBD memiliki keuntungan yaitu teh tidak langsung bersinggungan dengan mesin karena udara panas langsung terkena pada partikel teh sehingga menghentikan reaksi oksidasi enzimatis dan pada tempat pengeringan tidak terjadi polusi udara karena terdapat alat yaitu CYCLONE yang dipasang pada VFBD teh yang dikeringkan harus masuk agar mutu tetap terjaga dan jangan sampai over fired (kosong) bahan bakar untuk pengeringan menggunakan BBK (Bahan Bakar Kayu) yang berkalor tinggi dengan standart 4,0 – 4,5 m/ ton
kering.
Untuk hasil pengeringan optimal pada pengoperasian mesin pengeringan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain :suhu inlet dan outlet harus
dijaga stabil,panas sejak awal harus diperiksa baunnya untuk menjaga kemungkinan adannya kebocoran heater kecepatan pengeringan sesuai yang dikehendaki dan keberhasilan mesin pengeringan.
Suhu udara panas masuk dryer (inlet) 120-130˚C,suhu udara keluar (outlet) 80-90˚C,untuk control ketebalan ke dryer 40-45˚C.Lama pengeringan 20 menit,kadar air bubuk teh outlet berkisar 3-4 %.Bilamana dalam pengukuran kadar air bubuk teh yang akan dilakukan tiap jam menunjukkan lebih rendah atau lebih dari ketentuan,maka segera dalam pengeringan berikutnya dilakukan tindakan-tindakan diantara lain:
1. Merubah ketebalan hamparan 2.Merubah Kecepatan Pengeringan 3. Memeriksa suhu panas
4.Pemeriksaan udara yan dihembuskan
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas pengeringan sebagai berikut :
1. Tingkat Kelayuan Pucuk
Bila pucuk kurang layu,kandungan airnya cukup banyak menyebabkan bubuk lebih lama matang sebaliknya bila pucuk terlalu layu maka bubuk akan cepat matang.
2. Tebal Hamparan
Pengaturan ketebalan hamparan sangat berpengaruh terhadap efektifitas penetrasi panas diantara partikel bubuk. Apabila hamparan terlalu tebal, resiko matang tidak merata cukup besar namun apabila hamparan terlalu tipis bubuk akan terlalu cepat matang.
3. Kecepatan Hembusan Udara
Makin cepat aliran udara maka bubuk makin cepat terdorong keluar dan panas yang dihantarkan tidak merata sehingga ada kemungkinan bubuk yang keluar belum matang.
4. Suhu Pemanasan
Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan over fired (Gosong) atau disebut juga case hardening (Bagian luar kering, bagian dalam mentah) sedangkan jika suhu terlalu rendah akan menurunkan daya simpan produk.
5. Kondisi Mesin
Pengecekan kebocoran mesinpenting dilakukan apabila terjadi kebocoran maka bubuk teh yang dihasilkan akan berbau asap dan menimbulkan rasa serta aroma teh yang berbau asap ( smoky).
Gambar 9. Mesin VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer)
4.1.9 Sortasi
Sortasi merupakan memisahkan partikel teh berdasarkan ukuran,sehingga diperoleh partikel teh yang seragam sesuai dengan standar yang telah ditentukan.Tujuan sortasi meliputi :
1. Memisahkan bubuk teh kering menjadi menjadi beberapa gradeyang sesuai dengan standar yag berlaku.
2. Menyeragamkan dan mengelompokkan bubuk teh berdasar ukuran dan warna pada masing – masing jenis/grade.
Dimana sortasi dilakukan dengan pengayakan berdasarkan ukuran dan pemisahan kotoran berupa serat berdasarkan beratnya dimana serat akan
lebih ringan dari bubuk teh dan terikat di silinder ebonite, bubuk yang lolos mesh 8 masuk ke holding tank sedangkan yang tidak lolos di proses ke CTC ball breaker untuk di haluskan/dihancurkan dan terikat di roll ebonite digunakan sebagai bahan mutu II yang akan diproses lagi selanjutnya.
Bubuk dari holding tank menuju midleton sifter untuk memisahkan bubuk teh,bubuk kecil/halus belt conveyor menuju trinic I sedangkan yang medium menuju trinic II,bubuk kasar yang tidak lolos ayakan akan di proses lagi (dihaluskan).
Bubuk teh dari Trinic I digunakan sebagai bahan teh mutu PF1,PD,D1,D2, sedangkan trinik II akan didapatkan mutu BP1,PF1,D1,D2.Teh yang tidak lolos trinik I dan II seperti FANN dan D2.Ex roll ebonite mutu II sebagai mutu lokal (TW).Adapun hasil sortasi :
1. Mutu I : BPI,PFI,PD,D1 2. Mutu II : D2,FANN 3. LOKAL : TW
Teh hasil dari Trinik I adalah :
1. Dust 2 (D2),lolos ayakan 30 mesh dan tertahan ayakan 50 mesh. Sama dengan Dust 3 tetapi ukuran ayakan agak besar.
2. Dust 1 (D1), lolos ayakan 16 mesh dan tertahan ayakan 24 mesh. Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
3. Pekoe Dust (PD),lolos ayakan 16 mesh dan tertahan 20 mesh. Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
4. Pekoe Fanning 1 (PF1),lolos ayakan 12 mesh dan tertahan ayakan 20 mesh.Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
5. Dust 2 (D2),lolos ayakan 10 mesh dan tertahan 12 mesh,. Mempunyai partikel yang agak bulat sampai bulat.
Teh hasil dari Trinik II adalah :
1. Dust 2 (D2),dengan partikel lolos ayakan 30 mesh. 2. Dust 1 (D1),dengan partikel lolos ayakan 24 mesh.
3. Pokoe Dust (PD),dengan ukuran partikel lolos ayakan 20 mesh. 4. Pokoe fanning 1 (PF1),dengan ukuran partikel lolos ayakan 16
mesh.
5. Broken pokoe1(BP1),dengan ukuran partikel lolos ayakan 12 mesh. 6. Broken pokoe 1 (BPI),dengan ukuran partikel lolos ayakan 10
mesh.
Setelah sortasi selesai,bubuk teh yang sesui mutu masing – masing ditimbang dan di masukkan ke dalam peti miring sesuai dengan mutu teh.Tiap-tiap mutu teh tersebut disimpan didalam tea binhingga jumlahnya memenuhi syarat untuk dikemas,yaitu 1 chop (20 kemasan)untuk masing-masing mutu.
Untuk mengevaluasi dan mengetahui kualitas teh yang di hasilkan maka dilakukan pengujian untuk mengevaluasi,Menganalisa teh,menilai kekuatan seduhan,Kenampakan mutu teh hasil sortasi kering di ambil sempel secara acak untuk di uji penampakan,ukuran partikel dan orgonoleptik oleh tester.
Tujuan dari pengambilan sempel tersebut untuk mengetahui kualitas teh hitam hasil sortasi sebelum dikemas. Analisa meliputi appreance (kenampakan kering),liqior (air seduhan) dan infused leaf (ampas).Adapun syarat-syarat penyimpanan antara lain :
Ruang tempat peti miring harus bersih.
Udara tempat peti miring harus cukup kering (RH 60-70%). Ruang dalam peti miring harus kedap udara.
Proses akhir dari pengolahan teh yaitu pengemasan. Setelah dari proses sortasi, bubuk teh masuk ke tea bin hingga jumlahnya memenuhi syarat untuk dikemas, yaitu 1 chop (20 kemasan) untuk masing-masing mutu. Setelah itu tehmenuju pr e packer yang berfungsi untuk mengikat debu dan fluff agar mendapat jenis mutu yang diinginkan. kemudian bubuk teh akan dicampur dengan hasil sortasi yang sejenis menggunakan tea bulki ng yang bergerak memutar, lalu bubuk teh menuju ke packer vibrator untuk
dikemas.
Tujuan dilakukan pengemasan antara lain : 1. Melindungi produk dari kerusakan 2. Memudahkan transpotasi
3. Efisiensi dalam penyimpanan di gudang 4. Dapat digunakan dalam media promosi 5. Menjaga mutu dan aroma teh hitam
6. Memperpanjang masa penyimpanan bubuk teh yang dihasilkan 7. Mencegah terjadinya kenaikan kadar air
Faktor – faktor yang berpengaruh pada pengemasan :
1. Jenis dan kondisi bubuk yang dikemas 2. Jenis bahan kemasan
3. Waktu penyimpanan dan pengemasan 4. Suhu dan kelembaban ruangan
Gambar 10. Pengemasan
4.2
Maintenance
Maintenance yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Tindakan yang dilakukan berupa penyetelan,pelumasan,pengecekan pelumas dan penggantian spart-spart yang tidak layak dipakai lagi.
4.2.1 Pemeliharaan Mesin GLS
1) Periksa Instalasi listrik dan Elektromotor
2) Periksa ketegangan V-Belt, jika kendor segera stel
3) Periksa Lager bila diperlukan tambahkan pelumas stenfet 4) Periksa As eksentrik apakah ada kelaianan
5) Operasikan mesin tanpa beban, amati jika ada kelainan segera ambil tindakan
4.2.2 Pemeliharaan Mesin Googie
1) Periksa Instalasi listrik dan Elektromotor 2) Periksa pelumasan pada lager roda
3) Pastikan V-Belt tidak kendor
4) Pastikan mesin dalam keadaan bersih dan siap pakai
5) Operasikan mesin tanpa beban, amati dan lakukan tindakan perbaikan jika ada kelainan
6) Buat Laporan Pemeliharaannya dengan mengisi FORM PM – SAR – 06
4.2.3 Pemeliharaan Mesin Oksidasi Enzimatis
1) Periksa Instalasi listrik dan Elektromotor 2) Pastikan rantai penggerak dalam kondisi baik3) Pastikan Belt Conveyor dalam keadaan bersih dan siap operasi 4) Pastikan semua V-Belt tidak kendor
5) Periksa Gear Box tambahkan olie pelumas bila perlu
6) Operasikan mesin tanpa beban, amati dan jika ada kelainan segera lakukan perbaikan
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Teh merupakan salah satu jenis minuman yang dibuat dengan cara menyeduh daun,tangkai dan pucuk daun yang dikeringkan dari tanaman teh camellia sinensis yang mampu memberikan efek kesehatan yang baik.
2. Pengolahan teh hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) kebun wonosari,menggunakan metode CTC.
3. Organisasi di pabrik wonosari dipimpin oleh Asstekpol yang membawahi beberapa mandor dan karyawan.
4. Secara umum pengolahan teh hitam CTC ini terdiri atas penyediaan bahan baku,pelayuan,penggilingan,oksidasi
enzimatis,pengeringan,sortasi, dan pengemasan.
5. Penataan mesin dan peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan dan alur proses yang baik sehingga mampu menunjang proses produksi yang efektif dan efisien.
6. Produk teh yang dihasilkan atas tiga mutu I (BP1,PF1,PD dan D1),mutu II (D2 dan FANN),dan mutu lokal (TW).Mutu I dan II ditunjukkan keperluan exsport,sedangkan mutu lokal ditunjukkan pada pasar lokal.
7. Proses sanitasi pabrik telah dilakukan secara menyeluruh mulai dari bahan baku,ruang pengolahan,pekerja dan air dengan menggunakan sistem SSOP yang mampu menjamin keamanan produk.Proses pengolahan teh hitam tidak menghasilkan limbah yang berbahaya.
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT.Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai upaya peningkatan mutu produk akhir adalah sebagai berikut :
1. Diperlukan adanya pelatihan/training untuk peningkatan pengetahuan dan kualitas kerja bagi para karyawan tentang proses pengolahan teh secara menyeluruh mulai dari penyediaan bahan baku hingga produk akhir.
2. Perlunya adannya perhatian khusus terhadap system penanganan pucuk segar dari kebun sampai ke pabrik agar kerusakan pucuk
secara mekanis dapat diperkecil.Misalnya dengan mengurangi frekuensi penginjakan pucuk.
3. Mempertahankan pencapaian kualitas saat ini dan berusaha meningkatkan kualitas seperti yang diinginkan konsumen.