• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM LET S READ LET S CREATE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM LET S READ LET S CREATE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABDIPRAJA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat)

e-ISSN: 2746-1823, p-ISSN: 2745-8415

Volume 2, No. 1, Maret 2021

PROGRAM LET’S READ LET’S CREATE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH DASAR

Candradewi Wahyu Anggraeni 1

Arum Nisma Wulanjani 2

Gilang Fadhilia Arvianti 3

Universitas Tidar1,2,3 candradewi@untidar.ac.id1 arum_nisma@untidar.ac.id 2 gilangfadhilia@untidar.ac.id 3

History Artikel

Received: 09-11-2020; Revised: 05-02-2021; Accepted: 11-06-2021; Published: 11-06-2021 ABSTRAK

Tujuan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) ini adalah menumbuhkan minat budaya membaca dan menulis / budaya literasi siswa-siswa di SDN Kramat 5 terhadap Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris dengan tujuan menerapkan pesan nasional Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing di era milenial ini. Melalui program Let’s Read, Let’s Create dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa dan mengoptimalkan kembali perpustakaan atau pojok baca yang ada di SDN Kramat 5. Ada lima tahapan untuk metode pelaksanaan PPM yang terdiri dari observasi, perencanaan, pelaksanaan, penerapan, dan evaluasi. Hasil dari PPM ini menunjukan bahwa program Let’s Read, Let’s Create adalah program yang bagus untuk melawan berita palsu atau hoax sejak dini. Program Let’s Read, Let’s Create terdiri dari 1) pelatihan membaca dan menulis dengan program Let’s Read, Let’s Create, 2) pelatihan membaca melalui metode

Skimming-Scanning, 3)pelatihan menulis melalui metode Hamburger Writing, and 4)

pelatihan berbicara melalui Fun Story Telling

.

Kata Kunci: literasi, hamburger writing, story telling

ABSTRACT

The aim of this community service is to improve students’ literacy skill in SDN Kramat 5 toward Indonesian language, Javanese language, and English in order to implement the national policy to make Indoneisan language as the main language, to preserve Javanese language, and to master English in this millennial era

. Let’s Read Let’s Create program

is able to improve students’literacy skill and optimize the library or reading corner

at SDN Kramat 5. There are five steps of the community service method in which

consist of observing, planning, doing, implementing, and evaluating. The result of

the community service shows that Let’s Read Let’s Create program is a good

program for avoiding hoax earlier. Let’s Read Let’s Create program consists of

1)workshop on reading and writing with Let’s Read Let’s Create program, 2)

workshop of reading by using skimming and scanning method, 3) workshop of

writing by using

Hamburger Writing

method, 4)and workshop of speaking by using

Fun Story Telling.

(2)

Volume 2, No. 1, Maret 2021

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 menuju Revolusi Industri 5.0 memberikan dampak positif dan dampak negatif khususnya pada generasi milenial di tingkat sekolah dasar. Dampak positif dari perkembangan teknologi yaitu siswa dan guru dapat dengan mudah mendapatkan informasi terkait dengan materi pembelajaran serta banyak aplikasi pendukung kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan. Adapun dampak negatif seperti siswa lebih sering mengoperasikan telepon genggam mereka dengan bermain game ataupun mencari informasi yang tidak semestinya. Orang tua dan guru memiliki peranan penting dalam membimbing anak atau siswa mereka dalam memanfaatkan perkembangan teknologi secara cerdas dan bijak.

Tersebarnya berita bohong atau hoax di dunia maya menjadi perhatian khusus bagi orang tua dan guru untuk membimbing anak mereka untuk mengidentifikasi berita palsu atau berita bohong (hoax) sejak dini. Salah satu cara untuk mengetahui benar atau tidaknya sebuah berita yaitu dengan adanya kemampuan literasi (kemampuan membaca dan menulis) yang dimiliki oleh siswa sebagai generasi milenial. Hutapea (2019) menuturkan bahwa berdasarkan penelitian dari organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO), kebiasaan membaca di Indonesia masih sangat rendah dengan didapatkannya peringkat ke 60 dalam penelitian yang berjudul The World Most

Literate Nation.

Berdasarkan Indeks Aktifitas Literasi Membaca (Alibaca) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ada empat dimensi yang terkait aktifitas literasi membaca diantaranya dimensi kecakapan, dimensi akses, dimesi alternatif, dan dimensi budaya. Dimensi kecakapan dengan indikator bebas buta aksara dan rata-rata lama sekolah. Dimensi akses mencakup ketersediaan perpustakaan daerah, perpustakaan umum, perpustakaan komunitas, dan perpustakaan sekolah. Dimensi alternatif meliputi penggunaan internet, membaca daring, dan membaca online. Dimensi budaya mencakup kebiasaan membaca, misalnya meminjam buku diperpustakaan, memanfaatkan taman bacaan, serta membaca koran dan buku. Membaca Koran atau buku merupakan aktifitas yang bermanfaat untuk menambah wawasan serta membantu siswa

untuk berpikir kritis. Permatasari (2015) menambahkan:

“Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya. Dengan membaca buku, ilmu pengetahuan akan didapatkan. Kegiatan membaca akan menambah wawasan sekaligus mempengaruhi mental dan perilaku seseorang, dan bahkan memiliki pengaruh besar bagi masyarakat. Pada gilirannya, kegemaran membaca ini akan membentuk budaya literasi yang berperan penting dalam menciptakan bangsa yang berkualitas”

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah mitra, minat baca siswa masih tergolong rendah karena program gerakan literasi membaca 15 menit yang diterapkan di sekolah belum sepenuhnya dijalankan secara optimal. Selain itu, rendahnya minat baca siswa juga dipengaruhi oleh ke empat dimensi aktifitas literasi. Dengan adanya analisis situasi di sekolah mitra, para siswa belum sepenuhnya melaksanakan program Literasi 15 menit sehingga aspek dimensi budaya membaca belum berjalan secara terstruktur. Hal ini menyebabkan minat baca siswa sebagai generasi milenial di sekolah dasar masih perlu ditingkatkan.

Dengan adanya Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) ini melalui program

Let’s Read, Let’s Create, siswa di sekolah mitra

dapat meningkatkan aktifitas literasi membaca dalam berbagai dimensi dengan fokus pada tiga bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris sesuai dengan slogan nasional yait Utamakan Bahasa Indonesia,

Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing. Program Let’s Read, Let’s Create

mengusung konsep membaca buku cerita pendek bergambar dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris, setelah itu siswa mengekspresikan kreatifitas mereka dengan menulis melalui metode Hamburger

Writing Style, serta Story Telling Activity.

METODE

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Program Let’s Read, Let’s Create di SDN Kramat 5 mencakup lima metode pelaksanaan. Kelima metode pelaksanaan tersebut antara lain: observasi, perencanaan, pelaksanaan, penerapan, dan evaluasi.

1. Observasi

Sebelum melakukan program pelatihan ini, perlu adanya observasi untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi pada SDN Kramat 5 terkait Aktifitas Literasi di sekolah

(3)

Candradewi Wahyu Anggraeni, Arum Nisma Wulanjani, Gilang Fadhilia Arvianti Program Let’s Read Let’s Create sebagai Upaya Meningkatkan Budaya Literasi di Sekolah Dasar tersebut. Tujuan yang pertama adalah

mengetahui seperti apa kondisi sebenarnya tentang budaya literasi yang diikuti oleh para siswa.

2. Perencanaan

Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Program Let’s Read, Let’s Create menyusun perencanaan program terdiri dari penentuan jadwal pertemuan dan materi pertemuan.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan program Let’s Read, Let’s Create dilaksanakan di satu Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Magelang Utara yaitu SDN Kramat 5. Peserta kegiatan ini adalah para guru dan siswa di SDN Kramat 5. Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka 3 bulan. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, pelaksanaan kegiatan pengabdian secara daring dengan menggunakan WhatsApp.

4. Penerapan Program Let’s Read, Let’s Create

Metode yang dilaksankan dalam program Let’s Read, Let’s Create menerapkan metode aktif dan kreatif. Dalam hal ini guru mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu terkait Program Let’s Read, Let’s Create sehingga guru dapat menerapkan program ini kepada siswa. Siswa diberikan kebebasan untuk berkreasi setelah membaca dengan konsep Hamburger Writing Style dan Story Telling dalam tiga bahasa.

5. Evaluasi

Evaluasi program Let’s Read, Let’s Create perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi program. Evaluasi ini merupakan refleksi dari semua kegiatan. Secara umum, kegiatan ini berjalan dengan sukses dan lancar. Adapun kendala terkait waktu pelaksanaan yang singkat dan masih dalam era pandemi Covid-19.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Program Let’s Read, Let’s Create (LRLC) sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan awal. Let’s Read Let’s Create (LRLC) merupakan program yang bertujuan untuk menumbuhkan minat budaya membaca dan menulis / budaya literasi siswa-siswa di SDN Kramat 5 terhadap Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris dengan tujuan menerapkan pesan nasional

Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan

Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing di era

milenial ini. Program LRLC menerapkan metode membaca Skimming-Scanning, metode menulis Hamburger Style, dan metode berbicara Fun Story Telling. Melalui program Let’s Read, Let’s Create, guru dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa, guru dan siswa dapat mengoptimalkan kembali perpustakaan atau pojok baca, dan sebagai sarana untuk mencegah berita palsu atau hoax sejak dini. Berikut beberapa kegiatan yang tercantum dalam Program Let’s Read, Let’s Create.

a. Sosialisasi Program Let’s Read Let’s Create

Sosialiasi Program Let’s Read Let’s Create memberikan gambaran kepada guru di SDN Kramat 5 untuk mengetahui konsep dan manfaat penerapan Program Let’s Read Let’s Create. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara daring melalui Learning Management System (LMS) canvas.instructure.com. Berikut gambaran sosialisai dengan mengakses LMS tersebut.

1. Bapak/ Ibu Guru mengakses laman

https://www.instructure.com/canvas/en-au/login/free-for-teacher

2. Bapak/ Ibu Guru mengetik email dan password yang sudah diperoleh.

3. Bapak/ Ibu Guru memilih Dashboard, akan muncul tampilan sebagai berikut.

(4)

4. Bapak/ Ibu Guru memilih bagian Sosialisasi Program Let’s Read Let’s Create

Dalam materi sosialisasi tersebut, guru mendapatkan file dalam bentuk power point. File dapat diunduh sewaktu-waktu. Materi sosialisasi mencakup hal-hal sebagai berikut.

b. Penggunaan Learning Management System Let’s Read, Let’s Create

Dalam penggunaan LMS Let’s Read Let’s Create (LRLC), tim pengabdi memberikan pedoman atau petunjuk penggunaan LMS. Guru dapat mengakses semua materi terkait program LRLC sebagai berikut. Bapak/ Ibu Guru memilih tiap program untuk dapat melihat atau mengunduh file dokumen dengan memilih fitur Modules

Dashboard Sosialisasi Program Let’s Read Let’s Create

Program Let’s Read Let’s Create

Dashboard BAHASA JAWA Program Let’s Read Let’s Create

Dashboard BAHASA INGGRIS Program Let’s Read Let’s Create

c. Penerapan Program Let’s Read Let’s Create

Dalam penerapan Program Let’s Read Let’s Create secara daring dengan LMS Canvas, guru juga memanfaatkan penggunaan Grup WhatsApp kelas untuk menunjang penerapan program LRLC. Pada akhir tahap pengabdian ini, tim pengabdi bersemuka dengan Kepala Sekolah dan guru untuk mengetahui progres penarapan program LRLC. Dalam pertemuan tersebut, guru menyampaikan beberapa manfaat yang didapatkan dan kendala menggunakan LMS Program LRLC Berikut dokumentasi kegiatan tersebut.

(5)

Candradewi Wahyu Anggraeni, Arum Nisma Wulanjani, Gilang Fadhilia Arvianti Program Let’s Read Let’s Create sebagai Upaya Meningkatkan Budaya Literasi di Sekolah Dasar

Gambar 1. Guru menyampaikan manfaat dan kendala penggunaan LMS Canvas

Gambar 2. Tim pengabdian mengecek penggunaan LMS Canvas

Dalam kegitaan tersebut, tim pengabdian juga memberikan barang-barang penunjang program LRLC seperti kamus Bahasa Indonesia, kamus Inggris Indonesia, kamus Indonesia Inggris, kamus Bahasa Jawa, ATK untuk metode Skimming-Scanning, Hamburger Style, dan Fun Story Telling, serta X-banner terkait program LRLC dan X-banner pencegahan penyebaran Covid-19 Tiga Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Ingrgis). Berikut dokumentasi kegiatan serah terima.

Gambar 3. Serah terima barang-barang penunjang program LRLC

Gambar 4. Dokumentasi dengan X-Banner program LRLC dan pencegahan Covid-19

Gambar 5. X-banner Program LRLC dan Poster Pencegahan Covid-19 3 Bahasa

Kegiatan Program Let’s Read, Let’s

Create (LRLC) sebagai Upaya Meningkatkan

Budaya Literasi bagi generasi Milenial di Sekolah Dasar di Kecamatan Magelang Utara khususnya di SDN Kramat 5 dilaksanakan secara daring dan luring. Dalam setiap kegiatan, para guru dan siswa berpartisipasi dalam setiap kegiatan dengan aktif dan interaktif. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru, penerapan Program LRLC secara umum berjalan dengan lancar, hanya saja terdapat sedikit kendala seperti sinyal internet siswa yang tidak stabil, sehingga hanya beberapa siswa yang dapat mengikuti konsep LRLC dalam pembelajaran daring di SDN Kramat 5. Secara keseluruhan, kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar, dapat diterima oleh guru-guru di SDN mitra, dan selebihnya dapat memberikan pengaruh positif terutama terhadap para siswa dalam

(6)

SIMPULAN DAN SARAN

Let’s Read Let’s Create (LRLC) merupakan program yang bertujuan untuk menumbuhkan minat budaya membaca dan menulis / budaya literasi siswa-siswa di SDN Kramat 5 terhadap Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris dengan tujuan menerapkan pesan nasional Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing di era milenial ini. Program LRLC menerapkan metode membaca Skimming-Scanning, metode menulis Hamburger Style, dan metode berbicara Fun Story Telling. Melalui program Let’s Read, Let’s Create, guru dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa, guru dan siswa dapat mengoptimalkan kembali perpustakaan atau pojok baca, dan sebagai sarana untuk mencegah berita palsu atau hoax sejak dini.

Bagi para guru yang telah mengikuti program Program Let’s Read, Let’s Create (LRLC) sebagai Upaya Meningkatkan Budaya Literasi bagi generasi Milenial di Sekolah Dasar ini diharapkan mampu mengembangkan dan mengaplikasikan metode membaca Skimming-Scanning, metode menulis

meningkatkan kemampuan literasi mereka.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada pihak yang mendukung pelaksanaan pengabdian, kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar yang telah menjadi sponsor pengabdian dalam skema Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) DIPA FKIP Tahun Anggaran 2020.

DAFTAR RUJUKAN

Hutapea, E. (2019). Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga jadi Penyebab. Koran Kompas, diakses dari https://edukasi.kompas.com/read/ Permatasari, A. (2015). Membangun Kualitas

Bangsa dengan Budaya Literasi.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015, halaman

Gambar

Gambar  4.  Dokumentasi  dengan  X-Banner  program LRLC dan pencegahan Covid-19

Referensi

Dokumen terkait

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan pemahaman aspek ekstrapolasi antara siswa yang menggunakan metode pictorial riddle inquiry dengan siswa

Berdasarkan validasi menggunakan CRM dari IAEA dan penggunaan kurva kalibrasi efisiensi untuk analisis sampel uji profisiensi yang diadakan oleh IAEA diperoleh hasil

Rencana Kerja merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung

Adapun simpulan dari penelitian ini, akibat hukum Klausul Pertelaan dalam hal terjadinya overmacht terhadap Kepemilikan Satuan Rumah Susun, yaitu: Terhadap Overmacht

Cairan ketuban berisi sampah yang dapat menghambat pembuluh darah dan mencairkan darah yang mempengaruhi koagulasi.. Emboli cairan ketuban

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti tentang adanya hubungan yang negative

penelitiannya, menggunakan aerated filter dengan media zeolit berhasil mereduksi Besi sebesar 62%, sedangkan dalam penelitian ini penurunan konsentrasi Fe

Asumsi tersebut didukung oleh hasil dari kajian morfometrik dengan analisis PCA menunjukkan bahwa populasi Jawa terpisah dari populasi Bali dengan garis singgungan