Prosiding
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI 2015
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Sustainability and Humanity in Engineering
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
Diterbitkan oleh:
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
PENGANTAR
SeNTI atau Seminar Nasional Teknik Industri merupakan seminar nasional yang
dilaksanakan oleh Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. SeNTI adalah seminar yang menggabungkan
tiga seminar nasional yang selama ini diselenggarakan secara rutin, yaitu CAE
(Conference on Applied Ergonomics), SMART (Seminar on Application and Research
in Industrial Technology), dan Teknosim (Seminar Nasional Teknologi Simulasi).
Dari sejarahnya, SeNTI dan seminar-seminar pendahulu telah berhasil
dimanfaatkan oleh para pesertanya (peneliti, praktisi, dan mahasiswa) sebagai media
berkomunikasi dan mengembangkan jejaring terkait dengan bidang-bidang keilmuan
pada ranah teknik industri dan teknologi industri secara umum.
Topik utama seminar nasional ini adalah Sustainability and Humanity in
Engineering. Topik ini diangkat karena aplikasi keteknikan yang mengedepankan
prinsip sustainable dan human-centred diperlukan agar manfaat keteknikan dapat
dirasakan oleh masyarakat secara kontinu. Namun demikian, topik bidang lainnya yang
terkait dengan ilmu teknik industri juga dapat disampaikan dalam seminar ini.
Pada tahun 2015 ini, SeNTI 2015 akan dilaksanakan di Yogyakarta, Indonesia.
Seminar ini diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin
dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Seminar ini dibagi dalam
empat topik utama, yakni Ergonomika, Riset Operasi, Sistem Manufaktur, dan Teknik
Produksi.
Walaupun, penyusunan prosiding telah diusahakan semaksimal mungkin, namun
masukan dan kritik dari para pembaca masih sangat diharapkan.
Seminar ini dapat terlaksana dengan sukses berkat partisipasi dan bantuan dari
berbagai pihak. Panitia mengucapkan terima kasih kepada para pembicara inti,
pemakalah, peserta, dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya seminar
ini.
Yogyakarta, 29 November 2015
Ketua Panitia
Dr. Titis Wijayanto, S.T., M.Des.
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM iii
SUSUNAN PANITIA
Pelindung
Dekan Fakultas Teknik UGM
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng
Penanggung Jawab
Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Industri UGM
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D.
Steering Committee
Prof. Ir Joniarto Parung, M.MBA.T,, Ph.D. (Universitas Surabaya) M.K. Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D. (Universitas Gadjah Mada) Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D. (Universitas Gadjah Mada) Ir. Nur Indrianti, M.T., D.Eng. (UPN “Veteran” Yogyakarta)
Organizing Committee
Ketua Panitia:
Dr. Titis Wijayanto, S.T., M.Des.
Wakil Ketua Panitia:
Fran Setiawan, S.T.
Anggota:
Alva Edy Tontowi, Ir. M.Sc, Ph.D
Andi Rahadiyan Wijaya, S.T, M.Sc, Lic., Ph.D Andi Sudiarso, S.T, M.T, M.Sc., Ph.D
Anna Maria Sri Asih, S.T, M.M, M.Sc, Ph.D Bertha Maya Sopha, S.T, M.Sc, Ph.D Budi Hartono, S.T, MPM, Ph.D Hari Agung Yuniarto, S.T, M.Sc, Ph.D
I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T, M.Eng, Ph.D M. Arif Wibisono, S.T, M.T., Dr. Eng.
Rini Dharmastiti, Ir. M.Sc, Ph.D Sinta R. Sulistyo, S.T., M.SIE. Subagyo, Ir. Ph.D
Anisa Kharismawati, S.T. Atyanti Dyah Prabaswari, S.T. Bagus Wahyu Utomo, S.Si Bonitasari Nurul Alfa, S.T., M.M. Dendra Febriawan, S.T.
Dina Tauhida, S.T.
Dony Satriyo Nugroho, S.T. Dyah Ari Susanti, S.T. Intan Rosmala Sari, S.T. Iwan Vitryawan, S.T. Maharsa Pradityatama, S.T. Monica Garby Saroedji, S.Si. Patrisius Edi Prasetyo, S.T. Pramudi Arsiwi, S.T. Rafiqa Fijra, S.T.
Sawaludin, S.T.
Setiya Wahyu Nugraha, S.T. Taufiq Fada Ardena, S.Pd. Theresa Lalita Handaruputri, S.T. Willy Dwi Nugroho, S.T.
Editor:
Bertha Maya Sopha, S.T, M.Sc, Ph.D. Titis Wijayanto, S.T., M.Des, Dr. Reviewer:
Alva Edy Tontowi, Ir. M.Sc, Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Andi Rahadiyan Wijaya, S.T, M.Sc, Lic., Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Andi Sudiarso, S.T, M.T, M.Sc., Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Anna Maria Sri Asih, S.T, M.M, M.Sc, Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Bertha Maya Sopha, S.T, M.Sc, Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Budi Hartono, S.T, MPM, Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Hari Agung Yuniarto, S.T, M.Sc, Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Herianto, S.T, M.Eng., Dr. Eng (Universitas Gadjah Mada) I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T, M.Eng, Ph.D (Universitas Gadjah Mada) Ilham Bakri, S.T., M.Sc., Dr. Eng. (Universitas Hasanuddin) Isti Surjandari P., Prof. Ir. MT., Ph.D (Universitas Indonesia) M. Arif Wibisono, S.T, M.T., Dr. Eng. (Universitas Gadjah Mada) Markus Hartono, S.T., M.Sc., Ph.D. CHFP (Universitas Surabaya) Rini Dharmastiti, Ir. M.Sc, Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
Subagyo, Ir. Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PENGANTAR ii
SUSUNAN PANITIA iii
DAFTAR ISI v
Keynote’s Paper Key1
Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D
Keberlanjutan dan Kemanusiaan dalam Bidang Teknik
Key2
Ergonomika E1
Aisah Dirawidya, Ishardita Pambudi Tama, Remba Yanuar Efranto
Perancangan Alat Bantu untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorder pada Proses Scarfing dengan Analisis Biomekanika
E2
Dyah Ari Susanti, Budi Hartono
Profil Kepemimpinan Manajer Proyek di Indonesia
E13
Maya Farah Fathna, Titis Wijayanto
Analisis Pengaruh Dua Jenis Pakaian Olah Raga Wanita terhadap Respons Fisiologis dan Subjektif pada Aktivitas Fisik
E23
Muhammad Nuruzzaman Alkautsar, Angie Wiyaning Putri, Titis Wijayanto
Pengaruh Tingkat Kelembaban Udara yang Berbeda pada Suhu Rendah di dalam Ruangan terhadap Respon Subjektif dan Kenyamanan Termal antara Laki-Laki dan Perempuan
E30
Niko Siameva Uletika, Okti Herliana, Faiz Kurniawan
Efektivitas Pengendalian Kebisingan di Lingkungan Industri Semen dengan Pohon Buah dan Bukan Pohon Buah
E35
Oggie Alif Afyudin, Agasi Rizal Kurniawan Zain, Farah Dinah Handriani, Titis Wijayanto
Pengaruh Phase Change Material Berbahan Dasar Minyak Kelapa dan Minyak Sawit sebagai Pre-Cooling Device terhadap Penurunan Heat Strain ketika Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas
E41
Rengga A. Renjani, M. Pradityatama, C. Andadari, I.G.B. Budi Dharma, Rini Dharmastiti
Uji Tingkat Usabilitas Mobile Website Reservation (Online Travel Reservation) Menggunakan Smartphone untuk Pemesanan Tiket Pesawat Secara Online
Syamsul Anwar, Yuri Fandi Tanjung, Jasril
Penilaian Risiko Distal Upper Extremity pada Pekerjaan Pembuatan Sepatu Kulit dengan Metode Strain Index
E55
Widodo Hariyono, Haryo Dimas Wirosobo
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Kaltim Jaya Bara
E62
Widodo Hariyono, Safran Rochim
Penilaian Risiko Keselamatan pada Unit Kerja
E68
Yopie Yutama Surbakti, Budi Hartono
Study of Judgmental Biases on Duration Estimation of Research Projects
E75
Akbar Gunawan Nurul Ummi
Pengukuran Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai di PT Krakatau Wajatama
E85
Nurul Ummi, Hadi Setiawan
Penerapan Balanced Scorecard sebagai Dasar SWOT Analisis dalam Perancangan Strategi Pengembangan Divisi PPIC di PT.X
E92
Riset Operasi RO1
Adiputra Nusantara, Eric Jobiliong
Perencanaan Kebutuhan Material Resin R678 & R662 di PT. Murni Cahaya Pratama
(Cargloss)
RO2
Arie Desrianty, Hendro Prassetiyo, Dicky Irawan
Model Optimisasi Ukuran Lot Produksi untuk Single Item dan Single Stage pada Sistem Produksi yang Mengalami Deteriorasi dan Kesalahan Pemeriksaan dengan Kriteria Minimisasi Total Ongkos
RO11
Eric Wibisono
Pengembangan Heuristik pada Kasus Heterogeneous Vehicle Routing Problems With
Time Windows and Fixed Cost
RO22
Fran Setiawan, Willy Dwi Nugroho, Dinarisni Purwaningrum
Penentuan Harga Jual Mobil Bekas dengan Mempertimbangkan Harga Baru, Harga Bekas, Kondisi Mobil, dan Harga Bekas Produk Sejenis Merk Lain Menggunakan
Fuzzy Logic
RO35
Stephanus Kelvin, Eric Jobiliong
Optimasi Keuntungan Produk Helm PT. Mega Karya Mandiri dengan Menggunakan Metode Linear Programming
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM vii
Syaiful, Herianto
Optimasi Parameter JST untuk Monitoring dan Klasifikasi Kondisi Pahat
RO55
Try Juwita Agustina Purba, Sinta Rahmawidya Sulistyo
Peramalan Kasus Leptospirosis di Kota Yogyakarta Menggunakan Metode Time
Series dan Kombinasi Time Series dan Bayesian Network
RO64
Wandhansari Sekar Jatiningrum, Anna Maria Sri Asih
Analisis Jarak Optimal pada Model Kolaborasi Distribusi Beras, Gula, dan Minyak Goreng di Area Kota Yogyakarta dan Sekitarnya
RO72
Nur Aini Masruroh, Willy Dwi Nugroho
Pengembangan Model Matematika untuk Penentuan Jadwal Pengiriman, Kuantitas Pengiriman, dan Jumlah Pemesanan pada Strategi Multi-Supplier
RO80
Sinta Rahmawidya Sulistyo, Adetania Damanik
Penggunaan Simulasi dalam Tahapan Perencanaan Tata Letak Klinik
RO90
Sistem Manufaktur SM1
Adhi Setya Hutama, Nur Aini Masruroh, Muhammad Kusumawan Herliansyah
Penentuan Optimum Parameter dalam Pembuatan Biokeramik dengan Pori-Pori Beraturan Menggunakan Mesin ABEF
SM2
Dadang Redantan
Pemanfaatan Waste Water Splindle Cooling untuk Mengurangi Pemborosan dengan Pendekatan Lean Manufacturing
SM10
Farid Jayadi, Sudarja, Diko, Indarto, Deendarlianto
Pola Aliran Air-Udara dan Campuran Gliserin-Air dan Udara
SM20
Hasan Mastrisiswadi, Herianto
Identifikasi Kebutuhan Konsumen Robot Rehabilitasi Pasien Pasca Stroke dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
SM27
Denny Sukma Eka Atmaja, Muhammad Kusumawan Herliansyah
Identifikasi Kualitas Ubin Keramik Menggunakan Ektraksi Fitur Tekstur
SM37
Teknik Produksi TP1
Ahadi, Subagyo
Analisis Fluktuasi Harga Produk - Produk Perishable di Provinsi Kepulauan Riau
TP2
Andrean Emaputra
Identifikasi SNI Wajib pada Berbagai Bidang Industri di Indonesia
Arie Trisna, Subagyo
Pengembangan Model Matematis dan Tool Prediksi Kesuksesan Produk pada
Market Segment
TP16
Jonathan Rezky, Carles Sitompul
Pengembangan Model Vendor Managed Inventory dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Leadtime yang Memaksimasi Service Level
TP24
Emi Handayani, Anna Maria Sri Asih, Arif Kusumawanto
Strategi Sustainable Development dengan Ecology Industrial Parks (EIPs) pada Industri Kecil dan Menengah (IKM)
TP33
Hendro Prassetiyo
Model Optimisasi Nilai Parameter Desain untuk Produk Multi Komponen yang Dijual dengan Garansi
TP43
Herman Noer Rahman, Asyari Daryus, Eko Budiwahyono
Pengembangan Model Difusi Monozukuri pada Industri Kecil: Kasus Industri Mebel Desa Bojong Pondok Kelapa Jakarta Timur
TP57
Iwan Vitryawan, Bertha Maya Sopha
Pengembangan Decision Support Tool untuk Perencanaan Jalur Distribusi Komoditas Bahan Pokok dengan Pendekatan Agent-Based Modeling
TP63
Trifandi Lasalewo, Subagyo Budi Hartono, Hari Agung Yuniarto
Hubungan Antar Fenomena dalam Kegiatan Pengembangan Produk: Suatu Tinjauan Literatur
TP71
Heri Gunawan, V. Reza Bayu Kurniawan
Analisa Keandalan pada Mesin Metal Bandsaw H-650 HD dalam Penentuan Part Kritis dengan Pendekatan Metode RCM di Laboratorium Universiti Malaysia Pahang (UMP)
TP80
Setiya Wahyu Nugraha, Andi Rahadiyan Wijaya
Penentuan Safety Stock, Reorder Point dan Order Quantity Suku Cadang Mesin Produksi Berdasarkan Ketidakpastian Demand dan Lead Time pada Perusahaan Manufaktur
TP91
Yuniar, Arie Desrianty, Dian Tike Andianti
Perbaikan Kualitas Komponen Brakesystem Berdasarkan Failure Mode Effect
Analysis (FMEA) dan Logika Fuzzy
TP100
Alfian Djaja, Eric Jobiliong
Penentuan Jumlah Persediaan Optimal Helm Cargloss Menggunakan Metode
Decision Making Under Risk
TP109
Ika Deefi Anna
Aplikasi Vendor Managed Inventory (VMI) pada Sistem Persediaan Rantai Pasok dengan Permintaan Probabilistik
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM Key-1
Keberlanjutan dan Kemanusiaan dalam Bidang Teknik
Seminar Nasional Teknik Industri Universitas Gadjah MadaYogyakarta, 29 Oktober 2015
Keynote Speaker: Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D
Pengantar
Insinyur merupakan salah satu profesi yang paling praktikal. Kepuasaan dari klien dan keberhasilan dari pekerjaannya dapat dengan cepat terukur, karena hasil pekerjaan yang umumnya berwujud secara fisik, antara lain, yang akhir-akhir ini terkenal dengan infrastruktur (fisik). Seorang insinyur dapat dengan mudah menyelesaikan suatu permasalahan yang berbasis pada perhitungan secara kuantitatif. Namun demikian, harus disadari bahwa tidak semua persoalan dapat diselesaikan secara kuantitatif. Dalam setiap penerapan di dunia nyata, dibutuhkan pengetahuan yang luas dan pemahaman mendalam terhadap kemanusiaan (sosio humaniora), sehingga karakter manusia pun akan semakin berkembang sebagai hubungan linier dalam praktik keteknikan di lapangan. Sosio humaniora tersebut mencakup: integritas, tanggung jawab, kemampuan beradaptasi, pengendalian diri, inisiatif, kreatifitas kerja, ketekunan, ketegasan, kepercayaan diri, toleransi, dan kepedulian terhadap lingkungan, yang semuanya itu merupakan penyusun infrastruktur (sosial). Kita, para insinyur harus tahu bagaimana cara untuk hidup, bukan hanya bagaimana cara untuk menghidupi. Dengan kata lain kita harus dapat memadukan antara infrastruktur fisik dan infrastruktur sosial.
Selanjutnya, keahlian yang dibutuhkan dari seorang insinyur biasanya berfokus pada desain, inovasi, dan pengembangan teknologi yang selaras dengan kemajuan zaman. Namun, seringkali terlupakan mengenai seberapa manfaat dan apa hasil pekerjaan itu bagi masyarakat secara keseluruhan dan sampai kapan hasil pekerjaan tersebut dapat dipakai. Untuk itulah diperlukan aplikasi keteknikan yang sustainable, sehingga inovasi, teknologi, dan pembangunan tidak hanya terfokus pada kecanggihan atau keindahan, namun juga turut dipertimbangkan dari sisi keberlanjutan, seperti sosial, lingkungan, dan ekonomi. Untuk mencapai teknologi yang
sustainable, diperlukan integrasi antara beberapa elemen, yaitu science and engineering; policy,business practice; dan human behavior.
Secara singkat, dapat disampaikan bahwa perpaduan antara ilmu teknik dan ilmu sosial tersebut sangatalah penting, mengingat seorang insinyur butuh penerapan hasil jerih payahnya di masyarakat agar dapat bermanfaat secara berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti apa yang dihasilkan adalah murah, aman/selamat untuk dipakai, dan tidak merusak lingkungan (Priyanto, 2009).
Dalam kehidupan sehari-hari, yang tentunya banyak kita alami, dapat dicontohkan pada bidang transportasi.
Transportasi yang Berkelanjutan.
Transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam pergerakan aktivitas. Kelancaran pergerakan akan turut meningkatkan potensi berkembangnya kegiatan lokal dan nasional yang efisien dan efektif. Meningkatnya kapasitas jalan dan meningkatnya kualitas perkerasan tentunya akan membuat waktu tempuh menjadi semakin singkat dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan menjadi murah, terlebih lagi dengan meningkatnya akses ke lokasi lokasi strategis, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya.
Di sisi lain, ternyata perkembangan transportasi juga memberikan dampak negatif kepada masyarakat dan lingkungannya. Penduduk yang beraktivitas di lokasi yang berdekatan dengan jalan mungkin merasakan dampak yang lebih nyata: kebisingan yang mengganggu kenyamanan, pencemaran udara yang mengganggu kesehatan, dan juga perilaku pengemudi yang sering kali
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM Key-3
rusaknya kualitas air tanah, dan terganggunya habitat hewan serta tumbuhan juga merupakan dampak negatif dari perkembangan transportasi. Transportasi merupakan agen penting dalam pertumbuhan dan daya tarik suatu kawasan, namun transportasi juga turut andil dalam kesinambungan antara manusia dan lingkungannya.
Oleh karenanya, harus dicarikan solusi bagaimana caranya.merencanakan dan merancang transportasi yg sustainable, yaitu yang dapat memindahkan barang/orang sebanyak-banyaknya dengan aman/selamat, murah, dan tidak merusak lingkungan. Tentunya dalam hal ini harus didukung oleh perencanaan dan perancangan infrastruktur fisik dan infrastruktur sosial yang terintegrasi dengan baik.
Sebagai gambaran di Indonesia, berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik, Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. jumlah kendaraan pada tahun 2013 mencapai lebih dari 104 juta. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 11% jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan kendaraan pada tahun sebelumnya (2012) sebesar 94,299 juta. Lebih dari setengahnya merupakan sepeda motor. Mirisnya, pertumbuhan bus angkutan umum hanya 1%, jauh di bawah mobil pribadi ataupun kendaraan lainnya. Hal ini membawa dampak signifikan terhadap konsumsi minyak bumi. Menurut data yang didapat dari US Department of Energy, kekuatan ekonomi, pertumbuhan populasi, peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi, telah melonjakkan angka kebutuhan bahan bakar. Kepemilikan kendaraan bermotor yang tidak dikendalikan, dapat menyebabkan kebutuhan bahan bakar melebihi angka produksi. Penggunaan bahan bakar terus meningkat sehingga menyebabkan naiknya angka impor bahan bakar pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut akan mengakibatkan terus melonjaknya harga bahan bakar, yang sejalan dengan melonjaknya harga barang-barang kebutuhan, sehingga perekonomian akan terombang-ambing. Pemerintah perlu mencanangkan efisiensi energi dan memberikan dukungan untuk mewujudkan teknologi bahan bakar alternatif yang lebih ramah terhadap lingkungan, dan juga merancang peraturan yang akan selaras dengan terwujudnya sustainable transport.
Inovasi teknologi memegang peranan penting untung mengurangi emisi kendaraan yang menyebabkan pencemaran udara dan kebisingan yang mengganggu kenyamanan, yaitu dengan mengembangkan mesin yang dapat bekerja lebih efisien dengan menggunakan bahan bakar yang minim. Pelarangan operasi kendaraan yang tidak lolos uji emisi juga harus lebih digalakkan. Perencanaan yang tepat memegang peranan penting untuk mengatasi gangguan kebisingan, terutama di wilayah bandar udara, yang menghasilkan gangguan kebisingan relatif tinggi. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa dalam perencanaan dan perancangan transportasi infrastrutur fisik transportasi sangatlah berperan.
Di sisi lain, masyarakat di kota-kota yang padat aktifitas cenderung mengeluarkan biaya lebih untuk transportasi. Pemukiman yang lokasinya terpencil atau tidak terjangkau angkutan umum untuk mengakses langsung ke tempat kerjanya, dan tidak memiliki kendaraan pribadi, tentunya akan mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih untuk transportasi. Investasi untuk meningkatkan aksesibilitas dan menyediakan pilihan moda transportasi yang beragam dengan kualitas yang baik akan meningkatkan minat untuk menggunakan angkutan umum sehingga penggunaan kendaraan pribadi berkurang. Dengan kata lain infrastrukutur sosial transportasi haruslah dikembangkan sehingga perencanaan dan perancangan transportasi dapat berhasil dengan baik.
Transportasi Masa Depan
Transportasi yang sustainable adalah transportasi dengan harga yang terjangkau/murah, beroperasi secara baik dan efisien, dan menawarkan berbagai moda transportasi dengan persaingan bisnis yang sehat, sehingga dapat turut mendorong perkembangan wilayah. Transportasi yang sustainable juga memihak pada kualitas udara, air, kebisingan, limbah, dan penggunaan sumber daya alam. Juga membatasi pembuangan emisi dan limbah pada ambang yang dapat ditolerir oleh lingkungan.
Inovasi dan kemajuan teknologi merupakan kontributor utama untuk mengurangi dampak-dampak lingkungan pada aktivitas transportasi. Solusi-solusi yang dapat
dipertimbangkan adalah sumber energi alternatif seperti biogas, bahan bakar listrik, dan mesin yang bekerja lebih efisien. Sumber-sumber tenaga alternatif ini dapat diterapkan dengan terlebih dahulu melaksanakan peningkatan pada teknologi kendaraan dan sistem transportasi itu sendiri, dengan mengedepankan transportasi publik yang nyaman dan efisien.
Selain itu, teknologi yang patut untuk turut diterapkan adalah pengembangan Intelligent
Transport System (ITS), yaitu sebuah perpaduan antara Teknologi Informasi dan
Telekomunikasi dalam transportasi, yang memungkinkan penyediaan kemudahan bagi aktivitas transportasi secara real time. ITS dapat diaplikasikan, diantaranya pada transportasi jalan raya untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan dengan menyediakan informasi secara on-line kepada pengendara dan pengguna transportasi publik, serta melengkapi kendaraan dengan sistem informasi berbasis komputer. Di samping itu, ITS juga meningkatkan efisiensi dari transportasi melalui penggunaan sistem elektronik seperti electronic motorway tolling dan
congestion charging.
Kesimpulan
Mewujudkan teknologi yang sustainable tidak terlepas dari menyelaraskan antara engineering dan humanity. yaitu mengintegrasikan antara kebutuhan infrastruktur fisik dan infrastruktur sosial. Bahwa untuk menciptakan kehidupan yang sustainable butuh kontribusi dan komitmen dari berbagai pihak. Tanpa adanya integrasi yang baik dan dengan keadaan lingkungan yang semakin tidak menentu, juga perorangan yang terus mementingkan kebutuhan diri sendiri, perkembangan teknologi yang tidak mengedepankan asas sustainability ini akan menurunkan kualitas hidup manusia.
Daftar Pustaka
_______, 2009, Transport and the Environment. Belgium: Europian Communities.
Boyle, C., 2004, Considerations on Educating Engineers in Sustainability, International Journal
of Sustainability in Higher Education, Vol. 5 No. 2 pp. 147 – 155, Emerald Group
Publishing
Ernst, R.R., 2006, Science, Engineering, and Humanity, IEEE Engineering in Medicine And Biology Magazine 0739-5175/06.
Priyanto, S., 2012, The Development of rural Public Transport Routes; A Case Study in Bantul Central Java, Journal IJESD, Vol. 8,Nos 3/4/2012, Indescience Publisher.
Richardson, J., 2006, If Humanity and the Environment Fail One Another, Foresight, Vol. 8, No.2, pp. 70 – 77, Emerald Group Publishing.
Sawyer, H.A., 1951, Humanities for Engineering Students, The Journal of Higher Education, Vol. 22, No. 9 pp. 470-475, Ohio State University Press.
www.bps.go.id www.eia.gov
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM TP-7
Identifikasi SNI Wajib pada Berbagai Bidang Industri di Indonesia
Andrean Emaputra
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND, Yogyakarta 55222
E-mail: a.emaputra@gmail.com
Intisari
Indonesia dihadapkan pada ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 terutama pada beberapa bidang perdagangan. Oleh karena itu, perbandingan perdagangan Indonesia dengan perdagangan negara-negara ASEAN lain perlu untuk diketahui. Selain itu, ketersediaan SNI Wajib pada masing-masing sektor yang menjadi fokus perhatian AFTA 2015 juga perlu untuk diketahui. Penelitian ini diawali dengan membandingkan kondisi perdagangan Indonesia dengan kondisi perdagangan negara-negara ASEAN lain. Kemudian, SNI Wajib yang ada pada sektor-sektor industri tersebut dicari dan dievaluasi. Kondisi ekspor-impor produk-produk pertanian Indonesia dalam kondisi tidak baik. Penjualan Indonesia sudah cukup baik di bidang sepeda motor, skuter dan kendaraan penumpang, tetapi penjualan Indonesia masih kalah dengan Thailand di bidang kendaraan komersial. Nilai ekspor tekstil dan pakaian Indonesia masih di bawah nilai ekspor tekstil dan pakaian Vietnam. SNI Wajib di bidang pertanian (beserta produk yang berbasis karet) sudah tersedia di beberapa lingkup, seperti minyak goreng sawit, tepung terigu, gula, pemanis buatan, kopi instan, pertanian organik, pupuk, selang karet untuk kompor gas LPG, karet perapat (rubber seal) pada katup tabung LPG, selang termoplastik elastomer untuk kompor gas LPG, sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet cetak vulkanisasi dan ban kendaraan. SNI Wajib di bidang otomotif baru mengatur tentang pelek kendaraan. Satu buah SNI Wajib mengatur bidang tekstil, yaitu persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida dan kadar logam terekstraksi pada kain.
Kata kunci: AFTA 2015, perdagangan Indonesia, SNI Wajib, ketahanan nasional.
1 Pendahuluan
Pada tahun 2015, Indonesia menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015. Pada AFTA tersebut, perdagangan bebas dicapai dengan penghapusan halangan yang berupa tarif dan bukan tarif di antara anggota ASEAN (asean.org, 1999). Hal tersebut dilakukan sebagai katalisator untuk pencapaian produksi yang lebih efisian dan untuk mencapai keunggulan kompetitif jangka panjang, serta memberikan konsumen ASEAN pilihan yang lebih banyak tentang produk dan kualitas produk (asean.org, 1999). Common Effective Preferential Tariff
(CEPT) Agreement untuk AFTA mensyaratkan pengurangan tarif mencapai 0-5% (asean.org,
1999). AFTA mencakup seluruh produk-produk manufaktur dan pertanian (asean.org, 1999). Walaupun demikian, ada beberapa produk yang tidak termasuk dalam AFTA dengan alasan sebagai perlindungan untuk keamanan nasional, norma-norma umum, kemanusiaan, kehidupan hewan atau tanaman, serta artikel-artikel yang bernilai artistik, sejarah, dan arkeologis (asean.org, 1999). Pada perdagangan tersebut, pengurangan biaya bisnis di ASEAN menjadi fokus perhatian (asean.org, 1999).
AFTA menyangkut beberapa sektor perdagangan. Menurut Koesrindartoto dan Suryanta (2010), beberapa sektor tersebut meliputi produk berbasis agro, otomotif, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil dan pakaian, serta produk berbasis kayu.
Oleh karena itu, perbandingan kondisi perdagangan Indonesia dengan kondisi perdagangan negara-negara ASEAN lain perlu untuk diketahui. Selain hal tersebut, ketersediaan SNI Wajib pada masing-masing sektor yang menjadi fokus perhatian AFTA 2015 juga perlu untuk diketahui.
2 Metode Penelitian
Penelitian ini diawali dengan membandingkan kondisi perdagangan Indonesia dengan kondisi perdagangan negara-negara ASEAN lain. Kemudian, SNI Wajib yang ada pada sektor-sektor industri yang menjadi fokus perhatian AFTA 2015 tersebut dicari dan dievaluasi.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Kondisi Perdagangan Indonesia pada Sektor Pertanian
Beberapa produk Indonesia memiliki keunggulan kompetitif yang lebih rendah dari pada keunggulan kompetitif beberapa produk dari negara ASEAN lain ditunjukkan pada Tabel 1. Jenis produk Indonesia yang memiliki market share di atas 20% baru meliputi minyak sawit mentah, kopi dan nanas.
Tabel 1. Perbandingan Market Share antara Indonesia dan Negara-Negara ASEAN Lain di dalam Perdagangan Internal ASEAN pada Tahun 2003-2012 (Kementerian Pertanian, 2014)
No. Jenis produk
Eksportir Terbesar
Lain
Perbandingan Market Share di ASEAN
Indonesia Negara pesaing
1 CPO Malaysia 33.80% 60.01%
2 Kopi, tidak dipanggang: - not
decaffein
Vietnam 32.85% 63.63%
3 Nanas Filipina 27.53% 61.36%
4 Karet alam dalam bentuk lain Thailand 12.75% 74.73%
5 Ubi kayu (singkong) Thailand 6.03% 66.12%
6 Lemak dan minyak nabati dan
fraksinya
Malaysia 5.79% 64.18%
7 Kacang mete: - dikuliti Vietnam 4.38% 81.66%
8 Pati: - ubi kayu (singkong) pati Thailand 2.66% 87.93%
9 Buah-buahan Thailand 0.65% 63.60%
10 Pisang, termasuk pisang segar Filipina 0.17% 69.59%
11 Beras yang patah Thailand 0.02% 85.55%
12 Beras yang digiling sebagian atau
digiling seluruhnya
Vietnam 0.02% 67.96%
13 Gula mentah tidak mengandung rasa
yang ditambahkan
Thailand 0.01% 97.68%
Di samping itu, rata-rata pertumbuhan impor Indonesia masih tinggi dari tahun 2003 sampai tahun 2012 di sektor pertanian yang ditunjukkan pada Tabel 2 Rata-rata pertumbuhan impor komoditas pertanian Indonesia yang bernilai lebih dari 50 % terdapat pada minyak mentah, tembakau, kopi dan karet alam dalam bentuk lain.
Tabel 2. Rata-Rata Pertumbuhan Impor Komoditas Pertanian Utama dalam Internal ASEAN dari Tahun 2003-2012 (Kementerian Pertanian, 2014)
Hs Code Keterangan ASEAN (%) Indonesia (%) Malaysia (%) Filipina (%) Singapura (%) Thailand (%) Vietnam (%) 151110 Minyak mentah 21.5 137.3 20.1 347.0 94.8 359.9 (23.4) 240120 Tembakau, sebagian atau seluruhnya bertangkai 19.5 130.1 25.0 1.7 (2.8) 21.0 18.8 090111 Kopi, tidak dipanggang: - not decaffein 27.4 79.3 30.6 13.5 12.9 173.7 36.4
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM TP-9
Tabel 2. Rata-Rata Pertumbuhan Impor Komoditas Pertanian Utama dalam Internal ASEAN dari Tahun 2003-2012 (Kementerian Pertanian, 2014) (lanjutan)
Hs Code Keterangan ASEAN (%) Indonesia (%) Malaysia (%) Filipina (%) Singapura (%) Thailand (%) Vietnam (%)
400122 Karet alam dalam bentuk lain 21.4 61.9 40.6 30.80 8.3 68.8 13.8 020230 Daging tanpa tulang (8.3) 39.7 (2.1) (36.1) 214.6 (44.1) (47.6) 100190 Gandum (0.8) 38.9 8.0 5.8 44.9 49.8 (31.0)
170111 Gula mentah tidak mengandung rasa yang ditambahkan 27.0 37.3 11.6 (10.7) (6.5) 78.6 8.9 120100 Kacang kedelai, pecah maupun tidak. 26.2 29.4 (5.2) 14.0 (0.5) 24.9 18.8
180100 Biji kakao, utuh atau rusak
0.4 29.2 0.2 (32.1) 2.0 (4.3) 0.0
040210 Susu bubuk, butiran atau bentuk lain yang solid
(1.3) 27.4 49.3 (3.4) (2.2) 34.7 (38.9) 100630 Beras yang sebagian atau seluruhnya digiling 17.9 27.2 22.7 10.3 7.4 81.8 31.7 081090 Buah-buahan lain atau durian 19.6 26.6 12.7 36.8 2.8 138.6 81.3 080810 Apel 9.5 23.4 36.8 (23.4) 28.4 20.7 (11.1)
400110 Lateks karet alam 18.4 23.3 18.3 (23.2) (7.7) 26.2 32.9
151321 Kelapa sawit atau minyak babassu dan fraksinya
21.5 22.2 21.6 77.0 (3.0) (31.2) 85.9
3.2 Kondisi Perdagangan Indonesia pada Sektor Otomotif
Sektor otomotif dibagi menjadi 3 kategori, yaitu sepeda motor dan skuter, kendaraan penumpang serta kendaraan komersial. Kendaraan penumpang meliputi mobil atau truk yang digunakan untuk penumpang selain bus dan kereta. Kendaraan komersial adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut barang-barang atau penumpang yang membayar atas jasa yang diberikannya.
Penjualan sepeda motor dan skuter Indonesia naik dari tahun 2007 sampai tahun 2013 (Gambar 1). Penjualan sepeda motor dan skuter Indonesia tersebut jauh lebih besar dari pada Thailand, Filipina, Malaysia dan Singapura. Keunggulan Indonesia tersebut harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
Gambar 1. Penjualan Sepeda Motor dan Skuter (ASEAN Automotive Federation, 2014) Penjualan kendaraan penumpang Indonesia dan Thailand naik dengan pesat dari tahun 2007 ke tahun 2013, akan tetapi penjualan kendaraan penumpang Indonesia lebih tinggi dari pada penjualan kendaraan penumpang Thailand (Gambar 2). Ada sebuah fakta yang menarik yaitu pola penjualan kendaraan penumpang Indonesia dan Thailand yang mirip. Hal tersebut menunjukkan bahwa penjualan kendaraan penumpang Indonesia dan Thailand memiliki hubungan (korelasi). Indonesia menjual kembali kendaraan penumpang yang diimpor dari Thailand ke pasar Indonesia.
Gambar 2. Penjualan Kendaraan Penumpang (ASEAN Automotive Federation, 2014) Penjualan kendaraan komersial Thailand dan Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2013, namun penjualan kendaraan komersial Thailand lebih besar dari pada penjulaan kendaraan komersial Indonesia dengan selisih yang cukup besar (Gambar 3). Pola penjualan kendaraan komersial Thailand dan Indonesia juga memperlihatkan kemiripan. Oleh karena itu, Indonesia perlu untuk meningkatkan kemampuannya di bidang kendaraan komersial agar dapat bersaing dengan Thailand pada khususnya.
0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand U n i t tahun 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Brunei Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand Vietnam U n i t tahun
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM TP-11
Gambar 3. Penjualan Kendaraan Komersial (ASEAN Automotive Federation, 2014)
3.3 Kondisi Perdagangan Indonesia pada Sektor Tekstil dan Pakaian
Indonesia memimpin ekspor tekstil di antara negara-negara ASEAN dari tahun 1990 sampai tahun 2012 (Gambar 4). Akan tetapi, ekspor tekstil Vietnam telah melampaui ekspor tekstil Indonesia pada tahun 2013. Terlebih lagi, ekspor tekstil Indonesia berada pada kondisi cukup konstan dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Oleh karena itu, Indonesia harus menaikkan keunggulan kompetitif produk-produk tekstilnya agar dapat bersaing dengan produk-produk tekstil yang berasal dari Vietnam, Thailand dan negara-negara ASEAN lain.
Gambar 4. Ekspor Tekstil Negara-Negara ASEAN (World Trade Organization, 2014) Vietnam menjadi pemimpin negara-negara ASEAN dalam hal ekspor pakaian (Gambar 5). Ekspor pakaian Vietnam sangat superior di antara negara-negara ASEAN lain. Di lain pihak, ekspor pakaian Indonesia cukup konstan dari tahun 2011 ke tahun 2013 dan berada di bawah ekspor pakaian Vietnam dari tahun 2011 ke tahun 2013 dengan selisih yang sangat besar. Oleh karena itu, Indonesia harus memberikan nilai tambah kepada produk-produk tekstilnya agar dapat menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah lebih, seperti pakaian, bed cover, taplak meja, tirai/gorden, dasi, pipa pemadam kebakaran, tali temali, jala, kain layar, terpal,
stocking/kaos kaki, dll., sehingga industri Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang lebih
besar dengan menjual barang jadi.
0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Brunei Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand Vietnam U n i t tahun 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 1990 2000 2011 2012 2013 ju ta d o la r tahun Indonesia Malaysia d Philippines d Singapore Thailand Viet Nam c
Gambar 5. Ekspor Pakaian Negara-Negara ASEAN (World Trade Organization, 2014) Ada sektor perdagangan Indonesia yang sudah baik, akan tetapi juga ada beberapa sektor perdagangan Indonesia yang masih dalam kondisi yang tidak baik. Oleh karena itu, perlu dilihat bagaimana ketersediaan SNI Wajib pada masing-masing sektor perdagangan tersebut.
3.4 Ketersediaan SNI Wajib pada Bidang Pertanian
Ketersediaan SNI Wajib di bidang agro dapat dilihat pada Tabel 3 SNI Wajib tersebut baru berjumlah 13 SNI Wajib. SNI Wajib tersebut juga baru mencakup hal minyak goreng sawit, tepung terigu, gula, pemanis buatan, kopi instan, pertanian organik dan pupuk. Ketersediaan atau jumlah SNI Wajib tersebut perlu untuk ditingkatkan sehingga produk-produk pertanian Indonesia dapat berkualitas tinggi. Produk-produk yang berkualitas tinggi tersebut dapat menigkatkan daya saing produk-produk pertanian Indonesia di kawasan ASEAN serta meningkatkan ketahanan nasional di bidang pertanian. Dengan kata lain, jumlah ekspor Indonesia di bidang pertanian dapat naik dan jumlah impor Indonesia di bidang pertanian dapat turun.
Tabel 3. SNI Wajib yang Telah Ada di Bidang Agro (sisni.bsn.go.id, 2015)
No. No. SNI Judul Regulator No SK
1 SNI 7709:2012 Minyak goreng sawit Kementerian Perindustrian No 35/M-IND/PER/3/2015 2 SNI 3751:2009 Tepung terigu sebagai bahan makanan Kementerian Perindustrian 35/M-IND/PER/3/2011 3 SNI 3140.3:2010/Amd1:2011 Gula kristal - Bagian 3: Putih Kementerian Pertanian 68/Permentan/OT.140/6/2013 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 1990 2000 2011 2012 2013 Indonesia Malaysia d Myanmar c Philippines d Singapore Thailand Viet Nam c (juta dolar) tahun
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM TP-13
Tabel 3. SNI Wajib yang Telah Ada di Bidang Agro (sisni.bsn.go.id, 2015) (lanjutan)
No. No. SNI Judul Regulator No SK
4 SNI 01-6993-2004 Bahan tambahan pangan pemanis buatan - Persyaratan penggunaan dalam produk pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan HK.00.05.5.1.4547 5 SNI 2983:2014 Kopi instan Kementerian Perindustrian 87/M-IND/PER/10/2014 6 SNI 6729:2013 Sistem pertanian organik Kementerian Pertanian 64/Permentan/OT.140/5/2013 7 SNI 2803:2012 Pupuk NPK padat Kementerian Perindustrian 08/M-IND/PER/2/2014 8 SNI 02-0086-2005 Pupuk tripel superfosfat Kementerian Perindustrian 26/M-IND/PER/4/2013 9 SNI 02-1760-2005 Pupuk amonium sulfat Kementerian Perindustrian 26/M-IND/PER/4/2013 10 SNI
02-2805-2005 Pupuk kalium klorida
Kementerian Perindustrian 26/M-IND/PER/4/2013 11 SNI 02-3769-2005 Pupuk SP-36 Kementerian Perindustrian 26/M-IND/PER/4/2013 12 SNI 02-3776-2005
Pupuk fosfat alam untuk pertanian Kementerian Perindustrian 26/M-IND/PER/4/2013 13 SNI 2801:2010 Pupuk urea Kementerian Perindustrian 26/M-IND/PER/4/2013
3.5 Ketersediaan SNI Wajib pada Bidang Otomotif
Ketersediaan SNI Wajib pada bidang otomotif masih dalam lingkup yang kecil, yaitu pada hal pelek kendaraan (Tabel 4), sehingga jumlah SNI Wajib tersebut sebaiknya ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas produk-produk otomotif Indonesia yang sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia di bidang otomotif di kawasan ASEAN. Pemerintah Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional sebaiknya juga mengembangkan SNI Wajib untuk hal emisi gas buang kendaraan (agar masyarakat Indonesia terjaga kesehatannya), kekuatan rangka kendaraan, uji keselamatan (tabrakan) pada kendaraan bermotor, dll. Hal tersebut tentu saja juga untuk menghadapi industri otomotif Malaysia yang cukup jauh mengungguli Indonesia dengan produk 'Proton' nya yang merupakan produk dalam negeri Malaysia yang sukses (telah didistribusikan ke kawasan ASEAN) (Koesrindartoto dan Suryanta, 2010). Hal tersebut juga untuk menjaga ketahanan nasional di bidang otomotif terhadap Thailand yang telah menjadi tempat produksi kendaraan otomotif bermerk terkenal, seperti Honda, Toyota dan Yamaha (Koesrindartoto dan Suryanta, 2010).
Tabel 4. SNI Wajib yang Telah Tersedia di Bidang Otomotif (sisni.bsn.go.id, 2015)
No. No. SNI Judul Regulator No SK
1 SNI 1896:2008
Pelek kendaraan bermotor kategori M, N dan O Kementerian Perindustrian 113/M-IND/PER/12/2012 2 SNI 4658: 2008
Pelek kendaraan bermotor kategori L
Kementerian Perindustrian
3.6 Ketersediaan SNI Wajib pada Bidang Tekstil
Satu buah SNI Wajib mengatur bidang tekstil, yaitu persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida dan kadar logam terekstraksi pada kain (Tabel 5), sehingga Pemerintah Indonesia diharapkan dapat menambah jumlah SNI Wajib pada bidang tekstil ini untuk memperkuat daya saing produk-produk tekstil nasional di kawasan ASEAN. Pada bidang tekstil dan pakaian, peran SNI Wajib terhadap ketahanan nasional harus ditingkatkan karena Indonesia masih kalah bersaing dengan Vietnam.
Tabel 5. SNI Wajib yang Telah Tersedia di Bidang Tekstil (sisni.bsn.go.id, 2015)
No. No. SNI Judul Regulator No SK
1 SNI 7617:2013
Tekstil - Persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida dan kadar logam terekstraksi pada kain
Kementerian Perindustrian
07/M-IND/PER/2/2014
3.7 Ketersediaan SNI Wajib pada Produk yang Berbasis Karet
Indonesia memiliki market share sebesar 12,75% di ASEAN dengan pesaing utama Thailand di bidang produk berbasis karet. Sedangkan rata-rata pertumbuhan impor karet alam dalam bentuk lain Indonesia mencapai 61,9% dan rata-rata pertumbuhan impor lateks karet
alam sebesar 23,3% dari tahun 2003 sampai tahun 2012. SNI Wajib yang mengatur produk
berbasis karet baru terdapat pada beberapa lingkup, yaitu pada lingkup selang karet untuk kompor gas LPG, karet perapat (rubber seal) pada katup tabung LPG, selang termoplastik elastomer untuk kompor gas LPG, sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet cetak vulkanisasi dan ban kendaraan (Tabel 6). Oleh karena itu, peningkatan kuantitas dan kualitas SNI Wajib pada produk-produk yang berbahan dasar karet diharapkan dapat mendukung produk-produk karet Indonesia dalam persaingan dengan kelima negara ASEAN lain.
Tabel 6. SNI Wajib yang Telah Tersedia pada Produk yang Berbahan Karet (sisni.bsn.go.id, 2015)
No. No. SNI Judul Regulator No. SK
1 SNI 7213:2014 Selang karet untuk kompor gas LPG
Kementerian Perindustrian
15/M-IND/PER/1/2015 2 SNI 8022:2014 Selang termoplastik
elastomer untuk kompor gas LPG Kementerian Perindustrian 15/M-IND/PER/1/2015 3 SNI 0098:2012 Ban mobil
penumpang
Kementerian Perindustrian
68/M-IND/PER/8/2014 4 SNI 0099:2012 Ban truk dan bus Kementerian
Perindustrian
68/M-IND/PER/8/2014 5 SNI 0101:2012 Ban sepeda motor Kementerian
Perindustrian
68/M-IND/PER/8/2014 6 SNI 0111:2009 Sepatu pengaman
dari kulit dengan sol
karet cetak vulkanisasi Kementerian Perindustrian 164/M-IND/PER/12/2009
7 SNI 7655:2010 Karet perapat (rubber seal) pada katup tabung LPG
Kementerian Perindustrian
67/M-IND/PER/6/2012 8 SNI 0100:2012 Ban truk ringan Kementerian
Perindustrian
68/M-IND/PER/8/2014 9 SNI 6700:2012 Ban dalam kendaraan
bermotor
Kementerian Perindustrian
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM TP-15
4. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
a. Kondisi ekspor-impor produk-produk pertanian Indonesia dalam kondisi tidak baik. Penjualan Indonesia sudah cukup baik di bidang sepeda motor, skuter dan kendaraan penumpang, tetapi penjualan Indonesia masih di bawah Thailand pada bidang kendaraan komersial. Nilai ekspor tekstil dan pakaian Indonesia masih di bawah nilai ekspor tekstil dan pakaian Vietnam.
b. Beberapa SNI Wajib sudah tersedia pada sektor pertanian, otomotif, tekstil dan pakaian serta produk-produk yang berbasis karet. Akan tetapi jumlah SNI Wajib tersebut masih sedikit, sehingga perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitas dari standard tersebut.
Saran dalam penelitian ini adalah:
a. Ketersediaan SNI Wajib pada bidang-bidang perdagangan tersebut sebaiknya ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas produk-produk nasional, sehingga daya saing produk-produk tersebut dapat meningkat di kawasan ASEAN pada khususnya. Saat daya saing produk-produk nasional meningkat, maka ketahanan nasional juga meningkat melalui bidang-bidang industri tersebut.
b. SNI-SNI Wajib yang telah ada dan yang akan dikembangkan lebih lanjut oleh BSN harus benar-benar disosialisasikan kepada pelaku industri di Indonesia, agar para pelaku industri tersebut benar-benar dapat mengetahui keberadaan standar wajib tersebut dan dapat menerapkan standar tersebut demi kesuksesan usaha mereka dalam menghadapi AFTA 2015.
Daftar Pustaka
ASEAN Automotive Federation, 2014, Statistics, http://www.asean-autofed.com/statistics.html,
online, diakses 17 November 2014.
Asean.org, 1999, Asean Free Trade Area (AFTA): An Update,
http://www.asean.org/communities/asean-economic-community/item/asean-free-trade-area-afta-an-update, online, diakses 9 Desember 2013.
Kementerian Pertanian, 2014, “Market Intelligence” Situasi Pasar Komoditi Pertanian Wilayah ASEAN, Jurnal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Vol. 2 pp. 1-30.
Koesrindartoto, D.P. dan Suryanta, B., 2010, Analysis on Indonesia Strategic Framework to Face ASEAN 5 in ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015, Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 9 pp. 146-166.
Sisni.bsn.go.id, 2015, Daftar SNI yang Diberlakukan Wajib, http://sisni.bsn.go.id/index.php/regtek/regulasi/sni_wajib, online, diakses 3 Agustus 2015. World Trade Organization, 2014, International Trade Statistics 2014: Merchandise Trade,
http://www.wto.org/english/res_e/statis_e/its2014_e/its14_merch_trade_product_e.htm,