• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN FUNGSI ALUN ALUN KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN FUNGSI ALUN ALUN KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Architecture Department of Engineering Faculty – Diponegoro University in colaboration with NURI

University Science Malaysia, Universitas Sumatera Utara, University Kebangsaan Malaysia, Universitas Indonesia, Yala Islamic College Paramitae Thailand, King Mongkut Institute of Technology Thailand, Institut Teknologi Medan, University of Chulalongkorn, MIT Cave Murana Iniramuros Phillipines, University Puts Malaysia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Soetomo Medan, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Diponegoro, National University of Singapore

470 

Alun –alun merupakan salah satu bentuk elemen fisik perancangan kota yang didalamnya memuat aktifitas interaksi antara masyarakat sehingga harus dapat memberikan rasa nyaman yang identik dengan suasana hijau dan dilengkapi dengan elemen –elemen penunjangnya. Permasalahan yang kadang timbul disekitar wilayah alun-alun diakibatkan oleh penyimpangan – penyimpangan fungsi dari masing –masing properti yang tersedia disebuah alun-alun kota,serta alih fungsi alun-alun dari fungsi yang sesungguhnya.

Kawasan ruang publik di semarang tempo dulu tepatnya kawasan Alun – alun tradisional Kota Semarang pernah tercatat sebagai pusat kota dan landmark serta berfungsi sebagai ruang terbuka dan pusat aktifitas masyarakat maupun pemerintahan. Seiring dengan peningkatan pembangunan dan aktivitas bisnis di kawasan tersebut maka mempengaruhi karakter dan fungsi alun alun dan lahan disekitarnya. Pada alun-alun ini perubahan yang terjadi adalah penambahan bangunan-bangunan komersil seperti pasar Yaik dan pasar Johar yang mengambil lahan dari alun-alun semarang serta bangunan perkantoran disekitar alun-alun. Bangunan Kanjengan/pemerintahan di sisi Selatan alun-alun telah dirobohkan dan dibangun pertokoan. Kawasan alun-alun yang lain didekat pasar Johar berdiri pasar Yaik Permai. Sedangkan di alun-alun Utara (bekas terminal angkot) berdiri gedung BPD dan Hotel Metro.

Sekarang hamparan alun-alun telah hilang dan tinggal Masjid Agung Kauman yang menjadi tonggak terakhir pelestarian kawasan budaya ini. Hilangnya alun-alun dan Kanjengan di sisi selatan yang merupakan ciri alun-alun tradisional telah hilang oleh kekuatan kapitalis perdagangan. Banyaknya pasar yang berdiri di Alun-alun adalah bukti potensi ekonomi strategis kawasan ini sangat kuat, walaupun pasar Johar penuh dengan permasalahan. Mulai dari banjir, rob, banyaknya PKL, kemacetan lalu lintas dan yang terakhir dianggap oleh investor sebagai bangunan yang sudah tidak layak dan akan diganti dengan trade center.

Di seluruh Jawa, alun-alun Semarang merupakan satu-satunya alun-alun tradisional (pusat kota) yang hilang dan kalah bersaing menghadapi serbuan kapitalis perdagangan Beberapa periodisasi yang dapat dicatat sebagai tahun tahun perubahan karakter alun alun adalah masa pra kolonial, masa kolonial dan masa modern.

Kata kunci : alun-alun Semarang , ruang publik, fungsi Opening (times new roman 10)

*Staff Pengajar, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Jl. Prof Soedarto Tembalang Semarang, Telp. 024-7063999, Fax. 024 7063888, email : sahid.indraswara@yahoo.com

PENDAHULUAN

Kota mempunyai sejarah pembentukan yang berbeda beda, ada yang terbentuk secara tidak segaja (unplanned city) dan yang direncanakan keberadaan karena kekuasaan ataupun dengan menerapkan berbagai teori perencanaan kota (planned City). Di Indonesia kota yang direncanakan karena kekuasaan banyak ditemui dengan karakteristik yang berbeda sesuai dengan kondisi sosial setempat. Salah satu yang mempunyai jejak sejarah adalah kota semarang. Kota semarang pertama kali berasal dari kata asem (pohon Asam) dan arang (jarang), yang merupakan tempat Ki Ageng Pandan Arang I pertama kali mendirikan pemukiman. Setelah baliau meninggal dan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan Semarang,maka bertepatan dengan 2 mei 1547 M ki Ageng Padan Arang II diangkat menjadi bupati Semarang I. Setelah Pandan Arang II mengundurkan diri dari pemerintahan maka digantikannlah oleh Pandan Arang III.

Adanya pusat penyiaran agama Islam dan kota Semarang sebagai kota pelabuhan menarik minat banyak bangsa asing untuk datang ke Semarang dan membuat permukiman berdasarkan etnis. Pada tahun 1678 Amangkurat II menyerahkan kekuasaan pada Kolonial Belanda dan merubah Semarang sebagai daerah perniagaan dan pertahanan militer. Di bawah colonial Belanda Semarang makin berkembang pesat dan menjadi salah satu pusat pemerintahan Hindia Belanda. Kekuasaan Belanda ini tentunya berpengaruh sangat besar terhadap tata ruang kota Semarang. Demikian juga setelah masa kemerdekaan, banyak perkembangan kota yang merubah keaslian dari konsep tata ruang kota Semarang.

Sebagai salah satu kota tradisional,colonial dan kemerdekaan, Semarang mengalami perubahan-perubahan yang sangat mendasar dalam tata ruangnya, terutama ruang public dan alun alun di kawasan kanjengan, Pasar Johar. Sejak awal keberadaan alun-alun merupakan kawasan yang terencana dan berhubungan dengan kegiatan public kota semarang. Disaat pemerintahan Hindia belanda pun alun alun masih berfungsi sebagai ruang public dan saranalatihan militer bagi pasukan belanda. Seiring dengan peningkatan pembangunan dan aktivitas bisnis di kawasan tersebut maka mempengaruhi karakter dan fungsi alun alun dan lahan disekitarnya. Pada alun-alun ini perubahan yang terjadi adalah penambahan bangunan-bangunan komersil seperti pasar yaik dan pasar johar yang mengambil lahan dari alun-alun semarang serta bangunan perkantoran disekitar alun-alun. Bangunan Kanjengan/pemerintahan di sisi Selatan alun-alun telah dirobohkan dan dibangun pertokoan. Kawasan alun-alun yang lain didekat pasar Johar berdiri pasar Yaik Permai. Sedangkan di alun-alun Utara (bekas terminal angkot) berdiri gedung BPD dan Hotel Metro.

PERUBAHAN FUNGSI ALUN-ALUN KOTA SEMARANG

Moh. Sahid Indraswara, ST,MT *

4th International Symposium of NUSANTARA URBAN RESEARCH INSTITUTE (NURI) “CHANGE + HERITAGE IN ARCHITECTURE + URBAN DEVELOPMENT”

November 7th, 2009, Architecture Department of Engineering Faculty, Diponegoro University, Tembalang Campuss

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Disiplin siswa dan sarana prasarana secara bersama

Rumusan masalah dalam penelitian ini ada tiga, yaitu apakah terdapat perbedaan Emotion-Focused Coping dan Problem-Focused Coping pada wanita karir yang menonton drama

Ada dua kondisi yang menyelimuti Ketetapan MPR pasca amandemen yaitu di satu sisi Ketetapan MPR dinyatakan tidak ada lagi dalam hierarki Peraturan Perundangan-Undangan,

Dari hasil analisis bahana hukum dapat disimpulkan bentuk perlindungan hukum bagi pemegang bilyet giro dalam hal penerbitan bilyet giro kosong terdapat

Menurut American Diabetes Association (ADA) diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi nilai normal

Sejalan dengan pendapat di atas, Djago Tarigan menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa

yang akan berbelanja pada saat menjelang lebaran telah diantisipasi / seperti. keamanan / kebersihan /

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type Student Teams Achievement D ivision (Stad) Terhadap Minat Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu