• Tidak ada hasil yang ditemukan

WINRIP DOC UKL UPL UKL UPL JembatanAirGadang 20140416 00142

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WINRIP DOC UKL UPL UKL UPL JembatanAirGadang 20140416 00142"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

{

KEMENTERIAN PEKERIAAN

UMUM

DIREKTORAT IENDERAL BINA MARGA

S\IVT PERENCANAAN DAN PENGAI^/ASAI{

JALAN DAN TEMBATAN PROPINSI SIJMATERA BARAT

JL. RASUNA SAID NO.85 A PADANG -811.4,.1ELP. (0751) 70515S FAX. (0761\7051556

SATUAN NON

VERTIKAL

TERTENTU PERENCANAAN

DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ )

PROPINSI SUMATERA BARAT

D@B<€rWGESSlr

U-r P & Y

A

F E $T

&E

& O &, & &

$

& E $I G K

t'

I\IJ G.

AS

EgI D U

P

DAI{J

TJ'F.AYAPE$[ANI{,1&I}S-$TTTBIIGKU;SX.GA$EHIgglF,

qrJK&

= U;PIr_:}

PEKERIAAN:

IEMBATAN

SEI.

AIR GADANG

KABUPATEN

PASAMAN

BARAT

P"T.

VI$ITECH

GEMILASTG

Engineering & Managernent Consultants

.Iln. I.Tambusai Kcnrp-Parinsula Blok B No.4 Pq:karrbar*-?R28? Tel1t. 0?61 -571309, Fax. 571703 E-rnail : visi...gemilang,ji:yal:oo.cr:m

(2)

SATUAN NON

VERTIKAL

TERTENTU PERENCANAAN

DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ )

PROPINSI SUMATERA BARAT

DOI(TIN/IEN:

UPAYA PENGELOLAAN LTNGKUNGAN HIDUP

DAN

UPAYA

PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

HIDUP

(uKL

-

UPL)

PEKERJAAN:

IEMBATAN

SEI.

AIR GADANG

KABUPATEN PASAMAN BARAT

(3)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

KATA PENGANTAR

Pembangunan jembatan Sungai Air Gadang Kabupaten Pasaman

Barat merupakan peningkatan kualitas dibidang pelayanan transportasi di

wilayah bagian utara propinsi Sumatera Barat, disamping itu pembangunan

ini juga

menunjang

dalam

meningkatkan pertumbuhan

perekonomian

masyarakat

di

kedua kabupaten tersebut

dan

pembangunan jembatan ini

juga dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

11 Tahun 2006, tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan

Hidup

(AMDAL), menetapkan

bahwa

kegiatan pembangunan

ketiga

lokasi jembatan tersebut

di

atas

termasuk

kegiatan

yang tidak

tergolong

sebagai

kegiatan

wajib

AMDAL,

tetapi

diwajibkan

untuk

membuat

studi

kelayakan

lingkungan

yaitu

Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(uKL-UPL).

Semoga

dokumen

Upaya

Pengelolaan Lingkungan

dan

Upaya

Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) pembangunan

jembatan

Sungai Air

Gadang Kabupaten Pasaman Barat dapat bermanfaat

dan

berguna dalam

perencanaan pembangunan dan pengelolaan serta pemantauan lingkungan

hidup..

Padang,

Juli

2010

Hormat kami,

(4)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat

DAFTAR

ISI

\

halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI tl

I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakanq 1

1.2. Tuiuan dan Keounaan Keoiatan I 3

1.3. Tuiuan dan Kesunaan UKL-UPL 3

1.4. Peraturan I 4

ll. RUANG LINGKUP RENCANA KEGIATAN il 1

2.1. Gambaran Umum Wilavah Studi tl 1

2.2. Lingkup Rencana Keqiatan tl 2

2.3. Linqkup Studi tl 6

2.4. Wilayah Studi tl

I

ilt. RONA LINGKUNGAN HIDUP ltl 1

3.1. Fisika-Kimia ill 1

3.2. Bioloqi ilt 14

3.3 Sosial Ekonomi Budaya Itl 15

tv. DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI IV 1

4.1 Tahao Prakonstruksi IV 1

4.2. Tahap Konstruksi IV 2

4.3. Tahap Operasi IV 6

V. PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP V 1

5.1. Tahap Prakonstruksi V 1

5.2. Tahap Konstruksi V 3

5.3. Tahap Operasi V 14

vt.

PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP VI 1

6.1. Tahap Prakonstruksi VI 1

6.2. Tahap Konstruksi VI 3

6.3. Tahap Operasi VI 16

DAFTAR PUSTAKA ill

LAMPIRAN

{-#;,r'

r' wsif ech gernilang
(5)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

DAFTAR

TABEL

halaman

2.1

Jenis

alat

berat

dan

kendaraan yang

pembangunan jembatan dan mobilisasinya.

diperlukan

untuk il-3

2.2. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan iembatan selama konstruksi |-4 2.3. Kebutuhan PondasiTiang Pancang Jembatan Air Gadanq il-5

2.4. Parameter, Metode Pengukuran/Analisis

dan

Peralatan Yang

Diqunakan Untuk Kualitas Tanah

|-7

2.5. Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien il-B

2.6 Parameter

dan

Metode Analisis Kualitas

Air

Permukaan (Air

Sunqai)

il-8

2.7. Parameter dan Metode Analisis Kualitas

Air

Tanah Dangkal (Air

Sumur)

il-9

3.1 Kondisi lklim Di Lokasi Keqiatan dan Sekitarnva il t-1

3.2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan

Ansin di Daerah Sukamenantidan Sekitarnva (2000-2005)

ilt-1

3.3.

Kualitas Air

sungai

Air

Gadang Pada Rencana Peningkatan Pembanqunan Jembatan Air Gadano Kabupaten Pasaman Barat

ilt-5

3.4. Hasil analisis kualitas air Sungai Air Gadang pada rencana pembangunan iembatan Air Gadanq, Kabupaten Pasaman Barat

ilt-6

3.5. Kualitas Udara Ambien

di

Rencana

Gadano. Kabuoaten Pasaman Barat

Lokasi Pembangunan Air l|-7

3,6. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana pembangunan

Jembatan Air Gadanq, Kabuoaten Pasaman Barat il l-8 3.7. Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Air Gadang

Kabuoaten Pasaman Barat ilt-9

3.8. Hasil analisis sifat fisik tanah di lokasi keqiatan il t-10 3.9. Hasil Prediksi Laiu Erosi tanah di Lokasi keoiatan I tt-1 1

3.1 0. Tinqkat Bahava Erosi di Lokasi keqiatan ilt-1'1 3.1'1. Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala Erosi di Lokasi

kegiatan

ilt-11

3.12. Jenis Flora disekitar Lokasi Keoiatan |t-12

3.13. Jumlah Penduduk Kecamatan Pasaman Menurut Kelomook Umur ilt-14

3.14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekeriaan il t-15

3.1 5, Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung ke Puskesmas

di

Kecamatan

Pasaman menurut penyakit Utama

|t-17

4.1 Matrik ldentifi kasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan Peningkatan Pembanqunan Jembatan Air oadano Terhadap Komponen Linqkunoan

tv-8

4.2. Matrik Komponen dampak lingkungan Kegiatan Peningkatan Pembangunan Jembatan Air Gadanq

tv-9

5.1. Matrik Program Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Peningkatan

Pembangunan Jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat

v-19

6.1 Parameter, alat dan metoda analisa kandungan gas vt-4

6.2. Parameter,

alat dan

metoda analisa kualitas

air

sungai untuk

pelaksanaa pemantauan vt-8

6.3. Matrik Program Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiatan Peningkatan

Pembangunan Jembatan Air Gadanq Kabupaten Pasaman Barat.

vt-21

(6)

"

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

DAFTAR PUSTAKA

1.

Srikandi Fardiaz, 1992, Polusi

Air

dan Udara, cetakan ke

9,

Penerbit

Kanisius, Yokyakarta,

2.

Setiaty

Pandia,

Amir

Husin, Zuhrina Masyitah,

1995,

Kimia

Lingkungan, Dirjen DIKTI Depdikbud, Jakarta.

3.

Philip

Kristanto,

2002,

Ekologi Industri, Penerbit

Andi

Offset,

Yokyakarta

4.

Samin,

2006, Analisis

Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL),

Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

5.

F

Gunawarman

Suratmo,

2004, Analisis

Mengenai

Dampak Lingkungan, Penerbit Gadjah Mada University Prsess, Yogyakarta.

€) a'i' uisrfech gernrlang

(7)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab, Pasaman Barat

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Tahun

2006

-

2010

pada

Agenda

Peningkatan

Sarana

dan

Prasarana

Transportasi

yaitu

mengembangkan,

meningkatkan

dan

memelihara

sarana

dan

prasarana

jalan

ruya.

Pengembangan,

peningkatan

dan

pemeliharaan prasarana

jalan

dilakukan

dalam

rangka

meningkatkan

aksesibilitas antar wilayah yang diperlukan untuk mengembangkan perekonomian daerah

dan

pelayanan masyarakat. lmplementasi

dari

pelaksanaan RPJMD tersebut terjabarkan

dalam

Program Pembangunan

Jalan

dan

Jembatan

dengan salah

satu

kegiatan yang

dilaksanakan pada Tahun 2010

oleh

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian

Umum

Direktorat Jenderal

Bina

Marga

adalah

pembangunan jembatan sebagai sarana

penunjang transportasi dan pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan dan utara dari Provinsi

Sumtera Barat. wilayah Utara Kabupaten Pasaman Barat yang berbatasan dengan Provinsi

Sumatera Utara.

Kabupaten Pasaman Barat yang terletak pada kondisi geografis terletak pada

0059'-

20 28'lintang selatan dan 1090

19'-101018',

dengan rata-rata kepadatan penduduk

pada tahun 2008 berkisar 84 orang km2 dengan sektor unggulan dari pertumbuhan ekonomi

berasal

dari

sektor

perkebunan, perindustrian, perdagangan, pertanian, pertambangan,

perikanan kelautan

dan

lain-lain. Melihat perkembangan pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi yang terus meningkat

di

Kabupaten Pasaman Barat serta untuk mengantisipasi

perkembangan kemajuan kota, pemerintah Kabupaten Pasaman Barat terus meningkatkan

potensi sumber daya alamnya yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Salah

satu

kendala

dari

pemerintah Kabupaten Pasaman

Barat

dalam

mengembangkan

kota

dan

mobilisasi kendaraan

yang

bergerak dibidang perekonomian

terus meningkat tiap tahunnya yang kurang didukung dengan kualitas jalan dan jembatan

yang

belum

memadai.

Selama

ini

mobilisasi

barang

dan

jasa

masyarakat Kabupaten

Pasaman

Barat

tersebut

untuk

menuju

pusat Kota

baik

untuk

keperluan perdagangan,

pendidikan dan sebagainya hanya menggunakan jembatan yang tidak dapat dilalui secara

sekaligus dua kendaraan atau hanya satu kendaraan yang bisa melintas jembatan tersebut.

Menyadari

hal

tersebut maka mulai sejak tahun

anggaran

2009

Pemerintah Republik

Indonesia melalui Satuan Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan

Jembatan (P2JJ) Provinsi Sumatera Barat telah merencanakan pembangunan jembatan Sei.

Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.

t-l

€': \'i

n.t visitech cenilanc

"-a-#

(8)

UKL & UPL Pembangunan Jembalan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Pembangunan

jembatan

selain

memberikan

dampak

positif

terhadap

perkembangan

wilayah

di

Kabupaten

tersebut

dan

meningkatkan

pertumbuhan

perekonomian

masyarakat,

pelaksanaan

kegiatan

pembangunan

jembatan

ini

juga

berpeluang menimbulkan dampak

negatif pada

lingkungan.

Untuk

mengantisipasi dan

mengendalikan dampak negatif serta meningkatkan dampak positif, maka sejak dari proses

perencanaan pembangunan

Jembatan

ini

perlu

dilengkapi

dengan Studi

Kelayakan

Lingkungan. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan

Pengelolaan Lingkungan

Hidup dinyatakan bahwa

setiap

rencana kegiatan

yang

diperkirakan menimbulkan dampak besar dan

penting

terhadap lingkungan wajib dilengkapi

dengan analisis

mengenai

dampak

lingkungan,

yang

pelaksanaannya

diatur

dalam

Peraturan Pemerintah

Nomor

27

Tahun 1999 tentang Analisis

Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL).

Dalam

penjelasan

Peraturan

Pemerintah

Nomor

27

tahun

1999

tersebut dikemukakan bahwa untuk kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting dan

atau

dampak

yang

ditimbulkan secara teknologi

dapat

dikelola,

maka tidak

diwajibkan

menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), tetapi harus dilengkapi dengan

Upaya

Pengelolaan Lingkungan

Hidup

dan

Upaya

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

(UKL/UPL). Begitu juga sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

11

Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang

Wajib

Dilengkapi AMDAL,

maka kegiatan Pembangunan Jembatan ini bukan dikategorikan

jenis

kegiatan yang wajib

menyusun

Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan.

Oleh sebab

itu

studi

kelayakan

lingkungan rencana kegiatan Pembangunan Jembatan hanya dikategorikan wajib menyusun

studi

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

dan

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(UKL/UPL) sebagai acuan bagi pelaksana dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan.

1.2.

TUJUAN DAN KEGUNAAN KEGIATAN

1.2.1.

Tujuan

Tujuan pembangunan jembatan ini adalah dalam rangka pengembangan dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

1.2.2.

Kegunaan

Kegunaan Pembangunan Jembatan adalah :

Meningkatkan aksesibilitas transportasi masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat;

Mempermudah mobilitas barang dan jasa.

1.

2.

4*:; ti.t. visltech sefftilano

(9)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat

1.3.

TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL & UPL

1.3.1.

Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan dokumen UKL dan UPL ini adalah untuk memberikan

arahan

pengelolaan

dan

pemantauan terhadap dampak lingkungan

yang

mungkin timbul akibat Pembangunan Jembatan.

1.3.2.

Kegunaan

1.

Bagi Pemrakarsa :

a.

Sebagai acuan

dan

pedoman serta dasar dalam melaksanakan pengelolaan

dan

pemantauan lingkungan

pada

setiap

tahap

pelaksanaan pembangunan

jembatan.

b.

Memprediksi

dan

mengendalikan

serta

meminimalisasi dampak negatif yang

akan ditimbulkan akibat pembangunan jembatan.

Bagi Pemerintah :

a.

Sebagai

acuan

penilairn

atas

kelayakan

lingkungan

dari

suatu

kegiatan pembangunan jembatan.

b.

Merupakan pedoman

bagi

Instansi

terkait

dalam

melakukan

evaluasi

pengelolaan

dan

pemantauan

lingkungan

yang telah

dilakukan

oleh pemrakarsa.

3.

Bagi Masyarakat:

Merupakan informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak positif

dan menghindari dampak negati rencana sejak dari tahap prakontruksi, kontruksi

dan pasca kontruksi.

1.4.

PERATURAN

Dasar hukum

yang

melandasi pelaksanaan penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup rencana kegiatan pembangunan jembatan

ini antara lain sebagai berikut:

1.4.1.

Undang.Undang

1. Undang-undang

No.

5

Tahun 1990, tentang

Sumberdaya

Alam

Hayati

dan

Ekosistemnya. Peraturan

ini

digunakan

karena

kegiatan pembangunan jembatan

#

'{#

rr

n.t. visitech cemilana
(10)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

harus

memperhatikan

kawasan sempadan

sungai

serta

dampaknya

terhadap ekosistem perairan di sekitar kegiatan yang direncanakan.

2. Undang-Undang Republik Indonesia

No.

13 Tahun

2003,

tentang

Tenaga Kerja,

Peraturan

ini

digunakan

sebagai

pedoman

bagi

rencana kegiatan

dalam

proses

perekrutan dan pelepasan tenaga kerja.

3. Undang-Undang Republik Indonesia No.

7

Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.

Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi rencana kegiatan dalam melakukan

pengelolaan sumber daya air di wilayah studi.

4. Undang-Undang Republik Indonesia

No. 32 Tahun

2004,

tentang

Pemerintahan

Daerah. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam

mengembangkan

potensi sumber

daya

pembangunan

yang

dimiliki

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2OO4,tentang Jalan. Peraturan ini

digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui klasifikasijalan .

6. Undang-Undang

No.26 Tahun 2007, tentang

Penataan

Ruang.

Peraturan

ini

digunakan sebagai pedoman apakah rencana kegiatan tidak menyalahi rencana tata

ruang diwilayah studi.

7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

Peraturan

ini

digunakan

sebagai acuan

dalam

menentukan

kebijakan

di

bidang lingkungan

hidup

dan

rencana

kegiatan

pembangunan jembatan

ini

berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan

hidup.

1.4.2.

Peraturan Pemerintah

1,

Peraturan Pemerintah Nomor

35

Tahun

1991 tentang

Sungai.

Peraturan ini

digunakan sebagai pedoman dalam pemanfaatan sumberdaya air sungai.

2.

Peraturan Pemerintah No.

41

Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran

Udara.

Peraturan

ini

digunakan sebagai

tolok ukur

untuk baku mutu

udara ambien yang dibolehkan.

3.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran

Air.

Peraturan

ini

digunakan

sebagai

tolok

ukur

kualitas air permukaan yang diperbolehkan.

f "-

:i r.f iasilech cenilarta

(11)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

4.

Peraturan Pemerintah

No.

38

Tahun 2007, tentang

Pembagian

Urusan

Pemerintah

Antara

Pemerintah, Pemerintah Propinsi

dan

Pemerintah

Kabupaten/Kota. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam menentukan

kewenangan

urusan

pemerintahan

untuk rencana kegiatan

pembangunan

jembatan ini.

1.4.3.

Keputusan Presiden

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung. Ketentuan

ini

merupakan pedoman dalam mengelola sempadan

sungai sebagai kawasan lindung.

1.4.4.

Peraturan Menteri

1.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor

11

tahun 2006

tentang

Jenis-jenis

kegiatan

dan/atau usaha

yang wajib

dilengkapi

dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam

menentukan bentuk dokumen kelayakan lingkungan yang diperlukan

2.

Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 15

Tahun

1973, tentang

Tata

Cara

Pembebasan

Tanah, Peraturan

ini

digunakan sebagai pedoman

dalam pembebasan tanah yang akan terkena rencana kegiatan pembangunan jembatan

ini .

3.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tentang Garis Sempadan

Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai.

Peraturan ini digunakan sebagai pedoman apakah rencana kegiatan mengenai

sempadan sungai, daerah manfaat sungai.

1.4.5.

Keputusan Menteri

1.

Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.296/KPTS/1996, tentang Petunjuk

Teknis

Penyusunan

Upaya

Pengelolaan Lingkungan

(RKL)

dan

Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL) Proyek Bidang Pekerjaan Umum. Peraturan ini

digunakan

sebagai

perbandingan

dalam

penyusunan

Upaya

Pengelolaan

Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan rencana kegiatan pembangunan

jembatan ini.

2.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

86

Tahun 2002 tentang

pedoman

Pelaksanaan

Upaya

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

dan

Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup. Keputusan

ini

sebagai pedoman penyusunan

dan

mekanisme pembahasan

dokumen rencana kegiatan

pembangunan

jembatan ini.

l-s

i) f.: - i iit,:. l{ ri , r'tt-) j t l t:ri'.t:; l t !:.:..r:; r i:}i :r} i,.}li'.\.ttt\

(12)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat

BAB

II

RUANG LINGKUP RENCANA

KEGIATAN

2,1.

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Secara administratif kegiatan pembangunan jembatan Air Gadang terletak

di

Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat. Pembangunan jembatan

yang bersifat permanen ini sangat strategis dalam rangka pengembangan Kota ke

arah utara Propinsi Sumatera Barat. Selain itu juga pembangunan jembatan ini yang

merupakan duplikasi dari jembatan lama akan sangat membantu untuk kelancaran

mobilisasi kendaraan dengan lancar dan semakin baik.

Pembangunan

jembatan

ini

menggunakan

sistem Jembatan

Beton

Konvensional (Balok "T") beton bertulang dan jembatan ini merupakan duplikasi dari

jembatan lama dengan bentang

4

@ 25,00 (100,00 meter) dan lebar jalur lalu-lintas

7,00 meter dan trotoar

2 @

1,00 meter, sedangkan pondasi direncanakan pondasi

dalam berupa

tiang

pancang beton pratekan Q

50

cm.

Jembatan

ini

merupakan

jembatan bentang banyak (multy span) dengan

3

(tiga) buah

pitar

untuk

menghubungkan 4 (empat) bentang jembatan.

Pada

lokasi

jembatan

ini

terdapat

disekitarnya pemukiman penduduk.

Kegiatan pembangunan jembatan ini sudah barang tentu akan memberikan dampak

terhadap kondisi pada lokasi jembatan

ini,

karena bersentuhan langsung dengan

kegiatan. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dalam

rangka

mengurangi

dampak

yang

ditimbulkan

oleh

kegiatan

pembangunan

jembatan ini.

2,2.

LINGKUP RENCANA KEGIATAN

2.2.1.

Tahap Prakonstruksi

Pekerjaan

tahap

prakonstruksi

adalah kegiatan

yang terdiri dari; stake

out,

pembebasan lahan, pemagaran tapak kegiatan, dan mobilisisasi alat berat. Urairn kegiatan pada tahap prakonstruksi tersebut adalah sebagai berikut:

1.

Stake out

Kegiatan

stake

out

merupakan pekerjaan pengukuran

dan

penggambaran

II-1

l1)li-r r+i i{rlrirlf{:}rlar f;}iil'.*iiiiaf : l"il rr.;rn

(13)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

yang

berkaitan

dengan

tapak

kegiatan

pembangunan

jembatan.

Hasil

pengukuran

dan

penggambaran tersebut selanjutnya dilakukan interprestasi

lapangan untuk mencocokan desain dengan kondisi lapangan. Sehubungan

dengan kegiatan stake

outjuga

diikuti dengan kegiatan survey lokasi kegiatan

pembangunan jembatan. Survey investigasi rencana kegiatan pemoangunan

jembatan

dilakukan

oleh

Satuan Non Vertikal Tertentu

Perencanaan dan

Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Propinsi Sumatera Barat, Maksud

survey investigasi sebagai pedoman teknis arah dan penentuan fungsi ruang.

Kegiatan Survey lnvestigasi ini meliputi pengukuran untuk menentukan posisi

konstruksi sesuai rencana. Selain itu

juga

dilakukan pendataan kepemilikan

lahan

serta

bangunan masyarakat

yang

termasuk

di

dalam

areal

rencana

pembangunan jembatan.

Pembebasan lahan

Pembebasan

lahan

hanya dilakukan

pada lahan yang

terdapat

di

pangkal

jembatan. Untuk

keperluan

tapak

kegiatan

yaitu

pangkal

jembatan

hanya

dilakukan

pembebasan

terhadap

rumah

masyarakat,

karena

tanah

yang

berada pada sempadan sungai bukan milik masyarakat. Jumlah rumah yang

diperkirakan

akan terkena akibat

pembangunan

jembatan

Aie

Gadang

sebanyak

3

unit

yang terdiri

dari 1

unit

bagian utara jembatan

dan

bagian

selatan

jembatan

sebanyak

2

unit

rumah.

Pemberian

ganti rugi

terhadap

rumah yang terkena pembangunan jembatan berpedoman pada nilaijual objek

pajak (NJOP).

Pembangunan base camp dan pemagaran tapak kegiatan

Base

camp

diperlukan

untuk

operasional

tenaga kerja

dan

juga

berfungsi

sebagai gudang

peralatan

selama konstruksi.

Pembangunan

base

camp

berada dekat tapak kegiatan yaitu

di

pangkal jembatan, Untuk pengamanan

dan tidak

terganggunya

aktifitas

masyarakat dilakukan pemagaran kedua

lokasi pangkal jembatan tersebut. Pemagaran dilakukan bersifat sementara

dengan menggunakan seng sebagai dinding pagar.

MobilisasiAlat Berat

Untuk pembangunan jembatan diperlukan mobilisasi alat-alat berat, sebelum

pelaksanaan kontruksi jembatan dilakukan.

Jenis alat

berat

dan

kendaraan

2.

4.

II-2

i)1..:-irili. .i{tf ii+)itir:t i;i!1 Y) +:.i.Ji a )!i,:it1't.: t {.\t.:lia

(14)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

yang diperlukan dalam pembangunan jembatan tertera pada Tabel 2.1 berikut

ini.

Tabel

2.1.

Jenis

alat

berat

dan

kendaraan

yang

diperlukan

untuk

pembangunan jembatan dan mobilisasinya.

No. Jenis alat berat dan kendaraan Satuan Jumlah Mobilisasi

Crane unit I darat

2. Excavator unit 1 Darat

3. Loader unit 1 Darat

4. Pile Hammer unit A

I Darat

5. Concrete Mixer unit 2 Darat

6. Motor Grader unit 1 Darat

7. Generator set unit 1 Darat

8, Concrete Vibrator unit 4 Darat

9, Truck Trailer unit 1 Darat

10. Dump truck unit 3 Darat

11. Pick Up unit 2 Darat

12. Compactor unit 1 Darat

Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010

2.2.2.

Tahap

Konstruksi

1.

Mobilisasi Material

Untuk

pembangunan

jembatan diperlukan material seperti semen,

pasir,

sirtukil,

besi

beton,

kayu,

perpipaan

dan tiang

pancang

beton

pratekan.

Kebutuhan berbagai jenis material berupa batu, pasir dan krikil akan dipenuhi

dari quarry yang dikelola pihak lain atau langsung dilakukan oleh kontraktor

pelaksana pekerjaan yang didatangkan oleh perusahaan

suplaier.

Mobilisasi

material tersebut umumnya dilakukan lewat darat. Semua matedal tersebut

ditempatkan pada lokasi base camp yang telah dipagar.

2.

Rekruitmen Tenaga Kerja

Dalam pelaksanaan pembangunan

jembatan

selama konstruksi diperlukan

tenaga kerja. Kebutuhan tenaga

kerja

disesuaikan dengan volume kerja, lama

pekerjaan

dan

spesifikasi

tenaga

kerja.

Kebutuhan

tenaga

untuk

pembangunan jembatan tertera pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan jembatan selama konstruksi.

\0. Tenaga Kerja Kualifikasi Jumlah

(orano) Asal

Status Karvawan

1 Proiect Manaoer S1 I Tetap

2. Sekretaris D3 1 Tetao

Ahli Teknik Jembatan s1 1 Tetao

4. Pengawas D3 1 Tetao

5. Pekeria SD, SLTP. SLTA zu Tidak tetao

Tukano SLTP, SLTA Tidak tetap

4r*:r

p.f. vrsifech aemdeno

\6dd

[image:14.595.16.592.26.820.2] [image:14.595.24.576.46.789.2]
(15)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Baral

t. Mandor SLTA 1 Tidak tetao

8, 0perator SLTA 6 Tidak tetao

9. Pembantu Operator SLTA Tidak tetap

10. Sopir SLTA o Tidak tetap

11 Pembantu Sooir SLTA b Tidak tetap

12. Mekanik SLTA z Tidak tetap

,1?

Pembantu Mekanik SLTA Tidak tetap

4Atl. Kepala Tukanq SLTA z Tidak tetap

Total

58

Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010

Tenaga kerja lebih diutamakan masyarakat setempat namun jika tenaga kerja

yang mempunyai keahlian khusus tidak

di

dapat maka akan diusahakan dari

luar daerah.

Pembangunan Pondasi (foundation)

Pembangunan pondasi

yang terdiri

dari

pondasi dalam

yaitu

berupa tiang

pancang

beton

pratekan dengan diameter

50 cm.

Dipancang

pada

lokasi

abutment

dan

pilar.

Jumlah kebutuhan

dan

panjang

tiang

pancang sesuai

perencanaan dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Kebutuhan Pondasi Tiang Pancang Jembatan Air Gadang

No. Lokasi

Tiang Pancang

Diameter

(cm.)

Jumlah

(batang)

Panjang

(meter)

1. Abutmen 1 50 15 32,00

2. Abutmen 2 50 15 32,00

3. Pilar l, ll & lll 50 18 x 3 35,00

Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010

4.

Pembangunan Bangunan Bawah (sub structure)

Bangunan bawah

jembatan

berfungsi

sebagai

penyangga bangunan atas

(super structure) yang terdiri dari kepala jembatan (abutment) dan pilar (pier)

sebagai penyambung bentang

jembatan pada

bentangan jembatan jamak

(multy span). Bangunan bawah dibangun di atas pondasi (tiang pancang) yang

berfungsi untuk meletakkan balok-balok jembatan dan terdapat

2

(dua) buah

abutment

3

(tiga) buah pilar. Konstruksi bangunan bawah dibangun dengan

konstruksi beton bertulang meliputi pekerjaan penggalian, perakitan besi beton

oan pengecoran.

TI-4

l-)(.i-r ti:i,{#iilq;t:ir,lriitai iJ{.,ti'J):ji,ii.ii; i..l: llr :ir;

[image:15.595.18.573.38.784.2]
(16)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Konstruksi Bangunan Atas (super structure).

Bangunan

atas jembatan terdiri

dari

konstruksi

balok beton

bertulang

berbentuk

'f'

(T

beam)

yang

ditempatkan sedemikian rupa sehingga lebar

jembatan

terpenuhi

sesuai rencana.

Balok-balok

beton

ini

dicor

ditempat

dengan memakai perancah

kayu untuk

memikul sementara

balok-balok jembatan sampai dengan beton cukup umur (mengeras).

Pembangunan Jalan Pendekat (approach road)

Jalan

pendekat (oprit)

pembangunannya

dilakukan pada kedua

ujung

jembatan. Tujuan pembangunan oprit ini adalah untuk menghubungkan jalan

dengan jembatan

dan

dibangun

sedemikian

rupa

sehingga

pengguna jembatan merasakan kenyamanan pada saat memasuki jembatan.

Pasangan Batu (sfone masonry)

Pasangan batu dipasang terutama pada jembatan Sei.

Air

Gadang pada sisi

Abutment

ll

(arah Batas Sumut). Pasangan batu dipasang untuk melindungi

abutment (kepala jembatan) dari gerusan air.

Pekerjaan Finishing

Pekerjaan

tahap akhir dari

konstruksi

ini

yaitu

pengecetan, pemasangan

rambu-rambu, patok pengarah (guide posf) dan marka jalan, serta kemudian

juga

dlakukan pembersihan lokasi dari sisa-sisa atau ceceran material yang

akan menggangu lalu lintas nantinya.

Demobilisasi Alat Berat

Setelah konstruksi

pembangunan

jembatan

selesai maka

dilakukan

pengembalian (demobilisasi) alat-alat berat dan kendaraan setelah pekerjaan

selesai

dan

pelunasan kontrak kerja maka secara otomatis peralatan kerja

akan diangkut kembali

oleh

kontraktor. Pelaksanaan demobilisasi dilakukan

melaui darat menggunakan truck trailer.

2.2.3.

Tahap Operasi

1.

Pemutusan hubungan kerja

Tenaga kerja tidak tetap setelah selesai konstruksi pembangunan jembatan

dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemutusan kerja tersebut sesuai

dengan perjanjian tidak diberikan pesangon. 7.

8.

9.

il-5

ilU-iici {{,:f f ir}f rl ttrial l:\ t:it +:ri's:,tit 1,.i ; t* :rn

4; :r

p.l, .;isriech uernijaro
(17)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat

2.

Operasionaljembatan

Jembatan

yang

telah selesai dapat

di

operasikan sesuai dengan perjanjian

kerja sama

dengan

kontraktor.

Kemudian

diikuti

dengan

kegiatan

pemeliharaan jembatan

yang

meliputi pemeliharan

fisik dan

perbaikan bagi

bagian yang rusak.

2.3.

LINGKUP STUDI

Ruang lingkup studi kegiatan UKL-UPL pembangunan Jembatan meliputi:

2.3.1.

Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder yang akan dikumpulkan adalah meliputi data iklim, curah hujan,

kelembaban

dan

kependudukan pada instansi terkait seperti Badan Meteorologi

Klimatologi

dan

Geofisika, Perhubungan

dan

Pekerjaan

Umum

serta

Badan

Statistik.

2.3.2.

Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer yaitu dilakukan langsung dilapangan dan selain itu juga

dilakukan pengumpulan dilapangan dan dilanjutkan analisa

di

laboratorium. Data

primer yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut

a.

Sifat Fisik Tanah

Pengumpulan

data

sifat fisik

tanah

dilakukan dengan

cara

sampling

dilapangan, kemudian analisanya dilakukan

di

laboratorium.

Data

yang

diperoleh selanjutnya digunakan

untuk

menganalisis rona lingkungan tanah

disekitar kegiatan.

Tobel

2.4

Porometer,

Metode

Pengukuron/Anolisis

don

Peroloton

Yong

Untuk Kuolitos Tonoh

No Porometer Sofuon Melode

Penoukuron /Anollsls Perololon

1 Berot Volume g/cms Grovimetri Rino Somoel

z Porositos q/o Motemotis

Permeobilitos cmliom Hukum Dorcv Permeometer

A Tekstur

o.

Posir

b.

Debu

c.

Liot

ot /o

07

Pipet & Hukum Stokes

C-Oroonik Wolklev don Block

b.

Kualitas Udara Ambien

Pengumpulan data

dilapangan dengan

#t":r

p.f. visiiecl? cemi/anu

\'*#

primer untuk kualitas udara ambien dilakukan sampling

menggunakan penyerap untuk gas dan filter untuk debu.

II-6

(18)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Kemudian hasilnya dilanjutkan

untuk

dianalisa

di

laboratorium. Kemudian

tingkat kebisingan dilakukan pengukuraan langsung dilapangan.

Metode

analisis untuk

pengumpulan

data

primer

pencemar

udara

yang [image:18.595.10.577.50.799.2]

digunakan sepertitertera pada Tabel 2.5

Tabel 2.5 Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien

No Paramater Metode Alat

1 SOz Pararosaniline Soektrofotometer

z NOz Saltzman Spektrofotometer

J

co

Perakamoniakal Spektrofotometer

4 Total Partikel Tersuspensi (TSP) Gravimetri HVAS

Kualitas Air Sungai

Data untuk kualitas

air

sungai dilakukan sampling

dan

beberapa parameter

diukur langsung dilapangan. Kemudian sebagian parameter kualitas air dapat

dilakukan analisa di laboratorium.

Sedangkan parameter kualitas

air

permukaan disesuaikan

dengan

jenis

kegiatan

dan

mengacu kepada

PP 82

Tahun 2001. Hasil yang

diperoleh

dilakukan analisis berdasarkan pemanfaatan air

sungai

PP 82 Tahun 2001.

Parameter dan metode yang digunakan dalam menganalisis kualitas air sungai

tersebut adalah sebagai berikut.

d.

Kualitas Air Sumur

Sampling kualitas

air

tanah dangkal

(air

sumur) diambil

pada

rencana

pembangunan

jembatan,

yaitu

sumur

masyarakat.

Sampling

langsung

dilapangan

dan

analisis

terhadap

parameternya dilakukan

di

laboratorium.

Parameter dan metoda yang digunakan untuk analisis kualitas air sumur dapat

terlihat pada Tabel 2.7 berikut ini: c.

II-7

i)l;-riel {r:;-nrxiterlan Pei;efjlri.r: iJlru:rn

Tabel 2.6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Permukaan

Padat terlarut fiDS

# rr

p,f, ,,,rsifech semr/ans
(19)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Tabel 2.7

Parameter

dan

Metode Analisis Kualitas

Air

Tanah Dangkal (Air Sumur

No. Parameter Satuan Metoda Alat

1 2 J 4

I FISIKA

I Warna Unit Pt-Co Soektrofotometri Spektrofotometer

2. Temperatur "c Pemuain Termometer

J. Kekeruhan NTU Turbidimetri Turbidimeter 4. Padat terlarut fiDS) mo/L Spektrofotometri Spektrofotometer il. KIMIA

I Persenyawan Loqam mq/L Soektrofotometri AAS

2. Senyawa NonLogam mo/L pektrofotometri Soektrofotometer J. Kesahan total (CaCOq) mq/L Spektrofotometri AAS

4. rH Potesiometrik rH-meter

e.

Komponen Flora

Parameter

flora

dilakukan dilapangan dengan

cara

pengamatan dilapangan

pada daerah yang akan dibangun jembatan.

f.

Sosial Ekonomidan Sosial Budaya

Untuk

pengumpulan

data sosial

ekonomi

dan

sosial budaya

dilakukan wawancara dengan penduduk setempat dan pemuka masyarakat.

2.4.

WILAYAH STUDI

Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumater Barat, merupakan daerah yang dilalui

jalan

lintas barat tersebut

telah

menimbulkan multiptier effect terhadap perkembangan

pembangunan daerah termasuk kemajuan pembangunan ibukota Kabupaten Pasaman

Barat.

Untuk

mengantisipasi perkembangan kemajuan

pusat kota dari

kabupaten

tersebut dan terus mengembangkan potensi sumberdaya alamnya belum dimanfaatkan

secara optimal.

Lokasi jembatan

Aie

Gadang terletak

di

Nagari

Aie

Gadang

Kecamatan

Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Orientasi lokasi masing-masing rencana kegiatan

pembangunan jembatan

dan

gambar konstruksi jembatan secara umum berturut-turut

dapat dilihat pada Gambar

-

1 Situasi

&

Gambar

-

2

Denah Potongan Memanjang dan

Potongan Melintang (Jembatan Aie Gadang).

II-8

f;li - r'rst { {if ril; rif rn i;it rt fi}41 i -qlii:iaf } lJ r}r j rf l

/*gg r1 p.f. vrsi{ech qemji$fiq

[image:19.595.25.577.54.796.2]
(20)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat

BAB

III

RONA LINGKUNGAN

HIDUP

Rona

lingkungan

hidup

yang

diperlukan

dalam

studi

Upaya

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

dan

Upaya

Pemantauan Lingkungan

Hidup

Rencana

Kegiatan

Peningkatan Pembangunan Jembatan

Aie

Gadang

Kecamatan Pasaman Kabupaten

Pasaman Barat meliputi komponen fisik-kimia, biologi, dan sosial ekonomi serta sosial

budaya.

Data rona

lingkungan

hidup berupa

data

sekunder

dan data

primer.

Data

sekunder diperoleh

dari studi

dokumen

dan

kepustakaan,

sedangkan

data

primer

diperoleh dari dari hasil pengukuran, pengamatan (observasi), dan wawancara.

3.1.

KOMPONEN FISIK KIMIA

3.1.1.

Kondisi lklim

a.

Klasifikasi lklim

Kondisi iklim di Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan

posisi lautan dalam hubungannya dengan gerakan angin. Pegunungan Bukit

Barisan yang terbentang dari arah Barat Daya ke Tenggara dan Lautan Hindia

di

sebelah

Barat

menyebabkan

terjadinya proses kondensasi

ketika

pengangkatan awan secara vertikal dan orografik yang mengandung banyak

uap air atau

hujan

di

daerah lereng

sebelah

Barat.

Berdasarkan posisi

geografis, wilayah studi terletak

di

sebelah Barat daerah Pegunungan Bukit

Barisan diperkirakan mendapat hujan relatif lebih banyak dibandingkan lereng

sebelah Timur.

Selanjutnya

akan

diuraikan

kondisi

iklim wilayah

studi berdasarkan beberapa sistim klasifikasi iklim yang berlaku di Indonesia.

a)

Berpedoman pada

sistim

klasifikasi iklim Schmidt

dan

Ferguson (1951),

wilayah

studi

mempunyai

iklim

tipe

A

(sangat basah),

dimana

nilai

Q

(Quotient) untuk daerah Sukamenanti (Q=1,8), Silawai (Q=3,7)

dan

Air

Bangis (Q=3,7).

lklim

tipe

A

dicirikan dengan iklim sangat basah dengan

curah hujan tinggi sepanjang tahun.

b)

Menurut sistim klasifikasi iklim W,Koppen, wilayah studi tergolong iklim tipe

Afa. Tipe Afa dicirikan dengan iklim tropis basah dengan curah hujan tinggi

dan merata sepanjang tahun. Suhu udara bulan terdingin di atas 180C dan

suhu

udara bulan terpanas

di

atas 220C. Perincian mengenai

tipe

iklim tertera pada Tabel 3.1.

III-l

irf .i-; r<,it. i{cri:r.:r:iti: :!tl lr +i..tr ii,.;ii', i, i tt:;r r't\

(21)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

c)

Berdasarkan pada system klasifikasi Oldeman, lrsal Las dan S.N. Danruis

(1979) dalam "An Agroclimatic Map

of

Sumatra", wilayah studi tergolong

pada zona agroklimat

A.

Zona agroklimat

A

dicirikan dengan jumlah bulan

basah (curah hujan

di

atas 200 mm)

berlurut-turut sebanyak 9-1 1, dan

bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm) berturut-turut kurang

dari2.

b.

Gurah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Kecepatan

Angin

Unsur-unsur iklim meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan

kecepatan

angin

tertera pada

Tabel 3.2.

Data-data

unsur iklim

tersebut

diperoleh

dari

Dinas PSDA

Propinsi Sumartera

Barat dengan

stasiun

klimatologi Sukamenanti dalam kurun waktu 2000-2005.

Tabel 3.2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin di Daerah Sukamenanti dan Sekitarnya (2000-2005).

No Bulan

Curah Hujan (mm)

Hari Hujan

Suhu Udara 'c)

Kelembaban

Udara (%)

Kecepatan

Angin (km/hari)

Maks Min Rata-Rata

1 Januari 435 16 35,50 18,00 26,80 91,20 8,47

z Februari 250 11 36,00 18,00 26,67 91,78 13,71

2 Maret 227 8 35,00 18,00 26,73 91,80 6,58

4 April ?,t ? 15 36,00 18,00 26,78 92,16 3,60

5 Mei 163

I

35,00 18,00 26,83 91,60 8,31

Juni 117 7 35,00 18,00 26,23 90,1 0 0,83

7 Juli 167 o 35,00 18,00 26,89 91,74 16.22

A Agustus 467 17 35,00 18,00 25,98 91,29 6,81

o Seotember E,l.l 19 35,00 18,00 26,53 90,33 5,93

10 Oktober 386 IT 36,00 18,00 26,05 89,1

I

3,85

11 November 506 22 36,00 18,00 26,83 91,17, 3,15

12 Desember 499 20 35,50 17,00 26,71 92,50 6,17

Total Tahunan 4.041 '169

Rata-rata Bulanan

337 14 35,25 26,58 26,58 92,50 6,97

Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat

III-2

[image:21.595.10.584.50.804.2]

i;l l-i - r'tt:i i{ t:lr;qt:t:t t:i::a:i l::'t:t;t::r;:+ett i"J t tit. r t*

Tabel 3,1. Kondisi lklim Di Lokasi Kegiatan dan Sekitarnya

No Sistim lklim Elevasi (MDPL)

Jumlah Tahun Pengamatan

Jumlah Bulan Kering Jumlah Bulan Basah Nilai

Tipe Schmidt

0an Ferouson

Tipe Koppen

Rata-Rata Maks Frek

Rata-Rata Maks Frek

KAIA-Rata Maks Frek

1 Sukamenanti 180 IJ 0,2 z 11 12 .1 R A

z Silawai {q 18 0,4 o 10,7 12 5 3,7 A Afa

3 Air Bangis 20 o,4 z z 10,8 12 b 2.7 A Afa

Sumber:Schmidt, F.H/ and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based On Wet Dry Period Rations for Indonesia with Western New Guinee. Verhandelingen, No. 42

(22)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Dari Tabel 3.2 menunjukkan bahwa curah hujan tahunan sebesar 4.041 mm

dengan rata-rata bulanan 337 mm, Jumlah hari hujan rata-rata tahunan 169

dan rata-rata bulanan sebesar 14. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan

November dan terendah pada Bulan Juni. Distribusi curah hujan dengan bulan

basah merata

sepanjang

tahun dengan

tanpa bulan

kering.

Suhu

udara

maksimum rata-rata

35,250C,

minimum

rata-rata

17,830C

dan

rata-rata

bulanan 26,580C. Kelembaban udara rata-rata bulanan berkisar antara 91,24o/o

sampai 92,50oh dengan rata-rata tahunan 91,24o/o. Kecepatan angin rata-rata

bulanan

di

wilayah

studi

berkisar antara

0,83

km/hari sampai 16,22 kmlhari

dengan rata-rata bulanan 6,97 km/hari,

3.1.2.

Fisiografi

Secara fisiografis,

lokasi

kegiatan tergabung

dalam sistim

fisiografi

alluvial.

Fisiografi alluvial

ini

terbentuk dari endapan alluvium resen

dari

sungai Batang

Pasaman. Endapan aluvium

ini

membentuk teras sungai (river terrace) dengan

endapan pasir yang paling dominan sebagai material yang mudah lepas. Bentuk

wilayah datar dengan kemiringan lereng 0

-

2 o/o.

3.1.3.

Geologi

Kondisi geologi

di

lokasi

kegiatan berpedoman

pada Peta

Geologi Bersistem

Lembar Lubuk

Sikaping

(0716), Skala

1

:250.000

yang

dipublikasikan oleh

Direktorat Geologi

(N.M.S Rock, D.T. Aldiss,

J.A

Aspden, M.C.G

Glauke, A.

Djunuddin, W. Kantawa, S.J. Thompson dan R. Wandoyo, 1983).

a.

Komposisi Litologi

Secara litologi, lokasi kegiatan terbentuk

dad

endpaan sungai

yang

masih

muda berumur kuarter (Qzl). Endapan aluvium ini terdiri dari pasir, kerikil, dan

debu. Endapan aluvium

ini

membentuk dataran aluvial yang teridri dari teras

sungai dan tanggul sungai.

b.

Struktur

Geologi

Di

lokasi

kegiatan

dan

sekitarnya

tidak

terindikasi adanya

dalam bentuk sesar. Keberadaan sesar berada

jauh

di

luar

yaitu di daerah perbukitan dan pegunungan.

@ ff ir.{. vis/tech ger??ildno

\;"#

struktur geologi

lokasi kegiatan,

III-3

(23)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat

3.1.4.

Hidrologi

a.

Debit Sungai

Rencana kegiatan peningkatan jembatan

Air

Gadang Kabupaten Pasaman

Barat melintasi Sungai Batang Pasaman, Berdasarkan hasil pengukuran debit

Sungai Batang Pasaman yang dilakukan

oleh

Dinas Pekerjaan Umum (PU)

Kabupaten Pasaman Barat dalm rentang waktu 10 tahun 1998

-

2008,

rata-rata debit sungai Batang Pasaman

220

m3ldtk

dan

berair sepanjang tahun

(parenial

river).

Perbedaan fluktuasi

debit

sungai

yang

cukup besar antara

musim

penghujan

dan

musim

kemarau, terutama disebabkan

oleh

terganggunya

fungsi

hidrologis Daerah

Aliran

Sungai (DAS) pada

bagian

hulunya.

b.

Sifat Aliran

Sifat aliran dari sungai utama Batang Pasaman dan anak-anak

sungai

yang

terdapat

dalam DAS Batang

Pasaman tergolong

aliran yang

mengalir

sepanjang tahun (continuous flow) dan sifat alirannya tergantung pada musim.

Pada

musim penghujan

aliran sungai besar

dengan kecepatan

tinggi

dan

sebaliknya pada musim kemarau.

c.

Pola Aliran

Pola aliran hanya digambarkan dalam sistem percabangan sungai ekosistem

DAS. Sistem

percabangan

sungai Batang

Pasaman bertekstur

sedang

(medium). Pada bagian hulu dan tengah DAS pola aliran yang berkembang

adalah

tipe

tipe

dandritik,

Tipe

dranditik

ini

merupakan

tipe

pola

drainase

erosional

dan

berkembang bebas dalam segala

arah

dengan percabangan

tidak teratur.

d.

Data Kualitas

Air

1)

Kualitas Air Sungai

Kualitas

air

sungai

Aie

Gadang

akibat

pembangunan pengembangan

jembatan

akan

mempengaruhi

kualitas

air

sungai

tersebut. Perubahan

kualitas

air

sungai disebabkan peningkatan kandungan parameter fisika

maupun parameter

kimia akibat

kegiatan

tersebut

khususnya sewaktu

kegiatan konstruksi

berlangsung.

Dalam kajian

kelayakan lingkungan

diperlukan kualitas

air

sungai sebelum

kegiatan

dilaksanakan untuk

mengetahui

rona atau

kondisi

awal yang

dapat dijadikan rujukan untuk

melihat

perubahan

kualitas

air

sungai apabila

telah

berlangsung

TII-4

i)li-it{:i .i{f,x\{,)i:t{:! iiili i:" t,rt: t :.i\.iit 1..} tttr.t l

(24)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

pembangunan jembatan. Lokasi pengukuran kualitas air sungai dilakukan

pada

bagian

hulu

dan

bagian

hilir

berdasarkan rencana pembangunan

jembatan. Hasil pengukuran kualitas air sungai Aie Gadang dapat terlihat

pada Tabel berikut ini.

Tabel

3.3.

Kualitas Air sungai Aie Gadang Pada Rencana Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie

Gadang Kabupaten Pasaman Barat

No. Parameter Satuan Kode sampel PP 8212001 PerGub 05/2008 SAG.l SAG.2 Kls I Kls ll Kls I Kls ll

II 2 4 0

I

I

I FISIKA

1 Temoeratur 28,6 28,5 Dev.3 Dev.3 Dev.3 Dev.3 2. Padat tedarut (TDS) mq/L 337 75 1 000 1 000 I 000 1 000

Padat tersusoensi (TSS) mq/L 2,00 1,00 50

il. KIMIA

I PH 8,21 8,14 6-9 o-v 6-9 6-9

2. DO mq/L 4,00 4,20 4 o 4

BOD mq/L 0,67 0,38 z 2

-. c0D ms/L 5,00 3,00 10 25 10 l3

5. Nitrat (NOrN) mq/L 0,59 0,20 10 10 10 10 Amoniak (NHrN) mq/L 0,60 ttd 0,5 (-) 0,5

7, Klorida (Cl) mq/L 97,56 ttd OUU (-) 600 o. Sulfat (S0+) mo/L 13.43 2,79 400 (-) 400

o Timbal (Pb) mo/L ttd ttd 0,03 0,03 0,03 U.UJ

10. Tembaoa (Cu) mo/L 0,05 ttd 0,02 0,02 0,02 0,02

11 Besi (Fe) mo/L 0.87 0,50 ne 0,3

12. Seno (Zn) mo/L 0.02 0,05 0,05 nnE 0,05 0,05

13. MinvakiLemak mo/L ttd ttd I 0,50 0,75

14. Deterqen (MBAS) mo/L 0,01 ttd v,z 0,2 0,2 0,2 (eterangan

(ode

sampel

KAP.1 = SungaiAie Gadang (bagian hulu)

KAP.2= SungaiAie Gadang (bagian hilir) td = tidak terdeteksi

I

= tidak dipersvaratkan

Sumber: Hasil analisis laboratorium Baristand Industri Padang, 2010

Berdasarkan

data

yang

diperoleh

bahwa semua

parameter memenuhi

baku mutu yang

telah

ditetapkan

yaitu

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran

Air

dan

Peraturan Gubernur Nomor

5

Tahun 2008 tentang

Kriteria Mutu Air Sungai Sumatera Barat, baik untuk kelas I maupun untuk

kelas ll.

2)

Kualitas Air Sumur

Kualitas air tanah dangkal atau

air

sumur masyarakat yang terdekat dari

rencana pembangunan jebatan

aie

gadang diperoleh data seperti Tabel

berikut ini

m_5

[image:24.595.21.574.64.614.2]
(25)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Tabel 3.4. Hasil analisis kualitas air Sungai Aie Gadang pada rencana pembangunan jembatan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman Barat.

No Parameter Satuan Kode Samoel Baku Mutu*) TAG.1

1 2 J 4

I FISIKA

1 Kekeruhan NTU 0,40 5

2. Warna TCU 0,46 1E

lt, KIMIA

1 PH 6,81 65-85

z. Kesahan total (CaCOs) ms/L 36,12 500

J. Nitrat (N0rN) ms/L AO? 10

4. Klorida (Cl) mq/L 4.85 600

Belerano (HzS) mq/L 0,05

G)

Sulfat (S0+) mq/L 4.84 400

7. Tembaqa (Cu) mq/L ftd

x Besi (Fe) mq/L ttd

1,0

9. Timbal (Pb) mq/L ttd 0.05

10. Senq (Zn) ms/L ttd 15

Keterangan

Kode

sampel

AT.1 = Sumur Masyarakat (Aie Gadang) ttd = tidak terdeteksi

(-) = tidak dipersyaratkan

Sumber: Hasil analisis laboratorium Baristand Industri padang, 2010

Berdasarkan data kualitas air sumur masyarakat bahwa semua parameter

yang telah

dianalisis memenuhi

kriteria

menurut Keputusan

Menteri

Kesehatan Nomor

416 Tahun

1999.

Sehingga

air

sumur

masyarakat

tersebut masih layak

digunakan sebagai

sumber

air

bersih,

karena berdasarkan parameter yang telah dianalisis memenuhi persyaratan.

3.1.5.

Kualitas Udara

Pembangunan pengembangan jembatan

Aie

Gadang

di

Kabupaten Pasaman

Barat,

khususnya

selama

konstruksi berlangsung

dapat

memberikan dampak

terhadap penurunan kualitas udara ambien. Untuk mengetahui perubahan kualitas

lingkungan

udara

ambien

selama

pembangunan jembatan tersebut diperlukan

data

kualitas udara ambien sebelum berlangsungnya pembangunan jembatan.

Parameter

yang akan

digunakan sebagai

acuan untuk

kualitas

udara

ambien

meliputi debu total (TSP)dan gas CO, NOz serta SOz. Lokasi pengukuran kualitas

udara dilakukan pada dua lokasi yaitu pada kedua ujung jembatan yang berada

pada pemukiman masyarakat. Hasil pengukuran kualitas udara ambien sebelum

pembangunan jembatan dapat terlihat pada Tabel berikut ini.

III-6

f rlj -r't*i i{ strx}t ii:'} id l t:{,ri.J,;rjijij t} iJ r iir : rri

4u" fi p.i. i/is/tech od*t,,laflo

[image:25.595.15.581.20.803.2]
(26)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat

Tabel 3.5 Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman Barat

No. Parameter Satuan Kode Sampel Baku Mutu*)

KUAG.1 KUAG.2

4

I Debu total fiSP) uq/m3 45,0 65,0 230

2. Beleranq dioksida (SOz) uq/m3 172.48 77,47 900 Nitroqen dioksida (N0z) uq/m3 126,36 131,32 400 4. Karbon oksida(C0) Pq/m3 c.ocb 23,197 30.000

Keterangan:

Kode sampel KUAG-1 = Bagian Utara

KUAG-2 = Bagian Selatan

*)Peraturan

Pemerintah RlNomor4l Tahun 1999

Sumber: Laboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kandungan debu total (TSP) untuk kedua

lokasi

memperlihat

hasil yang masih

berada dibawah

baku mutu

berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor

41

Tahun

1999 untuk lingkungan udara ambien.

Kandungan TSP relatif sangat kecil yaitu 45,0 pg/m3 dan 65,0 pg/m3 sedangkan

baku mutu

230

pg/m3.

Sebagai sumber kandungan

debu pada

udara ambien

adalah

berasal

dari

kegiatan transportasi

yang

melewati

lokasi

pembangunan

jembatan serta aktifitas masyarakat

disekitarnya.

Rendahnya kandungan debu

total disebabkan oleh rendahnya aktifitas kendaraan yang melalui lokasi ini karena

lokasi rencana

pembangunan

jembatan relatif

jauh dari

pusat

perkotaan.

Kendaraan

yang sering

melewati

lokasi

ini

selain

kendaraan

umum

juga

kendaraan pengangkut buah kelapa sawit dan minyak kelapa sawit (CPO). Selain

itu

pada lokasi

ini

masih banyak vegetasi atau tanaman yang dapat menyerap

atau menghalangi penyebaran debu ke lingkungan udara ambien.

Kandungan

gas

(CO, NO2 dan SO2) yang dipantau

juga

memberikan nilai jauh

berada dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

1999 untuk lingkungan udara ambien.

3.1.6.

Tingkat

Kebisingan dan Getaran

a.

Tingkat Kebisingan

Kegiatan

pembangunan

jembatan

khususnya

selama

tahap

konstruksi

diperkirakan

dapat

mempengaruhi tingkat kebisingan. Sehubungan dampak

tersebut diperlukan

untuk

mengukur kebisingan

pada

rencana

lokasi

pembangunan

jembatan

pada

kawasan

pemukiman masyarakat.

Hasil

pengukuran tingkat kebisingan pada dua lokasi pengukuran dapat terlihat pada Tabel berikut ini.

III.7

Pl:-r'r*i (r,,.lr}l:iierilll i;'*i,:+r'll+;ir iJt nl;ril

i@;

ri

p.i. visifech qernllarrq [image:26.595.14.583.57.806.2]
(27)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Tabel 3.6. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana pembangunan Jembatan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman Barat

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai kebisingan adalah 68 dB dan 62

dB, nilaitersebut melebihi baku mutu untuk kawasan pemukiman tetapi berada

dibawah peruntuk fasilitas umum menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 1999. Walaupun pengukuran dilakukan pada pemukiman masyarakat

tetapi lokasi ini merupakan kawasan yang termasuk fasilitas umum.

b.

Getaran

Getaran

merupakan komponen lingkungan

yang dapat tejadi

selama konstruksi akibat penggunakan alat-alat berat dan kendaraan angkut material.

Untuk mengetahui getaran

pada

kondisi awal

yaitu

sebelum pembangunan

jembatan dilakukan pengukuran pada

dua

lokasi. Hasil pengukuran getaran

pada lokasi rencana pembangunan jembatan dapat terlihat pada Tabel berikut

ini.

Tabel 3.7. Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Aie Gadang Kabupaten Pasaman Barat

No. Parameter Satuan

Kode Sampel Baku Mutu*) KUAG-1 KUAG-2

4

I 2 5 o 7

1 Getaran mm/detik 0,J AO >5,2 - 16

Keterangan:

Kode sampel KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan

-)

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun1996

Sumber: Iaboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010

III-8

PLi - r tlli i{s|ril+r:ir: l'i i; r': i:'i: i,t;iiLt ;* il'J t r vjr ri

KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan *)

Peraturan Pemerintah Rl 41l'1 999

Sumber: Iaboratoium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat,2010

[image:27.595.10.587.43.792.2]
(28)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Berdasarkan hasil pengukuran getaran untuk dua lokasi diperoleh nilai getaran

5,9

mm/detik dan

6,3

mm/detik, nilai tersebut memenuhi baku mutu menurut

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor49 Tahun 1996. Sumber

getaran selama pengukuran bersumber dari aktifitas kendaraan yang melalui

lokasi rencana pembangunan jembatan.

3.1.7.

Kondisitanah

a.

KlasifikasiTanah

Tanah yang terdapat di lokasi kegiatan adalah Aluvial distrik (Pusat Penelitian

Tanah,

1983), Kesatuannya adalah sistem klasifikasi

soil

Taxonomy (2006)

termasuk pada

sub

group

Typic

Udifluvents,

dan

menurut sistem klasifikasi

tanah FAO-UNESCO (1990) termasuk Dystric Fluvisols,

b.

Sifat dan Karakteristik Tanah

Tanah Aluvial Distrik Aluvial (Typic Udifluvents) merupakan tanah mineral yang

belum berkembang atau baru berkembang (recent). Tanah ini tersebar pada

satuan fisiografi dataran aluvial dengan bahan induk

tanah

berasal

dari endapan aluvium sungai. Pemanfaatan lahan saat ini adalah kebun campuran

antara tanaman semusim dan tanaman tahunan (kelapa sawit dan kakao).

Sifat dan karakteristik tanah dicirikan dengan sifat fisik tanah yaitu drainase

tanah sedang, permeabilitas sedang, struktur berbutir dan remah serta tekstur

tanah

sedang

(lempung). Kedalaman tanah 80-100

cm

(agak dalam). Sifat

kimia tanah dicirikan dengan reaksitanah masam (pH 4,5 -5,5), kandungan

C-organik sedang, nitrogen

total

sedang, PzOs

total

dan

KzO

total

tergolong

rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) rendah dan kejenuhan basa (KB) rendah.

Status kesuburan tanah tergolong rendah. Hasil Analisis sifat dan karekteristik

tanah disajikan pada tabel 3.8

Tabel 3,8 Hasil analisis sifat fisik tanah di lokasi keoiatan

No Kualitas Tanah Satuan s1 s2

Nilai Kriteria Nilai Kriteria

A. Sifat Fisik Tanah

1

I. Berat Volume g/cms 1.05 sedanq 1,11 se0anq

2. Porositas Tanah % 60,38 sedano 58,11 sedanq

Permeabilitas Tanah cm/iam 6,13 se0an0 5,58 sedang

4, Struktur Tanah berbutir berbutir

Konsitensi Tanah gamDur qamDur

III.9

(29)

o, Kedalaman Tanah cm 94 Aoak dalam 86 Aoak dalam

7. Distribusi Ukuran Partikel a. Pasir

b. Debu c. Liat

o/o

To

o/o

42,07 26,18 31,75

51,26 24,33

24.41

8. Tekstur Tanah

B Sifat Kimia Tanah

1 PH 4,98 masam 5.12 masam

2. C- Oroanik To 2.12 seoang 2,56 sedang

3. N- Total o/o

0,32 sedanq 0,29 sedanq

4. PzOs Total ms/100s '17.86 rendah 19,05 rendah

KzO Total mq/100q 16.31 rendah 18.26 Rendah

n Basa-Basa Dapat Diiukar

a. Ca

b.Mg

c.K

d. Na

mg/1009 mg/1009 mg/1009 mo/1000

3,15 0,83

0,41

1,73

rendah rendah sedang tinooi

2,82 0,56 0,48 1,56

rendah rendah sedang tinooi

7. KTK mo/1000 14,5 rendah 15,0 rendah

8. KB Yo 42.21 rendah 36,13 rendah

c. Status Kesuburan Tanah 'endah rendah

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Sumber : Hasil analisa Laboratoium Jurusan Tanah Universitas Andalas (2010) Keterangan

:

S1. Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah utara

52, Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah selatan

c.

Erositanah

Laju erosi tanah dihitung menggunakan persamaan umum kehilangan tanah

[image:29.595.12.579.41.793.2]

atau

persamaan

USLE (universal Soil

Loss

Eguation).

Hasil

perhitungan disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Hasil Prediksi Laiu Erosi tanah di Lokasi keoiatan

No Lokasi R K Ls CP Laju Erosi

(ton/ha/tahun)

1 S1 3.170 0,19 0,74 0,002 8,91

2. S2 3.170 0,20 0,74 0,002 10,32

Sumber : Hasil Analisis. 2010

Keterangan

:

R = Indeks Erosifitas hujan

K = Indeks Erodibiltas tanah Ls = Faktor Topografi

CP = Tindakan pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi tanah

Penilairn

tingkat bahaya

erosi

(TBE)

ditentukan

dengan

cara

mempertimbangkan laju erosi dengan kedalaman solum. Hasil penilairn TBE

disajikan pada Tabel 3.10.

III-10

Pli-rrei (r.i: nr:r:tr;rlal Pei,.erj::i*rl iJr{i}.;rf}

(30)
[image:30.595.13.580.27.808.2]

Tabel 3,10. Tingkat Bahaya Erosi di Lokasi kegiatan

No Lokasi Laju Erosi

(ton/ha/tahun)

Kedalaman

Solum (m) TBE

4

S1 8,91 93 Sangat Ringan

2. S2 10,32 96 Sangat Ringan

Sumber: Hasil Analisis. 20'1 0

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Rekapitulasi hasil pengamatan erosi tanah yang meliputi laju erosi, TBE

kalsa/skala erosi disajikan pada Tabel 3.1 1 .

Tabel3.'11, Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala ErosidiLokasikegiatan

No Lokasi Laju Erosi

(ton/ha/tahun) TBE

Kelas / Skala

Erosi

1 S1 8,91 SR 5

2. S2 10,32 SR 5

Sumber: Hasil Analisis, 2010 Keterangan : SR : sangat rendah

Kelas/skala erosi

)

5 : sangat baik

Dari hasil

perhitungan parameter erosi tanah yang

tertera

pada Tabel 3,9;

3.10; 3.11 menunjukkan bahwa erosi tanah adalah 8,91

-

10,32 ton/ha/tahun.

Laju

erosi tersebut apabila ditinjau

dari tingkat

bahaya

erosi

(TBE) sangat

rendah (SR)

dan

kelas atau skala erosi sangat baik (skala

5).

Berdasarkan

hasil observasi lapangan tidak ditemukan bentukan permukaan akibat erosi,

baik erosi alur (rill erosion) maupun erosi parit (gully erosion). Terkait lokasi

kegiatan berada pada bantaran sungai, ditemukan adanya erosi tebing sungai

(streamban k erosion) d isepanjang teras sun gai.

3.2.

KOMPONEN BIOLOGI

Lokasi kegiatan berada

di

tengahtengah pemukiman penduduk, sehingga flora

yang

ditemukan

dapat

dikelompokkan

pada

kategori

tanaman hias,

tanaman

pekarangan, tanaman budidaya dan tanaman liar (semak). Tanaman pekarangan

merupakan tanaman yang sengaja ditanaman dipekarangan rumah atau di pinggir

jalan

yang

juga

dimanfaatkan sebagai tanaman pelindung. Sedangkan tanaman

budidaya merupakan tanaman yang sengaja ditanam dalam jumlah yang besar

untuk tujuan ekonomis.

dan

III- I 1

1:]i.;-t it:i. .;4ct-lt+nl+rra:rt lr*i<-*;ri:,r;itt i.J;;tt ;rr;

(31)

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Dari inventarisasi flora yang dilakukan didapatkan

4 jenis

yang dominan berada

disekitar jembatan,

yaitu Ficus

hispida, Cocos

nucifera, Elaeis

guinensis dan

Theobroma

caccao.

Diantara keempat

jenis

tersebut,

tiga

terakhir merupakan

tanaman budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu, disekitar area

studi

juga

ditemukan Durio zibethrnus (durian)

yang

merupakan tanaman yang

dillindungi menurut

SK

Mentan No. 54/KptslUml2l1972 yang menyatakan bahwa

flora

ini

tidak boleh

ditebang

jika

diameter batangnya kurang

dari

60

cm.

Berdasarkan

jumlah

jenis flora yang

ditemukan,

yaitu

5i

jenis,

maka

lingkungannya dapat digolongkan sangat baik (skala

5).

Data lengkap jenis flora

dapat dilihat pada Tabel3.12.

Tabel3.12. Jenis Flora disekitar Lokasi Kegiatan

III-12

Pl-i-l rij1 i<il;ir:tr:l(,:i:;ir) irj(:i.qijiie!1 i.itirt, |{;1

No Family Jenis Nama Daerah Keberadaan Keteranqan

1 Acanthaceae Asvstasia so T TL

2 Agavaceae Agave sp T TH

J Aqavaceae Sansiviera so Lidah mertua + TH

4 Amaranthaceae Amaranthus hvbridus Bayam T TL

Amaranthaceae Celosia aroentea Bunoa tahi avam f TH

o Anacardiaceae Mangifera indica Mangga ++ TP

7 Araceae Caladium bicolor Keladi + TL

x Araceae Colocasia esculenta Keladi ++

TL Araliaceae Nothopanax scutellarium Taoak leman TP

IU Asteraceae Zinnia limnearis bunoa lilin + TH

11 Asteraceae Aoeratum convzoides Siansik ++ TL

12 Asteraceae Micania micrantha ++ TL

'13 Asteraceae Euohatorium inulifolium +

TL

14 Asteraceae Emilia sonchifolia ? TL

15 Bombacaceae Durio zibethinus Durian + TP

16 Cannaceae Canna indica Sabiah-sabiah + TL

17 Caricaceae Carica paoava Pepava + TP

18 Convolvulaceae loomoea larii I TL

19 Convolvulaceae lpomoea batatas Ubirambat ? TB

20 Euphorbiaceae Euphorbia neriifolia Euohorbia ++ TH

21 Euphorbiaceae Manihot utilissima Ubi kavu ++ TB

22 Euohorbiaceae Euphorbia oulcerrima T TL

23 Euohorbiaceae Ceiba oetandra Kapas + TP

24 Euohorbiaceae Mallotus barbatus + TL

25 Graminae Saccharum officinarum Tebu ++ TB

26 Labiatae Hvotis caoitata Subano-subano ++ TL

27 Leguminosae Laucena olauca Petaicina i TL

28 Leouminosae Clitoria laurifolia Kacanq oirino-qirino + TL

(32)

29 indicus Lansan0 + TP

{t I Malvaceae Sida acuta ++ TL

2,1 Malvaceae Hibiscus rosacinensis Kembang sepatu + TP

32 Mimosaceae Mimosa pudica Putrimalu ? TL

?c Mimosaceae Mimosa fiqra + TL

34 Moraceae Arthocarous inteora Cemoedak ++ TP

35 Moraceae Ficus hisoida +++ TL

?A Musaceae Musa oaradisiaca Pisang ++ TB

37 Mvrtaceae Psidium quaiava Jambu biii ++ TP

38 Mvrtaceae Svzioium aouatica Jambu air T TP

39 Nvotaoinaceae Bouqenville spectabilis Bunqa kertas + TH

40 0leaceae Jasminum sambac Melati ? TH

41 Palmae Cocos nucifera Kelapa +++ TB

42 Palmae Elaeis ouinensis Sawit +++ TB

43 Palmae Areca catechu Pinanq ++ TB

44 Piperaceae Pioer aduncum Siriah-siriah + TL

45 Rosaceae Rosa hybrida Bunqa mawar + TH

46 Rubiaceae Boreria alata T TL

47 Rubiaceae lxora sp Bunqa soka T TH

48 Sapindaceae Nephelium lappaceum Rambutan ++ TP

49 Scrooulariaceae Scoparia dulcis + TL

50 Sterculiaceae Theobroma caccao Coklat +++ TB

51 Verbenaceae StacWarpeta iamaicensis Buiano kalam + TL

UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat

Sumber HasilPerhitungan dan Analisis Tahun 2010 Ket:

Gambar

Tabel 2.2. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan jembatan selama konstruksi.
Tabel 2.3 Kebutuhan Pondasi Tiang Pancang Jembatan Air Gadang
Tabel 2.5 Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien
Tabel 2.7 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal (AirSumur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kenaikan rugi-rugi daya pada ketiga pembangkit maka pembangkit 1 akan mengalami kenaikan sedangkan pembangkit 2 dan 3 mengalami penurunan daya, tetapi total biaya pembangkitan

This thesis mainly focused to describe the students’ mastery in writing of the eighth year students of SMP N 1 Gantiwarno in the Academic Year 2018/2019.The problem

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari

Tujuan dari pembuatan animasi ini adalah untuk memperkenalkan wisata banyu anget kepada masyarakat.dan wiatawan, Menciptakan media informasi yang dapat memberikan pengetahuan

[r]

Dari uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, peneliti merumuskan pertanyaan: Apakah ada pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara

[r]

In improving the quality of services provided, many organizations are measuring the customer satisfaction using the Service Quality (SERVQUAL) model throughout the