i
MENGGUNAKAN METODE TABEL KEPUTUSAN DAN
SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh:
Ignasius Hans Veda Kurnia 055314053
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
USING DECISION TABLE METHOD AND SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Informatics Engineering Department
By:
Ignasius Hans Veda Kurnia 055314053
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
iii
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS KREDIT
UNTUK NASABAH BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE TABEL KEPUTUSAN DAN
SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE
Disusun Oleh :
Ignasius Hans Veda Kurnia 055314053
Telah disetujui oleh:
Dosen pembimbing
iv
UNTUK NASABAH BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE TABEL KEPUTUSAN DAN
SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Ignasius Hans Veda Kurnia
NIM : 055314053
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 31 Agustus 2010
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc. ...
Sekretaris : Puspaningtyas Sanjaya Adi, S.T, M.T ...
Anggota : Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom ...
Yogyakarta, September 2010 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Dekan
v
Tiada kebahagiaan tanpa perjuangan dan kerja keras
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus....
Terima kasih atas berkat, perlindungan, dan keberuntungan
yang Engkau berikan setiap hari,
meskipun aku sering mengecewakanmu.
Ayah J.B.A. Heru Nuryono dan Ibu RR. M. Respita Murti...
Terima kasih atas kasih sayang, doa, dan perjuangan ayah dan ibu
untuk mewujudkan impianku
Kakak A. Hans Gigih K., Adik Kresentia Nita K.,
dan Dik Bernadeta Prima Setyaningrum...
Terima kasih atas doa dan dukungan yang telah kalian berikan
Gusti mesti paring dalan, Ana dina ana pangreksa
vi
memuat bagian karya orang lain, kecuali yang saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 September 2010 Penulis
vii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ignasius Hans Veda Kurnia
Nomor Mahasiswa : 055314053
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
“Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penentuan Jenis Kredit Untuk Nasabah Bank Perkreditan Rakyat Menggunakan Metode Tabel Keputusan dan Simple Multi Attribute Rating Technique”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 September 2010 Yang menyatakan
viii
kredit yang paling sesuai dengan kondisi nasabah. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh nasabah yaitu pinjaman kredit, jenis kredit, suku bunga, lama pinjaman, pekerjaan, penghasilan, kemampuan mengangsur, penggunaan kredit, dan tujuan kredit. Permasalahan lain yang muncul bagi nasabah ketika ingin mendapatkan kredit dari BPR adalah nasabah harus mendatangi BPR.
Tugas akhir ini dibuat untuk memberikan rekomendasi jenis kredit kepada nasabah bank perkreditan rakyat berdasarkan pertimbangan besar pinjaman, penghasilan bersih, pekerjaan nasabah, pengguna kredit, tujuan kredit, jangka waktu kredit dan besar cicilan kredit.
Sistem pendukung pengambilan keputusan ini dibuat dalam bentuk aplikasi web menggunakan JSP Servlet dan MySQL. Metodologi yang digunakan adalah metode tabel keputusan dan metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART).
ix
clients, i.e. credit loan, type of credit, interest, due date of the credit, client‟s
occupation, client‟s income, loan payment agreement, the use of credit, and the purpose of applying the credit loan. In addition problem, a client should go to Rural Credit Institution when he or she is about to apply the credit from Rural Credit Institution.
This thesis aims to give recommendations of types of credit loan to Rural Credit Institution clients, considering the sum of the loan, client‟s income, client‟s occupation, credit user, purpose of the credit, due date of the credit, and the amount of each payment per month.
The decision support system was developed in the form of web application using JSP Servlet and MySQL. The methodology applied in this study is combination of Decision Table Method and Simple Multy Attribute Rating Technique (SMART).
x
perlindungganNya, sehingga penulisan skripsi dapat selesai dengan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai dengan lancar tanpa bantuan, saran, dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melindungi sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si.,M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan segala bantuan, saran, nasehat, kritik, dan motivasi.
3. Bapak Puspaningtyas Sanjaya Adi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Yosef Agung Cahyanta,.S.T, M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Para dosen penguji skripsi.
xi
8. Ayah J.B.A. Heru Nuryono, Ibu RR. M. Respita Murti, Kakak A. Hans Gigih Kurniadi, dan adikku Kresentia Nita K., terima kasih atas segala motivasi dan doanya.
9. Bernadeta Prima Setyaningrum, terima kasih atas segala motivasi, doa, dan kasih sayang yang telah diberikan.
10. Mbak Nurma Evy, Stephanus Christiono Eka Putra, I Kadek Dendy Senapartha, Fransiskus Paranso, Dominikus Catur Edi Waseso, A.G. Hari Jati, Gregorius Arif, Linus Wedar D, Phalita Nari Watu, Margareta Ratna Kurnianita, dan Stefani Santi W atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman Teknik Informatika 2005, terima kasih atas segala motivasi, saran dan semangat yang selalu diberikan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
xii
Yogyakarta, 22 September 2010
xiii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL INGGRIS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR TABEL ... xxiv
1 BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah... 2
1.5 Metodologi Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
xiv
2.3.2 Karakteristik dan kemampuan SPPK ... 9
2.3.3 Komponen SPPK ... 11
2.4 Tabel Keputusan... 17
2.5 Simple Multi Attribute RatingTechnique ... 20
2.6 Java Server Pages (JSP) ... 22
2.6.1 Pengertian ... 22
2.6.2 Variabel-variabel yang telah dikenal ... 23
2.7 Servlet ... 24
2.8 Model-View-Contoller (MVC) ... 25
2.9 Unified ModellingLanguange ... 28
2.9.1 Use-Case Model Diagram ... 28
2.9.1.1 Use Case ... 29
2.9.1.2 Pelaku ... 29
2.9.1.3 Relationship (Hubungan) ... 30
2.9.2 Static Structure Diagram ... 31
2.9.3 InteractionDigaram ... 32
2.9.4 State Diagram ... 33
2.9.5 ImplementationDiagram ... 33
2.10 Diagram Relasi Entitas ... 33
2.11 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 38
2.11.1 PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo ... 38
2.11.2 Asas, Maksud, dan Tujuan ... 39
2.11.3 Visi dan Misi ... 39
2.11.4 Struktur Organisasi PD. BPR Bank Pasar ... 40
2.12 Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran ... 40
xv
3.1.2 Fase Analisis Masalah (Problem Analysis Phase) ... 45
3.1.2.1 Gambaran Sistem Saat Ini ... 45
3.1.2.2 Analisis Sebab dan Akibat (Cause-Effect Analysis) ... 45
3.1.2.3 Gambaran Sistem Baru ... 47
3.1.2.4 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Sistem ... 50
3.1.3 Fase Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis Phase) ... 51
3.1.3.1 Diagram Use Case ... 51
3.1.3.2 Ringkasan Use Case ... 54
3.1.3.3 Narasi Use Case ... 56
3.2 Perancangan Sistem ... 82
3.2.1 Fase Desain Logis ... 82
3.2.1.1 Diagram Aktifitas ... 82
3.2.1.2 Diagram Entitas dan Relasi (ER Diagram) ... 92
3.2.1.3 Mengidentifikasi Kelas Dalam Desain Use Case... 93
3.2.1.4 Memodelkan Detail Object Interaction Menggunakan Diagram Sekuensial ... 100
3.2.1.5 Diagram Kelas ... 110
3.2.1.6 Perancangan Subsistem Manajemen Data ... 139
3.2.1.7 Perancangan Subsistem Manajemen Model... 143
3.2.1.8 Perancangan Subsistem Manajemen Dialog ... 154
4 BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 178
4.1 Fase Konstruksi dan Percobaan ... 178
4.1.1 Karakteristik Sistem ... 178
4.1.2 Kebutuhan Sistem ... 178
4.1.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 178
xvi
4.2.1.3 Tabel produk_kredit ... 181
4.2.1.4 Tabel pekerjaan_nasabah ... 182
4.2.1.5 Tabel produk_kredit_pekerjaan_nasabah... 182
4.2.1.6 Tabel pengguna_kredit ... 183
4.2.1.7 Tabel produk_kredit_pengguna_kredit ... 183
4.2.1.8 Tabel tujuan_kredit ... 184
4.2.1.9 Tabel produk_kredit_tujuan_kredit ... 184
4.2.1.10 Tabel rekomendasi_kredit ... 185
4.2.2 Implementasi Subsistem Manajemen Model ... 186
4.2.2.1 Tabel Keputusan... 186
4.2.2.2 Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) ... 188
4.2.3 Implementasi Subsistem Manajemen Dialog ... 192
4.2.3.1 Halaman Utama ... 192
4.2.3.2 Halaman Registrasi Nasabah... 195
4.2.3.3 Halaman Login Nasabah ... 197
4.2.3.4 Halaman Data Pengajuan Kredit ... 201
4.2.3.5 Halaman Rekomendasi Kredit ... 204
4.2.3.6 Menu Logout Nasabah ... 208
4.2.3.7 Halaman Login Administrator ... 209
4.2.3.8 Halaman Utama Administrator ... 213
4.2.3.9 Halaman Data Pengajuan Kredit ... 214
4.2.3.10 Halaman Rekomendasi Kredit ... 217
4.2.3.11 Halaman Pengelolaan Produk Kredit ... 222
4.2.3.12 Halaman Tambah Produk Kredit ... 224
4.2.3.13 Halaman Ubah Produk Kredit ... 226
4.2.3.14 Halaman Hapus Produk Kredit ... 227
xvii
5.1 Kelebihan Sistem ... 284
5.2 Kekurangan Sistem ... 284
6 BAB VI PENUTUP ... 285
6.1 Kesimpulan ... 285
6.2 Saran ... 285
DAFTAR PUSTAKA ... 287
xviii
Gambar 2.2 Tabel Keputusan ... 18
Gambar 2.3 Arsitektur Model 1 ... 26
Gambar 2.4 Arsitektur Model 2a ... 27
Gambar 2.5 Arsitektur Model 2b ... 28
Gambar 2.6 Diagram Relasi Entitas ... 34
Gambar 2.7 Entitas ... 34
Gambar 2.8 Atribut ... 35
Gambar 2.9 Identifier atau kunci ... 36
Gambar 2.10 Relasi Antar Entitas ... 36
Gambar 2.11 Struktur Organisasi PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo ... 40
Gambar 3.1. Diagram Konteks Sistem Lama... 45
Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem Baru ... 47
3.3 Desain Garis Besar Sistem ... 49
Gambar 3.4 Diagram Use Case Nasabah ... 52
Gambar 3.5 Diagram Use Case Administrator ... 53
Gambar 3.6 Diagram Use Case Pengelolaan Produk Kredit ... 53
Gambar 3.7 Diagram Usecase Pengelolaan Nasabah ... 54
Gambar 3.8 Diagram Aktifitas Registrasi ... 82
Gambar 3.9. Diagram Aktifitas Login ... 83
Gambar 3.10. Diagram Aktifitas Mencari Rekomendasi Kredit... 84
Gambar 3.11 Diagram Aktifitas Mengubah Account ... 85
Gambar 3.12. Diagram Aktifitas Logout ... 85
Gambar 3.13. Diagram Aktifitas Login Administrator ... 86
Gambar 3.14 Diagram Aktifitas Mencari Rekomendasi Jenis Kredit... 86
Gambar 3.15. Diagram Aktifitas Menambah Produk Kredit ... 87
Gambar 3.16 Diagram Aktifitas Mencari Produk Kredit ... 88
xix
Gambar 3.22. Diagram Aktifitas Logout ... 91
Gambar 3.23. Diagram Entitas dan Relasi (ER Diagram) ... 92
Gambar 3.24 Diagram Sekuensial Registrasi... 100
Gambar 3.25. Diagram Sekuensial Login ... 101
Gambar 3.26. Diagram Sekuensial Mencari Rekomendasi Jenis Kredit ... 102
Gambar 3.27 Diagram Sekuensial Mengubah Account ... 103
Gambar 3.28. Diagram Sekuensial Logout ... 103
Gambar 3.29. Diagram Sekuensial Login Administrator ... 104
Gambar 3.30. Diagram Sekuensial Mencari Rekomendasi Jenis Kredit ... 105
Gambar 3.31. Diagram Sekuensial Menambah Produk Kredit ... 105
Gambar 3.32. Diagram Sekuensial Menghapus Produk Kerdit ... 106
Gambar 3.33. Diagram Sekuensial Mengubah Produk Kredit ... 107
Gambar 3.34 Diagram Sekuensial Mencari Nasabah ... 107
Gambar 3.35 Diagram Sekuensial Menghapus Nasabah ... 108
Gambar 3.36. Diagram Sekuensial Mengubah Username Password ... 108
Gambar 3.37. Diagram Sekuensial Logout ... 109
Gambar 3.38 Diagram Kelas Registrasi ... 110
Gambar 3.39 Diagram Kelas Login ... 111
Gambar 3.40 Diagram Kelas Mencari Rekomendasi Kredit ... 112
Gambar 3.41 Diagram Kelas RekomendasiKreditController ... 112
Gambar 3.42 Diagram Kelas TabelKeputusan... 113
Gambar 3.43 Diagram Kelas Smart ... 113
Gambar 3.44 Diagram Kelas ProdukKredit ... 114
Gambar 3.45 Diagram Kelas RekomendasiKredit ... 115
Gambar 3.46 Diagram Kelas Konversi ... 116
Gambar 3.47 Diagram Kelas FormatNumber ... 116
xx
Gambar 3.53 Diagram Kelas RekomendasiKreditController ... 121
Gambar 3.54 Diagram Kelas TabelKeputusan... 121
Gambar 3.55 Diagram Kelas Smart ... 122
Gambar 3.56 Diagram Kelas ProdukKredit ... 123
Gambar 3.57 Diagram Kelas RekomendasiKredit ... 124
Gambar 3.58 Diagram Kelas Konversi ... 125
Gambar 3.59 Diagram Kelas FormatNumber ... 125
Gambar 3.60 Diagram Kelas CekStringInput ... 125
Gambar 3.61 Diagram Kelas Menambah Produk Kredit ... 126
Gambar 3.62 Diagram Kelas TambahProdukKreditController ... 126
Gambar 3.63 Diagram kelas ProdukKredit ... 127
Gambar 3.64 Diagram kelas ProdukKreditPenggunaKredit ... 128
Gambar 3.65 Diagram kelas PenggunaKredit ... 128
Gambar 3.66 Diagram kelas ProdukKreditTujuanKredit ... 129
Gambar 3.67 Diagram kelas TujuanKredit ... 129
Gambar 3.68Diagram kelas ProdukKreditPekerjaanNasabah ... 130
Gambar 3.69 Diagram kelas PekerjaanNasabah ... 130
Gambar 3.70 Diagram kelas CekStringInput ... 131
Gambar 3.71 Diagram kelas Konversi ... 131
Gambar 3.72 Diagram Kelas Mencari Produk Kredit ... 132
Gambar 3.73 Diagram Kelas Menghapus Produk Kredit ... 133
Gambar 3.74 Diagram kelas HapusProdukKreditConttroller ... 133
Gambar 3.75 Diagram Kelas Mengubah Produk Kredit ... 134
Gambar 3.76 Diagram kelas UbahProdukkreditController ... 135
Gambar 3.77 Diagram Kelas Mencari Nasabah ... 136
Gambar 3.78 Diagram Kelas Menghapus Nasabah ... 137
xxi
Gambar 3.84 Halaman Data Pengajuan Kredit ... 157
Gambar 3.85 Halaman Rekomendasi Kredit ... 158
Gambar 3.86 Halaman Mengubah Account ... 159
Gambar 3.87 Halaman Logout ... 160
Gambar 3.88 Halaman Noifikasi Registrasi... 160
Gambar 3.89 Notifikasi Login ... 161
Gambar 3.90 Halaman Peringatan Belum Login ... 161
Gambar 3.91 Halaman Notifikasi Mengubah Account ... 162
Gambar 3.92 Halaman Login Administrator ... 162
3.93 Halaman Utama Administrator ... 163
Gambar 3.94 Halaman Data Pengajuan Kredit ... 164
Gambar 3.95 Halaman Rekomendasi Kredit ... 165
Gambar 3.96 Halaman Pengelolaan Kredit ... 166
Gambar 3.97 Halaman Menambah Produk Kredit ... 167
Gambar 3.98 Halaman Mencari Produk Kredit ... 168
Gambar 3.99 Halaman Menghapus Produk Kredit ... 169
Gambar 3.100 Halaman Mengubah Produk Kredit... 170
Gambar 3.101 Halaman Pengelolaan Nasabah ... 171
Gambar 3.102 Halaman Mengubah Username Password ... 172
Gambar 3.103 Halaman Logout ... 173
Gambar 3.104 Halaman Peringatan Belum Login ... 173
Gambar 3.105 Notifikasi Menambah Produk Kredit ... 174
Gambar 3.106 Halaman Peringatan Menghapus Produk Kredit ... 174
Gambar 3.107 Halaman Notifikasi Menghapus Produk Kredit ... 175
Gambar 3.108 Halaman Notifikasi Mengubah Produk Kredit ... 175
Gambar 3.109 Halaman Peringatan Menghapus Nasabah ... 176
xxii
xxiii
xxiv
Tabel 2.1 Tabel jenis-jenis model SPPK ... 14 Tabel 2.2 Tabel Komponen Use Case ... 31 Tabel 2.3 Notasi Relasi ... 36 Tabel 3.1 Pernyataan Masalah ... 44 Tabel 3.2 Analisis Sebab dan Akibat (Cause-Effect Analysis) ... 45 Tabel 3.3 Aktor Use Case ... 51 Tabel 3.4 Ringkasan Use Case Nasabah ... 54 Tabel 3.5 Ringkasan Use Case Administrator ... 55 Tabel 3.6 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Registrasi ... 93 Tabel 3.7 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Login ... 93 Tabel 3.8 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Mencari Rekomendasi
Kredit... 93 Tabel 3.9 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Mengubah Account ... 94 Tabel 3.10 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Logout ... 94 Tabel 3.11 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Login ... 95 Tabel 3.12 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Mencari Rekomendasi
Jenis Kredit ... 95 Tabel 3.13 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Menambah Produk Kredit
... 96 Tabel 3.14 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Mencari Produk Kredit .. 96 Tabel 3.15 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Menghapus Produk Kerdit
... 96 Tabel 3.16 Identifikkasi Kelas dalam desain Use Case Mengubah Produk Kredit
xxv
xxvi
xxvii
1
1.1 Latar Belakang
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan mikro yang dapat menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Selama ini nasabah sering mengalami kesulitan dalam menentukan jenis kredit yang paling sesuai dengan kondisi nasabah. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh nasabah yaitu pinjaman kredit, jenis kredit, suku bunga, lama pinjaman, pekerjaan, penghasilan, kemampuan mengangsur, penggunaan kredit, dan tujuan kredit. Permasalahan lain yang muncul bagi nasabah ketika ingin mendapatkan kredit dari BPR adalah nasabah harus mendatangi BPR kemudian mengutarakan permohonan kredit secara lisan kemudian nasabah mengisi formulir permohonan kredit. Selanjutnya permohonan kredit diperiksa oleh BPR kemudian diputuskan permohonan kredit nasabah tersebut diterima atau ditolak.
metode simple multi atribute rating technique sehingga nasabah tidak perlu mendatangi BPR terlebih dahulu.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana membuat sistem pendukung pengambilan keputusan untuk memberikan rekomendasi jenis kredit yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhan nasabah dengan menggunakan metode tabel keputusan dan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART).
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian adalah membuat sistem pendukung pengambilan keputusan untuk memberikan rekomendasi jenis kredit kepada nasabah dengan menggunakan metode tabel keputusan dan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART).
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan dari masalah di atas adalah: 1 Jenis kredit yang ditawarkan adalah:
Kredit Kelompok Usaha Mikro (KUM)
Kredit Kencana
Kredit Penguatan Modal (KPM) Perikanan
Kredit Penguatan Modal (KPM) Peternakan
Kredit Penguatan Modal (KPM) Pertanian/Perkebunan
Kredit Madani
Kredit 100 Bulan
Kredit Profesi
Kredit Pamong
2 Perhitungan kredit menggunakan metode perhitungan kredit flat.
3 Sistem dibangun berbasis web menggunakan bahasa pemrograman JSP Servlet dan MySQL.
4 Sistem dibangun dengan studi kasus di PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dan cara-cara yang digunakan untuk mengembangkan sistem pendukung pengambilan keputusan penentuan jenis kredit untuk nasabah Bank Perkreditan Rakyat ini adalah dengan menggunakan metode Framework for the Application of Sistem Thinking (FAST). Tahap-tahap yang dilakukan dalam metode Framework for the Application of Sistem Thinking (FAST) adalah:
1. Tahap definisi ruang lingkup (scope definition), merupakan tahap penentuan kelayakan dari sistem yang akan dibangun. Hasil dari tahap ini adalah pernyataan masalah yang dihadapi.
3. Tahap analisis kebutuhan (requirement analysis), merupakan tahap pengumpulan data akan kebutuhan sistem dan menganalisisnya. Metode dalam pengumpulan data ini menggunakan cara observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil dari tahap ini direpresentasikan dengan use-case diagram.
4. Tahap desain logis (logical design), merupakan tahap perancangan sistem secara logis, baik perancangan diagram aktifitas, diagram sekuensial, diagram kelas, subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan rancangan antarmuka sistem.
5. Tahap desain fisik dan intergrasi (physical design and integration), merupakan tahap membangun sistem secara fisik berdasarkan semua rancangan yang sudah dikerjakan dan mengintegrasikannya.
6. Tahap construction and testing, merupakan tahapan pembuatan sistem dan ujicoba terhadap sistem yang sudah dikerjakan meliputi unjuk kerja, uji masukan dan keluaran dari sistem.
Untuk membangun model sistem pendukung pengambilan keputusan ini digunakan metode tabel keputusan dan metode Simple Multi Atribute Rating Technique (SMART)
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
sistem pendukung pengambilan keputusan penentuan jenis kredit untuk nasabah Bank Perkreditan Rakyat. Bab satu meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rumusan masalah, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan dan pengimplementasian sistem pendukung pengambilan keputusan penentuan jenis kredit untuk nasabah Bank Perkreditan Rakyat.
BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi uraian mengenai pernyataan masalah, analisis masalah menggunakan PIECES, gambaran sistem saat ini, cause-effect analysis, gambaran sistem baru, orang-orang yang terlibat dalam sistem, diagram konteks, diagram use case, ringkasan use case , diagram aktifitas, diagram sekuensial, diagram kelas, manajemen data, manajemen model, dan manajemen dialog.
BAB IV. IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini akan menguraikan proses pembuatan sistem secara fisik sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
BAB V. ANALISIS HASIL
sistem.
BAB VI. PENUTUP
7
2.1 Keputusan
Beberapa ahli mendeskripsikan tentang definisi keputusan. Beberapa di antaranya adalah Firhburn dan Burch dan Srater. Firhburn (1964) dalam bukunya
yang berjudul “Strategy in Action” mendefinisikan pengambilan keputusan
sebagai berikut : “Keputusan adalah suatu pilihan tentang suatu bagian tindakan”. Sedangkan Burch dan Srater (1984) menambahkan kata pemilihan alternatif dalam definisinya yaitu : “Keputusan adalah aktifitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah”.
2.2 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan aktifitas manajemen berupa tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya untuk memecahkan suatu masalah atau konflik dalam manajemen (Chruchman, 1986).
Menurut Simon (1980), ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan yaitu :
1. Penelusuran (Intelegensi)
tentunya persoalan yang dihadapi harus dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.
2. Perancangan (Design)
Merupakan tahap analisis dalam kaitan mencari atau merumuskan alternatif pemecahan masalah. Setelah permasalahan dirumuskan dengan baik, maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
3. Pemilihan (Choice)
Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil, selanjutnya langkah yang diambil adalah memilih alternatif solusi yang paling sesuai. Pemilihan alternatif ini akan mudah dilakukan kalau hasil yang diinginkan terukur atau memiliki nilai kuantitas tertentu.
4. Implementasi (Implementation)
Merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.
2.3 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
2.3.1 Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
membantu pengambilan keputusan dan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai masalah yang tidak terstruktur (Turban,1995).
Menurut Keen dan Scott Morton, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan merupakan beberapa sistem pengambilan keputusan yang bersumberdaya intelektual yang berasal dari kemampuan individu pada computer untuk memperbaiki kemampuan keputusan tersebut (Turban,1995).
2.3.2 Karakteristik dan kemampuan SPPK
Sebagian besar SPPK memiliki beberapa dari seluruh ciri khas berikut ini (Turban, 1995) :
1. SPPK dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur atau tidak terstruktur.
2. SPPK dapat digunakan oleh semua tingkat manajer, mulai dari eksekutif tertinggi sampai manajer-manajer dibawahnya.
3. SPPK dapat digunakan untuk individu ataupun kelompok. Banyak permasalahan organisasi melibatkan kelompok pengambilan keputusan. Masalah-masalah yang kurang terstruktur seringkali membutuhkan beberapa individu di departemen dan tingkat organisasi yang berbeda untuk menyelesaikannya.
4. SPPK dapat mendukung keadaan keputusan yang saling tergantung atau berurutan.
6. SPPK mendukung berbagai macam proses pengambilan keputusan dan gaya pengambilan keputusan, sehingga ada kesesuaian antara sistem pendukung pengambilan keputusan dan atribut-atribut yang digunakan individu pengambil keputusan.
7. SPPK dapat beradaptasi sepanjang waktu. Pembuat keputusan harus reaktif berani menghadapi perubahan kondisi dengan cepat terhadap perubahan kondisi dan menyesuaikan sistem pendukung pengambilan keputusan dengan perubahan tersebut. Sistem pendukung pengambilan keputusan bersifat fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, merubah atau mengurutkan ulang elemen-elemen dasarnya (memberikan respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diinginkan).
8. SPPK mudah dipakai. Pemakai harus merasa “at home” dengan sistem, mudah digunakan (user friendly), fleksibel, kemampuan grafis yang kuat, dan bahasa antar user interface dengan mesin menggunakan bahasa yang dipakai oleh pengguna, sehingga hal ini dapat meningkatkan efektifitas SPPK.
keputusan. Pengambil keputusan dapat menolak setiap rekomendasi komputer pada setiap waktu dalam proses.
11. Menuntun proses belajar, terutama pada saat muncul permintaan baru dan perbaikan sistem, yang menuntut untuk belajar lebih, dimana proses belajar yang harus terus menetus akan meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung pengambilan keputusan.
12. Pemakai (end user) harus mampu membangun sendiri SPPK yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam kelompok user dengan sedikit bantuan dari pakar sistem informasi.
13. SPPK biasanya memanfaatkan model (standar atau sudah jadi) untuk menganalisis situasi ketika keputusan harus diambil. Kemampuan permodelan memungkinkan user melakukan percobaan dengan strategi yang berbeda dibawah konfigurasi yang berbeda pula. Setiap percobaan menghasilkan pandangan dan pengetahuan baru.
14. SPPK tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen pengetahuan yang memungkinkan untuk membuat solusi yang efektif dan efisien dari setiap masalah yang sulit.
2.3.3 Komponen SPPK
Menurut Turban (1995), SPPK memiliki 4 subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis dari SPPK tersebut, yaitu :
1. Manajemen Data
basis data yang diorganisasikan oleh sistem yang disebut DBMS (Database Management System). Subsistem ini disusun oleh komponen yang terdiri dari :
a. Basis Data
Basis data adalah komponen data yang direlasikan dan diatur sesuai kebutuhan organisasinya, dan dapat digunakan oleh banyak orang dalam banyak aplikasi. Basis data SPPK terdiri dari beberapa jenis data yaitu :
Data Internal
Data ini berasal dari sistem proses transaksi dalam suatu organisasi. Data tersebut seperti data akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi, pribadi dan lain sebagainya, tergantung kebutuhan dari SPPK tersebut.
Data Eksternal
Data ini berasal dari luar organisasi seperti data industri, data penelitian, pemasaran, data sensus, data tenaga kerja daerah, peraturan pemerintah, data tarif pajak dan data perekonomian nasional.
Data Pribadi
sumber data. Operasi ini disebut ekstraksi. Operasi ini melakukan pengambilan data berupa arsip, kesimpulan, data yang sudah disaring dan ringkasan data. Ekstraksi dapat terjadi pada saat pemakai membuat laporan data yang ada dalam basis data.
b. Sistem Manajemen Basis Data
Basis data dapat dibuat, diakses dan diperbaharui dengan menggunakan sistem ini. DBMS memiliki banyak kemampuan dalam pengelolaan data dan sangat kompleks, sehingga sedikit pemakai yang dapat membuat program dan mengembangkan perangkat lunak DBMS. DBMS memiliki tiga fungsi dasar yaitu penyimpanan data, pencari data dan pengontrol data.
c. Fasilitas Query
Fasilitas ini memberikan dasar-dasar untuk mengakses data. Fasilitas ini menerima permintaan data, menentukan bagaimana permintaan tersebut dapat dipenuhi, merumuskan perincian permintaan dan memberikan hasilnya.
d. Direktori
mengidentifikasi masalah, dan mengetahui peluang-peluang yang ada.
2. Manajemen Model
Model merupakan suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang kadang dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang disusun ternyata tidak mampu mencerminkan seluruh veriabel alam nyata. Sehingga keputusan yang diambil yang didasarkan pada model tersebut menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model pada subsistem model harus tetap dijaga fleksibilitasnya. Artinya harus ada fasilitas yang mampu membantu pengguna untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan pengetahuan. Turban (1995) mengelompokkan model-model yang digunakan dalam SPPK menjadi seperti berikut :
Tabel 2.1 Tabel jenis-jenis model SPPK
No Model Proses dan Tujuan Teknik Representasi
1 Optimasi masalah dengan beberapa alternatif
Mencari penyelesaian terbaik dari beragam alternatif
Tabel keputusan, tabel keputusan
2 Optimasi menggunakan algoritma
Mencari penyelesaian terbaik dari sejumlah besar alternatif
Model program linear, model jaringan dan model matematika lainnya
3 Optimasi dengan rumus analitis
Mencari penyelesaian terbaik dengan menggunakan rumus
4 Simulasi Mencari penyelesaian terbaik di antara alternatif yang ada
dengan menggunakan
percobaan
Beberapa model simulasi
5 Heuristik Mencari penyelesaian yang
cukup baik dengan
menggunakan aturan-aturan
Pemrograman
heuristic, sistem pakar
6 Model deskriptif lainnya
Mencari dan menemukan
“What-if” menggunakan rumus
Permodelan keuangan
7 Model prediktif Memprediksi kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan skenario
Analisis Markov, model perkiraan
3. Manajemen Dialog
Melalui subsistem ini pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibangun. Subsistem ini menyediakan fasilitas antar muka pemakai (User interface) yang terdiri dari 3 komponen yaitu :
a) Bahasa aksi (Action Language), yaitu suatu perangkat lunak yang digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem
b) Bahasa tampilan (Display atau Presentation Language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu.
c) Basis Pengetahuan (Knowledge Base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara efektif.
Dialog (Dialog Style). Gaya dialog terdiri dari : a) Dialog Tanya Jawab
Dalam dialog ini, sistem bertanya kepada pengguna, dan pengguna menjawab, kemudian dari hasil dialog ini sistem akan menawarkan alternatif keputusan yang dianggap memenuhi keinginan pengguna.
b) Dialog perintah
Dalam dialog ini, pengguna memberikan perintah-perintah yang tersedia pada sistem untuk menjalankan fungsi yang ada pada SPPK.
c) Dialog Menu
Dialog ini merupakan gaya dialog yang paling popular dalam SPPK. Dalam hal ini pengguna dihadapkan pada berbagai alternatif menu yang disiapkan sistem. Menu ini akan ditampilkan pada monitor. Pengguna cukup menekan tombol-tombol tertentu, dan setiap pilihan akan menghasilkan respon atau jawaban tertentu. d) Dialog Masukan/Keluaran
Model dialog ini menggunakan form input atau masukan. Disamping form masukan, juga disediakan form keluaran yang merupakan respon dari sistem.
4. Manajemen Pengetahuan
suatu permasalahan yang tidak terstruktur dan semi terstruktur. Dalam subsistem ini telah disediakan beberapa keahlian khusus oleh sistem pakar. Manajemen pengetahuan merupakan gabungan beberapa komponen yang berupa satu atau lebih sistem-sistem pakar. Karena berkaitan dengan sistem pakar maka kemampuan dan manfaat dari subsistem ini tidak dijelaskan dalam pembahasan ini.
Gambar 2.1 Hubungan Komponen SPPK
2.4 Tabel Keputusan
tradisional,tabel keputusan dapat mengkaitkan banyak kondisi independen dengan beberapa tindakan.
Sebuah tabel keputusan biasanya dibagi menjadi empat kuadran, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Gambar 2.2 Tabel Keputusan
Condition Stub
Bagian ini berisi kondisi yang akan diseleksi. Condition Entry
Bagian ini berisi kemungkinan dari kondisi yang diseleksi, yaitu terpenuhi
(diberi simbol „Y‟) dan tidak terpenuhi (diberi simbol „N‟). Setiap kondisi
yang diseleksi akan mempunyai dua kemungkinan kejadian, yaitu terpenuhi dan tidak terpenuhi. Bila ada x kondisi yang diseleksi, maka akan terdapat N kemungkinan kejadian, yaitu sebesar
Action Stub
Action stub berisi pernyataan-pernyataan yang akan dikerjakan baik kondisi yang diseleksi terpenuhi maupun tidak terpenuhi.
Action Entry
Setiap keputusan disesuaikan pada sebuah variabel, relasi atau predikat yang mungkin memiliki nilai-nilai dicantumkan didalam alternatif kondisi. Setiap tindakan adalah sebuah prosedur atau operasi untuk melakukan, tindakan yang dimasukkan menentukan apakah tindakan tersebut akan dilakukan untuk set alternatif kondisi sesuai masukkan. Banyak tabel keputusan mencantumkan simbol don't care (-) ke dalam alternatif kondisinya. Menggunakan don't care dapat menyederhanakan tabel keputusan, khususnya ketika sebuah kondisi yang diberikan memiliki pengaruh yang kecil pada tindakan yang dilakukan. Pada bebrapa kasus, semua kondisi yang awalnya dianggap penting ditemukan tidak relevan ketika tidak ada pengaruh kondisi yang dilakukan oleh actions.
Selain dari struktur dasar empat kuadran, tabel keputusan sangat bervariasi dalam cara menggambarkan alternatif kondisi dan tindakan yang dimasukkan. Beberapa tabel keputusan menggunakan nilai true/false yang sederhana untuk menggambarkan alternatifnya ke sebuah kondisi (seperti if-then-else), tabel keputusan yang lain mungkin menggunakan alternatif angka (seperti switch-case), dan beberapa tabel keptusan menggunakan representasi logika kabur atau probabilistic untuk mewakili alternatif kondisi. Dalam cara yang sama, tindakan yang dimasukkan hanya dapat mewakili sebuah tindakan yang akan dilakukan (check tindakan yang akan dilakukan), atau dalam tabel keputusan yang lebih maju, urutan tindakan akan dilakukan.
Langkah-langkah dalam pembuatan tabel keputusan dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan kondisi yang akan diseleksi
2. Menentukan jumlah kemungkinan kejadian yang akan terjadi 3. Menentukan tindakan yang akan dilakukan
4. Mengisi condition entry 5. Mengisi action entry
2.5 Simple Multi Attribute RatingTechnique
Simple Multi Attribute Rating Technique merupakan model SPPK jenis optimasi dengan rumus analitis yang sesuai dengan tabel 2.1 dan juga merupakan salah satu varian dari Multi-Attribute Utility Theory. Metode ini merupakan metode perbandingan kuantitatif yang digunakan untuk mengkombinasi ketidaksamaan pengukuran dari biaya, ancaman, dan keuntungan, berdasarkan masing-masing persepsi dari individual atau stakeholder (Goodwin dan Wright, 1998).
Langkah-langkah perhitungan yang dilakukan dalam metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique ) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan bobot dari masing-masing faktor tujuan (Goal Weight Factor) dengan range bobot antara 1 dan 10.
Rumus menghitung Normalized Weight Factor :
Normalized Goal Weight Factor =
……….(
2.1)3. Bandingkan nilai dari kriteria yang sama dari masing-masing paket. Cari selisih nilai antara nilai tertinggi dan nilai terendahnya. Hasil selisih dibagi dengan jumlah alternatif paket untuk menentukan interval kelas dari masing-masing kriteria.
Interval Normalisasi =
……(
2.2)
4. Setelah mendapatkan range kelas pada setiap kriteria maka dapat ditentukan nilai bobot pada masing-masing alternatif (interval 1-7).
5. Setelah proses no.4, masing-masing bobot diberi nilai baru yang telah ditentukan (1=0 ; 2=0,17 ; 3=0,33 ; 4=0,50 ;5=0,67 ; 6=0.83 ;7=1,0).
6. Tentukan nilai persentase dari masing-masing alternatif dengan cara mengalikan nilai yang didapat pada proses no.5 dengan nilai Normalized Weight Factor. Jumlahkan nilai dari proses perkalian tersebut dan totalnya dikali 100 %.
2.6 Java Server Pages (JSP)
2.6.1 Pengertian
Java Server Pages merupakan sebuah tenologi servlet-based yang digunakan pada web tier untuk menghadirkan dynamic dan static content. JSP merupakan text-based dan kebanyakan berisi template text HTML yang digabungkan dengan spesifik tags dynamic content.
JSPs memungkinkan untuk dilihat sebagai HTML atau XML dokumen dengan berdasar pada Script JSP. Ada 3 cara scripting JSP:
1) Scriptlets ( <% ... %> )
Scriptlets menyediakan cara untuk memasukkan bits dari kode Java diantara chunks dari data template dan memiliki form berikut ini :
<% Java code; %>
Syntax XML-compatible untuk menulis scriptlets adalah: <jsp:declaration>
Java code; </jsp:declaration>. 2) Expressi ( <%= %>)
Expressi menyediakan cara untuk memasukkan nilai Java secara langsung ke dalam output. Hal ini memiliki form seperti berikut ini:
<%= Java Expression %>
Syntax XML-compatible syntax untuk <%= Java Expression %>
<jsp:expression> Java Expression </jsp:expression> 3) Deklarasi ( <%! %> )
Deklarasi memperbolehkan anda untuk menggambarkan method atau variable. Dia memilki form seperti di bawah ini:
<%! Java Code %>
Syntax the XML-compatible syntax untuk <%! JavaCode %> adalah <jsp:declaration>
Java Code; </jsp:declaration>
2.6.2 Variabel-variabel yang telah dikenal
Berikut merupakan daftar object-object yang tersembunyi (implicit objects):
request
Kejadian dari objek javax.servlet.http.HttpServletRequest dihubungkan dengan request dari client.
response
Kejadian dari objek javax.servlet.http.HttpServletResponse dihubungkan dengan response ke client.
pageContext
Referensi object javax.servlet.jsp.JspWriter dapat digunakan untuk menulis aksi dan data template dalam page JSP, sama dengan hal tersebut dari objek PrintWriter kita gunakan pada saat mendiskusikan servlet. Variable tersembunyi (implicit variable) out secara otomatis diinialisasi dengan menggunakan method pada object PageContext. Session
Kejadian dari object javax.servlet.http.HttpSession. Kejadian ini sama untuk memanggil method HttpServletRequest.getSession().
Application
Object ServletContext adalah sebuah instance dari javax.servlet.ServletContext.
Kejadian ini sama dengan memanggil method
getServletConfig().getContext(). Implicit object ini di-sharing oleh semua servlets dan JSP pages pada server.
Config
Config dari implicit object merupakan kejadian dari objek javax.servlet.ServletConfig untuk halaman ini. Sama halnya dengan sebagai Servlets, JSPs memiliki akses untuk menginisialisasi parameter yang terdapat pada Web Application Deployment Descriptor.
2.7
Servletserver dalam model pemrograman request-respon. Sebagian besar tipe servlet adalah HTTP Servlet yang diimplentasikan dengan class Java: javac.servlet.http.HttpServlet. HTTP Servlet menerima HTTP request dan men-generate HTTP respons. Karena servlet merupakan resource yang terdapat di server, maka servlet dapat mengakses servlet yang lain, EJB, JSP atau database. Tujuan servlet adalah untuk men-generate respons yang bersifat dinamis.
Pada komunikasi ini client akan mengirimkan HTTP request ke server. Setelah request diterima oleh server, maka server akan memberikannya pada servlet yang tepat untuk dilakukan pemrosesan. Setelah pemrosesan selesai dilakukan server akan mengembalikan hasilnya ke client. Hasil pengembalian ini biasanya dalam bentuk file HTML, karena akan ditampilkan di browser
Tipe request HTTP yang paling umum digunakan adalah get dan post. Secara umum request get digunakan untuk menerima atau mendapatkan html sedangkan request post digunakan untuk mengirimkan data ke server. Dalam pemakaiannya request post akan mengirimkan informasi server dalam bentuk html yang berisi data yang dimasukkan ke client .
2.8
Model-View-Contoller (MVC)Ada 2 (dua) model yang secara umum digunakan untuk pengembangan aplikasi java berbasis web, yaitu:
Arsitektur ini merupakan page-centric. Browser client akan menuju ke halaman-halaman JSP dimana halaman JSP dapat terhubung dengan JavaBean.
Halaman JSP pada arsitektur ini memproses inputnya sendiri. Aplikasi yang mengimplementasikan arsitektur ini biasanya akan mempunyai sederetan halaman JSP dimana user mengharapkan pemrosesan dilakukan dari satu halaman ke halaman lainnya.
Gambar 2.3 Arsitektur Model 1
Keuntungan model 1 ini adalah kemudahan dalam pengembangan. Arsitektur ini baik digunakan untuk project kecil atau ingin menyelesaikan sesuatu dengan cepat. Tetapi ada 2 (dua) kerugian pada model ini, yaitu:
a) Sulit untuk mendapatkan pembagian kerja yang jelas antara perancang halaman dan pengembang web, karena biasanya pengembang akan selalu ingin terlibat dalam pengembangan halaman dan bagian bisnis logic.
b) Arsitektur model 1 sulit dimaintain dan tidak fleksibel, terutama untuk project yang besar.
2) Arsitektur Model 2
Model-View-Controller (MVC) yang memisahkan penciptaan konten dan presentasi konten. Arsitektur model 2 ini terlihat dengan munculnya controller servlet antara browser client dan halaman JSP.
Controller servlet mengirimkan request HTTP ke halaman presentasi JSP yang dimaksud (berbasis pada request URL, input parameter, dan status aplikasi). Pada model ini, bagian dari presentasi (halaman JSP dan servlet) terisolasi satu dengan lainnya. Aplikasi model 2 ini lebih fleksibel dan mudah untuk dimaintain dan dikembangkan. Jika aplikasi kecil yang dibuat diprediksi akan berkembang (tidak selalu kecil), maka disarankan untuk menggunakan arsitektur model 2 pada aplikasi tersebut, walaupun arsitektur model 2 ini menambah kompleksitas aplikasi.
Gambar 2.5 Arsitektur Model 2b
2.9 Unified ModellingLanguange
Menurut Whitten (2004), Unified Modelling Languang (UML) merupakan konfensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. UML tidak menentukan sebuah metode untuk mengembangkan sistem tetapi hanya berupa notasi.
UML memberikan sembilan diagram yang dikelompokan ke dalam lima kelompok dengan sudut pandang yang berbeda terhadap sebuah model sistem. Berikut adalah pengelompokannya:
2.9.1 Use-Case Model Diagram
berhubungan dengan urutan langkah-langkah, baik secaraotomatis maupun manual dengan tujuan untuk melengkapi bisnis tunggal, misalnya login ke sistem, manambah data barang, menghapus data barang, dan sebagainya. Actor adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem untuk mengubah informasi. Use Case diagram terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
2.9.1.1 Use Case
Use case adalah urutan langkah – langkah yang secara tindakan saling terkait (skenario), baik terotomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal ( Whitten, 2004 ).
2.9.1.2 Pelaku
Pelaku adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi (Whitten, 2004). Adapun terdapat empat tipe pelaku, yaitu :
1. Primary business actor (pelaku bisnis utama)
Stakeholder yg mendapat keuntungan utama dari proses mengeksekusi use case.
2. Primary system actor(pelaku sistem utama)
Stakeholder yg secara langsung berinteraksi dg sistem utk menginisiasi atau memicu (men- trigger) kejadian bisnis atau sistem.
3. External server actor (pelaku pelayan luar)
Stakeholder yg merespon terhadap permintaan dari use case. 4. External receiver actor(pelaku penerima luar)
yg berharga dr use case.
2.9.1.3 Relationship (Hubungan)
Relationship adalah hubungan antar use case dengan pelaku maupun antar use case ( Whitten, 2004 ). Adapun terdapat lima tipe relationship yaitu :
a. Association
Suatu relasi antara seorang aktor dan sebuah use case dimana terjadi interaksi yg terjadi diantara mereka.
b. Extends
Sebuah use case berisi langkah-langkah yang dringkas dari sebuah use case yang lebih kompleks agar menjadi use case yang lebih sederhana namun secara fungsi lebih meluas.
c. Abstract
Suatu use case yg mengurangi redudansi antara dua atau lebih use case dg cara mengkombinasikan langkah - langkah yg umum yg ditemui dalam use case tersebut.
d. Depends on
Sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use case yang lain harus dibuat sebelum current use case.
e. Inheritance
Adapun komponen yang digunakan dalam pembuatan use-case diagram, digambarkan ,dengan simbol sebagai berikut :
Tabel 2.2 Tabel Komponen Use Case
Simbol Keterangan
Simbol dari pelaku atau aktor use case.
Simbol dari use case atau fungsi sistem.
Simbol relasi association.
<<extends>> Simbol relasi extends. <<uses>> Simbol relasi abstract.
<<depends on>> Simbol relasi depends on.
Simbol relasi inheritance.
2.9.2 Static Structure Diagram
Ada 2 diagram yang tergolong dalam kelompok ini yaitu:
1. Class diagram menggambarkan struktur dari objek sistem. Class diagram memperlihatkan class dalam sistem beserta relasi antara class.
secara aktual, memperlihatkan nilai tertentu dari atribut instance. Diagram ini tidak sering digunakan seperti class diagram tetapi digunakan untuk membantu developer memahami struktur dari sistem.
2.9.3 InteractionDigaram
Interaction diagram memodelkan sebuah interaksi, yang berisi sekumpulan objek dan relasinya, dan juga message yang dikirim antara objek dan relasinya. Diagram ini memodelkan dinamic behaviour dari sistem. Ada dua diagram yaitu:
1. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use case. 2. Collaboration diagram sama dengan sequence diagram tetapi tidak
2.9.4 State Diagram
State diagram terdiri dari dua diagram yaitu:
1. Statechart diagram digunakan untuk model dinamic behaviour dari particular object.
2. Activity diagram digunakan untuk menggambarkan aliran sequen dari aktifitas dari proses bisnis atau sebuah use case.
2.9.5 ImplementationDiagram
Implementation diagram terdiri dari dua diagram:
1. Component diagram digunakan untuk menggambarkan organisasi dan ketergantungan dari komponen sistem software. Component diagram dapat digunakan utnuk memperlihatkan bagaimana kode program dibagi ke dalam modul-modul (atau komponen).
2. Deployment diagram menggambarkan arsitektur secara fisik dalam
bentuk „node‟ untuk hardware dan software dalam sistem.
Menggambarkan konfigurasi dari run-time software component, processor, dan peralatan lain yang membentuk arsitektur sistem.
2.10 Diagram Relasi Entitas
Gambar 2.6 Diagram Relasi Entitas
Entitas adalah sebuah kumpulan dari orang, tempat, objek, kejadian atau konsep yang diperlukan untuk menyimpan data. Nama entity berupa kata benda tunggal ( singular noun ).
Gambar 2.7 Entitas
Gambar 2.8 Atribut
Key merupakan sebuah atribut atau kelompok atribut yang diasumsikan memiliki nilai yang unik untuk setiap instance. Sering juga disebut dengan identifier.
1. Concatenated key merupakan sekelompok atribut yang memiliki identitas instance dari sebuah entity yang unik Sinonimnya composite key dan compound key.
2. Candidate key merupakan satu dari nilai key yang akan berfungsi sebagai primary key dari sebuah entity. Sinonimnya adalah candidate identifier
3. Primary key merupakan sebuah candidate key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasikan secara unik instance dari entitas yang tunggal.
Gambar 2.9 Identifier atau kunci
Relasi adalah sebuah asosiasi bisnis normal yang ada antara satu atau lebih entitas. Relasi mungkin juga mewakili suatu kejadian yang menghubungkan antara entitas atau logika gabungan antara entitas.
Gambar 2.10 Relasi Antar Entitas
Kardinalitas merupakan minimum dan maksimum kejadian dari sebuah entitas yang dihubungkan dengan kejadian tunggal dari entitas yang lain. Karena seluruh relasi adalah bidirectional maka kardinalitas harus didefinisikan pada kedua arah untuk setiap relasi.
Tabel 2.3 Notasi Relasi
KARDINALITAS MINIMUM MAKSIMUM GRAFIS
Tepat satu ( satu dan hanya satu )
1 1
atau
Nol atau satu 0 1
Satu atau lebih 1 Banyak ( > 1 )
Nol, satu atau lebih 0 Banyak ( > 1 )
Lebih dari satu >1 >1
Foreign key adalah sebuah primary key dari sebuah entitas yang digunakan oleh entitas yang lain untuk mengidentifikasikan instance dari sebuah relasi.
many-to-many relationship. Nonspecific relationship harus diselesaikan. Kebanyakan dari nonspecific relationship diselesaikan dengan sebuah entitas asosiatif.
Key-base data model bertujuan untuk mengeliminasikan nonspecific relationship jika ada, menambah asosiatif entitas termasuk primary dan alternate key, dan kardinalitas yang tepat.
Fully attributed data model bertujuan untuk memasukkan seluruh atribut.
2.11 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat atau BPR adalah salah satu jenis bank yang melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bawah ada dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan BPR
2.11.1 PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo
PD. BPR. Bank Pasar Kulon Progo adalah BUMD Kabupaten Kulon Progo yang bergerak dalam bidang perbankan dengan kegiatan penggalangan dan penyaluran dana dari dan untuk masyarakat yang modalnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan dengan ijin-ijin operasionalnya sebagai berikut :
a. Surat Ijin Tempat Usaha No. 162/KPDL/JASA/IZIN/2003 b. Izin Gangguan No. 222/KPDL/JASA/2003
d. Nomor Pokok Wajib Pajak No. 01.202.533.4-542.000
2.11.2 Asas, Maksud, dan Tujuan
1. Asas :
Bank Pasar Kulon Progo melakukan usaha berasaskan demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati-hatian.
2. Maksud :
Untuk mendukung peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah yang mengutamakan kemanfaatan umum dan pelayanan perbankan yang baik kepada masyarakat.
3. Tujuan :
Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
2.11.3 Visi dan Misi
PD. BPR. Bank Pasar Kulon Progo hadir sebagai wujud dari kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa perbankan. Oleh karenanya visi dan misi PD. BPR. Bank Pasar Kulon Progo seiring dengan kebutuhan tersebut.
1. Visi:
Menjadi BPR sehat, terpercaya bagi masyarakat dan dunia usaha mikro, kecil dan menengah di Kulon Progo dan sekitarnya dengan pelayanan prima yang didukung oleh sumber daya manusia profesional serta memberi nilai tambah bagi stakeholder.
Menggerakkan perekonomian masyarakat dan usaha mikro, kecil dan menengah melalui penyediaan jasa perbankan yang tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat guna sehingga menjadikan PD. BPR. Bank Pasar Kulon Progo sebagai bank pilihan masyarakat dan menempatkan karyawan sebagai aset perusahaan.
Sebagai BUMD Kabupaten Kulon Progo, PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pengembangan perekonomian Kulon Progo. Untuk mencapai hal itu, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan selaras dengan program pembangunan daerah.
2.11.4 Struktur Organisasi PD. BPR Bank Pasar
Gambar 2.11 Struktur Organisasi PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo
2.12 Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran
paling menguntungkan sesuai dengan kemampuan keuangannya.
Beberapa cara yang digunakan oleh bank dalam menghitung bunga antara lain:
1. Flat Rate
Perhitungan bunga didasarkan pada plafond kredit dan besarnya bunga yang dibebankan dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jangka waktu kredit. Dengan cara ini, jumlah pembayaran pokok dan bunga kredit setiap bulan sama besarnya.
Rumusan perhitungan Flat Rate:
...(2.3) 2. Efektif (Sliding Rate)
Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir periode pembayaran angsuran. Pada perhitungan ini, bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya (baki debet) sehingga bunga yang dibayar debitur setiap bulannya semakin menurun. Dengan demikian, jumlah angsuran yang dibayar debitur setiap bulannya akan semakin mengecil.
Rumusan perhitungan Efektif (Sliding Rate):
3. Anuitas
Jumlah angsuran bulanan yang dibayar debitur tidak berubah selama jangka waktu kredit. Namun demikian komposisi besarnya angsuran pokok maupun angsuran bunga setiap bulannya akan berubah dimana angsuran bunga akan semakin mengecil sedangkan angsuran pokok akan semakin membesar.
Rumusan perhitungan Efektif (Sliding Rate):
43
3.1 Analisis Kebutuhan Sistem
3.1.1 Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase)
3.1.1.1 Perumusan Masalah
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memberikan layanan berbagai macam jenis kredit kepada nasabahnya yang membutuhkan. Namun belum adanya layanan yang memberikan rekomendasi jenis kredit kepada nasabah yang melakukan pemilihan jenis kreditnya sendiri supaya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nasabah memberikan kendala kepada nasabah dilihat dari:
Performance : Sistem lama belum menyediakan layanan yang dapat memberikan rekomendasi kredit ketika calon debitur akan melakukan pemilihan pemilihan jenis kredit sendiri, yang mengakibatkan calon debitur tidak dapat untuk melakukan pemilihan jenis kredit sendiri.
Eficiency : Ketidakefisiensan timbul karena sistem lama belum memungkinkan calon debitur untuk melakukan pemilihan kredit sendiri, sehingga calon debitur masih harus datang ke Bank Perkreditan Rakyat dan bertemu dengan customer services untuk bisa mendapatkan rekomendasi kredit yang sesuai dengan kondisi nasabah.
memberikan layanan yang memungkinkan nasabah untuk melakukan pemilihan jenis kredit sendiri secara leluasa dan subjektif.
3.1.1.2 Pernyataan Masalah
Tabel 3.1 Pernyataan Masalah
Pernyataan masalah Solusi
1. Belum adanya sistem yang
membantu memberikan
rekomendasi jenis kredit yang sesuai kepada nasabah.
1. Membuat sistem baru yang dapat memberikan rekomendasi jenis kredit kepada nasabah.
2. Nasabah masih harus menanyakan kepada customer services dalam menentukan jenis kredit dengan datang ke BPR untuk mendapatkan jenis kredit yang akan diajukan
3.1.2 Fase Analisis Masalah (Problem Analysis Phase)
3.1.2.1 Gambaran Sistem Saat Ini
Sistem Layanan BPR Nasabah
Data Pengajuan Kredit
Rekomendasi Kredit
Gambar 3.1. Diagram Konteks Sistem Lama
Nasabah yang akan mengajukan kredit atau ingin mengetahui rekomendasi kredit yang sesuai dengan kondisi nasabah, datang ke BPR dan menanyakan kepada customer service. Nasabah memberikan data-data pengajuan kredit dan kondisi ekonomi nasabah. Customer service kemudian menganalisis data-data nasabah yang diterima. Selanjutnya customer service memberikan rekomendasi kredit kepada nasabah.
3.1.2.2 Analisis Sebab dan Akibat (Cause-Effect Analysis)
Tabel 3.2 Analisis Sebab dan Akibat (Cause-Effect Analysis)
Project : Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan Penentuan Jenis Kredit Untuk Nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menggunakan Metode Tabel Keputusan
Manajer Proyek : Ignasius Hans Veda K.
Tanggal Pembuatan : 19 November 2008
Tanggal Terakhir Diubah: 12 Mei 2008
ANALISIS PENYEBAB DAN
AKIBAT TUJUAN MEMPERBAIKI SISTEM
MASALAH PENYEBAB
DAN AKIBAT
TUJUAN SISTEM BATASAN SISTEM
1. Nasabah belum dapat melakukan pemilihan jenis kredit sendiri. sesuai dengan kondisi nasabah ketika nasabah melakukan pemilihan jenis kredit sendiri
2. Belum adanya layanan yang
1. Memberikan rekomendasi kredit sesuai dengan kondisi nasabah melalui Sistem adalah Kredit Kelompok Usaha Mikro (KUM), Kredit Kencana, Kredit Penguatan Modal (KPM) Perikanan, Kredit Penguatan Modal (KPM)
Peternakan, Kredit Penguatan Modal (KPM) Pertanian/Perkebu nan, Kredit Pertiwi, Kredit Madani, Kredit 100 Bulan, Kredit Profesi, dan Kredit Pamong 2. Penggunaan
BPR untuk mendapatkan rekomendasi jenis kredit dan melakukan pemilihan jenis kredit.
memungkinkan nasabah untuk mendapatkan rekomendasi jenis kredit yang dapat diakses setiap saat dan dimana saja.
memungkinkan nasabah untuk dapat
mendapatkan rekomendasi jenis kredit dan melakukan pemilihan jenis kredit setiap saat dan di mana saja.
web
3.1.2.3 Gambaran Sistem Baru
Nasabah
SPPK Penentuan Jenis
Kredit BPR Administrator
Username, password, Data Kredit, Data SPPK
Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem Baru
telah tersedia. Rekomendasi jenis kredit yang diberikan oleh sistem ini adalah jenis-jenis kredit yang sesuai dengan data yang dimasukkan. Nasabah juga dapat melakukan pencetakan terhadap hasil jenis kredit yang dipilih hasil dari rekomendasi kredit yang tersedia.
Administrator dalam sistem ini dapat menggunakan semua layanan yang tersedia. Untuk mendapatkan tingkat akses administrator, administrator harus melakukan login terlebih dahulu. Setelah melakukan login, administrator dapat melakukan konfigurasi terhadap produk kredit maupun konfigurasi terhadap variabel-variabel SPPK. Dalam melakukan konfigurasi, administrator disediakan forms sesuai dengan konfigurasi yang dilakukan. Data hasil konfigurasi akan disimpan dalam basis data. Administrator juga dapat melakukan perubahan terhadap username dan password pada form yang tersedia. Layanan Logout disediakan untuk administrator yang hendak keluar dari sistem.