ii
SKRIPSI
PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA CABANG
SURABAYA TAHUN 1950-1966
Oleh
AMRIZAL ANANDA PAHLEVI
NIM. 120914002
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii
PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA CABANG SURABAYA TAHUN 1950-1966
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga
Oleh
AMRIZAL ANANDA PAHLEVI NIM. 120914002
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv
Persetujuan Pembimbingan Skripsi
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI Tanggal 17 Desember 2015
Oleh: Pembimbing Skripsi
Eni Sugiarti, S.S.,M.Hum. NIP.197011131998022001
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Sejarah
Gayung Kasuma, S.S., M.Hum. NIP. 197306112008011015
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA
v
Pengesahan Dewan Penguji Skripsi
Skripsi ini telah dipertahankan
di hadapan komisi penguji pada tanggal 23 Desember 2015
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua
Gayung Kasuma S.S., M.Hum. NIP: 197306112008011015
Anggota
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari, S.S., M.A. NIP: 198110092008121002
vi
HALAMAN MOTTO
“Jangan Sampai Saudara-Saudara Mengeluarkan Satu
Perkataan Dari Tetesan Pena Saudara Yang Tidak
Berisi Satu Kebenaran” (Soekarno)
“Saudara Sebagai Wartawan Itu Sebetulnya Bukan
Wakil Partai, Tetapi Ialah Wartawan Daripada Bangsa
Indonesia” (Soekarno)
“Jurnalis Harus Kritis, Amanah Adalah
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Mungkin benar kata Soekarno dalam Revolusi Belum Selesai bahwa wartawan-wartawan Indonesia perlu upgrading, bahkan Soekarno meminta kepada semua wartawan-wartawan Indonesia untuk banyak membaca. Hal ini kemudian yang memberikan tantangan bagi penulis untuk menulis tentang organisasi wartawan dan pers Surabaya dengan informasi yang lebih lengkap. Mula-mula penulis ingin mengemukakan landasan teoritis organisasi profesi wartawan dan pers Indonesia, namun seiring menapaki dimensi sejarah penulis ingin memahami dinamika, posisi dari organisasi PWI secara lebih rinci yakni dengan pendekatan organisasi wartawan dan pers PWI Cabang Surabaya melalui konsep komunikasi politik. Memang yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah gambaran yang transparan mengenai lembaga pers, organisasi pers dan wartawan seperti PWI. Bahwa memang PWI memberi arti tersendiri yang layak untuk diinformasikan dan diabadikan melalui tulisan. Karya kecil ini mencoba mengupas sejarah perkembangan organisasi wartawan dan pers, baik masa pergerakan hingga dalam dinamika kontestasi politik di Indonesia Besar harapan penulis semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terlebih dalam pemahaman studi sejarah. Rampung-nya pemulisan ini tidak terlepas dari adanya dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materi.
ix
semuanya. Dan untuk teman-teman Ilmu Sejarah Angkatan 2009 yang sudah menjadi teman seperjuanganku, Mahmud, Aan, Ferry, Arif Kaji, Yoeka, Santi, Nailin, Baihaqi, Adisty, Ainur, Dwi Pramel Kampli, Dziky, Prima, Aji, Sahlin, Angga, Belinda, Aben, dan lain-lain, mungkin tidak semua dari kalian membaca ini, tapi yang pasti saya bangga menjadi bagian dari keluarga ini. Ucapan terima kasih selanjutnya penulis tujukan kepada seluruh mahasiswa ilmu sejarah dari semua angkatan yang secara bersama-sama telah membentuk tradisi kekeluargaan pada mahasiswa ilmu sejarah.
Kepada Ibu Eni Sugiarti S.S. M.Hum, selaku dosen pembimbing, terima kasih atas ketelatenannya dalam membimbing penulis menyusun skripsi ini. Ibu tidak hanya memberi pelajaran tentang pentingnya menulis dan berbicara melalui berbagai diskusi ringan penuh kehangatan. Terkadang Ibu juga rela dengan ikhlas mendengarkan keluh-kesah penulis yang terkadang tidak berhubungan dengan karya penulis, serta penulis sering mbleler dan molor untuk mengumpulkan revisi-revisi skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada seluruh dosen Departemen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga Surabaya yang dengan ikhlas membimbing mahasiswanya, khususnya kepada penulis dalam mempelajari khazanah historis, Bapak Edy Budi Santoso, S.S, M.A, Bapak La Ode Rabani, S.S., M. Hum, Bapak Johny A. Khusyairi, M. Si., M.A. Gayung Kasuma S.S., M. Hum, Bapak Samidi, S.S., M.A Ibu Mordiati, S.S., M. Hum, Bapak Sarkawi B Husain, S.S, M. Hum., Bapak Drs. Sukaryanto, M.Si, Bapak Drs. Muryadi, M. IP, Ibu Shinta Devi S.S., M.A., Bapak Ikhsan Rosyid S.S, M.A., Bapak Arya W Wirayuda S.S, M.A, dan Dr. Purnawan Basundoro M.Hum., Penulis ucapkan terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Terima kasih juga kepada ibu Astrie yang dengan sabar melayani penulis dalam peminjaman buku di ruang baca Departemen Ilmu Sejarah, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan.
x
Mas Mahrus Ali atas sharing data serta menghantarkan cari data di Monumen Pers Surakarta dan Pusat Informasi Kompas, dan Yogyakarta Library, semoga segera memperoleh gelas “master-nya”. Terima kasih penulis haturkan kepada Faried Dimyati selaku pelaku mantan wartawan senior yang sempat diskorsing PWI Cabang Surabaya atas polemik pers yang terjadi pada tahun 1960-an, Oei Hiem Wie selaku wartawan Trompet Masjarakat yang ikut imbas dibredel, Amak Syarifuddin mantan wartawan Sketsmasa dan ketua PWI Cabang Jawa Timur tahun 1970-an walaupun dalam keadaan sakit, njenengan masih ingat betul dinamika serta perjalanan organisasi wartawan ini, semoga diberi kesembuhan, Amiin, serta Yousri Nur Radja Agam yang memberikan segebok informasi mengenai “Balai Wartawan” perjalanan PWI Cabang Surabaya. Selanjutnya kepada Bapak Dahlan Iskan yang memberikan akses masuk ke Perpustakaan Dewan Pers di Jakarta, terima kasih banyak kepada semua para narasumber tersebut yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai guna membantu proses penyusunan karya skripsi ini. Terima kasih untuk Perpustakaan Nasional Jakarta, ANRI, Perpustakaan Medayu Agung Surabaya, Badan Arsip Jawa Timur, Perpustakaan Daerah Kota Surabaya, Perpustakaan Pusat Kampus B, Perpustakaan AWS Stikosa, Ruang Baca Fakultas Ilmu Budaya dan Ruang Baca Departemen Ilmu Sejarah, Perpustakaan koleksi khusus Universitas Airlangga Surabaya, Monumen Pers Surakarta, Pusat Informasi Kompas, Perpustakaan UGM Yogyakarta, dan Perpustakaan Jogja Library. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam tataran metodologi maupun substansi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima segala saran dan kritik yang dapat memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada semua khalayak masyarakat mengenai organisasi profesi wartawan dan pers di Surabaya.
Surabaya, 23 Desember 2015
xi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya ini adalah karya tulis saya asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Airlangga maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, tulisan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.
3. Karya tulis ini bukan jiplakan, dan di dalamnya tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis secara jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Surabaya, 23 Desember 2015 Yang Membuat Pernyataan,
xii
ABSTRAKSI
Skripsi ini akan membahas perkembangan, aktivitas sosial, serta peran politik PWI Cabang Surabaya sebagai organisasi wartawan dan pers dari awal berdirinya hingga proses dinamika yang terjadi dari rentang tahun 1950-1966. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah yang terdiri dari pengumpulan data (heuristik), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Data-data yang banyak digunakan adalah arsip organisasi yang diperoleh dari Arsip Dewan Pers Jakarta, PWI Cabang Jawa Timur. Secara konseptual skripsi ini menggunakan pendekatan organisasi wartawan dan pers sebagai alat komunikasi politik atau agitasi serta propaganda rezim yang berkuasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PWI Cabang Surabaya sebagai organisasi jurnalis dapat menampung aspirasi para wartawan nasionalis yang bekerja di berbagai media surat kabar di Surabaya demi peningkatan kualitas dan kuantitas kewartawanan secara terorganisasi. Keberadaan PWI Cabang Surabaya mampu berperan dalam proses pengabdian di masyarakat yang ditunjukkan dengan aktivitas sosial dan kemanusiaan seperti menggalang bantuan dana untuk korban banjir. Selain itu peran lain yang ditunjukkan PWI Cabang Surabaya terhadap pertumbuhan organisasi pers dan wartawan di Surabaya dibuktikan dengan pendirian Balai Wartawan, IWOS, Press Club, Akademi Wartawan Surabaya. Rentang tahun 1964-1965 merupakan puncak ketegangan politik di tubuh PWI Cabang Surabaya. Kondisi dan situasi perpolitikan yang terjadi di negeri ini, ternyata membentuk karakteristik pertumbuhan dan membawa perubahan yang signifikan bagi organisasi profesi wartawan ini. Organisasi wartawan ini dihadapkan akan dinamika berbangsa dan bernegera era masa pemerintahan Orde Lama di bawah Soekarno. Posisi dan keberadaan PWI Cabang Surabaya sebagai sebuah organisasi profesi wartawan yang besar pada masanya, perannya dapat mengakomodir segala macam permasalahan yang terjadi tidak hanya dikalangan wartawan saja, akan tetapi juga dalam lingkup luas (masyarakat) yakni dengan melakukan aktivitas sosial kemanusiaan, serta mampu berperan secara politik bagi perkembangan organisasi pers dan wartawan di Surabaya.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ... i
SAMPUL DALAM... ii
PRASYARAT GELAR... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI ... iv
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
PERNYATAAN ... xi
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR ISTILAH ... xix
DAFTAR SINGKATAN ... xxv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
xiv
E. Tinjauan Pustaka ... …………11
F. Kerangka Konseptual... …………14
G. Metode dan Sumber Penelitian ... 19
H. Sistematika Penulisan ... 21
BAB II. SEJARAH BERDIRINYA PWI CABANG SURABAYA ... 23
A. Persatoean Djoernalis Indonesia (PERDI): Potret Organisasi Wartawan di Surabaya Masa Pergerakan ... 24
B. Proses Kelahiran PWI Cabang Surabaya ... 33
1. Pembentukan PWI Pusat sebagai Wadah Nasionalis ... 34
2. Latar Belakang Berdirinya PWI Cabang Surabaya ... 39
3. R.M. Bintarti dan A. Azis: Profil Singkat 2 Tokoh Perintis PWI Cabang Surabaya.. ... 46
BAB III. AKTIVITAS PWI CABANG SURABAYA ... 56
A. Aktivitas PWI Cabang Surabaya Dalam Proses Pengembangan Organisasi Wartawan dan Pers di Surabaya ... 56
1. Pendirian Balai Wartawan ... 56
2. Berdirinya Ikatan Wartawan Olahraga Surabaya (IWOS) ... 62
3. Pendirian Akademi Wartawan Surabaya (AWS).. ... 67
4. Berdirinya Ikatan Keluarga Wartawan (IKWI) dan Program Perumahan Bagi Wartawan ... 75
B. Aktivitas PWI Cabang Surabaya Dalam Proses Pengembangan Organisasi Wartawan dan Pers di Surabaya ... 80
C. Sisi Lain Wartawan: Budaya Amplop Wartawan ... 90
xv
A. Masa Independensi PWI Cabang Surabaya ... 96
B. Masa Keberpihakan: PWI Cabang Surabaya Dalam Dinamika Politik Indonesia ... 114
BAB V KESIMPULAN ... 141
DAFTAR PUSTAKA ... 146
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Suasana Kongres PWI ke- IV Tanggal 12-15 Mei 1950 di Surabaya 43 Gambar 2 : R.M. Bintarti Ketua PWI Cabang Surabaya Tahun 1950 ... 48 Gambar 3 : A. Azis Ketua PWI Cabang Surabaya Tahun 1952-1957 ... 54 Gambar 4 : Foto Para Wartawan di Balai Wartawan PWI Cabang Surabaya yang
pertama tahun 1950-1951 ... 57 Gambar 5 : Foto Balai Wartawan PWI Cabang Surabaya di Jalan Pemuda No.42
Tahun 1952-1958 ... 59 Gambar 6 : Foto Peresmian Akademi Wartawan Surabaya 12 November 1964 .. 72 Gambar 7 : Foto Suasana Resepsi HUT PWI Cabang Surabaya ke-V 12 Mei
1952 ... 82 Gambar 8 : Foto Bersama Pengurus PWI Cabang Surabaya Tahun 1952 ... 104 Gambar 9 : Foto Pengurus PWI Cabang Surabaya Berbincang Dengan Presiden
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Nama-Nama Penerbitan, Pendiri, dan Pendukung PERDI di Surakarta 23-24 Desember 1933 ... 27 Tabel 2 : Pemilik Percetakan dan Penerbitan Surat Kabar Anggota PWI Surabaya
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Perihal Arsip Peraturan Dasar Persatuan Wartawan Indonesia ... 154 -159 Lampiran 2: Perihal Arsip Peraturan Rumah Tangga Persatuan Wartawan
Indonesia ... 160-165 Lampiran 3: Perihal Undang-Undang Ketentuan Pokok Pers No.11 Tahun
1996 ... 166-171 Lampiran 4: Perihal Arsip Surat Keputusan Pemimpin Umum PWI
Cabang Surabaya No. 012/SKEP/PIMP/18/X/1965 ... 172-173 Lampiran 5: Arsip Surat Ijin K.M.K.B. Surabaya No.1022/58/K.1476
... 174-175 Lampiran 6: Antara 24 Februari 1965, Keputusan Presiden/Panglima
Tertinggi ABRI/KOTI No.1/KOTI/1965 ... 176-177 Lampiran 7: Panjebar Semangat, 31 Maret 1934, Persatoean Djoernalis
Indonesia, Azas PERDI ... 178-179 Lampiran 8: Jawa Post 9 Februari 1952, Pressclub Surabaja ... 180 Lampiran 9: Jawa Post 11November 1952, Peresmian Tugu Pahlawan:
Lambang daripada djiwa besar ... 181 Lampiran 10: Terompet Masjarakat 4 Januari 1952, PWI dan Bandjir ... 182 Lampiran 11: Harian Umum 24 April 1956, Persatuan Wartawan Muda ... 183 Lampiran 12: Harian Umum 7 Mei 1956,Wartawan daerah minta diberi
kesempatan sama ... 184 Lampiran 13: Harian Umum 21 Maret 1958, Organisasi Wartawan Olahraga
yang Pertama (IWOS) ... 185 Lampiran 14: Surabaja Post, 15 Januari 1959, PWI Surabaja merasa tidak
competent untuk memenuhi permintaan Menpen ... 186 Lampiran 15: Surabaja Post 12 Februari 1959, Pers dalam Demokrasi
Terpimpin ... 187 Lampiran 16: Surabaja Post 12 Juli 1959, Bertamasja di Taman Manipol/
xix
Lampiran 17: Surabaja Post, 15 Juli 1960, Kebebasan pers menurut
ketetapan MPRS bukan kebebasan yang liberal... 189 Lampiran 18: Surabaja Post 30 September 1960, Menpen Maladi: Untuk
tolong Koran-koran di daerah persbiro-persbiro nasional
diperkuat... 190 Lampiran 19: Surabaja Post 11 Januari 1962, Penandatanganan-
penandatanganan Manikebu di Surabaja menjatakan
taat kepada Presiden ... 191 Lampiran 20: Surabaja Post 10 Juli 1964, Para wartawan agar rendah hati
djangan anggap dirinja djagoan ... 192 Lampiran 21: Surabaja Post 15 Juli 1964, Instruksi PWI Pusat tentang
penghentian polemik pers ... 193 Lampiran 22: Surabaja Post 4 September 1964,Menpen Achmadi adjak
seluruh wartawan (PWI) kerdjasama seerat-eratnya ... 194 Lampiran 23: Harian Rakyat 18 Desember 1964, BPS dibubarkan ... 195 Lampiran 24: Surabaja Post 7 Januari 1965, Menpen Achmadi: harus ada
norma-norma baru sebelum diadakan revisi di bidang
surat kabar ... 196 Lampiran 25: Surabaja Post 15 Januari 1965, Menteri Penerangan Achmadi:
koran iseng jang tak punja “gandulan” akan direvisi ... 197 Lampiran 26: Surabaja Post 21 Januari 1965, Adjakan dan seruan Pantja
Tunggal Djatim kepada pers ... 198 Lampiran 27: Surabaja Post 14 Januari 1965,Kawat PWI Surabaja kepada
Presiden ... 199 Lampiran 28: Surabaja Post 19 Februari 1965, PWI Surabaja kutuk agresi
AS ... 200 Lampiran 29: Surabaja Post 12 Maret 1965, Pengurus baru PWI Surabaja ... 201 Lampiran 30: Surabaja Post 2 Februari 1964, Dompet Kemanusiaan Usaha
PWI Tjabang Surabaja dan SPS/OPS Djawa Timur ... 202 Lampiran 31: Surabaja Post 23 Februari 1964, Pentjatut-pentjatut darah
xx
Puluhan ribu rupiah: anggota-anggota PWI sumbang darah ... 203 Lampiran 32: Surabaja Post 12 April 1966, Atjara-atjara PWI di Surabaja
semata-mata untuk korban bandjir ... 204 Lampiran 33: Surabaja Post 20 April 1966, Pertundjukan-pertundjukan
yang diselenggarakan HUT PWI untuk korban-korban bandjir ... 205 Lampiran 34: Surabaja Post 25 April 1966, Resepsi meriah HUT PWI ... 206 Lampiran 35: Surabaja Post 12 November 1964, Akademi Wartawan
Surabaja diresmikan... 207 Lampiran 36: Surabaja Post 14 November 1964, Menpen Achmadi jakin akan
kedjajaan Akademi Wartawan Surabaja ... 208 Lampiran 37: Surabaja Post 3 September 1964, Perkampungan wartawan
di Surabaja ... 209 Lampiran 38: Surabaja Post 24 Juni 1965,Gubernur Djatim bantu usaha
perumahan untuk wartawan ... 210 Lampiran 39: Kompas 14 November 1965, 9 Anggota PWI Surabaja dipetjat .. 211 Lampiran 40: Surabaja Post 6 September 1966, Konperensi Kerdja PWI
se Indonesia di Pasir Putih mulai 28/9 ... 212 Lampiran 41: Kompas 19 Oktober 1966, Konker PWI se-Indonesia di
xxi
Hasutan kepada banyak orang (untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya), biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivis organisasi politik.
Orang yang diperalat oleh negara atau dijadikan pengikut oleh negara atau bisa juga sebagai kaki tangan organisasi tertentu
Ajaran tentang suatu asas aliran politik, keagamaan, secara bersistem dan harus dipatuhi
Merayakan kemenangan, masih dalam proses kemenangan atau kesenangan
Proses musyarawah atau jejak pendapat dengan cara mendengarkan atau didengarkan sebelum memutuskan suatu keputusan
Suatu lembaga, pranata yang telah disusun dan dilembagakan oleh Undang-Undang, misalnya paguyuban, organisasi sosial, perkumpulan.
Mengenai keseluruhannya seluruh bagian yang perlu menjadikan lengkap utuh, bulat, dan sempurna, tidak terpisahkan atau terpadu.
Pemberian ajaran secara mendalam tanpa kritik,penggemblengan suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.
Campur tangan dari pihak pihak lain yang biasanya dilakukan oleh orang, golongan, bahkan negara.
Suatu paham atau garis perjuangan dari suatu organisasi, perkumpulan, atau paguyuban yang masih memegang teguh aturan tersebut, bersifat netral.
Mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas.
xxii
Persaingan kelompok atau individu untuk memenangkan sesuatu.
Salah satu jenjang pendidikan resmi untuk menjadi guru pada zaman Hindia Belanda dengan pengantar Bahasa Belanda. Di Belanda sendiri, lembaga tersebut kini dijuluki Pedagogische academie voor het basisonderwijs ("akademi pedagogis untuk pendidikan dasar").
Klasifikasi filosofi politik yang menjunjung tinggi kebebasan sebagai fokus utama mereka dan sebagai tujuan. Mereka berusaha untuk memaksimalkan otonomi dan kebebasan memilih, menekankan kebebasan politik, asosiasi sukarela dan keutamaan penilaian individu.
Proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Berusaha untuk menjelekkan atau memperlemah kewibawaan seseorang atau satu pihak tertentu: selebaran berupa pamflet gelap.
Orang atau golongan opisisi
Sistem kepemipinan yang berdasarkan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin, seperti hubungan antara ayah dan anak.
Penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu
Tata pemerintah negara, pemerintahan yang berkuasa.
Sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan dan peraturan.
Sesuatu yang bersifat menekan, mengekang, menahan, bahkan menindas.
xxiii Subversif
Spreek delict
Upgrading
Visioner
pada masa Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah dengan menggunakan cara di luar undang-undang.
Pelanggaran berbicara, aturan yang dilakukan pada masa pemerintahan kolonil Belanda yang bertujuan untuk membungkam yang telah diundang-undangkan.
Kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan oleh organisasi sosial, kelompok, paguyuban, dan perkumpulan yang bertujuan untuk mengevaluasi semua kegiatan yang akan dilakukan organisasi, perkumpulan, paguyuban tersebut.