Kontribusi Bahan Kayu dan Batu Ekspose pada Dinding Rumah Tinggal Vernakuler
dalam Menciptakan Kenyamanan Termal di Dataran Tinggi
Banar Dwi Retyanto; A.S Hendriani
Universitas Sains Al-qur’an Jawa Tengah
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui kontribusi bahan kayu dan batu ekpose pada dinding
rumah tinggal vernakuler dalam menciptakan kenyamanan termal penghuninya, serta memberikan
rujukan bahan dinding yang efektif untuk rumah tinggal pada daerah pegunungan. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif berdasar teori yang mendukung, data
yang akan di ukur adalah keadaan suhu dan kelembaban pada rumah dinding batu ekspose dan
dinding kayu di daerah kabupaten Wonosobo dan Temanggung, pengukuran dilakukan dalam waktu
24 jam dengan interval waktu pengukuran 1 jam, adapun data pelengkap adalah kebiasaan rata –
rata pemilik rumah dalam menutup ventilasi rumah. Berdasar penelitian yang sudah dilaksanakan
dapat disimpulkan bahwa rumah dinding kayu lebih cocok digunakan pada daerah pegunungan, yang
dikarenakan perubahan suhu luar ruang relatif lebih kecil, rumah dinding kayu lebih mudah menyerap
panas dan menjaga panas dalam ruangan sehingga lebih dapat menciptakan kenyamanan termal.
Sedangkan untuk rumah dinding batu eskpose lebih cocok digunakan pada daerah dengan kondisi
termal ekstrim, dimana saat siang hari suhu udara lebih terasa panas dan malam hari suhu udara
lebih dingin, karena saat siang hari sifat konduktivitas termal dan kalor jenis bahan lebih bekerja
maksimal sementara keadaan dalam ruangan tidak terlalu panas, sementara pada saat malam
dimana udara sangat dingin, kalor dalam ruang secara lebih pelan melepas, sehingga kondisi dalam
ruang lebih hangat. Rumah dinding batu ekspose akan lebih efektif disaat kondisi musim kemarau
dimana perbedaan suhu antara siang dan malam hari sangat besar pada daerah pegunungan.
Kata Kunci :
Dinding Batu Ekspose, Dinding Kayu, Rumah Vernakuler, Kenyamanan Termal, Daerah
Pegunungan
PENDAHULUAN
Kenyamanan termal dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran yang mengekspresikan
kepuasan dengan lingkungan termal. Kenyamanan termal aktif merupakan kenyamanan termal yang
dilihat dari aspek penghuni. Kenyamanan termal aktif diukur dengan adanya indikator kenyamanan
termal. Beberapa peneliti mencoba membuat indikator kenyamanan termal dan menemukan rentang
suhu nyaman. Indikator kenyamanan termal yang banyak digunakan oleh peneliti serta memenuhi
persyaratan sesuai dengan kondisi Indonesia adalah indikator kenyamanan termal yang ditemukan
oleh Mom & Weisborn (Widiastuti, 2014).
Sementara itu, standar tata cara perencanaan teknis konservasi energi pada bangunan
gedung yang diterbitkan oleh Yayasan LPMB-PU membagi suhu nyaman untuk orang Indonesia atas
tiga bagian, adapun pembagian suhu dan kelembaban nyaman menurut standar tata cara
perencanaan teknis konservasi energi pada bangunan gedung dapat di lihat pada tabel 1.
Temperatur Efektif (TE)
Kelembaban
Sejuk Nyaman Atas Ambang
20,5°C - 22,8°C
24°C
90 %
80%
Nyaman Optimal Atas
Ambang
22,8°C - 25,8°C
28°C
70%
Hangat Nyaman Atas
Ambang
25,8C – 27,1°C
31°C
60%
ISBN : 978-602-6865-41-0
(Sumber: Basaria, 2005)
Kinerja termal sebuah bangunan berhubungan erat dengan selubung bangunan, selubung
bangunan meliputi jenis material atap dan dinding, perbedaan jenis material atap dan dinding akan
mempengaruhi kinerja termal bangunan. Beberapa peneliti menemukan ketebalan material, tipe
material dan ketebalan serta posisi insulasi bisa mempengaruhi kinerja termal. Hal ini karena adanya
perbedaan waktu (time lag) aliran sinar matahari dari luar ke dalam dinding (Asan, 2006). Kinerja
termal adalah kemampuan bangunan dalam menghadapi termal, kinerja termal bisa dilihat dari
seberapa besar perbedaan temperatur ruang luar dan ruang dalam bangunan. (Hermawan,
et al,
2014)
Penelitian kenyamanan termal pada rumah tradisional telah dilakukan beberapa peneliti
diantaranya dilakukan di Nepal dan menemukan bahwa rumah tinggal tradisional mampu
menciptakan kenyamanan termal. Rumah tinggal yang diteliti berdinding tanah tanpa plaster dan
mampu bertahan terhadap suhu dingin (Nematchoua, 2014).
Kenyamanan termal di dataran tinggi juga penting diteliti karena penghuni pada rumah tinggal
di dataran tinggi juga memerlukan kenyamanan termal yang dapat melindungi dari suhu rendah
(dingin). Tipe rumah tinggal di dataran tinggi ada dua tipe yaitu tipe modern dan tipe setempat
(Vernakuler). Tipe rumah tinggal setempat masuk dalam kategori tipe rumah tradisional yang dikenal
dapat menciptakan kenyamanan termal. (Nematchoua, 2016).
Dataran tinggi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi variasi iklim, semakin
tinggi dataran maka temperatur akan semakin rendah, radiasi matahari semakin intens serta
mempengaruhi kecepatan angin. Bangunan di dataran tinggi dengan iklim yang lebih dingin
seharusnya menggunakan material dinding yang berat untuk menyimpan panas siang hari untuk dan
digunakan sebagai pemanasan pasif dimalam hari serta bukaan yang kecil untuk meminimalisir aliran
angin. Meski berada pada suatu wilayah iklim yang sama, terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan adanya variasi iklim antara suatu tempat dengan tempat lainnya, sehingga akan
membutuhkan penyelesaian desain bangunan yang berbeda (I Putu, 2012).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung yang tepatnya
berlokasi pada dataran tinggi daerah lereng Gunung Sindoro dan Sumbing dengan ketinggian 800
sampai dengan 2260 dengan toleransi ±50 meter dpal. Sampel penelitian menggunakan 10 rumah
ventakuler di daerah kabupaten Temanggung dengan masing masing 5 (Lima) bahan dinding kayu
dan 5 (Lima) bahan dinding batu ekspose, begitu juga pada sampel pada daerah Kabupaten
Wonosobo.
Jenis penelitian adalah penelitian
Survey dengan metode penelitian kuantitatif dan
berpendekatan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara baik
di dalam maupun di luar rumah tinggal vernakuler dataran tinggi tepatnya di lereng gunung Sindoro
dan Sumbing di daerah Wonosobo dan Temanggung yang berupa dinding kayu dan batu ekspose
dengan lama pengukuran selama sehari semalam (24 jam) dengan periode pengukuran setiap satu
jam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian di Kabupaten Wonosobo pada rumah dinding batu ekspose mengambil Sampel di
desa Kwadungan kecamatan Kalikajar rumah batu. Adapun Hasil Pengukuran disajikan pada tabel 2
dan 3
.
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆
13:00 23,7 26,3 2,6 22,1 23,5 1,4 23,0 23,0 0,0 23,1 27,0 3,9 21,8 21,9 0,1 14:00 23,5 25,4 1,9 22,0 23,5 1,5 22,7 22,0 0,7 23,4 28,0 4,6 21,8 22,9 1,1 15:00 23,3 24,4 1,1 22,4 22,9 0,5 22,7 21,5 1,2 23,3 25,5 2,2 22,0 22,7 0,7 16:00 23,2 24,7 1,5 22,2 22,0 0,2 22,7 21,1 1,6 22,4 21,5 0,9 22,0 22,4 0,4 17:00 23,1 25,4 2,3 21,8 21,4 0,4 22,6 20,5 2,1 22,2 20,7 1,5 22,0 22,4 0,4 18:00 24,0 25,6 1,6 21,7 21,0 0,7 21,8 19,9 1,9 22,2 20,7 1,5 22,1 22,5 0,4 19:00 22,4 25,5 3,1 21,3 21,0 0,3 21,8 19,7 2,1 21,9 20,7 1,2 22,0 21,7 0,3 20:00 23,1 24,1 1,0 22,1 21,9 0,2 22,0 20,6 1,4 21,8 21,3 0,5 21,3 21,1 0,2 21:00 23,2 24,7 1,5 23,6 22,9 0,7 22,0 20,8 1,2 21,8 21,5 0,3 21,2 21,0 0,2 22:00 22,1 23,3 1,2 22,0 22,1 0,1 22,1 20,4 1,7 21,8 21,6 0,2 21,4 21,0 0,4 23:00 22,2 22,0 0,2 22,1 21,7 0,4 21,9 19,9 2,0 22,0 21,4 0,6 21,2 21,0 0,2 0:00 23,3 22,6 0,7 21,7 21,8 0,1 21,9 19,8 2,1 22,0 21,1 0,9 21,1 20,9 0,2 1:00 23,9 22,5 1,4 21,8 22,0 0,2 21,8 19,2 2,6 22,0 20,9 1,1 20,8 20,7 0,1 2:00 23,0 21,0 2,0 21,2 21,0 0,2 21,5 19,5 2,0 21,9 20,7 1,2 20,8 20,8 0,0 3:00 20,1 21,1 1,0 21,7 21,7 0,0 20,1 19,7 0,4 21,8 20,7 1,1 21,0 20,8 0,2 4:00 19,6 20,8 1,2 21,6 20,7 0,9 20,4 19,0 1,4 21,7 20,6 1,1 20,9 20,8 0,1 5:00 20,0 21,3 1,3 21,4 21,3 0,1 20,8 20,2 0,6 21,9 21,3 0,6 21,0 22,4 1,4 T Max 24,3 26,3 3,1 23,6 23,9 1,6 23,7 23,0 2,6 23,4 28,0 4,6 23,7 27,3 4,6 T Min 19,6 20,8 0,2 21,0 20,7 0,0 20,1 19,0 0,0 21,7 20,6 0,1 20,8 20,7 0,0 22,6 23,7 1,7 22,1 22,3 0,6 22,1 21,0 1,2 22,2 22,4 1,3 21,7 22,4 0,8
S 1,3 1,8 0,6 1,0 0,9 1,3 0,5 2,1 0,7 1,7
∆ ±1,1
Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Batu Ekspose di Wonosobo
(Sumber : Data Penulis, 2017)
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH
6:00 84,7 80,7 4,0 78,6 77,1 1,5 81,9 80,7 1,2 86,0 80,8 5,2 84,9 61,1 23,8 7:00 85,7 81,9 3,8 78,8 79,8 1,0 82,2 80,6 1,6 86,1 81,1 5,0 85,6 62,5 23,1 8:00 82,2 80,9 1,3 79,1 80,0 0,9 82,4 79,1 3,3 85,7 82,0 3,7 84,2 65,6 18,6 9:00 78,9 85,2 6,3 80,4 79,2 1,2 82,9 80,8 2,1 86,2 81,0 5,2 84,3 66,0 18,3 10:00 85,0 75,3 9,7 76,4 69,9 6,5 83,0 81,6 1,4 86,2 81,0 5,2 90,2 70,1 20,1 11:00 84,0 71,6 12,4 82,0 75,4 6,6 83,3 81,2 2,1 80,3 79,4 0,9 94,0 71,4 22,6 12:00 85,1 73,4 11,7 85,8 79,7 6,1 85,2 83,2 2,0 89,3 74,2 15,1 94,8 85,8 9,0 13:00 83,2 72,7 10,5 85,9 79,3 6,6 82,2 83,2 1,0 88,4 79,8 8,6 95,3 94,1 1,2 14:00 84,3 75,1 9,2 86,1 79,7 6,4 85,4 86,0 0,6 88,4 85,7 2,7 95,7 89,0 6,7 15:00 85,1 80,7 4,4 87,6 83,7 3,9 85,6 89,4 3,8 85,0 79,2 5,8 96,2 90,9 5,3 16:00 84,9 78,2 6,7 88,4 88,9 0,5 85,3 93,8 8,5 88,4 89,9 1,5 96,2 94,3 1,9 17:00 84,8 80,2 4,6 87,7 88,9 1,2 88,1 94,4 6,3 89,5 93,8 4,3 96,6 94,3 2,3 18:00 84,7 80,9 3,8 87,8 91,3 3,5 88,6 96,1 7,5 89,5 93,8 4,3 96,6 93,9 2,7 19:00 85,1 81,7 3,4 93,0 90,9 2,1 88,6 96,4 7,8 85,7 89,6 3,9 96,6 96,0 0,6 20:00 85,2 81,6 3,6 93,1 90,7 2,4 89,6 94,6 5,0 88,0 88,9 0,9 93,9 94,0 0,1 21:00 84,3 82,2 2,1 92,2 89,1 3,1 89,6 94,7 5,1 88,7 86,4 2,3 94,7 94,3 0,4 22:00 82,1 81,7 0,4 90,1 88,7 1,4 89,1 95,6 6,5 86,4 86,2 0,2 94,0 93,3 0,7 23:00 82,2 80,0 2,2 88,7 88,3 0,4 89,9 96,7 6,8 80,1 89,0 8,9 91,0 91,3 0,3 0:00 83,3 80,1 3,2 87,3 83,1 4,2 89,5 97,5 8,0 89,3 91,1 1,8 93,2 93,4 0,2 1:00 83,9 78,9 5,0 83,1 80,1 3,0 89,8 96,3 6,5 88,2 93,3 5,1 93,7 93,6 0,1 2:00 83,0 76,1 6,9 82,0 80,5 1,5 88,7 95,6 6,9 89,2 94,3 5,1 94,0 93,5 0,5 3:00 80,1 76,6 3,5 80,1 79,6 0,5 86,7 90,7 4,0 88,7 93,5 4,8 91,0 93,1 2,1 4:00 79,6 75 4,5 79,8 79,5 0,3 87,1 91,1 4,0 89,2 93,8 4,6 90,8 91,2 0,4 5:00 80,7 79,7 1,0 79,4 79,1 0,3 84,6 84,2 0,4 87,4 86,2 1,2 87,8 70,5 17,3 RH
Max 85,7 85,2 12,4 93,1 91,3 6,6 89,9 97,5 8,5 89,5 94,3 15,1 96,6 96,0 23,8 RH
Min 78,9 71,6 0,4 76,4 69,9 0,3 81,9 79,1 0,4 80,1 74,2 0,2 84,2 61,1 0,1 83,4 78,8 5,2 84,7 82,6 2,7 86,2 89,3 4,3 87,1 86,4 4,4 92,3 85,1 7,4
S 1,9 3,5 5,0 5,7 2,9 6,7 2,6 5,9 4,1 12,4
∆ ±4,8
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Batu Ekspose di Wonosobo
(Sumber : Data Penulis, 2017)
sedangkan untuk Sampel rumah kayu di ambil di desa Patak Banteng kecamatan Kejajar kabupaten
Wonosobo. Adapun Hasil Pengukuran disajikan pada tabel 4 dan 5
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆
ISBN : 978-602-6865-41-0
9:00 18,3 18,3 0,00 20,2 18,9 1,30 18,9 20,5 1,60 19,8 23,3 3,50 18,6 19,5 0,90 10:00 18,7 18,8 0,10 20,7 19,9 0,80 20,8 21,5 0,70 21,0 19,8 1,20 19,5 21,8 2,30 11:00 18,5 20,6 2,10 22,9 21,1 1,80 23,0 23,6 0,60 20,5 18,8 1,70 20,5 24,2 3,70 12:00 19,1 20,5 1,40 22,8 21,8 1,00 23,1 24,6 1,50 21,5 21,6 0,10 22,0 25,0 3,00 13:00 18,8 18,2 0,60 23,2 22,8 0,40 23,5 28,2 4,70 21,4 18,8 2,60 20,5 20,4 0,10 14:00 17,9 16,3 1,60 23,4 23,5 0,10 24,0 32,5 8,50 20,0 16,7 3,30 20,4 21,7 1,30 15:00 17,6 16,2 1,40 22,3 26,2 3,90 23,6 34,2 10,60 19,9 18,4 1,50 20,3 20,6 0,30 16:00 17,3 16 1,30 21,0 23,5 2,50 23,5 32,9 9,40 19,7 17,3 2,40 20,3 24,5 4,20 17:00 17,2 15,4 1,80 19,4 19,6 0,20 21,4 20,5 0,90 19,3 16,8 2,50 19,0 18,5 0,50 18:00 17,1 15,3 1,80 17,9 16,5 1,40 21,3 17,7 3,60 18,7 15,9 2,80 17,7 16,1 1,60 19:00 17,8 15,2 2,60 15,7 14,4 1,30 21,0 17,5 3,50 18,2 15,3 2,90 16,6 15,1 1,50 20:00 17,9 15,2 2,70 15,3 14,3 1,00 21,1 17,1 4,00 18,1 14,9 3,20 16,6 15,3 1,30 21:00 17,5 15,3 2,20 15,1 14,1 1,00 21,3 16,6 4,70 18,2 15,0 3,20 16,3 15,9 0,40 22:00 17,3 15,1 2,20 14,7 13,8 0,90 20,8 16,6 4,20 17,9 15,1 2,80 15,9 14,4 1,50 23:00 17,2 15,1 2,10 14,2 13,0 1,20 20,1 15,5 4,60 17,6 14,9 2,70 15,4 14,0 1,40 0:00 17,2 15,2 2,00 13,7 12,7 1,00 20,2 15,7 4,50 17,1 14,5 2,60 15,0 13,7 1,30 1:00 17,3 15 2,30 13,3 12,4 0,90 20,1 15,8 4,30 16,9 14,3 2,60 14,8 13,5 1,30 2:00 17,2 14,6 2,60 13,0 12,0 1,00 19,2 13,9 5,30 16,3 14,1 2,20 14,7 13,4 1,30 3:00 17,3 14,3 3,00 12,6 11,5 1,10 18,4 12,6 5,80 16,0 13,9 2,10 14,6 13,2 1,40 4:00 17,4 14,2 3,20 12,1 11,0 1,10 18,3 12,7 5,60 15,7 13,5 2,20 14,5 13,0 1,50 5:00 17,1 14,3 2,80 12,7 10,8 1,90 17,9 12,9 5,00 15,5 13,3 2,20 14,1 12,7 1,40 T Max 19,1 20,6 3,2 23,4 26,2 3,9 24,0 34,2 10,6 21,5 23,3 3,5 22,0 25,0 4,2 T Min 16,5 14,2 0 12,1 10,8 0,1 12,2 12,5 0 15,5 13,3 0,1 14,1 12,7 0
17,56 16,05 1,82 17,15 16,67 1,18 20,09 19,38 3,95 18,32 16,66 2,25 17,35 17,34 1,40
S 0,70 1,87 4,01 4,62 3,11 6,70 1,86 2,66 2,42 3,97
∆ ±2,12
Tabel 4. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Kayu di Wonosobo
(Sumber : Data Penulis, 2017)
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH
6:00 91 96,7 5,70 89,0 84,9 4,10 97,6 90,9 6,70 98,0 83,7 14,30 84,4 82,2 2,20 7:00 91,4 94,7 3,30 89,5 83,4 6,10 96,6 88,9 7,70 88,7 90,4 1,70 83,1 84,3 1,20 8:00 91,2 88,1 3,10 82,3 81,0 1,30 89,2 78,8 10,40 89,0 80,1 8,90 79,7 75,7 4,00 9:00 88 84,5 3,50 63,1 63,3 0,20 80,6 65,7 14,90 85,5 67,1 18,40 78,1 74,1 4,00 10:00 88,3 84,5 3,80 59,1 59,9 0,80 77,5 70,3 7,20 81,9 82,5 0,60 74,1 65,0 9,10 11:00 88,9 80,1 8,80 54,7 59,8 5,10 79,1 69,6 9,50 82,3 87,6 5,30 70,9 60,9 10,00 12:00 88,7 80,4 8,30 59,5 56,1 3,40 75,6 67,1 8,50 82,0 75,6 6,40 70,3 59,1 11,20 13:00 86,1 88,9 2,80 61,8 66,1 4,30 73,4 60,1 13,30 79,7 84,2 4,50 73,7 74,4 0,70 14:00 88 93,1 5,10 61,8 57,3 4,50 71,4 44,3 27,10 80,4 90,8 10,40 73,8 69,5 4,30 15:00 89,7 94,9 5,20 65,9 52,6 13,30 69,3 41,3 28,00 81,9 82,3 0,40 75,4 75,3 0,10 16:00 89,2 94,2 5,00 73,3 63,4 9,90 69,1 41,5 27,60 81,0 89,2 8,20 74,7 60,6 14,10 17:00 88,7 95,5 6,80 79,6 75,8 3,80 78,2 79,0 0,80 81,8 91,1 9,30 74,8 79,0 4,20 18:00 89,6 95,6 6,00 72,7 77,7 5,00 78,9 80,2 1,30 81,4 88,4 7,00 79,7 85,1 5,40 19:00 89,2 96,5 7,30 74,6 82,5 7,90 79,2 73,5 5,70 82,4 89,9 7,50 82,7 90,3 7,60 20:00 89,4 97,1 7,70 75,7 80,1 4,40 78,9 94,4 15,50 82,7 93,7 11,00 85,8 94,4 8,60 21:00 89,1 96,8 7,70 70,7 75,8 5,10 79,6 95,5 15,90 82,4 93,5 11,10 84,2 94,9 10,70 22:00 90 97,3 7,30 76,3 80,5 4,20 80,3 94,6 14,30 82,8 93,8 11,00 85,0 91,7 6,70 23:00 90,4 97,4 7,00 81,2 86,3 5,10 80,0 92,3 12,30 83,3 93,9 10,60 85,8 90,1 4,30 0:00 91 97,3 6,30 83,7 87,8 4,10 80,8 98,4 17,60 83,9 94,1 10,20 86,9 89,6 2,70 1:00 91,6 97,4 5,80 84,5 87,9 3,40 81,2 97,5 16,30 84,7 94,5 9,80 87,2 91,4 4,20 2:00 92,3 97,2 4,90 86,9 88,0 1,10 81,9 98,1 16,20 85,4 94,6 9,20 87,3 92,3 5,00 3:00 92,6 97,3 4,70 87,9 88,1 0,20 82,4 98,8 16,40 85,7 94,7 9,00 87,9 94,2 6,30 4:00 92,9 97,2 4,30 89,1 88,6 0,50 82,7 98,7 16,00 86,0 94,9 8,90 88,5 94,9 6,40 5:00 93,3 97 3,70 80,4 88,9 8,50 82,9 99,4 16,50 86,3 95,0 8,70 88,7 95,5 6,80
RH Max 93,3 97,4 8,8 89,5 88,9 13,3 97,6 99,4 28 98 95 18,4 88,7 95,5 14,1
RH Min 86,1 80,1 2,8 54,7 52,6 0,2 69,1 41,3 0,8 79,7 67,1 0,4 70,3 59,1 0,1
90,03 93,32 5,59 75,14 75,66 4,43 80,27 79,95 13,57 84,13 88,57 8,43 80,95 81,85 5,83
S 1,74 5,52 10,66 12,03 6,71 18,63 3,74 6,97 5,98 11,90
∆ ±7,57
Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Kayu di Wonosobo
(Sumber : Data Penulis, 2017)
ruang untuk selalu lebih hangat dari pada suhu di luar, tercatat saat suhu dibawah 19
0C suhu ruangan
dalam ruangan selalu lebih besar. Batu ekspose memiliki selisih suhu luar dan dalam ruangan rata –
rata ±1,1 dengan suhu minimum luar ruangan antara 19
0C dan maksimal 27,3
0C sedangkan pada
rumah dinding kayu dengan perbedaan suhu luar dan dalam rata-rata ±2,12 dengan suhu minimal
ruangan 10,8
0C dan maksimal 34,2
0C dari melihat kondisi data tersebut rumah berdinding kayu lebih
data menjaga kondisi termal ruangan baik saat suhu udara luar suhu rendah maupun saat suhu udara
luar tinggi. Dengan melihat laju perubahan suhu tiap waktu yang lebih besar yaitu 0,70 –
4,01
sedangkan pada batu ekapose 0,5 – 1,3 Hal ini dikarenakan kalor jenis batu lebih besar dari pada
kayu, sehingga untuk menaikan 1
0C bahan diperlukan jumlah kalor lebih besar batu ekspose
daripada dinding kayu.
Data kelembaban di kabupaten Wonosobo berdasar tabel 3 dan 5 menunjukan bahwa rumah
batu ekspose lebih lembab dari pada rumah kayu. Pada rumah batu ekspose terlihat bahwa
perubahan kelembapan setiap waktu lebih lamban daripada rumah kayu, padahal kelembaban di luar
rumah batu lebih cepat mengalami perubahan terlihat interval perubahan data kelembaban antara
kelembapan terkecil dan terbesar lebih besar rumah batu daripada rumah kayu, hal ini dikarenakan
konduktivitas termal antara batu (0,04 W/m
0C) dan kayu (0,12-0,14 W/m
0C) lebih besar kayu,
sehingga uap air yang ada dalam ruangan lebih mudah untuk di hilangkan.
Penelitian di Kabupaten Temanggung pada rumah dinding batu ekspose mengambil Sampel
di desa Tlahab Kecamatan kledung kabupaten temanggung. Adapun Hasil Pengukuran disajikan
pada tabel 6 dan 7
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆
6:00 19,8 18,3 1,5 20,7 20,7 0 20,3 17,8 2,5 20,1 17,9 2,2 24 18 6 7:00 19,8 18,5 1,3 21,1 20,7 0,4 20,2 18,5 1,7 20,2 19,0 1,2 20,8 20,9 0,1 8:00 20,9 20,4 0,5 22 25,4 3,4 21,4 23,4 2 21,2 21,4 0,2 21,2 21,5 0,3 9:00 21,4 22,0 0,6 22,4 24,5 2,1 21,7 26,5 4,8 20,9 22,9 2 22 24,4 2,4 10:00 24,2 24,2 0 22,5 26,3 3,8 22,2 24,4 2,2 21,5 24,2 2,7 22,5 26,0 3,5 11:00 24,3 24,5 0,2 22,8 26,1 3,3 22 24,9 2,9 22,2 25,6 3,4 23,3 27,0 3,7 12:00 24,6 24,9 0,3 23 26,3 3,3 21,9 24 2,1 22,2 22,5 0,3 23,6 26,5 2,9 13:00 25,8 25,9 0,1 23,1 26,4 3,3 22,5 22,4 0,1 22,2 24,5 2,3 24,3 27,5 3,2 14:00 25,3 25 0,3 23,2 26,1 2,9 22,4 27,3 4,9 22,5 24,3 1,8 24,1 26,2 2,1 15:00 25,4 23,6 1,8 22,3 26,3 4 22,7 25,6 2,9 22,5 23,1 0,6 24 25,1 1,1 16:00 24,2 22,7 1,5 22,6 25,4 2,8 22,5 22,5 0 22,7 24,3 1,6 23,9 24,4 0,5 17:00 23,4 21,9 1,5 22,9 23,3 0,4 22,4 21,3 1,1 22,7 22,4 0,3 23,2 22,3 0,9 18:00 23,1 20,1 3 22,7 23,7 1 21,9 20,4 1,5 22,5 21,6 0,9 23,4 21,5 1,9 19:00 21,8 19,6 2,2 22,6 23,2 0,6 21,8 19,4 2,4 22,4 20,9 1,5 23,4 20,4 3 20:00 21,1 19,5 1,6 22,6 23,2 0,6 21,3 19 2,3 22,3 20,2 2,1 23,4 20 3,4 21:00 21,4 19,1 2,3 22,7 22,7 0 21,8 18,9 2,9 22 20 2 23,4 19,6 3,8 22:00 21,1 18,9 2,2 22,6 22,5 0,1 21,4 19,6 1,8 21,9 19,7 2,2 23,2 19 4,2 23:00 20,9 18,9 2 22,4 22,2 0,2 21,4 19,3 2,1 21,4 18,9 2,5 22,9 18,6 4,3 0:00 20,8 18,8 2 22,3 21,9 0,4 21,4 19,3 2,1 21,2 18,8 2,4 22,5 18 4,5 1:00 20,4 18,6 1,8 22,3 21,6 0,7 21,2 19 2,2 21 19 2 22,1 18 4,1 2:00 20 18,2 1,8 22,2 21,4 0,8 21 18,9 2,1 21 19 2 21,8 17,9 3,9 3:00 19,9 18 1,9 22 21,1 0,9 21 18,9 2,1 20,7 18,8 1,9 21,6 17,9 3,7 4:00 19,8 18,1 1,7 21,3 20,5 0,8 20,8 18,5 2,3 20,5 18,4 2,1 21,4 18,2 3,2 5:00 19,7 18,1 1,6 18,8 20,4 1,6 20,6 18,5 2,1 20,5 18 2,5 21 17,8 3,2 T Max 25,8 25,9 3 23,2 26,4 4 22,7 27,3 4,9 22,7 25,6 3,4 24,3 27,5 6 T Min 19,7 18 0 18,8 20,4 0 20,2 17,8 0 20,1 17,9 0,2 20,8 17,8 0,1
22,05 20,74 1,40 22,21 23,41 1,56 21,58 21,18 2,21 21,60 21,06 1,78 22,79 21,53 2,91
S 2,07 2,66 0,95 2,16 0,70 2,93 0,84 2,40 1,07 3,45
∆ ±1,97
Tabel 6. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Batu Ekspose di Temanggung
(Sumber : Data Penulis, 2017)
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH
6:00 88,8 94,2 5,4 85,7 80 5,7 85 94,42 9,42 84,9 90,1 5,2 81 90,4 9,4 7:00 88,8 95,9 7,1 85,7 80 5,7 84,7 90,8 6,1 85,6 90,5 4,9 83 84,1 1,1
8:00 83,9 87,9 4 85 76 9 86 78,0 8 83,0 79,6 3,4 83,7 79,3 4,4
ISBN : 978-602-6865-41-0
13:00 78,4 75,7 2,7 88,1 68 20,1 81,9 77 4,9 81,6 69,9 11,7 70,3 56,6 13,7 14:00 80 78,5 1,5 88,1 70 18,1 82,9 65,2 17,7 85,7 77,7 8,0 72,7 63,1 9,6 15:00 79,5 84 4,5 88,3 68 20,3 82 67,2 14,8 88,1 84,9 3,2 71,5 64,4 7,1 16:00 82,9 88,4 5,5 86,4 71 15,4 82,8 79,7 3,1 88,0 81,7 6,3 70 66,9 3,1 17:00 84,1 90,3 6,2 89,4 74 15,4 83,2 80,9 2,3 88,8 89,4 0,6 79 84,5 5,5 18:00 84,4 91,3 6,9 88,4 74 14,4 81 83,2 2,2 89,3 90,5 1,2 82,9 90,4 7,5 19:00 85,5 95,4 9,9 88,4 74 14,4 84,8 95,2 10,4 89,6 94,9 5,3 82,6 87,8 5,2 20:00 88 96,1 8,1 90,4 75 15,4 82 90,8 8,8 88,7 97,2 8,5 81,7 88,9 7,2 21:00 87,6 96,6 9 89,6 74 15,6 83,4 93,7 10,3 88,3 96,6 8,3 81,9 89,8 7,9 22:00 87,8 97,3 9,5 88,9 75 13,9 84,5 88,7 4,2 87,8 94,3 6,5 80,9 89,5 8,6 23:00 88,1 97,8 9,7 88,4 75 13,4 83,9 88,1 4,2 87,7 97,2 9,5 80,3 89,6 9,3
0:00 87,8 96,9 9,1 89,1 76 13,1 84 89 5 85,6 95 9,4 79,7 86,3 6,6
1:00 86 94,7 8,7 86,1 77 9,1 83,4 88,8 5,4 86,3 95 8,7 79,2 83,4 4,2 2:00 86,1 95,1 9 87,9 77 10,9 83,3 89 5,7 85,9 94,1 8,2 79,1 84,8 5,7 3:00 87,9 95,9 8 86,3 78 8,3 85,4 90,9 5,5 85,2 90,9 5,7 81,1 94,2 13,1 4:00 87,8 95,8 8 88,4 77 11,4 84 90,9 6,9 85,6 96,1 10,5 80,5 91,2 10,7 5:00 87,7 94,8 7,1 88,2 78 10,2 83,8 90,7 6,9 87,6 96,3 8,7 80,2 91,4 11,2 RH Max 88,8 97,8 9,9 90,4 80 20,3 87,7 95,2 20,2 89,6 97,2 17,5 85,3 94,2 15,7 RH Min 78,4 75,7 1,5 80,9 68 5,7 81 65,2 2,2 81 64,7 0,6 70 56,6 1,1
84,70 89,86 6,15 87,04 74,17 12,88 84,09 83,65 8,02 85,96 86,46 7,93 79,62 80,69 8,36
S 3,53 7,74 2,42 3,64 1,64 9,08 2,54 10,86 4,29 11,25
∆ ±8,67
Tabel 7. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Batu Ekspose di Temanggung
(Sumber : Data Penulis, 2017)
Sedangkan untuk Sampel rumah kayu di ambil di Desa paponan Kecamatan kledung kabupaten
temanggung. Adapun Hasil Pengukuran disajikan pada tabel 8 dan 9
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) (Luar 0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆ Dlm (0C) Luar (0C) ∆
6:00 18,2 13,8 4,4 15,7 14,1 1,6 15,1 13,8 1,3 15 13,1 1,9 15,7 14,1 1,6 7:00 17,9 19,8 1,9 15,7 14,5 1,2 15 14,7 0,3 15,6 18,8 3,2 16,8 23,2 6,4 8:00 16,9 16,8 0,1 16,5 16 0,5 19,5 17 2,5 17,3 19,1 1,8 19,1 20,3 1,2 9:00 18,5 17,1 1,4 16,5 16,6 0,1 19 21,4 2,4 20,0 23,3 3,3 20,4 21,9 1,5 10:00 18,6 16 2,6 17,5 19,5 2 18,4 20,4 2 21,3 21,6 0,3 22,2 23,5 1,3 11:00 19,9 16,1 3,8 18,5 21,8 3,3 18,3 20,8 2,5 20,6 22,1 1,5 23,2 25,0 1,8 12:00 19 16,8 2,2 19,6 24 4,4 18,8 21,2 2,4 20 19,2 0,8 21 21,9 0,9 13:00 20,5 19,7 0,8 20,3 23,3 3 18,8 21,4 2,6 19,4 19,2 0,2 21,3 21,7 0,4 14:00 20,5 18,7 1,8 19,5 21,1 1,6 18,9 19,8 0,9 19,1 18 1,1 20 18,3 1,7 15:00 20,6 19,2 1,4 18,8 18,8 0 18,8 17,5 1,3 19,7 17,8 1,9 20,1 19,1 1 16:00 18,1 18,1 0 18,3 17,8 0,5 20,5 17,9 2,6 19,5 16,8 2,7 20 19,7 0,3 17:00 17,2 17,2 0 18 17,4 0,6 18,8 17,7 1,1 18,5 16,7 1,8 18,6 16,8 1,8 18:00 15,8 15,8 0 17,8 16,7 1,1 19 17 2 18,3 16,6 1,7 18,2 16,5 1,7 19:00 15,5 15,5 0 17,3 16,1 1,2 19,5 16,9 2,6 18,4 16,2 2,2 17,6 16,1 1,5 20:00 15,2 15,2 0 17,2 15,7 1,5 19,8 16,7 3,1 18,4 16,1 2,3 17,2 16,2 1 21:00 15,3 15,3 0 17 15,7 1,3 19,5 16,6 2,9 18 16 2 17,3 15,8 1,5 22:00 14,8 14,8 0 16,8 15,2 1,6 19,5 16,5 3 17,7 16 1,7 16,9 15,3 1,6 23:00 25,3 15 10,3 16,6 15,1 1,5 17,5 16,1 1,4 17,4 16,2 1,2 15,5 15 0,5 0:00 23,2 14,7 8,5 16,5 14,7 1,8 16,9 15,9 1 17,1 15,8 1,3 16 14,8 1,2 1:00 21,6 14,7 6,9 16,3 14,3 2 16,4 15,1 1,3 16,9 15,3 1,6 15,8 14,6 1,2 2:00 20,5 14,7 5,8 16,1 14,2 1,9 16,1 14,9 1,2 16,7 14,6 2,1 15,7 14,6 1,1 3:00 19,7 14,6 5,1 16 14,2 1,8 16 14,4 1,6 16,4 13,8 2,6 15,5 14,3 1,2 4:00 19,1 14,3 4,8 16 14,4 1,6 15,9 14,2 1,7 16,1 13,5 2,6 15,4 14,4 1 5:00 18,5 13,9 4,6 15,9 14,2 1,7 15,6 13,8 1,8 15,7 13 2,7 15,4 14,4 1 T Max 25,3 19,8 10,3 20,3 24,0 4,4 20,5 21,4 3,1 21,3 23,3 3,3 23,2 25,0 6,4 T Min 14,8 13,8 0 15,7 14,1 0 15 13,8 0,3 15 13 0,2 15,4 14,1 0,3 18,77 16,16 2,77 17,27 16,89 1,58 17,98 17,15 1,90 18,05 17,03 1,85 18,12 17,81 1,43
S 2,58 1,82 1,32 3,01 1,66 2,49 1,69 2,75 2,41 3,48
∆ ±1,91
Tabel 8. Hasil Pengukuran Suhu pada Rumah Kayu di Temanggung
(Sumber : Data Penulis, 2017)
Jam Dlm Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
(%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH Dlm (%) Luar (%) ∆RH
6:00 78,9 97 18,1 90,4 95,2 4,8 89 80 9 87,9 86 1,9 90,4 95,2 4,8
7:00 74,3 76,6 2,3 90,3 94,5 4,2 90,6 82 8,6 85,4 79 6,4 84,2 58,6 25,6
8:00 90 82,5 7,5 88,9 89,7 0,8 83 76 7 85 74 11 84,4 80,3 4,1
11:00 84,5 94,6 10,1 82,4 68 14,4 90,4 74 16,4 81,3 69 12,3 72,9 66,3 6,6 12:00 83,2 94,9 11,7 83,7 64,6 19,1 90,1 74 16,1 84,2 77 7,2 76 76 0 13:00 82,8 83,4 0,6 81,1 67,2 13,9 90,2 75 15,2 85 78 7 72,8 78,5 5,7 14:00 81,9 85,6 3,7 82,5 76,5 6 89,9 78 11,9 86,4 85 1,4 82 90,4 8,4
15:00 81,9 81,9 0 84,6 84,7 0,1 90 85 5 88 86 2 82 86 4
16:00 84,9 84,1 0,8 86,1 85 1,1 83,5 86 2,5 85,3 87 1,7 81 85 4
17:00 87,2 87,2 0 86,2 87,7 1,5 83,4 86 2,6 87,5 89 1,5 82,8 90,4 7,6
18:00 95 95 0 86,2 89,1 2,9 87,5 87 0,5 86 88 2 85,2 94,7 9,5
19:00 96 96 0 89,3 90,8 1,5 83,8 89 5,2 89,5 89 0,5 84,7 94,1 9,4
20:00 96,1 96,1 0 90 90,7 0,7 83,8 90 6,2 85,6 88 2,4 87 95,1 8,1
21:00 97,5 97,5 0 90 94,4 4,4 84 95 11 85,6 90 4,4 88,1 93,8 5,7
22:00 96 96 0 90,7 94,3 3,6 82,2 95 12,8 85,5 95 9,5 86,3 95,8 9,5 23:00 63,7 97,4 33,7 90,1 94,7 4,6 88,5 93 4,5 88,1 95 6,9 87,8 96 8,2
0:00 67,3 97,4 30,1 90,3 95 4,7 90 95 5 88,7 95 6,3 89 97,1 8,1
1:00 70,5 96,1 25,6 90 95 5 89,2 94 4,8 88,7 96 7,3 89,2 97,5 8,3
2:00 73,4 94,8 21,4 90,5 95,9 5,4 90,1 95 4,9 88,7 95 6,3 89,8 97,1 7,3
3:00 74 90 16 90,6 96,1 5,5 90,5 92 1,5 88,3 96 7,7 89,5 97 7,5
4:00 75,2 91,4 16,2 91 96,3 5,3 90,7 94 3,3 87,7 97 9,3 89,9 96,9 7 5:00 77,6 96,3 18,7 90,6 96 5,4 90,4 95 4,6 85,1 97 11,9 89,8 97,2 7,4 RH Max 97,5 97,5 33,7 91,1 96,3 19,1 90,7 95 16,4 89,5 97 15,9 90,4 97,5 25,6 RH Min 63,7 76,6 0 81,1 64,6 0,1 82,2 72 0,5 80,9 65 0,5 70,9 58,6 0
83,15 91,35 9,22 88,00 87,78 5,26 87,68 85,71 7,71 86,26 86,17 6,53 84,04 87,48 7,44
S 9,88 6,12 3,21 9,94 3,18 8,30 2,19 9,49 5,84 11,71
∆ ±7,23
Tabel 9. Hasil Pengukuran Kelembaban pada Rumah Kayu di Temanggung
(Sumber : Data Penulis, 2017)
Berdasar dari tabel 6 dan 8, suhu ruangan pada rumah dinding batu ekspose dan rumah
dinding kayu di Kabupaten Temanggung menunjukan bahwa pada dinding batu ekspose suhu ruang
rata rata antara 21,58
0C sampai dengan 22,79
0C dan pada rumah kayu suhu rata-rata ruang berkisar
17,27
0C sampai dengan 18,77
0C secara data memang lebih hangat dinding batu ekspose tetapi
secara perbandingan rata – rata setiap rumah antara dinding kayu dan batu ekspose lebih besar
dinding kayu, hal ini menunjukan dinding rumah dinding kayu lebih dapat menghasilkan kondisi termal
yang lebih baik dari pada kondisi termal di luar.
Berdasar data standar deviasi laju perubahan suhu dapat di lihat bahwa rumah kayu memiliki
laju perubahan suhu lebih cepat daripada rumah batu ekspose setiap waktunya, hal ini di sebabkan
karena rumah batu memiliki kalor jenis yang tinggi daripada rumah kayu, sehingga untuk menaikan
1
0C bahan diperlukan kalor yang lebih besar daripada bahan kayu.
Data kelembaban udara pada sampel di kabupaten Temanggung berdasar tabel 9 dan 7
diperoleh bahwa pada rumah dinding batu ekspose diperoleh kelembaban dari lima rumah sampel
memiliki kelembaban rata – rata 79,62 – 87,04%, sedangkan pada rumah dinding kayu 83,15 –
88,00%, dalam perhitungan secara rata – rata kelembaban udara dalam ruang lebih tinggi rumah
kayu, namun jika kita melihat data suhu kelembaban udara luar ruang dan laju perubahan
kelembaban mulai pukul 15.00 sampai dengan 05.00 WIB (pada saat sebagian besar rumah ventilasi
mulai di tutup) laju perubahan kelembaban udara dinding kayu lebih dapat menurunkan
kelembapannya, sedangkan rumah dinding batu ekspose lebih pelan menurunkan kelembabannya
ini menjadikan rumah lebih lembab.
Bedasar dari analisis data pada daerah lereng pegunungan di daerah kabupaten Wonosobo,
dan Temanggung diperoleh bahwa antara rumah tinggal verbakuler berdinding batu ekspose dan
dinding kayu, lebih efektif rumah dinding kayu. Secara fisika bahwa besar konduktivitas termal antara
batu ekspose dan kayu lebih besar kayu, dimana kalor jenis kayu 0,12-0,14 W/m
0C dan batu 0,04
W/m
0C (Kane & Sternheim, 1988) secara fisika dinding batu lebih lambat dalam melepas atau
menyerap kalor, karena sifat konduktornya lebih kecil daripada kayu sehingga dalam proses transfer
panas, dinding batu lebih lambat, kalor jenis antara batu dan kayu lebih besar batu, dimana kalor
jenis kayu adalah 400 Kkal/kg
0C (Kane & Sternheim, 1988), sehingga dalam menyerap atau melepas
kalor dinding batu lebih banyak membutuhkan kalor lebih besar.
ISBN : 978-602-6865-41-0
memiliki kalor jenis bahan yang lebih besar dan konduktivitas termal lebih rendah, maka dinding batu
ekpose lebih lamban dalam transfer panas, dan karna memiliki kalor jenis yang tinggi maka dalam
menyerap atau melepas kalor membutuhkan kalor yang besar, sementara suhu di daerah
pegunungan relatif kecil sehingga dalam menyimpan kalor rumah batu menjadi lebih sedikit, saat
kondisi termal luar ruang lebih panas, dinding batu ekspose lamban dalam menyesuaikan karena
faktor kalor jenis, sehingga kurang maksimal dalam menciptakan kenyamanan termal dalam ruangan.
Sementara saat suhu termal luar ruangan lebih dingin, kalor yang ada dalam ruangan harus dilepas
untuk menyesuaikan dengan keadaan luar sehingga kenyamanan dalam ruangan menjadi lebih
dingin.
Variabel kelembaban juga tidak jauh beda dengan dengan teori kalor. Secara teori saat suhu
udara tinggi kelembaban udara rendah, dan saat suhu rendah kelembaban udara tinggi, hal ini akan
lebih terlihat pada saat ventilasi pada ruangan ditutup (pukul 15.00 sampai 05.00 WIB), pada rumah
dinding kayu dapat menciptakan kelembaban yang lebih nyaman daripada lingkungan luar,
sedangkan pada dinding batu ekspose saat ventilasi ditutup (pukul 15.00 sampai 05.00 WIB) dimana
suhu udara rendah dan kalor dalam ruangan terserap keluar keadaan kelembaban udara dalam ruang
dinding batu ekpose setabil pada kodisi tinggi. Sedangkan pada saat pagi sampai siang dinding kayu
menyesuaikan keadaan termalnya, sedangkan pada dinding batu ekspose masih dalam keadaan
dingin dan lambat
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasar penelitian yang sudah di laksanakan dapat di simpulkan bahwa rumah dinding kayu
lebih cocok digunakan pada daerah pegunungan, yang dikarenakan perubahan suhu luar ruang relatif
lebih kecil, rumah dinding kayu lebih mudah menyerap panas dan menjaga panas dalam ruangan
sehingga lebih dapat menciptakan kenyamanan termal. Sedangkan untuk rumah dinding batu
eskpose lebih cocok digunakan pada daerah dengan kondisi termal ekstrim, dimana saat siang hari
suhu udara lebih terasa panas dan malam hari suhu udara lebih dingin, karena saat siang hari sifat
konduktivitas termal dan kalor jenis bahan lebih bekerja maksimal sementara keadaan dalam ruangan
tidak terlalu panas, sementara pada saat malam dimana udara sangat dingin, kalor dalam ruang
secara lebih pelan melepas, sehingga kondisi dalam ruang lebih hangat. Rumah dinding batu
ekspose akan lebih efektif disaat kondisi musim kemarau dimana perbedaan suhu antara siang dan
malam hari sangat besar pada daerah pegunungan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terselesaikan artikel hasil penelitian ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalam – dalamnya kepada :
1. Allah S.W.T. atas limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan
menyelesaikan artikel dengan baik.
2. Kemenristek Dikti. Atas dana batuan/Hibah yang telah di berikan sehingga peneliti dapat
melaksanakan penelitian dari tahap awal hingga penyusunan artikel hasil penelitian ini
3. Rektor dan Keluarga Besar UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, atas dukungan, masukan dan
arahannya sehingga dapat terselesaikannya artikel penelitian ini
4. Keluargaku tercinta.
DAFTAR PUSTAKA
Asan, H. 2006. “Numerical computation of time lags and decrement factors for different building
materials. Building and Environment 41 (2006)” 615–620.
Basaria, T. 2005. “Menciptakan Kenyamanan Thermal dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik
Industri”. Vol. 06, No. 03, Hal. 148-158
Hermawan, E. Priyanto, & E. Setyowati. 2014. “The Diference of Thermal Performance Between
House With Wooden Walls and Exposed Brick Walls in Tropical Coasts. Proseeding
Environmental Sciences”. 23 (2015), Hal. 168-174. International Conference on Tropical
and Coastal Region Eco-Development 2014(ICTCRED 2014).
Nematchoua, M. K., Tchinda, R., Ricciardi, P., & Djongyang, N. 2014. “A field study on thermal
comfort in naturally-ventilated buildings located in the equatorial climatic region of
Cameroon. Renewable and Sustainable Energy Reviews”, 381–393
Nematchoua, Modeste Kameni J.A. 2016. “Building Construction material effect in tropical wet and
cold climates: A case study of office buildings in Cameroon. Case Studies in Thermal
engineering”, 55-65