RAHASIA MEDIS PENDERITA HIV/AIDS
DIKAITKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT DALAM BIDANG PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS
HIV/AIDS’s Patient Privacy and Confidentiality in Association with Public Protection against HIV/AIDS Transmissions
TESIS
Untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Derajat Sarjana Strata Dua
Program Studi Hukum Kesehatan
Oleh
Farid
NIM 05.93.0081
PROGRAM PASCASARJANA UNIKA SOEGIJAPRANATA
RAHASIA MEDIS PENDERITA HIV/AIDS
DIKAITKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT DALAM BIDANG PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS
Diajukan Oleh
Farid
NIM 05.93.0081
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama
DJISMAN SAMOSIR, SH. MH Tanggal ………
Pembimbing Pendamping
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim,
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga saya dapat
mengikuti Program Pascasarjana Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik
Soegijapranata serta dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah banyak
meluangkan waktu serta membantu penulis selama masa pendidikan hingga
terselesaikannya tesis ini.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih
kepada Prof. Dr. M. Sastrapratedja, SJ., selaku Rektor Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang, Vincent Didiek Wiet Aryanto, Ph.D., selaku Direktur
Program Pascasarjana dan Prof. Dr. Agnes Widanti S, SH., CN., selaku Ketua
Program Studi Magister Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Kepada tim pembimbing Prof. Dr. Wila Chandrawila S., SH., Djisman
Samosir, SH., MH., dan Endang Wahyati, SH., MH., yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan, saran, kritik serta
koreksi, perkenankanlah saya sampaikan rasa terima kasih yang mendalam serta
penghargaan yang setinggi-tingginya atas kesabaran dan ketekunannya dalam
memberikan bimbingan selama masa pendidikan, khususnya dalam penyusunan
tesis ini.
Terima kasih secara khusus juga saya sampaikan kepada Handy Sobandi, SH.,
MKn., Mhum. selaku penguji yang sekaligus juga banyak membantu penulis
dengan memberikan berbagai pengarahan dan bimbingan.
Kepada para staf pengajar Program Pascasarjana Magister Hukum Kesehatan
sangat mendalam atas bimbingan yang telah diberikan selama masa pendidikan
ini.
Kepada rekan-rekan sejawat, saya sampaikan rasa terima kasih yang tulus atas
pengertian, kerjasama dan rasa kekeluargaan yang telah terjalin selama ini,
semoga kerjasama ini dapat berlanjut di kemudian hari.
Kepada ibunda Hj. Sidah, ayahanda H. Husin almarhum, kakak-kakak serta
adik yang saya cintai, yang dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan telah
membesarkan dan memberikan bimbingan, bantuan, dorongan semangat serta
mendoakan tiada henti, saya sampaikan terima kasih dan rasa hormat yang
setinggi-tingginya, semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu melindungi dan
memberikan rahmat-Nya.
Ucapan terima kasih yang sangat khusus, saya ucapkan kepada istriku
tercinta, Elsa Gustianty yang dengan penuh kesabaran, pengertian dan
pengorbanan telah memberikan semangat dan ketabahan serta mendampingi saya
selama menempuh pendidikan ini. Juga anakku tersayang Farisa Raudina yang
menjadi pendorong dan pemacu semangat untuk segera menyelesaikan pendidikan
ini.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang namanya tidak
dapat disebutkan satu-persatu, yang turut membantu selama saya menempuh
pendidikan maupun dalam penyelesaian tesis ini, semoga Allah Subhanahu
Wata’ala membalas segala jerih payah Bapak/Ibu/Saudara sekalian.
Akhir kata, saya bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena hanya
atas izin-Nya, maka tesis ini dapat diselesaikan.
Amin. Ya Robbul Alamin.
Bandung, Maret 2007
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar Daftar Isi Abstrak Abstract ii iii v viii ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Rahasia Medis Penyakit Menular HIV/AIDS
1. Penyakit Menular
a. Pengertian
b. Penggolongan Penyakit Menular
c. Wabah Penyakit Menular
d. Kebijakan Pemerintah Dalam Pencegahan
Penyakit Menular
2. Penyakit HIV/AIDS
a. Pengertian
b. Ruang Lingkup
c. Penatalaksanaan Umum
3. Rahasia Medis
a. Pengertian
b. Rahasia Medis Dalam Penyelenggaraan Praktek
Kedokteran
c. Rahasia Medis Penderita HIV/AIDS
BAB III
BAB IV
B. Perlindungan Hukum Dalam Bidang Pencegahan
Penularan HIV/AIDS
1. Tujuan Hukum
2. Pengertian Perlindungan Hukum
3. Perlindungan Hukum Dalam Bidang Kesehatan
4. Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Dalam Bidang
Pencegahan Penyakit Menular
5. Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Dalam Bidang
Pencegahan Wabah Penyakit Menular
6. Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Dalam Bidang
Penanggulangan Penyakit Menular
7. Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Dalam Bidang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
8. Overmacht atau Keadaan Memaksa
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan Yuridis Normatif
B. Spesifikasi Penelitian
C. Jenis Data
D. Variabel dan Definisi operasional
E. Metode Pengumpulan Data
F. Metode Analisis Data
G. Jadual Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hubungan Antara Kebijakan Pemerintah Dalam
Mempertahankan Rahasia Medis Penderita HIV/AIDS
Dengan Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Dalam
Bidang Pencegahan Penularan HIV/AIDS
BAB V
B. HIV/AIDS Sebagai Wabah Penyakit Menular
C. Rahasia Medis Penderita HIV/AIDS Yang Memenuhi
Aspek Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
57
62
69
69
71
ABSTRAK
Masalah : Apakah kebijakan pemerintah mempertahankan rahasia medis penderita HIV/AIDS dapat menyebabkan tidak terpenuhinya perlindungan hukum bagi masyarakat, dan bagaimana seharusnya rahasia medis penderita HIV/AIDS, serta apakah HIV/AIDS dapat dikategorikan sebagai wabah penyakit menular. Tujuan : Untuk mengetahui apakah kebijakan pemerintah mempertahankan rahasia medis penderita HIV/AIDS dapat menyebabkan tidak terpenuhinya perlindungan hukum bagi masyarakat dalam bidang pencegahan penularan HIV/AIDS dan bagaimana seharusnya rahasia medis penderita HIV/AIDS agar dapat memenuhi aspek perlindungan hukum bagi masyarakat.
Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yuridis normatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier, yang kemudian dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian : Kewajiban menghormati hak dasar manusia tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang pelaksanaannya diatur dengan Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1988 dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan rahasia medis penderita HIV/AIDS adalah di terbitkannya Instruksi Menkes RI Nomor 72/Menkes/Instrk/1988 dan SK. Menko Kesra Nomor 9 Tahun 1994 yang sangat memperhatikan kerahasiaan pribadi penderita. Adapun perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dalam hal pencegahan penyakit menular adalah dengan diterbitkannya Undang-Undang No 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular dan Permenkes Nomor 560/Menkes/PER/VIII/1989 dengan tujuan untuk melindungi penduduk dari malapetaka yang ditimbulkan wabah sedini mungkin.
Mempertahankan rahasia medis penderita HIV/AIDS, berarti tujuan perlindungan hukum kepada penduduk yang belum terinfeksi HIV menjadi tidak tercapai sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya perlindungan hukum bagi masyarakat dalam bidang pencegahan penularan HIV/AIDS.
AIDS adalah penyakit pandemi yang disebabkan oleh virus HIV. Dalam dua dekade sejak ditemukan, AIDS telah menjadi epidemic global, 5 juta orang telah terinfeksi dan 3 juta meninggal. Di Indonesia, menurut estimasi Depkes jumlah masyarakat tertular 169.000-216.000, dan memperlihatkan tren yang meningkat hampir 100% dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi epidemi karena menyebar di semua propinsi dan menimbulkan malapetaka berupa kematian. Oleh karena itu HIV/AIDS dapat dikategorikan sebagai wabah penyakit menular. Rahasia medis penderita HIV/AIDS dapat dibuka atas dasar kepentingan umum. Hal ini disebabkan karena adanya pertentangan antara kewajiban hukum dengan suatu kepentingan hukum, sehingga berlaku pasal 48 KUHP tentang overmacht. Rahasia medis penderita HIV/AIDS yang memenuhi aspek perlindungan hukum adalah yang bersifat khusus dan terbatas.
ABSTRACT
Problems: Could government policy to protect patient privacy and confidentiality harm the public, what should we do about this and whether HIV/AIDS is an infectious disease.
Purpose: to find out whether government policy to protect patient privacy and confidentially can harm the public, what should we do about this so we can protect the public health against this transmissible disease
Method : this is a descriptive study with normative juridical approach. Data in this study is a secondary data from primary, secondary and tertiary law products, then were analyzed qualitatively.
Result: the obligation to respect individual human right is written in introduction of UUD 1945, TAP MPR RI No XVII/MPR/1988 and UU No 39/1999. Government policy for HIV/AIDS patient’s privacy and confidentiality base on health minister instruction No.72/Menkes/Instrk/1998 . To protect public from infectious diseases (UU Nomor 4 tahun 1984 and Permenkes RI Nomor 560/Menkes/PER/VIII/1989).
HIV/AIDS is a pandemic disease caused by HIV virus. In the last two decades AIDS has become a global epidemic, 5 million people have infected, 3 million among them have died. In Indonesia, base on ministry of health estimation, about 169000-216000 people affected, there was a tendency to increase into almost 100% in the last 5 years. That is why HIV/AIDS is called infectious disease outbreaks.
Patient confidentiality could be override because there is a conflict between patient’s right and public protection, this condition called overmacht ( KUHP pasal 48).